• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.6 Pengertian Minat Berwirausaha

Tarmudji (2006:87) menyatakan bahwa minat adalah perasaan tertarik atau berkaitan pada sesuatu hal atau aktivitas tanpa ada yang meminta/menyuruh. Lebih lanjut Tarmudji menyatakan bahwa minat seseorang dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan seorang lebih tertarik pada suatu obyek lain dan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.

Riyanti (2003:21) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan bila seseorang bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan terbentuk minat yang kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.

Yuwono dan Partini (2008:78) menyebutkan ada tiga aspek minat pada diri seseorang, yaitu:

1. Dorongan dari dalam untuk memenuhi kebutuhan diri sebagai sumber penggerak untuk melakukan sesuatu

2. Kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang akan menentukan posisi individu dalam lingkungannya

3. Perasaan individu terhadap suatu pekerjaan yang dilakukannya

Kartono dalam Yuwono (2008:80) menyatakan bahwa minat merupakan momen kecenderungan yang terarah secara intensif kepada sesuatu obyek yang dianggap penting. Fryer dalam Yuwono (2008:88) menyatakan bahwa minat adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu.

Kewirausahaan atau entrepreneurship berasal dari bahasa Perancis ìentreprendeî yang artinya to undertake yakni menjalankan, melakukan dan berusaha. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Cantillon dan semakin populer ketika dipakai oleh ahli ekonomi Say dalam Riyanti (2003:23) untuk menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan sumber-sumber daya ekonomi dari tingkat produktivitas rendah ke tingkat produktivitas yang lebih tinggi dan menghasilkan lebih banyak lagi atau lebih produktif.

Dalam Bahasa Indonesia kata entrepreneur diartikan sebagai wirausaha yang merupakan gabungan dari dua kata yakni kata wira yang artinya gagah berani, perkasa dan usaha. Jadi wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha.

Banyak ahli yang mendefinisikan tentang kewirausahaan dan wirausaha, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Hisrich dan Peters (2008:1) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah proses membuat sesuatu yang baru dengan mempertimbangkan resiko dan balas jasa.

2. Drucker dalam Suryana (2003:18) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

3. Prawirokusumo dalam Suryana (2003:16) menyatakan bahwa wirausaha adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup.

4. Scarborough dan Zimmerer (2008:2) menyatakan wirausaha sebagai orang yang melakukan reformasi atau merevolusioner pola produksi dengan menggunakan penemuan atau teknologi yang belum dicoba untuk memproduksi komoditas baru atau memproduksi produk lama dengan cara baru.

5. Drucker (2008:2) menyatakan wirausaha sebagai orang yang memindahkan sumber-sumber ekonomi yang produktivitasnya rendah menjadi sumber-sumber ekonomi berproduktivitas tinggi.

Yuwono (2008:34) menyatakan bahwa minat kewirausahaan adalah rasa ketertarikan seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri dengan keberanian mengambil resiko. Steinhoff dan Burgess dalam Suryana (2006:55) menyatakan bahwa ada tujuh alasan mengapa seseorang berminat terhadap kegiatan kewirausahaan, yakni:

1. Ingin memiliki penghasilan yang tinggi 2. Ingin memiliki karier yang memuaskan

3. Ingin bisa mengarahkan diri sendiri/tidak diatur oleh orang lain 4. Ingin meningkatkan prestise diri sebagai pemilik bisnis

5. Ingin menjalankan ide atau konsep yang dimiliki secara bebas 6. Ingin memiliki kesejahteraan hidup dalam jangka panjang

7. Ingin menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan

Wirasasmita dalam Suryana (2006:55) dikemukakan beberapa alasan yang menumbuhkan minat seseorang menjadi wirausaha yakni:

1. Alasan keuangan

Untuk mencari nafkah, menjadi kaya, mencari pendapatan tambahan dan sebagai jaminan stabilitas keuangan.

2. Alasan sosial

Memperoleh gengsi/status agar dikenal dan dihormati banyak orang, menjadi teladan untuk ditiru orang lain dan agar dapat bertemu banyak orang.

3. Alasan pelayanan

Agar bisa membuka lapangan pekerjaan dan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.

4. Alasan pemenuhan diri

Untuk bisa menjadi seorang atasan, mencapai sesuatu yang diinginkan, menghindari ketergantungan kepada orang lain, menjadi lebih produktif dan menggunakan potensi pribadi secara maksimum.

2.1.6.1 Dimensi Minat Berwirausaha

Pada literatur kewirausahaan, faktor terpenting yang membentuk minat berwirausaha adalah faktor psikologis. Beberapa faktor psikologis menjelaskan pola bertindak melalui minat seseorang dalam memilih untuk berwirausaha (Sagiri danAppolloni, 2009:77). Faktor-faktor psikologis ini terdiri atas penentuan

nasib sendiri(self-determination), kemampuan menghadapi resiko (risk-bearing ability) serta kepercayaan dan sikap (belief and attitude) dan dijelaskan sebagai berikut:

1. Penentuan Nasib Sendiri (Self-determination), Menurut Spitzer dan Kroenke (1997) penentuan nasib sendiri merupakan keyakinan seseorang bahwa orang tersebut mempunyai kebebasan atau otonomi dan kendali tentang bagaimana mengerjakan pekerjaannya. Self determination merupakan anggapan bahwa suatu pekerjaan tidak membutuhkan satu perasaan seseorang yang memiliki peluang untuk menggunakan inisiatif dan mengatur tingkah laku dalam mengerjakan pekerjaan mereka. Dalam pandangan humanistik, self determination (penentuan diri) merupakan sesuatu yang aktif yang mana terdapat self aware ego dan memiliki kesadaran diri (self consciousness).

2. Kemampuan Menghadapi Resiko(Risk bearing ability), resiko adalah sesuatu yang selalu dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya keadaan yang merugikan dan tidak diduga sebelumnya bahkan bagi kebanyakan orang tidak menginginkannya. Kemampuan menghadapi resiko merupakan salah satu faktor penting dalam menciptakan usaha baru. Resiko yang dihadapi oleh wirausaha dapat berbentuk resiko psikologis, finansial, maupun sosial. Seorang wirausaha harus mampu mengatasi berbagai risiko yang dihadapi agar dapat memperoleh imbalan atas usaha-usaha yang telah dilakukannya, terutama imbalan finansial yang sering diidentifikasikan sebagai wujud kesuksesan seorang wirausaha. Dengan

kata lain, risk bearing ability merupakan kemampuan seorang wirausaha untuk mengatasi berbagai risiko yang akan dihadapi dalam upaya mencapai kesuksesan suatu usahanya.

3. Kepercayaan dan Sikap(Belief and attitude), perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh kepercayaan dan sikap yang dimiliki seseorang. Kepercayaan dan sikap individu terhadap keinginan pribadi untuk melakukan tindakan-tindakan. Terkait dengan minat berwirausaha, belief and attitude berperan penting dalam diri seseorang saat mengambil pilihan berwirausaha sebagai karir yang akan ditekuni. Faktor ini juga dapat diterjemahkan sebagai persepsi seseorang atas keinginan pribadi untuk melakukan tindakan-tindakan berwirausaha seperti menciptakan usaha baru (Krueger et. al, 2000).

Pada penelitian ini yang dimaksudkan dengan minat berwirausaha adalah suatu keinginan, keingintahuan, ketertarikan serta ketersediaan seseorang untuk bekerja keras, mandiri, berani mengambil resiko maupun menghadapi tantangan dalam keterbatasan, dengan bertindak kreatif untuk memenuhi kebutuhan hidup serta kemajuan suatu usaha.

Dokumen terkait