• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saran

Dalam dokumen Motif seseorang menemui dukun. (Halaman 86-144)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat

menjadi referensi contoh bukti nyata dari pengaruh kebudayaan yang

berkembang dalam suatu daerah terhadap motif dari seseorang untuk

melakukan suatu tindakan terutama latar belakangan seseorang untuk

menemui Dukun. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan

dengan cara melihat makna atau arti dari Dukun bagi para subyek sehingga

dapat lebih mengoptimalkan hasil dari penelitian ini. Bagi peneliti selanjutnya,

diharapkan untuk dapat melakukan persiapan yang lebih matang sebelum

melakukan penelitian kualitatif studi deskriptif, terutama dalam melakukan

pendekatan dengan nara sumber atau subyek penelitian, dan memberikan

raport yang sejelas – jelasnya mengenai tujuan dari penelitian, sehingga pada

saat pengambilan data atau melakukan wawancara, subyek penelitian atau

para sumber dapat merasa lebih nyaman dan memberikan pernyataan dengan

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin MA. 1998. Metode penelitian, Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Corbin, J. & Strauss, A. (1997) Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif : Prosedur, Teknik, dan Teori Grounded. PT. Bina Ilmu, Surabaya.

Endraswara, Suwardi. 2003. Falsafah Hidup Jawa, Tangerang: Cakrawala.

Handoko. 1992. Motivasi dan Penggerak Tingkah Laku, Yogyakarta, Kanisius

Herusatoto, Budiono. 1987. Simbolisme Budaya Jawa. Yogyakarta: PT Hanindita Offset.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990. Jakarta: Balai Pustaka.

Koeswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian, Bandung: PT. Eresco.

Kompas Cyber Media. Edisi Rabu, 2 Oktober 2002.

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0210/02/naper/feno12.htm.FenomenaAlam"MbahDukun”

Magnis Suseno, Frans. 1983. Etika Jawa dalam Tantangan (Bunga Rampai). Yogyakarta: Kanisius.

Martaniah, SM. 1984. Motif Sosial Remaja Suku Jawa dan Keturunan Cina; Suatu Studi Perbandingan. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press Mulder, Neils. 2001. Mistisisme Jawa: Ideologi di Indonesia. Yogyakarta: LkiS

Nanath. 2008. Faktor Personal yang Mempengaruhi Perilaku Manusia. http://www.w3.org/1999/xhtml.FaktorPersonalYangMempengaruhiPerilak uManusia.kuliahkomunikasi.com

Pikiran Rakyat Cyber Media. Edisi Kamis, 26 Agustus 2004. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0804/26/0409.htm.DukunCabulGarapMahasiswiJakarta

Poerwandari, Kristi E. (1998). Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: LPSP3 Universitas Indonesia.

Sarjana. H.A dan Endah, Kuswa 2008. Pranata Sosial dalam Masyarakat Jawa. Yogyakarta: Grafika Indah.

Seauto, Gnothi. 2007. Kenapa Orang Pergi ke Dukun ?. http://illuminationis.wordpress.com/2007/01/21/kenapa-orang-pergi-ke-dukun/

Spradley, James P. 1997. Metode Etnografi, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.

Suseno, Frans Magnis. 1997. Javanese Ethics and World-view, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama

Pekerjaan : Pedagang Tanggal wawancara : 12 April 2009 Lokasi wawancara : Rumah peneliti

Tante seberapa sering ketemu sama dukun?

Ya… kadang – kadang, yaa.. dua bulan sekali

Pernah lebih nggak?

Dulu, dulu waktu saya kena masalah tuh ya setiap hari, kadang-kadang khan mencari ketenangan gitu.

Tante kenal sama dukunnya itu dulu dari mana?

Ya dari saudara, dikenalin sama saudara.

Itu tante memang mencari, bertanya sama saudara, atau ada saudara yang mengenalkan?

Ndak, ndak mencari. Diajak.

Bisa diceritain mboten? Kok bisa kesana itu bagaimana?

Yaa.. waktu itu khan suami habis meninggal,trus sedih gitu lho, wis pokoke mbebeg gitu lho, wis anu masalahnya itu judeg gitu lho, trus udah nggak ada gairah untuk hidup gitu lho, wis rasane itu wis kepingin nyusul gitu lho. Lha terus itu ada adik saya yang sudah jadi muridnya sana, aku diajak kesana trus ya di.. diomong-omongi gitu kok ning ati kok penak gitu lho.

Trus habis itu kesana sendiri?

Yaa… kesana sendiri itu ya sudah seperti saudara sendiri malahan he em gitu lho..

Tante habis itu sering kesana nggih? Itu kalau kesana tujuannya apa?

Tujuannya ya cuma mencari ketenangan

Selain mencari ketenangan wonten tujuan yang lain?

Ya… nggak ada. Wis tenang, udah cuma itu.

Kenapa kok tante milihnya kedukun?

Ya… kedukun itu terbawa saudara itu lho, trus saat itu khan aku nggak punya temen, temen nggak ada, nggak banyak bergaul gitu lho. Kurang pergaulan mungkin ya..

Apa nggak mencoba mencari alternatif yang lain gitu?kayak mungkin dokter atau psikolog.

Nggak, belum sampai kesana ya. Tapi biasanya kalo gitu itu trus kayak ketergantungan.

udah menyampaikan ya udah, trus ada solusinya harus begini-begini gitu lho.

Tante percaya banget sama dukunnya?

Aku sebetulnya nggak begitu percaya ya.. kayak gitu itu, ya mung.. kayak golek konco ya kalo saya ya..

Kalo dapet wejangan-wejangan gitu, sama tante gimana?

Ya.. wejangan-wejangan itu kalo sing enteng-enteng ya tak jalani, kalo sing berat yang ngga..hehe..

Berarti nggak wajib dijalankan?

Enggak.. enggak..

Kayak ada syarat-syarat apa gitu?

Ohh.. enggak..

Tapi memang biasanya ngasih syarat-syarat apa tidak?

Enggak.. kalo yang saya kenal itu enggak pernah ngasih syarat , ya lakune kudu sabar, nerimo, pokoknya berserah dirilah.. gitu.. kejawen gitu lho..

Ohh..dukunnya ini kearah kejawen?

Kejawen..ho oh.. bukan dukun kembang menyan itu bukan..hehe.. ya paranormal ya..

Yang dirasakan sama tante waktu ketemu sama dukunnya ?

Ayem ya.. ya ayem, kayaknya kayak ada yang ngelindungi gitu lho.. khan kalo ada masalah, tanya kesitu.. trus dikasih solusi tho.. ya trus kita tenang gitu.. ya cuma itu..

Tante merasakan ada perubahan, setelah bertemu dengan dukun?

Ada.. ya jadi tenang, sabar,ya trus jadi percaya diri gitu lho.. kalo dulu enggak, tidur aja susah..gak isa tidur..

Tante punya pengalaman yang unik atau yang menarik selama bertemu dengan dukun?

Pengalaman apa ya.. ya anu.. ya kalo setiap kesana itu kok ayem gitu lho ya cuma itu.. ya kalo setiap dibilangin kamu harus begini, tak tindakke koy.. kok ya betul gitu lho..

Berarti kalo saya simpulkan, menurut tante, dukunnya itu bener-bener membantu banget,

Iya, membantu..

maksudnya bisa memberikan perubahan untuk tante dari yang sebelumnya mungkintadi katanya kurang percaya diri..

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Tanggal wawancara : 17 April 2009 Lokasi wawancara : Rumah subyek

Seberapa sering tante pergi kedukun?

Saya sebetulnya kok tidak pergi kedukun, tapi saya pergi ke orang pinter. Kalo dukun itu ada..eee... kebanyakan dia khusus orang nambani. Dukun bayi, dukun pijet itu, tapi kalo orang pinter, paranormal, atau istilahnya spiritual itu lain. Kalua saya pergi ke orang pintar pastinya kalau saya mempunyai masalah, atau kesana dalam rangka sharing, mencari wawasan gitu.

Berarti bisa dibilang kalau perginya itu tidak rutin ya?

Oh tidak rutin. Pada saat tertentu, atau dalam kondisi yang darurat.

Maksudnya tante yang darurat itu yang bagaimana?

Darurat itu ya seumpama sekarang..ee.. seumpama kita percaya ee.. ada sesuatu yang bisa membantu kita misalnya kita berobat, itu.. itu sebenernya kita tahu paling afdol itu kalo kita kedokter, jelas.. tapi khan kadang-kadang kita ada rasa percaya kepada dukun atau orang pinter.

Menurut tante sampai saat ini cukup sering nggak ketemu sama dukun itu?maksudnya, tadi khan tante bilang pada saat-saat penting atau moment tertentu, hingga saat ini itu cukup sering nopo mboten?

Oh mboten-mboten, jadi hingga saat ini saya ya kalo ke orang pinter itu istilahnya hanya sekedar sharing, sharing atau mencari istilahnya pengetahuan.

Pengetahuan dalam hal apa?

Pengetahuan dalam hal yang saya mempercayai dia mempunyai kelebihan atau indar keenam dalam artian saya tidak bisa melihat sesuatu tetapi dia bisa melihat sesuatu, saya merasa minta bantuan karena yang saya rasakan tidak wujud tapi rasa, tapi dia bisa melihat.

Cara tante mengenal orang pinter atau dukun itu lewat bagaimana?

Ya saya kalo ketempat orang pinter atau dukun itu biasanya ada yang ngasih tahu, ada yang mengenalkan, atau ya ada yang membawa kesana.

Kalau misalnya mencari sendiri itu pernah atau tidak?

oo.. tidak pernah..tidak pernah..

Jadi bisa dibilang..

Ada perantara lah, kira-kira begitu.

Bukan karena keinginan untuk mencari?

Tidak,,tidak.. jadi seunpama, oh disana ada orang pinter nambani, nah kita baru kesana, atau saya kalo kesana saya memang dikenalkan..gitu...

Yaa.. kalo masalah kepercayaan itu sugesti ya, trus ee.. selama saya sreg, artinya saya kok merasa pas ya saya percaya, tapi seumpama kok itu tidak pas dengan saya, dengan yang saya terima atau yang ada pada hati saya ya saya tidak akan percaya. Mungkin pandangannya lain, mungkin dia mempunyai apa ya? Pengertian yang lain, nah itu ya saya nggak percaya

Tadi khan tante bilang kalo tante pergi kedukun karena ada yang mengenalkan, ada yang mengantarkan kesana, tapi itu khan juga tidak lepas karena tante sendiri punya kebutuhan untuk kesana..

Iya..iya..iya..

Nah untuk memenuhi kebutuhan itu kenapa kok tante memilih kedukun?

Makanya tadi saya bilang dukun itu bisa diidentik dengan pengobatan..ya, biasanya pengobatan atau ya misalnya tukang pijet atau dukun bayi iya tho.. tapi kalo orang pinter lain, istilahnya ada istilah dukun tuh kalo udu rukun, tapi kalo orang pinter khan tidak. Itu lho.. orang pinter itu dia cenderung biasanya suka rela, nah saya kesana itu karena ya itu tadi ada kecocokan, karena kalo saya tidak cocok tidak bakalan saya ulang kesana gitu lho, mungkin dilain orang..saya juga gitu lho.. ohh lha saya tidak cocok dengan A mungkin saya cocoknya dengan si C gitu.

A sama C itu sama-sama orang pinternya?

Sama-sama orang pinternya. Jadi saya, ya memang.. makanya saya tadi biasanya saya dikenalken orang, atau saya dibawa kesana orang, gitu.. ada perantara lah pokoknya, ada orang ketiga, ada orang kedua, ketiga.

Ini tadi tentang kepercayaannya tante tadi ya sama dukun, tante bilang khan tergantung sama orangnya itu tadi. Dari pengalamannya tante, namanya orang pinter atau dukun itu tadi khan dia kadang memberikan wejangan-wejangan, trus kayak memberikan syarat-syarat, lha itu menurut tante sendiri wejangan atau syarat dari dukun itu bagaimana? Maksudnya bagi tante sendiri..

Yang..yang kalo syarat yang bisa diterima dengan akal sehat ya mungkin kita bisa njalanin, kalo tidak ya tidak kita kerjain. Gitu lho.

Maksudnya yang masuk akal itu ?

Masuk akal itu seumpama gampangannya kita kok..ee..obat seumpamanya ya.. ooo..kok ini, udah minum sama sirih, oo makan daun sirih ya.. bisa itu, khan bisa. Kita khan masuk akal ya daun sirih itu mempunyai antibiotik iya tho.. sifatnya bisa untuk penyembuhan, bisa untuk macem-macem. Tapi khan ada yang harus, kedukun harus..seumpama menyembelih kambing berapa ratus, atau berapa puluh nah itu khan tidak masuk akal. Yang..yang istilahnya tidak pas ya tidak kita jalanin. Yang..yang masih biasa-biasa aja, yang lumrah-lumrah ajalah yang kita jalanin, gitu..

Setelah tante menjalankan syarat-syarat yang dijalankan sama tante dari dukun itu tante merasakan ada perubahan nggak? Maksudnya perubahan dari sebelum bertemu sama dukun itu sama setelah menjalankan syarat-syarat atau wejangan dari dukun itu ada perubahan apa tidak?

Ada yang ada, ada yang tidak.

Bisa dijelaskan?

Ya.. ya.. yang kalo yang pas kebetulan saya menjalani apa yang disarankan dukun atau orang pinter itu banyak ee.. kok..kok cocok, kok saya kok bisa ee.. seumpama apa lebih maju atau lebih tenang dihati atau.. ya itu kita rasakan, dan itu masalah rasa ya, jadi saya nggak bisa menggambarkan, gitu lho.. tapi kalo yang tidak merasa pas ya saya.. yaa.. ya sudah, gitu lho..jadi itu rasa, dan itu tidak bisa diungkapkan mungkin dengan kata-kata ndak bisa..

Tadi tante ngomong tentang rasa, itu perasaan ya.. yang dirasakan sama tante, atau perasaan tante waktu tante itu bertemu sama dukun, trus berkonsultasi sama dukun itu yang tante rasakan apa?

Yahh.. kembali lagi ke sugesti, kalo saya merasa.. wahh aku pasti sembuh, yoo mesti sembuh.. sama kalo kita kedokter, kadang-kadang kita.. meskipun sudah kedokter, kalo belum dikeroki kalo orang jawa sakit belum dikeroki, trus kedokter ya nggak sembuh iya tho.. tapi dengan kerokan thok bisa sembuh, karena kita berpikir kalo..aku nek durung dikeroki, ora mari..sama.. Jadi itu sugesti, masalahnya sugesti.

Tante ada perasaan seperti gugup nopo biasa-biasa aja gitu nggak, waktu ketemu sama dukun?

Woo..ya biasa-biasa saja.. wong yo podho-podho menungso ya biasa-biasa aja kalo saya.

Berarti nggak ada perasaan seperti gugup atau cemas gitu?

Ohh enggak..enggak..enggak sama sekali. Mungkin malah justru orang pinter itu kalo liat saya malah rodo..rodo..hehehe... ya mungkin karena.. ada sesuatu yang mungkin dia tahu dengan kondisi saya.

Kembali lagi ke pertanyan sebelumnya, tante bilang khan tante kedukun karena ada kebutuhan. Iya kebutuhan. Kalau boleh saya tahu, itu kebutuhannya seperti apa? Maksudnya bisa dijelaskan mboten, kebutuhannya itu kebutuhan dalam hal apa? Apakah kebutuhan yang sifatnya pribadi, atau hubungan dalam hal sosial dengan masyarakat?

Ya kadang-kadang menyangkut masalah pribadi, kadang-kadang ada yang menyangkut masalah keluarga, ya.. jadi itu tidak.. ee.. ya relatif lah..

Bisa lebih dijelaskan lagi, mungkin kalo pribadi itu seperti apa, kalo keluarga itu seperti apa?

Kalo pribadi yang masalah pribadi saya.. jadi yang apa yang saya rasakan yang untuk diri saya sendiri, orang lain tidak perlu tahu gitu lho.. Tapi ada yang

sejahtera.

Ini pertanyaan terakhir, menurut tante seorang dukun atau yang tante bilang seorang orang pintar menurut persepsi tante sendiri itu orang yang bagaimana?

Kalo..kalo.. gini ya, kalo saya kalo orang pintar itu biasanya dia akan memberikan sesuatu pendapatnya, memberikan ilmunya dengan tidak ada pamrih ya.. misalnya ya saya ikhlas lah membantu orang.. itu namanya orang pinter. Tapi kalo dukun, itu tadi sifatnya, dia akan mengobati orang dengan imbalan. Karena orang pinter itu kadang-kadang kita kita kesitu itu tidak kok harus.. cuma kita ngobrol, sharing, ya.. itu..itu.. sudah..sudah..mungkin bisa..bisa istilahnya memperoleh tujuan kita. Kalo dukun memang kita kan kesitu.. saya punya niat, seumpama mau nyantet orang, mau berobat, itu kedukun.. iya tho..kita memerlukan jasanya dia.. Tapi khan kalo orang pinter tidak harus seperti itu. Kita cuma ngobrol-ngobrol, seperti tadi memang orang pinter dia, kita khan cuma ngobrol-ngobrol, nggak ada yang..nggak ada kayak dukun itu.. Tapi dia khan tahu, dia punya indra keenam, dia punya kelebihan daripada kita. Gitu lho.. Kalo dukun itu identiknya ya dia mesthi dibayar, dengan umik-umik..hee.. mbuh karo disebul, mbuh karo diidoni, mbuh karo disemburlah.. kalo orang pinter khan enggak.

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS) Tanggal wawancara : 27 April 2009

Lokasi wawancara : Rumah subyek

Seberapa sering ibu pergi kedukun?

Ya.. melihat kebutuhan, jadi.. ya kadang bisa dalam sebulan bisa sampe dua kali. Tapi kadang yang tidak, kadang yaa. Melihat apa yang saya rasakan memang memerlukan bantuan spiritual.

Dukun yang ibu temui itu dukun yang seperti apa, kalo boleh saya tahu?

Ya gini, karena khan saya orang jawa, kadang-kadang masih mempercayai juga apa ya.. kelebihan orang-orang tua itu. Dan ya kadang memang kadang kalo apa yang dia katakan itu nalar dalam hal saya itu ya mungkin ada ininya ya kadang saya percaya, tapi kadang kalo tidak nalar ya saya tidak percaya, tapi ee.. tapi juga memang seperti itu percaya tak percaya ya..kadang-kadang saya wah kok gitu, tapi kenyataannya memang bener juga, gitu lho..lha itu yang membuat saya ingin kembali lagi ke itu menanyakan sesuatu apa yang sedang saya rasakan.

Maksudnya ini itu yang tadi ibu bilang bener juga itu maksudnya bagaimana?

Jadi kadang yang dia katakan, apa yang saya anu itu, dia katakan itu pertamanya itu wah apa iya sih, gitu..tapi setelah sekian itu ternyata bener juga. Misalnya contohnya saya pernah suatu ketika saya itu di.. saya khan bekerja dikantor pemerintah, ternyata dalam kantor pemerintah itu persaingan jabatan itu ini sekali..apa ya..tapi saya nggak..saya tapi khan kadang tidak berfikir sejauh itu, tapi kadang..suatu ketika saya itu merasakan apa ya itu... padahal sudah bekerja dan yang saya kerjakan itu sudah betul tapi kok tahu-tahu ada hal-hal yang kurang pas gitu,trus akhirnya..maksud saya gini, saya khan dapet kepercayaan dari atasan saya misalnya. Saya itu ee..apa ya.. ya diberi tanggung jawab gini gini gini lah, pokoknya dipercaya lah.. tapi ada temen saya itu kayaknya itu yang secara diam-diam itu mungkin tidak senang atau gimana itu dia berbuat sesuatu yang..ee.. apa ya..mau dari belakang nusuk saya dari belakang lah gitu.. saya memang terasa, suatu ketika misalnya pekerjaan itu ternyata dia sabot dari belakang, tapi trus seakan-akan dimuka saya itu baik gitu lho, tapi saya nggak percaya orang itu apa tidak itu nggak begitu percaya, nah saya ada.. temen lah, ohh disana itu ada orang pinter, gitu.. saya iseng, saya menanyakan apa yang saya rasakan, kok saya itu begini-begini, kok kayaknya ada orang yang tidak senang dengan saya dengan pekerjaan saya, padahal tahu-tahu ada kok pekerjaan saya kok tahu-tahu tidak sesuai dengan yang apa yang.. ternyata disabot dari belakang, gitu.. Nah si Bapak itu,ee.. orang tua itu bilang “oya memang kamu ini ada yang sirik pada kamu.” Lho..kira-kira siapa ya pak? Saya bilang gitu. ”oo ini temen kamu sendiri, ini perempuan kok.” Saya jadi..siapa yaa? Saya memang satu-satunya temen saya memang ada disitu, memang dalam hal pendidikan dia lebih tinggi daripada saya, tapi dia itu tidak begitu disenangi oleh atasan karena apa, orangnya tidak cekatan gitu, lha mungkin apa itu? Lha tapi belum..belum.. tapi tidak mungkin, anaknya

biar tidak mengganggu saya lagi saya dikasih waktu itu kayak beras sama saya disuruh nanti saya ngambil beras trus dia ngasih ramuan supaya dicampur nanti disebar di yang dia lewat, pintu-pintu utama kantor saya. Betul juga, setelah saya sebar itu, keliatan memang dia itu secara diam-diam itu.. jadi saya.. ohh bener ternyata, ternyata dia secara diam-diam itu dia ngomongken saya ke atasan saya, lha atasan saya karena baik sama saya nanya sama saya, saya jadi tahu ohh kok begitu ya.. jadi ketahuan gitu lah.. lha sejak itu kadang saya kalo ada apa-apa saya kesana nanya, trus lagi contohnya itu khan ee.. anak saya itu berhubungan lah dengan seseorang, tapi saya kurang pas karena melihat latar belakang dan cerita-ceritanya itu kurang.. dan anak saya itu karena belum selesai sekolah, maksud saya itu ya biar kerja dulu jangan masih sekolah, dia sama-sama masih sekolah. Oleh sana saya dikasih misalnya ee.. gula gitu lho, saya dikasih gula yang sudah diramu supaya nanti kalo anaknya itu apa, minum dikasih gula itu. Nah tapi dan setelah saya kasih, nyatanya juga bisa, sementara bisa mereka saling sekolah dulu, gitu. Dan nyatanya juga begitu, itu. Trus nanti suatu ketika lagi, ya memang itu khan tidak bisa terus di setiap bulan atau enggak..yaa..apabila saya butuh ya saya kesana. Trus juga misalnya saya dikasih tahu, “Bu, nanti akan ada.. apa ya, harus hati-hati misalnya akan ada sesuatu.”, gitu misalnya. Biasanya itu saya itu juga merasakan memang ada perubahan dalam hidup saya,gitu.

Jadi bisa dibilang kalo ibu pada saat kesana, ke orang tua atau dukun itu pada saat membutuhkan?

Iya, pada saat membutuhkan. Ya juga, ya kalo memang kesana karena kalo tidak membutuhkan saya tidak begitu.. karena saya juga punya banyak kegiatan, jadi kalo kesana memang ada perlunya, kalo ndak ada perlu ndak kesana.

Itu yang ibu datangi itu hanya satu orang dukun, atau lebih?

Dalam dokumen Motif seseorang menemui dukun. (Halaman 86-144)

Dokumen terkait