• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini, yaitu perlu adanya kajian mengenai jenis pewarna alami lainnya yang lebih tahan terhadap suhu dan cahaya, perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaplikasian kemasan cerdas ini pada suatu produk.

DAFTAR PUSTAKA

Ahvenainen, R. 2003. Active and intelligent packaging. Dalam : Ahvenainen, R (ed). Novel Food Packaging Techniques. Woodhead Publishing, pp 5-21, Abington

Angka SL. dan MT Suhartono. 2000. Bioteknologi Hasil Laut. Pusat Pangkajian Sumberdaya dan Pesisir Lautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Anonim. 2011a. Larutan kimia cuka asam asetat. URL

Anonim. 2011b. Freeze dryer. URL

Anonim. 2009a. Takut makanan kadarluarsa?. URL

[06 Februari 2013].

Anonim. 2009b. Tanaman bit. UR Oktober 2012].

Anonim. 2009c. Tentang metode pengeringan telur. URL

[16

Oktober 2012].

Astuti BC. 2008. Pengembangan edible film kitosan dengan penambahan asam lemak dan esensial oil: upaya perbaikan sifat barrier dan aktivitas antimikroba [Skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Cai YZ, M Sun, HX Wu, RH Huang, dan H Corke. 1998. Characterization and quantification of betacyanin pigments from diverse Amaranthus species. J. Agric.Food Chem., 46, 2063-2070. Dalam Matuti, Retno. 2010. Pigmen betalain pada famili Amaranthaceae. Makalah pada Basic Science Seminar VII, 20 Februari 2010, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang.

Castellar R, JM Obon, M Alacid, and JAF Lopes. 2003. Color properties and stability of betacyanin from opuntia fruits. J. Agric Food Chem, 51:2772-2776.

Chandkrachang S, U Chinandit, P Chandayot, dan T Supasiri. 1991. Pofitable Spin-Offs from Shrimp-Seaweed Polyculture. Info fish. 6/91. Dalam Sumarto. 2008. Mempelajari pengaruh penambahan asam lemak dan natrium benzoat terhadap sifat fisik, mekanik, dan aktivitas antimikroba film edible kitosan [Skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Chang KLB, G Tsai, J Lee, W Fu. 1997. Heterogenous N-deacetylation of chitin in alkaline solution. Carb Res 303: 327-332.

Christinet L. 2004. Characterization and functional identification of a novel plant extradiol 4,5-dioxygenase involved in betalain pigment biosynthesis in Portulaca grandiflora, PhD thesis, Universite de Lausanne, Département de Biologie Moléculaire Végétale.

Dahuri R. 2005. Road Map Pembangunan Nasional Menuju Indonesia yang maju, Adil-Makmur dan Bermartabat. Dalam BEM KM IPB. Membangun Indonesia. IPB Press, Bogor.

Day BPF. 2008. Active Packaging of Food. In : Smart Packaging Technologies for Fast Moving Consumer Goods. Willey John (Eds). 75-96, John Wiley & Sons Ltd, England.

Eder R. 1996. Handbook of Food Analysis. Vol. I. Marcel Dekker Inc, New York.

Fortin C dan HL Goodwin Jr. 2008. Valuation of Temp-Time’s Fresh-Check® Indicator on perishable food products in Belgium. The Southern Agricultural Economics Association Annual Meeting Dallas, February 2-5, Texas.

Gontrad N, S Gulibert, dan JL Cuq. 1993. Water and glycerol as plasticizers affect mechanical and water vapor barrier properties of an ediblewheat film. J. Food Science. 58: 206-211. Goosen MFA. 1997. Applications of chitin and chitosan. Technomic, USA.

Hana Abu. 2012. BIT DAN MANFAATNYA : Khasiat herbal akar “bit merah” untuk mengatasi kurang darah, anemia & menambah sel darah merah, membersihkan dan menetralkan racun di dalam tubuh, memperkuat sistem peredaran darah dan sistem kekebalan, dll. URL Hasnedi YW. 2009. Pengembangan kemasan cerdas (smart packaging) dengan sensor berbahan dasar

chitosan-asetat, polivinil alkohol, dan pewarna indikator bromthymol blue sebagai pendeteksi kebusukan fillet ikan nila [Skripsi]. Program Studi Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Havlikova L, K Mikova,dan Kyzlink. 1983. Heat Stability of Betacyanins. Lebensm Unters Forsch 177: 247–50.

Ishak MC. 2012. Pengaruh proses pengeringan dan imobilisasi terhadap aktivitas dan kestabilan enzim bromelain dari buah nenas (Ananas comosus (L) Merr) [Skripsi]. Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makasar.

Jaya K. 2012. Mengenal tanaman bit. URL

Kartika YD. 2009. Karakterisasi sifat fungsional konsentrat protein biji kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.) [Skripsi]. Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Khuliq AD, SB Widjanarko, dan ES Murtini. 2007. Ekstraksi dan stabilitas betasianin daun darah (Alternanthera dentata) (Kajian perbandingan pelarut air:etanol dan suhu ekstraksi). Jurnal Teknologi Pertanian, Vol 8 No.3 (Desember 2007) 172-181.

Kim KW dan RL Thomas. 2007. Antioxidative activity of chitosans with varying molecular weights. J Food Chem 101 : 308-313.

Kofuji K, CJ Qian, Y Murata, S Kawashima. 2005. Preparation f Chitosan Microparticles by water-in- vegetable oil emulsion coalescence technique. Journal of Reactive and Functional Polymers 65: 77-83.

Krochta JM, EA Baldwin, Nispero-Carriedo Mo. 1994. Edible coatings and films to improve food quality. 1st ed. Lancaster Technomic Publishing Co. Dalam Sumarto. 2008. Mempelajari pengaruh penambahan asam lemak dan natrium benzoat terhadap sifat fisik, mekanik, dan aktivitas antimikroba film edible kitosan [Skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kuswandi B, Y Wicaksono, Jayus, A Abdullah, YH Lee, M Ahmad. 2011. Smart Packaging : sensors for monitoring of food quality and safety. J. Sens. & instrument. Food Qual. 5: 137-146.©Springer Science + Business media.

Laham M dan C Lee. 1995. Biodegradability of chitin and chitosan containing films in soil environment. J of Polym and the Environ 3 : 31-36.

Liu Y, S Chakrabartty, E Alocilja. 2007. Fundamental building blocks for molecular biowire based forward error-correcting biosensors. Nanotechnology 18 : 1-6.

Matuti R. 2010. Pigmen Betalain pada famili Amaranthaceae. Makalah pada Basic Science Seminar VII, 20 Februari 2010, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang.

Moreno DA, C Garcia-Viguera, JI Gil dan A Gil-Izquierdo. 2008. Betalains in the era of global agri-food science, technology and nutritional health. Phytocem. Rev. 7(2):261-280.

Muzarelli RAA. 1977. Chitin. Pergamon Press, Oxford, UK. Dalam Suptijah P. 2006. Deskripsi karakteristik fungsional dan aplikasi kitin kitosan. Makalah pada Prosiding Seminar Nasional Kitin Kitosan, 16 maret 2006, Bogor.

Nurmawati R. 2011. Pengembangan metode pengukuran warna menggunakan kamera CCD (Charge Coupled Device) dan image processing [Skripsi]. Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Pacquit A, K Crowley, D Diamond. 2008. Smart Packaging Technologies for Fishand Seafood Products. Dalam Smart Packaging Technologies for Fast Moving Consumer Goods. Willey John (Eds): 75-96, John Wileyand Sons Ltd, England.

, KT Lau, H McLaughlin, J Frisby, B Quilty, dan D Diamond. 2005. Development of a volatile amine sensor for the monitoring of fish spoilage, 69: 515–520, Talanta.

Pangabean YW. 2010. Pengaruh edible film kitosan terhadap umur simpan mutu buah nenas (Ananas comosus L. Merr.) segar terolah minimal selama penyimpanan atmosfer termodifikasi [Skripsi]. Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Pranutikagne EB. 2009. Ekstraksi dan uji kestabilan zat warna betasianin dari kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) serta aplikasinya sebagai pewarna alami pangan. Dalam: Seminar Tugas Akhir S1 Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Diponegoro.

Prashanth KVH dan RN Tharanathan. 2007. Chitin/Chitosan: modifications and their unlimited application potential and overview. Department of Biochemistry and Nutrition, Central Food Technological Research Institute, Mysore.

Putri CDW. 2012. Kemasan Cerdas Indikator Warna Untuk Mendeteksi Kesegaran Buah Nanas Potong Selama Penyimpanan [Skripsi]. Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rahardyani R. 2010. Efek daya hambat kitosan sebagai edible coating terhadap mutu daging sapi selama penyimpanan suhu dingin [Skripsi]. Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Robertson GL. 2006. Food Packaging – Principles and Practice. Second edition, CRC Press, Boca Raton, FL, USA.

Sanford PA. 2003. World market of chitin and its derivatives. Dalam: Varum KM, A Domand dan O Smidsrod. Editors. Advances in Chitin Science. Vol VI.Trondheim, Norway.

Sembiring WB. 2011. Penggunaan kitosan sebagai pembentuk gel dan edible coating serta pengaruh penyimpanan suhu ruang terhadap mutu dan daya awet empek-empek [Skripsi]. Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Shahidi F, JKV Arachi, dan YJ Jeon. 1999. Food aplication of chitin and chitosan. Review. Trends in

food science and technology. 10: 37-51.

Sheftel VO. 2000. Indirect Food Additives and Polymer : Migration andToxicology. Boca Raton London New York Washington DC. Lewis Publisher, 736-737, 1167-1169.

Smith H. 1975. Phytochrome and Photo Morphologenesis. Mc-Graw Hill Book Publishing Co., London.

Suptijah P. 2006. Deskripsi karakteristik fungsional dan aplikasi kitin kitosan. Dalam: Santoso J, Trilaksani W, Nurhayati T, Suseno SH, (eds). Prospek produksi dan Aplikasi Kitin-Kitosan sebagai Bahan Alami dalam Membangun Kesehatan Masyarakat dan Menjamin Keamanan Produk. Prosiding Seminar Nasional Kitin-Kitosan, 16 maret 2006, Bogor.

, E Salaman, H Sumaryanto, S Purwaningsih, J Santosa. 1992. Pengaruh berbagai metode isolasi kitin dari kulit udang terhadap kadar dan mutunya. Laporan Penelitian Faperikan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sutrisno AD. 1987. Pembuatan dan peningkatan kualitas zat warna merah alami yang dihasilkan oleh Monascus purpureus. PAU Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Suyatma, Copinet, Tighzert, Coma. 2004. Mechanical and barrier properties of biodegradable films made from chitosan and poly (lactic acid) blends. J. Polymers and the Environment. 12 : 1-4.

Stintzing FC, KM Herbach, MR Mosshammer, R Carle, W Yi, S Sellappan, CC Akoh, R Bunch, dan P Felker. 2005. Color, betalain pattern, and antioxidant properties of cactus pear (Opuntiaspp.) clones J. Agric. Food Chem. 53, 442–451.

Syamsir E. 2008. Mengenal edible film. URL

Tang Zx, L Shi, J Qian. 2007. Neutral Lipase from Aqueous Solutions on Chitosan nano Particles. Journal biochemical engineering 34: 217-223.

Vaikousi H, CG Biliaderis, KP Koutsoumanis. 2009. Applicability of a microbial time-temperature indicator (TTI) for monitoring spoilage of modified atmosphere packed minced meat. Int. J. Food Microbiol. 133(3), 272-278.

Widhiana E. 2000. Ekstraksi bit (Beta vulgaris l. var. Rubra. l.) sebagai alternatif pewarna alami pangan [skripsi]. Departemen Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Kekuarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Widiastuti P. 2012. Bit, manfaat, dan nutrisi. URL 2012].

Yam KL, PT Takhistov, dan J Miltz. 2005. Intelligent Packaging : concepts and appication. J. Food Sci. 70 (1), R1-R10.

Yan S, C Huawei, Z Limin, R Fazheng, Z Luda, Z Hengtao. 2008. Development and characterization of a new amylase type time-temperature indicator. Food Control 19(3), 315-319.

Zryd, Jean-Pierre, dan L Christinet. 2004. Betalains, in Plant Pigments and Their Manipulation, Editor: Davies K., Ann. Plant Rev. Vol. 14. CRC Press. Blackwell Publ. 185-213.

Lampiran 1. Spesifikasi Kitosan.

Certificate of Analysis CHITOSAN

• Product Name : CHITOSAN (Shrimp Shell)

• Raw Material : Black tiger

• Use : Food Grade dan Medical Grade

• LOT No. :

• The date manufacture : 29 April 2012

• Expiry Date : 29 April 2014

• Analysis No. :

• Analysis Date : 30 April 2012

Items Specification Result Method

Appearance White or Yellow Pale Yellow

Odor Odorless Complies

Solution 99 % Min. 99 % UP 6 % Soln. in HCl 1.0 %

Moisture Content 12.0 % Max. 8.6 % Infrared Moisture meter

Ash Content 1.0 % Max. 0.3 % Ashing Method

Protein Content 1.0 % Max. 0.5 % Lowry Method

De-Acetylation 70 % Min. 88.5 % PVSK

Viscosity 50 cps Max. 20 cps 0.5 % Soln. in Acid

Transparency 30 Cm Min. 39 Cm Transparency meter (JIS K)

pH (5 % dispersion) 6.5 ~7.5 7.1 pH meter

As 0.2 ppm Max. Complies ICP

Pb 1.0 ppm Max. Complies ICP

E-coli Negative Negative Flat Disk Method

Salmonella Negative Negative Flat Disk Method

Lampiran 2. Prosedur analisis karakterisasi film indikator

1. Uji Ketebalan Film metode microcal messmer (ASTM 1983)

Film yang dihasilkan diukur ketebalannya dengan menggunakan pengukur ketebalan, yaitu mikrometer. Mikrometer sekrup yang digunakan memiliki ketelitian 0.01 mm. Ketebalan diukur pada lima titik yang berbeda, kemudian nilai ketebalan diperoleh dari rata-rata kelima pengukuran ketebalan tersebut.

2. Pengukuran Warna dengan Chromameter (Nurmawati 2011)

Pada pengukuran warna menggunakan Chromameter Minolta CR 400. Sampel film ditempatkan pada alas putih. Warna film dibaca dengan detektor digital, kemudian angka hasil pengukuran akan terbaca pada display (layar). Hasil pengukuran dinyatakan dalam CIE L*a*b* yang dicirikan dengan notasi L, a, b. Pengukuran dilakukan tiga kali pada tiga titik yang berbeda pada salah satu sisi objek. Skema pengukuran dari Chromameter ditunjukkan pada Gambar 25 berikut.

Gambar 25. Sistem pengukuran pada Chromameter (Nurmawati 2011).

L menyatakan parameter kecerahan dengan warna kromatis, 0 (hitam) sampai 100 (putih). Sementara a dan b adalah koordinat-koordinat chroma. Parameter a adalah cahaya pantul yang menghasilkan warna kromatik campuran merah – hijau dengan nilai +a (positif) dari nol sampai 100 (merah) dan nilai –a (negatif a) darinol sampai 80 (hijau). Parameter b adalah warna kromatik campuran biru – kuning dengan nilai +b (positif b) dari nol sampai 70 (kuning) dan nilai –b (negatif b) dari nol sampai 70 (biru).

3. Pengukuran Intensitas Warna

Intensitas warna ditunjukan melalui nilai Chroma (a dan b) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :

H = tan-1 (b/a)

Keterangan :

H = oHue, menunjukkan warna sampel a = merupakan warna campuran merah-hijau

Lampiran 3. Data nilai Chromameter dan ºHue film indikator selama penyimpanan paparan matahari, suhu kulkas, dan suhu freezer.

Lama paparan (menit)

Nilai Chromameter film indikator paparan matahari

ºHue L a b 0 50.45 ± 1.63 46.33 ± 2.41 16.84 ± 0.49 19.98 30 46.65 ± 0.86 39.65 ± 1.02 25.34± 1.93 32.58 60 47.83 ± 2.17 36.16 ± 1.58 28.26 ± 2.48 38.00 90 48.66 ± 2.80 30.45 ± 1.94 29.60 ± 2.83 44.19 120 54.41 ± 3.27 25.76 ± 4.87 35.55 ± 2.44 54.07 150 53.79 ± 2.46 26.32 ± 3.14 35.31 ± 1.85 53.30 180 58.41 ± 4.61 20.96 ± 5.61 40.35 ± 2.85 62.55 Lama penyimpanan (hari)

Nilai Chromameter film indikator suhu 3-5ºC

ºHue L a b 0 47.05 ± 1.31 38.54 ± 2.44 23.44 ± 1.51 31.31 1 46.87 ± 1.30 35.44 ± 1.68 29.45 ± 0.31 39.73 2 49.65 ± 2.37 30.16 ± 2.48 27.73 ± 2.00 45.60 3 50.06 ± 2.37 29.88 ± 0.34 27.11 ± 1.38 42.22 4 49.24 ± 1.71 31.08 ± 1.57 29.56± 1.09 43.56 7 49.08 ± 1.62 33.15 ± 1.43 28.57 ± 0.88 40.76 8 50.57 ± 0.30 29.24 ± 0.32 28.96 ± 0.34 44.72 Lama penyimpanan (hari)

Nilai Chromameter film indikator suhu -5-(-10)ºC

ºHue L a b 0 47.71 ± 3.50 36.63 ± 2.91 23.65 ± 1.36 32.85 1 45.71 ± 1.99 38.30 ± 1.84 25.81 ± 0.57 33.98 2 47.33 ± 3.06 36.64 ± 3.38 26.12 ± 1.36 35.48 3 47.75 ± 0.25 34.97 ± 1.06 23.95 ± 0.95 34.41 4 48.25 ± 0.23 33.96 ± 0.89 24.64 ± 1.14 35.96 7 46.76 ± 1.69 35.94± 1.68 26.40 ± 1.29 36.30 8 48.06 ± 1.78 34.35 ± 1.28 25.82 ± 1.03 36.93

Lampiran 4. Data analisis perubahan ketebalan dan susut bobot film indikator selama penyimpanan paparan matahari (atas), suhu kulkas (tengah), dan suhu freezer (bawah).

Lama Paparan (menit) Ketebalan (mm) Susut Bobot (%) 0 0.13 ± 0.02 0.00 ± 0.00 30 0.20 ± 0.01 37.67 ± 4.51 60 0.18 ± 0.02 41.00 ± 10.54 90 0.19 ± 0.02 45.33± 10.60 120 0.20 ± 0.03 36.33 ± 12.01 150 0.20 ± 0.03 41.67 ± 20.03 180 0.19 ± 0.01 53.00 ± 7.00

Lama Penyimpanan (hari) Ketebalan (mm) Susut Bobot (%) 0 0.26 ± 0.02 0.00 ± 0.00 1 0.23 ± 0.01 30.29 ± 5.67 2 0.18 ± 0.01 36.42 ± 4.75 3 0.12 ± 0.03 36.09 ± 10.55 4 0.21 ± 0.01 29.72 ± 13.81 7 0.07 ± 0.01 36.25 ± 7.53 8 0.03 ± 0.03 45.11 ± 12.37

Lama Penyimpanan (hari) Ketebalan (mm) Susut Bobot (%) 0 0.22 ± 0.04 0.00 ± 0.00 1 0.23 ± 0.02 20.58 ± 7.65 2 0.21 ± 0.02 26.91 ± 19.31 3 0.09 ± 0.02 28.79 ± 15.04 4 0.23 ± 0.04 21.49 ± 15.00 7 0.03 ± 0.01 30.72 ± 15.09 8 0.02 ± 0.01 21.03 ± 1.78

Dokumen terkait