Lampiran 1: PEDOMAN WAWANCARA
Daftar Pertanyaan Wawancara Untuk Kepala Perpustakaan
A. Kegiatan Pengatalogan dan Pengindeksan
1. Sistem kerja bidang pengatalogan bahan pustaka pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan.
2. Alat bantu yang digunakan oleh Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan dalam melakukan kegiatan sistem kerja pengatalogan.
3. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembuatan kartu katalog. 4. Jenis kartu katalog yang dimiliki oleh Perpustakaan Universitas Tjut Nyak
Dien Medan.
5. Sistem kerja pengindeksan bahan pustaka pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan.
6. Kendala yang dihadapi oleh pustakawan dalam proses pengatalogan.
B. Kegiatan Pasca Pengatalogan dan Pengindeksan
1. Proses pelabelan (labeling) bahan pustaka pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan.
2. Proses penjajaran kartu katalog (filing) pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan.
3. Proses penyusunan bahan pustaka pada rak koleksi pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan.
Kode : I1
Lampiran 2: PEDOMAN WAWANCARA
Daftar Pertanyaan Wawancara Untuk Staf Perpustakaan
A. Kegiatan Pengatalogan dan Pengindeksan
1. Sistem kerja bidang pengatalogan bahan pustaka pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan.
2. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembuatan kartu katalog. 3. Jenis kartu katalog yang dimiliki oleh Perpustakaan Universitas Tjut Nyak
Dien Medan.
4. Sistem kerja pengindeksan bahan pustaka pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan.
5. Kendala yang dihadapi oleh pustakawan dalam proses pengatalogan.
B. Kegiatan Pasca Pengatalogan dan Pengindeksan
1. Proses pelabelan (labeling) bahan pustaka pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan.
2. Proses penjajaran kartu katalog (filing) pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan.
3. Proses penyusunan bahan pustaka pada rak koleksi pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan.
Kode : I2
Lampiran 3:
TRANSKRIP WAWANCARA
1. Hasil Transkrip Wawancara Informan I
Wawancara ini diambil pada tanggal 6 Januari 2014 Pada pukul 10.07 wib. Bertempat di bagian pengolahan perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien. Berikut adalah hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan pertama disimbolkan dengan I1.
P: Selamat siang Bu, saya ingin mewawancarai Ibu mengenai pengatalogan di Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien. Apakah Ibu ada waktu?
I1: Ada
P: Baiklah saya mulai saja wawancaranya. Yang pertama saya ingin menanyakan bagaimana sistem pengatalogan bahan pustakanya?
I1: Penentuan nomor kelasnya pake DDC 20. Selain itu buku-buku yang tersedia di perpustakaan ini cuma buku bidang Ekonomi, Pertanian, Teknik, Farmasi, Agama dan Hukum saja. Disini katalognya masih manual yaitu menggunakan katalog kartu untuk mencari buku.
P: Berarti koleksi bukunya tidak mencakup semua bidang ilmu ya Bu. Kalau mengenai sistem pengindeksannya bagaimana Bu?
I1: Pengindeksan Tajuk Subjeknya hanya mencakup subjek Ekonomi, Pertanian, Teknik, Farmasi, Agama dan Hukum saja sesuai dengan koleksi yang ada. Penentuannya menggunakan pedoman Daftar Tajuk Subjek yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional Indonesia.
kemudian diketik di kartu katalog. Kartu katalognya ini terbuat dari kertas karton dengan ukuran 7,5x 12,5 cm.
P: Kartu katalog yang terdapat disini katalog apa saja bu?
I1: Jenis kartu katalog yang digunakan di perpustakaan ini hanya katalog pengarang dan katalog judul saja.
P: Kalau begitu bagaimana dengan sistem penyusunan kartu katalognya? I1: Penjajaran kartu katalog disusun rapi di dalam laci kartu katalog berdasarkan abjad. Kalau katalog pengarang ya berdasarkan abjad nama pengarang dan kalau katalog judul berdasarkan abjad judul buku. Hal ini dilakukan biar pengguna mudah kalau ingin menemukan judul atau pengarang buku
P: Bagaimana untuk proses pelabelannya Bu?
I1: Untuk proses pelabelan buku, yang pertama dilakukan yaitu buku-buku yang telah dikatalog diberi label nomor panggil buku, kemudian label tersebut ditempelkan pada punggung buku. Tapi nempelkannya tidak boleh sembarangan, label ini ditempelkan dengan jarak 3 cm dari tepi bawah punggung buku. Langkah selanjutnya yaitu membuat kartu dan kantong buku. Kantong buku ditempel pada halaman akhir belakang buku. Kemudian menempelkan lembar tanda kembali buku pada halaman belakang bersebelahan dengan kantong kartu buku. Setelah selesai semua, baru disampul biar tidak rusak.
P: Untuk penyusunan koleksi di rak disusun berdasarkan apa Bu?
I1: Penyusunan buku di rak disusun berdasarkan nomor panggil buku yang dimulai dari kelas 000 dan seterusnya sampai dengan nomor yng terbesar. Nah untuk koleksi majalah, penyusunannya dan jurnal ilmiah disusun berdasarkan kala terbitnya. Sementara untuk karya ilmiah disusun berdasarkan tahun terbitnya.
P: Kendala apa saja yang ditemukan dalam pelaksanaan pengatalogan bahan pustaka di Perpustakaan Univesitas Tjut Nyak Dien?
kalo ingin mencari buku di rak aja, karena katalognya masih menggunakan katalog kartu jadi membutuhkan waktu yang lama kalo harus mencari dari kartu.
P: Menurut Ibu, apa solusi terbaik yang harus dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut?
I1: Solusinya adalah menyediakan DDC yang terbaru. Selain itu catalog nya sudah terautomasi sehingga pengguna lebih efektif dan efisien dalam mencari koleksi buku.
Lampiran 4:
TRANSKRIP WAWANCARA
1. Hasil Transkrip Wawancara Informan II
Wawancara ini diambil pada tanggal 6 Januari 2014 Pada pukul 11.10 wib. Bertempat di bagian pengolahan perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien. Berikut adalah hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan pertama disimbolkan dengan I2.
P: Selamat siang Bu, saya ingin mewawancarai Ibu mengenai pengatalogan di Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien. Apakah Ibu ada waktu?
I2: Ada. Silahkan.
P: Baiklah yang pertama saya ingin menanyakan bagaimana sistem pengatalogan bahan pustakanya?
I2: Untuk nentuin nomor klasifikasinya sih masih menggunakan DDC 20. Selain itu untuk melihat buku di rak masih menggunakan kartu katalog P: Kalau mengenai pengindeksannya bagaimana Bu?
I2: Untuk penentuan subjek bukunya, kami menggunakan Daftar Tajuk Subjek yang diterbitkan Perpustakaan Nasional tahun 1995 edisi 5.
P: Disini masih menggunakan kartu katalog ya Bu dalam pencarian koleksi. Bagaimana langkah-langkah pembuatan katalog kartunya?
I2: Iya benar masih menggunakan kartu. langkah pembuatan katu katalog tuh yang pertama ya menentukan tajuk entri utama misalnya pengarang. Setelah itu buat deskripsi bibliografinya. Nah setelah selesai membuat deskripsinya kemudian tentukan subjek bukunya. Trus yang terakhir buat nomor kelas buku tersebut. Setelah selesai semua baru diketik di kartu katalog.
P: Jenis kartu katalog apa saja Bu yang terdapat disini?
I2: Penyusunan kartu katalog disusun dalam laci kartu katalog berdasarkan abjad. Baik nama pengarang maupun judul buku
P: Bagaimana untuk proses pelabelannya Bu?
I2:buku-buku yang telah dikatalog diberi label nomor panggil buku, kemudian label tersebut ditempelkan pada punggung buku dengan jarak 3 cm dari tepi bawah punggung buku. Kemudian membuat kartu dan kantong buku. Kantong buku ditempel pada halaman akhir belakang buku. P: Penyusunan koleksi di rak disusun berdasarkan apa Bu?
I2:penyusunan buku di rak disusun berdasarkan nomor panggil buku yang dimulai dari kelas 000 dan seterusnya sampai dengan nomor yang terbesar. P: Kendala apa saja yang ditemukan dalam pelaksanaan pengatalogan? I2: saya rasa proses pengatalogan tidak mengalami kendala. Karena dalam penentuan nomor klasifikasi udah sesuai dengan DDC
Lampiran 5 :
1. Koleksi Jurnal
2. Koleksi buku
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional R.I. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan. 2004. Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman. Jakarta: Departemen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Hamakonda, Towa, P. dan Tairas. 2002. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan
Dewey. Jakarta : Gunung Mulia
Malaika. 2011. Pengelolaan Perpustakaa Perguruan Tinggi. repository.usu.ac.id/bitstream/.../3/Chapter%20II.pdf. diakses pada tanggal 11 Agust. Pukul 10.00 AM.
Miswan. 2003. Katalogisasi dan Klasifikasi: Sebuah Pengantar. Semarang : UPT Perpustakaan IAIN Walisongo.
Perpustakaan Nasional. 1999. Pedoman Umum Pengelolaan Perpustakaan
Perguruan Tinggi. Jakarta: Perpustakaan Naional RI. Bagian Proyek
Pengembangan Stem Nasional Perpustakaan.
Perpustakaan Nasional RI. 2014. Klasifikasi dan Tajuk Subyek Modul 2:Analisis
Subyek<http://pusdiklat.pnri.go.id/elearning/klasifikasi/frameset02.html.>
. diakses pada tanggal 01 Januari 2014.
Perpustakaan Nasional RI. 2006. Daftar Tajuk Subyek Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Siregar, Belling. 1999. Pembinaan Koleksi Perpustakaan dan Pengetahuan
Literatur. Medan: Proyek perpustakaan Propinsi Sumatera Utara.
Sjahrial-Pamuntjak, Rusina. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta: Djambatan
Soedibyo-Noerhayati, Rysina. 1987. Pengelolaan Perpustakaan Jilid 1. Bandung : Alumni.
Somadikarta, Lili K. 1991. Dasar-dasar Analisis Subyek Untuk Pengindeksan Dokumen. Jakarta : JIP-FSUI.
Sugiyono. 1998. Metode penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta.
Sumardji, P. 1988. Perpustakaan: Organisasi dan Tata Kerja. Yogyakarta: Kanisius.
Sundari, Tuti Sri dan Suni Triani. 2006. Petunjuk Teknis Katalogisasi Bahan
Pustaka Monograf:Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian No. 38.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Bogdan dan Taylor (1992, 21-22) menyatakan bahwa “Penelitian kualitatif merupakan salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.”
Sedangkan menurut Strauss dan Corbin (1990, 63) “Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).”
Metode penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati melalui individu, kelompok, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan yang beralamat di Jln. Gatot Subroto Medan, Sumatera Utara.
3.3 Latar Penelitian (Setting)
Koleksi yang terdapat pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan terdiri dari;
1. koleksi Buku teks, baik untuk mahasiswa maupun dosen, baik yang diwajibkan maupun yang dianjurkan untuk mata kuliah tertentu.
2. Buku referensi, termasuk buku referensi umum, referensi bidang studi kasus, alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus, ensiklopedia, katalog, dan lain-lain..
3. Pengembangan ilmu, yang melengkapi dan memperkaya pengetahuan pemakai selain dari bidang studi dasar.
4. Penerbitan berkala seperti majalah, surat kabar dan lain-lain.
5. Penerbitan perguruan tinggi, baik perguruan tinggi dimana perpustakaan bernaung, maupun penerbitan perguruan tinggi lainya. 6. Penerbitan pemerintah, terutama penerbitan resmi, baik yang bersifat
umum maupun yang menyangkut kebutuhan khusus perguruan tinggi yang bersangkutan.
7. Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus perpustakaan, seperti koleksi tentang kebudayaan tertentu, subjek tertentu, dan sebagainya.
8. Koleksi bukan buku yang berupa koleksi audio visual (film, tape, kaset, video tape, piringan hitam, dan sebagainya).
Sistem pengatalogan bahan pustaka pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan masih berpedoman pada DDC 20 dalam penentuan nomor klasifikasi. Sedangkan penentuan subjek, pedoman yang digunakan adalah Daftar Tajuk Subjek Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Tahun 1995 Edisi 5. 3.4 Fokus Penelitian
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam suatu penelitian. Metode pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidak suatu penelitian.
Dalam penelitiaan ini, peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu:
3.5.1 Wawancara
Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yakni dengan wawancara mendalam. Pada metode ini peneliti dan Informan berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian.
Adapun informan dalam penelitian ini adalah: kepala perpustakaan (kode: I1), dan staf perpustakaan (kode: I2). Adapun data yang akan diambil pada informan adalah data mengenai sistem pengatalogan bahan pustaka, alat bantu yang digunakan dalam proses pengatalogan, serta kendala yang dihadapi oleh pustakawan dalam proses pengatalogan.
3.5.2 Observasi
Observasi adalah kegiatan meneliti langsung ke tempat penelitian yaitu Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien. Observasi adalah kegiatan yang meliputi pemusatan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indera (Arikunto, 2002: 146). Kegiatan observasi dilakukan pada lokasi penelitian yang sebenarnya dalam rangka untuk memperoleh data yang diinginkan.
3.5.3 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah pengumpulan data dengan mempelajari dokumen-dokumen baik itu buku, artikel maupun jurnal. Dalam penelitian ini, studi kepustakaan yang digunakan yaitu yang berhubungan dengan sistem pengatalogan bahan pustaka di perpustakaan.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
fleksibel, tidak mengikat, hanya sebagai pembuka dan mengarah pada pembicaraan.
2. Perekam suara, perekam suara ini digunakan untuk merekam hasil wawancara dengan peneliti, karena catatan atau ingatan yang dimiliki masih terbatas, sehingga perlu adanya perekaman suara. Perekam suara yang digunakan penulis untuk merekam hasil wawancara adalah voice recorder yang terdapat pada telepon genggam.
3.7 Teknik Analisis Data
Setelah data didapatkan dari wawancara, untuk memudahkan dalam analisis data maka jawaban dari informan disortir, dihubungkan dan dibandingkan antara satu dengan yang lainnya. Analisis data dilakukan untuk menemukan makna dari setiap data yang terkumpul.
Analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri dari beberapa alur kegiatan yaitu: reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan penarikan kesimpulan. 3.7.1 Reduksi Data
Menurut Bungin (2007: 70), “Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabtrakan dan transformasi data secara kasar yang timbul dalam catatan-catatan tertulis di lapangan”. Data kualitatif dapat diolah dengan berbagai cara yaitu melalui seleksi ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, dan menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas.
3.7.2 Penyajian Data
Penyajian data yang akan digunakan dalam penelitian ini berbentuk teks naratif. Untuk mempermudah pemahaman terhadap informasi yang besar jumlahnya, maka dalam penyajian data akan dilakukan penyederhanaan informasi yang kompleks ke dalam kesatuan bentuk yang disederhanakan dan selektif. 3.7.3 Verifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan
3.8 Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan yang telah terkumpul, perlu dilakukan pengecekan (pemeriksaan) keabsahan data. Pengecekan keabsahan data pada penelitian ini dilakukan dengan triangulasi dan ketekunan pengamatan. 3.8.1 Triangulasi
Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber, yaitu membandingkan data hasil wawancara. Hasil wawancara peneliti kepada informan terkait sistem pengatalogan bahan pustaka pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan triangulasi pada penelitian ini adalah:
1. Triangulasi Data
Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, hasil wawancara dan hasil observasi.
2. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.
3. Triangulasi Metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.
3.8.2 Ketekunan Pengamatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan 4.1.1 Sejarah Perpustakaan
Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan adalah perpustakaan perguruan tinggi yang didirikan pada tahun 1956. Pendiri perpustakaan Drs. Muhammad Ali - Amiruddin, SE.MM - dan Meutia Indriana, S.Farm, APT.MM. Lokasi perpustakaan adalah di Jalan Gatot Subroto Medan Sumatera Utara. Perpustakaan dipimpin oleh seorang kepala perpustakaan dan dibantu oleh 1 orang staf perpustakaan.
Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan terletak di lantai 3 (tiga) mempunyai luas ruangan 10 x 20 Meter. Di ruangan inilah berlangsung semua kegiatan yang berhubungan dengan perpustakaan dan pelayanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan. Jumlah pengguna perpustakaan adalah sebanyak 1.879 orang yang terdiri dari mahasiswa, dosen/peneliti dan pegawai. Sampai saat ini perputakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan telah memiliki koleksi sebanyak 4.905 judul dan 13.098 eksemplar.
Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan memakai sistem pelayanan terbuka (open acces) yaitu pengunjung perpustakaan boleh masuk ke ruangan koleksi untuk mencari informasi yang dibutuhkan dan yang hanya melayani mahasiswa, staf pengajar (dosen/ Peneliti) serta orang-orang yang terlibat didalamnya. Oleh karena itu orang lain tidak diperkenankan masuk kecuali meminta izin terlebih dahulu kepada pustakawan atau staf pegawai yang bersangkutan.
4.1.2 Struktur Organisasi Perpustakaan
Struktur organisasi berhubungan dengan komunikasi, koordinasi dan pengawasan. Struktur organisasi yang baik harus dapat memberi efisiensi kerja, sistem komunikasi sebagaimana struktur organisasi tersebut menentukan tatahubungan dan tanggung jawab antara bagian/ unit dan individu dalam perpustakaan dan organisasi induknya.
pegawai dengan bagian/ unit yang sudah ditentukan. Pada bagian pengolahan kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan bahan pustaka baik dari pembelian maupun hadiah/ sumbangan yang selanjutnya dibuatkan katalog pada bahan pustaka sebagai sarana temu-balik koleksi perpustakaan.
Pada bagian layanan sirkulasi semua kegiatan yang berkaitan dengan peminjaman, pengembalian, maupun perpanjang koleksi serta pendaftaran anggota.
Layanan referensi untuk membantu pengguna menemukan informasi yang berhubungan dengan koleksi referensi.
Berikut ini adalah gambar struktur organisasi perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan secara makro :
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Perpustakaan
Sumber :Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan
Dengan adanya struktur organisasi akan dapat diketahui gambaran yang jelas tentang kedudukan dan tanggung jawab serta tugas dari masing-masing bagian dalam lembaga tersebut.
4.1.3 Pengguna Perpustakaan
Pengguna perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan adalah mahasiswa, dosen, staff dan pegawai serta peneliti.
KEPALA PERPUSTAKAAN
Rincian pengguna perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 4.1 : Perbandingan Jumlah Pengguna PerpustakaanUniversitas Tjut Nyak Dien Medan
No Pengguna Jumlah
1 Mahasiswa 1.812
2 Dosen/ Peneliti 29
3 Pegawai 38
Jumlah 1.879
Sumber :Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan
4.1.4 Personalia
Pada perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan hanya dikelola 2 orang staf perpustakaan, adapun nama dan tugas masing-masing dari staf perpustakaan dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 4.2 : Tenaga Pengelola Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan
No Jabatan Pendidikan
1 Kepala Perpustakaan S1 Ilmu Perpustakaan
2 Staf Perpustakaan D3 Pariwisata
Sumber :Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan
4.1.5 Koleksi Perpustakaan
Tabel 4.3 :Perbandingan Jumlah Koleksi Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan
No Jenis Koleksi Judul Eksemplar
1 Buku 3997 11.998
2 Jurnal/majalah/Buletin 126 246
3 Koleksi Referensi 143 215
4 Skripsi 639 639
Jumlah 4.905 13.098
Sumber :Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan
4.1.6 Peraturan Perpustakaan
Setiap perpustakaan mempunyai aturan yang harus ditaati oleh petugas dan pengguna perpustakaan agar proses pelayanan perpustakaan dapat berjalan dengan tertib dan teratur. Peraturan yang telah ditetapkan oleh perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan adalah sebagai berikut :
1. Perpustakaan dibuka setiap hari:
Senin s/d Jumat : pukul 08.00-16.00 WIB Sabtu : pukul 08.00-12.00 WIB
2. Bagi pengunjung perpustakaan yang hendak masuk ke perpustakaandiharapkan meletakkan tasnya dahulu pada laci yang telah di sediakan.
3. Setiap mahasiswa wajib mempunyai KTM, bagi mahasiswa luar wajibmendaftar dahulu.
4. Setiap anggota dapat meminjam buku maksimal 3 judul buku, denganjangka waktu sebagai berikut.Lama peminjaman : 1 mingguDapat diperpanjang : selama 1 minggu
5. Denda yang dikenakan bagi anggota yang terlambat mengembalikan buku Rp 1.000 per buku perhari.
7. Bersedia mengganti buku apabila hilang/rusak dengan membayar sehargabuku yang hilang/rusak ditambah dengan biaya pengolahan buku. 4.2 Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini adalah pustakawan pelaksana pengatalogan bahan pustaka Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien yang sesuai dengan tujuan penelitian. Berikut adalah daftar karateristik informan.
Tabel 4.4 Karakteristik Informan
No. Kode Informan Informan
1. I1 Kepala perpustakaan
2. I2 Staf perpustakaan
Informan pertama (I1) dan informan kedua (I2) adalah pustakawan yang bekerja pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien. Wawancara yang dilakukan berlangsung secara informal. Wawancara dilakukan berdasarkan pada pedoman wawancara mendalam (Depth Interview). Pelaksanaan wawancara dilakukan secara substantif, artinya tidak diharuskan pada suatu tempat tertentu. Wawancara juga dilakukan pada jam yang telah ditetapkan pada saat membuat janji untuk wawancara kepada informan. Suasana wawancara berlangsung alamiah, apa adanya, dan tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu, begitu juga dengan bahasa yang digunakan adalah bahasa informal.
4.3 Kategori
Berdasarkan hasil wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman untuk melakukan coding. Dengan pedoman tersebut, peneliti membaca kembali transkrip wawancara lalu melakukan coding, memilih data yang relevan dengan judul penelitian sehingga menghasilkan beberapa kategori. Seperti diuraikan berikut ini :
4.3.1 Sistem Kerja Bidang Pengatalogan
sistem kerja pengatalogan pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien masih melakukan pembuatan kartu katalog. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan sebagai berikut:
I1: penentuan nomor kelasnya pake DDC 20. Selain itu buku-buku yang tersedia di perpustakaan ini Cuma buku bidang Ekonomi, Pertanian,
Teknik, Farmasi , Agama dan Hukum saja.
I2 : untuk nentuin nomor klasifikasinya sih masih menggunakan DDC 20. Selain itu untuk melihat buku di rak masih menggunakan kartu
katalog.
Dari pernyataan di atas diketahui bahwa Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien masih membuat kartu katalog untuk menemukan lokasi bahan pustaka di rak. Selain itu, dalam penentuan nomor klasifikasi buku, masih menggunakan panduan DDC 20.
4.3.2 Sistem Pengindeksan Bahan Pustaka
Penentuan subjek suatu bahan pustaka dilakukan untuk mengetahui topik atau tema yang dibahas dalam suatu bahan pustaka. Untuk menentukan tajuk subjek sebuah buku, pustakawan biasanya menggunakan pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan tajuk subjek. Dalam hal ini, Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien berpedoman pada Daftar Tajuk Subjek untuk Perpustakaan Indonesia yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan sebagai berikut:
I1: penentuan subjek buku menggunakan pedoman dari Perpustakaan Nasional yaitu Daftar Tajuk Subjek. Subjek nya ya hanya bidang
Ekonomi, Pertanian, Teknik, Farmasi, Agama dan Hukum saja itu
tadi.
I2 : untuk penentuan subjek bukunya, kami menggunakan Daftar Tajuk Subjek yang diterbitkan Perpustakaan Nasional tahun 1995 edisi 5.
4.3.3 Alat Bantu Pengatalogan dan Pengindeksan
Alat bantu pengatalogan merupakan alat yang digunakan untuk memudahkan pustakawan dalam menentukan nomor klasifikasi bahan pustaka berdasarkan subjek bidang ilmu bahan pustaka tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan sebagai berikut:
I1: alat bantu nya ya menggunakan DDC 20 untuk nentuin nomor kelasnya. Dan untuk subjeknya kami menggunakan Daftar Tajuk
Subjek Perpustakaan Nasional RI tahun 1995.
Dari pernyataan di atas diketahui bahwa alat bantu pengatalogan yang digunakna oleh pustakwan di Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien masih menggunakan DDC 20. Padahal telah terbit DDC yang baru yaitu DDC 22. Selain itu alat bantu untuk pengindeksan subjek bahan pustaka, menggunakan Daftar Tajuk Subjek Perpustakaan Nasional RI tahun 1995. Padahal biasanya perpustakaan menggunkan Subject Heading sebagai pedoman penentuan subjek bahan pustaka.
4.3.4 Langkah-Langkah Pembuatan Kartu Katalog
Dalam pembuatan kartu katalog ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan sebagai berikut:
I1:untuk pembuatan katu katalog terlebih dahulu yang dilakukan yaitu menentukan tajuk entri utama. Kemudian tentukan deskripsi
bibliografinya. Setelah itu tentukan subjek bukunya menggunakan
Daftar Tajuk Subjek. Nah kemudiantentukan nomor kelas buku
tersebut menggunkan DDC. Setelah selesai semua kemudian diketik di
kartu katalog. Kartu katalognya ini terbuat dari kertas karton dengan
ukuran 7,5x 12,5 cm.
I2 : langkah pembuatan katu katalog tuh yang pertama ya menentukan tajuk entri utama misalnya pengarang. Setelah itu buat deskripsi
tentukan subjek bukunya. Trus yang terakhir buat nomor kelas buku
tersebut. Setelah selesai semua baru diketik di kartu katalog.
Berdasarkan pernyataan di atas ada langkah-langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum mengetik kartu katalog, yaitu memnentukan tajuk entri utama, membuat dekripsi bibliografi, menentukan subjek, kemudian membuat nomor klasifikasi bahan pustaka. Setelah semua langkah tersebut dilakukan, kemudian deskripsi bibliografis tersebut diketikkan pada kertas karton berukuran 7,5 x 12,5 cm yang disebut dengan kartu katalog.
4.3.5 Jenis Kartu Katalog
Kartu katalog pada umumnya bermacam-macam. Ada katalog pengarang, katalog judul, katalog subjek dan lain-lain. Begitu pula kartu katalog yang digunakan di Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan sebagai berikut:
I1: jenis kartu katalog yang digunakan di perpustakaan ini hanya katalog pengarang dan katalog judul saja.
I2 : kartu katalog yang ada disini ada katalog judul dan pengarang.
Berdasarkan pernyataan di atas, jenis kartu katalog yang terdapat pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien yaitu katalog pengarang dan katalog judul. Berikut contoh katalog kartu yang terdapat pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan:
1. Kartu Katalog Pengarang
658
Gib Gibson, James L.
o Organisasi dan Manajemen : Perilaku struktur
proses/James L. Gibson, John M. Ivancevisch, dan James H. Donnelly, Jr; penterjemah Djoerban Wahid .- - ed. 4 . - - Jakarta : Erlangga, 1987.
707 hlm. : ilus. ; 24 cm.
ISBN : 54-10-002-9
2. Kartu Katalog Judul
4.3.6 Sistem Pelabelan (Labeling)
Proses pelabelan (labeling) merupakan kegiatan pembuatan kelengkapan fisik buku yang meliputi pemberian label nomor panggil buku, kartu buku, kantong buku, lembar tanggal kembali buku serta penyampulan buku. Pelabelan dilakukan setelah proses katalogisasi dan klasifikasi selesai. Sistem pelabelan pada Perpustakaan Universitas Tjut nyak Dien dijelaskan berdasarkan pernyataan informan berikut ini.
I1: kalau untuk proses pelabelan buku, yang pertama dilakukan yaitu buku-buku yang telah dikatalog diberi label nomor panggil buku,
kemudian label tersebut ditempelkan pada punggung buku. Tapi
nempelkannya tidak boleh sembarangan, label ini ditempelkan dengan
jarak 3 cm dari tepi bawah punggung buku. Langkah selanjutnya
yaitu membuat kartu dan kantong buku. Kantong buku ditempel pada
halaman akhir belakang buku. Kemudian menempelkan lembar tanda
kembali buku pada halaman belakang bersebelahan dengan kantong
kartu buku. Setelah selesai semua, baru disampul biar tidak rusak.
I2 : buku-buku yang telah dikatalog diberi label nomor panggil buku, kemudian label tersebut ditempelkan pada punggung buku dengan
jarak 3 cm dari tepi bawah punggung buku. Kemudian membuat kartu
658 Organisasi dan Manajemen : Perilaku struktur proses Gib Gibson, James L.
o Organisasi dan Manajemen : Perilaku struktur
proses/James L. Gibson, John M. Ivancevisch, dan James H. Donnelly, Jr; penterjemah Djoerban Wahid .- - ed. 4 . - - Jakarta : Erlangga, 1987.
707 hlm. : ilus. ; 24 cm.
ISBN : 54-10-002-9
dan kantong buku. Kantong buku ditempel pada halaman akhir
belakang buku.
Berdasarkan pernyataan di atas, sistem pelabelan bahan pustaka dilakukan dengan langkah-langkah yaitu buku-buku yang telah dikatalog diberi label nomor panggil buku, kemudian label tersebut ditempelkan pada punggung buku dengan jarak 3 cm dari tepi bawah punggung buku. Langkah selanjutnya yaitu membuat kartu dan kantong buku. Kantong buku ditempel pada halaman akhir belakang buku. Kemudian menempelkan lembar tanda kembali buku pada halaman belakang bersebelahan dengan kantong kartu buku. Setelah selesai kemudian buku disampul agar tidak rusak dan merawat buku agar dapat bertahan lebih lama.
Berikut contoh kartu buku dan slip pengembalian yang terdapat pada kantung buku:
Gambar 4.3 Slip Pengembalian
4.3.7 Sistem Penjajaran Kartu Katalog (Filing)
Kartu-kartu yang telah selesai diketik kemudian disusun dengan rapi dan teratur pada laci katalog yang telah tersedia. Berikut pernyataan informan mengenai sistem penjajaran kartu katalog, yaitu sebagai berikut:
I1: penjajaran kartu katalog disusun rapi di dalam laci kartu katalog berdasarkan abjad. Kalau katalog pengarang ya berdasarkan abjad
nama pengarang dan kalau katalog judul berdasarkan abjad judul
buku. Hal ini dilakukan biar pengguna mudah kalau ingin menemukan
judul atau pengarang buku.
I2 :penyusunan kartu katalog disusun dalam laci kartu katalog berdasarkan abjad. Baik nama pengarang maupun judul buku.
Berdasarkan pernyataan di atas, sistem penjajaran kartu katalog pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien disusun berdasarkan abjad nama pengarang maupun abjad judul buku. Hal ini dilakukan agar memudahkan pengguna dalam menemukan nama pengarang atau judul sebuah koleksi.
4.3.8 Sistem Penyusunan Bahan Pustaka di Rak
Buku-buku yang telah selesai kelengkapan fisiknya, kemudian disusun pada rak buku yang tersedia. Buku tersebut disusun berdasarkan nomor panggil buku. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan sebagai berikut:
I1: penyusunan buku di rak disusun berdasarkan nomor panggil buku yang dimulai dari kelas 000 dan seterusnya sampai dengan nomor yng
terbesar. Nah untuk koleksi majalah, penyusunannya dan jurnal
ilmiah disusun berdasarkan kala terbitnya. Sementara untuk karya
ilmiah disusun berdasarkan tahun terbitnya.
I2 : penyusunan buku di rak disusun berdasarkan nomor panggil buku yang dimulai dari kelas 000 dan seterusnya sampai dengan nomor
Berdasarkan pernyataan di atas diketahui bahwa sistem penyusunan bahan pustaka di rak pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien berdasarkan nomor klasifikasi buku bedasarkan DDC. Selain itu, untuk koleksi karya ilmiah disusun berdasarkan tahun terbit serta untuk koleksi terbitan berkala seperti majalah dan jurnal disusun berdasarkan kala terbitnya.
4.3.9 Kendala yang Dihadapi dalam Proses Pengatalogan
Dalam melakukan pengatalogan, pustakawan tidak mengalami kendala dalam menentukan nomor klasifikasi. Hal tersebut disesuaikan dengan pernyataan informan sebagai berikut:
I1:untuk saat ini dalam proses pengatalogan nya tidak mengalami kendala apapun. Karena dalam penentuan nomor klasifikasi sudah sesuai
dengan DDC ya walaupun masih menggunakan DDC 20. Kendalanya
ya hanya kalo ingin mencari buku di rak aja, karena katalognya
masih menggunakan katalog kartu jadi membutuhkan waktu yang
lama kalo harus mencari dari kartu.
I2:saya rasa proses pengatalogan tidak mengalami kendala. Karena dalam penentuan nomor klasifikasi udah sesuai dengan DDC.
Berdasarkan pernyataan di atas, dalam kegiatan pengatalogan pustakawan tidak mengalami kendala. Hanya saja subjek ilmu yang terdapat pada DDC 20 kurang berkembang karena saat ini telah ada pedoman pengklasifikasian yang baru yaitu DDC 22. Selain itu kendalanya hanya dalam pencarian koleksi di rak karena masih menggunakan kartu katalog sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam proses pencariannya.
4.4 Rangkuman Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan, melalui proses analisis data untuk menjaga keabsahan data serta melakukan triangulasi, maka diperoleh beberapa kategori. Kategori tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Penelitian
1. Sistem Kerja Bidang Pengatalogan Sistem kerja pengatalogan pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien masih membuat kartu katalog untuk menemukan lokasi bahan pustaka di rak. Selain itu, dalam penentuan nomor klasifikasi buku, masih menggunakan panduan DDC 20.
2. Sistem Pengindeksan Bahan Pustaka
Sistem pengindeksan bahan pustaka pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan, menggunakan Daftar Tajuk Subjek yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI dalam penentuan tajuk subjek suatu bahan pustaka.
3. Alat Bantu Pengatalogan dan Pengindeksan
Alat bantu pengatalogan yang digunakan oleh pustakawan di Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien masih menggunakan DDC 20. Selain itu alat bantu untuk pengindeksan subjek bahan pustaka, menggunakan Daftar Tajuk Subjek Perpustakaan Nasional RI tahun 1995.
4. Langkah-Langkah Pembuatan Kartu Katalog
Langkah-langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum mengetik kartu katalog, yaitu menentukan tajuk entri utama, membuat deskripsi bibliografi, menentukan subjek, kemudian membuat nomor klasifikasi bahan pustaka. Setelah semua langkah tersebut dilakukan, kemudian deskripsi bibliografis tersebut diketikkan pada kertas karton berukuran 7,5 x 12,5 cm yang disebut dengan kartu katalog.
6. Sistem Pelabelan (Labeling) Sistem pelabelan bahan pustaka ditempelkan pada punggung buku dengan jarak 3 cm dari tepi bawah punggung buku. Kemudian membuat kartu dan kantong buku. Setelah selesai kemudian buku disampul agar tidak rusak dan merawat buku agar dapat bertahan lebih lama.
7. Sistem Penjajaran Kartu Katalog (Filing)
Sistem penjajaran kartu katalog pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien disusun berdasarkan abjad nama pengarang maupun abjad judul buku. 8. Sistem Penyusunan Buku di Rak Sistem penyusunan bahan pustaka di rak
pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien berdasarkan nomor klasifikasi buku sesuai dengan DDC. Selain itu, untuk koleksi karya ilmiah disusun berdasarkan tahun terbit serta untuk koleksi terbitan berkala seperti majalah dan jurnal disusun berdasarkan kala terbitnya.
9. Kendala yang Dihadapi dalam Proses Pengatalogan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara penulis kepada informan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem pengatalogan bahan pustaka pada Perpustakaan Univesitas Tjut Nyak Dien sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat diketahui dengan penentuan nomor klasifikasi bahan pustaka sudah berpedoman pada pedoman klasifikasi pada umumnya yaitu DDC. Namun masih terlihat adanya kekurangan yaitu penentuan nomor kelas masih berpedoman pada DDC 20.
2. Alat bantu yang digunakan oleh Perpustakaan Univesitas Tjut Nyak Dien dalam kegiatan pengatalogan bahan pustaka kurang sesuai yaitu dengan menggunakan pedoman klasifikasi DDC 20 dan penentuan tajuk subjek menggunakan Daftar Tajuk Subjek Perpustakaan Nasional tahun 1995. 3. Dalam melakukan kegiatan pengatalogan, pustakawan tidak mengalami
kendala. Hanya saja subjek ilmu yang terdapat pada DDC 20 kurang berkembang karena saat ini telah ada pedoman pengklasifikasian yang baru yaitu DDC 22.
5.2 Saran
Dalam penelitian ini penulis masih menemukan kekurangan pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien. Penulis akan memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien agar kegiatan pengatalogan dapat berjalan dengan baik. Adapun saran yang penulis berikan sebagai berikut:
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi seperti yang telah diketahui secara umum merupakan salah satu fasilitas yang harus ada pada sebuah perguruan tinggi. Karena perpustakaan menjadi tempat pencarian dan perolehan sumber informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa perguruan tinggi dalam kegiatan pembelajaran dan menunjang kegiatan penelitian. Seperti yang dikatakan oleh Sutarno (2006, 36) pengertian perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
Perpustakaan yang berada di lingkungan kampus. Pemakainya adalah sivitas akademi perguruan tinggi, dan tugas dan fungsinya yang utama adalah menunjang proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Tri Dharma Perguruan Tinggi).
Dalam buku perpustakaan perguruan tinggi (2004, 3) yang dimaksud dengan perguruan tinggi adalah universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, politeknik, dan perguruan tinggi lain yang sederajat. Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000:5), “Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademik, perpustakaan sekolah tinggi”.
Setiap perpustakaan pasti memiliki tugasnya masing-masing. Perpustakaan perguruan tinggi memiliki tugas yang berbeda dengan perpustakaan lainnya. Menurut Sutarno (2006, 53-54):
Tugas pokok perpustakaan adalah menghimpun, menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna, yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan”.
Selain itu dalam Buku Pedoman DEPDIKNAS (2004, 3) mengenai perpustakaan perguruan tinggi dikatakan bahwa “tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberi layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan”.
masyarakat. Mahasiswa datang ke perpustakaan pada dasarnya untuk membaca literature bagi perkuliahannya. Tidak hanya itu, mereka juga ingin mendapatkan informasi yang lebih untuk keperluan riset. Disinilah letak tanggungjawab perpustakaan untuk menyediakan informasi yang diperlukannya, sehingga dengan koleksi itu akan Nampak efektifitas perpustakaan. Perpustakaan akan gagal dalam membawakan misinya, apabila koleksinya tak mencukupi sehingga mahasiswa tidak menemukan apa-apa di perpustakaan.
2.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Tujuan perpustakaan perguruan tinggi harus sejalan dengan tujuan perguruan tingginya. Sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, maka perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan.
Menurut Noerhayati (1987, 2), tujuan diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan informasi yang meliputi aspek-aspek pengumpulan informasi, pengolahan informasi, pemanfaatan informasi, dan penyebarluasan informasi. Selaras dengan pernyataan di atas, menurut pendapat Sulistyo Basuki (1993, 52), tujuan perpustakaan perguruan tinggi antara lain sebagai berikut.
1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga kerja administrasi perguruan tinggi.
2. Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkatan akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca sarjana dan pengajar.
3. Menyediakan ruangan belajar bagi pengguna perpustakaan.
4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pengguna.
5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga industri lokal.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung kinerja dari perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan menyediakan sumber-sumber informasi ilmiah bagi masyarakat perguruan tinggi tersebut agar pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi berjalan dengan lancar dan semakin berkualitas.
2.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Menurut Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 27) sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, perpustakaan perguruan tinggi memiliki berbagai fungsi yaitu:
1. Fungsi Edukasi
Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, dan oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran dalam setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
2. Fungsi Informasi
Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah di akses oleh pencari
3. Fungsi Riset
Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi yang mutlak, dikarenakan pengaplikasiannya dipakai untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang
4. Fungsi Rekreasi
Perpustakaan harus menyediakan koleksi yang bersifat rekreatif yang berarti untuk membangun dan mengembangkan kreativitas , minat, dan daya inovasi pengguna perpustakaan.
5. Fungsi Publikasi
Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademika dan staf non akademika.
6. Fungsi Deposit
Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.
7. Fungsi Interprestasi
2.4 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Secara umum tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat pustaka serta mendayagunakannya baik bagi civitas academica maupun masyarakat luar kampus.
Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 3), tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah :
1. Mengembangkan koleksi
2. Mengolah dan merawat bahan perpustakaan 3. Memberi layanan
4. Melaksanakan administrasi perpustakaan.
Menurut Yuven (2010, 2), tugas perpustakaan perguruan tinggi dapat dirinci sebagai berikut:
1. Mengikuti perkembangan kurikulum serta perkuliahan dan menyediakan bahanbahan yang dibutuhkan untuk pengajaran atau proses pembelajaran 2. Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas
dalam rangka studi
3. Mengikuti perkembangan mengenai program-program penelitian yang diselenggarakan di lingkungan perguruan tinggi induknya dan berusaha menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi peneliti. 4. Memutakhirkan koleksi dengan mengikuti terbitan-terbitan yang baru baik
berupa tercetak maupun tidak tercetak.
5. Menyediakan fasilitas, yang memungkinkan pengguna mengakses perpustakaan lain maupun pangkalan-pangkalan data melalui jaringan lokal (intranet) maupun global (internet) dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi yang diperlukan.
Menurut Sjahrial Pamuntjak (2000, 5) menyatakan “tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk melayani keperluan mahasiswa dari tingkat persiapan sampai pada mahasiswa yang sedang menghadapi ujian sarjana dan menyusun skripsi, para staf dalam persiapan bahan perkuliahan serta para peneliti yang bergabung dalam perguruan tinggi yang bersangkutan”.
2.5 Koleksi Perpustakaan
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Untuk memberikan pelayanan informasi dalam rangka mencapai tujuan perpustakaan perguruan tinggi,
Perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai informasi dan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan perguruan tinggi di mana perpustakaan berada.
Suatu perguruan tinggi menyediakan informasi dan koleksi-koleksinya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi dan pengetahuan ilmiah lainya, untuk mendukung seluruh kegiatan sivitas akademi masyarakat perguruan tinggi tersebut.
2.5.1 Pengertian Koleksi
Darmono (2001, 60) “Koleksi adalah sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai bentuk tercetak (buku, majalah, surat kabar) dan bentuk tidak tercetak (bentuk mikro, bahan audio visual, peta)”.
2.5.2 Fungsi Koleksi
Koleksi yang dimiliki perpustakaan memiliki fungsi sebagaimana yang dinyatakan dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 30) bahwa fungsi koleksi adalah:
1. Fungsi pendidikan
Untuk Menunjang program pendidikan dan pengajaran, perpustakaan mengadakan bahan pustaka yang sesuai atau relevan dengan jenis dan tingkat program yang ada.
2. Fungsi penelitian
Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan menyediakan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir.
3. Fungsi referensi
Fungsi ini melengkapi fungsi yang di atas dengan menyediakan bahan bahan referensi diberbagai bidang dan alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk menelusur informasi.
4. Fungsi umum
2.5.3 Bentuk-Bentuk Koleksi
Menurut Massofa (2008, 1), “beberapa jenis bahan pustaka yang tercakup dalam koleksi perpustakaan yaitu (1) karya cetak, (2) karya noncetak; (3) bentuk mikro; dan (4) karya dalam bentuk elektronik.”
1. Karya Cetak
Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti:
a. Buku, adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang palingutama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar UNESCO tebalbuku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku.Dalam buku perpustakaan sebagai ilmu (2009, 23), menyatakan ciri-ciri buku adalah sebagai berikut:
1) Isinya membahas satu permasalahan pokok, kalaupun terdiri dari beberapa makalah (misalnya dalam prosiding seminar) maka semua makalah berhubungan dengan tema pokok dari seminar tersebut, 2) Berjilid, 3) Mempunyai halaman judul, 4) Terdapat daftar isi, 5) Teks yang dibagi dalam bab-bab, 6) Terdapat lembar pendahuluan dan/atau kata pengantar, 7) Terbit dalam satu jilid atau beberapa volume dengan bentuk jilid sama, 8) Umumnya memiliki ISBN (International Standard Book
Number).
b. Terbitan berseri, dalam buku perpustakaan sebagai ilmu (2009, 25), menyatakan contoh-contoh terbitan berseri adalah:
1)Majalah, magazin, buletin, warta, journal, newsletter, warkat warta, risalah
2)laporan tahunan, bulanan, mingguan 3)Buku tahunan, yearbook
4)Serial
5)Seri monograf, monograf berseri
Ciri-Ciri terbitan berseri adalah sebagai berikut:
1. Memiliki judul seri, yang selalu sama pada setiap nomor penerbitan 2. Publikasi yang diterbitkan secara berturut-turut, bernomor, bervolume, 3. Umumnya berjangka waktu terbit (frekuensi) tertentu
4. Isinya terdiri dari artikel-artikel, ada pula yang berartikel tunggal 5. Terdapat halaman editor/redaksi
6. Daftar isi merupakan daftar artikel yang dimuat. 2. Karya Noncetak
majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya.
Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Karya noncetak terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah sebaga berikut :
a. Rekaman suara, yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset. b. Gambar hidup dan rekaman video, gambar hidup dan rekaman suara
terdiri dari film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagaimana cara menggunakan perpustakaan.
c. Bahan Grafika, ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat denganbantuan alat (misalnya slide, transparansi, dan filmstrip.
3. Bentuk Mikro
Menurut Siregar (1999), menyatakan bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreder. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan bahan noncetak.
Hal ini disebabkan informasi yang tercakup di dalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu:
1. Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm, dan 35 mm.
2. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm.
4. Karya Dalam Bentuk Elektronik
Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-ROM player, dan sebagainya.
Karya dalam bentuk elektronik ini biasanya disebut dengan bahan pandang dengar (audio visual) juga merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang dengan merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang dengan memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga. Oleh sebab itu bahan pandang dengar merupakan media pembawa pesan yang sangat kuat untuk bisa ditangkap oleh manusia.
Sedangkan menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 38) menyatakan bahwa yang termasuk ke dalam koleksi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut;
1. Buku teks, baik untuk mahasiswa maupun dosen, baik yang diwajibkan maupun yang dianjurkan untuk mata kuliah tertentu.
2. Buku referensi, termasuk buku referensi umum, referensi bidang studi kasus, alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus, ensiklopedia, katalog, dan lain-lain..
3. Pengembangan ilmu, yang melengkapi dan memperkaya pengetahuan pemakai selain dari bidang studi dasar.
4. Penerbitan berkala seperti majalah, surat kabar dan lain-lain.
5. Penerbitan perguruan tinggi, baik perguruan tinggi dimana perpustakaan bernaung, maupun penerbitan perguruan tinggi lainya. 6. Penerbitan pemerintah, terutama penerbitan resmi, baik yang bersifat
umum maupun yang menyangkut kebutuhan khusus perguruan tinggi yang bersangkutan.
7. Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus perpustakaan, seperti koleksi tentang kebudayaan tertentu, subjek tertentu, dan sebagainya.
8. Koleksi bukan buku yang berupa koleksi audio visual (film, tape, kaset, video tape, piringan hitam, dan sebagainya).
2.6 Pengatalogan Bahan Perpustakaan
Kegiatan pengkatalogan secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kegiatan:
(judul, pengarang, impresum, kolasi, catatan, dll), kegiatannya berupa membuat deskripsi bibliografi, menentukan tajuk entri utama dan tambahan, pedomannya antara lain AACR dan ISBD;
2. Pengindeksan subyek, yang berdasar pada isi bahan pustaka (subyek atau topik yang dibahas), mengadakan analisis subyek dan menentukan notasi klasifikasi, pedomannya antara lain bagan klasifikasi, daftar tajuk subyek dan tesaurus. Kedua kegiatan ini menghasilkan cantuman bibliografi atau sering disebut katalog yang merupakan wakil ringkas bahan pustaka.
PENGATALOGAN
Pedoman Pedoman;
AACR 1. Bagan klasifikasi
ISBN 2. DaftarTajuk
[image:41.595.150.502.254.655.2]subyek 3. Thesaurus Gambar 2.1. Bagan sistem kerja pengatalogan
Pengkatalogan deskriptif Pengindeksan subyek
Fisik bahan pustaka
Deskripsi bibliografi
Tajuk entri utama
Tajuk entri tambahan
Isi bahan pustaka
Analisis subyek
Penerjemahan menjadi tajuk subyek/ atau atau no.kelas
Cantuman bibliografis/ catalog/ wakil ringkas
2.6.1 Pengkatalogan Deskriptif 1. Susunan Deskripsi
1. Judul dan pernyataan kepengarangan 2. Edisi
3. Penerbitan atau impresum 4. Deskripsi fisik
5. Seri 6. Catatan
7. Nomor standar (ISBN) 2. Sumber Informasi Utama
[image:42.595.111.512.490.732.2]Deskripsi bibliografi suatu bahan pustaka seperti judul, pengarang, penerbit, dan sebagainya merupakan bagian yang akan tercantum dalam katalog. Sumber informasi utama mengenai deskripsi bibliografi itu diambil dari bahan pustaka yang bersangkutan, misalnyapada buku, brosur atau bahan pustaka tercetak lainnya, informasi tersebut terdapat di halaman judul dan halaman lain dari dokumen tersebut. Apabila informasi mengenai deskripsi bahan pustaka tidak tercantum dalam dokumen, atau diambil dari luar dokumen, ataupun dibuat sendiri oleh pembuat katalog, maka informasi tersebut dicantumkan dalam tanda kurung siku.
Tabel 2.1 sumber informasi utama pengatalogan
Daerah Unsur Informasi Sumber Informasi Utama 1 Judul dan Kepengarangan Halaman Judul
2 Edisi Halaman Judul dan Halaman
Permulaan Lainnya
3 Impresium Halaman Judul dan Halaman Permulaan Lainnya
4 Kolasi Terbitan itu Sendiri (dari halaman mana saja pada terbitan tersebut 5 Seri Monograf Terbitan itu Sendiri (dari halaman
mana saja pada terbitan tersebut 6 Catatan Terbitan itu Sendiri atau dari Luar
Terbitan
3. Singkatan
[image:43.595.110.510.185.446.2]Beberapa informasi dalam deskripsi bibliografi dapat ditulis dalam bentuk singkatan. Singkatan yang digunakan dalam deskripsi bibliografi harus konsisten, berikut adalahsingkatan yang sering digunakan.
Tabel 2.2 singkatan dalam deskripsi bibliografi
Daerah Singkatan Arti
1
et al. Ed. Eds.
et alli (dan lainnya) editor
editor lebih dari satu
2 ed.
Rev. Edisi revisi 3 s.l. s.n.
sine loco (tempa terbit/ cetak tidak diketahui)
sine nomine (nama penerbit/ perctakan tidak diketahui)
4 ill. Ilus cm. hlm. p. illustrasi ilustrasi sentimeter halaman pagina/ page
4. Tanda Baca
Penulisan setiap daerah deskripsi bibliografi didahului oleh tanda baca yaitu: titik,spasi, tanda pisah, tanda pisah (. --), dan di dalam setiap daerah terdapat pula tanda bacayang telahditentukan. Berikut ini uraian susunan deskripsi dan tanda bacanya:
1. Daerah judul dan pernyataan kepengarangan
Tabel 2.3 tanda baca daerah judul dan kepengarangan
Tanda Baca Unsur Deskripsi Bibliografi
: Judul Utama/ judul Pokok Anak Judul
= Judul sejajar
/ Pernyataan kepengarangan yang pertama
[image:43.595.122.517.576.751.2]; Pernyataan kepengarangan berikutnya yang berbeda peran dan kontribusinya
[image:44.595.115.513.76.694.2]2. Daerah Edisi
Tabel 2.4 tanda baca daerah edisi Tanda Baca Unsur Deskripsi Bibliografi
. -- Tempat terbit
/ Pernyataan kepengarngan sehubungan dengan edisi tersebut
3. Daerah Empresium
Tabel 2.5 tanda baca daerah impresium Tanda Baca Unsur Deskripsi Bibliografi
. -- Tempat terbit : Nama penerbit , Tahun terbit
4. Daerah Kolasi
Tabel 2.6 tanda baca daerah kolasi Tanda Baca Unsur Deskripsi Bibliografi
. -- Jumlah halaman : Pernyataan ilustrasi
; Ukuran
+ Bahan yang disertakan
5. Daerah Seri
Tabel 2.7 tanda baca daerah seri Tanda Baca Unsur Deskripsi Bibliografi
. -- Pernyataan seri/ judul seri : Pernyataan Anak seri
; ISSN
+ Nomor seri
6. Daerah Catatan
Tanpa tanda baca, penulisan pada paragraph baru. 7. Daerah ISBN dan Harga
5. Pola Deskripsi Bibliografi
Uraian deskripsi bibliografi disajikan dalam berbagai macam pola, yaitu cara penulisan bagian-bagian daerah deskripsi bibliografi yang berkaitan dengan pengaturan dan pembagian paragraf. Umumnya terdapat dua pola, yaitu:
1. Pola berparagraf yng digunakan untuk penulisan katalog dengan tajuk entri utama pada pengarang atau badan korporasi. Berikut contohnya: 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
2. Pola indensi menggantung, yang digunakan untuk penulisan katalog dengan judul sebagai tajuk entri utama.Dua pola tersebut banyak digunakan oleh perpustakaan-perpustakaan di Indonesia, yaituseperti contoh berikut:
Judul sebagai tajuk entri utama Tajuk entri utama
Judul utama : anak judul = Judul sejajar : anak judul sejajar / Pernyataan kepengarangan pertama, pernyataan kepengarangan kedua, dst. dengan kontribusi sama ; kepengarangan pertama dengan kontribusi berbeda, kepengarangan kedua, dst. Dengan kontribusi berbeda. -- Edisi / Pernyataan kepengarangan sehubungan dengan edisi. -- Tempat terbit : Nama penerbit,
Tahun terbit.
Jumlah halaman : pernyataan ilustrasi ; ukuran buku + Lampiran. (Pernyataan seri : anak seri, ISSN ; nomor seri)
Catatan Tajuk entri utama
Judul utama : anak judul = Judul sejajar : anak judul sejajar / Pernyataan kepengarangan pertama, pernyataan kepengarangan kedua, dst. dengan kontribusi sama ; kepengarangan pertama dengan kontribusi berbeda, kepengarangan kedua, dst. Dengan kontribusi berbeda. -- Edisi / Pernyataan kepengarangan sehubungan dengan edisi. -- Tempat terbit : Nama penerbit,
Tahun terbit.
Jumlah halaman : pernyataan ilustrasi ; ukuran buku + Lampiran. (Pernyataan seri : anak seri, ISSN ; nomor seri)
Daerah Deskripsi Bahan Pustaka
1. Daerah Judul dan Pernyataan Penanggungjawab/KepengaranganDaerah ini memuat informasi tentang judul utama/judul pokok dari suatu karya,judul sejajar/paralel yang merupakan judul terjemahan dan anak judul (apabila ada padahalaman judul).
a. Judul utama / judul pokok
a.1. Cantumkan judul utama seperti apa yang tercantum pada sumber informasi utama, kecuali tanda baca dan huruf kapital disesuaikan dengan yang berlaku.
Contoh:
The big money
Sensus penduduk 1971
Pemberantasan hama padi
a.2. Jika judul utama terdiri dari nama orang atau badan korporasi yang bertanggung jawab atas karya tersebut, maka cantumkan nama tersebut sebagai judul utama
Contoh:
Byron (suatu buku puisi)
a.3. Jika bahan pustaka yang sedang dikatalog merupakan volume, atau bagian yang terpisah atau suplemen dari suatu penerbitan yang lebih besar, maka cantumkan judul utama sebagai judul dari karya yang lebih besar diikuti oleh bagian yang lebih kecil
Contoh:
Petunjuk pengolahan tanah. Buku 1
a.4. Judul utama yang panjang dapat dipersingkat hanya bila tidak menghilangkan informasi yang penting di dalamnya. Jangan menghilangkan lima kata pertama dalam judul utama. Nyatakan penghilangan tersebut dengan tanda penghilangan ( … )
Contoh:
Prosiding seminar nasional klinik teknologi pertanian sebagai basis
…, Manado, 9-10 Juni2004
pustaka tidak terdapat judul utama, maka beri judul utama dari halaman lain atau dibuat sendiri yang dicantumkan dalam kurung siku
Contoh:
[Petunjuk teknis jagung]
b. Judul Sejajar / Paralel
Jika pada halaman judul suatu bahan pustaka muncul judul dalam dua atau lebih bahasa, maka tetapkan salah satu sebagai judul utama dan lainnya sebagai judul sejajar. Penulisan judul sejajar didahului oleh spasi, sama dengan, spasi ( = )
Contoh:
Pemberantasan hama padi = Pest control on rice
(Catatan: Pest control on rice adalah judul sejajar) c. Anak judul
c.1 Cantumkan informasi judul lain yang ada pada sumber informasi utama sebagai anak judul. Apabila anak judul terlalu panjang dapat diabaikan, tetapi dinyatakan dalamdaerah catatan. Penulisan anak judul didahului dengan spasi, titik dua, spasi ( : )
Contoh:
AGROVOC : multilingual agricultural thesaurus
(Catatan: multilingual agricultural thesaurus adalah anak judul)
c.2. Jika judul memerlukan penjelasan, maka buat informasi tambahan ringkas sebagai anak judul yang dituliskan sama dengan bahasa judul utamanya dan dicantumkan dalam kurung siku
Contoh:
Lokakarya hasil penelitian Badan Litbang Pertanian : [prosiding]
(Catatan: kata prosiding dalam kurung siku adalah informasi tambahan)
d. Pernyataan penanggungjawab / kepengarangan
dituliskan/tercantum di sumber informasinya, didahului dengan spasi, garis miring, spasi ( / )
Contoh:
Angka kemiskinan di Indonesia / Biro Pusat Statistik
Pertumbuhan tanaman tebu di daerah Cirebon / Oleh Anto
Sugiarto
Pemanfaatan lahan sawah / Penyusun Ahmad Ginanjar, Suhaemi;
Editor Edi Suwandi, Marzuki
d.2. Jika nama pengarang, penerbit dan sebagainya merupakan bagian integral dari judul, maka cantumkan apa adanya dan tidak perlu diulang pada pernyataan penanggung jawab/kepengarangan.
Contoh:
Lima tahun perjalanan Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.Laporan Penelitian Balai Penelitian Tanaman Padi.
(Catatan: Contoh diatas adalah judul buku, sedangkan nama Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, serta Balai Penelitian Padi yang juga merupakan nama pengarang tidak dicantumkan lagi di daerah penanggung jawab)
d.3. Jika pernyataan penanggung jawab tunggal mencantumkan nama lebih dari tiga orang atau badan korporasi yang mempunyai kontribusi yang sama, maka tuliskannama yang pertama dan hilangkan nama kedua dan seterusnya, diikuti dengan tanda penghilangan dan keterangan tambahan yang sesuai ( ... [et al.] ) Contoh:
Potensi tebu konsumsi rakyat di Kepulauan Mentawai / oleh Yusri
Gondok ... [et al.]
(Catatan: Buku ditulis oleh Yusri Gondok, Achmad Baihaki,
Solehuddin, dan Samijan) Anthurium reproduction technique with
tissue culture / Harry Smith ... [et al.] ; editedby Nicole.
(Catatan: Buku ditulis oleh Harry Smith, Barry, Samuel dan Nirrine serta diedit oleh Nicole)
perorangan seperti Prof., Dr., Drs., Ir., M.B.A., M.Si. dan sebagainya dihilangkan.
Contoh:
Petunjuk teknis pengembangan koleksi perpustakaan / oleh Surya
Mansyur dan Sulastuti Sophia.
(Catatan: dalam halaman judul tercantum pengarang buku ini adalah Drs. Surya Mansyur, MLS. dan Dra. Sulastuti Sophia, MS.) 2. Daerah Edisi
Pernyataan edisi dicantumkan seperti yang ada pada sumber informasi utama, biasanya pada halaman balik judul. Kalau tidak ada edisi maka cetakan terakhir dapat digunakan.
[image:49.595.150.511.370.545.2]a. Kata-kata pernyataan edisi diganti dengan singkatan.Singkatan baku yang digunakan adalah:
Tabel 2.8 Singkatan baku untuk daerah edisi Pernyataan edisi yang
tercantum Singkatan yang digunakan
New edition New ed
Revised edition Rev. ed
Edited by Ed. by
Third edition rd
3 ed.
Edisi kelima Ed. 5
Cetakan ketiga Cet. 3
b. Pernyataan penanggung jawab yang sehubungan dengan edisi, tetapi tidak semuabuku yang dikatalogisasi harus ada penanggung jawab edisi tersebut Contoh:
Pengantar klasifikasi persepuluhan Dewey / oleh Towa P. Homakonda. --
Ed. 5A dictionary of modern English usage / by H.W. Fowler. -- 2nd ed. /
revised by ErnestGowers
3. Daerah Publikasi/ Impresium
a. Tempat penerbitan, distribusi dan sebagainya
a.1. Cantumkan nama tempat penerbit sebagaimana yang tertera pada terbitan tersebut.
Contoh: Jakarta London Batavia
a.2. Jika suatu penerbit mempunyai lebih dari 2 tempat, maka cantumkan nama tempat yang pertama saja, atau boleh juga ditulis nama tempat yang lainnya apabila diperlukan, ditulis dengan menggunakan tanda baca titik koma ( ; )
Contoh:
New York ; London
Jakarta ; Semarang
a.3. Apabila nama tempat penerbit tidak tercantum pada buku yang dikatalogisasi, tetapi dapat diperkirakan, maka cantumkan tempat penerbit yang diperkirakan tersebut diikuti dengan tanda tanya dalam kurung siku.
Contoh:
[Surabaya ?]
[Canberra ?]
a.4. Jika tempat penerbit sama sekali tidak diketahui, maka cantumkan s.l. (sine