• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Dalam penelitian ini penulis masih menemukan kekurangan pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien. Penulis akan memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien agar kegiatan pengatalogan dapat berjalan dengan baik. Adapun saran yang penulis berikan sebagai berikut:

1. Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien hendaknya menggunakan pedoman klasifikasi yang terbaru dalam menentukan nomor kelas suatu bahan pustaka.

2. Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien hendaknya mengembangkan sistem perpustakaan kepada sistem yang telah terautomasi agar lebih memudahkan pengguna dalam mencari koleksi bahan pustaka. Selain itu memudahkan pekerjaan pustakawan sehingga tidak perlu lagi membuat kartu katalog yang membutuhkan waktu lama dalam proses pembuatannya.

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi seperti yang telah diketahui secara umum merupakan salah satu fasilitas yang harus ada pada sebuah perguruan tinggi. Karena perpustakaan menjadi tempat pencarian dan perolehan sumber informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa perguruan tinggi dalam kegiatan pembelajaran dan menunjang kegiatan penelitian. Seperti yang dikatakan oleh Sutarno (2006, 36) pengertian perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut:

Perpustakaan yang berada di lingkungan kampus. Pemakainya adalah sivitas akademi perguruan tinggi, dan tugas dan fungsinya yang utama adalah menunjang proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Tri Dharma Perguruan Tinggi).

Dalam buku perpustakaan perguruan tinggi (2004, 3) yang dimaksud dengan perguruan tinggi adalah universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, politeknik, dan perguruan tinggi lain yang sederajat. Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000:5), “Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademik, perpustakaan sekolah tinggi”.

Setiap perpustakaan pasti memiliki tugasnya masing-masing. Perpustakaan perguruan tinggi memiliki tugas yang berbeda dengan perpustakaan lainnya. Menurut Sutarno (2006, 53-54):

Tugas pokok perpustakaan adalah menghimpun, menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna, yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan”.

Selain itu dalam Buku Pedoman DEPDIKNAS (2004, 3) mengenai perpustakaan perguruan tinggi dikatakan bahwa “tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberi layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan”.

Keberadaan perpustakaan perguruan tinggi, merupakan pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat. Mahasiswa datang ke perpustakaan pada dasarnya untuk membaca literature bagi perkuliahannya. Tidak hanya itu, mereka juga ingin mendapatkan informasi yang lebih untuk keperluan riset. Disinilah letak tanggungjawab perpustakaan untuk menyediakan informasi yang diperlukannya, sehingga dengan koleksi itu akan Nampak efektifitas perpustakaan. Perpustakaan akan gagal dalam membawakan misinya, apabila koleksinya tak mencukupi sehingga mahasiswa tidak menemukan apa-apa di perpustakaan.

2.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Tujuan perpustakaan perguruan tinggi harus sejalan dengan tujuan perguruan tingginya. Sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, maka perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan.

Menurut Noerhayati (1987, 2), tujuan diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan informasi yang meliputi aspek-aspek pengumpulan informasi, pengolahan informasi, pemanfaatan informasi, dan penyebarluasan informasi. Selaras dengan pernyataan di atas, menurut pendapat Sulistyo Basuki (1993, 52), tujuan perpustakaan perguruan tinggi antara lain sebagai berikut.

1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga kerja administrasi perguruan tinggi.

2. Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkatan akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca sarjana dan pengajar.

3. Menyediakan ruangan belajar bagi pengguna perpustakaan.

4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pengguna.

5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga industri lokal.

Menurut Syihabuddin Qalyubi (2007, 11), tujuan perpustakaan perguruan tinggi yaitu untuk: (1) memenuhi keperluan informasi pelajar dan mahasiswa, (2) menyediakan bahan pustaka rujukan pada semua tingkat akademis, (3) menyediakan ruangan untuk pengguna, (4) menyediakan jasa peminjaman danmenyediakan jasa informasi aktif bagi pengguna.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung kinerja dari perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan menyediakan sumber-sumber informasi ilmiah bagi masyarakat perguruan tinggi tersebut agar pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi berjalan dengan lancar dan semakin berkualitas.

2.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Menurut Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 27) sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, perpustakaan perguruan tinggi memiliki berbagai fungsi yaitu:

1. Fungsi Edukasi

Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, dan oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran dalam setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

2. Fungsi Informasi

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah di akses oleh pencari

3. Fungsi Riset

Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi yang mutlak, dikarenakan pengaplikasiannya dipakai untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan harus menyediakan koleksi yang bersifat rekreatif yang berarti untuk membangun dan mengembangkan kreativitas , minat, dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

5. Fungsi Publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademika dan staf non akademika.

6. Fungsi Deposit

Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

7. Fungsi Interprestasi

Perpustakaan ini sudah seharusnya memiliki kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

2.4 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi

Secara umum tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat pustaka serta mendayagunakannya baik bagi civitas academica maupun masyarakat luar kampus.

Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 3), tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah :

1. Mengembangkan koleksi

2. Mengolah dan merawat bahan perpustakaan 3. Memberi layanan

4. Melaksanakan administrasi perpustakaan.

Menurut Yuven (2010, 2), tugas perpustakaan perguruan tinggi dapat dirinci sebagai berikut:

1. Mengikuti perkembangan kurikulum serta perkuliahan dan menyediakan bahanbahan yang dibutuhkan untuk pengajaran atau proses pembelajaran 2. Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas

dalam rangka studi

3. Mengikuti perkembangan mengenai program-program penelitian yang diselenggarakan di lingkungan perguruan tinggi induknya dan berusaha menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi peneliti. 4. Memutakhirkan koleksi dengan mengikuti terbitan-terbitan yang baru baik

berupa tercetak maupun tidak tercetak.

5. Menyediakan fasilitas, yang memungkinkan pengguna mengakses perpustakaan lain maupun pangkalan-pangkalan data melalui jaringan lokal (intranet) maupun global (internet) dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi yang diperlukan.

Menurut Sjahrial Pamuntjak (2000, 5) menyatakan “tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk melayani keperluan mahasiswa dari tingkat persiapan sampai pada mahasiswa yang sedang menghadapi ujian sarjana dan menyusun skripsi, para staf dalam persiapan bahan perkuliahan serta para peneliti yang bergabung dalam perguruan tinggi yang bersangkutan”.

2.5 Koleksi Perpustakaan

Salah satu unsur pokok perpustakaan adalah koleksi, karena pelayanan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal apabila tidak didukung oleh adanya koleksi yang memadai. Koleksi bahan pustaka haruslah relevan dengan kebutuhan setiap program studi dari perguruan tinggi tersebut. demi terwujudnya

pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Untuk memberikan pelayanan informasi dalam rangka mencapai tujuan perpustakaan perguruan tinggi,

Perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai informasi dan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan perguruan tinggi di mana perpustakaan berada.

Suatu perguruan tinggi menyediakan informasi dan koleksi-koleksinya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi dan pengetahuan ilmiah lainya, untuk mendukung seluruh kegiatan sivitas akademi masyarakat perguruan tinggi tersebut.

2.5.1 Pengertian Koleksi

Darmono (2001, 60) “Koleksi adalah sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai bentuk tercetak (buku, majalah, surat kabar) dan bentuk tidak tercetak (bentuk mikro, bahan audio visual, peta)”.

2.5.2 Fungsi Koleksi

Koleksi yang dimiliki perpustakaan memiliki fungsi sebagaimana yang dinyatakan dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 30) bahwa fungsi koleksi adalah:

1. Fungsi pendidikan

Untuk Menunjang program pendidikan dan pengajaran, perpustakaan mengadakan bahan pustaka yang sesuai atau relevan dengan jenis dan tingkat program yang ada.

2. Fungsi penelitian

Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan menyediakan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir.

3. Fungsi referensi

Fungsi ini melengkapi fungsi yang di atas dengan menyediakan bahan bahan referensi diberbagai bidang dan alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk menelusur informasi.

4. Fungsi umum

Perpustakaan perguruan tinggi juga merupakan pusat informasi bagi masyarakat di sekitarnya, fungsi ini berhubungan dengan program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia yang lain. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan mempunyai fungsi pendidikan, penelitian, referensi dan umum. Maka jelaslah bahwa koleksi perpustakaan adalah unsur pokok perpustakaan yang harus dibina secara teratur dan terencana.

2.5.3 Bentuk-Bentuk Koleksi

Menurut Massofa (2008, 1), “beberapa jenis bahan pustaka yang tercakup dalam koleksi perpustakaan yaitu (1) karya cetak, (2) karya noncetak; (3) bentuk mikro; dan (4) karya dalam bentuk elektronik.”

1. Karya Cetak

Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti:

a. Buku, adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang palingutama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar UNESCO tebalbuku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku.Dalam buku perpustakaan sebagai ilmu (2009, 23), menyatakan ciri-ciri buku adalah sebagai berikut:

1) Isinya membahas satu permasalahan pokok, kalaupun terdiri dari beberapa makalah (misalnya dalam prosiding seminar) maka semua makalah berhubungan dengan tema pokok dari seminar tersebut, 2) Berjilid, 3) Mempunyai halaman judul, 4) Terdapat daftar isi, 5) Teks yang dibagi dalam bab-bab, 6) Terdapat lembar pendahuluan dan/atau kata pengantar, 7) Terbit dalam satu jilid atau beberapa volume dengan bentuk jilid sama, 8) Umumnya memiliki ISBN (International Standard Book

Number).

b. Terbitan berseri, dalam buku perpustakaan sebagai ilmu (2009, 25), menyatakan contoh-contoh terbitan berseri adalah:

1)Majalah, magazin, buletin, warta, journal, newsletter, warkat warta, risalah

2)laporan tahunan, bulanan, mingguan 3)Buku tahunan, yearbook

4)Serial

5)Seri monograf, monograf berseri

Ciri-Ciri terbitan berseri adalah sebagai berikut:

1. Memiliki judul seri, yang selalu sama pada setiap nomor penerbitan 2. Publikasi yang diterbitkan secara berturut-turut, bernomor, bervolume, 3. Umumnya berjangka waktu terbit (frekuensi) tertentu

4. Isinya terdiri dari artikel-artikel, ada pula yang berartikel tunggal 5. Terdapat halaman editor/redaksi

6. Daftar isi merupakan daftar artikel yang dimuat. 2. Karya Noncetak

Menurut Siregar (1999), menyatakan karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau

majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya.

Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Karya noncetak terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah sebaga berikut :

a. Rekaman suara, yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset. b. Gambar hidup dan rekaman video, gambar hidup dan rekaman suara

terdiri dari film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagaimana cara menggunakan perpustakaan.

c. Bahan Grafika, ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat denganbantuan alat (misalnya slide, transparansi, dan filmstrip.

3. Bentuk Mikro

Menurut Siregar (1999), menyatakan bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreder. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan bahan noncetak.

Hal ini disebabkan informasi yang tercakup di dalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu:

1. Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm, dan 35 mm.

2. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm.

3. Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya ukuran sebesar mikrofis.

4. Karya Dalam Bentuk Elektronik

Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-ROM player, dan sebagainya.

Karya dalam bentuk elektronik ini biasanya disebut dengan bahan pandang dengar (audio visual) juga merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang dengan merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang dengan memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga. Oleh sebab itu bahan pandang dengar merupakan media pembawa pesan yang sangat kuat untuk bisa ditangkap oleh manusia.

Sedangkan menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 38) menyatakan bahwa yang termasuk ke dalam koleksi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut;

1. Buku teks, baik untuk mahasiswa maupun dosen, baik yang diwajibkan maupun yang dianjurkan untuk mata kuliah tertentu.

2. Buku referensi, termasuk buku referensi umum, referensi bidang studi kasus, alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus, ensiklopedia, katalog, dan lain-lain..

3. Pengembangan ilmu, yang melengkapi dan memperkaya pengetahuan pemakai selain dari bidang studi dasar.

4. Penerbitan berkala seperti majalah, surat kabar dan lain-lain.

5. Penerbitan perguruan tinggi, baik perguruan tinggi dimana perpustakaan bernaung, maupun penerbitan perguruan tinggi lainya. 6. Penerbitan pemerintah, terutama penerbitan resmi, baik yang bersifat

umum maupun yang menyangkut kebutuhan khusus perguruan tinggi yang bersangkutan.

7. Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus perpustakaan, seperti koleksi tentang kebudayaan tertentu, subjek tertentu, dan sebagainya.

8. Koleksi bukan buku yang berupa koleksi audio visual (film, tape, kaset, video tape, piringan hitam, dan sebagainya).

2.6 Pengatalogan Bahan Perpustakaan

Kegiatan pengkatalogan secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kegiatan:

(judul, pengarang, impresum, kolasi, catatan, dll), kegiatannya berupa membuat deskripsi bibliografi, menentukan tajuk entri utama dan tambahan, pedomannya antara lain AACR dan ISBD;

2. Pengindeksan subyek, yang berdasar pada isi bahan pustaka (subyek atau topik yang dibahas), mengadakan analisis subyek dan menentukan notasi klasifikasi, pedomannya antara lain bagan klasifikasi, daftar tajuk subyek dan tesaurus. Kedua kegiatan ini menghasilkan cantuman bibliografi atau sering disebut katalog yang merupakan wakil ringkas bahan pustaka.

PENGATALOGAN

Pedoman Pedoman;

AACR 1. Bagan klasifikasi

ISBN 2. DaftarTajuk

subyek 3. Thesaurus Gambar 2.1. Bagan sistem kerja pengatalogan

Pengkatalogan deskriptif Pengindeksan subyek

Fisik bahan pustaka

Deskripsi bibliografi

Tajuk entri utama

Tajuk entri tambahan

Isi bahan pustaka

Analisis subyek

Penerjemahan menjadi tajuk subyek/ atau atau no.kelas

Cantuman bibliografis/ catalog/ wakil ringkas

2.6.1 Pengkatalogan Deskriptif 1. Susunan Deskripsi

1. Judul dan pernyataan kepengarangan 2. Edisi

3. Penerbitan atau impresum 4. Deskripsi fisik

5. Seri 6. Catatan

7. Nomor standar (ISBN) 2. Sumber Informasi Utama

Deskripsi bibliografi suatu bahan pustaka seperti judul, pengarang, penerbit, dan sebagainya merupakan bagian yang akan tercantum dalam katalog. Sumber informasi utama mengenai deskripsi bibliografi itu diambil dari bahan pustaka yang bersangkutan, misalnyapada buku, brosur atau bahan pustaka tercetak lainnya, informasi tersebut terdapat di halaman judul dan halaman lain dari dokumen tersebut. Apabila informasi mengenai deskripsi bahan pustaka tidak tercantum dalam dokumen, atau diambil dari luar dokumen, ataupun dibuat sendiri oleh pembuat katalog, maka informasi tersebut dicantumkan dalam tanda kurung siku.

Tabel 2.1 sumber informasi utama pengatalogan

Daerah Unsur Informasi Sumber Informasi Utama 1 Judul dan Kepengarangan Halaman Judul

2 Edisi Halaman Judul dan Halaman

Permulaan Lainnya

3 Impresium Halaman Judul dan Halaman Permulaan Lainnya

4 Kolasi Terbitan itu Sendiri (dari halaman mana saja pada terbitan tersebut 5 Seri Monograf Terbitan itu Sendiri (dari halaman

mana saja pada terbitan tersebut 6 Catatan Terbitan itu Sendiri atau dari Luar

Terbitan

3. Singkatan

Beberapa informasi dalam deskripsi bibliografi dapat ditulis dalam bentuk singkatan. Singkatan yang digunakan dalam deskripsi bibliografi harus konsisten, berikut adalahsingkatan yang sering digunakan.

Tabel 2.2 singkatan dalam deskripsi bibliografi

Daerah Singkatan Arti

1

et al. Ed. Eds.

et alli (dan lainnya) editor

editor lebih dari satu

2 ed. Rev. Edisi revisi 3 s.l. s.n.

sine loco (tempa terbit/ cetak tidak diketahui)

sine nomine (nama penerbit/ perctakan tidak diketahui)

4 ill. Ilus cm. hlm. p. illustrasi ilustrasi sentimeter halaman pagina/ page 4. Tanda Baca

Penulisan setiap daerah deskripsi bibliografi didahului oleh tanda baca yaitu: titik,spasi, tanda pisah, tanda pisah (. --), dan di dalam setiap daerah terdapat pula tanda bacayang telahditentukan. Berikut ini uraian susunan deskripsi dan tanda bacanya:

1. Daerah judul dan pernyataan kepengarangan

Tabel 2.3 tanda baca daerah judul dan kepengarangan Tanda Baca Unsur Deskripsi Bibliografi

: Judul Utama/ judul Pokok Anak Judul

= Judul sejajar

/ Pernyataan kepengarangan yang pertama

, Pernyataan kepengarangan yang kedua dan selanjutnya yang sama peran dan kontribusinya

; Pernyataan kepengarangan berikutnya yang berbeda peran dan kontribusinya

2. Daerah Edisi

Tabel 2.4 tanda baca daerah edisi Tanda Baca Unsur Deskripsi Bibliografi

. -- Tempat terbit

/ Pernyataan kepengarngan sehubungan dengan edisi tersebut 3. Daerah Empresium

Tabel 2.5 tanda baca daerah impresium Tanda Baca Unsur Deskripsi Bibliografi

. -- Tempat terbit : Nama penerbit , Tahun terbit 4. Daerah Kolasi

Tabel 2.6 tanda baca daerah kolasi Tanda Baca Unsur Deskripsi Bibliografi

. -- Jumlah halaman : Pernyataan ilustrasi

; Ukuran

+ Bahan yang disertakan 5. Daerah Seri

Tabel 2.7 tanda baca daerah seri Tanda Baca Unsur Deskripsi Bibliografi

. -- Pernyataan seri/ judul seri : Pernyataan Anak seri

; ISSN

+ Nomor seri 6. Daerah Catatan

Tanpa tanda baca, penulisan pada paragraph baru. 7. Daerah ISBN dan Harga

5. Pola Deskripsi Bibliografi

Uraian deskripsi bibliografi disajikan dalam berbagai macam pola, yaitu cara penulisan bagian-bagian daerah deskripsi bibliografi yang berkaitan dengan pengaturan dan pembagian paragraf. Umumnya terdapat dua pola, yaitu:

1. Pola berparagraf yng digunakan untuk penulisan katalog dengan tajuk entri utama pada pengarang atau badan korporasi. Berikut contohnya: 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

2. Pola indensi menggantung, yang digunakan untuk penulisan katalog dengan judul sebagai tajuk entri utama.Dua pola tersebut banyak digunakan oleh perpustakaan-perpustakaan di Indonesia, yaituseperti contoh berikut:

Judul sebagai tajuk entri utama Tajuk entri utama

Judul utama : anak judul = Judul sejajar : anak judul sejajar / Pernyataan kepengarangan pertama, pernyataan kepengarangan kedua, dst. dengan kontribusi sama ; kepengarangan pertama dengan kontribusi berbeda, kepengarangan kedua, dst. Dengan kontribusi berbeda. -- Edisi / Pernyataan kepengarangan sehubungan dengan edisi. -- Tempat terbit : Nama penerbit,

Tahun terbit.

Jumlah halaman : pernyataan ilustrasi ; ukuran buku + Lampiran. (Pernyataan seri : anak seri, ISSN ; nomor seri)

Catatan Tajuk entri utama

Judul utama : anak judul = Judul sejajar : anak judul sejajar / Pernyataan kepengarangan pertama, pernyataan kepengarangan kedua, dst. dengan kontribusi sama ; kepengarangan pertama dengan kontribusi berbeda, kepengarangan kedua, dst. Dengan kontribusi berbeda. -- Edisi / Pernyataan kepengarangan sehubungan dengan edisi. -- Tempat terbit : Nama penerbit,

Tahun terbit.

Jumlah halaman : pernyataan ilustrasi ; ukuran buku + Lampiran. (Pernyataan seri : anak seri, ISSN ; nomor seri)

Catatan ISBN Subjek Jejakan

Daerah Deskripsi Bahan Pustaka

1. Daerah Judul dan Pernyataan Penanggungjawab/KepengaranganDaerah ini memuat informasi tentang judul utama/judul pokok dari suatu karya,judul sejajar/paralel yang merupakan judul terjemahan dan anak judul (apabila ada padahalaman judul).

a. Judul utama / judul pokok

a.1. Cantumkan judul utama seperti apa yang tercantum pada sumber informasi utama, kecuali tanda baca dan huruf kapital disesuaikan dengan yang berlaku.

Contoh:

The big money

Sensus penduduk 1971 Pemberantasan hama padi

a.2. Jika judul utama terdiri dari nama orang atau badan korporasi yang bertanggung jawab atas karya tersebut, maka cantumkan nama tersebut sebagai judul utama

Contoh:

Byron (suatu buku puisi)

a.3. Jika bahan pustaka yang sedang dikatalog merupakan volume, atau bagian yang terpisah atau suplemen dari suatu penerbitan yang lebih besar, maka cantumkan judul utama sebagai judul dari karya yang lebih besar diikuti oleh bagian yang lebih kecil

Contoh:

Petunjuk pengolahan tanah. Buku 1

a.4. Judul utama yang panjang dapat dipersingkat hanya bila tidak menghilangkan informasi yang penting di dalamnya. Jangan menghilangkan lima kata pertama dalam judul utama. Nyatakan penghilangan tersebut dengan tanda penghilangan ( … )

Contoh:

Prosiding seminar nasional klinik teknologi pertanian sebagai basis

…, Manado, 9-10 Juni2004

pustaka tidak terdapat judul utama, maka beri judul utama dari halaman lain atau dibuat sendiri yang dicantumkan dalam kurung siku

Contoh:

[Petunjuk teknis jagung]

b. Judul Sejajar / Paralel

Jika pada halaman judul suatu bahan pustaka muncul judul dalam dua atau lebih bahasa, maka tetapkan salah satu sebagai judul utama dan lainnya

Dokumen terkait