V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa FMA yang digunakan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit kakao yang diduga salah satunya diakibatkan oleh tingkat kesuburan tanah yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, disarankan sebelum digunakan, tanah terlebih dahulu dianalisis tingkat kesuburannya, agar fungsi FMA di sini lebih optimum dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Kandungan tanin yang terdapat pada kulit kakao bersifat racun. Seperti halnya cocopeat, sebelum diaplikasikan sebagai campuran media tanam, disarankan agar kulit buah kakao direndam terlebih dahulu untuk menghilangkan atau
meminimalisir racunnya. Selain itu, dengan adanya senyawa tanin ini, disarankan untuk dilakukan penelitian serupa dengan perlakuan lama perendaman kulit buah kakao agar dapat diketahui waktu perendaman yang efektif yang mampu
PENGARUH PEMBERIAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN KOMPOS KULIT BUAH KAKAO PADA PERTUMBUHAN BIBIT
KAKAO (Theobroma cacao L.) (Skripsi)
Oleh
Ananda Yashinta Rahmayanti
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Luas areal pertanaman kakao di Indonesia pada tahun 2005-2010
(Dirjen Perkebunan, 2011a). ... 2 2. Produksi tanaman kakao di Indonesia pada tahun 2005-2010
(Dirjen Perkebunan, 2011b). ... 2 3. Tata letak percobaan di rumah kaca pada meja Rumah Kaca
Fakultas Pertanian Universitas Lampung. ... 27 4. Proses pembuatan kompos kulit buah kakao. (A) kulit kakao utuh,
(B) pencacahan kulit kakao menggunakan mesin pencacah, (C) hasil cacahan, (D) proses awal pengomposan dalam kotak dan
disiram dengan larutan EM4. ... 28 5. Proses penyemaian benih kakao pada bak semai dengan media
pasir. ... 29 6. Proses seleksi bibit sehat dan seragam. (A) bibit kakao yang
berumur 2 minggu, (B) nampan berisi air yang akan menjadi tempat bibit yang terpilih untuk dipindah tanam, (C) bibit yang
sehat dan seragam. ... 30 7. Cara inokulasi FMA pada akar bibit kakao. ... 30 8. Proses pengamatan tingkat kehijauan daun menggunakan
klorofilmeter. ... 32 9. Hubungan antara dosis kompos kulit buah kakao dan tinggi bibit
kakao umur 2 – 4 BST. ... 37 10. Hubungan antara dosis kompos kulit buah kakao dan jumlah daun
12. Hubungan antara dosis kompos kulit buah kakao dan bobot segar
tajuk bibit kakao umur 4 BST. ... 42 13. Hubungan antara dosis kompos kulit buah kakao dan bobot segar
akar bibit kakao umur 4 BST. ... 43 14. Hubungan antara dosis kompos kulit buah kakao dan volume akar
bibit kakao umur 4 BST. ... 45 15. Hubungan antara dosis kompos kulit buah kakao dan bobot kering
tajuk bibit kakao umur 4 BST. ... 46 16. Hubungan antara dosis kompos kulit buah kakao dan bobot kering
akar bibit kakao umur 4 BST. ... 47 17. Akar yang terinfeksi FMA (A) dan akar yang tidak terinfeksi
FMA (B). ... 50 18. Perbedaan tinggi bibit kakao sesuai dengan level dosis kompos kulit
buah kakao dari yang 0% (v/v) (paling kanan) sampai dengan 20%
(v/v) (paling kiri). ... 52 19. Bibit tanpa kompos kulit buah kakao (A) dan bibit yang diberi
kompos kulit buah kakao dengan dosis 20% (v/v) (B). ... 53 20. Cairan cokelat yang diperkirakan mengandung tanin (bagian yang
dilingkari). ... 56 21. Buah kakao yang dijadikan sumber benih yang berasal dari Kebun
Kakao Unit Usaha Way Berulu PTPN. VII (Persero). ... 85 22. Benih Kakao Lindak Hibrida F 1 dari Kebun Kakao Unit Usaha
Way Berulu PTPN. VII (Persero) yang digunakan dalam
penelitian. ... 85 23. Perbandingan bibit yang tidak diberi FMA berdasarkan dosis kompos
25. Perbandingan bibit yang tidak diberi FMA berdasarkan dosis
kompos kulit buah kakao pada 2 BST. ... 86 26. Perbandingan bibit yang diberi FMA berdasarkan dosis kompos
kulit buah kakao pada 2 BST. ... 87 27. Perbandingan bibit yang tidak diberi FMA berdasarkan dosis
kompos kulit buah kakao pada 3 BST. ... 87 28. Perbandingan bibit yang diberi FMA berdasarkan dosis kompos
kulit buah kakao pada 3 BST. ... 87 29. Perbandingan bibit yang tidak diberi FMA berdasarkan dosis
kompos kulit buah kakao pada 4 BST. ... 88 30. Perbandingan bibit yang diberi FMA berdasarkan dosis kompos
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... xi
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1
1.2 Tujuan Penelitian ... 6
1.3 Manfaat Penelitian ... 6
1.4 Landasan Teori ... 6
1.5 Kerangka Pemikiran ... 12
1.6 Hipotesis ... 15
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 16
2.1 Botani Tanaman Kakao ... 16
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Kakao ... 17
2.3 Pembibitan Kakao ... 18
2.4 Media Pembibitan ... 19
2.5 Aktivator EM4 ... 19
2.6 Kompos Kulit Buah Kakao ... 20
2.7 Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) ... 21
2.8 Peranan FMA terhadap Pertumbuhan Tanaman ... 23
III. BAHAN DAN METODE ... 25
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 25
3.2 Bahan dan Alat ... 25
3.3 Metode Penelitian ... 25
4.1 Hasil Penelitian ... 35
4.1.1 Tinggi Tanaman ... 35
4.1.2 Jumlah daun ... 37
4.1.3 Diameter Batang ... 39
4.1.4 Tingkat Kehijauan Daun ... 40
4.1.5 Bobot Segar Tajuk ... 41
4.1.6 Bobot Segar Akar ... 42
4.1.7 Volume Akar ... 44
4.1.8 Bobot Kering Tajuk ... 45
4.1.9 Bobot Kering Akar ... 46
4.1.10 Persen Infeksi Akar ... 48
4.2 Pembahasan ... 49
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
5.1 Kesimpulan ... 59 5.2 Saran ... 59 PUSTAKA ACUAN ... 61 LAMPIRAN Tabel 17 – 71 ... 66 Gambar 21 – 30 ... 85
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Ir. Maria Viva Rini, M.Sc.
Sekretaris : Ir. M. A. Syamsul Arif, M.Sc., Ph.D.
Penguji
Bukan Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si.
2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP. 196108261987021001
Judul Skripsi : PENGARUH PEMBERIAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DAN KOMPOS KULIT BUAH KAKAO PADA PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)
Nama Mahasiswa : Ananda Yashinta Rahmayanti No. Pokok Mahasiswa : 0814013005
Jurusan : Agroteknologi Fakultas : Pertanian
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Maria Viva Rini, M.Sc. Ir. M. A. Syamsul Arif, M.Sc., Ph.D. NIP. 196603041990122001 NIP. 196104191985031004
2. Ketua Jurusan Agroteknologi
Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P. NIP. 196411181989021002
PUSTAKA ACUAN
Aeni, E. N. 2005. Pengaruh inokulasi cendawan mikoriza arbuskular (CMA) dan fumigasi media terhadap pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L.). Skripsi. Universitas Lampung. Bandarlampung. 58 hlm.
Anas, I. 1997. Bioteknologi Tanah. Laboratorium Biologi Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. 54 hlm.
Anggiarini, U. 2005. Pengaruh inokulasi fungi mikoriza arbuskular dan posisi biji dalam buah terhadap pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L.). Skripsi. Universitas Lampung. Bandarlampung. 59 hlm.
Bahri, S. 1996. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 318 hlm.
Chairuman, N. 2008. Efektivitas cendawan mikoriza arbuskula pada beberapa tingkat pemberian kompos jerami terhadap ketersediaan fosfat serta pertumbuhanddan produksi padi gogo di tanah ultisol. Tesis. Universitas Sumatera Utara. Medan. 120 hlm.
Cruz, A. F., T. Ishii, and K. Kadoya. 2000. Effect of arbuscular mycorrhizal fungi on tree growth, leaf water potential, and levels of
1-aminocyclopropane-1-carboxylic acid and ethylene in the roots of papaya under water stress conditions. Mycorrhiza J. 10 (3) : 121-123.
Departemen Perindustrian. 2007. Gambaran Sekilas Industri Kakao. Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian. Jakarta. 44 hlm.
Dewi, I. R. 2007. Peran, prospek, dan kendala dalam pemanfaatan endomikoriza. Makalah. Universitas Padjajaran. Bandung. 54 hlm. Didiek, H.G dan Y. Away. 2004. Orgadek: Aktivator Pengomposan.
Pengembangan Hasil Penelitian Unit Penelitian Bioteknologi Perkebunan. Bogor. 87 hlm.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011a. Luas Areal Kakao menurut Propinsi di Seluruh Indonesia. Directorate General of Estate Crops. 1 hlm.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011b. Produksi Kakao menurut Propinsi di Seluruh Indonesia. Directorate General of Estate Crops. 1 hlm.
Foth, D. F. 1994. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta. 372 hlm. Goenadi. 1997. Kompos bioaktif dari kulit buah kakao. Kumpulan Makalah
Pertemuan Teknis Biotek. Perkebunan Untuk Praktek. Bogor. Hlm 18 –
27.
Harinikumar, K.M, D.J. Bagyaraj, and B. Mallesha. 1990. Effect of
Intercropping and organic soil amendments on native V A mycorrhizal fungi in an oxisol. Arid Soil Res. Rehabil. 4: 193-198.
Indriani, Y. H. 2011. Membuat Kompos secara Kilat. Penebar Swadaya. Jakarta. 68 hlm.
Islami, T. dan W. H. Utomo. 1995. Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman. IKIP Semarang Press. Semarang. 297 hlm.
Isroi. 2007. Pengomposan Limbah Kakao. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia. Bogor. 17 hlm.
Jayanegara, C. M. 2011. Pengaruh pemberian mikoriza vesikular arbuskular (mva) dan berbagai dosis pupuk kompos terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum. Skripsi. Fakultas Pertanian UPN “Veteran”.
Yogyakarta. 112 hlm.
Kabirun, S. 2002. Tanggap padi gogo terhadap inokulasi mikoriza arbuskula dan pemupukan fosfat di entisol. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 3 (2) : 49 – 56.
Kristijono, A. 2010. Pemanfaatan gambut sebagai media tumbuh bituman (biji tumbuh mandiri) dalam rangka mendukung kegiatan rehabilitasi lahan kritis. Laporan Akhir Program Insentif Riset Perekayasa DIKTI. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta Pusat. 87 hlm.
Lingga, P. dan Marsono. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 163 hlm.
Lucia, Y., S. Yahya, dan M. Y. Fakuara. 1998. Efisiensi pemberian air pada bibit kakao yang diinokulasi cendawan mikoriza. Buletin Agronomi 26 (1) : 1 – 8. IPB. Bogor.
Muas, I., M. J. Anwarudin, dan Y. Herizal. 2002. Pengaruh inokulasi cendawan mikoriza arbuskula terhadap pertumbuhan bibit manggis. Jurnal
Hortikultura 12 (3) : 165 – 171. Balai Penelitian Tanaman Buah Solok. Solok. 7 hlm.
Musfal. 2008. Efektifitas cendawan mikoriza arbuskula (CMA) terhadap pemberian pupuk spesifik lokasi tanaman jagung pada tanah inceptisol. Tesis. Universitas Sumatera Utara. Medan. 79 hlm.
Muslim. 2009. Efektivitas Pemberian Mikoriza dan Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai pada Waktu Tanam yang Berbeda. Skripsi. USU. Medan. 98 hlm.
Pattimahu, D.V. 2004. Restorasi lahan kritis pasca tambang sesuai kaidah ekologi. Makalah. IPB. Bogor. 18 hlm.
Pramiadi, D. dan Suyitno, A. I. 2008. Uji daya alelopati ekstrak daun kleresede (Gliricidia sp)melalui bioassay perkecambahan dengan biji sawi (Brassica sp) dan biji bayam (Amaranthus sp). Makalah. Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta. 16 hlm.
Rahardjo, P. 2011. Menghasilkan Benih dan Bibit Kakao Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. 132 hlm.
Rao, N. S. S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Eds. 2. Universitas Indonesia Press. Jakarta. 353 hlm.
Rini, M. V., A. Hashim, dan M. I. Z. Abidin. 1996. The effectiveness of two arbuscular mycorrhiza species on growth of cocoa (Theobroma cacao L.)
seedlings. Pertanika J. Trop. Agric. Sci. 19 (2/3): 197 – 204.
Sartini, M. N. Djide, dan G. Alam. 2007. Ekstraksi komponen bioaktif dari limbah kulit buah kakao dan pengaruhnya terhadap aktivitas antioksidan dan antimikroba. Jurnal Fakultas Farmasi Universitas Hasanudin. Universitas Hasanudin. Makassar. 7 hlm.
Sasli, I. 1999. Tanggap karakter morfofisiologi bibit kakao bermikoriza arbuskul terhadap cekaman kekeringan. Tesis Pascasarjana IPB. IPB. Bogor. 68 hlm.
Sasli, I. 2004. Peranan mikoriza vesikula arbuskula (MVA) dalam peningkatan resistensi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Makalah. IPB. Bogor. 12 hlm.
Simanungkalit, R. D. M. 2004. Fungi mikoriza arbuskular di bidang pertanian.
Dalam Prosiding Workshop Mikoriza Teknik Produksi Bibit Tanaman Bermikoriza. Bogor. 13-15 Desember 2004. Hlm 13-17.
Siregar, T. H. S., S. Riyadi, dan L. Nuraeni. 2004. Budidaya, Pengolahan, dan Pemasaran Kakao. Penebar Swadaya. Jakarta. 170 hlm.
Siregar, T. H. S., S. Riyadi, dan L. Nuraeni. 2010. Budi Daya Cokelat. Penebar Swadaya. Jakarta. 172 hlm.
Soedarsono, S. A. dan E. Aulistyowati. 1997. Penebaran kulit buah kakao sebagai sumber bahan organik tanah dan pengaruhnya terhadap produksi kakao. Jurnal Pelita Perkebunan 13(2) : 90-99.
Spillane, J. 1995. Komoditi Kakao, Peranannya dalam Perekonomian Indonesia. Kanisius. Yogyakarta. 380 hlm.
Sudirja, R., M. A. Solihin, dan S. Rosniawaty. 2005. Pengaruh kompos kulit buah kakao dan kascing terhadap perbaikan beberapa sifak kimia fluventic eutrudepts. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran. Bandung. 43 hlm.
Suhaelah, E. 2007. Respons tanaman nilam (pogostemon cablin benth) terhadap pemberian rootone f dan cendawan mikoriza arbuskular. Skripsi.
Universitas Lampung. Bandar Lampung. 88 hlm.
Suhardi. 1989. Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA). Pusat Antar Universitas (PAU) Bioteknologi UGM. Yogyakarta. 128 hlm.
Suherman, C., A. Nuraini, dan S. Rosniawaty. 2006. Pemanfaatan Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA) serta Media Campuran Subsoil dan Kompos pada Pembibitan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis ). UNPAD. Bandung. 16 hlm.
Susanto, F. X. 1994. Tanaman Kakao: Budidaya dan Pengolahan Hasil. Kanisius. Yogyakarta. 183 hlm.
Syib’li. M. A. 2008. Jati mikoriza: sebuah upaya mengembalikan eksistensi
hutan dan ekonomi indonesia. http://-www.kabarindonesia.com. Diunduh tanggal 8 Maret 2011.
Turk, M. A., T. A. Assaf, K. M. Hameed, and A. M. Al-Tawaha. 2006.
Significance of mycorrhizae. World J. of Agric. Scie. 2 (1): 16 – 20. Wibowo, V. 2012. Bab II: buku ajar iptu.
http://very-wibowo.blogspot.com/2012/11/bab-ii-buku-ajar-iptu.html. Diunduh tanggal 11 Februari 2013.
Yulia, R. 2006. Kandungan tanin dan potensi anti strepcoccus mutans daun teh var. Assamica pada berbagai tahap pengolahan. Skripsi. IPB. Bogor. 34 hlm.
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menberikan karunia, rahmat, nikmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Maria Viva Rini, M.Sc, dan Bapak Ir. M. A. Syamsul Arif, M.Sc., Ph.D., selaku pembimbing I dan pembimbing II atas bimbingan, nasihat, kritik, dan perhatian yang diberikan kepada penulis selama melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku penguji bukan pembimbing atas segala saran, masukan, dan kritikan yang membangun dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Soesiladi Esti Widodo, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan dengan penuh kesabaran.
4. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Program Studi Agroteknologi.
5. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
6. Ibu, bapak, mas, mbak, dan adik penulis atas kasih sayang, pengorbanan, dan doa yang tiada hentinya diberikan kepada penulis.
penelitian.
8. Minarsih S.P., teman seperjuangan, atas kebersamaan, bantuan, dan motivasi ke pada penulis.
9. Sri Hartati, S.P., Rara Ayu Sekarsari, S.P., Rizki Amelia, Dewi Puspita Sari, Asep Suryana, S.P., Arif Aditya, S.P., Panji Setyo Arizka, S.P., dan teman-teman yang tak bisa penulis utarakan satu persatu atas bantuan dan motivasi yang diberikan kepada penulis.
10. Keluaga besar Agroteknologi 2008 dan Fosi FP Unila atas dukungan mereka kepada penulis selama penelitian.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak dan mendapatkan ridho Allah SWT.
Bandar Lampung, 15 Februari 2013 Penulis,