• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pemenangan Partai Golkar Pada Pemilu Legislatif 2009 Di Kabupaten Mandailing Natal (Studi Kasus: Masyarakat Kecamatan Lembah Sorik Marapi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Pemenangan Partai Golkar Pada Pemilu Legislatif 2009 Di Kabupaten Mandailing Natal (Studi Kasus: Masyarakat Kecamatan Lembah Sorik Marapi)"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

STRATEGI PEMENANGAN PARTAI GOLKAR PADA PEMILU LEGISLATIF 2009 DI KABUPATEN MANDAILING NATAL

(STUDI KASUS: MASYARAKAT KECAMATAN LEMBAH SORIK MARAPI)

D

I

S

U

S

U

N

OLEH :

ARDIANSYAH HIDAYAT NASUTION

060906050

ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Tering salam dan doa, serta puji syukur dihaturkan penulis kepada Allah SWT karena

atas berkat rahmat dan hidayatnya penulis dapat menyelesaikan serangkaian penelitian, dan

merampungkan seluruh penulisan skripsi ini, moga kita selalu mendapatkon ridho serta di

berikan kesehatan oleh-Nya dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Penulis dengan mengambil judul “STRATEGI PEMENANGAN PARTAI GOLKAR

PADA PEMILU LEGISLATIF 2009 DI KABUPATEN MANDAILING NATAL (STUDI

KASUS: MASYARAKAT KECAMATAN LEMBAH SORIK MARAPI)” . Adalah

merupakan bagian dari proses ilmiah, yang menggunakan pendekatan teoritis , berbagai

refensi/literature, dan metodologi penelitian untuk melihat bagaimana proses politik yang

terjadi antara partai politik sebagai suatu kekuatan politik yang menghendaki kekuasaan,

melakukan serangkaian proses politik guna mendapatkan simpati dan dukungan dari

masyarakat sebagai konstituennya, dimana pemilu adalah salah satu momentum yang

melibatkan masyarakat yang memiliki hak pilih, untuk berpartisipasi aktif dalam menentukan

suatu keputusan politik, dengan berbagai fenomena yang politik yang terjadi.

Dengan segala keterbatasan sebagai manusia, penulis amat memahami bahwa masih

terdapat celah-celah kekurangan disana-sini terhadap hasil penelitian ini, termasuk

keterlambatan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Maka atas hal itu, penulis

mengharapkan bantuan para pembaca, dan akademisi yang mengkaji secara khusus

kajian-kajian ilmu politik untuk dapat memberikan sumbangsih saran dan kritik yang membangun

dalam menyempurnakan hasil penelitian ini.

Di awal penelitian ini, hingga dapat terselesainya hasil penelitian ini tentunya tidak

terlepas dar adanya bantuan moril serta materiil dari berbagai pihak kepada penulis. Maka

oleh sebab itu dikesempatan ini, penulis hendak mengucapkan terimakasih kepada:

Kedua Orang tua penulis, Ibunda Hj Nuraini Harahap. Sebagai sosok yang tangguh

sebagai single parents yang sudah membimbing, dan terus memonitivasi penulis,

mengajarkan banyak hal tentang arti hidup-kehidupan, dimana dengan segala peluh tanpa

(3)

mang” Kemudian kepada Ayahanda Alm Chairul Anwar Nst, semoga kurbunya dilapangkan

oleh Allah SWT, mendapat lindungan dan Karunia dari Allah SWT, AMIN Ya robbal

Alamin. Seterusnya kepada Etek Hj Der Anni Harahap, yang layaknya sudah menjadi Ibu ke

dua bagi penulis, yang memberikan nasehat serta dorongan moril kepada penulis selama ini.

Serta salam hormat yang mendalam kepada seluruh keluarga besar, yang secara tidak

langsung memberikan spirit, dengan berbagai nasehat dan tuntunan kepada penulis dalam

menjalani setiap aktivitas dan bekal untuk melalui setiap rangkaian kehidupan.

Kepada seluruh dosen maupun Staf pengajar di Departemen Ilmu Politik FISIP USU,

yang telah memberikan pemahaman selama ini kepada penulis, Khususnya kepada

abanganda Indra Fauzan sebagai Dosen pembimbing penulis, abangada Faisal Andri sebagai

Dosen pembaca, dan abanganda Ahmad Taufan Damanik sebagai Dosen Penasehat

Akademik penulis, serta rasa hormat yang tiada terkira dihaturkan penulis kepada Ketua

Departemen Ilmu Politik FISIP-USU, dan menjadi kebangga tersendiri menjadi bagian dari

keluarga besar Ilmu Politik FISIP-USU.

Terimakasih banyak dihaturkan kepada abanganda Ir.Chaidir Ritonga, M.M (wakil

ketua I DPRD Sumut sekaligus Ketua Dewan Pembina Himpunan Mahasiswa Pemuda

Tapanuli Bagian Selatan), yang telah memberikan akses kepada penulis untuk dapat

berhubungan langsung dengan pengurus DPD II Partai Golkar Mandailing Natal, guna

memperoleh data untuk penulisan skripsi ini. Sosok yang sangat dihormati oleh penulis, serta

begitu menginsprirasi, karena penulis banyak mendapat pengalaman, dan pemahaman selama

ini dari setiap diskusi bersama abanganda. Serta menjadi motivasi tersendiri bagi penulis

untuk bisa merampungkan skripsi ini, karena sering nya ditanya oleh abangda “Kapan Ardi

selesai Skripsinya mu, masih banyak yang mau dikerjai lagi kedepan ini, coba diusahakan

lebih cepat dulu” Intinya anggo bolas pangidoan Onma Pilihatta.

Kepada seluruh fungsionaris DPD II Partai Golkar Mandailing Natal , khusunya

kepada Abanganda AS Imran Khaitami ketua Umum Partai Golkar Mandailing Natal

sekaligus Ketua DPRD Kabupaten Mandailing Natal, Abanganda Erwin Nasution S.H

Sekretaris DPD II Partai Golkar Mandailing Natal, Abangada Ir.Wildan Nasution Ketua

Fraksi Partai Golkar, Mandailing Natal, serta Bapak Ramali Rangkuti ketua Pimpinan

Kecamatan Partai Golkar Lembah Sorik Marapi yang meluangkan waktu untuk penulis untuk

dapat berbagi informasi, khususnya dalam konteks bagaimana Partai Golkar melakukan

(4)

Kepada Abangada Khairul Anwar A.P Camat Lembah Sorik Marapi, Ayahanda

Ardawili guru sekaligus Ulama dari Pondok pesantren Musthafawiyah Purba Baru, Uda

Royhan Rangkuti pimpinan pondok pesantren Royhanul Jannah Pasar Maga, Uda Ali Sutan

Nasution “Raja I sian Bagas Godang Tano Maga Nauli” , yang telah berkenan memberikan

pandangannya kepada penulis tentang kondisi sosial masyarakat Lembah Sorik Marapi. Serta

rasa hormat kepada seluruh masyarakat Lembah Sorik Marapi, dan keluarga penulis yang ada

di sana.. “Maradu tusasude Mora ,Kahanggi, rap Anak Boru, sai Iras manian, rap mura

manian rasoki di hita sasudena,, Horas”.

Kepada rekan-rekan Ilmu Politik stambuk 2006 yang is the best, Salam hangat selalu

buat saudara-saudara ku di 2006 ilmu politik, saudara-saudara sepupu yang ceria-ceria

bawaannya selalu rindu mengenang moment kebersamaan yang penuh kekeluargaan, serta

sobat-sobat sekalian baik teman seperjuangan , maupun rekan-rekan di Organisasi Prmordial ,

akan selalu banyak kenangan manis disaat banyak hal yang dilakukan bersama.Ada saudara

Aulia Sakti Pasaribu,S.H sobat kental dalam suka dan duka, saudara Faisal Auliah Rahman

Pulungan ,Amd yang telah mensupport aku menemani disaat suka dan duka bersama adinda

Suman Syaputra Hasibuan,abangada Zul fikar atau pak zul dengan ucapan nya yang khas “na

sangkal antong dah” , kakakanda Rahma Nasution, kakanda Miskah Marmeny atau” bu SRI”,

bg afik dengan semua humornya, bg Mulia Idris dengan tawa hasnya, bg Mardan dengan

kepohomannya dan ibotokku Erlila wati Hasibuan, Adinda Yua Chantiora moga sukses

selalu, adinda Dita tiara yang makin manis aja, dek anas maulia abdi, dek Medi, saudara

Elida Hafni yang baru saja menyelesaikan study nya, Bg Bayo Godang dan Bayo menek,

adinda Rizal AZHARI Nasution dengan gayanya bersama saudara Amar , saudara Diana

Harahap boru tulangi, Saudara Abdul Haris S.Sos yang memberikan pandangan2an kepada

penulis, saudara Mulia Husein Hutabarat kawan seperjuangan dari kecil sampai saat ini,

saudara Ahmad Afif Azhari Rangkuti mora nami sian aek Marian, saudara M.Taufik iqbal

“wae”, Saudara jhon ajalah “ooyaa”, adinda Sangap Hasibuan yang dalam pandangan saya

sosok yang sangat progress dalam melaksanakan setiap rencananya, Ipda M.S Harahap, alak

babere Nina Irvindianti, saudara Indra Parsub, Harahap bersama saudara Rama Dhona moga

selalu menjadi pasangan yang berbahagia, Saudara Rifki Ananda banyak cerita bersama mu

saudara , saudara Fani Daulat Siregar dongan sahuta, saudara Nurkhman Fakhreza yang

banyak memberikan kecerian , saudara Ahmad Rizal Nasution, saudara Fauzan Helmy

Rangkuti Aktivis Mandailing Natal yang banyak membantu penulis selama melakukan

(5)

saudara Azola akbar dan saudara nanda, alah Ipar Tigor S. Manalu S.Sos yang telah berkenan

menjadi pembawa acara dalam seminar saya ,salam hangat buat saudara Reno Sugiarto S.Sos,

saudara Mukhda Soesilo moga juga secepatnya menyelesakan studinya, Abi Rekso

panggalih yang selalu memberikan pandangan kritisnya bagi kawan2, saudara Hasanul Jihadi,

saudara Rama bek handal dari Ilmu politik, saudara Hary Ardianta Ginting, Saudara

Muhammad Arifin yang memberikan stimulus ketenangan kepada kawan2,saudara Reza

Ahmad , saudara Rahmad Panjaitan, kepada kahanggi ku Ryan Parlindungan S.Sos aktivis

primordial dari departemen Sosiologi, kahanggi ku Ahmad Efendi Sregar S.Sos teman

seperjuangan dan berdiskusi di Organisasi yang kita bangun bersama, Saudara Jabaludin

Siregar sosok yang penuh militansi, kahanggi ku sian tano gordang sambilan Abdul Azis

Nasution, Saudara Nanda dan Lenni dari Palas, abanganda Idris Rangkuti yang saya hormati,

saudara ku Henri Saputra Harahap S.P ex ketua Umum IMAKOPASID bersama saudari

Wartika Silvia Hasibuan, Kahanggi ku Abbas Muda Siregar sosok yang sikap arif dalam

pandangan saya bersama dengan segala ide-ide kreatifnya , saudara Achmad Sandry

Nasution yang memiliki padangan-pandangan kritis, adinda Sity England Nauli Harahap,

abanganda Musliadi Nasution ketua Umum IPNU MEDAN bersama sekretarisnya abanganda

Zul Fikar, saudara Muhammad ardian; saudara Saut Ritonga; saudara Mawan; saudara Enda;

saudara Juna ; , adinda Abdul Azis Lubis, saudara Pahlur Rozi Harahap; Dhani Harahap;

Nico Handani Siahaan, Kemal&Adek , abangda Taufik lubis, saudara Fuad Hasan Harahap,

seseorang yang akan selalu diingat sebut saja si ‘D’. sert kepada seluruh pihak yang tidak

mungkin lebih diperinci satu persatu, ucapan terimakasih yang mendalam saya haturkan.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis, dan pembaca sekalian,

serta dapat menjadi sumber referensi yang tentunya mendapat perbaikan guna menghasilkan

karya ilmiah yang menambah khazanah pemahaman Ilmu Politik kedepannya. Akhirul kalam,

semoga kita semua selalu menadapatkan lindungan serta limpahan rahmat, dan Hidayah dari

ALLAH SWT.Amin Ya Robbal Alamin.

Medan ,20 Desember 2011

Penulis

(6)

ABSTRAKSI

Strategi politik adalah seperangkat metode agara dapat memenangkan pertarungan antara berbagai kekuatan politik yang menghendaki kekuasaan, baik dalam kontestasi Pemilu maupun maupun dalam Pemilukada. Hal ini merupakan imbas dari proses Reformasi yang terjadi dimana proses politik menjadi lebih berdinamika, yang diwarnai oleh pertarungan antar partai yang sangat terbuka, hingga akhirnya dibutuhkan adanya strategi politik untuk memenangkan hati dan meraih simpati konstituen sebagai penentu dari suatu keputusan politik, dengan menggunakan pelbagai pendekatan termasuk di dalamnya memperhatikan isu politik yang akan dijual kepada kelompok pemilih, memperhitungkan kekuatan sendiri, dan mengamati kemampuan partai pesaing yang menjadi rival politik.

Maka dalam penelitian ini akan di lihat bagaimana Partai Golkar melakukan berbagai macam hal dalam upayanya memenangkan pertarungan politik pada Pemilu 2009 di Kecamatan Lembah Sorik Marapi, sebagai lokasi penelitian penulis. Karena secara umum banyak hal yang menjadi fakta politik tersendiri yang mendasari penelitian ini. Yakni didapatinya bahwa dalam identitas masyarakat Mandailing sebagai suku yang mendiami kawasan ini, merupakan masyarakat yang begitu dekat kental dengan budaya Islam tradisional. Di samping itu, di dalam masyarakat sendiri masih ada keterikan nilai dalam kelembagaan adat yang masih bertahan hingga hari ini , dan dijalankan secara konsisten atau bisa dikatakan sebagai satu bentuk identitas primordial. Dengan melihat fenomena kondisi masyarakat seperti yang dipaparkan penulis diatas, maka penulis ingin melihat seberapa kuatkah mesin politik partai golkar, sebagai partai yang berhaluan Nasionalis dengan segala instrument yang ada di dalamnya, menjawab pertarungan politik yang terjadi di daearah ini, sehingga mampu memenangkan Pemilu, dan serta merta menjadi partai yang mengakar di dalam masyarakat.

(7)

Daftar Isi

Kata Pengantar ………. … i

Abstraksi ……… v

Daftar Isi ……… vi

Daftar Tabel ………... xii

Daftar Istilah ……… xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ………. 1

1.2Rumusan Masalah………. 3

1.3Batasan Masalah ……….. 4

1.4Tujuan penelitian ……… 4

1.5Manfaat penelitian ……….. 5

1.6Kerangka teori ……….. 5

1.6.1 Partai Politik ………. 6

1.6.2 Fungsi Partai Politik ……….. 7

1.6.3 Strategi Poltik ……… 9

1.6.3.1Perencanaan SWOT ………. 9

1.6.3.2Perencanaan Konsepsional ……….. …. 11

1.6.3.2.1 Perumusan Tugas ……… 11

1.6.3.2.2 Analisa Situasi dan Penilaian ………. 11

1.6.3.2.3 Perumusan Strategi ………. 13

(8)

1.6.3.2.5 Target Image ( Citra yang di Inginkan ) ……….. 13

1.6.3.2.6 Kelompok Target ………... …. 14

1.6.3.2.7 Pesan Kelompok Target ………. … 14

1.6.3.2.8 Instrumen Pokok ……… … 14

1.6.3.2.9 Implementasi Strategi ……… … 15

1.6.3.2.10 Pengawasan Strategi ……… 15

1.7 Metodologi Penelitian ……….. … 16

1.7.1 Pendekatan Etnographis Dalam Riset Kualitatif ………. .… 17

1.7.2 Wawancara Dalam Riset Politik ………. .… 17

1.7.3 Teknik Pengumpulan data ……….. … 18

1.7.3.1 Data Primer ……….. … 19

1.7.3.2 Data Sekunder ……….. … 19

1.7.4 Analisa Data……….. … 20

1.8 Sistematika Penulisan ……….. ..… 20

BAB II Kondisi Geopolitik masyarakat Lembah Sorik Marapi 2.1Deskripsi Lokasi Penelitian ………. …. 22

2.1.1 Batas Administrasi Kecamatan Lembah Sorik Marapi ……….. …. 23

2.2Keadaan Demograpi ………. 23

2.2.1 Penduduk……….. 24

2.2.2 Umur ……… 25

2.2.3 Pekerjaan ………. 25

2.2.4 Etnis ……… 27

(9)

2.2.6 Pendidikan ………. 31

2.3 Sarana dan Prasarana ……… 32

2.3.1 Sarana Pendidikan ………... 32

2.3.2 Sarana Peribadahan ………... 33

2.4 Organisasi Sosial Masyarakat ……….. 34

2.5 Organisasi Politik ……….. 35

2.6 Sejarah Masyarakat Mandailing ……….. 36

2.7 Kebudayaan Masyarakat Mandailing ………. 38

BAB III Analisis Strategi Pemenangan Partai Golkar dalam PEMILU 2009 3.1 Kelahiran Partai Golkar ………... 46

3.1.1 Sejarah dan Perjalanan Partai Golkar sebagai suatu kekuatan politik ……….. 46

3.1.2 Hegemoni Golkar dan kebijakan Kristalisasi partai politik ………... 49

3.1.3 Perkembangan Golkar di Mandailing Natal……… 52

3.2 Pertarungan Partai politik dalam Pemilu 2009 di Kabupaten Mandailing Natal ……… 55

3.3 Strategi Politik Partai Golkar Mandailing Natal dalam Pemilu 2009………….. 63

3.3.1 Defenisi Strategi Politik ……….. 63

3.3.2 Skenario Awal Pemenangan Partai Golkar ………. 63

3.3.2.1 Penjaringan Bakal Calon Legislatif partai Golkar ……… 64

3.3.2.2 Penetapan Bakal Calon Anggota Legislatif partai Golkar ……… 65

3.3.2.3 Pendaftaran Caleg Partai Golkar ke KPUD Mandailing Natal …… 66

(10)

dalam program Pemenangan Pemilu 2009 ……….. ……... ….. 66

3.3.4 Kajian Umum Partai Golkar dalam Pemilu 2009 ……….. 69

3.3.5 Kebijakan Umum Partai Golkar ……… .. 70

3.3.5.1 Tugas pokok……….. 70

3.3.5.2 Target ……… 71

3.3.5.3 Pokok Strategi dan Sasaran ………. 71

3.3.5.4 Tahapan dan Pokok Kegiatan Partai Golkar ……… 73

3.3.5.4.1 Tahap Persiapan……… 73

3.3.5.4.2 Tahap Pemantapan ………. 74

3.3.5.4.3 Tahap pelaksanaan ………. 74

3.3.6 Pembentukan Tim Pemenangan Pemilu Partai Golkar ……… 75

3.3.6.1 Bidang Kaderisasi Keanggotaan ……….. 75

3.3.6.2 Bidang Pemenangan Pemilu ………. 76

3.3.6.3 Bidang Politik dan Hukum ……….. 77

3.3.6.4 Bidang Ekonomi, Koperasi, UKM ………. 78

3.3.6.5 Bidang Kehutanan, Perikanan, Kelautan ……… 78

3.3.6.6 Bidang Pendidikan dan Iptek ……….. 79

3.3.6.7 Bidang Olahraga dan Seni ……… 79

3.3.6.8 Bidang Keagamaan ……….. 79

3.3.6.9 Bidang Sosial Pemberdayaan Perempuan ……… 80

3.3.6.10 Bidang Kepemudaan ……… 80

3.3.6.11 Bidang Informasi dan Komunikasi ………. 81

(11)

3.4.1 Defenisi Strategi politik ……… 83

3.5 Analisis pemenangan Partai Golkar di Kecamatan Lembah Sorik Marapi ……… 84

3.5.1 Analisis SWOT Partai Golkar di Kecamatan Lembah Sorik Marapi …… 87

3.5.1.1 Kekuatan Partai Golkar ……… 87

3.5.1.2 Kelemahan Partai Golkar ………. 89

3.5.1.3 Peluang Partai Golkar ……….. 90

3.5.1.4 Ancaman Partai Golkar ……….... 92

3.5.2 Langkah-langkah strategis dalam mengatasi Kelemahan dan Ancaman Partai Golkar ……… 93

3.5.2.1Pembagian wilayah bagi Caleg Partai Golkar ……… 94

3.5.2.2 Konsolidasi dan pemantapan pengurus dan kader Partai Golkar di Kecamatan Mandailing Natal ………. 95

3.5.2.3 Pencitraan partai Golkar di tengah masyarakat Lembah Sorik Marapi sebagai Partai Nasionalis religius ……… 96

3.5.2.4 Partai Golkar menajadikan kadernya sebagai Kepala Desa …… 97

3.5.2.5 Pemetaan Politik Partai Golkar di Kecamatan Lembah Sorik Marapi ……….... 98

3.5.2.5.1 Caleg yang diunggulkan Partai Golkar ……… 99

3.5.2.5.2 Caleg yang menjadi lawan terberat Partai Golkar……….. . 100

3.5.3 Strategi Caleg Partai Golkar dalam meraih suara konstituen di Kecamatan Lembah Sorik Marapi ………... 102

3.5.3.1 Pembentukan Tim Sukses ………... 102

(12)

3.5.3.3Keluarga sebagai modal dasar dalam meraih suara ……….... 106

3.6 Mustafawiyah sebagai satu fenomena politik dalam Pemilu 2009 ………. 107

3.6.1 Kebiasaan dalam pondok pesantren Musthafawiyah ……… 108

3.6.2 Pondok Pesantren sebagai pilihan pendidikan ………. 110

3.6.3 Padangan Musthafawiyah terhadap kepemimpinan dalam Islam keberadaan Partai Islam dan hubungannya dalam menentukan pilihan politik dalam Pemilu ……… 111

3.6.4 Keberadaan Santri Mustafawiyah dalam DPT ………. 113

3.6.5 Strategi Golkar, dalam meraih suara Musthafawiyah ………... 115

3.7 Birokrasi dan Golkar ……….. . 118

3.7.1 Defenisi Birokrasi ……… 119

3.7.2 Budaya Patron-Client dalam Birokrasi ……… 120

3.7.3 Elite Lokal dalam Pertarungan Politik ……….. 121

3.7.4 Penggunaan Mesin Birokrasi dalam mendukung pemenangan Partai Golkar dalam Pemilu 2009 di Mandailing Natal ………. 122

3.8 Politik Uang dalam Pemilu 2009 ……….. 125

3.9 Hasil Perolehan Suara Pemilu 9 April 2009 di Kecamatan Lembah Sorik Marapi… 126 BAB IV Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan ……….. 132

4.2 Saran ……… 134

Daftar Pustaka ……… 136

(13)

Daftar Tabel

Tabel I : Nama Desa/ Kelurahan di Kecamatan Lembah Sorik Marapi dan luas wilayah serta rasio terhadap total keseluruhan wilayah Kecamatan Lembah Sorik

Marapi.

Tabel II : Jumlah Penduduk dengan kepadatannya di setiap desa/kelurahan di Lembah Sorik Marapi.

Tabel III ; Perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan di setiap desa/kelurahan di Kecamatan Lembah Sorik Marapi

Tabel IV : Pengelompokan masyarakat Kecamatan Lembah Sorik Marapi dalam kelompok umur tertentu.

Tabel V : Komposisi pekerjaan masyarakat Kecamatan Lembah Sorik Marapi

Tabel VI : Komposisi tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Lembah Sorik Marapi. Tabel VII : Sarana Pendidikan yang terdapat di Kecamatan Lembah Sorik Marapi. Tabel VIII : Sarana Peribadahan yang terdapat di Kecamatan Lembah Sorik Marapi. Tabel IX : Daftar Nama kepala desa dan Lurah se-Kecamatan Lembah Sorik Marapi.

Tabel X : Silsilah Nama Camat yang pernah memimpin Kecamatan Lembah Sorik Marapi

Tabel XI : Daftar Nama Caleg setiap partai politik dan pembagiannya di dalam masing-masing daerah pemilihan pada Pemilu 2009

Tabel XII : Komposisi Daftar Pemilih tetap di Kecamatan Lembah Sorik Marapi.

Tabel XIII : Komposisi perolehan Suara masing-masing Caleg Partai Golkar di Kecamatan

Lembah Sorik Marapi.

Tabel XIV : Komposisi perolehan suara masing-masing partai politik dan Caleg partai

(14)

Daftar Istilah

1. Agregasi

Upaya mewujudkan kepentingan masyarakat sebagai pemilih yang telah mengamanahkan suaranya melalui Pemilu maupun Pemilukada kepada seorang aktor politik ataupun partai politik yang berperan sebagai pengambil kebijakan.

2. Anak Boru

yaitu tempat pemberian anak-anak gadis (Babere) bersama orang tua dan

saudara-saudaranya Anak Boru juga berlaku kepada saudara perempuan dalam satu

marga.Dalam konsepsi adat Mandailing

3. Authortharyan Bieuracratic

Konsep pemerintahan yang bercirikan otoriter.

4. Coast Politic

Adalah biaya yang dikeluarkan seseorang yang hendak memenangkan menduduk

suatu jabatan politik, bail dalam momentum Pemilu maupun Pemilukada,

5. Dalian Natolu

Dalihan artinya batu tungku sedangkan Natolu artinya yang tiga. Maksud dari

pemahaman ini adalah persaudaraan itu diumpamakan seperti tungku yang memiliki

tiga kaki yang saling melengkapi , dan apabila salah satu diantaranya tidak ada maka

tungku itu tidak akan berdiri dengan baik atau ketiga komponen ini harus saling

(15)

6. Ditoru tangan mangido

Artinya sederhana dari hal ini adalah dibawah tangan meminta. Yaitu suatu tuntunan

sikap dalam masyarakat Mandailing, yang mengidentikkan dengan sikap ketulusan.

7. Dongan Sabutuha

Artinya sikap yang merasa satu keluarga ( ayah dan Ibu yang sama ). Antara sesama

keluarga se Marga.

8. Hatobangon

Kelompok tua dalam satu kumpulan masyarakat ,yang diidentikkan sebagai golongan

cerdik pandai, yang selalu ditanyakan pandangannya untuk menyelesaikan

permasalahan ditengah masyarakat.

9. Grass Roat

Masyarakat umum sebagai Pemilih atau konstituen dalam konteks pemilu maupun

pemilukada serta biasa juga disebut sebagai masyarakat akar rumput.

10.Grudoed teory

Serangkaian teori yang digunakan untuk menganalis suatu fenomena sosial

11.Huta

Penyebutan kampung, atau pun desa pada masyarakat desa. Hal ini juga bisa

(16)

12.Holong

Rasa saling sayang menyayangi antar sesama

13.Impersonality

Sikap yang secara eksklusif ditunjukkan masyarakat secara luas sebagai eksperesi

yang menunjukkan penghormatan kepada seseorang, yang diidentikan sebagai sosok

pemimpin ditengah masyarakat

14.Kahanggi

yaitu seseorang sendiri dengan saudara-saudara, baik yang sekandung maupun tidak,

atau kelompok yang memiliki marga yang sama

15.Markoum Marsisolkot

Kedekatan hubungan persaudaraan dalam masyarakat Mandailing

16. Martahi

Istilah bermusyawarah dalam kebiasaan masyarakat Mandailing untuk membahas

hal-hal penting yang terjadi ditengah masyarakat.

17.Miniatur question

Teori yang disusun berdasarkan hipotesa/pandangan awal seorang peneliti sebelum

melakukan penelitian

18.Money Politic

Suatu sikap yang menunjukkan upaya meraih suara dari masyarakat dengan cara

(17)

19. Mora

Adalah kelompok dari tempat pengambilan anak gadis (tulang) dalam perkawinan

atau orang tua serta saudara-saudara dari pihak istri selain itu, sebutan Mora juga

diberikan kepada saudara laki-laki satu marga bagi seorang perempuan.

20.Mudar

Mudar atau bahasa sederhana diartikan sebagai darah, adalah elemen yang ada dalam

tubuh yang menyimbolkan hubungan yang memperekat dalam keluarga.

21.Naposo Nauli Bulung

Adalah organisasi kepemudaan di setiap desa baik laki-laki dan perempuan dalam

masyarakat Mandailing, yang beperan dalam pelaksaanaan kegiatan ataupun hajatan

yang ada di tengah masyarakat

22.One Party Authorytharyan

Adalah satu-satunya partai yang menjadi kekuatan politik tunggal, dalam

pemerintahan negara yang otoriter

23.Parbagas Godang

Adalah sebutan yang diberikan kepada keluarga Raja Adat, yang menempati Bagas

Godang ( Rumah Adat Etnis Mandailing )

24.Partron-Client

Hubungan anatara atasan dan bawahan, yang memperlihatkan bahwa bawahan harus

selalu mengikuti perintah atasannya. Karena seorang atasan dapat mempengaruhi

(18)

25.Siluluton

Satu kondisi kesedihan yang ditunjukkan, karena adanya keluargayang tengah

berduka akibat dari meninggalnya salah satu anggota keluarga.

26.Siriaon

Satu kondisi kebahagian yang dirasakan, karena adanya keluarga yang menikah atau

adanya kelahiran baru dalam keluarga.

27.Status quo

Satu sikap untuk mempertahankan kondisi yang tengah terjadi, termasuk

mempertahankan kekuasaan yang sedang dimiliki.

28.Tano Gordang Sambilan

Sebutan lain untuk wilayah Mandailing, berasal dari nama salah satu alat kesenian

dari Mandailing yaitu gordang sambilan ( gendang yang berjumlah sambilan ).

29.Tappar Marsipagodangan.

Adalah satu sikap yang ingin memperbesar ataupun menunjukkan citra yang baik, atas

kedudukan anggota keluarga di mata orang lain, dan ini adalah bagian dari ekspresi

kebanggan kepada keluarga.

30.The Rulling Party’s

Adalah sebutan kepada partai pemenang Pemilihan Umum, yang tentunya telah

(19)

31.Toruk ni Roha

Suatu sikap yang menjungjung tinggi kesabaran, dan ketidak sombongan dalam

masyarakat Mandailing.

32.Underbouw

Organisasi sayap partai politik, yang didirikan sebagai basis pemilih loyal partai

(20)

ABSTRAKSI

Strategi politik adalah seperangkat metode agara dapat memenangkan pertarungan antara berbagai kekuatan politik yang menghendaki kekuasaan, baik dalam kontestasi Pemilu maupun maupun dalam Pemilukada. Hal ini merupakan imbas dari proses Reformasi yang terjadi dimana proses politik menjadi lebih berdinamika, yang diwarnai oleh pertarungan antar partai yang sangat terbuka, hingga akhirnya dibutuhkan adanya strategi politik untuk memenangkan hati dan meraih simpati konstituen sebagai penentu dari suatu keputusan politik, dengan menggunakan pelbagai pendekatan termasuk di dalamnya memperhatikan isu politik yang akan dijual kepada kelompok pemilih, memperhitungkan kekuatan sendiri, dan mengamati kemampuan partai pesaing yang menjadi rival politik.

Maka dalam penelitian ini akan di lihat bagaimana Partai Golkar melakukan berbagai macam hal dalam upayanya memenangkan pertarungan politik pada Pemilu 2009 di Kecamatan Lembah Sorik Marapi, sebagai lokasi penelitian penulis. Karena secara umum banyak hal yang menjadi fakta politik tersendiri yang mendasari penelitian ini. Yakni didapatinya bahwa dalam identitas masyarakat Mandailing sebagai suku yang mendiami kawasan ini, merupakan masyarakat yang begitu dekat kental dengan budaya Islam tradisional. Di samping itu, di dalam masyarakat sendiri masih ada keterikan nilai dalam kelembagaan adat yang masih bertahan hingga hari ini , dan dijalankan secara konsisten atau bisa dikatakan sebagai satu bentuk identitas primordial. Dengan melihat fenomena kondisi masyarakat seperti yang dipaparkan penulis diatas, maka penulis ingin melihat seberapa kuatkah mesin politik partai golkar, sebagai partai yang berhaluan Nasionalis dengan segala instrument yang ada di dalamnya, menjawab pertarungan politik yang terjadi di daearah ini, sehingga mampu memenangkan Pemilu, dan serta merta menjadi partai yang mengakar di dalam masyarakat.

(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kajian strategi politik, merupakan suatu analisis tentang bagaimana proses yang

terjadi di dalam pemenangan dalam satu pertarungan politik oleh partai politik, atau secara

langsung, oleh seorang calon Legislatif atau calon pimpinan daerah, yang menghendaki

kekuasaan dan pengaruh sebesar-besarnya di tengah-tengah masyarakat sebagai

konstituennya.

Banyak faktor yang mempengaruhi proses ini, mulai dari kekuatan-kekuatan

politik yang ada (institusi primordial baik yang bersifat keagamaan ataupun ke daerah),

mesin-mesin politik yang ada (oganisasi sosial politik/ kelompok kepentingan baik Partai

politik, Organisasi Kepemudaan, dan Media), proses pencitraan, sosialisasi politik, dan

kampanye yang dilakukan, yang pada dasarnya hal ini adalah instrument dari serangakaian

usaha pemenangan, baik dalam kondisi PEMILU ataupun PEMILUKADA.

Hal ini lumrah terjadi sejak bergulirnya Orde Reformasi yang membuka keran

terhadap proses demokratisasi di Indonesia, dimana setiap partai politik berkompetisi dalam

setiap pemilu, dan setiap partai politik memiliki peluang untuk memenangkan pertarungan

politik dalam pemilu.

Periode 1988 hingga sekarang atau masa transisi demokrasi Indonesia, proses

demokrasitisasi Indonesia telah mengalami perubahan menuju perbaikan konsep dan

pelaksanaanya. Dibuktikan dengan terciptanya Pemilu yang lebih transparan tanpa terlalu

banyak intervensi ataupun tekanan, sebagai salah satu paremeter kemajuan demokratisasi.

Dengan adanya lembaga penyelenggara PEMILU yang bersifat Independent yakni KPU

(Komisi Pemilihan Umum ), yang tidak ada pada kondisi politik di zaman Orde baru, menjadi

satu kemajuan tersendiri dalam Sistem Politik Indonesia , dimana sebelumnya pada era

penguasa orde baru pemilu hanya menjadi ajang seremonial untuk mempertegas Legitimasi

pemerintahan, dengan kemenangan GOLKAR sebagai “one party authoritharyan” di setiap

(22)

periode pemerintahan itu,1

Reformasi menjadikan proses politik menjadi lebih berdinamika, yang diwarnai

oleh pertarungan antar partai yang sangat terbuka, hingga akhirnya dibutuhkan adanya

strategi politik untuk memenangkan hati dan meraih simpati konstituen sebagai penentu dari

suatu keputusan politik, dengan menggunakan pelbagai pendekatan termasuk di dalamnya

memperhatikan isu politik yang akan dijual kepada kelompok pemilih, memperhitungkan

kekuatan sendiri, dan mengamati kemampuan partai pesaing yang menjadi rival politik.

sehingga substansi dari proses PEMILU sebagai refresentasi

kekusaan rakyat telah di kebiri oleh pemerintah, dengan hegemoni kekuasaan yang

dimilikinya di dalam seluruh aspek baik sosial, ekonomi dan politik Indonesia, dan telah

memuluskan kondisi status quo

Maka sudah seharusnyalah setiap partai wajib memiliki strategi untuk dapat

memndulang suara yang signifikan dari konstituen, dengan konsep pemenangan yang

terfokus guna memenangkan partainya, baik melalui pengorganisasian dan konsolidasi kader,

menggunakan mesin kekuatan organisasi sayap yang di miliknya, penguasaan terhadap

kondisi objektif yang ada dalam areal pertarungan politiknya, propaganda isu, dsb. Karena

tanpa itu pegaruh dan kekuasaan mustahil diperoleh, maka pada prinsipnya kemenangan

dalam Pemilu adalah harga mati bagi setiap Partai politik.

Selanjutnya, dalam tulisan ini penulis akan mengangkat bagaimana Partai Golkar,

sebagai suatu identitas kepartaian berproses melakukan upaya pemenangan dalam Pemilu

2009 di Kabupaten Mandailing Natal, khususnya di Kecamatan Lembah Sorik Marapi,

sebagai daerah yang menjadi studi kasus penulis.

Adapun yang melatarbelakangi penulis melakukan penelitian di daerah ini, karna

melihat ada hal yang menarik untuk diteliti di daerah ini. Dimana ada fakta dalam identitas

masyarakat mandailing sebagai suku yang mendiami kawasan ini, merupakan masyarakat

yang begitu dekat kental dengan budaya Islam tradisional, dibuktikan dengan di daerah

penelitian penulis ini atau kecamatan Lembah Sorik Marapi terdapat 2 pesantren yang salah

satunya adalah pesantren terbesar di Kabupaten Mandailing Natal, yakni pesantren

Musthafawiyah di daerah desa Purba Baru. Di samping itu, di dalam masyarakat sendiri

masih ada keterikan nilai dalam kelembagaan adat yang masih bertahan hingga hari ini , dan

dijalankan secara konsisten atau bisa dikatakan sebagai satu bentuk identitas primordial.

1

(23)

Dengan melihat fenomena kondisi masyarakat seperti yang dipaparkan penulis

diatas, maka penulis ingin melihat seberapa kuatkah mesin politik partai golkar, sebagai

partai yang berhaluan Nasionalis dengan segala instrument yang ada di dalamnya, menjawab

pertarungan politik yang terjadi di daearah ini, sehingga mampu memenangkan Pemilu, dan

serta merta menjadi partai yang mengakar di dalam masyarakat, kemudian melihat sejauh

mana pengaruh tokoh masyarakat (baik Raja Adat ataupun kepala Desa), para kyai

pemimpin podok pesantren di daerah itu mempengaruhi hasil Pemilu, tentu dengan melihat

kearifan lokal yang ada dalam identitas budaya masyarakat mandailing itu sendiri.

Sehingga dalam pemamaparan selanjutnya penulis akan mencoba menggambarkan,

bagaimana strategi pemenangan yang dilakukan oleh Partai Golkar untuk mendulang suara

yang signifikan dari konstituennya, hingga akhirnya orang-orang yang menjadi calon

Legislatif dari partai Golkar menang dalam Pemilihan Umum 2009.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah bagaimana melihat variabel apa saja yang hendak diteliti,

dan bagaimana hubungannya dengan variabel lainnya, agar masalah dapat terjawab secara

akurat, hingga masalah yang diteliti itu perlu dirumuskan secara spesifik

Maka dari uraian Latar belakang masalah di atas, adapun yang menjadi Rumusan

masalah ataupun pertanyaan penelitian oleh penulis adalah:

1. Bagaimana Strategi Pemenangan Partai Golkar, untuk memenangkan Pemilihan

Umum 2009 di Kabupaten Mandailing Natal Kecamatan Lembah Sorik Marapi?.

2. Apa fenomena politik yang terjadi di Kecamatan Lembah Sorik Marapi, dan

Bagaimana Partai Golkar menyikapinya sebagai bagian dari upaya pemenangan

Pemilihan Umum 2009?.

1.3 Batasan Masalah

Dalam melakukan penelitian diperlukan batasan masalah, agar fokus penelitian

dapat dilakukan secara sistematis, dan uraian yang dibuatpun tidak melebar. Hal ini dilakukan

karena tidak semua masalah yang telah diidentifikasi dapat diteliti. Untuk itu maka penelitian

(24)

diteliti, serta hubungan antara variabel tersebut. Maka batasan masalah dalam penelitian ini,

adalah:

Strategi pemenangan Partai Golongan Karya Pada Pemilu Legislatif 2009 di

Kabupaten Mandailing ( Studi kasus: Masyarakat Kecamatan Lembah Sorik Marapi), dengan

melihat bagaimana pola pemenangan yang dilakukan partai Golkar dalam PEMILU 2009,

dengan memperhatikan unsur budaya yang melekat di dalam masyarakat, hingga menemukan

strategi apa akan dilakukan dalam memenangkan PEMILU, dan bagaimana konsep ini

menemukan relevansi dengan konteks politik Indonesia.

1.4 Tujuan penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk memahami bagaimana proses pemenangan politik terjadi, dengan segala

instrument yang ada di dalamnya oleh suatu institusi yang bernama partai politik

2. Untuk melihat bagaimana respon masyarakat, dalam memandang suatu fenomena

politik seperti pemilihan Umum termasuk partisipasi politik

3. Untuk memahami bagaimana keterikan nilai yang ada di dalam masyarakat, dan

korelasinya dengan pilihan politik masyarakat

1.5 Manfaat penelitian

Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi, terlebih untuk

perkembangan ilmu pengetahuan, yang mana manfaat tersebut bisa bersifat teoritis, dan

praktis. Adapaun manfaat penelitian yang bisa disimpulkan penulis, adalah:

1) Manfaatnya bagi penulis, dalam untuk menambah pemahaman dalam ilmu politik,

dan meningkatkan kreativitas penulis dalam membuat suatu karya ilmiah

khususnya di bidang ilmu politik

2) Manfaat akademis, diharapkan penelitian ini memberikan sumbangsih pemikiran,

dan referensi terhadap perkembangan pemahaman, tentang strategi politik, dengan

(25)

ilmuwan di bidang Ilmu Sosial dan Ilmu politik, khususnya bagi Mahasiswa

Departemen Ilmu politik.

1.6 Kerangka teori

Bagian ini adalah unsur yang paling penting dalam penelitian, karena pada bagian

ini peneliti mencoba menjelaskan objek kajian yang sedang diamatinya, dengan

menggunakan teori-teori yang relevan dalam penelitiannya, teori dapat diartikan sebagai

serangkaian asumsi, konsep, definisi,untuk menerangkan suatu fenomena yang tengah

diteliti.2

Adapun beberapa pendekatan teoritis yang di masukkan adalah:

1.6.1 Partai Politik

Partai politik secara definisi dapat diartikan oleh Carl Frederich, adalah kelompok

yang terorganisir dengan tujuan untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan dalam

pemerintahan. Sementara Soltou menjelaskan bahwa partai politik merupakan kelompok

yang terorganisir , yang bertindak sebagai kesatuan politik , serta memanfaatkan kekuasaan

untuk kebijakan umum yang mereka buat3

Maka dapat dipahami partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisir

secara rapi, stabil dan dipersatukan serta dimotivasi dengan ideologi tertentu, berusaha

mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan melalui pemilihan umum guna

melaksanakan kebikakan umum yang mereka susun. Alternatif kebijakan umum yang di

susun ini merupakan hasil pemaduan berbagai kepentingan yang hidup dalam masyarakat,

sedangkan cara mencari dan memanfaatkan kekuasaan guna melaksanakan kebijakan umum

dapat melalui pemilihan umum4

2

Ibid hal 283

3

Carl J.Frederich .1967. Constitusional Government and Democracy: Theory and Pratice on Europe and America. Waltham: Blaisdell Publishing Company. Hal 419

4

(26)

Roy Macridis, mengungkapkan sejarah dan fungsi-fungsi partai politik, dalam

perkembangan sejarah ada 5 tahapan yaitu: (1). Awal abad 19, (2). pertengahan abad

ke-19,(3). Akhir abad -19, (4) kemunculan partai-partai komunis sebelum Perang Dunia ke II,

(5).Perkembangan Partai Politik di Negara-negara berkembang setelah selesai Perang Dunia

ke II. Dimana perkembangan ini berkaitan dengan tingkat kesadaran masyarakat, peluang

yang diberikan sistem politik, kepentingan ideologis yang terpola dalam masyarakat, dan

perkembangan spesialisasi-diferensiasi

Macridis juga menguraikan fungsi partai politik yakni, Representatif

(perwakilan); konvensi dan agregasi; Integritas (partisipasi,mobilisasi,sosialisasi); Persuasi;

Rekrutmen; Pemilihan pemimpin; Pertimbangan-pertimbangan; Perumusan kebijakan;serta

kontrol terhadap pemerintah.

Dalam hal ini Macridis juga menjelaskan tipologi politik yakni, Otoritas dan

Demokrasi: Integratif dan Representatif; ideologis dan Pragmatis; Agamais dan Sekuler;

demokratis dan Revolusioner; massa dan elite; demokrasi dan elite; demokrasi dan oligarki5

Secara prinsip ada 3 dasar dari partai politik:

a) Partai sebagai koalisi, yakni kekuatan yang membangun koalisi dengan berbagai

kepentingan untuk membentuk kekuatan mayoritas.

b) Partai sebagai organisasi, dimana partai untuk menjadi institusi yang eksis,

dinamis, dan berkelanjutan, selanjutnya partai politik kemudian dibina dan

dibesarkan, sehingga mampu menjadi wadah perjuangan, sekaligus representasi

dari sejumlah orang atau kelompok

c) Partai sebagai pembuat kebijakan (policy making), dimana partai politik memiliki

perbedaan dengan kelompok sosial lainnya, dalam pengambilan kebijakan. Partai

politik mendukung secara kongkret para calon yang mereka ajukan untuk

menduduki jabatan publik. Dari posisi ini mereka memiliki kekuasaan untuk

mempengaruhi dan menempatkan kadernya dalam lingkup kekuasaan,dan

5

(27)

memberikan pengaruh dalam pengambilan kebijakan di dalam kabinet

pemerintah.6

1.6.2.Fungsi Partai Politik

a) Sosialisasi Politik

Sosialisasi politik ialah proses proses pembentukan sikap dan orientasi politik

para anggotanya, melalui proses inilah para anggota yang berinteraksi dalam masyarakat

memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik.

b) Rekrutmen Politik

Rekrutmen Politik ialah seleksi dan pemilihan yang berupa pengangkatan

seseorang ataupun sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem

politik pada umumnya ,dan pemerintah pada khususnya.

c) Partisipasi Politik

Partisipasi politik adalah, kegiatan warga Negara dalam mempegaruhi proses

kebijakan umum dan ikut menentukan pemimpin pemerintah. Kegiatan yang dimaksud,

antara lain mengajukan tuntutan, kebebasan berbicara dan berkumpul, memengajukan koreksi

terhadap pelaksanaan kebijakan umum, menentang calon pemimpin tertentu, mengajukan

alternatif pemimpin , dan memilih wakil rakyat dalam Pemilihan Umum.Maka dalam hal ini

partai politik berfungsi membuka kesempatan, mendorong, dan mengajak masyarakat untuk

menggunakan saluran partai politik sebagai wadah partisipasi politik.

d) Pemandu Kepentingan

Fungsi partai politik dalam hal ini adalah menampung berbagai kepentingan yang

berbeda bahkan bertentangan, yang kemudian menjadi alternatif kebijakan, kemudian

diperjuangkan dalam proses pelaksanaan dan keputusan politik.

e) Komunikasi Politik

6

(28)

Dalam hal ini partai politik berfungsi sebagai komunikator politik yang tidak

hanya menyampaikan segala keputusan dan penjelasan pemerintah kepada masyarakat ,

selain itu juga berperan sebagai penyampai aspirasi dan kepentingan berbagai kelompok

masyarakat kepada pemerintah.

f) Kontrol Politik

Kontrol Politik ialah kegiatan partai politik untuk menunjukkan kesalahan,

kelemahan, dalam suatu isi kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan pemerintah selanjutnya

dalam melakukan hal ini harus ada tolak ukur yang jelas sehingga kegiatan itu bersifat lebih

objektif7

1.6.3 Strategi Politik

Politik dan strategi, adalah suatu mekanisme bagaimana seseorang ataupun

kelompok dengan ide politik yang di pahaminya, mampu memenangkan suatu pertarungan

politik disaat banyak orang yang berkepentingan menghendaki hal yang sama, ide politik

tentu saja akan menciptakan perbedaan antar masyarakat yang menjadi pendukung ide

tersebut, dan dalam setiap keadaan pasti ada pihak yang dirugikan dan diuntungkan, karna

hasil dari satu keputusan politik akan melahirkan perubahan ataupun kondisi yang sama

disaat status quo yang memenangkan pertarungan itu, oleh karena itu setiap ide/pemikiran

pasti memiliki pendukung dan penentang.

Dalam hal ini ide politik hanya akan dapat, atau diwujudkan dalam satu

pertarungan melawan penentang ide tersebut, yang akan selalu bertumpu pada bagaimana

kekuasaan dan pengaruh dapat diperoleh, tetapi yang menjadi permasalahannya tentu saja,

bagaimana kekuasaan dan pengaruh itu bisa diperoleh?, disaat yang sama, banyak kelompok

yang menghendaki hal yang sama, maka untuk mampu meraih kemenangan tentunya dalam

Pemilu, dibutuhkanlah suatu perencanaan yang hati-hati, maka disilah letak substansi dari

starategi politik itu8

7

Ibid, hal 146-155

8

(29)

1.6.3.1 Perencanaan SWOT

Menurut SWOT perencanaan strategi yang baik dalam dua bidang. Dalam

bidang yang pertama , perencanaan strategi membuat gambaran yang jelas mengenai arah

yang hendak dituju (visi) dan apa yang menjadi tujuan, dan alasan eksistensi organisasi

tersebut, dalam gambaran ini mengembangkan tujuan yang merupakan hasil akhir dapat

diukur, serta sejauh mana organisasi itu mendekati visi dan tujuan utamanya atau malah

menjauhinya.

Dalam bidang yang kedua, perencanaan strategi berusaha memperilhatkan

realitas yang ada, dalam lingkup kerja suatu organisasi. Ada 2 hal yang harus diperhatikan,

yakni lingkup eksternal dimana wilayah yang pihak lain mempengaruhi atau dipengaruhi

orgaisasi lain. Lingkup yang kedua adalah lingkup internal, yang terdiri dari atas sumber

daya, kekuatan, berbagai kemungkinan serta tuntutan dari organisasi tersebut. Perencanaan

strategi harus mampu melihat dan menilai kemungkinan dan ancaman yang terjadi dalam

lingkup esksternal dan internalnya sehubungan dengan visi yang dimiliki, tugas serta tujuan

akhir mereka

Setelah memiliki visi, dengan memiliki satu komitmen menggapai tujuan

dengan terlebih dahulu melakukan analisis terhadap lingkup yang ada, suatu organisasi harus

mengembangkan pilihan strategis atau jalan alternatif guna menggapai tujannya. Dengan

memperbandingkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasinya serta peluang dan

ancaman dari luar organisasinya.

Ada 4 kombinasi yang dapat dilakukan

 Strategi kekuatan-kemungkinan, artinya sejauh mana kekuatan dapat digunakan untuk memperoleh keuntungan dan berbagai kemunkinan.

 Strategi kekuatan-ancaman, artinya sejauh mana kekuatan dapat digunakan mengatasi ancaman, yang dapat menghalangi pencapaian tujuan

(30)

 Strategi Kelemahan-kemungkinan , artinya bagaimana kelemahan dapat diatasi, untuk mengatasi ancaman,yang dapat menghalangi pencapaian tujuan.9

1.6.3.2 Perencanaan Konsepsional

Metode ini secara konsepsional dipandang sebagai hal yang mampu

menunjukkan logika yang diperlukan , serta fleksibilitas yang dibutuhkan oleh perencanaan

strategi untuk merespon suatu perubahan masyarakat. Di sisi lain, perencanaan kosepsional

menerima faktor lingkungan sekitar sebagai besaran yang dapat diubah, karena tujuan dari

strategi politik justru mengubah lingkungan sekitar, masyarakat, dan kerangka hukum.

Perencanaan kosepsional terdiri dari 10 langkah yang harus dilakukan,

langkah yang dimaksud dalam perencanaan Konsepsioanal adalah:

1.6.3.2.1 Perumusan Tugas

Perumusan Tugas menjabarkan hal apa saja yang perlu direncanakan secara

starategis, secara umum mencakup tiga elemen, yakni;

1. Tujuan utama. Yakni, menjelaskan keadaan yang ingin dicapai

melaluiperencanaan strategis tersebut.

2. Alasan. Yakni menjelaskan mengapa tujuan utama itu penting untuk dicapai.

3. Kerangka waktu.Yakni kurun waktu yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan

Hal ini menunjukkan , alasan yang mendasari kenapa kekuasaan dan pengaruh

itu harus diperoleh, sehingga menjadi motivasi awal dalam melakukan pertarungan politik,

dan hal yang akan mengejawantahkan hal-hal yang dilakukan dalam proses kedepannya.

1.6.3.2.2 Analisa Situasi dan Penilaian

Analisa Situasi dan Penilaian membahas, dan mengevaluasi fakta-fakta yang

harus dikumpulkan, pemetaan kekuatan dan kelemahan, serta kemungkinan keberhasilan

dalam mencapai tujuan, ada 3 hal yang dilihat dalam hal ini yakni:

A. Pengumpulan Fakta

9

(31)

Mengumpulkan fakta, ada dua hal yakni fakta-fakta internal dan fakta-fakta

eksternal. Fakta-fakta internal adalah yang menyangkut organisasi sendiri, sedangkan

fakta-fakta eksternal menyangkut pesaing dan kondisi lingkungan dimana proses pemenangan itu

terjadi. Kedua fakta ini harus dipisahkan, untuk menghilangkan kerancuan atas sikap ataupun

yang harus diambil di dalam melakukan strategi.

B. Pembentukan Kekuatan dan Kelemahan

Fakta yang diperoleh yang telah terkumpul akan diatur secara sistematis, dan

akan dilihat dari kadar urgensinya, dengan strategi yang akan dilakukan. Apabila suatu fakta

yang dijumpai mendukung, maka itu akan menjadi kekuatan, sebaliknya apabila fakta yang

dijumpai merintangi, maka itu adalah suatu kelemahan, sehingga dari fakta-fakta yang

dijumpai akan berperan dalam perencanaan tindakan yang akan diambil dalam kondisi

tertentu.

Disisi lain dapat dipahami juga bahwa kekuatan dari pihak lain akan menjadi

kelemahan bagi pihak sendiri, dan juga sebaliknya, kelemahan pesaing dapat menjadi

kekuatan bagi pihak sendiri.

C. Analisa Kekuatan dan Kelemahan

Dalam hal ini, partai menempatkan kekuatan dan kelemahan yang diatur

menjadi kadar kepentingan , sehingga selanjutnya yang harus dilakukan adalah bagaimana

suatu kelemahan yang dimiliki harus dapat diminimalkan, memperbaiki diri sendiri tentu

lebih mudah daripada mempengaruhi kekuatan lawan yang menjadi rintangan bagi

organisasi. Kemampuan menyerang pihak lawan tentu kembali kepada sarana yang dimiliki,

termasuk sumber daya manusia, pengaruh, dsb.

Dalam menganalisis kekuatan yang di miliki dengan pihak lawan, dapat

dilakukan berbagai hal seperti konsep yang dimiliki, segi kepemimpinan, sumber daya

manusia yang dimiliki, kedisiplinan anggota partai, serta motivasi yang dimiliki.

Dalam melihat siapa yang lebih memiliki peluang dalam meraih simpati

masyarakat antara institusi sendiri dan lawan, maka hal yang dapat dilakukan adalah

membandingkan , partai mana yang lebih dikenal ataupun disenangi oleh masyarakat sebagai

konstituen sesuai dengan trend politik yang ada, serta partai mana yang lebih memiliki

(32)

1.6.3.2.3 Perumusan Strategi

Hal ini menjelaskan bagaimana partai merumuskan tentang konsep

pemenangan yang akan dilakukan, atau pun ide-ide dasar partai dalam meraih simpatik

masyarakat, termasuk memetakan hal-hal yang dilakukan oleh lawan politiknya.

Maka langkah awalnya Partai politik harus merumuskan argument yang

populis, dengan melihat wacana yang superior di tengah-tengah masyarakat yang kemudian

menjadi komuditas partai dan akan di lempar kepada konstituen. Fokus terhadap suatu

wacana yang polulis amat diperlukan, sehingga menjadi pusat kekuatan.

Perumusan Strategi secara menyeluruh juga mencakup variasi-variasi strategi

yang dilakukan partai politik, sehingga gambaran dari satu tindakan dapat diduga, bahkan

bagaimana efektifitas suatau strategi dapat diukur agar mampu mengejutkan lawan.

1.6.3.2.4 Perumusan tujuan.

Tujuan adalah penggambaran hasil akhir dari suatu proses yang dilakukan

dalam jangka waktu tertentu, dimana suatu tujuan harus digapai sehingga tidak menjadi hal

yang utopis. Maka makna dari perumusan tujuan adalah kuantitas, kualitas, jangka waktu

dapat ditetapkan

1.6.3.2.5 Target Image (Citra yang diingkan).

Hal ini memperlihatkan, bagaimana suatu partai politik mencitarakan dirinya,

dengan megemas isu yang ada ditengah-tengah masyarakat konstituennya, kemudian partai

mengimplementasikan dengan pembentukan bidang hubungan masyarakat dalam tim

pemenangannya. Dimana target Image harus mampu mencitrakan sosok partainya sesuai

dengan ide-ide populis yang dijualnya kepada konstituen, dan klimaksnya menjadi

pembenaran terhadap pandangan pihak-pihak yang menjadi sasaran terhadap partainya.

1.6.3.2.6 Kelompok target.

Dalam hal ini, partai memetakan kelompok masyarakat, yang menjadi sasaran

kampanye, dimana kelompok target ini adalah masyarakat pemilih yang berpotensi

memberikan kemenanagan dalam Pemilihan Umum. Sehingga kelompok yang sudah

dipetakan perlu diajak berkomunikasi, sehingga kelompok target meletakkan dasar

(33)

1.6.3.2.7 Pesan Kelompok Target

Dalam kasus ini patai politik harus memahami, informasi tetang apa yang

yang dibutuhkan kelompok target dalam melihat kondisi kedepan, maka bagaimana stategi

pencitraan harus sesuai dengan yang diingginkan oleh kelompok, dimana citra tersebut harus

melekat dalam partai politik, disaat itu terwujud maka pemilih akan mudah dipropaganda

untuk memilih partai tersebut

Dengan kata lain partai harus mampu mengagregasi kepentingan kelompok target

dalam setiap argumentasi yang dikeluarkannya dalam setiap kampanye politiknya, atau setiap

pertemuannya dengan kelompok target.

Dalam hal ini yang dikatakan oleh kelompok target adalah, kelompok-kelompok

masyarakat tertentu, peyumbang dana yang potensial, ataupun individu-individu yang

memiliki pengaruh dalam menentukan satu kemenangan. Informasi-informasi yang

dikomunikasikan memiliki perbedaan sesuai dengan kebutuhannya, agar kelompok target ini

dapat bereaksi sesuai dengan strategi, walaupun tidak boleh bertentangan, kelompok target

juga bisa diklasifikasikan kepada kelompok masyarakat minoritas, yang terkadang menjadi

penentu dalam pemenangan.

1.6.3.2.8 Instrumen-Instrumen pokok

Pemilihan instumen pokok menggambarkan, bagaimana partai menggunakan

instrument komunikasi dan aksi yang diutamakan penggunannya. Dimana instumen dan aksi

ini dikhususkan bagi satu kelompok target, misalnya bagaimana pendekatan yang terhadap

pemilih pemula dan terhadap masyarakat yang lebih tua. Kedua kelompok target itu tentu

menggunakan media yang berbeda, sehingga dapat didekati secara positif melalui berbagai

jenis kegiatan

1.6.3.2.9 Implementasi Stategi

Suatu strategi dapat diimplementasikan setelah, tujuan taktis, rumusan citra

yang diinginkan, kelompok target, pesan kelompok target telah diperoleh maka implementasi

strategi dapat dilaksanakan.

Dalam pengimpletasian strategi ada beberapa hal yang penting mulai dari

pimpinan partai politik yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan strategi, pengaruh yang

(34)

Selanjutnya seluruh elemen yang ada dala tim pemenangan, dan yang terakhir bagaiman

keterpaduan tim dengan kerjasama dalam memenangkan partainya, tingkatan kualitas

,kuantitas, serta motivasi.

1.6. 3.2.10 Pengawasan Strategi.

Ada dua hal yang harus dilakukan oleh partai politik;

Pertama, partai politik harus melakukan pengorganisiran informasi yang

terpadu, baik dari lawan politik bersama aliansi simpatisannya dan bersama perkembangan

yang ada dimasyarakat, dengan cara memberikan laporan dan dokumentasi. Hal ini tentu saja

mecegah terjadinya suatu kejutan yang tak diinginkan, pengambilan keputusan yang salah,

serta penilaian terhadap tim.

kedua, partai politik harus melakukan prisip pengamanan dan perlindungan

terhadap skenario politik yang akan dilakukannya, dan praktek-praktek penyusupan dari

lawan politik yang ada, karena disaat skenario dari politik diketahui pihak lain, maka akan

membahayakan perencanaan yang akan dilakukan.10

Dari uraian Strategi Politik di atas, maka penulis akan menguraikan di bab

selanjutnya bagaimana partai Golongan Karya melakukan skenario politik, sehingga mampu

memenangkan Pemilihan Umum di Kabupaten Mandailing Natal, sesuai dengan instrument

pemenangan yang ada

1.7 Metodologi Penelitian

Jenis Penelitian dalam penulisan skripsi ini menggunakan menggunakan

pendekatan kualitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti

adalah sebagai instrument kunci, analisis data bersifat induktif/kualitatif lebih menekankan

makna daripada generalisasi.

Filsafat postpositivisme sering juga disebut paradigma interpretasi dan konstruktif,

yang memandang realita sosial sebagai sesuatu yang utuh, kompleks, dinamis, penuh makna.

10

(35)

Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah. Objek alamiah adalah objek yang berkembang

apa adanya tidak di manipulasi dan kelahiran peneliti tidak mempengaruhi objek tersebut.

Kondisi alamiah di sebut juga sebagai metode etnographi karena pada awalnya

metode ini banyak di gunakan pada bidang antropologi budaya. Hal terpenting dalam

penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri dimana seorang peneliti harus bisa memiliki

gambaran situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna melalui observasi dan

pertanyaan yang dibuat.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap situasi

sosial yang diteliti maka tekhnik pengumpulan data bersifat triangulasi, yaitu menggunakan

berbagai gabungan tekhnik pengumpulan data secara gabungan. Analisis data yang bersifat

induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam suatu data

yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya data yang pasti merupakan

suatu nilai dibalik data yang diperoleh. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif, tidak

menekankan pada konsep generalisasi tetapi menekankan pada makna.11

1.7.1 Pendekatan Etnographis Dalam Riset Kualitatif

Etnographi lebih menekankan pada penjelasan pemahaman daripada prediksi apa

yang akan terjadi. Etnographi tidak menggunakan asumsi tentang apa yang penting dan apa

yang akan terjadi. Pengaruh konteks kultural adalah bersifat penting dan pendekatan riset ini

cenderung menggunakan pendekatan induktif yakni teori yang disusun dari observasi

empiris, jadi apa yang dikembangkan adalah grounded teori yakni teori yang disusun dari

riset bukan dari pengajuan hipotesa.

Ini mengimplikasikan, bahwa dalam metode riset kualitatif tidak hanya

memberikan informasi tentang apa yang dilakukan seseorang tetapi, juga menunjukkan

mengapa orang tersebut melakukan sesuatu.12

11

Prof.Dr.Sugiyono, Metode Penelitian Kuantatif Kualitatif dan R&D, Bandung , Alfabeta, 2008, hal 7-9

12

(36)

1.7.2 Wawancara Dalam Riset Politik

Wawancara adalah pertemuan antara peneliti dan responden dimana jawaban

responden menjadi data mentah dalam penelitian itu. Ada empat fokus dalam proses

wawancara yaitu apa yang akan ditanyakan, bagaimana menyimpan datanya, bagaimana

memastikan realibilitas (kepastian jawaban) dan siapa yang akan bertanya. Sebuah

rancangan wawancara mengacu pada pertanyaan yang kita ajukan, dalam urutan dan susunan

pertanyaan. Ada tiga tipe teoritis dari rancangan wawancara yaitu: standar , semi standar, dan

tidak terstandarisasi. Bisa juga disebut wawancara terstruktur, dan tidak terstruktur. Tidak

tersktruktur mengimplikasikan, bahwa daftar pertanyaan muncul begitu saja tanpa ada

perencanaan sehingga lebih disebut istilah Naturalistis.

Dalam penelitian ini sendiri menggunakan rancangan wawancara semi standar

yaitu kelompok fokus (internal pengurus Partai Golkar, sebagai narasumber, yang melakukan

strategi pemenangan Pemilu bersama orang-orang yang memberikan pengaruh terhadap

pemenangan itu sendiri)

Hal ini dilakukan untuk mengetahui, bagaimana institusi politik beroperasi,

bagaimana keputusan penting dibuat, dan bagaimana kekuasaan politik diraih. Kita tidak

akan bertanya kepada publik umum, tetapi kepada individu yang punya akases, ke level

informasi yang disebut elite politik.

Elite politik adalah mereka yang berhubungan, atau memeliki posisi penting.

Karena itu informasi yang diperoleh mungkin adalah penjelasan subjektif tentang suatu

peristiwa atau isu. Tetapi, tujuan utama dari wawancara elite ini adalah pemahaman tentang

jalan pikiran actor politik tertentu, menilai manfaat mewawancacarai kelompok elite,

berdasarkan kelebihan dan kekurangaannya.

Kelebihannya adalah, mereka mungkin membantu menginterpretasikan dokumen

dan laporan personalitas, sedangkan disisi lain, kita memiliki keterbatasan akses , atas

pengaruh keterwakilan temuan riset dan realibilitas informasi dari wawancara ini mungkin

bisa dipertanyakan, karena orang yang diwawancara mungkin memberikan informasi yang

tidak akurat, baik sengaja ataupun tidak, atau bahkan informasinya bisa jadi tidak reliable

terhadap pemahaman yang kita miliki

Wawancara elite akan amat produktif jika dilakukan ditahap akhir dari suatu riset,

(37)

memberikan pertanyaan yang lebih konkret kepada seorang narasumber, sebagai sumber

informasi13

1.7.3 Teknik Pengumpulan data

Salah satu yang diperlukan dalam persiapan penelitian adalah mendayagunakan

sumber-sumber informasi yang tersedia. Dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan

data primer dan data sekunder dalam membuat penulisan skripsi ini.

1.7.3.1 Data Primer

Yang termasuk kedalam klasifikasi data primer adalah hasil wawancara dengan

para pengurus partai golkar, yakni Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Mandailing Natal,

Anggota Legislatif dari daerah Pemilihan Kecamatan Lembah Sorik Marapi, Ketua PK

(Pengurus Kecamatan) Golkar Kecamatan Lembah Sorik yang dianggap penulis mampu

mendeskripsikan kondisi Golkar dengan strategi pemenangannya, serta orang-orang yang

dianggap penulis memberikan kontribusi besar terhadap pemenangan Partai Golkar dalam

Pemilihan Umum 2009.

Selain itu, ada tokoh masyarakat dan pejabat pemerintah yang dianggap penulis

mampu mendeskrifsikan kondisi sosial masyarakat di daerah Kecamatan Lembah Sorik

Marapi. Tokoh Masyarakat atau pejabat pemerintah yang dimaksud penulis seperti,

Pengurus/Pimpinan Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru, Pimpinan Pondok

Pesantren Rayhanul Jannnah Pasar Maga, Camat Lembah Sorik Marapi, Salah satu Kepala

Desa yang ada di Kecamatan Lembah Sorik Marapi, dan tokoh adat Masyarakat Lembah

Sorik Marapi.

1.7.3.2 Data Sekunder

Yang termasuk dalam klasifikasi data sekunder adalah data tertulis dari partai golkar,

tentang konsep pemenangannya dalam Pemilu 2009, hasil keputusan dan penetapan Anggota

Legislatif terpilih dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan hasil Perhitungan Panitia

Pehitungan Kecamatan (PPK) sebagai hasil sah perolehan suara PEMILU 2009, ditambah

lagi data kependudukan dari Kecamatan Lembah Sorik Marapi, kemudian data yang diambil

13

(38)

dari buku, kamus, artikel/tulisan, atau data yang dapat yang dapat diakses dari internet, serta

literatur lain yang berhubungan dengan skripsi ini.

1.7.4 Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data lebih banyak dilakukan

bersamaan dengan pengumpulan data. Tahapan dalam penelitian kualitatif, adalah tahapan

memasuki lapangan sebagai areal penelitian dengan melihat kondisi sosial yang ada,

menentukan fokus kajian, teknik pengumpulan data dengan pembentukan

pertanyaan-pertanyan penelitian yang dibuat oleh peneliti (minitour question) .Selanjutnya melakukan

penyeleksian pertanyaan yang digunakan sebagai pertanyaan struktural.14

1.8 Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

kerangka teori, metodologi penelitian yang digunakan, serta sistematika penulisan

BAB II : Kondisi Geopolitik masyarakat Kecamatan Lembah Sorik Marapi

Bab ini menguraikan kondisi masyarakat Mandailing yang terdapat di Kecamatan

Lembah Sorik Marapi sebagai suatu identitas masyarakat, dengan nilai-nilai

primordial yang melekat di dalamnya, melihat sumber-sumber historis yang ada,

keadaan geographis, keadaan demographi, potensi sarana prasarana yang ada, data

monographi, dari masyarakat tersebut.

BAB III :Analis Strategi Pemenangan Partai Golkar dalam PEMILU 2009

14

(39)

Bab ini menguraikan, sejarah partai golkar, konsep strategi pemenangan, kegiatan

pemenangan yang dilakukan oleh tim pemenangan partai Golkar dalam

menyuseskan agenda partainya, dalam PEMILU 2009, mulai dari proyeksi, eksekusi

program pemenangan, hingga perolehan suara yang diperoleh partai Golkar

berdasarkan hasil rekapitulasi KPU Mandailing Natal dan Panitia Perhitungan

Kecamatan Lembah Sorik Marapi

BAB IV: Penutup

Kesimpulan dan Saran

(40)

Kondisi Geopolitik masyarakat Lembah Sorik Marapi

2.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Kecamatan Lembah Sorik Marapi, adalah salah satu dari 23 Kecamatan yang ada

di Kabupaten Mandailing Natal. Dimana Kabupaten Mandailing Natal sendiri merupakan

Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan, dimana Kabupaten ini

disyakan pada tanggal 23 November 1998, dengan payung hukumnya Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1998 tentang pembentukan Kabupaten Mandailing Natal

dengan beribukota di Panyabungan, dengan jumlah daerah administrasi pada awalnya

sejumlah 8 kecamatan.15

Selanjutnya Kecamatan Lembah Sorik Marapi atau di singkat dengan LSM, secara

administrasi menjadi kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal, setelah disahkan pada tahun

2002, dimana Kecamatan Lembah Sorik Marapi merupakan Kecamatan hasil pemekaran dari

Kecamatan Kota Nopan, dengan Luas wilayah 3.472,75 Ha, dibagi kedalam 9

Desa/Kelurahan, yakni 1 Kelurahan dan 8 Desa. Kecamatan ini terletak di lereng Gunung

Sorik Marapi. Relief arealnya wilayahnya bergelombang, dengan udara yang sejuk disaat

menginjakkan kaki di kawasan ini

Adapun kelurahan dan Desa yang ada di kecamatan Lembah Sorik Marapi adalah

[image:40.595.81.504.678.709.2]

sebagai berikut:

Tabel 1

No Desa/Kelurahan Luas (Ha) Rasio Terhadap Total

1 Pasar Maga 326,19 9,41

15

(41)

2 Purba Baru 427,19 12,30

3 Sian Tona 219,01 6,31

4 Purba Lamo 279,12 8,04

5 Bangun Purba 264,36 7,61

6 Aek Marian Maga 277,32 7,99

7 Maga Dolok 339,99 9,79

8 Maga Lombang 1.181,13 34,01

9 Pangkat 157,50 4,54

Jumlah 3.472,57 100,00

Sumber Data : Kecamatan Lembah Sorik Marapi dalam Angka

2.1.1 Batas Administrasi Kecamatan Lembah Sorik Marapi

Sebelah utara berbatas dengan Kec Panyabungan Utara, dan Kec.Panyabungan

Selatan

Sebelah Selatan berbatas dengan Kec. Tambangan , Kec Puncak Sorik Marapi

Sebelah Barat berbatas dengan Kec.Panyabungan Selatan

Sebelah Timur berbatas dengan Kec. Tambangan

Sumber Data : Kecamatan Lembah Sorik Marapi dalam Angka

2.2 Keadaan Demografi

Penduduk Kecamatan Lembah Sorik Marapi berjumlah 17.748 jiwa. Untuk lebih

memperjelas komposisi penduduk Kecamatan Lembah Sorik Merapi terdiri Laki-laki

berjumlah 8917 jiwa dan perempuan 8831 jiwa, selanjutnya dapat dilihat berdasarkan

komposisi penduduk dalam setiap desa, umur, pekerjaan, etnis , agama, dan pendidikan

(42)

Jumlah Penduduk berdasarkan rasio kepadatan penduduk dalam setiap

[image:42.595.76.470.152.328.2]

desa/Kelurahan di Kecamatan Lembah Sorik Marapi.

Tabel 2

No. Desa/ Kelurahan Luas (Ha) Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk

1 Pasar Maga 326,94 1500 459

2 Purba Baru 427,19 9.966 2.333

3 Sian Tona 219,01 609 278

4 Purba Lamo 279,12 346 124

5 Bangun Purba 264,36 1.459 552

6 Aek Marian Maga 277,33 1.117 403

7 Maga Dolok 339,99 556 164

8 Maga Lombang 1.181,13 1680 142

9 Pangkat 157,50 515 327

Jumlah 3.472,57 17.748 511

Sumber : Kecamatan Lembah Sorik Marapi dalam Angka.

Jumlah penduduk beradasrkan rasio laki-laki dan perempuan di masing-masing

[image:42.595.72.470.468.629.2]

desa/ kelurahan di Kecamatan Lembah Sorik Marapi

Tabel 3

No Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Pasar Maga 728 772 1.500

2. Purba Baru 5.165 4.801 9.966

3. Sian Tona 301 308 609

4. Purba Lamo 158 188 346

5 Bangun Purba 693 766 1.459

6. Aek Marian Maga 528 589 1.117

7. Maga Dolok 273 283 556

8. Maga Lombang 810 870 1.680

9. Pangkat 261 254 515

Jumlah 8.917 8.831 17.748

Sumber Data : Kecamatan Lembah Sorik Marapi dalam Angka 2.2.2 Umur

Tabel 4

(43)

1. 0-4 589 607 1.196

2. 5-9 627 701 1.328

3. 10-14 1.633 1.497 3.130

4. 15-19 2.854 2.412 5.266

5. 20-24 859 791 1003

6. 25-29 544 548 1092

7. 30-34 464 443 907

8. 35-39 371 493 864

9. 40-44 437 368 805

10. 45-49 321 264 585

11. 50-54 217 271 488

12. 55-59 154 192 396

13. 60-64 144 118 262

14. 65-69 71 89 160

15. 70+ 53 70 123

Jumlah 8917 8831 17.748

[image:43.595.70.472.69.304.2]

Sumber data : Kecamatan Lembah Sorik Marapi dalam Angka 2.2.3 Pekerjaan

Tabel 5

No Pekerjaan Jumlah Persentase(%)

1. Pelajar 9.526 53,7

2. Petani 5.430 30,6

3. Pedagang 839 5,3

4 Pekerja Bangunan 234 1,4

4. Sopir 87 0,5

5. Guru 109 0,7

6. Tenaga Medis 43 0,26

7. PNS 123 0,77

8. Ahli Agama 110 0,68

Jumlah 15.980 89,96

Sumber data : Kecamatan Lembah Sorik Marapi dalam Angka

Dari jenis pekerjaan yang ada di atas penulis memperoleh beberapa catatan dari

pemaparan Camat Lembah Sorik Marapi, tentang komposisi pekerjaan dan aktivitas

penduduk Lembah Sorik Marapi.

1. Ada selisih 1.247 jumlah masyarakat penduduk, dengan jumlah penduduk yang

memiliki pekerjaan. Angka 1.247 merupakan jumlah anak-anak di bawah 5 tahun,

(44)

2. Adapun ahli agama yang berjumlah 110 itu terdiri dari, 10 orang Ulama, 9 orang

Mubaliq, 40 orang Khatib, 45 Imam, dan 6 orang Wali Nikah.

3. Tenaga Medis yang berjumlah 43 itu terdiri dari, 2 orang Dokter, 15 orang Bidan,

10 orang Mantri, 16 orang perawat

4. Jumlah pekerja di bidang pertanian sebesar 8340 ( 47,4% ), pada dasarnya jumlah

ini masih di bagi lagi ke dalam, 37% orang yang bekerja serabutan atau sejumlah

3086 orang16

2.2.4 Etnis

Keberadaan umat beragama dan suku, adalah salah satu ciri khas kebudayaan

Indonesia, dengan nilai-nilai kultural yang menjadi warna di dalamnya, pemahaman

primordialisme atau disebut juga sebagai identitas politik aliran, sangat besar pengaruhnya di

dalam tindakan koleftif masyarakat atau individu, khususnya bagi masyarakat pedesaan.

Dimana pemahaman tentang identistas kesukuan, dan simbolis kedae

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 5
No Tabel 6 Pendidikan Laki-laki Perempuan 1 Belum Sekolah (usia 0-1351 I455
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu perolehan suara yang didapatkan partai Golkar sebagai partai pemenang di daerah Kab.Langkat pada pemihan umum legislatif tahun 2014, dapat dipastikan karena peran

Penelitian ini menjelaskan bagaimana peran elite golkar dalam pemilu yang dilaksanakan 9 April 2014 di Kabupaten Padang Lawas, serta apa yang menjadi suksesnya partai golkar

Penelitian ini menjelaskan bagaimana peran elite golkar dalam pemilu yang dilaksanakan 9 April 2014 di Kabupaten Padang Lawas, serta apa yang menjadi suksesnya partai golkar

Pemilu Partai Golkar Di Karesidenan Banten Pada Tahun 1971-1999 adalah benar-benar karya sendiri, bukan plagiat dan tidak dibuat oleh orang lain.. Hal-hal yang bukan karya

Partai Golkar Kabupaten Lebak menjadi partai peserta pemilu tahun 2014, Partai Golkar melakukan kampanye politik untuk mencapai perolehan suara yang besar, namun untuk mencapai

Daftar Calon Anggota Legislatif DPRD dari Partai GOLKAR pada Pemilu 2019 PROVINSI : ACEH. NO

Adapun strategi politik yang dilakukan Partai Amanat Nasional untuk mendapat kursi dan juga bisa memenangkan pemilu legislatif 2014 di Kabupaten Bima ada

i ABSTRAK Palvi Herlina Syahda 16052020/2016 : Strategi Calon Legislatif Partai Gerindra Dalam Memenangkan Pemilu Legislatif Tahun 2019 Di Kota Padang Penelitian ini