• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

1. Kegiatan binwasdal sarana farmasi, makanan dan minuman yang telah dilakukan perlu ditingkatkan lagi dalam rangka sosialisasi informasi dan untuk meningkatkan kesadaran serta pengetahuan tenaga kesehatan dan pemilik sarana kesehatan

2. Perlu adanya peningkatan jumlah SDM di bidang subseksi farmakmin untuk mempermudah pelaksanaan binwasdal terhadap sarana kesehatan. 3. Peningkatan kompetensi petugas Seksi Sumber Daya Kesehatan (SDK)

melalui pelatihan yang sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing bagian.

Universitas Indonesia DAFTAR ACUAN

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. (2002). Pedoman Perizinan Sarana Farmasi Makanan dan Minuman Provinsi DKI Jakarta. Jakarta : Suku Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta. (2009). Peraturan Daerah DKI Jakarta No.4 Tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Daerah Jakarta: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta. (2009). Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 150 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Suku Dinas Kesehatan. Jakarta : Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Menteri Kesehatan RI. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan No. 2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktek Kedokteran. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan RI. (2007). Peraturan Menteri Kesehatan No 284/MenKes/PER/III/2007, tentang Apotek Rakyat. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan RI. (2006). Peraturan Menteri Kesehatan No. 357/Menkes/Per/2006 Tentang Registrasi dan Izin Radiografer. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan RI. (2004). Peraturan Menteri Kesehatan No. 867/Menkes/Per/VIII/2004 tentang Registrasi dan Praktek Terapis Wicara. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan RI. (2002). Peraturan Menteri Kesehatan No. 1332/MenKes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan RI. (2002) Peraturan Menteri Kesehatan No. 544/Menkes/VI/2002 Tentang Registrasi dan IzinKerja Refraksionis Optisien. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan RI. (2001). Peraturan Menteri Kesehatan No. 1392/Menkes/SK/XII/2001 tentang Registrasi dan Izin Kerja Perawat Gigi. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan RI. (2001). Peraturan Menteri Kesehatan No. 1363/Menkes/SK/XII/2001 Tentang Registrasi dan Izin Praktek Fisioterapis Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Universitas Indonesia Menteri Kesehatan RI. (1991). Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 142/MenKes/PER/III/1991 tentang Penyalur Alat Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan RI. (1990). Peraturan Menteri Kesehatan No. 246/Menkes/PER/V/1990 Tentang Izin Usaha Industri Kecil Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan RI. (2011). Keputusan Menteri Kesehatan No. 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Menteri Kesehatan RI. (2011).Keputusan Menteri Kesehatan H.K.

02.02/Menkes/149/ I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan RI .(2011). Keputusan Menteri Kesehatan H.K. 02.02/Menkes/148/ I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan RI. (2003). Keputusan Menteri Kesehatan No. 1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Presiden RI . (2009). Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Presiden RI . (1999). Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Presiden RI. (2009). Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.

Presiden RI. (2000). Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom Presiden RI. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara. (2011). Prosedur Pemberian Izin Sarana

dan Praktik Tenaga Kesehatan Farmasi Makanan Minuman Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara. Jakarta: Dinas Kesehatan Jakarta Utara.

Universitas Indonesia

Lampiran 1 Struktur Organisasi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara

Kepala Suku Dinas Kesehatan Sub Bagian Tata Usaha Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan Seksi Kesehatan Masyarakat Seksi Sumber Daya Kesehatan Seksi Pelayanan Kesehatan Wabah dan Surveillance Penyakit Menular dan Tidak Menular Penyehatan Lingkungan Promosi Kesehatan dan Informasi Kesehatan Gizi dan Pemberdayaan Peran Serta Masyarakat Pembinaan Kesehatan Keluarga Farmasi, makanan dan minuman Tenaga Kesehatan Standarisasi Manajemen Kesehatan Pelayanan Kesehatan Keahlian dan Tradisional Pelayanan Kesehatan Dasar Gawat Darurat dan Bencana

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia Lanjutan

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia Lanjutan

Universitas Indonesia Lanjutan

Universitas Indonesia Lanjutan

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia Lanjutan

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia

Lampiran 12 Formulir Permohonan Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA)/Surat Izin Kerja

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI SUKU DINAS KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI

JAKARTA UTARA

JL. YOS SUDARSO 27-29

PERIODE 7 JANUARI – 18 JANUARI 2013

PEMETAAN TENAGA KESEHATAN NON-MEDIS

BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK PADA RUMAH

SAKIT DAN PUSKESMAS DI WILAYAH KOTA

ADMINISTRASI JAKARTA UTARA

WISNU AJENG RAKHMANINGTYAS, S.Farm

1106153574

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

ii Universitas Indonesia Halaman DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL ... iii DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar belakang ... 1 1.2 Tujuan ... 2 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 3 2.1 Tenaga kesehatan ... 3 2.2 Sarana/fasilitas kesehatan... 5 2.3 Profil wilayah Jakarta Utara ... 8 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 11 3.1 Waktu dan tempat pelaksanaan tugas khusus ... 11 3.2 Metode pengumpulan data ... 11 3.3 Analisis rasio tenaga medis per 100000 penduduk di kota administrasi Jakarta Utara periode 2012 ... 11 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 12 4.1 Analisis rasio dan pemetaan tenaga kesehatan di kota administrasi Jakarta Utara periode 2012 ... 12 4.2 Tenaga keperawatan ... 12 4.3 Apoteker ... 14 4.4 Gizi... 14 4.5 Kesehatan masyarakat ... 14 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 16 5.1 Kesimpulan... 16 5.2 Saran ... 16 DAFTAR ACUAN ... 17

iii Universitas Indonesia Tabel 2. 1 RasioTenaga Kesehatan Per 100.000 Penduduk ... 5 Tabel 2. 2 Daftar Rumah Sakit di Wilayah Jakarta Utara ... 9 Tabel 2. 3 Jumlah Penduduk di 6 Kecamatan Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara per tanggal 11 Januari 2013 jam 13:42 ... 10

iv Universitas Indonesia Lampiran 1 Jumlah Tenaga Kesehatan Non Medis Di Wilayah Kota Administrasi

Jakarta Utara ... 19 Lampiran 2 Perbandingan Rasio Tenaga Kesehatan Non Medis Dengan Standar Rasio Ideal Menurut Indikator Indonesia Sehat ... 25

1 Universitas Indonesia BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang termaksud dalam Pancasila dan pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, keinginan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (Undang-undang No. 36 Tahun 2009). Peningkatan derajat kesehatan dilakukan dengan upaya – upaya dan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah di berbagai sarana pelayanan kesehatan, baik sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah, swasta ataupun perorangan. Beberapa sarana pelayanan kesehatan yang dapat menyelenggarakan upaya dan pelayanan kesehatan antara lain rumah sakit, puskesmas, klinik, poliklinik dan praktek pribadi.

Rumah sakit dan puskesmas menjadi ujung tombak pembangunan dan pelayanan kesehatan masyarakat, namun tidak semua rumah sakit yang ada di Indonesia memiliki standar pelayanan dan kualitas yang sama. Rumah sakit mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, masing-masing rumah sakit dituntut untuk memperbaiki manajemen, dan meningkatkan mutu pelayanan dan melakukan pemberdayaan terhadap semua potensi yang ada termasuk sumber daya manusia karena mutu pelayanan sangat tergantung pada kemampuan dan ketersediaan sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau melakukan kegiatan kesehatan sesuai dengan bidang keahlian dan kewenangan tiap tenaga kesehatan yang bersangkutan (Undang Undang No. 23 Tahun 1992).

Universitas Indonesia Standar kuantitas beberapa tenaga kesehatan yang vital telah ditetapkan oleh kementerian kesehatan. Standar kuantitas tersebut dinyatakan sebagai rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk (Keputusan Menteri Kesehatan No.1202 tahun 2003). Sedangkan standar sarana/prasarana kesehatan dan pendayagunaan tenaga kesehatan, Kementerian Kesehatan telah menetapkan standar pelayanan kesehatan dan standar minimal jumlah tenaga kesehatan di pusat/sarana kesehatan masyarakat terutama rumah sakit yang ditentukan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.340/MENKES/PER /III/2010.

Berdasarkan keputusan menteri tersebut perlu dilakukan adanya analisis mengenai kesesuaian jumlah tenaga kesehatan beserta profil tenaga kesehatan di sarana pelayanan kesehatan dan untuk menjamin pemenuhan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Jumlah tenaga kesehatan ini sangat menentukan kualitas dari pelayanan yang diberikan, dimana tenaga kesehatan yang dimaksud antara lain tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis. Dalam tugas ini dilakukan analisis untuk tenaga kesehatan dimana tenaga kesehatan ini dipilih berdasarkan kebutuhan utama yang ada di rumah sakit, puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya di tiap kecamatan di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara.

Analisis dilakukan dengan cara mengolah data-data sekunder yang telah dikumpulkan oleh Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Seksi Sumber Daya Kesehatan Koordinator Tenaga Kesehatan dan dilihat kesesuaiannya dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tugas khusus ini diharapkan dapat mempermudah Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Seksi Sumber Daya Kesehatan Bagian Tenaga Kesehatan untuk memetakan dan mengawasi ketersediaan tenaga non medis di setiap rumah sakit, puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui pemenuhan standar jumlah tenaga kesehatan serta pemetaan tenaga kesehatan di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pemerintah.

3 Universitas Indonesia BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tenaga kesehatan

Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan mengatur tentang jenis tenaga kesehatan di Indonesia beserta persyaratan yang berlaku, sistem pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan, standar profesi, serta mekanisme pembinaan dan pengawasan tenaga kesehatan agar sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan (Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996).

Menurut Peraturan Pemerintah tersebut, yang dimaksud dengan Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Adapun jenis tenaga kesehatan yang diakui di Indonesia yaitu Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996):

1. Tenaga medis, meliputi dokter dan dokter gigi 2. Tenaga keperawatan, meliputi perawat dan bidan

3. Tenaga kefarmasian, meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker 4. Tenaga kesehatan masyarakat, meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog

kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian.

5. Tenaga gizi, meliputi nutrisionis.

6. Tenaga keterapian fisik, meliputi fisioterapis, okupasi terapis, dan terapis wicara

7. Tenaga keteknisian medis, meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisi, otorik prostetik, teknisi transfusi dan perekam medis

Pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan dilaksanakan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang merata bagi seluruh masyarakat. Penempatan tenaga kesehatan dalam masa bakti dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi wilayah dimana tenaga kesehatan yang

Universitas Indonesia bersangkutan ditempatkan, lama penempatan, jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat, dan prioritas sarana kesehatan.

Sedangkan dalam proses perencanaan nasional tenaga kesehatan selain jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat, harus diperhatikan pula faktor sarana kesehatan serta jenis dan jumlah tenaga kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan (Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996, selanjutnya ditetapkan Kepmenkes No. 81/Menkes/SK/I/2004 tentang pedoman penyusunan perencanaan sumber daya kesehatan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, serta rumah sakit. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan disebutkan bahwa dalam perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan terdapat empat metode penyusunan yang dapat digunakan, yaitu (Keputusan Menteri Kesehatan No. 81/Menkes/SK/I/2004,2004):

a. Health Need Method, yaitu perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan yang didasarkan atas epidemiologi penyakit utama yang ada pada masyarakat. b. Health Service Demand, yaitu perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan yang

didasarkan atas permintaan akibat beban pelayanan kesehatan.

c. Health Service Target Method, yaitu perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan yang didasarkan atas sarana pelayanan kesehatan yang ditetapkan, misalnya Puskesmas dan Rumah Sakit.

d. Rasio Method, yaitu perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan yang didasarkan pada standar/rasio terhadap nilai tertentu.

Pelaksanaan penyusunan peta kebutuhan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan berdasarkan analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan, serta melaksanakan monitoring dan pemetaan sumber daya kesehatan di Kota Administrasi yang terdapat di Provinsi DKI Jakarta merupakan tugas Seksi Sumber Daya Kesehatan Suku Dinas Kota Administrasi (Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 150 tahun 2009).

Berdasarkan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 Pasal 23 yang menyebutkan bahwa dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan wajib memilki izin dari pemerintah. Perizinan praktek tenaga kesehatan

Universitas Indonesia di Provinsi DKI Jakarta diberikan oleh Suku Dinas Kesehatan Kota Administras dengan keluarnya Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 150 tahun 2009. Dasar hukum yang mengatur perizinan tenaga kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Permenkes No.1796/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.

2. Kepmenkes No.889/MenKes/ Per/V/2011 tentang Izin Praktek dan izin Kerja Tenaga Kefarmasian.

3. Kepmenkes No.2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktek Kedokteran.

4. Kepmenkes No.H.K 02.02/Menkes/148/ I/2001 tentang Registrasi dan Praktek Perawat.

5. Kepmenkes No.H.K 02.02/Menkes/149/ I/2001 tentang Registrasi dan Praktek Bidan.

6. Kepmenkes No.357/Menkes/Per/2006 tentang Registrasi dan Izin Radiografer. 7. Surat Edaran Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta No.3026/1.777.12

tanggal 12 April 2012.

Rasio tenaga kesehatan Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1202 /Menkes/sk/VIII/2003:

Tabel 2. 1 RasioTenaga Kesehatan Per 100.000 Penduduk

Tenaga Kesehatan Rasio per 100.000 penduduk

Dokter 40 Dokter spesialis 6 Dokter gigi 11 Perawat 117,5 Bidan 100 Apoteker 10 Gizi 22 Sanitasi 40 Kesehatan masyarakat 40

Sumber: keputusan menteri kesehatan No 1202/Menkes/SK/VIII/2003 2.2 Sarana/fasilitas kesehatan

Universitas Indonesia upaya kesehatan (Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996). Sedangkan yang dimaksud dengan fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Fasilitas pelayanan kesehatan menurut jenisnya dibedakan menjadi fasilitas pelayanan perseorangan dan fasilitas pelayanan masyarakat, yang diselenggarakan baik oleh pihak pemerintah, pemerintah daerah maupun pihak swasta. Sedangkan dalam menentukan jenis dan jumlah fasilitas kesehatan merupakan tanggung jawab pemerintah daerah dengan mempertimbangkan (Undang-Undang No. 36 Tahun 2009):

a. Luas wilayah

b. Kebutuhan kesehatan

c. Jumlah dan persebaran penduduk d. Pola penyakit

e. Pemanfaatannya f. Fungsi sosial

g. Kemampuan dalam memanfaatkan teknologi 2.2.1 Rumah sakit

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, definisi rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugas tersebut, rumah sakit mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

Universitas Indonesia d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2.2.2 Pusat kesehatan masyarakat

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan puskesmas memiliki fungsi sebagai berikut (Keputusan Menteri kesehatan No. 128/Menkes/SK/II/2004):

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.

3. Pusat pelayanan kesehatan

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :

a. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit pelayanan perseorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

Universitas Indonesia b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya. 2.3 Profil wilayah Jakarta Utara

Jakarta Utara merupakan salah satu Kotamadya yang berada di Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang terbagi dalam 6 kecamatan dengan masing-masing kelurahannya, yaitu (Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, 2010):

1. Kecamatan Penjaringan a. Kelurahan Kamal Muara b. Kelurahan Kapuk Muara c. Kelurahan Penjagalan d. Kelurahan Penjaringan e. Kelurahan Pluit 2. Kecamatan Pademangan

a. Kelurahan Pademangan Barat b. Kelurahan Pademangan Timur c. Kelurahan Ancol

3. Kecamatan Tanjung Priok a. Kelurahan Sunter Agung b. Kelurahan Sunter Jaya c. Kelurahan Papanggo d. Kelurahan Warakas e. Kelurahan Sungai Bambu f. Kelurahan Kebon Bawang g. Kelurahan Tanjung Priok

4. Kecamatan Koja

a. Kelurahan Rawabadak Selatan b. Kelurahan Tugu Selatan c. Kelurahan Tugu Utara d. Kelurahan Lagoa

e. Kelurahan Rawabadak Utara f. Kelurahan Koja

5. Kecamatan Kelapa Gading

a. Kelurahan Kelapa Gading Barat b. Kelurahan Kelapa Gading

Timur

c. Kelurahan Pegangsaan Dua 6. Kecamatan Cilincing

a. Kelurahan Sukapura b. Kelurahan Rorotan c. Kelurahan Marunda d. Kelurahan Cilincing e. Kelurahan Semper Timur f. Kelurahan Semper Barat g. Kelurahan Kalibaru

Universitas Indonesia Kota Administrasi Jakarta Utara memiliki 6 Puskesmas Kecamatan, 43 Puskesmas Kelurahan dan 19 rumah sakit yang tersebar di berbagai wilayah Jakarta Utara, yaitu:

Tabel 2. 2 Daftar Rumah Sakit di Wilayah Jakarta Utara

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta,2012

Berdasarkan hasil sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Jakarta Utara adalah 1.657.509 jiwa. Dari hasil sensus penduduk tahun 2011 tersebut bahwa penyebaran penduduk di Jakarta Utara dengan 3 kecamatan terbesar yaitu :

- Kecamatan Tanjung Priok yakni sebesar 24,74% - Kecamatan Cilincing yakni sebesar 24,34% - Kecamatan Koja yakni sebesar 19,42%

No Rumah Sakit

Jumlah Tempat Tidur

Klasifikasi Kecamatan

1 Rumah Sakit Akademik Atma

Jaya 149 Umum

Penjaringan

2 Rumah Sakit Pluit 192 Umum

3 Rumah Sakit Ibu dan Anak

Family 90 Khusus (C)

4 Rumah Sakit Indah Kapuk 209 Umum

5 RSTP TP Ancol 48 Pademangan

6 Rumah SakitPenyakit Infeksi

Prof. Dr. Sulianti 167 Khusus (B)

Tanjung Priok 7 Rumah Sakit Ibu dan Anak

Hermina Podomoro 53 Khusus (B) 8 Rumah Sakit Sunter Agung - - 9 Rumah Sakit Royal Progress - - 10 Rumah Sakit Puri Medika 50 Khusus 11 Rumah Sakit Port Medical

Centre 50 Umum

12 Rumah Sakit Sukmul 98 Umum (C)

13 Rumah Sakit Satya Negara 14 Umum 14 Rumah Sakit Medika Griya 105 Umum (C) 15 Rumah Sakit Umum Daerah

Koja 456 Umum (B)

Koja 16 Rumah Sakit Pelabuhan

Tanjung Priok 221 Umum (C)

17 Rumah Sakit Mitra Keluarga 164 Umum (B) Kelapa Gading 18 Rumah Sakit Gading Pluit 50 Umum (B)

19 Rumah Sakit Islam Jakarta

Universitas Indonesia Kecamatan dengan jumlah penduduk yang paling sedikit adalah Kecamatan Kelapa Gading yang berjumlah 131.354 jiwa.

Tabel 2. 3 Jumlah Penduduk di 6 Kecamatan Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara per tanggal 11 Januari 2013 jam 13:42

Kecamatan (Districs)

Kelurahan (Villages)

Akhir Tahun 2010 Akhir Tahun 2011

Total % Total % (1) (2) (3) (4) (5) (6) Penjaringan 5 306.456 18,62 228.190 13,76 Pademangan 3 149.809 9,10 162.616 9,82 Tanjung Priok 7 375.276 22,80 410.103 24,74 Koja 6 288.091 17,51 321.840 19,42 Kelapa Gading 3 154.692 9,41 131.354 7,92 Cilincing 7 371.335 22,56 403.406 24,34 Jakarta Utara 31 1.645.659 100,00 1.657.509 100,00

11 Universitas Indonesia BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat pelaksanaan tugas khusus

Tugas khusus dilaksanakan selama Praktek Kerja Profesi Apoteker periode 07– 21 Januari 2013 di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Seksi Sumber Daya Kesehatan, Bagian Tenaga Kesehatan.

3.2 Metode pengumpulan data

Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder yang diperoleh dari seksi Sumber Daya Kesehatan di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, serta data dan informasi dari beberapa literatur yang berasal dari Buku Profil Kesehatan dan publikasi online yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik.

3.3 Analisis rasio tenaga medis per 100000 penduduk di kota administrasi Jakarta Utara periode 2012

Dalam analisis ini akan dilakukan perhitungan dengan metode rasio yang membandingkan antara jumlah tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk di wilayah kota administrasi Jakarta Utara yang dinyatakan dalam 100.000 penduduk.

Analisis rasio dihitung dengan menggunakan rumus :

Rasio yang diperoleh dibandingkan dengan target kementerian kesehatan

yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No

12 Universitas Indonesia BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis rasio dan pemetaan tenaga kesehatan di kota administrasi Jakarta Utara periode 2012

Dokumen terkait