BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka dapat diajukan beberapa saran untuk perbaikan di masa mendatang yaitu sebagai berikut:
1. Untuk memastikan pengaruh penggunaan model PBL terhadap keterampilan memecahkan masalah, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut di tempat yang berbeda.
2. Penggunaan waktu pembelajaran yang digunakan lebih banyak sehingga memperoleh hasil yang lebih maksimal.
3. Model PBL menjadikan masalah sebagai kunci dalam proses pembelajaran, oleh karena itu ketepatan pemilihan materi dirasa sangat perlu untuk mempermudah proses pembelajaran. Materi yang dapat dipilih adalah materi yang berkaitan dengan lingkungan sekitar sehingga lebih mudah dipahami.
4. Model PBL juga menuntut siswa untuk bekerja secara ilmiah dan fokus pada permasalahan, sehingga sebaiknya diterapkan pada siswa yang sudah terbiasa
terlatih bekerja ilmiah dan terbiasa diajarkan melalui permasalahan yang berkembang disekitarnya.
5. Keterampilan memecahkan masalah merupakan salah satu komponen keterampilan berpikir tingkat tinggi, oleh karena itu pemilihan sampel yang tepat (terbiasa menggunakan pola pikir dalam pembelajaran) sangatlah diperlukan. Pemilihan sampel yang tepat akan memberikan hasil yang lebih maksimal dalam memecahkan masalah.
6. Penggunaan pola instrumen yang tepat akan menghasilkan pengukuran keterampilan memecahkan masalah yang baik sehingga dapat mengukur kelima aspek keterampilan memecahkan masalah.
67
Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Penddidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.46.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Evaluasi Program Pendidikan Cet.4. Jak narta: Bumi Aksara
Arrends, Richard. 2007. Learning To Teach. New York: Mc.Graw-Hill
Barell, Jhon. 2007. Problem-based Learning: an Inquiry Approach Second Edition. Thousand Oaks: Corwin Press
BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar. Jogjakarta: Diva Press
Dewi, P.S.U, I.W. Sadia, dan K.Suma. 2014. Pengaruh Model Problem-Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Melalui Pengendalian Bakat Numerik Siswa SMP. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan IPA. Vol.4
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar Cet-3. Jakarta: Rineka Cipta
Eggen, Paul dan Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran Ed.-6. Jakarta: PT.Indeks Permata
Herlanti, Yanti. Paidi, Arif. 2014. Biologi SMA kelas X Kurikulum 2013. Jakarta: Yudisthira
Ibrahim, Muslimin. Pembelajaran Berbasis Masalah Ed. I Cet. Kedua. Surabaya: UNESA-University Press
Jauhari, Agus. 2010. Pengaruh Pembelajaran Pemecahan Masalah Secara Kelompok Kooperatif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah. Jurnal Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Vol.15
Kunandar. 2008. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Masofyan, Atok, A. Duran corebima, dan Murni Saptari. 2013. Pengaruh Pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa Sma Negeri Di Kota Malang. Malang: Skripsi FMIPA Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang. tidak dipublikasikan
Minarni, Ani. 2012. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. E-journal Pendidikan matematika Universitas Negeri Medan, Vol.6 No.2
Nasution. 2009. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Orlich, Donald C. 2009. Teaching Strategies A Guide to Effective Instruction. (USA:Wadsworth Cenage Learning)
Paidi. 2010. Model Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Biologi di SMA. Artikel Seminar Nasional FMIPA Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Negeri Yogyakarta
Paidi. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah, Journal Kependidikan, vol.41 no.2
Polya, Teori Pemecahan Masalah Polya Dalam Pembelajaran Matematika, Tersedia pada ( http://free.webs/2010/modul-matematika-teori-belajar-polya.pdf)
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Rosy, Brillian dan Triesnida. 2015. Penerapan PBL untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Memecahkan Masalah”. Prosiding Seminar Nasional Universitas Negeri Surabaya
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Rustaman, Nuryani Y. Perkembangan Penelitian Pembelajaran Inkuiri dalam Pendidikan Sains, Jurnal Seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia FMIPA UPI
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Sari, Milya. 2012. “ Usaha Mengatasi Problematika Pendidikan Sains di Sekolah
dan Perguruan Tinggi”. Jurnal Al-Ta’lim, Jilid I, No. 1
Savery, Jhon R. 2006. Overview of Problem-based Learning: Definition and Distinctions Vol.I, UK: Perdu University
Siswanto.dkk. 2012. Pengaruh Problem-Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa. Jurnal Pendidikan Biologi Vol.4 No.2
Sofyan, Ahmad. 2006. Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press
Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar Cet-8. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Syaodih, Nana. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Cet. VII. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Trianto,. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Predana
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2002 (online: http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2002_18.pdf)
Undang-undang SISDIKNAS No. 2 tahun 20013 (tersedia online: http://usu.ac.id/public/content/files/sisdiknas.pdf, diakses pada 30 juni 2015 pukul 20.22 WIB)
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: PT Bumi Aksara
Silver, Hmelo, Cindy E. Problem-Based Learning: What and How Do Students Learn?, Educational Psycology review, vol.16, no.3 September 2004
(RPP Kelas Eksperimen) Sekolah : SMAN 10 Kota Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X / Ganjil Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Pertemuan : I (kesatu)
Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Kompetensi Dasar : 3.1. Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, dan ekosistem melalui kegiatan pengamatan
A. Indikator
1. Menjelaskan pengertian keanekaragaman hayati
2. Membandingkan ciri keanekaragaman hayati pada tingkat gen, spesies, dan ekosistem 3. Mengidentifikasi keanekaragaman hayati di Indonesia berdasarkan keragaman pada
tingkat gen, spesies, dan ekosistem berdasarkan karakteristik wilayahnya.
4. Mengidentifikasi tumbuhan dan hewan khas Indonesia yang memiliki nilai tertentu. B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian keanekaragaman hayati
2. Siswa dapat membandingkan ciri keanekaragaman hayati pada tingkat gen, spesies, dan ekosistem
3. Siswa dapat mengidentifikasi keanekaragaman hayati di Indonesia berdasarkan keragaman pada tingkat gen, spesies, dan ekosistem berdasarkan karakteristik wilayahnya.
4. Siswa dapat mengidentifikasi tumbuhan dan hewan khas Indonesia yang memiliki nilai tertentu
5. Siswa dapat mengidentifikasi permasalahan yang disajikan 6. Siswa dapat membuat hipotesis dari permasalahan yang disajikan
7. Siswa dapat mencari literasi yang relevan untuk mendukung hipotesis (menguji/mengembangkan hipotesis)
8. Siswa dapat membuat rumusan kesimpulan tetang penyelesaian masalah yang diberikan
9. Siswa dapat menerapkan kesimpulan yang telah diperoleh C. Materi Ajar
Keanekaragaman dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Misalnya dari organisme bersel satu hingga organisme bersel banyak. Keanekaragaman juga terjadi dari tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem.
a. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen menyebabkan variasi antarindividu sejenis. Misalnya keanekaragaman pada tumbuhan padi dan manga. Keanekaragaman pada tanaman padi dan manga tersebut disebabkan oleh adanya variasi gen. gen adalah materi dalam kromosom makhluk hidup yang mengendalikan sifat organisme. Variasi makhluk hidup dapat terjadi perkawainan sehingga susunan gen keturunannya berbeda dari susunan gen induknya. Selain itu, variasi makhluk hidup dapat pula terjadi karena interaksi gen dengan lingkungan.
b. Keanekaragaman Spesies
Keanekaragaman hayati antarspesies mudah diamati karena perbedaannya mencolok. Sebagai contoh, keanekaragaman antara kelapa, kurma. Misalnya, kelapa tumbuh di pantai, kurma tumbuh di daerah kering, dan sagu tumbuhan di pegunungan basah (rawa gembur). Contoh lain adalah variasi antara kucing, harimau, dan singa. Ketiga hewan tersebut termasuk ke dalam satu kelompok kucing namun ketiganya terdapat perbedaan fisik, tingkah laku, dan habitatnya.
c. Keanekaragaman Ekosistem
Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup, misalnya tumbuhan atau hewan lain. Faktor abiotik misalnya iklim, cahaya, suhu, air, tanah, pH, salinitas dan kandungan mineral. Keanekaragaman hayati pada tempat yang berlainan akan menyusun ekosistem yang berbeda pula. Keanekaragaman ekosistem tersebut adalah:
1) Ekosistem lumut
2) Ekosistem hutan berdaun jarum 3) Ekosistem hutan hujan tropis 4) Ekosistem padang rumput 5) Ekosistem padang pasir 6) Ekosistem pantai
2. Keanekaragaman Hayati Di Dindonesia a. Berdasarkan karakteristik wilayah
Secara astronomis Indonesia terletak di antara 60 LU-110 LS dan 950-1410 BT. Artinya Indonesia terletak didaerah iklim tropis yang temperaturnya cukup tinggi, curah hujan cukup banyak dan tanahnya subur melalui proses pelapukan batuan cukup cepat.
Secara geografis, Indonesia terletak pada pertemuan dua rangkaian pegunungan muda, yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania. Ini menyebabkan Indonesia memiliki banyak gunung berapi.
Keberadaan lingkungan abiotik yang sangat bervariasi membuat Indonesia kaya akan hewan dan tumbuhannya. Indonesia memiliki 10% dari seluruh spesies tumbuhan yang ada di
ditemukan di tempat lain. Contohnya: 1) Burung cendrawasih di Papua 2) Burung maleo di Sulawesi 3) Komodo di Pulau Komodo 4) Anoa di Sulawesi
5) Rafflesia arnoldi terdapat di Pulau Sumatra dan tersebar di sepanjang Bukit Barisan dari
Aceh sampai Lampung
b. Berdasarkan persebaran organisme
Menurut Alfred Russel Wallace berdasarkan adanya persamaan fauna di daerah-daerah tertentu di bumi, maka dapat dibedakan 6 daerah biogeografi dunia, yaitu sebagai berikut: 1) Nearktik: Amerika Utara
2) Palearktik: Asia sebelah utara Himalaya, Eropa dan Afrika, dan Gurun Sahara sebelah utara.
3) Neotropikal: Amerika selatan bagian tengah 4) Oriental: Asia, Himalaya bagian selatan 5) Ethiopia: Afrika
6) Australia:Australia dan pulau-pulau disekitarnya D. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode : Diskusi
2. Model : Problem Based Learning (PBL) E. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran Media : Artikel autentik dan PPT
Alat : LCD, Spidol, Laptop, Kertas, dan Alat tulis Sumber Belajar :
- Buku teks pelajaran biologi kelas X - Artikel yang autentik
- Internet yang bersifat relvan dengan materi ajar. F. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah Kegiatan pembelajaran Guru Siswa
Pendahuluan (5 Menit) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan salam, mengecek kehadiran siswa dan kesiapan belajar siswa
Menyimak
Masalah Guru Siswa Menemukan Masalah
(10Menit)
Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan hal yang berhubungan dengan pelajaran yaitu tentang keanekaragaman tingkat gen,spesies, dan ekosistem serta keunikan
keanekaragaman yang dimiliki oleh
Indonesia seperti “apa yang kalian
ketahui mengenai keanekaragaman hayati? Apakah keanekaragaman
memberikan manfaat bagi manusia?”
Guru memberikan motivasi dengan menampilkan gambar mengenai bunga mawar yang berwarna merah dan berwarna putih. Dari tampilan tersebut guru memberikan pertanyaan:
“Tahukah kalian mengapa kedua
warna mawar tersebut berbeda?
Mengapa berbeda?”
Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok sesuai dengan yang telah ditentukan oleh guru
Guru memberikan permasalahan yang diangkat dari latar kehidupan sehari-hari siswa terkait keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia.
Siswa menyimak dan menjawab pertanyaan yang diberikan dari guru.
Siswa menjawab dan
memperhatikan penjelasan singkat dari guru mengenai tingkat
keanekaragaman dan menjelaskan manfaat memperlajari materi tersebut secara singkat.
Siswa menempatkan diri sesuai dengan kelompoknya
Siswa berusaha menemukan permasalahan dengan cara
melakukan kajian dan analisis secara cermat terhadap permasalahan yang diberikan.
Mendefinisikan Masalah (5Menit)
Guru membimbing siswa secara
bertahap untuk mendefinisikan masalah
Siswa berusaha mendefinisikan permasalahan dengan menggunakan parameter yang jelas.
Mengumpulkan Fakta (10menit)
Guru membimbing siswa untuk melakukan pengumpulan fakta, pencarian informasi dengan
cara/metode dan pengelolaan informasi.
Siswa melakukan pengumpulan fakta dengan menggunakan
pengalaman-pengalaman yang sudah diperolehnya, pencarian informasi dengan berbagai cara serta dengan menggunakan kecerdasan yang dimiliki, dan melakukan
pengelolaan/pengaturan informasi yang telah diperoleh.
Menyusun Hipotesis (10Menit)
Guru membimbing siswa untuk menyusun hipotesis terhadap permasalahan yang dihadapi.
Siswa menyusun hipotesis dengan membuat hubungan-hubungan antara berbagai fakta yang ada.
Masalah Guru Siswa Melakukan Penyelidikan
(15Menit)
Guru membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap informasi dan data yang telah diperolehnya.
Siswa melakukan penyelidikan terhadap data dan informasi yang telah diperolehnya.
Menyempurnakan Permasalahan (15Menit)
Guru membimbing siswa melakukan penyempurnaan terhadap masalah yang telah didefinisikan.
Siswa melakukan penyempurnaan masalah yang telah dirumuskan.
Menyimpulkan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif (10Menit)
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif.
Siswa membuat kesimpulan
alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif.
Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah (5Menit)
Guru membimbing siswa melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah dan meminta siswa
mempresentasikan hasil solusi pemecahan masalah yang telah didiskusikan.
Siswa melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah dan mempresentasikan hasilnya didepan kelas.
Penutup (5Menit) Mengevaluasi ketercapaian indikator pembelajaran dengan bertanya kepada siswa
Menyimpulkan materi pembelajaran Pembelajaran ditutup dengan mengucap
salam.
Menjawab pertanyaan yang diberikan
Secara bersama memberikan kesimpulan dan mencatat yang diperlukan
Siswa menjawab salam
G. Penilaian
Jenis atau Teknik Penilaian: Tes dalam bentuh Tes Uraian Singkat
Indikator Soal Kunci Skor
1. Menjelaskan pengertian
keanekaragaman hayati apa yang dimaksud dengan keanekaragaman?
Keanekaragaman hayati dapat
terjadi pada tingkat …
-Keanekaragaman semua jenis tumbuhan, hewan, mikroorganisme, serta proses-proses ekosistem dan ekologis yang terdapat disuatu tempat -Keanekaragaman pada
tingkat gen, spesies, dan ekosistem
4
3
2. Membandingkan ciri keanekaragaman hayati pada tingkat gen,
Keanekaragaman hayati pada
tingkat … menyebabkan
adanya variasi dalam satu
- Keanekaragaman tingkat gen
Berbaga jenis pisang yang ada disekitar kita menunjukan adanya keanekaragaman tingkat … - Keanekaragaman tingkat spesies 1 3. Mengidentifikasi keanekaragaman hayati di Indonesia berdasarkan keragaman pada tingkat gen, spesies, dan ekosistem berdasarkan
karakteristik wilayahnya.
Apa yang dimaksud dengan hewan dan tumbuhan endemik?
Anoa merupakan hewan … di
Indonesia. Artinya hewan tersebut hanya dapat dijumpai di Indonesia.
- Hanya ada di suatu wilayah dan tidak ada di wilayah lain
- Endemik
2
1
4. Memerinci tumbuhan dan hewan khas
Indonesia yang memiliki nilai tertentu.
Tanaman yang bermanfaat dalam industri kertas dan hidup di ekosistem rawa
adalah …
Banyak jenis obat yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Contohnya, obat malaria yang bahan dasarnya
berasal dari …
-Meranti
-Kulit batang kina
1 1 ∑ Bintaro, Januari 2016 Mengetahui,
Guru Bidang Study
Budi Santoso, S.P
NIK. 196712182007011009
Peneliti
Fitria Anggraeni 1111016100030
Sekolah : SMAN 10 Kota Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X / Ganjil Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Pertemuan : II (kedua)
Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Kompetensi Dasar : 3.2. Mengkomunikasikan keanekaragaman hayati Indonesia, dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam.
A. Indikator
1. Menganalisis peran keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia.
2. Mengidentifikasi peran dan aktivitas manusia terhadap keanekaragaman hayati 3. Menganalisis usaha-usaha pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menganalisis peran keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia. 2. Siswa dapat mengidentifikasi peran dan aktivitas manusia terhadap keanekaragaman
hayati.
3. Siswa dapat menganalisis usaha-usaha pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia
4. Siswa dapat mengidentifikasi permasalahan yang disajikan 5. Siswa dapat membuat hipotesis dari permasalahan yang disajikan
6. Siswa dapat mencari literasi yang relevan untuk mendukung hipotesis (menguji/mengembangkan hipotesis)
7. Siswa dapat membuat kesimpulan tetang penyelesaian masalah yang diberikan 8. Siswa dapat menerapkan kesimpulan yang telah diperoleh
C. Materi Ajar
I. Peran Keanekaragaman Hayati Dalam Kehidupan Manusia
Beberapa manfaat keanekaragaman hayati bagi kehidupan kita, antara lain sebagai berikut:
a. Sumber Bahan Pangan b. Sumber Bahan Sandang
c. Sumber Bahan Bangunan dan Alat-Alat Rumah Tangga d. Sumber Bahan Obat-Obatan
e. Sumber Plasma Nutfah f. Sumber Keindahan
dapat bertambah ataupun berkurang. Dalam kenyataannya, jumlah keanekaragaman hayati cenderung berkurang. Hal tersebut disebabkan oleh aktivitas manusia, bencana alam, atau seleksi alam. Namun perlu diingat bahwa aktivitas manusia juga dapat meningkatkan atau menguntungkan keanekaragaman hayati.
1. Aktivitas Manusia yang Merugikan Keanekaragaman Hayati a. Penebangan Hutan
b. Pengurukan Lahan Basah c. Pencemaran Lingkungan d. Pertambangan
e. Seleksi
2. Aktivitas Manusia yang Menguntungkan Keanekaragaman Hayati a. Penghijauan (Reboisasi) b. Penangkaran c. Perkawinan Silang d. Perlindungan Alam 1) Pelestarian In-Situ 2) Pelestarian Ex-Situ
D. Metode dan Model Pembelajaran 1. Metode : Diskusi dan Tanya Jawab 2. Model : Problem-based Learning (PBL)
E. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran Media : Artikel autentik dan PPT
Alat : LCD, Spidol, Laptop, Kertas, dan Alat tulis Sumber Belajar :
- Buku teks pelajaran biologi kelas X - Artikel yang autentik
- Internet yang bersifat relevan dengan materi ajar. F. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan II Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah Kegiatan pembelajaran Guru Siswa Pendahuluan (5 Menit)
Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan salam, mengecek kehadiran siswa dan kesiapan belajar siswa
Berbasis Masalah Kegiatan Inti Menemukan Masalah (10Menit)
Guru memberikan apersepsi
dengan menanyakan “apa yang
kalian ketahui mengenai taman satwa ragunan?apakah kegiatan tersebut masuk kedalam aktivitas yang menguntungkan bagi
keanekaragaman?”
Guru memberikan motivasi dengan memberikan pertanyaan
seperti “Bisakah kalian memberi
contoh apa saja flora dan fauna
endemik dari Negara kita?” dan
menjelaskan mengenai peran keanekaragaman terhadap manusia dan keterkaitan antara flora dan fauna endemik yang berada di Indonesia dengan perannya diwilayah tersebut.
Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok sesuai dengan yang telah ditentukan oleh guru
Guru memberikan permasalahan yang diangkat dari latar kehidupan sehari-hari siswa terkait peran dan aktivitas manusia terhadap
keanekaragaman
Siswa berpikir dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Siswa menjawab pertanyaan dan memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru
Siswa menempatkan diri sesuai dengan kelompoknya
Siswa berusaha menemukan permasalahan dengan cara melakukan kajian dan analisis secara cermat terhadap
permasalahan yang diberikan dan memberikan jawaban atas stimulus yang diberikan guru.
Mendefinisikan Masalah (5Menit)
Guru membimbing siswa secara bertahap untuk mendefinisikan masalah
Siswa berusaha mendefinisikan permasalahan dengan menggunakan parameter yang jelas.
Mengumpulkan Fakta (10Menit)
Guru membimbing siswa untuk melakukan pengumpulan fakta, pencarian informasi dengan cara/metode dan pengelolaan informasi.
Siswa melakukan pengumpulan fakta dengan menggunakan pengalaman-pengalaman yang sudah diperolehnya, pencarian informasi dengan berbagai cara serta dengan menggunakan kecerdasan yang dimiliki, dan melakukan pengelolaan/pengaturan
Berbasis Masalah
informasi yang telah diperoleh. Menyusun
Hipotesis (10Menit)
Guru membimbing siswa untuk menyusun hipotesis terhadap permasalahan yang dihadapi.
Siswa menyusun hipotesis dengan membuat hubungan-hubungan antara berbagai fakta yang ada. Melakukan
Penyelidikan (15Menit)
Guru membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap informasi dan data yang telah diperolehnya.
Siswa melakukan penyelidikan terhadap data dan informasi yang telah diperolehnya.
Menyempurnakan Permasalahan (15Menit)
Guru membimbing siswa melakukan penyempurnaan terhadap masalah yang telah didefinisikan.
Siswa melakukan penyempurnaan masalah yang telah dirumuskan.
Menyimpulkan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif (10Menit)
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif.
Siswa membuat kesimpulan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif. Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah (5Menit)
Guru membimbing siswa melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah dan meminta siswa untuk mempresentasikan hasil (solusi) pemecahan masalah yang telah didiskusikan.
Siswa melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah dan mempresentasikan hasil yang telah didiskusikan didepan kelas.
Penutup (5Menit) Mengevaluasi ketercapaian indikator pembelajaran dengan bertanya kepada siswa
Menyimpulkan materi pembelajaran
Mengucap salam penutup
Menjawab pertanyaan yang diberikan
Secara bersama memberikan kesimpulan dan mencatat yang diperlukan
Siswa menjawab salam G. Penilaian
Jenis atau Teknik Penilaian: Tes dalam bentuk Tes Isian Singkat dan PG
Indikator Soal Kunci Skor
1.Menganalisis peran keanekaragaman hayati bagi
kehidupan manusia.
Di bidang pertanian, tanaman petai cina sangat bermanfaat pada daerah tandus karena dapat
berperan sebagai …
Sebutkan peran yang diberikan
Sumber karbohidrat
Sumber bahan pangan,
1
tangga, bahan obat-obatan, plasma nutfah dan
keindahan 2.Mengidentifikasi
peran dan aktivitas manusia terhadap keanekaragaman hayati
Faktor paling dominan yang dapat menyebabkan hilangnya atau semakin menurunnya tingkat keanekaragaman hayati
adalah …
Yang termasuk usaha menjaga
keanekaragaman adalah …
Kerusakan habitat
Pelestarian hewan secara in situ dan ex situ
1 2 3.Menganalisis usaha-usaha pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia.
Taman wisata, taman nasional dan hutan lindung merupakan contoh pelestarian alam secara
…
Pernyataan dibawah ini yang tidak termasuk pelestarian sumber daya alam hayati secara
eksitu adalah …
a.Kebun koleksi b.Kebun plasma nutfah c.Kebun botani
d.Penyimpanan dalam kamar bersuhu tinggi
e.Pelestarian badak jawa di ujung kulom
In situ
Pelestarian badak jawa di ujung kulon 1 1 ∑ Bintaro, Januari 2016 Mengetahui,
Guru Bidang Study
Budi Santoso, S.P
NIK. 196712182007011009
Peneliti
Fitria Anggraeni 1111016100030
(RPP Kelas Kontrol) Sekolah : SMAN 10 Kota Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X / Ganjil Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Pertemuan : I (kesatu)
Standar Kompetensi : 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Kompetensi Dasar : 3.1. mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, dan ekosistem
A. Indikator
1. Menjelaskan pengertian keanekaragaman hayati
2. Membandingkan ciri keanekaragaman hayati pada tingkat gen, spesies, dan ekosistem 3. Mengidentifikasi keanekaragaman hayati di Indonesia berdasarkan keragaman pada
tingkat gen, spesies, dan ekosistem berdasarkan karakteristik wilayahnya. 4. Memerinci tumbuhan dan hewan khas Indonesia yang memiliki nilai tertentu. B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian keanekaragaman hayati
2. Siswa dapat membandingkan ciri keanekaragaman hayati pada tingkat gen, spesies, dan ekosistem
3. Siswa dapat mengidentifikasi keanekaragaman hayati di Indonesia berdasarkan keragaman pada tingkat gen, spesies, dan ekosistem berdasarkan karakteristik wilayahnya.
4. Siswa dapat memerinci tumbuhan dan hewan khas Indonesia yang memiliki nilai tertentu
5. Siswa dapat mengidentifikasi permasalahan yang disajikan 6. Siswa dapat membuat hipotesis dari permasalahan yang disajikan
7. Siswa dapat mencari literasi yang relevan untuk mendukung hipotesis (menguji/mengembangkan hipotesis)
8. Siswa dapat membuat kesimpulan tetang penyelesaian masalah yang diberikan