DAFTAR PUSTAKA Buku :
Budiardjo, Miriam.2008. Dasar Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Bungin, Burhan. 2001. Metodelogi Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif
dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press
Diamond, Larry. 1999. Developing Democracy Toward Consolidation. Yogyakarta: IRE Press
Firmansyah. 2007. Marketing Politik. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia
Harris, Peter dan Ben Reilly. 2000. Demokrasi dan konflik yang mengakar:
Sejumlah Pilihan Untuk Negosiator. Jakarta: Internasional IDEA
Mas’oed, Mochtar. dkk.2001.Perbandingan Sistem Politik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Moloeng, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda karya.
Nordholt, Henk Schulte. dkk. 2007. Politik Lokal di Indonesia. Jakarta: Yayasan obor Indonesia
Pito, Toni Andrius. Dkk. 2006. Mengenal Teori-Teori Politik Dari Sistem Politik
Sampai Korupsi. Bandung: Nuansa..
Prasteyo, Bambang. dkk. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rudini, H. 1994. Atas Nama Demokrasi Indonesia. Jakarta: Rajawali press.
Sinaga, Rudi Salam.2013. Pengantar Ilmu Politk. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sitepu, P. Antonius. 2012. Teori-TeoriPolitik, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Soekanto, Soerjana.1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Radar Jaya Offset
Varma, S.P. 2010. Teori Politik Modern. Jakarta: PT. Raja Wali Perss
Situs Internet :
Wawancara :
Wawancara dengan H. Syahwi Nasution Ketua DPRD Kab.Padang Lawas, pada tanggal 06 Desember 2014, bertempat di Kantor DPRD Kabupaten Padang Lawas
Wawancara dengan Amrin Fikal. Ketua Fraksi Partai Golkar. Kab. Padang Lawas, tanggal 07 Desember 2014, bertempat di kantor DPRD Kabupaten Padang Lawas
Wawancara dengan H. Syarifuddin.Wkl. Ketua Bidang Pemenangan Pemilu II Partai Golkar, tanggal 02 Desesmber 2014. Bertempat di kediamannya, di Jl Jendrawasih Kec.Barumun.
Wawancara dengan Darman MT HSB, Ketua Soksi Kab.Palas, pada tanggal 03 Desesmber 2014, bertempat di Kediamannya Sibuhuan Kec Barumun
Wawancara dengan Sahrul Daimunte. Ketua IPK Kec.Barumun, pada tanggal 05 Desember 2014, bertempat di Jalan Cendrawasih Lingkungan 6 padang luar Kec. Barumun
BAB III
PERAN ELIT LOKAL DALAM KEMENANGAN PARTAI GOLKAR PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014
3.1 Aktivitas Elit lokal dalam Pemilu Legislatif
Dalam masyarakat yang menganut paham demokrasi, maka
keberadaan elit tidak bisa dilepaskan dari adanya proses sosial yang
berkembang. Dalam buku Larry Diamon “Developing Democracy toward
Consolidation” mengemukakan empat proses sosial utama yang
mendorong perkembangan elit yakni pertumbuhan penduduk,
pertumbuhan spesialisasi jabatan, pertumbuhan organisasi formal dan
perkembangan keagamaan moral.32
Dalam pengertian elite menunjukkan sekelompok orang dalam
masyarakat yang menempati kedudukan tertinggi. Dalam arti yang lebih
khusus dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang
tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan. Dalam
istilah yang lebih umum elite dimaksudkan kepada posisi dalam
masyarakat di puncak struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi Elit karena eksekutif terdiri dari
orang-orang yang mempunyai posisi strategis di bidang tertentu. Dengan posisi
yang strategis, Elite memperoleh kekuasaan mengontrol dan
mempengaruhi orang lain.
32
tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama,
pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.
Penelitian ini, sebagaimana disinggung elit politik lokal merujuk
pada individu-individu yang menduduki posisi jabatan politik di ranah
lokal. Seorang individu dapat meraih dan menduduki posisi jabatan
tersebut apabila yang bersangkutan mempunyai sumber daya sebagai basis
dan mampu mengoptimalkannya sehingga dapat mengantarkannya sebagai
elit politik lokal.
Masyarakat yang memiliki keberagaman etnis tinggi, ikatan
primordial etnisitas dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber
daya oleh seseorang yang berupaya merebut posisi jabatan sebagai elit
politik di ranah lokal. Hal ini karena dalam masyarakat tersebut tingkat
kompetisi untuk meraih kekuasaan juga tinggi. Salah satu tujuan yang
dilakukan elit yaitu berusaha untuk menjalankan program-program kerja
yang telah ditetapkan seperti, peningkatan kapasitas kader, mewujudkan
pengawasan kebijakan pemerintah, dan menyiapkan strategi dalam
pemiliu. Hal ini dilakukan berdasarkan visi dan misi partai golkar agar
dapat berjalan sesuai harapan masyarakat, sehinggah dapat meraih
kekuasaan tertinggi.
Penelitian ini akan menjelaskan hasil dari peran elit lokal dalam
pemenangan Pemilu legislatif tahun 2014 di Kabupaten Padang Lawas
bulan april, sejumlah peran elit mengambil peran penting untuk
pemenangan partai golkar dan mendapatkan kursi yang dominan di
parlemen. Terkait dengan hal itu beberapa narasumber yang mempunyai
kapasitas untuk memberikan data yang di butuhkan dalam pemenangan
partai golkar yang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
Pertama-pertama peneliti merumuskan apa yang menjadi dasar
pembahasan menyangkut tentang peran elit golkar dalam pemilu yang
telah berlangsung. Berdasarkan data yang telah di peroleh dari narasumber
mengenai proses pemenangan partai golkar, salah satu anggota elit golkar
dan sekaligus ketua DPRD Kabupaten Padang Lawas Bapak H. Sahwil
Nasution mengatakan:
“Dari Tahun 1998, saya telah masuk sebagai kader partai golkar dan aktif pada tahun 2006, sejak saat itu mempunyai misi untuk membangun dan mensejahterakan masyarakat Padang Lawas. Beberapa tahun kemudian saya mempunyai pengaruh yang besar didalam partai maupun terhadap masyarakat dan sekaligus sebagai elit golkar itu sendiri. Hal ini yang menjadi pendorong dalam tubuh partai untuk bisa bangkit serta mempertahankan kursi di parlemen”.33
Dari pemaparan diatas bahwa jelas sekali, elit golkar mempunyai
misi yang sangat kuat untuk membangun partai golkar serta menujukkan
kualitasnya di masyarakat dengan melaksanakan berbagai program yang
membangun mulai dari pendidikan, kesehatan, infrastruktur, ekonomi,
budaya dan sosial politik yang menjadi tujuan utama untuk mendapatkan
33
legitimasi dari masyarakat dan menjadi partai yang sangat berpengaruh
dalam meningkatkan sumber daya manusia.
Hal ini sangat berkaitan erat dengan apa yang dikatakan oleh
Pareto, masyarakat terbagi dalam dua kategori yaitu: lapisan elite yang
jumlahnya kecil dan mempunyai kemampuan memerintah (governing
elite), dan lapisan non elite yang jumlahnya besar yang ditakdirkan untuk
diperintah (non elit).34
“Ini tidak terlepas dari keinginan masyarakat dan kepercayaan masyarakat kepada Golkar yang sudah menjadi partai besar dan partai tertua”. Jadi termasuk Kepala Daerah, dalam hal ini Bupati Kab.Padang Lawas dan juga ketua DPP Kab.Padang Lawas. Kemenagan ini tidak terlepas dari figur beliau sebagai Ketua partai Golkar dan selama menjabat Bupati Kab. Padang Lawas sudah banyak dirasakan masyarakat dalam hal perubahan. Termasuk dalam masyarakat desa seperti pembangunan infrastruktur, kesehatan, pertanian dan pendidikan dan pelayanan masyarakat”.
Dari teori ini sangat jelas sekali bahwa antara
governing elite dan non elite saling membutuhkan dimana elite di dalam
partai menjadi roda pergerakan didalam partai maupun di masyarakat
untuk memberikan kesejahteraan yang maksimal. Seperti yang di
sampaikan oleh tokoh elite lainya yang mempunyai kedudukan sebagai
ketua fraksi partai golkar dan sekaligus sebagai anggota DPRD Bapak
Amri Fikal Siregar mengatakan bahwa:
35
Dari pemaparan pak Amrin Fikal bahwa Bupati sebagai ketua
partai Golkar Kab. Padang Lawas dikatakan sebagai figur yang sangat
berpengaruh. Sesuai cita-cita partai Golkar Suara Golkar Suara Rakyat.
34
SP. Varma. Op.Cit. Hal 199
35
Membangun dari desa. kepercayaan masyarakat yang besar tidak terlepas
dari karya Golkar yang sudah nyata yang sudah dirasakan oleh masyarakat.
Pendekatan yang dilakukan elit tidak terlepas dari pendekatan
membangun. Dengan karya nyata. Figur bupati Kab.Padang Lawas dan
juga sebagai ketua Golkar Kab. Padang Lawas mempengaruhi tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap Golkar sehinga memperoleh hasil yang
sangat signifikan di padang lawas ditahun 2014 ini. Kemudian hal ini juga
tidak terlepas dari kader yang sangat solid dan bekerja keras untuk meraih
suara. Kader dari koordinator desa, pengurus kecamatan sampai DPP
kabupaten berusaha keras untuk mendekati masyarakat dan selalu
menanyakan apa saja yang diingin kan masyarakat. Dengan demikian dari
kader menerima aspirasi mereka.
Pemilu yang telah berlangsung di Kabupaten Padang Lawas
memberikan sebuah tolak ukur bahwa golkar mempunyai eksistensi serta
mampu menunjukkan kualitasnya di tengah masyarakat maupun partai
lainnya. Seperti yang dikatakan oleh salah satu elit golkar Syarifuddin
Hasibuan sebagai wakil ketua bidang pemenangan pemilu:
dalam pemilu memilki kekuatan suara yang paling banyak dan mendapatkan mandat secara lagsung dari masyarakat ”.36
Aktivitas elit golkar dalam pemenangan pemilu merupakan hal
yang paling utama untuk mencapai hasil yang maksimal dan memperoleh
suara terbanyak serta kursi di parlemen. Hal ini yang menjadi tujuan dari
kader-kader partai golkar untuk menjaga eksistensinya di tengah-tengah
partai politik maupun masyarakat. Kemudian Golkar selalu melihat
kondisi masyarakat yang ada di Kab. Padang Lawas, kemudian melihat
masyarakat di tingkat pedesaan, Golkar bergerak untuk menawarkan
program-program agar masyarakat mau dan tetap memilih Golkar dan
masyarakat mau bersama partai Golkar. Adapun kegiatan kegiatan sosial
yang dilakukan oleh golkar dan ormas-ormas ditengah-tengah masyaraakat
seperti memberikan bantuan kepada masyarakat desa seperti membantu
pembangunan tempat-tempat ibadah dan membangun jembatan di daerah
areal perkebunan dan melaksanakan acara-acara perlombaan, seperti MTQ
dan juga perlombaan olahraga
Kemudian langkah berikutnya golkar, menghimpun seluruh
aspirasi yang muncul dari masyarakat dengan turun langsung dengan
melihat, mendengar apa yang menjadi persoalan baik persoalan aspirasi
pembangunan desa persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat,
menyangkut sengketa konflik agraria yang terjadi dimasyarakat, baik
antara masyarakat, kelompok, perusahaan dengan masyarakat. Persoalan
36
didalam masyarakat yang menjadi bahan langkah utama partai Golkar
khusunya DPRD yang di Golkar untuk memperjuangkannya.
Dalam pemenangan partai golkar pengaruh Ormas sangatlah
penting untuk mencari dukungan seperti Soksi, IPK, dan LMP. Karena
mereka menduduki jabatan-jabatan strategis dan mempunyai pengaruh
untuk memerintah orang lain dalam lingkup masyarakat. Organisasi
kemasyaraatan diperhitungkan untuk mendapatkan keuntungan dalam
memperoleh suara dalam ajang pemilihan umum legislatif yang terjadi di
Kab. Padang Lawas.
Partai golkar dengan beberapa dukungan dari sayap partai maupun
dari Ormas menjadi salah satu kekuatan untuk mencapai suara terbanyak.
Seperti organisasi IPK dan LMP (Laskar Merah Putih). Seperti yang di
sampaikan oleh salah satu non elit dari Ormas Bapak Darman MT
Hasibuan, sebagai ketua Soksi menyatakan bahwa:
“Kami sangat dekat dengan partai golkar karena kami merupakan sayap dari partai golkar. Hubungan kami sangat harmonis. Kami membentuk dan menjaring semua elemen kader dari Soksi yang ada di desa maupun di tingkat kecamatan untuk mendukung partai golkar dan semua calon legislatif yang bertarung setiap Dapilnya.”37
Dari pemaparana pak Darman diatas bahwa sayap partai golkar
mendukung sepenuhnya terhadap patai golkar, semua kader diturunkan
untuk menarik perhatian masyarakat baik dari kader yang ada di desa
samapai dengan kecamatan. sayap partai golkar mempunya tugas dan
37
fungsi masing-masing, salah satunya adalah sayap partai golkar menerima
aspirasi dan mewakili masyarakat dan menyampaikannya kepada
pemerintahan selain itu juga Soksi menceritakan elektablitas partai Golkar
kepada masyarakat dan meyakinkan kepada mereka bahwa Golkar sebagai
partai yang besar sebagai penampung aspirasi masyarakat dan
memperjuangkannya di parlemen. kemudian dari non elit yang mempunyai
dukungan penuh adalah IPK seperti yang disampaikan oleh Bapak Sahrul
Dalimunte sebagai ketua IPK menyatakan bahwa:
“Kalau saya secara pribadi dekat dengan golkar, Saya sudah lama mengenal partai golkar dan saya secara pribadi sering ikut dengan golkar.Lebih tepatnya saya masih mengetahui Visi dan Misi golkar. Sedangkan IPK sendiri sangat dekat dengan partai golkar dan kami mendukung visi misi golkar dan program-program kerjanya serta pemenangan kader-kader golkar yang bertarung di DPRD dan juga mendukung seutuhnya kemenangan golkar”38
Dari pemaparan diatas bahwa IPK menghimbau kepada seluruh
kader di kecamatan untuk turun langsung ke masyarakat desa untuk
mendukung Golkar dan menyampaikan progaram-program Golkar
kedepannya. dan meyakinkan kepada masyarakat bahwa Golkar itu adalah
partai yang besar dan dengan kebesarannya itu akan berpihak kepada
masyarakat bawah. IPK memberikan dukungan kepada golkar secara
sukarela untuk memberikan kemajuan secara keseluruhan di Kabupaten
Padang Lawas. Selanjutanya LMP mencari dukungan kepada masyarakat
dan sekaligus memnghimpun kader untuk bisa bergabung dan
38
mempejuangkan hak setiap masyarakat. Sedangkan ketua LMP (Laskar
Merah Putih) Bapak Sultan Harahap memberikan penjelasannya terkait
dukungan LMP terhadap Golkar, ia mengatakan bahwa:
“Saya mengenal partai Golkar dari dulu, karena partai golkar itu salah satu partai yang tertua, dan saya tahu betul pemerintahan sekarang yang ada di Kabupaten Padang Lawas kebanyakan dominan oleh kader-kader partai golkar. Sebagai ketua LMP saya memberikan dukungan penuh dengan tujuan untuk melakukan pembenahan dan ikut berperan aktif membangun kebersamaan dan menyatukan komitmen untuk mendukung program pemerintah yang memenuhi kepentingan rakyat dengan turun langsung bersama kader-kader golkar terutama yang bertarung di legislative dan menerima aspirasi masyarakat serta mengajak masyarakat untuk memilih partai golkar dalam pemilu legislative yang akan berlangsung”39
Dari pemaparan pak Sutan dalam memberi dukungan kepada partai
golkar, organisasi LMP turun lansung kemasyarakat dalam menyampaikan
program yang membangun mulai dari pendidikan, ekonomi, kesehatan
dan infrastruktur serta mengajak masyarakat untuk memilih partai golkar
lewat pemilu yang akan berlangsung dengan harapan bisa tercapai
kesejahteraan rakyat. Dengan kekuasaan yang dimiliki oleh partai golkar
dan LMP mempunyai kekuatan yang besar untuk mempengaruhi
masyarakat serta mewujudkan mimpi dan cita-cita masyarakat seperti yang
dikatakan oleh Max Weber bahwa kekuasaan adalah kesempatan dari
seseorang atau sekelompok orang untuk menyadarkan masyarakat akan
kemauan kemauannya sendiri, dengan sekaligus menerapkannya terhadap
tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan-golongan
39
tertentu.40
Beberapa dukungan baik dari sayap partai maupun dari Ormas
mempunyai tujuan yang sama untuk mewujudkan tujuan dari golkar.
dukungan didapat dari Soksi IPK dan LMP yang menjadi basis kekuatan
partai golkar untuk bertarung dalam pemilu legislative, hal ini yang
menjadi kekuatan golkar yang telah memperoleh suara terbanyak dan kursi
di parlemen dengan menempatkan mereka di urutan pertama dan
memperoleh kursi yang mewakili setiap Daerah pemilihan
Dengan demikian kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau
sekelompok orang untuk memengaruhi pikiran atau tingkah laku orang
atau kelompok orang lain, sehingga orang yang dipengaruhi itu mau
melakukan sesuatu yang sebetulnya orang itu enggan melakukannya.
3.2. Pandangan Masyarakat Terhadap Partai Golkar dalam Pemilu Legislatif 2014 di Kab. Padang Lawas.
Ramlan Surbakti dalam Bukunya yang berjudul “Memahami Ilmu
Politik” menyatakan bahwa pilihan rasional melihat kegiatan perilaku
memilih sebagai produk kalkulasi antara untung dan rugi.41
40
Soerjono Soekanto. OP.Cit.Hal. 262
Ini disebabkan
karena pemilih tidak hanya mempertimbangkan ongkos memilih dan
kemungkinan suaranya dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan, tetapi
juga perbedaan dari alternatif-alternatif berupa pilihan yang ada. Pemilih di
41
dalam pendekatan ini diasumsikan memiliki motivasi, prinsip, pendidikan,
pengetahuan, dan informasi yang cukup. Pilihan politik yang mereka ambil
dalam pemilu bukanlah karena faktor kebetulan atau kebiasan melainkan
menurut pemikiran dan pertimbangan yang logis. Berdasarkan informasi,
pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki pemilih memutuskan harus
menentukan pilihannya dengan pertimbangan untung dan ruginya untuk
menetapkan pilihan atas alternatif-alternatif yang ada kepada pilihan yang
terbaik dan yang paling menguntungkan baik untuk kepentingan sendiri
(self-interest) maupun untuk kepentingan umum.
Terkait dengan kondisi bermasyarakat, pandangan adalah proses
penilaian seseorang atau sekelompok orang terhadap objek, peristiwa
dengan melibatkan pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan objek
tersebut, melalui proses kognisi dan afeksi untuk membentuk objek
tersebut. Pengetahuan masyarakat dapat didefinisikan sebagai rangkaian
proses kognisi atau pengenalan dan afeksi atau aktifitas evaluasi emosional
ketertarikan masyarakat terhadap suatu objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan cara menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan tersebut dengan menggunakan media pendengaran,
penglihatan, peraba dan sebagainya. Dalam ini jelas, Elit lokal menjadi
tolak ukur masyarakatnya dikarenakan banyak hal yang berkenaan dengan
atas. hal ini sesuai dengan wawancara dengan ketua fraksi partai Golkar
pak Amrin Fikal bahwa:
“Kita sebagai kader, menyampaikan informasi tentang program yang mendukung masyarakat. Dan hadir ditengah-tengah masyarakat sebagai pejuang kepentingan rakyat. Kita menjaga amanah rakyat sesuai konstitusi. Yang terakhir sesuai visi misi golkar yang menjadi garda terdepan dan terutama pencetus ide dan melakukan perubahan-perubahan baik secara pemikiran konsep maupun tindakan.”42
Dari pemaparan beliau bahwa elite harus menjaga kepercayaan dan
memperjuangkan setiap aspirasi masyarakat dan melakukan
perubahan-perubahan yang mendukung kepada maasyarakat agar tetap bisa menarik
perhatian dengan harapan agar masyarakat memilih partai Golkar dan elit
yang mencalonkan diri sebagai caleg di dalam tubuh partai Golkar pada
pemilihan umum legilslatif tahun 2014 di Kab. Padang Lawas.
Melihat elite dalam melaksanakan kekuasaanya sebagai kader
golkar dalam hal mempengaruhi masyarakat Dengan melakukan berbagai
kegiatan yang menunjang kemenangan partai golkar pada pemilihan umum
legislative tahub 2014. Disamping itu kekuasaan diartikan sebagai
kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada
pada pemegang kekuasaan. Kekuasaan terdapat di semua bidang kehidupan
dan dijalankan. Kekuasaan mencakup kemampuan untuk memerintah dan
juga untuk memberi keputusan-keputusan yang secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi tindakan-tindakan pihak-pihak lainnya.
42
Meriam budiardjo dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar Ilmu Politik”
menyebutkan bahwa kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau
sekelompok orang untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau
sekelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai
dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mmpunyai kekuasaan itu.43
Pandangan masyarakat dalam hal ini, tidak terlepas dari bagaimana
mereka melihat partai golkar yang ada di Padang Lawas, begitu juga dengan
peran elit yang mempunyai kekuasaan untuk bisa mempengaruhi dan
mengajak masyarakat untuk bisa berpartisipasi. Sesuai dengan hasil
wawancara dengan tokoh masyarakat, salah satunya Bapak Abdul Gani ia
mengatakan bahwa:
“Menurut saya yang paling berpengaruh, adalah Bupati dan Ketua DPRD Padang Lawas yang sekarang, dan juga kader-kader dari partai itu sendiri”.44
Dari pemaparan beliau, masyarakat melihat bahwa yang paling
berpengaruh adalah Bupati Padang Lawas, yakni TSO dan ketua DPRD
Kab.Padang Lawas sekarang. Mereka melihat bahwa sosok atau figur Bupati
Kab. Padang Lawas yang notabene merupakan kader partai Golkar sangatlah
Kuat didalam pikiran masyarakat setempat yang ada di Kab.Padang Lawas.
Adapun Unsur – unsur kekuasaan yang didapat dijumpai dalam masyarakat
mempunyai beberapa unsur pokok yaitu.45
43
Merian Budiardjo.Op.Cit. Hal 17-18
Di dalam sistem pemujaan,
44
Hasil wawancaradenganAbdul Gani (Mantan Kepala Desa Parmainan) di kediamnnya yang bertempat di Desa Parmainan Kec. Hutaraja tinggi pada tanggal 15 Desember 2014
45
seseorang atau sekelompok orang yang memegang kekuasaan mempunyai
dasar pemujaan dari orang-orang lain. Akibatnya adalah segala tindakan
penguasa dibenarkan atau setidak-tidaknya dianggap benar.
Pendekatan yang dilakukan calon legislatif dari partai golkar
kepada masyarakat dengan memberikan bantuan untuk pembangunan
masjid, dan memberikan bantuan untuk pembuatan jembatan di lahan lahan
perkebunan yang tersebar luas di Kab. Padang Lawas. bahkan mereka
langsung mendatangi rumah rumah penduduk untuk dapat memperoleh
kemenangan pada saat dilangsungkannya pemilu legislatif tahun 2014 di
Kab. Padang Lawas. Salah satu tokoh masyarakat lain, Bapak H. Gading
Hasibuan mengatakan bahwa:
“Mereka melakukan pendekatan dengan melalui tokoh masyarakat dan toko agama yang ada di daerah ini. Dan mereka juga terlihat melakukan perlombaan olahraga sepak bola tingkat kcmatan selain itu mereka memberikan bantuan bantuan kepada masyarakat. Seperti bantuan untuk pembangunan mesjid dan juga membangun jembatan di daerah perkebunan. Menurut saya pendekatan yang dilakukan mereka itu sudah cukup bagus di desa ini.”46
Dari pemaparan Pak H. Gading Golkar dalam pemiliu legislatif
tahun 2014 yang lalu juga meminta dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat
yang berpengaruh di daerah ini. Secara keseluruhan narasumber
mengatakan bahwa pendekatan yang dilakukan oleh elit lokal partai
Golkar maupun ormas yang mendukung partai Golkar dalam pemenangan
pada pemilu legislatif sudah cukup baik dan efektif. Strategi menurut
46
Arnold Steinberg adalah rencana untuk tindakan penyusunan dan
pelaksanaan strategi mempengaruhi suskses atau gagalnya strategi pada
akhirnya.47
Masyarakat disetiap daerah pemilihan masing-masing sangat
responsif dan antusias terhadap pemilihan umum legislatif pada tahun 2014
di Kab.Padang Lawas. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan bapak
Herman Lubis
Dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja,
memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan
prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam
pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.
“Respon masyakat didesa ini dalam pemiu legislatif terbilang masyarakat semua memilih pilihannya sendiri.”48
Dalam pemaparan beliau bahwa setiap masyarakat sudah
mempunyai calon sendiri untuk dipilih dalam pemilihan umum legislatif
2014 dan sangat sedikit masyarakat yang golput atau tidak memilih pada
pemilu legislatif. Pada dasarnya political marketing menurut Adam Nursal,
yakni sebagai strategi kampanye politik untuk membentuk serangkain
makna politis tertentu didalam pikiran para pemilih. Serangkain makna
politis yang terbentuk didalam pikiran para pemilih untuk memilih para
kontestan tertentu. Makna politis inilah yang menjadi output penting
47
Toni Adrianus Pito, at.all. Op.Cit. Hal 196 48
marketing politik yang menentukan pihak mana yang akan dipilih oleh
pemilih.49
Secara keseluruhan pendekatan yang dilakukan elit maupun calon
legislatif dari partai golkar cukup memberikan dampak kepada masyarakat
untuk memilih partai golkar.
“Pendekatannya cukup memberikan dampak kepada masyarakat. Terlihat suara partai Golkar meraup suara terbanyak dan memenangkan salah satu caleg dari partai Golkar dari pemilihan darah ini.Dan juga di kabupaten padang lawas saya lihat golkar lah pemenangnya.”50
Terlihat suara partai Golkar meraup suara terbanyak Kab.Padang
Lawas, walaupun ada juga di beberapa desa partai Golkar tidak meraih
kemenangan. Namun apabila dikatakan secara kolektifitas setiap kegiatan
dan pendekatan yang dilakukan partai Golkar sangat besar dampaknya
terhadap kemenangan partai Golkar itu sendiri dan caleg dari partai Golkar
yang menajdi perwakilan di setiap desa yang ada di Kab.Padang Lawas pada
pemilihan umum legislative tahun 2014 yang lalu.
49
Rudi Sakam Sinaga. Op.Cit. Hal 41 50
3.3. Kemenangan Partai Golkar dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 di Kab. Padang Lawas
Dalam kemenangan partai golkar di daerah Kab. Padang Lawas ada
sosok penguasa daerah, dalam hal ini Bupati dan Ketua DPRD menjadi
sosok sentral ditengah-tengah masyarakat, dimana keduanya merupakan
kader dari partai yang juga bertarung dalam perolehan suara di pemilihan
umum legislatif, yakni partai Golkar. Dalam menganalisa kedudukan elit
dalam masyarakat, elemen yang perlu di perhatikan adalah konsep
kekuasaan. Hal ini disadari bahwa elit dan kekuasaan merupakan dua
variabel yang tidak dapat dipisahkan, karena elit merupakan sekelompok
orang yang memiliki sumber-sumber kekuasaan dan sebaliknya. Kekuasaan
merupakan salah satu unsur terbentuknya elit. Sedangkan kekuaasaan
menurut Meriam budiardjo dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar Ilmu
Politik” menyebutkan bahwa kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau
sekelompok orang untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau
sekelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai
dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu.51
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa, kekuasaan diperoleh
karena adanya sumber-sumber yang dimiliki oleh seseorang atau
kelompok, yang dapat dijadikan alat atau sarana untuk mempengaruhi
orang lain atau kelompok sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
51
pemegang kekuasaan, Sehingga dapat mempengaruhi seseorang agar
bertingkah laku sesuai dengan yang diinginkan.
Isu-isu dari sebuah partai politik dan kandidat yang dicalonkan
memiliki peranan yang penting dalam menentukan dan merubah referensi
pilihan politik seorang pemilih karena melalui penilaian terhadap isu-isu
politik dan kandidat dengan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang
rasional. Kemenangan partai golkar akan di tentukan oleh elit-elit yang ada
dalam partai serta sayap partai golkar dan Ormas yang mendukung partai
golkar.
Elit lokal yang ada di Kab. Padang Lawas dominan mengatakan
bahwa mereka terlibat langsung dalam proses pemenangan terhadap partai
Golkar ataupun caleg yang mereka usung dalam rangka memenangkan
suara partai Golkar dan menempatkan perwakilan mereka di kursi
parlemen melalui berbagai cara, baik langsung datang ke tengah- tengah
masyarakat ataupun melakukan kordinasi dari tingkat desa sampai dengan
kecamatan. Hal ini juga sangat berkaitan dengan adanya sosok Bupati dan
Ketua DPRD yang memang berasal dari partai Golkar, sehingga sangat
mudah dan tidak terlalu sulit untuk dapat diketahui oleh masyarakat sosok
partai yang mereka wakilkan dan mengajak masyarakat untuk dapat
memilih partai tersebut dalam Pemilihan umum legislatif di Kab.Padang
Untuk meraih kepercayaan masyarakat elit mengimplementasikan
janji mereka sesuai dengan harapan masyarakat, sehingga ada salah satu
incumbent dan kembali menang dalam pertarungan pemilihan umum
legislatif di Kab. Padang Lawas pada tahun 2014, hal itu terjadi karena
calon incumben tersebut telah mengetahui apa yang menjadi kebutuhan
dasar masyarakat, sehinggah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
Elit lokal non-politik juga dominan mengatakan walaupun tidak
mendapatkan imbalan, mereka bersedia untuk berjuang demi nama partai
Golkar dengan mendengarkan apa yang menjadi keluhan masyarakat dan
merangkum semua yang menjadi kebutuhan masyarakat dan memberikan
dukungan kepada kader partai Golkar yang akan duduk di Parlemen,
sehingga masyarakat merasakan apa yang menjadi aspirasinya dapat di
dengarkan dan kemudian dijadikan sebuah kebijakan yang nantinya dapat
berdampak dalam kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan rakyat.
Secara keseluruhan elit lokal yang ada di Kab. Padang Lawas baik
individu ataupun ormas secara langsung maupun tidak langsung telah
menggunakan wewenang yang mereka miliki untuk memenangkan partai
Golkar, kemudian dengan menonjolkan sosok seorang Bupati dan Ketua
DPRD Kab. Padang Lawas untuk dapat menarik massa dalam memperoleh
dukungan di ajang Pemilihan umum legislatif pada tahun 2014 di Kab.
Hal ini juga didukung dengan data wawancara yang diperoleh dari
beberapa masyarakat dari desa yang berbeda, dari lima narasumber yang
dimintai keterangan seputar apa yang dilakukan oleh elit partai Golkar
untuk mendapatkan suara dan memperoleh kemenangan dalam pemilu
Legislatif tahun 2014 di Kab. Padang Lawas, masyarakat mengatakan
banyak elit partai Golkar baik elit politik maupun non politik berhasil
menarik perhatian mereka dengan melakukan banyak kegiatan sosial yang
sangat berkenaan dengan masyarakat.
Melalui pendekatan tersebut masyarakat di Kab. Padang Lawas
merasa yang dilakukan oleh elit tersebut dapat mempengaruhi mereka
untuk memilih partai golkar pada saat pemilihan umum legislatif pada
tanggal 9 April 2014. Walaupun ada salah satu desa yang tidak merasakan
imbas dari apa yang dilakukan oleh elit partai Golkar, namun secara
mayoritas desa-desa di Kab. Padang lawas merasakan langsung apa yang
sudah dilakukan oleh elit dalam melakukan sosialisasi maupun konsolidasi
kepada masyarakat sehinggah pada saat berlangsungnya pemilihan umum
legislatif tahun 2014 di Kab. Padang Lawas masyarakat dapat memilih
partai Golkar.
Pemilihan umum yang sudah berlangsung di Kabupaten Padang
Lawas, memberikan hasil yang sangat baik di dalam partai golkar. Hal ini
keinginan seorang calon legislatif untuk bisa mendapatkan kursi dan
Padang Lawas memberikan pilihannya kepada partai golkar maupun
kepada caleg, karena mereka anggap kualitas partai golkar dapat dirasakan
oleh masyarakat. Selain itu juga masyarakat lebih mengenal betul siapa
orang-orang yang ada didalam partai golkar. Seperti Bupati Padang Lawas
yang dianggap sosok figur yang hadir di tengah-tengah masyarakat
memberikan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat sampai kepada
lapisan masyarakat terbawah dalam mewujudkan kesejahteraan. Berikut
tabel perolehan suara partai golkar:
Tabel: V
Perolehan Suara Partai Golkar Tahun 2009 dan 2014
Daerah Pemilihan Perolehan Suara
Dapil IV
Sumber: KPUD Padang Lawas
Dari tabel diatas, Partai Golkar dalam mengikuti pemilihan umum
legislatif tahun 2009 memperoleh suara secara keseluruhan 9.134 dan
mendapatkan kursi sebanyak 5 kursi di legislatif. Dengan demikian Partai
Golkar mempunyai perwakilan di setiap dapilnya, dengan perolehan suara
ini Golkar menempati di urutan kedua, sementara yang memperolehan
suara terbanyak dimenangkan oleh Partai Demokrat dengan perolehan
suara 12.010 dan memperoleh 5 kursi. kemudian partai PKPB (Partai
Karya Peduli Bangsa) di urutan ketiga dengan perolehan 9.02652
Pada tahun 2014 partai golkar kembali memberikan pengaruh yang
sangat signifikan pada Pemilu yang dilaksanakan pada tanggal 09 April
2014, dimana partai Golkar kembali menunjukkan kekuatan sebagai partai suara dan
mendapatkan 4 kursi di Legislatif. Partai Golkar terus berusaha untuk
menaikkan elektabitasnya dalam Pemilu 2014, dengan beberapa tokoh elit
yang dianggap sangat berpengaruh dalam partai gokar.
52
yang besar dengan memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan umum
yang telah berlangsung dengan perolehan 20.515 suara dan 5 kursi
legislatif di DPRD Kabupaten Padang Lawas dari total 30 kursi Legislatif
yang diperebutkan, dan di posisi kedua yakni partai Hanura dengan
perolehan Suara 16.577 suara dan memperoleh 4 kursi di Legislatif
kemudian di posisi ketiga Partai Demokrat dengan perolehan suara 13.512
suara dan memperoleh 4 kursi di legislatif. Hal ini menempati Partai
Golkar sebagai suara terbanyak di Kab. Padang Lawas. Dengan begitu
Peran elit lokal terhadap pemenangan partai Golkar pada pemilihan umum
legislatif tahun 2014 di Kab.Padang lawas berhasil membawa dampak
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
1. Pemenangan partai Golkar banyak di pengaruhi oleh elit-elit yang
berasal dari golkar itu sendiri maupun dari Ormas. Salah satu yang
menunjukkan elektabilitas golkar adalah ketua partai golkar yang
menjabat sebagai Bupati Padang Lawas, dan di ikuti oleh kader-kader
partai golkar. Sementara dari non elit itu sendiri berasal dari sayap
partai gokar itu sendiri yaitu Soksi (Sentral Organisasi Karyawan
Swadiri Indonesia), dan di dukung oleh beberapa Ormas yaitu: IPK
(Ikatan Pemuda Karya), dan LMP (Laskar Merah Putih).
2. Elit lokal yang mendukung partai Gokar sangat mempengaruhi
masyarakat menjelang pemilu dengan mengadakan sosialisasi dan
menerima aspirasi masyarakat yang menyangkut kebutuhan, semua
kader dari tingkat desa sampai Kecamatan ikut dalam sosialisasi serta
bergerak dalam strategi kemenangan untuk meraih hasil yang
maksimal.
3. Salah satu yang paling kuat dalam tubuh partai golkar adalah elit yang
ada dalam partai itu sendiri yang mempunyai kedudukan penting di
Kabupaten Padang Lawas yang menjabat sebagai Bupati. Masyarakat
sehinggah ini salah satu yang menaikkan suara golkar dalam pemilu
yang sudah berlangsung. Golkar mendapatkan tempat di
tengah-tengah masyarakat sebagai partai yang mampu mewujudkan
kesejahteraan dan memberikan pelayanan yang baik, serta menerima
apirasi yang menjadi kebutuhan masyarakat.
4. Kemenangan partai Golkar membuktikan bahwa mereka salah satu
partai yang besar, dengan terlaksana pemilu pada bulan april tahun
2014 menunjukkan hasil yang maksimal dengan memperoleh 20.515
suara dengan memperoleh 5 kursi di legislatif dari total 30 kursi
legislatif yang diperebutkan. Pemilu yang telah berlangsung di Padang
Lawas menjadi milik partai golkar dengan meraih kemenangan penuh
yang menempatkan mereka di urutan pertama dengan suara yang
paling banyak kemudian di ikuti oleh partai Hanura dan partai
4. 2. Saran
Saran peneliti terhadap peran elit lokal terhadap pemenangan partai
Golkar di Kab.Padang Lawas ialah:
1. Elit yang mendukung partai golkar agar tetap menerima dan
menyalurkan aspirasi masyarakat dan harus mengetahui betul apa
yang menjadi kebutuhan masyarakat.
2. Elit yang telah duduk di legislatif agar mampu melaksanakan
tugasnya dan tetap hadir di tengah-tengah masyarakat mulai dari
lapisan bawah sampi keatas dengan harapan bisa mewujudkan
keinginan/kebutuhan masyarkat.
3. Elit lokal harus dapat berkomunikasi dengan masyarakat sehingga
kedekatan emosional yang selama ini sudah terbangun tetap
terjalin, walaupun hasil untuk partai Golkar sangat memuaskan
untuk daerah Kab. Padang Lawas, bukan berarti tugas telah usai,
namun banyak langkah nyata yang harus dikerjakan demi
kepentingan masyarakat yang sudah mendukung partai Golkar saat
BAB II
DESKRIPSI LOKASI DAN ELIT KAB. PADANG LAWAS
2.1 Profil Kabupaten Padang Lawas
2.1.1 Sejarah Kabupaten Padang Lawas
Pada zaman penjajahan Belanda, Kabupaten Tapanuli Selatan disebut
AFDEELING PADANG SIDIMPUAN yang dikepalai oleh seorang Residen
yang berkedudukan di Padang Sidimpuan. Afdeeling Padang Sidimpuan
dibagi atas 3 (tiga) onder afdeling, masing-masing dikepalai oleh seorang
Contreleur dibantu oleh masing-masing Demang, yaitu :
1. Onder Afdeeling Angkola dan Sipirok, berkedudukan di Padang
Sidimpuan. Onder ini dibagi atas 3 distrik, masing-masing dikepalai
oleh seorang Asisten Demang, yaitu :
a. Distrik Angkola berkedudukan di Padang Sidimpuan
b. Distrik Batang Toru berkedudukan di Batang Toru
c. Distrik Sipirok berkedudukan di Sipirok
2. Onder Afdeeling Padang Lawas, berkedudukan di Sibuhuan. Onder ini
dibagi atas 3 onder distrik, masing-masing dikepalai oleh seorang
Asisten Demang, yaitu :
a. Distrik Padang Bolak berkedudukan di Gunung Tua
b. Distrik Barumun dan Sosa berkedudukan di Sibuhuan
3. Onder Afdeeling Mandailing dan Natal, berkedudukan di Kota Nopan.
Onder ini dibagi atas 5 onder distrik, masing-masing dikepalai oleh
seorang Asisten Demang, yaitu :
a. Distrik Panyabungan berkedudukan di Panyabungan
b. Distrik Kota Nopan berkedudukan di Kota Nopan
c. Distrik Muara Sipongi berkedudukan di Muara Sipongi
d. Distrik Natal berkedudukan di Natal
e. Distrik Batang Natal berkedudukan di Muara Soma
Tiap-tiap onder distrik dibagi atas beberapa Luhat yang dikepalai
olehseorang Kepala Luhat (Kepala Kuria) dan tiap-tiap Luhat dibagi atas
beberapakampung yang dikepalai oleh seorang Kepala Hoofd dan dibantu
oleh seorangKepala Ripo apabila kampung tersebut mempunyai penduduk
yang besarjumlahnya.
Daerah Padang Lawas dijadikan suatu Kabupaten yang dikepalai oleeh
seorang Bupati berkedudukan di Sibuhuan. Bupati pertamanya adalah Ir.H.
Soripada Harahap dan kemudian Basyrah Lubis. Pada tahun 2002 sesuai
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor 4 Tahun 2002
tentang Pembentukan Kecamatan Sayur Matinggi, Marancar, Aek Bilah, Ulu
Barumun, Lubuk Barumun, Portibi, Huta Raja Tinggi, Batang Lubu Sutam,
Kecamatan-kecamatan yang dibentuk sebagaimana tersebut
diatasberasal dari :
1. Kecamatan Sayur Matinggi dengan ibukotanya Sayur matinggi
berasal dari sebagianKecamatan Batang Angkola.
2. Kecamatan Marancar dengan ibu kotanya Marancar berasal dari
sebagian Kecamatan Batang Toru.
3. Kecamatan Aek Bilah dengan ibukotanya Biru berasal dari
sebagian Kecamatan Saipar Dolok Hole.
4. Kecamatan Ulu Barumun dengan ibukotanya Pasar Paringgonan
berasal dari sebagian Kecamatan Barumun.
5. Kecamatan Lubuk Barumun dengan ibukotanya Pasar Latong
berasal dari sebagian Kecamatan Barumun. Kecamatan Portibi
dengan ibukotanya Portibi berasal dari sebagian Kecamatan
Padang Bolak.
6. Kecamatan Huta Raja Tinggi dengan ibukotanya Huta Raja Tinggi
berasal dari sebagian Kecamatan Sosa.
7. Kecamatan Batang Lubu Sutam dengan ibu kotanya Pinarik berasal
dari sebagian Kecamatan Sosa.
8. Kecamatan Simangambat dengan ibukotanya Langkimat berasal
dari sebagian Kecamatan Barumun Tengah.
9. Kecamatan Huristak dengan ibukotanya Huristak berasal dari
Dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2007 dan disyahkan pada tanggal 10 Agustus 2007 tentang
pembentukan Kabupaten Padang Lawas Utara dan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 dan disyahkan pada tanggal 10
Agustus 2007 tentang pembentukan Kabupaten Padang Lawas maka
Kabupaten Tapanuli Selatan dimekarkan menjadi 3 Kabupaten, yaitu
Kabupaten Padang Lawas Utara (Ibukotanya Gunung Tua) dengan jumlah
daerah Administrasi 8 Kecamatan ditambah 10 desa dari Wilayah
Kecamatan Padang Sidimpuan Timur dan Kabupaten Padang Lawas
(Ibukotanya Sibuhuan) dengan jumlah daerah administrasi 12 Kecamatan
sedangkan Kabupaten Tapanuli Selatan (ibukotanya Sipirok) dengan jumlah
daerah administrasi 11 Kecamatan.
Tabel I
Bupati Padang Lawas Periode Ke Periode
No Nama Bupati Periode
1. Ir.H.Soripada Harahap 2007 – 2009
2. Basyrah Lubis 2009 – 2012
3. H. Ali Sutan Harahap 2012 – Sekarang
Tabel II
Kecamatan dan Luas Wilayah di Kabupaten Padang Lawas
Kecamatan/District Luas/ Area (Km2) Distribusi Luas/
Distribution of Area (%)
Sosopan 407,52 9,63
Ulu Barumun 241,37 5,71
Barumun 119,50 2,83
Barumun selatan 122,60 2,90
Lubuk Barumun 300,23 7,10
Sosa 611,85 14,46
Batang Lubu Sutam 686,00 13,85
Hutaraja Tinggi 408,00 9,65
Huristak 357,65 8,46
Barumun Tengah 443,09 10,47
Aek Nabara Barumun 487,75 11,57
Sihapas Barumun 144,43 3,41
Jumlah Luas Kab. Padang
Lawas
4229,99
2.1.2 Letak Wilayah
Kabupaten Padang Lawas terletak antara: 1o26’ ‐ 2o11’ Lintang Utara
91o01’ – 95o53’ Bujur Timur dengan luas wilayah 4.229,99 km2. Ketinggian
Berkisar antara: 0 – 1.915 m2 di atas permukaan laut.31
Kemiringan Tanah:
a. Datar : 26.863 Ha ( 6,35 % )
b. Landai : 48.739 Ha ( 11,52 % )
c. Berbukit‐bukit : 67.664 Ha ( 16 % )
d. Bergunung : 279.733 Ha ( 66.13 % )
Wilayah Kabupaten Padang Lawas berbatasan dengan:
a. Utara :Kabupaten Padang Lawas Utara
b. Timur :Kabupaten Rokan Hulu (ProvinsiRiau)
c. Selatan :Kabupaten Pasaman (Provinsi Sumatera
Barat) dan Kecamatan Siabu (Kabupaten
Mandailing Natal)
d. Barat :Kecamatan Gunung Malintang (Kabupaten
Mandailing Natal) Kecamatan Sayur
Matinggi dan Kecamatan Batang Angkola
(Kabupaten Tapanuli Selatan).
31
Peta Kabupaten Padang Lawas
Sumber : BPS Kabupaten Padang Lawas 2014
2.1.3 Penduduk
Berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2011, jumlah
penduduk di Kabupaten Padang Lawas sebanyak 225.259 jiwa dengan
kepadatan penduduk sebesar 53 jiwa per km2 sedangkan Jumlah penduduk
Padang Lawas pada tahun 2012 sebanyak 232.166 jiwa dengan kepadatan
penduduk sebesar 54 jiwa per km2. Jumlah penduduk laki-laki Padang
persen yang artinya dari100 orang perempuan terdapat kira-kira 100 orang
penduduk laki-laki.
Bila dilihat per Kecamatan maka kecamatan Barumun merupakan
Kecamatan yang penduduknya terbesar dibanding kecamatan lainnya.
Kecamatan Barumun juga merupakan kecamatan terpadat di Padang Lawas
dengan kepadatan mencapai 376 jiwa per km2. Adapun kecamatan dengan
jumlah penduduk terendah adalah Sihapas Barumun dan kepadatan
penduduk terendah adalah Batang Lubu Sutam.
Berdasaarkan kelompok umur, penduduk Padang Lawas tergolong
penduduk muda. Hal ini terlihat dari model piramida penduduk yang
mengerucut keatas, atau dengan kata lain jumlah penduduk berumur muda
lebih besar dibanding penduduk tua. Bila dibanding penduduk usia
produktif( usua 15-64 tahun) dengan penduduk usia tidak produktif (0- 14
tahun dan 65 tahun ke atas). Maka rasio beban ketergantungan penduduk
Padang Lawas tahun 2012 adalah sebesar 71 persen yang artinya setiap 100
orang penduduk usia produktif menanggung sekitar 71 orang penduduk usia
Tabel III
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Kelompok Umur Jumlah Total Total
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
0-4 17175 16509 33684
5-9 14575 13940 2828515
10-14 14094 13415 27509
15-19 11368 11160 22528
20-24 10061 10115 20176
30-34 8563 8606 17169
35-39 7619 7259 15148
40-44 6156 6370 12526
45-49 5336 5461 10797
50-54 4156 4265 8421
55-59 2991 3160 6151
60-64 1992 2285 4277
65-69 1259 4470 2729
70-74 806 1026 1832
75+ 789 1116 1905
Padang Lawas 116289 115877 232166
2.2 Partai Golkar
2.2.1 Sejarah Berdirinya Partai Golkar
Kelahiran Golkar dimulai dari proses pengorganisasian yang
dilakukan secara teraratur sejak tahun 1960 yang dipelopori ABRI khususnya
TNI-AD, dan secara eksplisit organisasi Golongan Karya lahir pada tanggal
20 Oktober1964 dengan nama Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber
Golkar), dengan tujuan semula untuk mengimbangi dominasi kekusaan
politik PKI, dan perlawanan terhadap rongrongan dari PKI beserta ormasnya.
Selanjutnya Sekber GOLKAR beranggotakan 61 organisasi fungsional yang
kemudian berkembang menjadi 291 organisasi fungsional. Perkembangan
yang cukup signifikan ini terjadi karena adanya kesamaan visi di antara
masing-masing anggota.
Organisasi-organisasi yang terhimpun ke dalam Sekber GOLKAR ini
kemudiandikelompokkan berdasarkan kekaryaannya kedalam 7 (tujuh)
Kelompok Induk Organisasi (KINO), yaitu:
1. Koperasi Serbaguna Gotong Royong (KOSGORO)
2. Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI)
3. Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR)
4. Organisasi Profesi
5. Ormas Pertahanan Keamanan (HANKAM)
6. Gerakan Karya Rakyat Indonesia (GAKARI)
Maka lahirnya Sekber Golkar yang merupakan wadah bagi golongan
fungsional/golongan karya murni, yang tidak berada dibawah arus
pengaruh kekuatan politik tertentu. Jumlah anggota Sekber Golkar ini
bertambah dengan pesat, karena golongan fungsional lain yang menjadi
anggota Sekber Golkar, dalam Front Nasional menyadari bahwa
perjuangan dari organisasi fungsional serta untuk menjaga keutuhan
eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945. Perkembangan dari Golkar sendiri sangat
ditunjang oleh keberadaan ABRI,yang menyatu kedalam tubuh Golkar,
Karena Golkar dipimpin ABRI aktif, dan faktanya tokoh ABRI
begitu berpengaruh dalam terbentuknya Institusiini. Golongan Karya
kemudian disebut juga sebagai masyarakat kekaryaan,yang terdiri dari
golongan fungsional, selanjutnya ada penggolongan keanggotaan yang
berasal dari warga Negara Indonesia sesuai dengan pekerjaannya dalam
lapangan produksi yang ada yakni:
1. Angkatan Buruh/Petani
2. Angkatan Tani dan nelayan
3. Angkatan Pengusaha Nasional
4. Angkatan Bersenjata (Angkatan Darat, Angkatan
Udara, Angkatan Laut, Kepolisian, Veteran)
6. Angkatan Proklamasi
7. Angkatanjasa (cendikiawan, guru dan pendidik,
seniman, wartawan, pemuda, wanita dan warga
keturunan)
Dalam perjalanan selanjutnya, kegagalan G-30S PKI dan terbitnya
SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret), kepada Jend.Soeharto
untuk mengendalikan keamanan Negara, menjadikan posisi angkatan Darat
yang telah mengkosolidasikan Sekber GOLKAR yang di dalamnya terdapat
golongan fungsional di menjadi sangat stategis. Akhir dari kelumpuhan
kekuatan PKI maka dimulailah dominasi GOLKAR dalam perpolitikan
tanah air. Kondisi perpolitikan pada tahun1965,yakni setahun sesudah
Sekber Golkar lahir, sangat diluar dugaan momentum politik saat itu telah
ikut mendorong meroketnya eksistensi.
Sekber Golkar sebagai wadah alternatif atau pengimbang kekuatan
front Nasionalis, menyusul kegagalan G30S/PKI. Maka Sekber Golkar
bersama kekuatan Pancasila lainnya merapatkan barisan dan mencanangkan
upaya pembaharuan, serta pembangunan di berbagai sektor kehidupan,
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Maka pada saat dimulainya
pemerintahan Orde Baru jadilah Golkar sebagai kekuatan terbesar dalam
perpolitikan Indonesia, hingga akhirnya partai ini memenangkan secara
2.2.2 Hegemoni Golkar dan kebijakan Kristalisasi Partai Politik
Pemilu 1971 menampilkan Golkar sebagai pemenang dan menyapu
bersih lawan-lawan politiknya secara nasional, maka hal ini dimanfaatkan
oleh Soeharto untuk memperkuat posisi Golkar di parlemen dengan lebih
menyederhanakan jumlah partai politik, dengan dalih bahwa Sistem
politik dengan menjalankan multipartai, sangat mengganggu jalannya
pembangunan diera orde baru. Maka pada 4 maret 1970 terbentuklah
kelompok nasionalis yang merupakan gabungan PNI, IPKI, MURBA,
PARKINDO dan partai katolik. Tanggal 14 Maret 1970 terbentuk
kelompok spiritual yang terdiri dari NU, PARMUSI, PSII dan PERTI.
Kemudian kelompok nasionalis diberi nama kelompok demokrasi
pembangunan, sedangkan kelompok kedua diberi nama kelompok
persatuan. Pengelompokan ini kemudian berlanjut dalam pembagian fraksi
di DPR dan MPR hasil Pemilu 1971, dan keadaan seperti ini tentunya
tidak memberi pilihan pada partai-partai politik lainnya untuk melakukan
perlawanan terhadap pemerintahan otoriter Orde baru, maka pada tahun
1973 partai nasionalis yang kemudian disebut kelompok demokrasi
pembangunan menjadi partai demokrasi.
pada tanggal 10 januari 1973. Lalu kelompok spiritual yang
kemudian menjadi kelompok persatuan, pada tanggal 19 Februari 1973
menggabungkan kegiatan politiknya kedalam wadah Partai Persatuan
pada tanggal 6 desember 1974 pemerintah orde baru menyampaikan
rencana UU partai politik dan Golongan Karya kepada DPR, sebagai aturan
hukum peleburan partai politik secara besar- besaran, yang terjadi
pertamakalinya dalam sejarah kepartaian Indonesia. Implikasi dari
kebijakan itu yakni fusi partai politik, Golkar kemudian menjelma menjadi
organisasi politik dengan kekuatan yang tidak bias disaingi oleh dua
kekuatan politik lainnya, sehingga dalam pemilu 1977 Golongan Karya
adalah kekuatan politik yang sudah mempunyai identitas, sedangkan kedua
partai lainya adalah dua partai baru yang mencoba mempertaruhkan
identitasnya untuk menarik masa pendukung dalam pemilu.
PPP menangkap isu agama, sebagai satu-satunya pelekat utama bagi
partainya. Sasaran utamanya adalah umat Islam dan organisasi-organisasi
islam pendukungnya seperti NU, PSII, Muslimin Indonesia dan PERTI.
Sasaran lain adalah pemilih rasional yang mengganggap PPP sebagai
alternatif pilihan politik bagi masyarakat, serta perwacanaan yang
dibangun, bahwa PPP adalah satu-satunya wadah bagi umat Islam.
Disisi lain Golkar sangat sadar dengan hal ini, dandengan kekuatan
yang dimilikinya menetralisir isu yang menjadi senjata PPP itu, dengan
menyatakan bahwa politik itu adalah urusan duniawi, maka umat islam
berhak untuk memilih partai politik sesuai dengan keyakinannya, dan tidak
berarti bahwa yang berada dalam barisan Golkar adalah umat islam yang
sangat bersusah payah merumuskan identitas dirinya kepada massa
pemilihnya sendiri. PDI yang bercirikan demokrasi Indonesia kebangsaan
dan keadilan sosial, mencoba membangun citranya sebagai partai rakyat
kecil, walaupun praktis tidak terlalu besar manfaatnya. Hal ini tentunya
karena ketidakmampuan partai tersebut untuk merumuskan siapa dirinya,
maka dia pun tidak mampu menumbuhkan proses identifikasi pemilih
dengan dirinya. Golka rsebagai kekuatan politik tidak mampu disaingi oleh
dua partai pesaingnya, Golkar dalam Pemilu menjual jargon “politik no
pembangunan yes” pada massa pemilihnya. Kemudian, Golkar
mengidentifikasi dirinya sebagai golongan yang terdiri dari manusia
modern, yang mengusahakan modernisasi dan pembangunan bagi
masyarakat. Disamping karena kuatnya pengaruh Golkar ditengah
masyarakat, dan ditopang oleh birokrasi dan ABRI yang menjadi
landasan kekuatan politik orde baru, maka tak pelak lagi, Golkar menjadi
pemenang mutlak dalam setiap pemilu Orde Baru dan menjadi Absolute
Majority di parlemen.
Kemudian dalam meraih dukungan dari pemilih diseluruh pelosok
daerah, Orde Baru memberlakukan kebijakan bahwa partai-partai politik
hanya bisa menjangkau masyarakat di tingkat kabupaten, yang tentu saja
membatasi ruang gerak partai pesaingnya. Di sisi lain karena Golkar
dianggap bukan partai, maka organisasi ini mampu dengan leluasa
rumput), sampai ketingkat desa dan kelurahan. Kebijakan lain untuk
strategi mendapatkan pemilih mengambang, dilakukan dengan
mengasingkan para pemimpin partai (PPP dan PDI) dari pengikut
mereka,yang memiliki akar-akar historis, dengan tokoh tersebut.
Selanjutnya, ada pembentukan keluarga besar Golongan Karya
sebagai jaringan konstituen, yang dibina sejak awal Orde Baru melalui
suatu pengaturan informal, yaitu jalur A untuk lingkungan militer, jalur
B untuk lingkungan birokrasi dan jalur G untuk lingkungan sipil di luar
birokrasi. Pemuka ketiga jalur terebut melakukan fungsi pengendalian
terhadap Golkar melalui Dewan Pembina yang mempunyai peran
sangatstrategis.
Serangkaian peraturan pun dikeluarkan pemerintah, seperti peraturan
Monoloyalitas yang mewajibkan semua pegawai negeri sipil (PNS) untuk
menyalurkan aspirasi politiknya kepada Golongan Karya. Dengan iklim
politik yang seperti ini, maka selama rezim Orde Baru jadilah Golkar dan
ABRI, sebagai tulang punggung pemerintahan, dimana semua politik Orde
Baru diciptakan, dan kemudian dilaksanakan oleh pimpinan militer dan
Golkar, dimana selama puluhan tahun Orde Baru berkuasa, jabatan-jabatan
dalam struktur eksekutif, legislatif dan yudikatif, hampir semuanya
diduduki oleh kader-kader Golkar. Maka dapat dikatakan bahwa, selama
periode pemerintahan orde baru dalam fakta politiknya terjadi proses
5 tahunan sekali, untuk melegitimasi pemerintahan Orde Baru. Dimana
kondisinya, sebelum PEMILU itupun dilaksanakan therulling party’s, atau
partai pemenangnya telah diketahui, karena begitu kuatnya cengkeraman
kekuatan politik Golkar ke dalam seluruh sendi kehidupan masyarakat, dan
ditunjang oleh kondisi pemerintahan yang otoriter (authoritharian
bireucratic) selama rezim pemerintah Soeharto, maka tidak dipungkiri lagi
dalam masa itu, Golkar menjadi kekuatan politik terbesar dengani
nfrastruktrur politik yang sangat mumpuni sebagai partai penguasa, 32
tahun pemerintahan Orde Baru.
2.2.3 Platform Partai Golkar
Platform yang dimaksud disini adalah landasan tempat berpijak, yaitu
wawasan-wawasan yang menjadi acuan dan arah dari mana dan
kemana perjuangan Partai GOLKAR hendak menuju. Platform merupakan
sikap dasar yang merupakan kristalisasi dari pemahaman, pengalaman dan
kesadaran historis Partai GOLKAR dalam menyertai bangsa membangun
masa depan.
Adapun yang menjadi acuan Partai Golkar adalah:
1. Partai GOLKAR bepijak pada landasan tetap
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
2. Partai GOLKAR mengembangkan wawasan
kemajemukan yang inklusif yang mendorong
dinamika dan persaingan yang sehat serta berorientasi
pada kemajuan serta senantiasa siap berkompetisi
secara sehat.
3. Partai GOLKAR menjunjung tinggi ajaran agama
yang dalam gerak langkahnya senantiasa
mendasarkan pada nilai-nilai etika dan moralitas
berdasarkan ajaranagama. Etika dan moralitas adalah
saripati dari ajaran agama dan buah dari keberagaman
itu sendiri.
4. Partai GOLKAR adalah Partai yang demokratis yang
memiliki komitmen pada demokrasi.
5. Partai GOLKAR adalah Partai Moderat yang
senantiasa mengambil posisi tengah dan menempuh
garis moderasi.
6. Partai GOLKAR mengutamakan pembangunan
hukum untuk keadilan dan tegaknya Hak Asasi
2.2.4 Visi Misi Partai GOLKAR
Adapun yang menjadi visi Partai Golkar adalah:
Partai GOLKAR berjuang demi terwujudnya Indonesia baru yang
maju, modern, bersatu, damai, adil dan makmur dengan masyarakat yang
beriman dan bertaqwa, berahlak baik, menjunjung tinggi hak asasi manusia,
cinta tanah air, demokratis, dan adil dalam tatanan masyarakat madani yang
mandiri, terbuka, egaliter, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja dan semangat
kekaryaan, serta disiplin yang tinggi.
Adapun yang menjadi misi Partai Golkar adalah, Dalam rangka
mengaktualisasikan doktrin dan mewujudkan visi tersebut Partai GOLKAR
dengan ini menegaskan misi perjuangannya, yakni: menegakkan,
mengamalkan, dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar Negara dan
idiologi bangsa demi untuk memperkokoh Negara Kesatuan Republik
Indonesia; dan mewujudkan cita-cita Proklamasi melalui pelaksanaan
pembangunan nasional di segala bidang untuk mewujudkan masyarakat
yang demokratis, menegakkan supremasi hukum, mewujudkan
kesejahteraan rakyat, dan hak-hak asasimanusia. Dalam rangka membawa
misi mulia tersebut Partai GOLKAR melaksanakan fungsi-fungsi sebagai
sebuah partai politik modern, yaitu:
1. mempertegas komitmen untuk menyerap, memadukan,
kepentingan rakyat sehingga menjadi kebijakan politik yang
bersifat publik.
2. melakukan rekruitmen kader-kader yang berkualitas
melalui sistem prestasi (merit system) untuk dapat dipilih
oleh rakyat menduduki posisi - posisi politik atau
jabatan-jabatan publik. Dengan posisi atau jabatan-jabatan politik ini maka
para kader dapat mengontrol atau mempengaruhi jalannya
pemerintahan untuk diabdikan sepenuhnya bagi kepentingan
dan kesejahteraan rakyat.
3. Meningkatkan proses pendidikan dan komunikasi politik
yang dialogis dan partisipatif, yaitu membuka diri terhadap
berbagai pikiran, aspirasi dan kritik dari masyarakat.
2.2.5 Perkembangan Partai GOLKAR di Padang Lawas
Sejarah dan perkembangan Partai Golkar di Kabupaten Padang Lawas
mengalami proses yang hampir sama dengan di daerah-daerah lain
khususnya di Sumatera Utara, yakni kekuatan Partai Golkar yang sangat
mengakar dan masuk ke dalam pelosok desa di daerah Padang Lawas. Sejak
tahun 1974 organisasi masyarakat Golkar mulai terbentuk. Pada masa
awalnya di pimpin oleh Yasir Ahmad Nasution, beserta pengurus pengurus
inti lainnya yakni, H. Azwar Lubis, Rahmad Daulay, Zulkaraen Hasibuan.
yag menaungi segala golongan lapisan masyarakat di Padang Lawas hingga
pada era reformasi menjadi sebuah partai. Fenomena politik ini, tentu saja
terjadi karena akses yang dimiliki partai Golkar begitu besar hingga ke
masyarakat pelosok desa, akibat dari kuatnya cengkeraman pemerintahan
Orde Baru sebagai pemegang kekuasaan dan tidak berdayanya partai politik
yang lain yang merupakan pesaing Partai Golkar.
Sejak Kabupaten Padang Lawas masih menjadi satu kesatuan dengan
daerah Tapanuli Selatan Hingga pada tahun 2007 Padang Lawas berpisah
dengan Tapanuli Selatan, Partai Golkar adalah kekuatan politik yang sangat
berpengaruh. Beberapa faktor yang menyebabkannya, termasuk karena
banyak masyarakat yang meyakini bahwa pembangunan di daerah ini
disebabkan oleh keberadaan Partai Golkar sejak Padang Lawas berdiri dan
memisahkan diri dari Kabupaten Tapanuli Selatan, partai golkar tetap
mempunyai pengaruh besar di daerah padang lawas. Hal ini membuktikan
bahwa partai golkar mulai menunjukkan kekuatannya pada pemilu tahun
2009. Dan mencapai suara maksimal pada tahun 2014 dengan perolehan
suara terbanyak.
Eksistensi Partai Golkar pun terpelihara dengan baik di daerah Padang
Lawas ini, karena dipengaruhi oleh dukungan luas para pemimpin adat
ataupun tokoh masyarakat setempat, karena para tokoh masyarakat ini
memiliki kedekatan emosional dengan kekuasaan atau pun pemerintah saat
tokoh-tokoh ini yang dianggap sebagai raja-raja adat ini tentunya masih memiliki
keterikatan budaya dan ekonomi dengan masyarakat serta memiliki
kekuatan yang harus ditaati oleh masyarakatnya.
Kondisi politik pasca Reformasi, disadari memang mengalami
perubahan yang sangat signifikan terhadap proses pemenangan suatu partai
politik, dimana pertarungan politik lebih terbuka dapat terjadi bagi setiap
partai kontestan Pemilu. Dimana setiap partai memiliki peluang untuk
memenangkan Pemilu, tergantung bagaimana mesin partai berjuang untuk
mendapatkan suara dari konstituen, hingga meraih kemenangan dalam
Pemilu. Tidak ada lagi intervensi yang dilakukan untuk memaksakan pilihan
politik tertentu dalam pemilu, ataupun pilihan partai yang sangat terbatas
seperti yang terjadi semasa Orde Baru. Maka menyikapi hal itu, Partai
Golkar pun melakukan metamorfosa melalui program pembaharuan yang
dilakukannya, dengan memunculkan wajah baru Partai Golkar, dengan apa
disebut sebagai “paradigma Golkar baru”. Penguatan Kader menjadi
konsentrasi Partai Golkar, program kerja yang real bagi masyarakat menjadi
karya nyata Partai Golkar untuk memperoleh simpatik konstituen. Hal yang
sama pun dilakukan oleh seluruh fungsionaris Partai Golkar di Seluruh
Padang Lawas, yang bahu-membahu sebagai mesin politik partai Golkar
untuk memenangkan Pemilu di Padang Lawas.
Selanjutnya sebagai Partai yang memiliki mesin politik yang cukup
cukup sentral ditengah masyarakat. Maka dalam Pemilu 2004 Golkar
kembali menjadi Partai pemenang Pemilu di Tapanuli bagian Selatan,
sekaligus menjawab kekalahan Partai Golkar pada Pemilu 1999. pada
Pemilu 2009 setelah Padang Lawas Memisahkan diri dari Tapanuli Selatan,
secara keseluruhan Partai Golkar memperoleh suara 9.134 suara. Dan
menempatkan Golkar di urutan kedua. Dan dilanjutkan pada Pemilu tahun
2014 partai Golkar kembali meraih kemenangan dengan perolehan suara
terbanyak di Kabupaten Padang Lawas dengan perolehan suara sebanyak
20.515.
2.2.6 Struktur Pengurus DPD Partai Golkar
Adapun komposisi dan Personalia DPD Partai Golkar Kabupaten
Tapsel dan Padang Lawas Masa Bakti 1999-2004, 2004-2009, dan
2009-2015
Tabel IV
Komposisi dan Personalia Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten Tapanuli Selatan Masa Bakti 1999- 2004
No NAMA JABATAN
1 Drs. Bachrum Harahap KETUA
2 Dirman Siregar SEKJEN
3 H.Banuaran Daulay BENDAHARA
Tabel V
Komposisi dan Personalia Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten Tapanuli Selatan Masa Bakti 2004-2009
No NAMA JABATAN
1 Bachrum Harahap KETUA
2 H.Ir.Syarifuddin Hasibuan SEKJEN
3 Ir. Rahmat Nasution BENDAHARA
Sumber :DPD Partai Golkar Padang Lawas
Tabel IV
Komposisi dan Personalia Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten Padang Lawas Masa Bakti 2009- 2014
No NAMA JABATAN
1 H.Ali Sutan Harahap KETUA
2 H.Syahwil Nasution SEKJEN
3 H.Sujito BENDAHARA
2.2.7 Profil Elite Politik Maupun Elite Non Politik
1. Profil H. Syahwil Nasution (Ketua DPRD)
Nama : H. Syahwil Nasution
Tempat / Tanggal Lahir : Sigalapung, 23 Mei 1963
Jenis Kelamin : Laki-laki S
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Nama istri : Hj. Yulisma Hasibuan
Nama Anak : 1. Yulisyah Hazelina Nasution
2. Ilham Wahyudi Nasution
3. Rizaldi Kurnia Saleh Nasution
Nama Orang Tua:
Ayah : Alm. Mangaraja Soaduon Nst
Ibu : Almh. Pimpin Hasibuan
Alamat tempat tinggal :Jln.Lintas Riau Kec. Hutaraja Tinggi
Kab. Padang Lawas
Riwayat Pendidikan :
1. SD. Negeri Impres Kecamatan
Hutaraja Tinggi
2. SMP Negeri 1 Pasar Uj Batu
Kecamatan Sosa.
Pengalaman Organisasi :
1. Ketua Pemuda Pancasila Kec Sosai Tahun
1988-1990
2. Ketua Penasehat Pemuda Pancasila di Kabupaten
Tapsel 1990 – 2007
3. Ketua IPK kecamatan Sosa 1994-1995
4. Wakil Ketua KNPI Kecamatan Sosa 1992-1993
5. Ketua Dewan Penasehat KNPI Kab Padang Lawas
2008 – 20013
6. Ketua DPD Golkar Kab. Padanglawas Tahun
2008-2010
7. Sekretaris Partai Golkar 2009-2019
Pekerjaan Sekarang : Ketua DPRD Padang Lawas
Pengalaman Pekerjaan:
1. Kepala Desa Sigalapung 1984-1992
2. Kepala Desa Sigalapung 1992-1998
3. Kepala Desa Sigalapung 1998- 2004
4. Anggoa DPRD Tapanuli Selatan 2006-2008
5. Wakil Ketua DPRD Padang Lawas 2009- 2014
2. Profil H. Syarifuddin Hasibuan M.Si (Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Golkar)
Nama : H. Syarifuddin Hasibuan M.Si
Tempat / Tanggal Lahir : Simangambat 11 Oktober 1965
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Keluarga
- Nama istri : Hj. Nilawati Am.Keb
- Nama Anak : 1. Arif Budiman Hasibuan
2. Rosari Damayanti Hasibuan
- Nama Orang Tua
Ayah : Alm. Murat Hasibuan
Alamattempattinggal :Jl. Cendrawasih Pasar Sibuhuan
Kab.Padang Lawas
Riwayat Pendidikan :
1. SD Simangambat
2. SMP N.1 Pasar Ujung batu
3. SMAN.1 Sosa.
Pengalaman Organisasi:
1. Sekretaris Golkar Kabupaten Tapanuli
2. Ketua Dewan Pertimbangna Golkar Kab
Palas 2009- Sekarang
Pekerjaan Sekarang:
1.Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar sampai
Sekarang
2.Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu II
Pengalaman Pekerjaan :
1. DPRD Tapanuli Selatan 1999-2004
2. Sekjen Paratai Golkar 1999-2004
3. Ketua Praksi Partai Golkar Kab. Tapsel
2004- 2008
4. Ketua DPRD Kab. Palas 2008-2009
5. Ketua Badan Kehormatan DPRD Kab.
Palas. 2009-2014
3. Profil Amrin Fikal Siregar (Ketua Fraksi Golkar)
Nama : Amrin Fikal Siregar
Tempat / Tanggal Lahir : 06 Agustus 1984
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin