• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

D. Saran

1. Pengamatan histopatologi perlu dilakukan untuk mengetahui kerusakan yang terjadi pada pankreas.

2. Perlu dilakukan uji toksisitas senyawa Cr(NO3)3∙9H2O.

3. Perlu dilakukan pengamatan variasi dosis Cr(III) terhadap aktivitas antihiperglikemia dari macam-macam senyawa Cr(III).

4. Senyawa Cr(NO3)3∙9H2O juga perlu diberikan kepada tikus non-diabetes untuk mengetahui benar tidaknya terjadi penurunan kadar glukosa darah.

50

DAFTAR PUSTAKA

Andarwulan, N., Feri Kusnandar, dan D. Herawati. 2011. Analisis Pangan. Jakarta: PT Dian Rakyat.

American Diabetes Association (2014). Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care Vol 37, Supplement 1, January 2014. Diakses dari

http://care.diabetesjournals.org/content/37/Supplement_1/S81.full.pdf+html

pada 4 Mei 2015. Jam 09.29 WIB).

Agung Endro Nugroho. (2006). Hewan Percobaan Diabetes Mellitus: Patologi Dan Mekanisme Aksi Diabetogenik. Jurnal BIODIVERSITAS. 7(4): 378-382. Akbarzadeh A., Norouzian D., Mehrabi M.R., Jamshidi Sh., Farhangi A., Allah Verdi

A., Mofidian1 S.M.A. and B. Lame Rad. (2007). Induction of Diabetes by Streptozotocin In Rats. Indian Journal of Clinical Biochemistry. 22(2).

Althan, V. M. (2003). The Pharmacology of Diabetic Complication. Current Medical Chemistry. 10: 1317-1327.

Arief Nurrochmad, dkk. (2012). Petunjuk Praktikum Farmakoogi Eksperimental I. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Asman Manaf. (2006). Insulin: Mekanisme Sekresi dan Aspek Metabolisme. Dalam Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi IV. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.

Baynes, J. W. (2003). Role Of Oxidative Stress In Diabetic Complicatoin. A New On An Old Paradigm. Diabetes. 48: 1-9.

Connel, D.W & Miller G.J (eds). 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Jakarta: UI Press.

Cnop, M, et. al. (2005). Mechanism of Pancreatic β-Cell Death in Type 1 and Type 2 Diabetes. Diabetes. 54: 97-107.

Davis W. Lamson, Steven M. Plaza. (2002). The Safety And Efficacy Of High-Dose Chromium. Alternative Medicine Review. 7(3): 218-235.

Departemen Kesehatan RI. (2005). Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Melitus. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

51

Eleazu CO, et. al., (2013). Review Of The Mechanism Of Cell Death Resulting From Streptozotocin Challenge in Experimental Animals, Its Practical Use and Potensial Risk to Humans. J Diabetes Metab Disord. 12(1): 60.

Evans, Joseph, et. al. (2002). Oxidative Stress and Stress Activated Signaling Pathways: A Unifying Hypothesis of Type 2 Diabetes.

Feng, Weiyue. (2007). The Transport of Chromium(III) In the Body: Implications for Function. The Nutritional Biochemistry of Chromium(III).

Groff J. L., Gropper S. S. (2000). Advanced Nutrition and Human Metabolism. Singapore: Wadsworth/Thomson Learning.

Guthrie, D. W., dan Guthrie, R. A. (2003). The Diabetes Source Book. New York: Mc Graw Hill Company.

Guyton AC, Hall JE. (2011). Textbook of Medical Physiology 12th ed. Philadelphia : Saunders Elsevier

Kleefstra, Nanne.,Houweling, Bas. Physiological role of chromium [internet]. 2014 Aug 13; Diapedia 8104108110 rev. no. 17. Available from:

http://dx.doi.org/10.14496/dia.8104108110.17 diakses pada 1 September

2016. Jam 01.28 WIB.

Kun Sri Budiasih. (2009). Studi Bioanorganik: Mineral Runutan Dalam Metabolisme Tubuh. Prosiding, Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Kun Sri Budiasih. (2009). Karakterisasi Kromium (III) Askorbat Produk Industri Sebagai Upaya Mendapatkan Data Pembanding Bagi Produk Sintesis. Prosiding, Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Kun Sri Budiasih. (2013). Antihyperglicemic Activity of Some Cr-amino acids Complexes on Diabetics Rats. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research. 5(9): 34-39.

Kusumawati Diah. (2004). Bersahabat dengan Hewan Coba Edisi Pertama. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, et al. (2012). Diabetes Mellitus. Harrison’s Princliples Of Internal Medicine. 18th ed. New York: Mc Graw Hill Company.

52

M. Sopiyudin Dahlan. (2008). Statistik Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika

Mohammad Ghoffar. (2012). SALAT. Olahraga Ampuh untuk Diabetes Mellitus. Yogyakarta: Graha Ilmu.

National Research Council. (1997). Nutrient Requirement Of Warmwater Fishes. Washington: National Academic of Science.

Mertz, W.M.D. (1998). Chromium research from a distance: from 1959 to 1980. Journal American College of Nutrition. 17: 544-547.

Oprescu, A. et. al. (2007). Free Fatty Acid-Induced Reduction in Glucose-Stimulated Insulin Sekretion : Evidence for a Role of Oxidative Stress In vitro and In Vivo. Diabetes Journal. 56: 2927-2937.

Pandey, Manju dan Vijayakumar. (2011). Nutraceutical Supplementation for Diabetes: A Review. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 3(4): 33-40.

Palmer, Michael. (2015). Human Metabolism Lecture Notes. Canada : Departemen of Chemistry, University of Waterloo

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). (2011). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia.

Power, A. C. (2005). Diabetes Mellitus. Harrison’s Principles Of Internal Medicine 16th ed. New York: Mc Graw Hill. 2152-2179.

Raden Roro Dewi Ngaisyah. (2010). Hubungan Asupan Kromium dengan Tingkat Gula Darah pada Anggota Persadia Samarinda Tahun 2010. Tesis. Universitas Indonesia. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Raslim Rasyid, dkk. (1995). Prinsip-Prinsip Kimia Medicinal. Yogyakarta: UGM Press.

Safinaz S. Ibrahim, Sherine M. Rizk. (2008). Nicotinamide: A Cytoprotectant Against Streptozotocin-Induced Diabetic Damage In Wistar Rat Brains. African Journal of Biochemistry Research. 2(8): 174-180.

Soegondo. 2008. Hidup Secara Mandiri Dengan Diabetes Mellitus. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.

53

Surya Dharma. (2010). Pengaruh Pemberian Komium (III) dengan Vitamin C terhadap Kadar Glukosa Darah, Spermatozoa, dan Organ Terkait Mencit Putih. Disertasi. Universitas Andalas.

Szkudelski, Tomasz. (2001). The Mecanism Of Alloxan and Streptozotocin Action In β Cell Of The Rat Pankreas. Physiology Research. 50: 54-536.

Szkudelski, Tomasz. (2012). Streptozotocin-Nicotinamide Induced Diabetes in the Rat. Characteristics of the Experimental Model. Experimental Biology and Medicine. 237(5): 481.

Vincent, John B and Dontarie Stallings. (2007). Introduction: A History Of Chromium Studies (1955-1995). The Nutritional Biochemistry of Chromium(III).

Zainal Arifin. (2008). Beberapa Unsur Mineral Esensial Mikro dalam Sistem Biologi dan Metode Analisnya. Jurnal Litbang Pertanian. 27(3): 99-105

54

55 Lampiran 1. Skema Alur Penelitian

56

Lampiran 2. Konversi Dosis Antar-Jenis Subjek Uji

Konversi perhitungan dosis antar-jenis subjek uji Mencit

20 g Tikus 200 g Marmot 400 g Kelinci 1,5 kg Kera 1 kg Anjing 12 kg Manusia 70 kg Mencit 20 g 1,0 7,0 12,225 27,8 64,1 124,2 387,9 Tikus 200 g 0,14 1,0 1,74 3,9 9,2 17,8 56,0 Marmot 400 g 0,008 0,57 1,0 2,25 5,2 10,2 31,5 Kelinci 1,5 kg 0,004 0,25 0,44 1,0 2,4 4,5 14,2 Kera 1 kg 0,016 0,11 0,19 0,42 1,0 1,9 6,1 Anjing 12 kg 0,008 0,06 0,10 0,22 0,52 1,0 3,1 Manusia 70 kg 0,0026 0,0018 0,031 0,07 0,16 0,32 1,0

57

Lampiran 3. Pembuatan Pelarut Streptozotocin-nicotinamide

1. Larutan Buffer Sitrat 0,1 pH 4,5 0,1 M sebagai pelarut Streptozotocin Prosedur pembuatan :

Asam sitrat 0,1 M sebanyak 25,5 mL dicampurkan dengan 24,5 mL larutan sodium sitrat 0,1 M kemudian ditambahkan akuades hingga volume 100 mL. Pengecekan pH dilakukan dengan menggunakan pH universal. pH 4,5 dapat dicapai dengan menambahkan larutan asam sulfat 1 N

2. Larutan NaCl 0,9% sebagai Pelarut Nicotinamide Larutan NaCl 0,9% b/v = ,

Dalam 250 mL NaCl 0,9% terdapat NaCl sebanyak = , x 250 mL

= 2,25 g a. Ditimbang NaCl sebayak 2,25 g diatas gelas arloji

b. Dilarutkan dalam gelas kimia menggunakan pelarut akuades c. Dipindahkan kedalam labu ukur 250 mL

d. Ditambahkan akuades hingga tanda batas kemudian dikocok hingga homogen

58

Lampiran 4. Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah

1. Kadar Glukosa Darah pada Hari ke-0 Kelompok

Perlakuan Keterangan

KGD0 (mg/dL) tikus nomor ke-

1 2 3

Cr(NO3)∙9H2O Perlakuan 62,20 100,20 82,50

Cr-Pic Kontrol positif 82,60 60,70 63

Glibenklamid Kontrol positif 96,40 160,40 85,30

Na-CMC Kontrol DM 68,70 73,20 101,60

Na-CMC Kontrol negatif 74,50 44,10 73,40

2. Kadar Glukosa Darah pada Hari ke-8 Kelompok

Perlakuan Keterangan

KGD8 (mg/dL) tikus nomor ke-

1 2 3

Cr(NO3)∙9H2O Perlakuan 84,50 110,20 143,00

Cr-Pic Kontrol positif 167,60 126,60 101,50

Glibenklamid Kontrol positif 270,90 324,20 86,90

Na-CMC Kontrol DM 112,60 120,10 172,20

Na-CMC Kontrol negatif 30,70 42,30 65,70

3. Kadar Glukosa Darah pada Hari ke-64 Kelompok

Perlakuan Keterangan

KGD64 (mg/dL) tikus nomor ke-

1 2 3

Cr(NO3)∙9H2O Perlakuan 74,80 85,80 36,20

Cr-Pic Kontrol positif 71,20 67,80 105,01

Glibenklamid Kontrol positif 127,10 65,20 32,40

Na-CMC Kontrol DM 410,20 56,80 61,60

59

60

Lampiran 6. Uji Normalitas Kadar Glukosa Darah

Interpretasi normal :

Nilai p (sig.) < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal Nilai p (sig.) > 0,05 maka data terdistribusi normal

61

Lampian 7. Hasil Uji Paired Sample t Test masing-masing Kelompok dengan Tingkat Kepercayaan 95% 1. Kelompok Perlakuan Cr(NO3)∙9H2O

62 2. Kelompok Perlakuan Cr-Picolinat

63 3. Kelompok Perlakuan Glibenklamid

64 4. Kontrol DM

65 5. Kontrol Negatif

66

Lampiran 8. Aktivitas Antihiperglikemia dalam Glucose Lowering (%GL) Bahan Uji

Perlakuan

Kadar Glukosa Darah Rata-rata (mg/dL) Sebelum

Perlakuan (X)

Setelah

Perlakuan (Y) (X-Y) %GL

Cr(III)nitrat 112,57 65,50 47,07 41,81

Cr-Pic 131,73 81,37 50,36 38,23

Glibenklamid 227,33 74,90 152,43 67,05

Keterangan :

Dokumen terkait