BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai isolasi senyawa aktif antibakteri yang terkandung dalam fraksi-fraksi dari ekstrak etil asetat buahMedinilla speciosa.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap fraksi aktif antibakteri dengan menggunakan bakteri Gram positif dan Gram negatif lainnya. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai bioaktivitas lainnya dari
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, S.S. 2003.Kimia Organik edisi 11. Jakarta : Erlangga.
Ahmad, Tasneef., Swatantra Bahadur S.,S. Pandey.2013. Phytochemical Screening and Physicochemical Parameters of Crude Drugs : A Brief Review. International Jurnal of Pharma Research and Review; 2(12):53-60. India
Ajizah, A. 2004. Sensivitas Salmonella Typhimurium Terhadap Ekstrak Daun Psidium Guajava L. Bioscientiae. Vol.1 (31-38)
Anggana, A.F. 2011. Kajian Etnobotani Masyarakat di Sekitar Taman Nasional Gunung Merapi. Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Ansel, H. C..1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Universitas Indonesia, Jakarta,
Cahyani, Vita. 2009. Pengaruh Beberapa Metode Sterilisasi Tanah Terhapad Status Hara, Populasi Mikrobiota, Potensi Infeksi Mikrorisa dan Pertumbuhan Tanaman. Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi.
Choma, I.M, Grzelak, E.M. 2010. Bioautographic Detection in Thin Layer Chromatography. Journal of Chromatography A. Poland : Elseveir.
Ciesla, L. dan Waksmundzka-Hajnos, M. 2009. Two Dimensional Thin-Layer Chromatography in the Analysis of Secondary Plant Metabolites. Journal of Chromatography A, 1216: 1035-1052.
Dai, Muhammad.,Fiqhanisa. 2012. Pengaruh Partisi Bertingkat Cair-Cair Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Terhadap Profil Kandungan Senyawa Kimia dan Aktivitas Antiradikalnya. Naskah Publikasi, UMS.
Dwijosaputro, D. 2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi Cetakan 17. Jakarta: Djambatan.
Departemen Kesehatan RI. 1989. Materia Medika Indonesia V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 549-553.
Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Dirjen POM Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta : Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
Ganiswarna S. G. 1995. Farmakologi dan Terapi ed. 4. Jakarta : UI-Fakultas Kedokteran.
Gilbert, John C. and Stephen F. Martin. 2011. Experimental Organic Chemistry : A Miniscale and Microscale Approach. Boston : Cengange Learning.
Gritter, R.J., Bobbit, J.M., & Schwarting A.E,. 1991. Pengantar Kromatografi. Terjemahan dari Introduction to Chromatography (Padwinata K & Soediro I, Penerjemah). Bandung : ITB Press.
Handa, S. 2008. Extraction Technologies for Medicinal and Aromatic Plants (hal.22-24). Trieste : International Centre for Science and High Technology. Harborne, J.B.1987. Metode Fitokimia II. Diterjemahkan oleh Kosasih Patmawinata dan Iwang Sudiro. Bandung : Penerbit ITB.
Harjono, Sastrohamidjojo. 1992. Spektroskopi Inframerah. Yogyakarta : Liberty. Harmita. 2006. Buku Ajar Analisis Fisikokimia. Depok : Departemen Farmasi FMIPA UI.
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Jilid 2. Jakarta.
Ismail, Sabariah. 2011. An Antimicrobial Compound Isolated from Cinnamomum Iners Leaves with Activity against Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus. Molecules journal 1420-3049.
Jawetz, M. And Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran edisi 20. Jakarta : EGC.
Jones, W. P., Kinghorn, A. D. 2006. Extraction of Plant Secondary Metabolites. In : Sharker, S.D. Latif Z., Gray A.L, eds. Natural Product Isolation, 2ndEdition. New Jersey : Humana Press. Pp. 341342.
Kanazawa A, Ikeda T, Endo T. 1995. A Novel Approach to Made of Action on Cationic Biocides : Morfological Effect on Antibacterial Activity. Jappl Bacteriol 78 : 55-60
Kosela, S. 2010. Cara Mudah dan Sederhana Penentuan Struktur Molekul Berdasarkan Spektra Data. Jakarta : UI Press.
Kowalska, T., dkk. 2008. Thin Layer Chromatography in Phytochemistry. Boca Raton : CRC Press.
Krieg, N.R and Holt. J.G. 1984. Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology, Vol I. Baltimore. USA.
Lorian, V.1980. Antibiotics in Laboratory Medicine Jilid I. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Margono, S.A. dan Zandrato, R.N. 2006. Sintesis diasetil gamavuton dengan menggunakan asetil klorida sebagai acylating agent. Majalah Farmasi Indonesia, 17 (1), 25-31.
Masyhud. 2010. Tanaman Obat Indonesia. http://www.dephut. go.id/indexphp =id /node/54(diakses tanggal 12 Januari 2011).
Mojab F, Poursaeed M, Mehrgan H, Pakdaman S (2008). Antibacterial activity of Thymus daenensis methanolic extract. Pak. J. Pharm Sci., 21(3): 210-213
Mukarromah, Nurul. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Beberapa Fraksi Dari Ekstrak Buah Parijoto Dengan Metode Bioautografi. Jakarta (skripsi) Program Studi Farmasi UIN.
Natheer, S.E., C. Sekar., P. Amutharaj., M. Syed Abdul Rahman and K. Keroz Khan. 2012. Evaluation of Antibacterial Activity of Morinda citrifolia, Vitex
trifolia and Chromolaena odorata. African journal of Pharmacy and Pharmacology Vol.6, pp. 783-788
Ngajow, Mercy, dkk. 2013. Pengaruh Antibakteri Ekstrak Kulit Batang Matoa terhadap Bakteri S.aureus secara In vitro. Jurnal MIPA Unsrat.
Nurwanto dan Djariah, A. S. 1997. Mikrobiologi Pangan Hewan Nabati. Kanisius: Yogyakarta.
Pardede, Antoni, dkk. 2013. Ekstraksi dan Karakterisasi Pektin dari Kulit Kemiri. Media Sains Vol 5 No.1.
Pavia,D.L., Lampman, G.M. and Kriz, G.S., 2001, Introduction to Spectroscopy, Third Edition, Thomson Learning.
Pelczar, M.J. dan E.C.S. Chan. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi jilid 1 dan 2. Jakarta : UI Press.
Poole, C. 2003. Thin-layer chromatography : challenges and opportunities. Journal of Chromatography A, 1000: 963-984.
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.Edisi 4.Jakarta:EGC.
Pramita, Diasyti, dkk. 2013. Karakterisasi Senyawa Alkaloid dari Fraksi Etil Asetat Daun Kesum(Polygonum minus Huds).
Pratiwi, S.,T. 2008.Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga.
Retnaningtyas, E dan S. Mulyani. 2008. Uji Antibakteri Ekstrak Metanol Daun Senggani (Melastoma candidum, D. Don) terhadap Bakteri Salmonella typhi, Shigela dysentriae dan Escherichia coli. Laporan Penelitian. Surakarta: LPPM UNS.
Rositawati, Agustina L, dkk. 2013. Rekristalisasi Garam Rakyat dari Daerah Demak untuk Mencapai SNI Garam Industri. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, vol.2 No.4: 217-225.
Ryan, K.J., J.J. Champoux, S. Falkow, J.J. Plonde, W.L. Drew, F.C. Neidhardt, and C.G. Roy. 1994. Medical Microbiology An Introduction to Infectious Diseases. 3rded. Connecticut: Appleton&Lange. p.254.
Saifudin, A., Rahayu, V. and Teruna, H.Y. 2011. Standardisasi Bahan Obat Alam. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sasongko, H & W. Asmara, 2002, Pengaruh Minyak Atsiri Dlingo (Acorus calamus L.) terhadap Profil Protein Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif, Teknosains, 15(3): 527-543.
Sherma, J. Dan Fried, B. 2003. Handbook of Thin-Layer Chromatography edisi ketiga. New York : Marcell Dekker.
Smith-Keary P.F. 1988. Genetic Elaments In Escherichia coli, Macmillan Molecular biology series, London.
Singh, J. 2008. Maceration, Percolation and Infusion Technique for the Extraction of Medicinal and Aromatic Plants (Hal 81). Trieste : International Centre for Science and High Technology.
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Binarupa Aksara, Jakarta.
Stahl, Egon. 1969. Apparatus and General Techniques in TLC. Berlin : Springer-Verlag.
Stahl, Egon. 1985. Analisa Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. Penerjemah : Kosasih Padmawinata. Bandung : Penerbit ITB.
Supratman, Unang. 2010. Elusidasi Struktur Senyawa Organik Metode Spektroskopi untuk Penentuan Senyawa Organik. Bandung : Widya Padjajaran.
Tjay, T.H. dan K. Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting. Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Valgas, Cleidson, Simone Machado de Souza, Elza F A Smania, Artur Smania Jr. 2006. Screening Method to Deterrmine Antibacterial Activity of Natural Products. Brazilian Journal Microbiologi 38:369-380.
Voight, T. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi V. Alih Bahasa Noerono, S. Universitas Gajah Mada Press : Yogyakarta. Hal 564.
Volk, W.A dan Margareth, F.W. 1993. Mikrobiologi Dasar Penerbit Erlangga. Jakarta. hal 200-207.
Wachidah, Leliana N. 2013. Uji Aktivitas Antioksidan Serta Penentuan Kandungan Fenolat Dan Flavonoid Total Dari Buah Parijoto. Jakarta (skripsi) Program Studi Farmasi UIN.
Warsa, U.C. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Revisi. Jakarta : Penerbit Binarupa Aksara. hal. 103-110.
Wibowo, H.A., Wasino & Dewi Lisnoor Setyowati. 2012. Kearifan Lokal dalam Menjaga Lingkungan Hidup (Studi Kasus Masyarkan di Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus).Journal of educational Social Studies 1 (1) : 25-30 Zuhud,. 2001. Aktivitas antimikroba ekstrak kedaung (Parkia roxburghii G Don) terhadap bakteri pathogen, Teknol & Indusri Pangan. XII(1): hal. 6-12
Lampiran 2.Alur Penelitian
Penyiapan simplisia
Pembuatan ekstrak parijoto dengan metode maserasi dengan metanol dan dipartisi dengan n-heksan dan etil asetat.
Ekstrak etil asetat
Pengukuran Kadar Air Fraksinasi dengan Skrining Fitokimia
kromatografi kolom
Uji aktivitas antibakteri dengan bioautografi
Fraksi aktif antibakteri
Pemurnian fraksi dengan rekristalisasi
Dievaporasi dengan vacum evaporator
Dievaporasi dengan vacum evaporator
Dipartisi dengan 100 ml n-hekksan
Dipartisi dengan 100 ml etil asetat
Lampiran 3. Bagan Alur Kerja Ekstraksi dan Partisi Buah Medinilla speciosa Blume
BuahMedinilla speciosasegar disortasi kering
Sampel halus dimaserasi dengan metanol 15 L
Buah diblender dan ditimbang
3,2 kg Dicuci dengan air
mengalir dan dikeringanginkan
Disaring
Maserat Ampas
Ekstrak kental
Fraksi n-heksan Fraksi metanol
Fraksi etil asetat Fraksi metanol
Ekstrak etil asetat Ekstrak metanol Ekstrak n-heksan
Pemisahan dengan kromatrografi kolom
Difraksinasi denga kromatrografi kolom
Fasa diam silika gel 90 g
Fase gerak : N-heksana : etil asetat dengan sistem gradien
Lampiran 4.Bagan Kerja Fraksinasi dengan Kromatografi Kolom
Ekstrak etil asetat buahMedinilla speciosasebanyak 19,6 g
F.1 1-3 F.2 4-7 F.3 8-9 F.4 10-12 F.5 13-17 F.6 18-21 F.7 22-25 F.8 26 F.9 27 F.10 28 F.11 29 F.12 30 F.13 31-32 F.14 33-34 F.15 35-36 F.16 37-38 F.17 39-40 F.18 41-49 F.19 50 F.20 51 F.21 52-53 F.22 54-56 F.23 57-70 F.24 71-78 F.25 79-84
Uji aktivitas antibakteri dengan metode bioautografi
Lampiran 5.Bobot Masing-Masing Fraksi Hasil Kromatografi Kolom
Fraksi Gabungan Vial
Nomor Bobot (g) 1 1–3 0,0139 2 4–7 0,5552 3 8–9 0,0889 4 10–12 0,2453 5 13–17 0,0250 6 18–21 0,0363 7 22–25 0,0483 8 26 0,1828 9 27 0,2947 10 28 0,0390 11 29 0,0218 12 30 0,0119 13 31–32 0,0225 14 33–34 0,0247 15 35–36 0,0996 16 37–38 0,0517 17 39–40 0,0556 18 41–49 0,3403 19 50 0,1397 20 51 0,1955 21 52–53 0,3111 22 54–56 0,1845 23 57–70 1,0680 24 71–78 4,0913 25 79–84 0,9402
Lampiran 6.Data Profil KLT Eluat Hasil Fraksinasi dari Ekstrak Etil Asetat dengan Kromatografi Kolom
No. Eluat
Fase Gerak Jumlah
Spot
No. Eluat
Fase Gerak Jumlah
spot Ga m b ar ( a)
1 n-heksan : etil asetat (8:2) 1
Ga m b ar (b )
26 n-heksan : etil asetat (4:6) 4
3 n-heksan : etil asetat (8:2) 1 28 n-heksan : etil asetat (4:6) 3
5 n-heksan : etil asetat (8:2) 4 29 n-heksan : etil asetat (4:6) 2
7 n-heksan : etil asetat (8:2) 4 30 n-heksan : etil asetat (4:6) 3
8 n-heksan : etil asetat (8:2) 4 31 n-heksan : etil asetat (4:6) 3
10 n-heksan : etil asetat (8:2) 4 32 n-heksan : etil asetat (4:6) 3
12 n-heksan : etil asetat (8:2) 4 33 n-heksan : etil asetat (4:6) 3
14 n-heksan : etil asetat (8:2) 5 34 n-heksan : etil asetat (4:6) 3
16 n-heksan : etil asetat (8:2) 5 35 n-heksan : etil asetat (4:6) 3
18 n-heksan : etil asetat (8:2) 1 36 n-heksan : etil asetat (4:6) 3
20 n-heksan : etil asetat (8:2) 1 37 n-heksan : etil asetat (4:6) 3
22 n-heksan : etil asetat (8:2) 2 38 n-heksan : etil asetat (4:6) 3
24 n-heksan : etil asetat (8:2) 2 39 n-heksan : etil asetat (4:6) 3
40 n-heksan : etil asetat (4:6) 3
No. Eluat
Fase Gerak Jumlah
Spot
No. Eluat
Fase Gerak Jumlah
spot Ga m b ar ( C )
41 n-heksan : etil asetat (4:6) 4
Ga m b ar ( e)
71 etil asetat : metanol (8:2) 2
42 n-heksan : etil asetat (4:6) 4 72 etil asetat : metanol (8:2) 3
43 n-heksan : etil asetat (4:6) 4 73 etil asetat : metanol (8:2) 3
44 n-heksan : etil asetat (4:6) 4 74 etil asetat : metanol (8:2) 3
45 n-heksan : etil asetat (4:6) 4 75 etil asetat : metanol (8:2) 3
46 n-heksan : etil asetat (4:6) 4 76 etil asetat : metanol (8:2) 3
47 n-heksan : etil asetat (4:6) 4 77 etil asetat : metanol (8:2) 3
48 n-heksan : etil asetat (4:6) 4 78 etil asetat : metanol (8:2) 3
49 n-heksan : etil asetat (4:6) 4 79 etil asetat : metanol (8:2) 3
50 n-heksan : etil asetat (4:6) 2 80 etil asetat : metanol (8:2) 3
51 n-heksan : etil asetat (4:6) 4 81 etil asetat : metanol (8:2) 3
52 n-heksan : etil asetat (4:6) 4 82 etil asetat : metanol (8:2) 2
53 n-heksan : etil asetat (4:6) 4 83 etil asetat : metanol (8:2) 2
54 n-heksan : etil asetat (4:6) 4 84 etil asetat : metanol (8:2) 2
55 n-heksan : etil asetat (4:6) 4 56 n-heksan : etil asetat (4:6) 4
Ga m b ar ( d )
57 n-heksan : etil asetat (4:6) 4 58 n-heksan : etil asetat (4:6) 4 59 n-heksan : etil asetat (4:6) 4 60 n-heksan : etil asetat (4:6) 4 61 n-heksan : etil asetat (4:6) 4 62 n-heksan : etil asetat (4:6) 4 63 n-heksan : etil asetat (4:6) 4 64 n-heksan : etil asetat (4:6) 5 65 n-heksan : etil asetat (4:6) 5 66 n-heksan : etil asetat (4:6) 5 67 n-heksan : etil asetat (4:6) 5 68 n-heksan : etil asetat (4:6) 5 69 n-heksan : etil asetat (4:6) 5 70 n-heksan : etil asetat (4:6) 4
Lampiran 7.Bagan Alur Kerja Uji Antibakteri dengan Metode Bioautografi
25 fraksi dari ekstrak etil asetat hasil kromatrografi kolom
Dibuat konsentrasi 50 mg/mL dan ditotolkan sebanyak 10µL ke plat KLT
Plat KLT dicelupkan pada cawan petri steril yang berisi suspensi bakteri
Plat KLT dipindahkan pada cawan petri steril yang telah berisi kapas basah
Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC
Disemprotkan INT 2 mg/mL pada permukaan plat
Terbentuk zona berwarna putih–krim pada latar plat yang berwarna ungu atau merah menandakan aktivitas antibakteri
Lampiran 8.Hasil Skrining Fitokimia
Ekstrak Etil Asetat
Alkaloid Saponin Terpenoid Flavonoid Tanin dan
Polifenol Pereaksi dragendorf → tidak terbentuk endapan merah jingga (-) Pereaksi meyer→ tidak terbentuk endapan putih (-) Terbentuk busa yang stabil (+) Tidak terbentuk warna hijau gelap (-) Terjadi perubahan warna (+) Terbentuk warna hijau kehitaman (+)