• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dari bakteri probiotik sehingga dapat mengurangi jumlah koloni bakteri probiotik yang terdapat di dalam sediaan farmasi yang dijual di pasaran.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1982). The Oxoid Manual Fifth Edition. England: Turnergraphic Ltd Basingstoke. Halaman 254.

BPOM RI. (2008). Pengujian Mikrobiologi Pangan. Info POM Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Vol 9, no 2 ISSN 1829-9334. Halaman 3-5.

Boehm, G., Wind, R., and Knol, J. (2010). Prebiotics and Probiotics in Infant Formulae. In: Cho, S.S., and Finocchairo, E.F. (editors). Handbook of Prebiotics and Probiotics Ingredients. Health Benefits and Food Applications. London: CRC Press. Halaman 295.

Chandan, R.C. (2006). Manufacturing Yogurt and Fermented Milk. Australia: Blackwell Publishing. Halaman 8-10.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 891, 892, 1195.

Dwidjoseputro. (1978). Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan. Halaman 52-53.

Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Halaman 103-104.

Guarner, F., Khan, A.G., Garisch, J., Eliakim, R., Gangl, A., Thomson, A., Krabshuis, J., Mair, T.L. (2008). Probiotic and prebiotics. World Gastroenterology Organisation Practice Guideline. Halaman 2.

Huckle, B.D., and Zhang, Z. (2011). Maintenance and Protection of Probiotics. In: Liong, M.T., (editor). Probiotics: Biology, Genetics and Health Aspects. Berlin: Springer. Halaman 91-92.

IAI. (2010). ISO. Informasi Spesialite Obat Indonesia volume 45 2010-1011. Jakarta: PT ISFI Penerbitan. Halaman 480, 488, 490.

Irianto, K. (2006). Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Jilid I. Bandung: Yrama Widya. Halaman 51-53.

Irianto, K. (2013). Mikrobiologi Medis: Pencegahan, Pangan dan Lingkungan. Bandung: Penerbit Alfabeta. Halaman 368.

Lee, K.Y. and Salminen, S. (2009). Handbook of probiotics & prebiotics 2nd ed. New Jersey: John Wiley and sons, Inc. Halaman 60-66, 282.

Mandal, V., and Mandal, N.C. (2011). New Health Potentials of Orally Consumed Probiotic Microorganisms. In: Liong, M.T., (editor). Probiotics: Biology,

Neha, A., Kamaljit, S., Ajay, B., dan Tarun, G. (2012). Review Article Probiotic: As Effective Treatment of Disease. International Research Journal of Pharmacy IRJP 2012, 3 (1) ISSN 2230- 8407. Halaman 98.

Picard, C., Fioramonti, J., Francois, A., Robinson, T., Neant, F., dan Matuchansky, C. (2005). Review Article: Bifidobacteria as Probiotic Agents Physiological Effects and Clinical Benefits. Aliment Pharmacol Ther 2005; 22: 495-512 Halaman 496-507.

Prakash, S., Tomaro-Duchesneau, C., Saha, S., dan Cantor, A. (2011), Review Article The Gut Microbiota and Human Health with an Emphasis on the Use of Microencapsulated Bacterial Cells. Hindawi Publishing Corporation Journal of Biomedicine and Biotechnology volume 2011, article ID 981214. Halaman 1-6.

Pratiwi, S.T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Halaman 106-110.

Sanders, M.E., Gibson, G., Gill, H.S. and Guarner, F. (2007). Probiotics: Their Potential to Impact Human Health. CAST Issue Paper Number 36, Halaman 9-10.

Schrezenmeir, J. and de Vrese, M. (2001). Probiotics, Prebiotics and Synbiotics Approaching a Definition. Am. J. Clin. Nutrition 2001; 73 (suppl): 361S- 4S Halaman 361.

Shah, N.P. (2007). Review Functional Cultures and Health Benefits. Int. Dairy J. 17 (2007) 1262-1277 Elsevier Inc, USA. Halaman 1268-1269.

Solanki, H.K., Pawar, D.D., Shah, D.A., Prajapati, D.V., Jani, G.K., Mulla, A.M., Thakari, P.M. (2013). Development of Microencapsulation Delivery System for Long-Term Preservation of Probiotics as Biotherapeutic Agent. Hindawi Publishing Corporation BioMed Research International volume 2013 article ID 620719. Halaman 1-2.

Tamime, A.Y., Saarela, M., Sondergaard, A.K., Mistry. V.V., Shah. N.P. (2005). Production and Maintenance of Viability of Probiotic Micro-organism in Dairy Products. In: Tamime, A., (editors). Probiotic Dairy Products. UK: Blackwell publishing Ltd. Halaman 56.

Wardah, T.S. (2013). Mikrobiologi Pangan. Edisi I. Yogyakarta: Andi Offset. Halaman 221-224.

Yeo, S.K., Ewe, J.A., Sau-Chan Tham, C., Liong, M.T. (2011). Carriers of Probiotics Microorganism. In: Liong, M.T., (editor). Probiotics: Biology, Genetics and Health Aspects. Berlin: Springer. Halaman 194.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Sampel

A B

Keterangan : Sediaan A : Rillus (tiap tablet kunyah mengandung viable cell 1,0 x 109 CFU mengandung Lactobacillus plantarum 8,55 mg, Streptococcus thermophilus 8,55 mg. Dan Bifidobacterium bifidum 2,55 mg, fructooligosaccharide 480 mg. Zat tambahan yang digunakan yaitu isomalt, xylitol, susu,dan vanila). Sediaan B : Lacbon (tiap tablet mengandung >50 juta Lactobacillus

Lampiran 1. Sampel (Lanjutan)

C D

Keterangan :

Sediaan C : Lacidofil (2 x 108 CFU organisme yang terdiri dari Lactobacillus helveticus Rosell-52 dan Lactobacillus rhamnosus Rosell-11. Zat tambahan yang digunakan yaitu maltodekstrin 211 mg, magnesium stearat 8 mg, asam askorbat 1 mg)

Sediaan D : Lacto B (serbuk krim nabati, dekstrosa, campuran bakteri asam laktat (Lactobacillus acidophilus 4,7 x 107 CFU/g, Bifidobacterium longum 1,3 x 107 CFU/g, Streptococcus thermophillus), susu mineral, konsentrat, vitamin C, vitamin B2, vitamin B6, niasin dan zink oksida

Lampiran 2. Gambar jumlah koloni bakteri pada sampel

Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan A pada pengenceran 10-7

2

3

1

Lampiran 2. Gambar jumlah koloni bakteri pada sampel (lanjutan) Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan B pada pengenceran 10-7

1

2

Lampiran 2. Gambar jumlah koloni bakteri pada sampel (lanjutan) Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan C pada pengenceran 10-7

2

1

Lampiran 2. Gambar jumlah koloni bakteri pada sampel (lanjutan) Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan D pada pengenceran 10-6

1

3

Lampiran 3. Perhitungan jumlah koloni bakteri yang terdapat pada sediaan 1. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan A

Pengenceran sampel Jumlah koloni bakteri yang tumbuh (CFU/g)

Tanggal kadaluwarsa 10-7 1. 102x107 Januari 2017 2. 109x 107 3. 98x107 Rata-rata 103 x 107

*Data jumlah koloni bakteri merupakan hasil dari beberapa kali pengujian sampel. Sediaan A adalah tablet yang mengandung jumlah koloni bakteri 1,0 x 109 CFU/tablet dan berat tiap tablet adalah 1 g maka hasil yang didapat dari perhitungan jumlah rata-rata koloni bakteri adalah 103 x 107 CFU/tablet atau 1,03 x 109 CFU/tablet.

2. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan B Pengenceran sampel Jumlah koloni bakteri

yang tumbuh (CFU/g)

Tanggal kadaluwarsa 10-7 1. 89x107 Juni 2017 2. 80x 107 3. 42x107 Rata-rata 70 x 107

*Data jumlah koloni bakteri merupakan hasil dari beberapa kali pengujian sampel. Sediaan B adalah tablet yang mengandung jumlah koloni bakteri > 50 juta CFU atau 5 x 107 CFU/tablet dengan berat tiap tablet adalah 250 mg karena tablet yang dilakukan pengenceran pada 10-7 ditimbang sebanyak 1 g (4 tablet sediaan B). Untuk mendapatkan jumlah koloni bakteri yang tumbuh dalam CFU/tablet, maka rata-rata jumlah koloni bakteri pada pengeceran 10-7 dibagi dengan 4 tablet sediaan B yaitu 70 x 107/ 4 = 17, 58 x 107 CFU/tablet.

Lampiran 3. Perhitungan jumlah koloni bakteri yang terdapat pada sediaan (lanjutan)

3. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan C Pengenceran sampel Jumlah koloni bakteri

yang tumbuh (CFU/g)

Tanggal kadaluwarsa 10-7 1. 112 x 10 7 Desember 2017 2. 89 x 107 3. 100 x 107 Rata-rata 100, 3 x 107

*Data jumlah koloni bakteri merupakan hasil dari beberapa kali pengujian sampel Sediaan C adalah kapsul yang mengandung jumlah koloni bakteri 2 x 108 CFU/kapsul dengan berat tiap kapsul adalah 200 mg karena kapsul yang dilakukan pengenceran pada 10-7 ditimbang sebanyak 1 g (5 kapsul sediaan C). Untuk mendapatkan jumlah koloni bakteri yang tumbuh dalam CFU/kapsul, maka rata-rata jumlah koloni bakteri pada pengeceran 10-7 dibagi dengan 5 kapsul sediaan C yaitu 100 x 107 / 5 = 20 x 107 CFU/ kapsul atau 2,0 x 108 CFU/kapsul. 4. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan D

Pengeceran sampel Jumlah koloni bakteri yang tumbuh (CFU/g)

Tanggal kadaluwarsa 10-6 1. 30x 106 Oktober 2016 2. 32 x 106 3. 40 x 106 Rata-rata 34 x 106

*Data jumlah koloni bakteri merupakan hasil dari beberapa kali pengujian sampel

Sediaan D adalah serbuk yang mengandung jumlah koloni bakteri 6 x 107 CFU/g dan berat tiap sachet serbuk adalah 1 g maka hasil yang didapat dari perhitungan rata-rata jumlah koloni bakteri adalah 3,4 x 107 CFU/g.

Dokumen terkait