• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Untuk meningkatkan hal-hal yang dipandang masih belum optimal serta mengatasi beberapa kendala atau hambatan yang dihadapi dikemukakan beberapa saran.

1.Dari penelitian di lapangan ditemukan bahwa, pengembangan Dosen pada ketiga PTK didasari kebijakan dari masing-masing Kementerian yang menaunginya, baik yang berbentuk perundangan ataupun surat edaran. Kebijakan tersebut berkenaan dengan pengembangan SDM secara umum, belum ada kebijakan pengembangan kemampuan profesional Dosen yang spesifik. Untuk itu disarankan adanya kebijakan dari kementerian berupa Permen, minimal surat edaran Mentri atau Dirjen yang mengatur pengembangan kemampuan profesional dosen, yang menjadi acuan bagi perguruan tinggi kedinasan untuk menyusun dan mengajukan usulan program pengembangan kemampuan profesional Dosen yang sesuai dengan kebutuhan institusi, tuntutan, tantangan dan kebutuhan masyarakat pengguna.

2.Agar dapat dikembangkan Dosen-Dosen yang profesional sesuai dengan ketentuan perundangan (kebijakan Kementerian) dan tuntutan perkembangan masyarakat, dan para stakehoulder diperlukan kebijakan dari pimpinan institusi pendidikan tinggi kedinasan masing-masing yang berkenaan dengan pengembangan profesional Dosen. Berdasarkan kebijakan tersebut dikembangkan program khusus pengembangan kemampuan profesional Dosen. Program ini juga merupakan penjabaran dari program Kementerian, dan sejalan serta dapat menunjang program-program lain pada institusi.

a) Program berorientasi pada visi untuk menjadikan perguruan tinggi kedinasan memiliki keunggulan secara nasional dan internasional.

b) Program disusun dengan didahului analisis faktor eksternal berupa tantangan- tantangan yang dihadapi baik secara regional, nasional maupun internasional, dan peluang-peluang yang ada, juga faktor kekuatan dan kelemahan internal yang ada pada perguruan tinggi masing-masing.

c) Program diarahkan pada pencapaian sasaran menghasilkan Dosen yang memenuhi standar profesional baik dalam kompetensi: pedagogik, profesional, kepribadian maupun sosial dalam bidang kedinasan masing-masing.

d) Keutuhan penguasaan kompetensi profesional dicapai melalui program studi lanjut ke S2 dan S3 serta pendidikan-pelatihan jangka pendek sebagai cicilan penguasaan kompetensi profesional.

e) Program studi lanjut dan pendidikan-pelatihan singkat hendaknya disediakan bagi seluruh bidang keahlian Dosen, bukan hanya bidang utama kedinasan.

f) Program disusun secara menyeluruh (jangka panjang) tetapi disertai rincian program untuk setiap tahun.

g) Program dilengkapi dengan rincian biaya, lembaga pelaksana, serta faktor penunjang utama lainnya.

h) Program diajukan kepada Kementerian yang menaungi perguruan tinggi disertai argumentasi-argumentasi yang kuat tentang urgensi dan keunggulan program tersebut.

3.Dari penelitian di lapangan ditemukan bahwa pada ketiga PTK belum ada program khusus yang bersifat menyeluruh mengenai pengembangan kemampuan profesional Dosen. Program yang ada adalah program pengembangan SDM yang bersifat umum di dalamnya mencakup pengembangan Dosen. Sebagai penunjang dan pelengkap program menyeluruh yang diajukan pada Kementerian yang menaungi, perlu disusun program khusus pengembangan kemampuan Dosen intern, yang dilaksanakan oleh dan dalam perguruan tinggi sendiri.

a) Program lebih diarahkan pada pengembangan satu kompetensi atau beberapa sub kompetensi profesional tertentu, seperti dalam kompetensi pedagogik umpamanya lebih diarahkan pada pengembangan kompetensi mengajar, menilai, menyusun bahan ajar, bimbingan mahasiswa, dll..

b) Kegiatan program berbentuk: pendidikan singkat, pelatihan, seminar, diskusi, diskusi panel, lokakarya, cermah tamu, dll.

c) Pelaksanaan program didukung dengan personil, dana, sarana serta faktor pendukung lainnya yang memadai.

d) Program menyeluruh disusun pada tingkat perguruan tinggi, sedang penjabaran program dibuat pada tiap unit organisasi: Fakultas, Lembaga, Bagian, Jurusan, dan Program Studi, seuai dengan fungsi, tugas, dan wewenangnya.

4. Dari penelitian di lapangan ditemukan, bahwa pengorganisasian pengembangan kemampuan Dosen belum tersusun secara hierarhis merata pada semua unit terkait, masih nampak koordinasi yang kurang jelas. Agar pelaksanaan program pengembangan kemampuan profesional Dosen berjalan secara efisien dan efektif, perlu diorganisasikan secara jelas. Ada pembagian yang jelas sesuai dengan fungsi- tugas dari unit-unit organisasi yang ada pada perguruan tinggi dengan pembagian tugas dan tanggang jawab berpegang pada prinsip the right man on the right place. Ada rincian faktor-faktor penunjang pelaksanaan program, baik personil, sarana- prasanara, biaya, maupun keterlibatan pihak lain di luar perguruan tinggi. Ada rincian rencana kegiatan dan jadwal kegiatan yang terkoordinasikan secara menyeluruh. Dalam pelaksanaa kegiatan pimpinan melakukan pemantauan dan pengendalian secara teratur, baik secara langsung dalam kegiatan pelaksanaan, maupun melalui laporan kemajuan tiap kegiatan program pengembangan kemampuan profesional Dosen.

5.Dari penelitian juga ditemukan bahwa belum ada evaluasi yang terencana dan menyeluruh berkenaan dengan perkembangan kemampuan profesional Dosen. Keberhasilan dari program pengembangan kemampuan profesional Dosen, perlu dievaluasi secara teratur dan menyeluruh. Evaluasi berkenaan dengan efisiensi proses pelaksanaan, dan efektivitas serta produktivitas keberhasilannya. Untuk mengetahui tingkat keprofesionalan Dosen sebagai hasil dari pengembangan, perlu disusun instrumen penilaian, walaupun bersifat umum, tetapi dapat menggambarkan tingkat kompetensi Dosen.

6. Dari penelitian lapangan juga ditemukan bahwa peluang lanjutan studi dengan bantuan dana dari Kementerian masih terbatas pada bidang keahlian tertentu (keahlian utama PTK), yang bukan keahlian utama kesempatannya terbatas. Perlu adanya peninjauan kembali pembatasan kesempatan pengembangan kemampuan Dosen. Semua bidang keahlian yang menunjang pencapaian tujuan lembaga PTK perlu mendapat kesempatan untuk pengembangan. Perlu ada peninjauan kembali

kebijakan bagi Dosen yang mendapatkan izin belajar atau melanjutkan studi dengan biaya sendiri, agar diperlakukan sama dengan yang mendapat beasiswa, yaitu dibebaskan dari tugas mengajar. Perlu ada kebijakan (ketentuan) waktu para Dosen mengikuti pendidikan atau pelatihan singkat, dan kegiatan-kegiatan akademis-ilmiah seperti diskusi, seminar, dll., umpamanya dilaksanakan dalam libur panjang antar semester genap dengan ganjil, sehingga kegiatan tersebut tidak menggangu perkuliahan.

7. Dari penelitian lapangan ditemukan adanya hambatan kenaikan pangkat/jabatan fungsional ke guru besar dari PTK yang berstatus sekolah tinggi. Agar tidak ada hambatan dalam pengembangan karir/ jabatan fungsional sebagai guru besar, maka disarankan agar status sekolah tinggi ditingkatkan menjadi institut. Pengembangan menjadi institut sudah tentu memperhatikan urgensinya bagi layanan terhadap pengguna, keluasan bidang ilmu dan sasaran yang dilayani, serta ketersediaan sumber daya pendidikan pada institusi.

198

DAFTAR PUSTAKA

Arkitson, R.C. (1990). Educating Quality Cycles in A College of Further Education. Manchester: Monographs of Manchester.

Athyiaman, A. (1997). “Linking Student Satisfaction and Service Quality Perception: The Case of University Education”in European Journal of Marketing. Vol. 31 No 7. 1997. Pp 528-540.

Beny, Cornelia J. (2005).Pengembangan Manajemen Dosen di Perguruan Tinggi

sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Kinerja Dosen (Penelitian di STSI Bandung) .

Disertasi. Bandung PPs UPI.

Borner, T. (1998).”More Knowledge, New Knowledge: The Impcat on Education and Training” in. Education and Training. Vol.40. No 1, pp, 11-14.

Castetter, William B. (1996). The Human Resource Function in Educational

Administration. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Creswell, John W. (2008). Educational Research: Planning, Conducting and Evaluating

Quantitative and Qualitative Research. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson-

Merril Prentice Hall.

Creswell, John W. (2007). Qualitative Inquiry & Research Design. Thousand Oaks, Sage Publication.

David, Fred R. (1997). Strategic Management.Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall.

Dessler, Gary. (2008). Human Resource Management.London: PearsonEducatioanLtd.– Prentice Hall.

Departemen Pendidikan Nasional, (2005): RencanaStrategisDepartemenPendidikanNasional

2005-2025. Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2004). Higher Education Long Term Strategy

(HELTS) 2003-2010, Jakarta: Dikti.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (2010). Rencana Strategis Pengembangan Dosen

PTN 2010-2014. Jakarta: Dikti.

Djuwita, Tita Meirina. (2004). Pengaruh Strategi Pengembangan Dosen Perguruan Tinggi

dan Motif Berperstasi Terhadap Produktivitas Kerjanya. Disertasi. Bandung. UPI.

Elton, Lewis and Cryer, Pat (1994). “Quality and Change in Higher Education”, in Innovative

Higher Education. Vol. 18 No 3 Spring 1994.

198

Gluech, W.F &Jauch, L.R (2000).Strategic Management and Business Policy. New York: McGraw-Hill. Inc.

Goetch, David L. & Davis, Stanley B.(2006). Quality Management.Singapore; Pearson- PrenticeHall.

Gordon, George and Celia Whitchurch. (2007). “Managing Human Resources in Higher Education: The implications of a diversifying workforce”. [Online]. Tersedia: http://http://web.ebscohost.com/ehost/detail?

Grisay, A. And Mahleck. M. (1992). The Quality of Education in Developing Countries: A

Preview of Some Research Studies and Policy Documents. Paris: IIEP.

Hasibuan, Malayu S.P. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. BumiAksara. Hunger, David and Wheelen, Thomas, L. (1993). Strategic Management. New York:

Addison-Wesley Publishing Company Inc.

Indrajit, R.E.dan Djokopranoto. (2006). Manajemen Perguruan Tinggi Modern. Jogyakarta: Andi Offset.

Jamaluddin. (2011). Manajemen Mutu Layanan Akademik Perrguruahn Tinggi (Studi

Perguruan Tinggi di Jambi). Disertasi. Bandung PPs Uninus.

Jusoh, et al. (2004). “Service Quality in Higher Education: Management Student’s Perspective”. Tersedia: http/epints,utm.mys2. (27 Januari 2007). (03 April 2009)

Kompas, (2010) “Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia”, HarianKompas (10

Agustus 2010)

Kusumastuti, Dyah (2001). Manajemen Sistem Pengembangan Sumber Daya Manusia

Dosen sebagai Penjamin Mutu di Perguruan Tinggi (Studi Pengaruh Kompetensi Individu terhadap Kinerja Dosen yang Berorientasi pada Mutu dengan Moderator Ikilim Organisasi dan Dukungan Sumber Daya di ITB). Disertasi.

Bandung: IKIP Bandung.

Lapp, Dianne, et. al. (1975).Teaching and Learning: Philosophical, Psychological,

Curricular Application. New York: Macmillan Publishing Co.

Lincoln Yvona, S and Guba, Egon, G. (1985). Naturalistic Inquiry. London: Sage

Publication.

Lewis, R.G. and Smith, D.H. (1994). Total Quality in Higher Education. New York: St. Licie Press.

Marsh, Colin, (2008). Becoming A Teacher: Knowledge, Skills and Issues. Australia: Pearson Australia Group.

Mazurek, K., Winzer, M. A, and Majorek, C. (2000). Education in Global Society. Boston: Allyn and Bacon.

198

McMillan, James H. (2008). Educational Research: Fundamentals for the Consumer. Boston: Pearson.

McMillan, James H. and Schumacher, Sally. (2001). Research in Education.A Conceptual

Introduction. New York: Longman.

Moleong, L. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung; Remaja Roosda Karya.

Montgemary, R. (2002). Strategic Quality Management in Higher Education. New York: John Wiley and Sons, Inc.

Mulyadi, Deddy (2004) Faktor-faktor Strategik yang Mempengaruhi Pengembangan Kinerja

Dosen Perguruajn Tinggi Kedinasan ( Studi tentang Pangaruh Perilaku Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Manajemen Mutu terhadap Kinerja Dosen STIA LAN). Diseretasi. Bandung. SPs UPI.

Nasution, S. (1992).Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Transito.

Noe, Raymond A, et al. (2008). Human Resource Management: Gaining a Competitive

Advantage. Boston: Mc Graw Hill.

Nurwahyudin, Agus. (2011). Katalog Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) di Indonesia. [Online].Tersedia:Wikipedia.org/. [Mei 2011]

Opre, Adrian, et al. (2008). “Faculty Development: Teaching Staff Needs, Knowledge and Priorities”. [Online]. Tersedia:http://http://web.ebscohost.com/ehost/detail?

Orstein, Allan C and Levine, Daniel U. (1993).Foundations of Education. Boston: Houghton Mifflin Co.

Pereda, M et al (2007). “Service Quality in Higherr Education: Experience of Overseas Students”. Journal of Hospitality, Leassure, Sport and Tourism Education. 6 (2)

Tersedia: http:www. heacademy.ac.ukhls/resources/johlste. (4 Maret 2009).

Piper, D.W. (1993). Quality Management in Universities. Canberra: Australian Goverment Publishing Service.

Republik Indonesia (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003. Jakarta:Pustaka Art.

Republik Indonesia (2005).Undang-undang Guru dan Dosen, Nomor 14 tahun 2005. Jakarta:Pustaka Art.

Rowe, J. Alan , et el. (1986) Strategic Management: A Methodological Approach. Addison Wesley Publishing Company, Inc.

Sagala, Syaiful. (2007). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung :Alfabeta

198

Sergiovanni, Thomas J, et al. (1987). Educational Governance and Administration. Englewood, New Jersey: Prentice Hall.

Seyfarth, John T. (2002). Human Resources Management for Effective Schools. Boston: Allyn and Bacon.

Siagian, Sondang,P. (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: BumiAksara Sugiono,.(2010). Metode Peneliian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiri, Syarif, (2007): Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia, Jakarta: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Pusat,

Surachmad, Winarno. ( 1989). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Transito.

Thomson, Arthur A.Jr, and Strickland, A.J. (1995). Strategy Management, Concept and

Cases. Chicago: Irwin.

Tilaar, T. A. M. (2002). Peran PerguruanTinggi di Daerah dalam Otonomi Daerah.Dalam H.A.R. Tilaar. PendidikanUntukMasyarakat Indonesia Baru.Jakarta: PT. GramediaWidiasarana Indonesia (Grasindo) bekerjasama dengan Center of Education and Community Development Studies (ECDS).

United State National Board for Professional Teaching Standard. (2012). “National Board for Professional Teaching Standards”.[Online]:<http://www.nbpts.org)

Uwes, Sanusi. (1999). Manajemen Pengembangan Mutu Dosen. Disertasi. Bandung: PPs IKIP Bandung

Weimer, Maryellen. (1990). Improving College Teaching. San Fransisco: Jossey– Bass Publishers.

Walker, Melanie. (2010). “A human development and capabilities 'prospective analysis' of global higher education policy”.[Online]. Tersedia: http://http://web. ebscohost.com

Zafar, Y. et al (tt.). Student’s Perception of Quality in Higher Education. Pakistan: University of Sargodha.

Zuber-Skerritt, Ortrun. (1992). Professional Development in Higher Education: A

Dokumen terkait