• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

1. Diharapkan penggunaan berbagai bahan kimia agar tidak berlebihan dan boros karena akan berdampak terhadap kualitas kertas yang dihasilkan seperti kertas rokok yang diproduksi tidak sesuai standar yang diinginkan

2. Perlu diadakannya ruang perpustakaan untuk menambah ilmu pengetahuan para karyawam PT.Pusaka Prima Mandiri

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kayu

Kayu adalah suatu karbohidrat yang tersusun terutama karbon, hidrogen dan oksigen. Kayu mengandung senyawa organik yang tetap tinggal setelah terjadi pembakaran pada suhu tinggi pada kondisi oksigen yang melimpah, residu semacam ini dikenal sebagai abu. Unsur-unsur penyusun kayu itu tergabung dalam sejumlah senyawa organic, selulosa, hemiselulosa dan lignin (Sjostrom. 1995).

Tabel 2.1 Komposisi Kayu

Unsur % berat kering Karbon Hidrogen Oksigen Nitrogen Abu 49 6 44 Sedikit 0,1

Produk paling penting dari pengolahan kayu secara kimia adalah pulp, yang dihasilkan di seluruh dunia mencapai 123 juta ton pada tahun 1980 yang mengalami perubahan proses pembuatan pulp dan pengelantangannya karena persoalan ekonomi dsn lingkungan. Konsumsi di Negara-negara berkembang begitu tinggi sehingga dibutuhkan dana yang besar dalam jangka waktu yang cukup panjang

Kimia kayu dan komponen-komponennya tidak dapat dipisahkan dari strukturnya. Kayu tidak hanya merupakan senyawa kimia, atau jaringan anatomi, atau bahan tetapi merupakan gabungan dari ketiganya. Kesemuanya ini merupakan hasil

hubungan yang erat dari komponen–komponen kimia yang membentuk unsur–unsur ultra struktur, yang kemudian bergabung menjadi suatu system yang berderajat tinggi yang membentuk dinding sel yang akhirnya membentuk jaringan kayu (Sjostrom. 1995).

2.1.1 Jenis Kayu

Jenis kayu yang banyak digunakan dalam pembuatan kertas adalah :

1. Kayu lunak (softwood), adalah kayu dari tumbuhan conifer contohnya pohon pinus

2. Kayu keras (hardwood), adalah kayu dari tumbuhan yang menggugurkan daunnya setiap tahun.

Kayu lunak yang memiliki panjang dan kekasaran lebih besar digunakan untuk member kekuatan pada kertas.Kayu keras lebih halus dan kompak sehingga menghasilkan permukaan kertas yang halus.Kayu keras juga lebih mudah diputihkan hingga warnanya lebih terang karena memiliki lebih sedikit lignin (Sjostrom.1995).

2.2 Pembuatan Pulp

Pemisahan serat selulosa dari bahan-bahan yang bukan saerat didalam kayu dapat dilakukan dengan berbagai macam proses yaitu (Dumanauw. 1993):

a. Pembuatan Pulp Asah Batu

Proses kayu asah batu merupakan proses yang paling tua yang mengubah kayu menjadi pulp dan penemuannya oleh Keller dalam tahun 1843 merupakan

tonggak sejarah dalam pembuatan kertas.Sejak saat itu kayu merupakan bahan baku utama untuk kertas.

b. Pembuatan Pulp Mekanik

Dalam proses pembuatan pulp secara mekanik pemisahan serat dilakukan dengan cara menggunakan tenaga mekanik.Proses ini dilakukan dengan menggerinda kayunya menjadi serat pulp dan menghasilhan rendemen sebesar 90-95%,tetapi menyababkan kerusakan pada serat.Penggunaan pulp yang dihasilkan pada proses mekanik ini nilainya kecil sekali,jika pulp itu masih mengandung banyak lignin dan serat-seratnya tidak murni sebagai serat.

c. Proses Semikimia

Proses semikimia meliputi pengolahan cara kimia yang diikuti dengan perbaikan secara mekanik dan beroperasi pada rendemen yang tingginya dibawah proses mekanik.Biasanya bahan kimia yang digunakan pada proses ini adalah natrium sulfit.

d. Proses Kimia

Bahan–bahan yang terdapat ditengah lapisan kayu akan dilarutkan agar serat cepat terlepas dari zat–zat yang mengikatnya.Hal yang merugikan pada proses ini adalah rendemen yang rendah yaitu 45–55%.

Proses kimia dibagi menjadi tiga kategori: 1. Proses Soda

2. Proses Sulfat 3. Proses Sulfit

Dalam proses soda, kayu dimasak dengan larutan NaOH. Larutan sisa permasakan dipekatkan dan kemudian dibakar, yang akan menghasilkan NaOH. Disebut “proses soda” karena bahan kimia yang ditambahkan kedalam prosesnya berupa natrium karbonat. Pada proses sulfit, larutan pemasak yang dipakai adalah asam–asam yang mengandung sulfur dari logam alkali atau alkali tanah berupa sulfit. Proses sulfat adalah proses pembuatan pulp yang paling banyak digunakan saat ini atau disebut juga proses kraft.

e. Proses Alkali

proses alkali pada pembuatan kertas untuk membuat warna pulp lebih cerah yang dilakukan pada kondisi tidak asam, bahan tambahan yang digunakan resin dan kaolin untuk bahan pengisi. Penggunaan alkali ini merupakan hal yang baru di Indonesia, proses ini lebih ditekankan pada hasil yang diinginkan dan biaya yang efektif.

Pembuatan kertas dengan proses alkali memberikan banyak keuntungan bagi industri yang menerapkannya. Berikut ini adalah keuntungan yang didapat dari proses pembuatan kertas secara alkali (Clark.1981):

a.Meningkatkan kekuatan kertas

b.Dapat mempergunakan CaCO3 sebagai bahan pengisi c. Menghemat energi

d.Menekankan korosi pada peralatan

e.Mengektensifkan penggunaan kembali air pasi(white water) f.Mengurangi penggunaan air baru ( fresh water).

Sedangkan kerugiannya menggunakan proses alkali adalah menyebabkan pertumbuhan jamur dan terjadinya pengelupasan lembaran kertas pada pengepresan atau tekanan (Clark. 1981).

2.3 Pembuatan Kertas

Keras dibuat dari kayu yang di potong-potong dalam kepingan kecil dan di masukkan dalam kalsium bisulfate (Ca(SO4)2) atau bahan kimia yang lain untuk melarutkan lignin selulosa diperoleh dengan cara filtrasi yang dibersihkan dengan klorin dioksida atau dengan hydrogen peroksida H2O2 dan kemudian ditimbang, diukur, digulung ke dalam lembaran. Dalam penimbangan dan pengukuran dilakukan seperti material pati. Lapisan kertas ditimbang beratnya dengan mineral-mineral seperti barium sulfat (BaSO4) untuk mengurangi porositas handuk kertas mengandung sedikit tambahan mineral (Dumanauw. 1993).

2.4 Filler (Bahan Pengisi)

Bahan pengisi (filler) pada kertas rokok merupakan bahan kimia yang mempunyai pengaruh dan fungsi tertentu di dalam pembuatan kertas yang layak digunakan dan merupakan kualitas yang tinggi, dimana dapat meningkatkan keputihan (terang/putih bersih) dari kertas dan umumnya dapat meningkatkan karakteristik kertas cetakan. Proses penambahan mineral atau filler (pengisi) pada stock kertas menjadi bentuk helainya dilakukan pada Head of Machine (Paper Machine) pada pembuatan kertas. Awalnya proses ini dianggap sebagai proses dengan biaya yang murah dan beberapa kertas yang berisikan kandungan bahan filler tersebut dianggap sebagai bahan dengan kualitas rendah. Saat ini, dengan situasi yang berbeda manfaat filler secara umum sudah dapat diterima oleh perusahaan-perusahaan industry yang memproduksi kertas, penambahan filler Kalsium Karbonat (CaCO3) adalah suatu bahan yang secara integral merupakan bagian dari pembuatan kertas. Kenyataannya beberapa kertas berkualitas tidak dapat dicapai tanpa adanya bahan filler, ataupun akan lebih mahal untuk mencapai kertas dengan kualitas uang baik tanpa adanya filler (Hagemeyer. 1991).

2.4.1 Kalsium Karbonat (CaCO3)

Kalsium Karbonat biasanya berasal dari batu kapur yang disediakan alam. Sumber yang dominan yaitu dari fosil kulit dan kerangka bintang yang dibawa oleh

aliran dan berangsur mengendap dalam tempat yang panas dari daerah tersebut. Batu kapur terbentuk jutaan tahun lalu.

Pada pembuatan kertas dengan alkali, bahan pengisi yang paling umum digunakan adalah kalsium karbonat (CaCO3). Kalsium karbonat yang digunakan yaitu produk alam yang langsung dari penggilingan batu kapur dan produk pabrik (CaCO3 yang terendapkan). Penggunaan kalsium karbonat yang optimum berkisar antara 26-32% terhadap kertas. Untuk menghasilkan lembaran yang baikharus memenuhi syarat yaitu kadar CaCO3 minimum 98%, kadar air minimum 1%, pH 8-10,5 dan kelarutan dalam air maximal 0,3 %. Kalsium karbonat memiliki tingkat kelarutan yang rendah, namun ketika dicampur pada kondisi asam maka CO2 akan terlepas yang akan menimbulkan masalah baru jika digunakan pada mesin kertas. Maka dari itu diperkenalkan cara dengan sistem alkali sehingga alsium karbonat memiliki peranan yang sangat besar terhadap sifat-sifat kertas. Ketika komponen yangbersifat asam berhubungan dengan Karbonat tingkat pengikatan akan lemah dan pembentukan busa (foam) atau pitch (gelembung) akan meningkat. Kalsium karbonat memiliki tingkat kecemerlangan pada kertas berkisar 92-97% (Hagemeyer. 1991).

2.5 Proses Pengolahan Kertas Rokok

2.5.1Persiapan Bahan (Stock Preparation)

Bahan baku sebelum diolahmenjadi kertas harus dipersiapkan terlebih dahulu,bagian yang melaksanakan ini disebut stock preparation. Bahan yang

digunakan ada tiga yaitu pulp NBKP (Needle Bleached Kraft Pulp), LBKP (Leaft Bleached Kraft Pulp) dan CaCO3.

1. Pengolahan NBKP

Bahan baku NBKP dimasukkan kedalam hydra pulper dengan menggunakan konveyor.Hydra pulper ini merupakan tanki untuk menguraikan serat-serat pulp yang dicampur dengan white water sebagai pengencer.Didalam hydra pulper terdapat pisau sebagai alat pemotong lembaran pulp sehingga didapatkan buburan dengan konsistensi 38-40 gr/liter.Proses berlangsung secara batch setiap 10-20 menit bahan baku NBKP ini dimasukkan sebanyak 1,5 bal (1 bal=250 kg) untuk satu kali pelarutan. Kemudian buburan NBKP ditransfer ke wood dump chest sebagai tempat penampungan sementara yang didalamnya terdapat agitator untuk membuat konsistensi tetap terjaga. Lalu buburan NBKP dipompakan ke refiner, yang merupakanmerupakan suatu alat yang berfungsi untuk memotong dan memecahkan serat sehingga serat-serat menjadi lebih halus.Kemudian buburan yang telah halus ini ditampung di refiner chest,dan dijaga konsistensinya sama dengan sebelum di mixing.

2. Pengolahan LBKP

LBKP sekitar 1,5 bal dilarutkan selama 10-20 menit untuk mendapatkan kosistensi 38-40 gr/liter. Proses juga berlangsung secara batch, pelarutan LBKP dilakukan di hydra pulper bergantian dengan NBKP setelah

itu dipompa kedalam stronge chest, sebagai tempat penampungan sementara. Larutan terus diaduk agar tidak mengendap sehingga kosistensinya tetap. 3. Pengolahan Broke

Buburan broke yang dip roses di stock preparation ini berasal dari dry broke,khusus untuk dry broke sebelum masuk ke mixing chest terlebih dahulu dihancurkan di sydra pulper untuk dibuat buburan dengan konsistensi tertentu selanjutnya buburan broke ditransfer ke super viberator yang fungsinya hamper sama dengan refiner yaitu untuk memecah gumpalan serat.Untuk wet broke aliran prosesnya hamper sama dengan dry broke tetapi tidak melalui super fiberator karena wet broke tersebut berupa serat-serat yang sudah halus dan belum tercampur kotoran,maka alirannya lansung menuju broke chest.

4. Kalsium Karbonat

Kalsium karbonat dibuburkan sesuai dengan kebutuhan,tetapi biasanya dilarutkan sebanyak 125 kg untuk dicampur dengan 2000 liter air.Karena dalam air juga mengandung kalsium karbonat maka konsistensi buburan dijaga.Hasil larutan kalsium karbonat disaring dengan vibrating screen.Di mixing chest seluruh bahan NBKP,LBKP dan broke dicampur jadi satu,komposisi dari pencampuran di mixing chest dengan komposisi yang berlainan sesuai dengan grade ketas rokok yang diinginkan konsumen.Contoh salah satu komponen grade yaitu low porosity NBKP 25%, LBKP 35% dan BROKE 40%.Konsistensi yang diinginkan adalah sekitar 60 gr/liter.Pada saat pemompaan dalam prose mixing akan timbul buih-buih,sehingga diperlukan

bahan tambahan seperti deformer untuk menghilangkan buih.Deformer ini mempunyai banyak jenis tetapi PT.PPM memakai belavoid dan foammasteryang terbaik. Campuran ini dibuat sekitar 1:6 dengan air untuk kemudian dicampur terlebih dahulu di machine chest dan siap dipakai pada paper machine setelah dari machine chest,buburan dipompakan ke stock master yang digunakan untukmenjaga laju buburan pada machine master tank.

Buburan yang keluar dari machine tank kemudian dialirkan ke centi cleaner,yang berfungsi untuk mengeluarkan kontaminan berat berdasarkan gaya sentrifugal melalui tiga cleaner yaitu:

a) Buburan yang telah diencerkan kembali dengan white water yang berasal dari penyaringan di wire,dipompakan ke primary cleaner.Buburan yang baik masuk ke constant level tank sedangkan reject masuk ke secondary cleaner.Di secondary cleaner dipisahkan lagi,dimana buburan yang baik masuk ke primary cleaner dan reject masuk ke tertiary cleaners untuk pemisahan,dimana buburan yang baik masuk ke secondary dan kotorannya dibuang ke limbah pembuangan.

b) Buburan yang baik dari primary cleaner diencerkan dalam constant level tank dengan white water dari pembuangan di wire.Buburan yang baik langsung ke head box sedangkan reject masuk ke rotary screen.

c) Pada rotary screen disaring,buburan yang baik masuk ke constant level tank dan reject mengalir ke wet broke chest.

Pada pemindahan dari stock master ke constant cleaners diinjeksikan buburan CaCO3ngan alat flow meter.Penambahannya tergantung kebutuhan yang diinginkan dengan kecepatan tertentu.Misalnya penambahan penambahan CaCO3 dengan kosistensi 60 gr/liter dengan flow yang diinginkan sekitar 35 liter/menit.

Semua serat yang berupa buburan encer yang benar-benar sudah bersih dipompakanke pressure screen untuk membuang kontaminan yang benar-benarringan.Serat yang benar-benar bersih akan lolos pada celah dan lobang press screen,dan serat ini langsung menuju ke constantlevel tank untuk penstabilan flow dan terus ke head box untuk siap disalurkan ke paper machine(PTK,2000).

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Porositas adalah ruang kosong diantara material dan merupakan fraksi dari volume ruang kosong terhadap total volume (Bellman, 2012). Sedangkan porositas kertas rokok ialah sifat fisik pada kertas yang merupakan aliran udara yang terdapat pada kertas rokok. Nilai porositas dari beberapa benda tertentu dapat berkisar antara 5 sampai 40 persen yang biasa disebut porositas tipis atau marginal porosity (PTK, 2000).

Porositas sangatlah penting pada pembuatan kertas rokok, salah satu kegunaanya yaitu untuk meratakan susunan kertas yang bertujuan untuk menentukan seberapa berat atau ringannya rokok tersebut saat dihisap oleh konsumen. Selain itu porositas berguna untuk meratakan pembakaran pada saat rokok dihisap dan memperindah pembungkusan tembakau.

Pada pembuatan kertas rokok ada beberapa bahan yang digunakan diantaranya bahan baku dan bahan pendukung, yang termasuk bahan baku adalah pulp dan bahan pendukungnya ialah kalsium karbonat (CaCO3) yang akan membentuk porositas pada kertas tersebut. Kalsium karbonat (CaCO3) merupakan bahan pengisi (filler) yang digunakan dalam pembuatan kertas rokok.

Pembentukan porositas terjadi pada saat bubur pulp ditambahkan dengan serbuk CaCO3 dimana serbuk CaCO3 akan mengisi rongga-rongga kosong yang terdapat pada bubur pulp. Beberapa faktor yang mempengaruhi porositas yaitu banyaknya CaCO3 yang ditambahkan. Semakin banyak CaCO3 yang ditambahkan maka semakin tinggi pula porositasnya yang akan mengakibatkan efek yang tidak diinginkan yaitu mengurangi kekuatan kertas (PTK, 2000).

1.2Permasalahan

1. Bagaimana pengaruh pemakaian CaCO3 terhadap porositas kertas rokok 2. Bagaimana perbandingan yang sesuai antara pulp dan CaCO3 agar

porositasnya mencapai nilai mutu yang maksimal

1.3Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

1.Untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh pemakaian CaCO3 terhadap porositas 2.Untuk mengetahui perbandingan yang sesuai antara pulp dan CaCO3 agar porositasnya mencapai nilai mutu yang ditetapkan.

1.3.2 Manfaat

Manfaat penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan informasi pengaruh penambahan CaCO3 agar porositasnya mencapai nilai mutu

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian pengaruh penambahan CaCo3 terhadap porositas pada kertas rokok. Dalam pembuatan kertas rokok ada yang disebut bahan baku dan bahan pendukung, salah satu bahan pendukung yang digunakan adalah kalsium karbonat (CaCo3) yang berfungsi sebagai filler (bahan pengisi). Dalam pembuatan kertas rokok penambahan filler sangat berpengaruh terhadap porositas, maka dari itu perlu dihitung berapa banyak CaCO3yang harus ditambahkan. Target CaCO3 yang sesuai dengan parameter yaitu 18% - 30%.

THE EFFECT OF ADDING CaCO3 WITH DIFFERENT OF THE CIGARETTE PAPER POROSITY IN PT.PUSAKA PRIMA MANDIRI

ABSTRACT

The research of the effect adding CaCO3 of porosity in the cigarette paper. In the manufacture of cigarette paper there called raw materials and auxiliary materials, one adjuvant that is used is calcium carbonate (CaCO3) which serves as a filler (fillers).In the manufacture of cigarette paper filler additions greatly affect the porosity, therefore needs to be calculated how much CaCO3 to be added. Target of CaCO3 in accordance with the parameters of 18% - 30%

PENGARUH PENAMBAHAN CaCO

3

TERHADAP POROSITAS

KERTAS ROKOK

DI PT. PUSAKA PRIMA MANDIRI

KARYA ILMIAH

BOTTOR ULINA VITRI LIAWATI PASARIBU

122401089

PROGRAM STUDI D3 KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015

PENGARUH PENAMBAHAN CaCo

3

TERHADAP POROSITAS

KERTAS ROKOK

DI PT. PUSAKA PRIMA MANDIRI

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya

BOTTOR ULINA VITRI LIAWATI PASARIBU 122401089

PROGRAM STUDI D3 KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015

PERSETUJUAN

Judul : PENGARUH PENAMBAHAN CaCO3

TERHADAP POROSITAS KERTAS ROKOK PT. PUSAKA PRIMA MANDIRI

Kategori :KARYA ILMIAH

Nama :BOTTOR ULINA VITRI LIAWATI PASARIBU

Nomor Induk Mahasiswa :122401089

Program Studi :D3 KIMIA INDUSTRI

Departemen :KIMIA

Fakultas :MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, Juni 2015

Diketahui

Departemen Kimia FMIPA USU

Ketua, Pembimbing

Dr. RumondangBulan, MS Dr.Andriyaani, M.si NIP.195408301985032001 NIP.1969030504199032001

PERNYATAAN

PENGARUH PENAMBAHAN CaCO3 TERHADAP POROSITAS KERTAS ROKOK DI PT. PUSAKA PRIMA MANDIRI

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri,kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2015

BOTTOR ULINA VITRI LIAWATI PASARIBU 122401089

PENGHARGAAN

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang

berjudul “PENGARUH PENAMBAHAN CaCO3 TERHADAP POROSITAS KERTAS ROKOK DI PT. PUSAKA PRIMA MANDIRI”.

Karya ilmiah ini merupakan hasil kerja praktek di PT. PUSAKA PRIMA MANDIRI.Karya ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan akademik mahasiswa untuk memperoleh ijazah Ahli Madya Diploma-3 untuk program studi Kimia Industri di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Dengan selesainya karya ilmiah ini,penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini terutama kepada:

1. Orang tua penulis P.Pasaribu (+) dan Ibu M.Simanjuntak yang telah memberikan dukungan moril dan materil. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada adik-adik penulis yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada seluruh keluarga besar penulis yang tidak bias disebutkan satu-persatu.

2. Ibu Dr. Andriayani, Msi sebagai pembimbing tugas akhir 3. Bapak Nimpan Bangun, Msc sebagai pembimbing akademik

4. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

5. Seluruh Staf dan Karyawan PT. PUSAKA PRIMA MANDIRI yang selalu membimbing saya disaat Praktek Kerja Lapangan

6. Rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi Kimia Industri khususnya angkatan tahun 2012 dan juga stambuk 2013 dan 2014.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya ilmiah masih kurang sempurna dan memiliki berbagai kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membanagun, yang pada akhirnya dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan perbaikan atas kekuranagan dan kesalahan dalam penulisan karya ilmiah ini.

Medan, Juni 2015

Penulis

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian pengaruh penambahan CaCo3 terhadap porositas pada kertas rokok. Dalam pembuatan kertas rokok ada yang disebut bahan baku dan bahan pendukung, salah satu bahan pendukung yang digunakan adalah kalsium karbonat (CaCo3) yang berfungsi sebagai filler (bahan pengisi). Dalam pembuatan kertas rokok penambahan filler sangat berpengaruh terhadap porositas, maka dari itu perlu dihitung berapa banyak CaCO3yang harus ditambahkan. Target CaCO3 yang sesuai dengan parameter yaitu 18% - 30%.

THE EFFECT OF ADDING CaCO3 WITH DIFFERENT OF THE CIGARETTE PAPER POROSITY IN PT.PUSAKA PRIMA MANDIRI

ABSTRACT

The research of the effect adding CaCO3 of porosity in the cigarette paper. In the manufacture of cigarette paper there called raw materials and auxiliary materials, one adjuvant that is used is calcium carbonate (CaCO3) which serves as a filler (fillers).In the manufacture of cigarette paper filler additions greatly affect the porosity, therefore needs to be calculated how much CaCO3 to be added. Target of CaCO3 in accordance with the parameters of 18% - 30%

DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN PERNYATAAN ... i PENGHARGAAN ... ii ABSTRAK ... iv ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan... 2

1.3 Tujuan dan Manfaat ... 2

1.3.1 Tujuan ... 2

1.3.2 Manfaat ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Kayu ... 4

2.1.1 Jenis-Jenis Kayu ... 5

2.1.2 Sifat-Sifat Kayu ... 6

2.2 Pembuatan Pulp ... 9

2.3 Pembuatan Kertas... 11

2.4 Filler (Bahan Pengisi) ... 12

2.4.2 Kalsium Karbonat ( CaCO3) ... 15

2.4.3 Parameter Kalsium Karbonat ... 17

2.5 Proses Pengolahan Kertas Rokok... 18

2.5.1 Stock Preparation (Persiapan Bahan) ... 18

2.5.2 Paper Machine ... 22

2.5.3 Finishing ... 28

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Alat ... 31

3.2 Peralatan Safety ... 31

3.3 Bahan... 31

3.4. Prosedur... 32

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1 Hasil ... 35

4.2 Perhitungan ... 36

4.3 Pembahasan ... 39

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

5.1 Kesimpulan ... 41

5.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi Kayu ... 4 Table 4.1 Pengaruh Penambahan Filler Terhadap Porosity ... 35

Dokumen terkait