• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian bahwa konsep diri istri yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga negatif maka peneliti mempunyai beberapa saran:

1. Bagi masyarakat

Peneliti mengharapkan pada elemen-elemen masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap tindak kekerasan yang terjadi di masyarakat, khususnya kekerasan dalam rumah tangga, agar masalah ini dapat diantisipasi dan tidak terjadi lagi. Salah satu caranya adalah dengan melaporkan tindak kekerasan rumah tangga yang terjadi pada pihak yang

berwajib dan tidak menganggap tindak kekerasan dalam rumah tangga sebagai masalah intern yang harus ditutup-tutupi.

2. Bagi pihak pemerintah

Peneliti berharap pada pihak pemerintah agar dapat lebih berperan serta dan mampu bertindak lebih intensif dalam menghadapi masalah kekerasan dalam rumah tangga. Misalnya, mengadakan penyuluhan-penyuluhan psikologis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait masalah kekerasan dalam rumah tangga, seperti kesetaraan gender dan pentingnya konsep diri seseorang. Selain itu, pihak pemerintah melalui aparat-aparatnya diharapkan dapat lebih tegas dalam menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga.

3. Bagi peneliti lain

Peneliti berharap agar penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian tentang konsep diri maupun kekerasan dalam rumah tangga. Peneliti juga berharap penelitian mengenai topik ini dapat dikembangkan kualitasnya sehingga mampu memberi sumbangsih yang lebih besar untuk permasalahan konsep diri dan kekerasan dalam rumah tangga.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2001. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bellak, Leopold & Abrams, David. M. 1993. The TAT, The CAT, and The SAT in

Clinical Use (sixth edition). America: Allyn & Bacon, A Viacom

Company.

Bulletin Psikologi. 1998. Kehidupan Perkawinan Bahagia (tahun VI. No. 2 Desember).

Burns, R. B. 1993. Konsep diri: teori, pengukuran, perkembangan dan perilaku. Jakarta: Penerbit Arcan.

Calhoun & Acocella. 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan

Kemanusiaan (Terjemahan: Psychology of Adjustment and Human

Relationship). Semarang: IKIP Semarang Press.

Cusairi, Ahmad. 2000. Hubungan antara Sikap Gender Patriarkis Suami dengan Perilaku Kekerasan Suami Terhadap Istri di Masyarakat Perkotaan

Yogyakarta. Insan Vol. 2, No. 1, November.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pusaka Setia. Devito, J. A. 1995. The Interpersonal Communication Book (7th edition). New

York: Happen – Collins College Publishers.

Eki, Nimas. 2004. Handout TAT & CAT. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Herkutanto. 2000. Kekerasan Terhadap Perempuan dan Sistem Hukum Pidana: Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita.(Pendekatan dari Sudut

Pandang Kedokteran). Bandung: Penerbit Alumni.

Hurlock, E. B. 1978. Developmental Psychology. New Delhi: Tata Mc. Graw Hill co., ltd.

Hurlock, Elizabeth B. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan (edisi lima). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kerlinger, F. N. 1993. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Kosmopolitan. 2005. Is your love dangerous? (edisi Maret).

Kristyanti, Johana Rosalina. 2004. Memahami Dinamika Kekerasan Pada

Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga. (Sebuah studi

kualitatif pada perempuan korban KDRT yang bertahan dalam perkawinannya). Jurnal Psikologi Vol. 13, No. 1. Maret.

Murray, Henry. A. (Alih bahasa: Tanti Arini, Editor: Supratiknya, A). (1998, Juni). Tes Apersepsi Tematik (Thematic Apperception Test) Manual.

Yogyakarta: Pusat Penerbitan dan Pengembangan Sumber Belajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Poerwandari, E.K. 1998. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Prasetyowati, Sri. 2003. Tindak Kekerasan terhadap Perempuan dalam Rumah

Tangga. Media Informasi Penelitian No. 174, Th. Ke-27, April-Juni.

Prasetyowati, Sri. 2004. Membongkar Akar Masalah Kasus Kekerasan Terhadap

Istri. Media Informasi Penelitian No. 178, Th. Ke-28, April-Juni.

Prihanto, Sutyas. 1993. Thematic Apperception Test (TAT). Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.

Purwanti, Yanti. 2000. Konsep Diri Perempuan Marginal. Jurnal Psikologi tahun XXVII No. 1.

Rahkmat, J. 1985. Psikologi komunikasi. Bandung: Penerbit Remadja Karya. Salmah, Sri. 2004. Penanganan Tindak Kekerasan Terhadap Istri Melalui

Lembaga Rifka Annisa Women Crisis Center (RAWCC) di kota

Yogyakarta. Jurnal PKS Vol. III No. 7, Maret.

Strauss, A. & Corbin, J. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Surat Kabar Harian Kompas. 2003. Pemerintah Tidak Serius Menghapus KDRT (edisi 22 Desember).

Surat Kabar Harian Kompas. 2003. RUU Antikekerasan Dalam Rumah Tangga: Upaya Menghapus Kekerasan di Lingkup Domestik (edisi 26 Mei).

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1998).

Tursilarini, Tateki Yoga. 2004. Tindak Kekerasan Terhadap Istri dan

Kepedulian Masyarakat. (Studi Tentang Persepsi, Sikap, dan Respon

Masyarakat). Jurnal PKS Vol. III No. 9, September.

www.geocities.com/hukumunsrat/uu/uu_23_04.htm. Undang Undang no. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

KODING WAWANCARA No Verbatim Koding 1 2 3 4 5 6 7

Ini sebenernya Debby juga belum tau sepenuhnya ya masa lalunya tante itu dulu seperti apa, terus sampai akhirnya ketemu sama suaminya yang pertama, sama suami yang pertama juga mengalami kekerasan dalam rumah tangga juga ya (subyek mengangguk) itu dari awalnya bagaimana dan bisa bertahan sampai sekarang.

Ya pikirnya cuma itu kita cuma pengen dianggap sebagai manusia aja pengen nunjukin aja bahwa kita tuh ada artinya. Dari kecil sudah tidak dianggap, ngga sih sudah ngga dianggap anak juga.

W/HD−/5 W/PnTD–/6 8

9

Tante tuh asalnya dari mana sih?

Asalnya dari padang. W/PTD+/9

10 11

Oh dari Padang, terus sampai umur berapa di padang? Ngga dari kecil ya di Padang.

12 13 14 15 16

Terus mulai pindah Jogja?

Udah mau kuliah. Sudah SMA merasa sudah kuat, aku harus mandiri, tante saya pengen aku tetap tinggal sama dia ya kan. Diiming-imingi mau disekolahkan ke Australialah, tetapi tetap tidak mau. Dalam hati itu aku bilang pokoknya gua harus keluar dari lingkungan ini, saat itu begitu.

W/HD+/13

17 18

Tante tuh anak nomor berapa?

Pertama. W/PTD+/18

19 20

Oh anak nomor 1. Berapa bersaudara ya tante?

Dua. W/PTD+/20 21 22 23 24 25 26

Yang satu perempuan juga?

Laki-laki, dulu pas papa mama pisah aku umur 4 th/ 5 th lah, adikku masih umur 1 th. Dari kecil sih udah melihat bagaimana papa sering pukul mama. Dari kecil aku juga sudah sering dipukul, dikurung, bahkan papa mama kalo kelahi, aku tuh ditinggal diluar sendiri. Aku kaya anak terbuang gitu lah dan aku sering melihat bagaimana dia memukul mama, dan istilahnya mungkin harus buka semua kan? Dalam hubungan sex mereka pun jadi melihat bagaimana pemaksaan

W/PTD+/23 W/PnTD–/24

27 28 29 30 31 32 33 34 35

terhadap mama. Istilahnya mama ga mau melayani tapi dipaksa untuk melayani, trus mereka pisah. Waktu itu aku sempat ikut mama, tapi selalu kepikiran pengen ketemu papa. Trus mama yang sudah sebel sama papa menjadi marah trus akhirnya dia ambil baju-bajuku semua trus dia lempar ke depan rumah, terus aku dilempar istilahnya aku diusir dari rumah. Papaku ambil aku, aku ikut papa pindah-pindah kadang di Jakarta kadang di Padang. Aku juga sering melihat didepan mataku sendiri gitu loh, kan kakekku dulu punya semacam bar, tinggal disitu. Tiap malam dia gonta-ganti hostes. Aku juga melihat bagaimana perilaku papaku dan itu menjadi cambukan buat aku. Dan akhirnya sama tanteku aku diambil, ga mungkin kan anak perempuan istilahnya ikut disana disini gitu.

W/PTD+/30 W/PTD+/31 W/PTD+/33 36 37 38 39 40 41 42

Jadi selama ikut sama papa tante sering melihat hal-hal yang seharusnya ngga boleh dilihat sama anak seusia tante gitu ya.

Iya jadi gimana kekerasan dialami, istilahnya dari situ saya melihat kok laki-laki begitu powernya melakukan itu semua, sedangkan kita wanita ga punya daya. Mau keluar dari lingkungan itu ga bisa, ya itu mungkin karena ada ketergantungan terhadap sosok bukan ketergantungan terhadap apa yang kita butuhkan. Terhadap sosok laki-laki yang kita pinginkan itu seperti ini.

W/PnTD−/39 W/PnTD−/40 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54

Tapi selama tante ikut sama papa ada ngga sih orang yang berusaha mencelakakan tante atau untuk istilahnya kurang ajar lah laki-lakinya, kan hidup di lingkungan yang seperti itu kan orang-orangnya juga ya gimana lah….

Waktu itu mama & papa ku masih tinggal 1 rumah. Tapi tiap hari mama & papa ribut. Aku masih TK. Aku inget waktu itu ada yang ngasuh, yang ngasuh tuh laki-laki yang masih saudara dengan papaku. Papa mamaku setiap hari udah sibuk sendiri-sendiri ngurus urusannya masing-masing, jadi setiap hari aku tuh sama orang itu. Ngga tau ya orang-orang sih kadang mikir masa umur 4 tahun 5 tahun masih bisa tau apa yang dilakukan. Tapi ya itu lah memang bener membekas apa yang dia lakukan itu memang bener gitu loh. Cuma ngga pernah dibuka aja. Jadi istilahnya tukang asuhnya itu tukang asuhnya ci Y itu yang istilahnya itu ngelakukan hubungan sex jadi yang bener-bener istilahnya tante tuh….e… ngga papa kan dibuka kan…Jadi dia tuh celananya dibuka terus alat kelaminnya itu diitukan ke ci Y sampe…maaf loh ngomong

W/PTD+/50 W/PTD+/52

55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68

istilahnya sampe si keringet e…spermanya itu suruh ngelap pake celana ci Y. Lalu dia bilang celananya itu kasih sama mbaknya itu. Itu yang pertama kali ci Y tapi gimana sih dalam keadaan papa sama mama sibuk sendiri-sendiri, dan aku istilahnya ilang…dianggap ga ada didalam rumah itu. Kemana mau ngomong…ya kan dan ngeliat yang dialami juga papaku kok seperti ini juga maen perempuan kaya gitu. Bahkan mungkin pembantu pun juga istilahnya diitukan juga gitu loh. Jadi kayanya ngerasa kok perempuan kok begitu lemahnya kita tuh ngga bisa apa-apa. Dan itu udah terjadi, jadi istilahnya fase hidup tu kan dari mulai dari nol tahun sampe kita udah mengenal apa yang ada disekeliling kita, nah itu sudah mengalami itu. Nah dalam fase pertumbuhan dari umur 5 tahun sampe 18 tahun itu pun ngalamin lagi hal itu gitu dan juga yang ngelakukan itu orang terdekat juga gitu loh. Nah yang dulu itu masih saudara juga, yang sekarang dari umur 5 sampe 18 tahun mengalami jadi istilahnya tantenya ci Y tuh kaya papa punya cici, jadi suaminya cici ini yang ngasuh Y dari umur 5 tahun sampe 18 tahun itu yang ngelakukan hal itu ke Y, dari umur aku lima…tiga… kayaknya umur SMP kelas 2, 13tahun sampai 18tahun jadi selama 6 tahun itu mengalami itu hampir setiap hari.

W/PnTD–/57 W/PnTD−/60 W/PTD+/63 W/PTD+/67 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82

Maksudnya itu kekerasan seksual ya kebanyakan ya? (subyek) Hem….. dan tante Y ngga bilang ke tantenya tante?

Ya itu karena tidak berani gini tantenya tante itu orangnya otoriter sekali dan orangnya tu sangat keras jadi kita tuh tidak pernah yang istilahnya ngomong baik aja ngga pernah yang ditanya sudah makan belum… layaknya seorang ibu tuh ngga pernah jadi maksudnya kita dia ngomong pun selalu kasar dan istilahnya kita pokoknya kata-kata segala binatang itu bisa keluar gitu loh itu pun bukan cuma ke tante tapi ke anak-anaknya juga begitu, emang udah sifatnya begitu. Dan kita tuh ngga pernah istilahnya…. Sini duduk bareng atau apa kaya kita sama anak gitu kan sini dek duduk bareng tadi disekolah apa, ngga pernah satu kali pun tidak pernah dari umur 5 tahun makannya itu tante itu kalo sama anak-anak sekarang apa yang istilahnya kita masih bisa belikan mereka pengen apa atau pengen mainan apa, pengen beli karena dari dulu tante tuh dari kecil ga pernah yang namanya punya mainan hehehe…. Jadi kita tu cuma istilahnya selalu dicamkan bahwa eee….. papa lu udah kaya gitu mama lu udah kaya gitu lu nanti gede mau jadi apa mau jadi lonte kalo lu ngga sekolah yang pinter, didoktrinnya begitu jadi cuma bisa pergi sekolah,

W/PTD+/69

83 84

pulang sekolah harus pulang udah ngga boleh keluar luar kemana-mana bahkan temen pun pergi main rumah temen pun ngga boleh ulang tahun temen pun tidak boleh jadi tetep harus di rumah. 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110

Terus tante disana sampe SMA ya (subyek: he’em…) ikut sama tantenya sampe SMA trus kuliah baru ke jogja? (subyek: he’em…) ya itu biayanya yang kuliah di Jogja?

Pertama kali sih itu apa uang…uang pangkal itu dari mama jadi istilah Y bilang ya udah gua udah ngga mau hidup ketemu lagi dengan om itu udah ngga mau, rasanya tuh udah bener-bener pengen lepas dari situ udah itu dari itu pikiran kok orang punya mama ya dan orang-orang itu di lingkungan ci Y itu bilang mama tu orangnya baik… gini-gini apa kan ada keinginan seorang anak pengen tau mamanya tuh seperti apa toh…karena ngga pernah sejak pisah tuh jarang banget gitu loh ketemu mama dan lalu ke Jakarta cuma 1 hari lalu berangkat kesini karena pikirnya di jogja ini biaya lebih murah abis itu eee…ada ponakan-ponakan mama yang juga kuliah disini jadi semuanya jadi mereka ngontrak lah ngontrak 1 rumah tapi kamarnya banyak…tapi tetep tinggal 1 rumah gitu. Jadi uang kuliah waktu masuk kuliah, uang pangkalnya dari uang mama. Sesudah itu udah jalan setahun lah kuliah disini lalu ya itu ada sepupunya tante ada kerabat lah ada satu kampung sama-sama orang jambi jadi yang tinggal juga disitu di rumah itu, dia bilang ya udah kalo lu emang, itu pun juga istilahnya dipaksa gitu loh tante tuh berkeras pokoknya ngga mau, ngga mau nikah. Tapi dia bilang ya udah kalo udah cocok nikah aja sekarang kenapa ngga, maksudnya tuh kenapa gua tuh baru seneng sama orang ini bukan berarti kalo gua seneng ma orang ini gua harus dikawinkan walaupun gua tinggal 1 rumah ya kan, apa yang dikawatirkan dalam hati tuh gitu, memangnya kalo orang 1 rumah mau ngapain kalaupun gua berbuat macem-macem itu tuh udah responsible gua gitu ya kan cuma ya itu kembali lagi ternyata ya itu dinikahin terus dia bilang nanti kalo udah nikah juga masih bisa sendiri-sendiri juga istilahnya tuh gua masih tetep istilahnya masih jaga lu ya udah lah akhirnya nurutin aja mikirnya kan saat itu tuh rasanya tuh pengen gua tuh bisa berdiri sendiri loh, ternyata dalam keadaan kaya gitu wah mikirkan gimana caranya nunjukin ke orang-orang bahwa gua tuh bisa jadi orang. Pengennya kuliah terus berhasil pengen nunjukin ini loh Y tuh seperti ini. Karena dari kecil itu ngga dianggap kan…. Karena pikir kan gua harus kuliah nih kalo gua ngga nurutin mama gua siapa yang biayain gua kuliah. Akhirnya ya udah kawin, udahnya kawin eh baru nih

W/HD+/88 W/HD+/90 W/HD+/98 W/HD+/107, W/PnTD–/107 W/PnTD–/109

111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130

kawin ke gereja malem selesai makan-makan udah gitu langsung mama bilang ultimatum bilang sekarang kamu udah nikah nah itu kan udah jadi kewajiban suami lu yang naggung biaya hidup lu semua mama udah ngga sanggup apa nanggung biaya hidup lu sama kuliah lu dia bilang gitu, adek lu aja udah mau masuk kuliah udah 3 SMA waktu itu. Mama kerja sendiri uang dari mana sekarang kan udah ada suami biar suami lu yang naggung. Dari situ rasanya tuh bener-bener kenapa kalo ngga bisa biayain bilang aja ngga usah nikahin gua gitu loh maksudnya tuh gitu loh, terus ya udah saat itu tu ada dendam sama mama sejak itu ya udah sesudah nikah pun tetep sendiri-sendiri dan pada kenyataannya memang begitu gitu loh, nikah pun istilahnya tante mau beli apa juga ngga ada, misalnya untuk uang sehari-hari misalnya mau jajan atau apa bilangnya selalu saya ngga ada uang ngga ada uang tapi bisa beli burung yang harganya ratusan ribu bahkan. Sejak itu ya udah kalo gitu ya udah gua kerja, nah itu mulai kerja jadi sambil kuliah sambil kerja. Kerja waktu itu gaji pertama 75.000, sama sambil untuk nyukup-nyukupin jualan kosmetik jualan boneka udah gitu bahkan anak-anak kost-kostan yang deket-deket situ nyuciin motor mereka satu motor 3000 kadang-kadang ada yang ngasih 5000 kaya gitu, untuk biaya kuliah. Waktu itu gini, mungkin ya karena ngerasa hidup-hidup gua sendiri uang-uang gua sendiri kenapa lu juga istilahnya ngambil punya gua gitu loh, jadi ya udah ribut ribut ribut sampai ya sering gitu dipukulin bahkan sempat nih di sini nih pake apa sih kaya kapak ya kapak yang kecil itu ke kepala sini. Ya udah sejak itu udah gua tinggal sendiri aja, lu ngga mau cerai dari gua ngga jadi masalah pokoknya gua ngga mau tinggal disini. Akhirnya kerja di salon V itu akhirnya dia kasih ada rumahnya yang kosong suruh tante tinggal disitu.

W/PTD+/121

W/PTD+/127

131 132 133

Waktu tante dipukul itu ada keinginan untuk ngelapor ke polisi atau ngga?

Ngga sih cuma pikirnya saat itu gua tuh udah diinjak-injak kenapa gua harus pertahankan hidup dengan lu gitu loh. Pada saat itu cuma make decition gua keluar dari situ.

W/HD+/132, W/PnTD+/132 134

135

Tapi tante udah punya anak belum waktu itu (subyek: menggeleng) oh belum punya anak. Yang pertama ngga punya anak.

136 137

Terus sampai akhirnya tante pisah itu ya, itu cerai ngga tante? Sama yang pertama cerai

139 Bukan papanya B 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166

Oh… bukan papanya B, terus?

Jadi udah 3 kali, yang kedua itu juga kenal di jogja sini, ci Y kuliah di A sini dia di STTN, ketemu kayanya kok dia baik, tapi sekarang istilahnya tuh dalam benak ci Y udah mikir pokoknya udah mikir semua laki-laki itu cuma manis di depan momok dibelakangnya tuh pasti monster jadi udah rasanya tuh udah males untuk istilahnya tuh meskipun orang bilang lu kan masih muda lu, cantik, lu dandan apa semua gitu semua bisa dapet laki-laki yang lebih baik rasanya tuh udah bener-bener muak karena dari kecil sampe sekarang tuh yang jatuhin itu selalu laki-laki. Nah ketemu, akhirnya baik baik baik terus jatuh cinta sambil ci Y tetep kuliah malah tetep kerja malah ci Y sampai mau selesai skripsi pun, skripsinya ci Y pun ngga tak garap udah mendingan uang-uang dari gajinya ci Y itu mendingan buat biayain dia kuliah, supaya lu juga selesai kuliahnya gitu. Tapi ya ternyata itu sering diapusi, dia bilang oh buat bayar uang kuliah, buat bayar ini, padahal ngga ujian, ngga bayar gitu, kaya gitu sampai akhirnya ci Y hamil, hamil C. Nah hamil itu dia ternyata ngga mau, dia bilang dia ngga mau kalau misalnya untuk nikah sekarang, dia tuh dia pengennya tuh selesai kuliah dia kerja dia punya karier baru istilahnya dia bisa nyenengin mamanya baru dia mau nikah. Nah sekarang kalo tandanya kan ci Y kan, kalo lu udah punya tujuan kaya gitu kenapa lu kuliah aja lu ngga mau selesai-selesaiin, lu bilang lu bayar uang kuliah untuk selesai, untuk urus ini-ini, tapi lu ngga bayarin gitu loh, uang gua lu kemanain hahah…gitu kan. Gimana lu mau melangkah, istilahnya sekarang nih kalo dia mau kerja berarti dia harus selesai kuliah dulu…ya….kuliah aja dia ngga ada niat untuk nyelesaiin gimana dia mau ngelangkah untuk kerja. Ya kan nah kerja, kerja itu untuk niti karier sehingga dia bisa nyenengin mamanya itu mau butuh waktu berapa lama ya kan, sementara perut yang ada ini makin lama makin besar ya kan, ya udah akhirnya dari situ dia ci Y tetap mempertahankan akhirnya ya itu dia istilahnya tuh berbalik gitu loh, berbalik 180° tuh ngangep jadi istilahnya tuh ci Y tuh kok menghambat dia dengan harus nikah sama dia ya itu akhirnya perlakuannya dia itu bener-bener berubah 180° udah ngga perduli, acuh gitu, kaya gitu. Bahkan istilahnya tuh sampai ci Y lagi hamil besar tuh juga istilahnya tuh juga sering dipukul udah gitu istilahnya tuh pergi kerja nih istilahnya untuk istilahnya untuk nanti biaya melahirkan itu pun juga istilahnya ci Y

W/PTD+/141 W/PnTD−/144 W/PnTD+/145 W/PTD+/146, W/PnTD–/146 W/PTD+/150 W/PTD+/164

167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194

sampai make up jam 2 pagi jam 3 di ‘V’ pagi naek motor sendiri dibiarin. Dan bahkan waktu melahirkan pun itu anaknya ci Y sampai umur 6 bulan itu ngga mau dipegang sedikitpun sama dia. Sampai udah C lahir gitu tetep ya kuliahnya juga tetep ngga beres-beres ga diselesai-selesaiin kuliahnya udah ya akhirnya ya udah ci Y cuma mikir ya udahlah mungkin ini udah nasib gua gitu harus istilahnya punya suami seperti ini ya kan, karena ada anak nih karena udah

Dokumen terkait