• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV mengenai

peningkatan kemampuan komunikasi dan penalaran matematis serta soft skill siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika menggunakan

model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan konvensional.

2. Kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual termasuk dalam kategori tinggi tetapi cenderung sedang, sedangkan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional temasuk kategori sedang.

3. Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan konvensional.

4. Kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual termasuk dalam kategori tinggi tetapi cenderung sedang, sedangkan kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional temasuk kategori sedang.

Aan Staniatin, 2013

Model Pembelajaran Mood Curder Dengan Pendekatan Kontektual Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi,Penalaran Matematis dan Soft Skill Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Kemampuan soft skill siswa yang mendapatkan model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan konvensional.

6. Kemampuan soft skill siswa yang mendapatkan model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual termasuk dalam kategori tinggi tetapi cenderung sedang, sedangkan kemampuan soft skill siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional temasuk kategori sedang.

7. Pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual memberikan efek yang positif terhadap siswa, yaitu keaktifan siswa semakin berkembang dan meningkat.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi guru matematika, model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika di sekolah. Akan tetapi yang harus diperhatikan adalah waktu pelaksanaannya harus cukup, LKK mendukung dan tepat, pengaturan kelompok dan pasangan serta yang lebih penting yaitu kemampuan guru untuk mengatur dan membangun mood siswa yang positif sebelum pembelajaran dimulai.

2. Sebelum menerapkan model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual, guru harus membuat RPP yang sesuai agar pembelajaran berlangsung dengan lancar dan sukses mencapai tujuan pembelajaran serta pengefektifan waktu yang tersedia.

3. Bagi sekolah, sebaiknya mengadakan MGMP Matematika untuk mengembangkan dan membuat soal-soal untuk mengukur serta meningkatkan kemampuan komunikasi dan penalaran matematis siswa. Guru pun agar lebih sering untuk menggunakan soal-soal tersebut agar kemampuan siswa dapat lebih terasah.

Aan Staniatin, 2013

Model Pembelajaran Mood Curder Dengan Pendekatan Kontektual Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi,Penalaran Matematis dan Soft Skill Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagi peneliti berikutnya, agar mengupayakan model pembelajaran ini lebih baik dan berlangsung secara optimal, lebih mengembangkan penelitiannya pada seluruh kemampuan matematis lainnya dan kemampuan non-akademik lainnya serta dengan materi lainnya yang berbeda, karena pada penelitian ini ternyata kategori kemampuan komunikasi dan penalaran matematis serta soft skill siswa yang mendapatkan model pembelajaran Mood CURDER dengan pendekatan kontekstual termasuk dalam kategori tinggi tetapi cenderung sedang. Oleh karena itu, hal ini menjadi dorongan dan motivasi peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian yang sejenis agar mendapatkan hasil yang memuaskan.

Aan Staniatin, 2013

Model Pembelajaran Mood Curder Dengan Pendekatan Kontektual Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi,Penalaran Matematis dan Soft Skill Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Amiroh, S. (2012). Penggunaan Teknik Bertanya dalam Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa SMP. Tesis Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Azwar. (2008). Statistika Terapan. Jakarta: Aneka Ilmu.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs. Jakarta: Depdiknas.

Baig, S. dan Anjun H. (2006). “Learning Mathematical Rules with Reasoning”.

Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education. 2, (2), 15-39.

Baroody, A.J. (1993). Problem Solving, Reasoning, and Communicating, K-8: Helping Children Think Mathematically. New York: Mac Millan. Publishing Company.

Bistary, B. (2010) “Pengembangan Kemandirian Belajar Berbasis Nilai untuk Meningkatkan Komunikasi Matematis”. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA. 1, (1), 11-23.

Borg, W. R. dan Gall, M.D. (1989). Educational Research. New York: Longman. Brenner, M.E. (1998). “Development of Mathematical Communication in

Problem Solving Groups by Language Minority Students”. Bilingual Research Journal. 22, (2), 103-128.

Cai, Lane, dan Jakabcsin, M.S. (1996). The Role of Open-Ended Task and Holistic

Scoring Rubrics: Assessing Student’ Mathematical Reasoning and

Communication. Communication in Mathematics K-12 and Beyond.

Virginia: NCTM.

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. ______. (2003). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning

(CTL)). Jakarta: Depdiknas.

______. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kerangka Dasar. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Aan Staniatin, 2013

Model Pembelajaran Mood Curder Dengan Pendekatan Kontektual Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi,Penalaran Matematis dan Soft Skill Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Elfindri. (2011). Soft Skill untuk Pendidikan. Jakarta: Baduose Media.

Hakim. (2012). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Penalaran Matematis Siswa Madrasah Tsanawiyah melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Hamzah, B. U. (2006). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hary. (2008). Mengembangkan Sost Skill Siswa. [ONLINE]. Tersedia: http://harysmk3.wordpress.com/2008/01/10/mengembangkan-soft-skill-siswa/[04-12-2012]

Herdian. (2010). Model Pembelajaran Kolaboratif Mood CURDER. [Online].

Tersedia:herdy07.wordpress.com/2010/05/27/model-pembelajaran-kolaboratif-mood curder/ [4 Desember 2012]

Hulukati, E. (2005). Mengembangkan Kemampuan Komunikasidan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP melalui Model Pembelajaran Generatif. Disertasi Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Izzati, N. (2010). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis pada Tingkat Koneksi dan Analisis Siswa MTs Negeri melalui Pembelajaran Kolaboratif MURDER. Tesis Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Jamarah, S. B. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Kosko, K.W dan Jesse, L.M.W. (2010). “Mathematical Communication and Its Relation to the Frequency of Manipulative Use”. International Electronic Journal of Mathematics Education. 5, (2), 79-90.

Koswara, U. (2012). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa SMA melalui Pendekatan Kontekstual Berbantuan

Program Autograph. Tesis Pendidikan Matematika Universitas

Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Mahmudi, A. (2009). “Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika”. Jurnal MIPMIPA UNHALU. 8, (1), 1-9.

Aan Staniatin, 2013

Model Pembelajaran Mood Curder Dengan Pendekatan Kontektual Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi,Penalaran Matematis dan Soft Skill Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meltzer, D. E. (2002). “The Relationship between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible "Hidden Variable" in Diagnostic Pretest Scores”. American Journal of Physics. 70, (12), 1259-1268.

NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA: NCTM.

Nufus, H. (2012). Penerapan Aktivitas Quick on The Draw dalam Tatanan Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa. Tesis Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Parwati, N. N. (2008). “Implementasi Model Pembelajaran Penalaran dan

Pemecahan-Masalah-Terbuka untuk Meningkatkan Kompetensi Penalaran

dan Komunikasi Matematik Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Singaraja”.

Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA. 3, ISSN 0215-8250. Prihatiningtyas, N. (2009). Pengaruh Penerapan Pendidikan Berbasis Karakter

terhadap Pengembangan Soft Skill Mahasiswa Calon Teknisi Alat Berat. Tesis Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Prihayanto, K. (2010, 28 April). Duh, Tak Lulus UN Bunuh Diri. Kompas [Online].Tersedia:http://regional.kompas.com/read/2010/04/28/08461180/ Duh.Tak.Lulus.UN.Bunuh.Diri. [25 Desember 2012]

Qohar, A. (2010). Mengembangkan Kemampuan Pemahaman, Koneksi dan Komunikasi Matematis serta Kemandirian Belajar Matematika Siswa SMP melalui Reciprocal Teaching. Disertasi Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Rokhimawan, M.A. (2012). “Pengembangan Soft Skill Guru dalam Pembelajaran Sains SD/MI Masa Depan yang Bervisi Karakter Bangsa”. Al-Bidayah, 4, (1), 49-61.

Rosilawati, I. (2012). Pengembangan Soft Skill dalam Pembelajaran IPS di SMP melalui Model Cooperative Learning. [Online]. Tersedia:file :///D:/ Bahan%20Tesis/pengembangan-soft-skill-dalam.html [5 Desember 2012] Sardiman. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali

Press.

Shadiq. (2004). Pemecahan Masalah, penalaran dan Komunikasi. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Matematika.

Aan Staniatin, 2013

Model Pembelajaran Mood Curder Dengan Pendekatan Kontektual Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi,Penalaran Matematis dan Soft Skill Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudijono, A. (2007). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Suherman. (2008). Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi

Siswa. [ONLINE]. Tersedia: http://pkab.wordpress.com/2008/04/29/

model-belajar-dan-pembelajaran-berorientasi-kompetensi-siswa/[04-12-2012]

Sumarmo. (2004). Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Makalah: Disampaikan pada seminar tanggal 18 Juli di FMIPA UNY.

---. (2005). Implementasi Kurikulum Matematika 1993 pada Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah. Bandung: FPMIPA IKIP Bandung.

---. (2006). Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika pada Siswa Sekolah Menengah. FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.

Triyono, A. (2011). Identifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Matematika di Kelas Rendah SD Negeri Karangtengah 1 Kecamatan Sananwetan Kota Blitar. Skripsi Program S1 PGSD Universitas Negeri Malang. Malang: Tidak Diterbitkan.

Wahyudin. (2008). Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran. Bandung: UPI Press.

Wardhani, S dan Rumiati. (2011). Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP: Belajar dari PISA dan TIMSS. Yogyakarta: Kementrian Pendidikan Nasional: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Warsa, N. (2012). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa SMA melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan JIGSAW dengan Pendekatan Kontekstual Berbasis Karakter. Tesis Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Yulianti, H. (2009). Penerapan Model SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Skripsi Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Aan Staniatin, 2013

Model Pembelajaran Mood Curder Dengan Pendekatan Kontektual Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi,Penalaran Matematis dan Soft Skill Siswa SMP

Dokumen terkait