• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa hal yang seyogyanya perlu diperlukan oleh pemerintah daerah terutama Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya, pihak Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepuluan Seribu, Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, serta lembaga-lembaga/kelompok swadaya masyarakat lokal.

1. Dilihat dari kesiapan masyarakat untuk merespon positif dalam pengembangan ekowisata di Pulau Pramuka dapat dikatakan masih kurang siap, sedangkan pengembangan ekowisata tetap berjalan. Oleh karena itu,

masyarakat perlu dibina secara intensif untuk menjadi masyarakat yang sadar ekowisata yaitu masyarakat yang tidak hanya memanfaatkan hasil-hasil pengembangan ekowisata tetapi juga turut bertanggungjawab dalam menjaga lelestarian alam di Pulau Pramuka.

2. Perlu adanya upaya penguatan institusi lokal yang cukup serius yang melibatkan banyak pihak yang terkait untuk mewujudkan pengembangan ekowisata yang berbasis konservasi dan berbasis masyarakat yang lebih baik. 3. Untuk mewujudkan konsep bottom-up, hendaknya partisipasi amsyarakat

tidak dicampuri dengan hal yang merusak partisipasi yang biasanya bersifat komersialisme. Misalnya insentif setiap selesai acara.

4. Potensi pemanfaatan ekowisata oleh masyarakat lokal untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sangat besar. Oleh karena itu sosialisasi program dan peran aktif kelompok swadaya masyarakat perlu ditingkatkan agar masyarakat mempunyai sarana untuk menampung aspirasi mereka. Diharapkan kegiatan ekowisata yang dilaksanakan merupakan hasil keputusan dan sesuai dengan keinginan warga masyarakat dari berbagai lapisan dan golongan, bukan hanya kelompok tertentu saja.

5. Perlu dilakukan upaya promosi yang dikemas menarik untuk kawasan ekowisata di Pulau Pramuka ini sehingga mampu menarik wisatawan dari berbagai daerah bahkan negara untuk datang berkunjung.

6. Untuk mendapatkan informasi lebih mendalam tentang hasil pengembangan ekowisata di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai evaluasi pengembangan ekowisata di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu terhadap masyarakat sekitar. Menyadari kelemahan

sedikitnya jumlah contoh yang diambil maka untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih baik lagi agar diperoleh gambaran pengembangan ekowisata secara keseluruhan dari masyarakat yang ada di Pulau Pramuka.

DAFTAR PUSTAKA

Adiwobowo, Soeryo, et al. 2009. Analisis Isu Permukiman di Tiga Taman Nasional Indonesia. Bogor: SAINS Sajogyo Institute.

Afif, Suraya. A. 1992. Makalah Utama : Partisipasi Masyarakat dalam Menunjang Konservasi Biodiversity di Hutan disampaikan dalam Lokakarya Konservasi Biodiversity di Hutan Produksi. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.

Hersey, Paul dan Kenneth H. Blanchard. 1982. Manajemen Perilaku Organisasi: Pendayagunaan Sumberdaya Manusia. Jakarta:Penerbit ErlanggaMitchell, Bruce. 1997. Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Mitchell, Bruce. 1997. Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Muhtaman, Dwi. R. 1997. Akses Pemanfaatan Sumberdaya Keanekaragaman Hayati. Bogor: Laboratorioum Konservasi Tumbuhan, Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor bekerjasama dengan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN).

Parthana, I Gede Surya. 1997. Studi Peranan Ekoturisme terhadap Pendapatan Domestik Sekitar Kawasan Wisata Taman Nasional Bali Barat. Skripsi. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S.

Sugiarti, Rara. 2000. Ekowisata, Pemberdayaan Masyarakat, dan Pelestarian Lingkungan dipresentasikan dalam Prosiding Semiloka Nasional: Konservasi Biodiversitas untuk Perlindungan dan Penyelamatan Plasma Nutfah di Pulau Jawa. Surakarta: Panitia Konservasi Biodiversitas Flora dan Fauna di Gunung Lawu, Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Sebelas Maret.

Sudarto, Gatot. 1999. Ekowisata: Wahana Pelestarian Alam, Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan, dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Kalpataru Bahari bekerjasama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia.

Tampubolon, Saut Hasiholan. 1997. Partisipasi Masyarakat Desa Sekitar dalam Pengelolaan Wanawisata Curug Nangka di KPH Bogor. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Wulaningsih, Endah Tri. 2004. Tinjauan terhadap Partisipasi Masyarakat Lokal dalam Pembangunan Pariwisata. Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

LAMPIRAN 1

Nomor : Juni 2004

Lampiran :

Perihal : Legalisasi Pemanfaatan Tradisional di Zona Pemukiman Taman Nasional Laut. Kepada Yth.

Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan.

Di Jakarta

Dalam upaya pemantapan pelaksanaan TUPOKSI Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu (BTNKpS), dan upaya pemaduserasian pembangunan Kabupaten Kepulauan Seribu (yang masyarakat dan daerahnya sangat tergantung pada sumberdaya kelautan Kepulauan Seribu) dengan penguatan pengelolaan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, bersama ini kami (dengan pertimbangan utama pada fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan dan pengawetan keanekaragaman hayati), akan segera melaksanakan Program Legalisasi dan Sertifikasi Pemanfaatan Tradisional Masyarakat Kepulauan Seribu di Zona Pemukiman Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.

Program tersebut merupakan salah satu pokok rumusan perencanaan dan pengkajian pembangunan multistakeholder Kepulauan Seribu yang telah diselenggarakan oleh Pemda Kabupaten Kepulauan Seribu pada tahun 2003 mulai dari tingkat Kelurahan sampai dengan tingkat Kabupaten. Dengan program tersebut diharapkan (1) Masyarakat Kepulauan Seribu mendapatkan kepastian usaha dan legalitas usaha, (2) PAD dapat digali untuk sebesar-besar kesejahteraan masyarakat dan konservasi sumberdaya kelautannya, (3) korupsi/suap jalanan dapat dihilangkan atau menghilangkan biaya siluman yang sangat tinggi, sehingga ekonomi masyarakat lebih efisien dan sumberdaya lestari, (4) Sumberdaya Kelautan (Terumbu Karang, Padang Lamun, dan Mangrove) dapat optimal fungsi dan lestari keberadaannya, (5) TNL sebagai KPA dapat optimal fungsi dan lestari keberadaannya sesuai zonasinya, dan khusus zona pemukiman akan dapat membangun citra bahwa TNL dikelola oleh, dari dan untuk Masyarakat, dan (6) Penegakan hukum dapat tegas, konsekuen dan konsisten.

Untuk pelaksanaan program legalisasi dan sertifikasi tersebut, mulai tahun 2003 telah dilakukan survey inventarisasi potensi sumberdaya kelautan Kepulauan Seribu (utamanya kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu), baik jenis potensial pasar dan non pasar, maupun kualitas dan

kuantitas tutupan dan potensinya. Survey akan diselesaikan pada tahun 2004 ini, dan data hasilnya akan dijadikan sebagai dasar utama pemberian legalisasi periijinan dan sertifikasi pemanfaatan sumberdaya alamnya termasuk pemanfaatan tradisional dalam Zona Pemukiman TNL.

Program legalisasi dan sertifikasi akan diberlakukan di seluruh Kepulauan Seribu termasuk dalam kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu kecuali Zona Inti, Zona Perlindungan dan Zona Pemanfaatan Wisata, karena sekitar 60 % Masyarakat Kepulauan Seribu tinggal di 5 Pulau Sangat Kecil yang berada di dalam Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, dan sudah sejak lama sebelum pembentukan Taman Nasional sudah bermatapencaharian pokok sebagai NELAYAN dan sangat tergantung pada sumberdaya kelautan Kepulauan Seribu.

Secara garis besar, khusus yang berkaitan dengan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, LEGALISASI akan diarahkan pada pemberian IJIN Pemanfaatan Tradisional (Budidaya Karang, Budidaya Kelautan/Perikanan, Penangkapan Ikan Hias, Penangkapan Ikan Konsumsi, Penangkapan Biota Laut) pada Zona Pemukiman TNL oleh Bupati Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dengan rekomendasi BTNKpS, dan dengan memperhatikan daya dukung sumberdaya kelautan lestari dan pengawasan yang terstruktural baik oleh BTNKpS, Pemda Kabupaten, dan Lembaga Independent (Terangi, MAC, PKSPL IPB, LIPI, dll). Sedangkan SERTIFIKASI, merupakan instrumen perijinan profesional yang akan dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi (Sucofindo, SGS, MAC, dll) dengan pra kondisi kawasan/lapangan, pembinaan masyarakat dan teknologi yang akan dilakukan secara sinergis oleh Marine Aquarium Council (MAC), BTNKpS, Pemda Kabupaten, dan Terangi.

Dengan adanya SERTIFIKASI yang tidak lain akan dijadikan sebagai instrumen profesional dalam penguatan fungsi konservasi SDA (perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan) dan TUPOKSI BTNKpS dalam pengelolaan TNL Kepulauan Seribu, utamanya akan memberikan pengaturan, pembinaan dan dampingan kepada Masyarakat Kepulauan Seribu agar dapat memanfaatkan sumberdaya alamnya secara optimal dan lestari, baik kualitas dan kuantitas pemanfaatan sumberdaya alamnya maupun memberikan jaminan keberlangsungan kegiatan pengambilan, budidaya dan perdagangan ikan dan karang hias, yang sebesar-besar kemanfaatnya bagi Masyarakat Kepulauan Seribu.

Kunci pokok laporan kami adalah (1) Masyarakat Kepulauan Seribu sangat tergantung pada pemanfaatan sumberdaya kelautan Kepulauan Seribu, yang apabila tidak diatur pemanfaatannya, SDA akan rusak dan kemanfaatannya tidak efektif dan efisien, (2) Pemanfaatan Tradisional dalam TNL sebagai KPA diperbolehkan (Penjelasan Pasal 32 UU Nomor 5 tahun 1990, dan Pasal 31 PP Nomor 68 tahun 1998), (3) Pemanfaatan

Tradisional akan dapat mendukung dan menguatkan pengelolaan TNL secara nyata, (4) Legalisasi dan sertifikasi merupakan instrumen profesional yang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan SDA, meningkatkan PAD untuk konservasi SDA, dan menurunkan pungutan ilegal (suap dan korupsi jalanan), dan (5) kemanfaatan legalisasi dan sertifikasi sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat dan kelestarian SDA-nya.

Program/Kegiatan yang telah dilaksanakan berkaitan dengan LEGALISASI dan SERTIFIKASI tersebut adalah Revisi Zonasi Pengelolaan TNL Kepulauan Seribu, dimana saat ini telah terdapat Zona Pemukiman yang mengakomodasikan kebutuhan pokok masyarakat dalam pemanfaatan tradisional di Zona Pemukiman TNL Kepulauan Seribu. Sedangkan Program/Kegiatan terkait lainnya yang sudah dibahas oleh multistakeholder Kepulauan Seribu dan saat ini sedang dalam proses pembahasan di DPRD DKI Jakarta adalah Revisi Perda DKI Jakarta Nomor 11 tahun 1992 dan Nomor 6 tahun 1999, yang mengakomodasikan pemanfaatan karang (pengambilan dan budidaya karang), penangkapan ikan hias, dan pemanfaatan tradisional (Budidaya Kelautan Alami Tradisional) di Zona Pemukiman TNL. Selain itu sedang dilakukan proses pengusulan adanya kuota karang untuk Propinsi DKI Jakarta, dimana Pemda Kabupaten dan Propinsi segera akan melakukan pembahasan dengan LIPI, Dephut dan instansi terkait lainnya.

Berkaitan dengan program legalisasi dan sertifikasi pemanfaatan tradisional di zona pemukiman Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, dimohonkan dapat diberikan Pedoman Pemanfaatan Tradisional di Taman Nasional Laut, yang mengakomodasikan Masyarakat Setempat/Lokal dapat melakukan kegiatan penangkapan ikan konsumsi, budidaya perikanan dan kelautan, pembangunan kebun induk karang, pengambilan karang, budidaya karang, pengambilan ikan hias, dan pengambilan kerang hias, seperti Pedoman Pemanfaatan Sarang Burung Walet di Zona Pemanfaatan Tradisional di Taman Nasional (tersurat di SK Menhut Nomor 100/Kpts-II/2003 tanggal 19 Maret 2003).

Demikian dilaporkan, mohon petunjuk selanjutnya.

KEPALA BALAI, Ir. Sumarto, MM NIP. 710 008 025 Tembusan Kepada Yth.

1. Sekretaris Ditjen PHKA Dephut.

2. Direktur Konservasi Kawasan Ditjen PHKA Dephut.

3. Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Ditjen PHKA Dephut. 4. Kepala Balai KSDA DKI Jakarta selaku Koordinator Wilayah.

DI SEKSI KONSERVASI WILAYAH III PULAU PRAMUKA Rata-Rata Tutupan (%)

No. Pulau

Acropora Acropora Non Total Kategori Zonasi Keterangan

1 2 4 5 6 7 8 9

1. Pramuka 9,95 Buruk Zona Pemukiman 1995 2. Karya 21,14 Buruk Zona Pemukiman 2003 3. Panggang 24,93 Buruk Zona Pemukiman 1995 4. Semak Daun 40,00 Sedang Zona Pemukiman 1989 5. Pandan 23,13 Buruk Zona Pemukiman 2000 6. Karang Bongkok 27,31 Buruk Zona Pemukiman 2000 7. Karang Congkak 15,95 Buruk Zona Pemukiman 2000 8. Opak Kecil 12,38 20,93 33,31 sedang Zona Pemukiman 2004 9. Opak Besar (Timur) 5,10 29,43 34,53 sedang Zona Pemukiman 2004 10. Opak Besar (Barat) 13,10 19,71 32,81 Sedang Zona Pemukiman 2004 11. Kaliage Besar 5,40 56,10 61,50 Bagus Zona Pemukiman 1998 12. Kaliage Kecil 2,22 45,20 47,42 sedang Zona Pemukiman 1998 13. Gosong Pramuka 24,73 Buruk Zona Pemukiman 2003 22,72 Buruk 2000

22,29 Buruk 2003 14. Karang Balik layar Zona Pemukiman

5,73 16,83 34,24 Sedang 1998 14,75 Buruk 2000 15. Kotok Besar

16,26 Buruk

Zona Pemanfaatan Wisata

2003

34,20 Sedang 2000 27,43 Buruk 2001 16. Kotok Kecil

33,83 Sedang

Zona Pemanfaatan Wisata

MONITORING PEMBANGUNAN KEBUN INDUK (F0) BUDIDAYA KARANG HIAS DI KEPULAUAN SERIBU

PADA TANGGAL 5 MARET 2005

NO NAMA PERUSAHAAN NELAYAN MITRA BIBIT PEMELIHARAAN KEBERHASILAN PROSENTASE

KEBUN INDUK KEMITRAAN

1. Gloria Hj. Romla Juli C C D D

2. Asia Pasific Aquatics Muhadi, Marjuki B C D D

3. Intisamudera Lestari Maman, Junaedi (Dedy) D A A D

4. Vivaria Satip, Nanang D D D D 5. Aneka Tirta Surya Mai Umbara, Slamet D B C A

6. Dharma Inti Persada (pramuka) Abdul Kadir B A A A

7. Cahaya Baru Mujahidi (Ego), Robin B A A A 8. Dinar Mahmudin (Mahyudin) B B B D

9. Aqua Marindo Mastuni, Mastur (Ledeng) D C D D

10. Golden Marindo Persada H. Juli, Nurmila D B C A

11. Banyu Biru Rauf B B C A 12. Pasific Aneka Mina Sanwani (Wanik) D C B A

13. Bekael Eksa Gemilang Darip, Bahrun (Simon) B A A A 14. Trisentosa Intrabuana Niaga Syahbudin(Deny), Simin A A A A 15. Serico Gema Pratama Syaefudin (Saepudin/Pudin) B A A A

16. Kharisma Surya Lestari (pramuka) Mahmudin C A A A

17. Bluster Kamid D B B D 19. Aristocratama Binausaha P. Untung Jawa - - - -

CATATAN:

KONDISI BIBIT SEBAGAI INDUK

KARANG HIS FREKUENSI PEMELIHARAAN FO PROSENTASE KEBERHASILAN FO KUALITAS KEMITRAAN NELAYAN DAN PERUSAHAAN

A 8 RAK BIBIT UNGGUL A SETIAP MINGGU. A > 70 % HIDUP DAN SEHAT

B 4 RAK BIBIT UNGGUL B SETIAP DUA MINGU. B 40-70 % HIDUP DAN

SEHAT

A KOMUNIKASI, TEKNIS, DAN

SEJAHTERA

C 1 RAK BIBIT UNGGUL C SETIAP BULAN C 20-40 % HIDUP DAN

SEHAT TIDAK (KOMUNIKASI, TEKNIS DAN SEJAHTERA)

D 0 RAK BIBIT UNGGUL D TIDAK PERNAH D < 20 % HIDUP DAN SEHAT

LAMPIRAN 3

Nomor Responden: ………

Pengembangan Ekowisata: Partisipasi Masyarakat dan Manfaat Ekowisata bagi Masyarakat di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu Peneliti bernama Hesti Woro Triutami merupakan mahasiswi Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Saat ini peneliti sedang menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan studi. Peneliti berharap anda bersedia mengisi kuesioner ini dengan lengkap dan jujur. Identitias dan jawaban anda dijamin kerahasiaannya dan semata-mata hanya akan digunakan untuk kepentingan penulisan skripsi ini. Terima kasih atas kesediaannya mengisi kuesioner ini. KUESIONER Tanggal wawancara :……….. Lokasi Wisata :………. RT/RW :……… Kelurahan :………. Kecamatan :………

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia

Institut Pertanian Bogor 2009

I. Identitas Responden

1. Nama : Bapak/Ibu………. 2. Jenis kelamin : a. laki-laki b. perempuan 3. Umur : …….tahun

4. Pendidikan terakhir : a. tidak sekolah b. SD

c. SMP d. SMA

e. Perguruan tinggi 1.2 Ragam Pekerjaan

1.2.1 Mata pencaharian/pekerjaan utama *):

a. nelayan e. pegawai negeri b. pedagang asongan f. jasa penginapan

c. buruh industri g. jasa akomodasi (payung, rental, angkot) d. pedagang/ warungan h. lainnya……….

Sejak tahun:…..

Mengapa saudara memilih pekerjaan ini? a. tidak memiliki keterampilan lain b. turun temurun (hubungan keluarga) c. kenal dengan pengusaha

d. diajak teman e. lainnya………

1.2.2 Mata pencaharian/pekerjaan sampingan **): a. nelayan e. pegawai negeri b. pedagang asongan f. jasa penginapan

c. buruh industri g. jasa akomodasi (payung, rental, angkot) d. pedagang/ warungan h. lainnya……….

Sejak tahun:……

Mengapa saudara memilih pekerjaan ini sebagai alternatif **)? a. tidak memiliki keterampilan lain

b. turun temurun (hubungan keluarga) c. kenal dengan pengusaha

d. diajak teman

e. lainnya……… *) : pilih salah satu

II. Manfaat Kegiatan Ekowisata

1. dengan adanya program ekowisata di kawasan ini, apakah anda merasakan adanya peningkatan pendapatan

Tambahan pendapatan akibat adanya kegiatan ekoiwsata

(Rp/satuan waktu)

Bentuk kegiatan yang meningkatkan pendapatan

Catatan

2. dari kegiatan ekowisata ini adakah manfaat pelestarian lingkungan yang anda dirasakan?

Manfaat yang dirasakan sekarang Deskripsi keadaan(dahulu vs sekarang)

Manfaat mendatang Deskripsi keadaan (dahulu vs sekarang)

3. Menurut anda apakah pentingnya program ekowisata ini? 4. Apakah yang anda harapkan dari program ekowisata ini?

III. Tingkat Kedalaman Partisipasi Masyarakat

1. apakah anda pernah mendapat penyuluhan mengenai program ekowisata? a. pernah b. tidak pernah c. tidak tahu

2. apakah anda pernah terlibat dalam pengelolaan program ekowisata tersebut?

a. pernah b. tidak pernah c. tidak pernah tahu adanya program. 3. bagaimana anda dapat terlibat dalam program tersebut?

a. mengajukan diri(kesadaran diri) b. ditunjuk/mewakili

c. diwajibkan d. diundang

e. sebatas menerima program f. lainnya……….

alasan anda terlibat?………

4. siapa sajakah yang terlibat dalam pengelolaan program ekowisata di desa ini? a. aparat pemerintahan b. lembaga kemasyarakatan c. warga masyarakat d. pemuka masyarakat e. LSM f. lainnya,………..

5. siapakah yang mengusulkan gagasan ekowisata? a. aparat pemerintahan b. lembaga kemasyarakatan c. warga masyarakat d. pemuka masyarakat e. LSM f. lainnya,………..

6. siapakah yang mendominasi pengelolaan program?

• siapakah yang sering berkunjung mengadakan kegiatan ekowisata? • siapakah yang sering mendampingi anda ketika terlibat dalam kegiatan

ekowisata?

a. aparat pemerintahan f. lainnya... b. lembaga kemasyarakatan

c. warga masyarakat d. pemuka masyarakat e. LSM

Penilaian terhadap Program

1 2 3

Sangat Buruk Sangat baik

Sangat tidak setuju Sangat setuju Tidak menguntungkan Sangat menguntungkan Hasil ikan tetap Hasil ikan

meningkat Terumbu karang memburuk Terumbu karang membaik

7. apakah warga masyarakat pada umumnya menerima program tersebut?(berdasarkan tabel diatas)

a. ya b. tidak c.ragu-ragu

8. apakah masyarakat mendapatkan kesempatan untuk memberikan masukan?

a. ya b. tidak

• apakah dibentuk forum tersendiri untuk menyebarkan kegiatan ini?dalam bentuk apa?

• apakah anda tahu tujuan dari pengembangan ekowisata tersebut?

• apakah anda diperkenankan menyampaikan pendapat/ide/usulan atau tanggapan?(3)

• apakah pengelola melaksanakan ide2 tersebut?(4)

• jika terjadi pengajuan usulan dari masyarakat atau perbedaan pendapat, apakah ada upaya negosiasi yang dilakukan oleh pengelola?jika ada, upaya apa yang dilakukan?(5)

• apakah anda terlibat dalam hal: perencanaan?apa kegiatannya

perencanaan dan pelaksanaan?apa kegiatanya

perencanaan, pelaksanaan dan monitoring?apa kegiatannya

perencanaan, pelaksanaan, maupun monitoring dan evaluasi?apa kegiatannya(6)

• apakah masyarakat diberikan izin untuk memanfaatkan daerah ekowisata?membuka usaha?melestarikan terumbu karang?(akses dan kewenangan untuk mengelola dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kegiatan ekowisata yang telah ada?)(7)

• apakah sampai sekarang kegiatan ekowisata, dimana anda terlibat, masih ada campur tangan dari pengelola?jika masih ada, dalam bentuk apa?(8)

• apakah tujuan kegiatan ekowisata yanga ada sekarang sudah sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat (8)?

9. media sarana apa saja yang digunakan oleh pengelola untuk menyebarluasan program ekowisata kepada masyarakat?

a. musyawarah seluruh warga b. surat pemberitahuan

c. selebaran

d. papan pengumuman e. media massa

f. lainnya………..

10. pendekatan apakah yang digunakan oleh pengelola untuk menyebarluaskan program ekowisata kepada masyarakat?

a. pendekatan perorangan b. pendekatan kelompok c. musyawarah seluruh warga

d. pendekatan tidak langsung(obrolan) e. selebaran-selebaran pengumuman f. lainnya………..

Panduan Pertanyaan Untuk Informan dari Masyarakat 1. bagaimana muncul dan berkembangnya ekowisata di desa ini?

2. bagaimana rencana pengelolaan program ekowisata disusun?siapa saja yang terlibat?

3. bagaimana rencana tersebut disampaikan kepada warga desa?media/ alat apa yang digunakan?siapa yang terlibat?pendekatan apa yang digunakan?

4. apakah pihak pengelola memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam penataan kawasan ekowisata? apakah ada kesempatan untuk menyampaikan pendapat? berupa apa?

5. bagaimana kehidupan warga sebelum dan sesudah penataan kawasan ekowisata?

6. bagaimana pelaksanaan pengelolaan kawasan ekowisata yang dilakukan oleh pihak pengelola?apa tanggapan anda?

7. pernahkah warga masyarakat merasa keberatan terhadap pengelolaan tersebut?siapa saja?kenapa?

8. bagaimana tanggapan pihak pengelola?

9. siapa saja yang dilibatkan dalam penyelesaian masalah-masalah program ekowisata?

10. menurut anda, bagaimana seharusnya pengelolaan program ekowisata yang baik?

Panduan Pertanyaan Untuk Informan dari Pihak Pengelola 1. apakah tujuan dari penataan kawasan ekowisata di pulau pramuka? 2. bagaimana upaya untuk mencapai tujuan tersebut?mengapa?

3. apakah tujuan tersebut sudah terpenuhi?jika sudah, apa bentuknya. Jika belum, berapa persentasenya?

4. apakah pihak pengelola menyampaikan rencana program ekowisata kepada masayarakat?mengapa dan bagaimana caranya?

5. apa pekerjaan yang ditawarkan dari pihak pengelola kepada warga desa? 6. bagaimana pengelolaan kawasan ekowisata dilakukan?

7. bagaimana warga desa menanggapi cara pengelolaan kawasan?

8. bagaimana tanggapan pihak pengelola jika terdapat keberatan-keberatan atau usulan yang ditunjukkan warga desa?mengapa?

9. siapa saja yang diikutsertakan dalam menyelesaikan keberatan dari warga desa? mengapa?

Panduan Pertanyaan wawancara terstruktur(FGD) 1. apakah anda terlibat dalam kegiatan ekowisata? 2. siapakah yang menginisiasi gagasan ekowisata?

9. apakah pengelola ekowisata mengkomunikasikan gagasannya kepada masyarakat? bagaimana cara pengelola menyampaikan gagasan kegiatan ini? 10. bagaimana awal prosesnya pengembangan gagasannya?

11. terdiri dari berapa tahap?kegiatan apa saja yang dilakukan pada awalnya? 12. apakah dibentuk forum tersendiri untuk menyebarkan kegiatan ini?dalam

bentuk apa?

14. apakah anda diperkenankan menyampaikan pendapat atau tanggapan?(3) 15. apakah ada kesempatan untuk menyampaikan ide/usulan?

16. apakah pengelola melaksanakan ide2 tersebut?(4)

17. jika terjadi perbedaan pendapat, apakah ada upaya negosiasi yang dilakukan oleh pengelola?(5)

18. apakah anda terlibat dalam hal perencanaan, pelaksanaan maupun monitoring dan evaluasi?(6)

19. siapa sajakah pihak yang terlibat didalamnya?

20. adakah pihak yang mendominasi pengambilan keputusan?siapa?

21. apakah masyarakat memiliki akses untuk mengelola dan bertanggung jawab terhadap program ekowisata yang telah ada?(7)

22. apakah sampai sekarang kegiatan ekowsiata, dimana anda terlibat, masih ada campur tangan dari pengelola?dalam bentuk apa?(8)

23. apakah tujuan kegiatan ekowisata yanga ada sekarang sudah sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat?

24. apakah manfaat ekonomi yang didapat? 25. apakah manfaat ekologi yantg didapat? 26. adakah kendala yang dihadapi?berupa apa?

27. upaya apakah yang ditempuh untuk menyelesaikannya?oleh siapa? 28. bagaimana tanggapan pihak pengelola?

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI

Penangkaran penyu sisik Penanaman mangrove

Transplantasi karang Balai TNLKpS

Penanaman karang

Dokumen terkait