• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Perilaku Seks Bebas

Bentuk perilaku seks pranikah memiliki tingkatan-tingkatan yang berbeda dalam aktivitasnya. Bentuk perilaku seks pranikah ini merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pasangan tanpa ada ikatan pernikahan.

Reiss (dalam Duvall & Miller 1985), membagi bentuk perilaku seks pranikah itu menjadi beberapa kategori, yaitu:

1. Bersentuhan (touching), antara lain berpegangan tangan, berpelukan. 2. Berciuman (kissing), batasan dari perilaku ini adalah mulai dari hanya

sekedar kecupan (light kissing), sampai dengan (french kiss) yaitu adanya aktivitas atau gerakan lidah di mulut (deep kissing).

3. Bercumbu (petting), yaitu merupakan bentuk dari berbagai aktivitas fisik secara seksual, antara pria dan perempuan, yang lebih dari sekedar berciuman atau berpelukan yang mengarah kepada pembangkit gairah seksual, namun belum sampai berhubungan kelamin. Pada umumnya bentuk aktivitas yang terlibat dalam petting ini, melibatkan perilaku mencium, menyentuh atau meraba, menghisap, dan menjilat pada daerah-daerah pasangan; seperti mencium payudara pasangan perempuan, atau mencium alat kelamin pasangan pria.

4. Berhubungan kelamin (sexsual intercourse), yaitu adanya kontak antara penis dan vagina, dan terjadi penetrasi penis kedalam vagina.

Sedangkan menurut Papalia & Olds (1998), yang mengungkapkan mengenai bentuk perilaku seks pranikah dilakukan oleh pasangan, antara lain:

1. Berciuman (kissing) 2. Berpelukan (necking) 3. Bercumbu (petting)

4. Kontak alat vital (genital contact)

Menurut Nevid, Rathus & Rathus (1995), terdapat beberapa bentuk perilaku seks pranikah, yaitu:

1. Berciuman (kissing), ciuman dapat menjadi bentuk afeksi seseorang terhadap pasangannya, teman atau kerabatnya. Untuk itu ciuman bisa sebatas pada pipi, atau yang lebih jauh lagi yaitu ciuman pada bibir. Berciuman bibir dapat dengan adanya gerakan lidah pada mulut pasangan (deep kissing), atau hanya sekedar menempelkan bibir pada bibir pasangan. Pada setiap deep kissing hampir selalu disertai dengan adanya gerakan erotis tangan pada tubuh pasangan.

2. Stimulasi payudara, antara lain mencium, menghisap, atau menjilat payudara pasangan. Bagian tubuh lain yang biasanya juga dicium termasuk tangan dan kaki, leher, dan lubang telinga, paha dalam, dan alat kelamin.

3. Menyentuh (touching) dan stimulasi oral genital, menyentuh atau meraba daerah erotis dari pasangan dapat menimbulkan rangsangan. Perempuan dan pria secara umum memilih stimulasi oral (mulut) atau manual (tangan) terhadap alat kelaminnya.

Jadi dapat disimpulkan komponen-komponen perilaku seks pranikah antara lain adalah bersentuhan (touc hing), berciuman (kissing), bercumbu (petting) dan berhubungan kelamin (sexual intercourse).

2.5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Bebas

Adapun faktor-faktor yang dianggap berperan dalam munculnya permasalahan seksual pada remaja, menurut (Sarwono, 1994) adalah :

a. Perubahan-perubahan hormonal pada usia remaja yang meningkatkan hasrat seksual remaja. Peningkatan hormon ini menyebabkan remaja membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku tertentu.

b. Penyaluran tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia perkawinan, baik secara hukum karena adanya undang-undang tentang perkawinan, maupun karena norma sosial yang semakin lama semakin menuntut persyaratan yang terus meningkat untuk perkawinan (pendidikan, pekerjaan, persiapan, mental, dll).

c. Norma-norma agama yang berlaku, dimana seseorang dilarang untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Untuk remaja yang tidak dapat menahan diri memiliki kecendrungan untuk melanggar hal-hal tersebut.

d. Adanya kecenderungan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat sebagai akibat berkembangnya peran perempuan dengan pria. Menurut (Dianawati, 2006) alasan seorang remaja melakukan hubungan seks diluar nikah terbagi dalam beberapa faktor, diantaranya adalah :

Pada umumnya, remaja tersebut melakukannya hanya sebatas ingin membuktikan bahwa dirinya sama dengan teman-temannya, sehingga dapat diterima menjadi bagian dari anggota kelompoknya seperti yang diinginkan.

b. Adanya tekanan dari pacarnya

Karena kebutuhan seseorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang nanti dihadapinya.

c. Adanya kebutuhan badaniah

Seks menurut para ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Wajar saja jika semua orang, tidak tekecuali remaja menginginkan hubungan seks ini, sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak sepadan dibandingkan dengan resiko yang akan mereka hadapi.

d. Rasa penasaran

Pada masa remaja, rasa keingintahuan begitu besar terhadap seks. Apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa seks terasa nikmat, ditambah lagi adanya segala informasi yang tidak terbatas masuknya. Maka, rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan yang diharapkannya. e. Pelampiasan diri

Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri. Misalnya, karena terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya berpendapat bahwa sudah

tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya. Maka dengan pikirannya tersebut, ia akan merasa putus asa lalu mencari pelampiasan yang akan semakin menjerumuskannya kedalam pergaulan bebas. Pembahasan tentang pengetahuan diatas berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, dimana akan di ketahui sejauh mana pengetahuan remaja tentang seks bebas.

2.6. Media Sosial

Social media atau dalam bahasa Indonesia disebut media sosial adalah media yang didesain untuk memudahkan interaksi sosial yang bersifat interaktif atau dua arah. Media sosial berbasis pada teknologi internet yang mengubah pola penyebaran informasi dari yang sebelumnya bersifat satu ke banyak audiens, banyak audiens ke banyak audiens (Paramitha, 2011:42).

Defenisi media sosial dalam arti luas adalah demokratisasi informasi, mengubah orang dari pembaca konten ke penerbit konten. Hal ini merupakan pergeseran dari mekanisme siaran ke model banyak ke banyak, berakar pada percakapan antara penulis, orang, dan teman sebaya. Berdasarkan defenisi tersebut diketahui unsur-unsur fundamental dari media sosial yaitu pertama, media sosial melibatkan saluran sosial yang berbeda dan online menjadi saluran utama. Kedua, media sosial berubah dari waktu ke waktu, artinya media sosial terus berkembang. Ketiga, media sosial adalah partisipatif. “penonton” dianggap kreatif sehingga dapat memberikan komentar (Evans, 2008 : 34).

2.6.1. Ciri Media Sosial

Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet.

Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper. Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya.

Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.

Perkembangan media sosial berdampak pada cara berkomunikasi organisasi. Munculnya web memungkinkan orang membangun hubungan bisnis dan sosial serta berbagi informasi. Pemasaran melalui media sosial biasanya berpusat pada upaya membuat konten yang menarik perhatian dan mendorong pembaca untuk berbagi dengan jaringan sosial mereka. media sosial menjadi platform yang mudah diakses oleh siapapun, maka peluang perusahaan untuk meningkatkan kesadaran merek mereka dan memfasilitasi percakapan dengan pelanggan.

Teknologi-teknologi web baru memudahkan semua orang untuk membuat dan yang terpenting menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di blog, tweet, atau video di YouTube dapat direproduksi dan dilihat oleh jutaan orang secara gratis. Pemasang iklan tidak harus membayar banyak uang kepada penerbit atau distributor untuk memasang iklannya. Sekarang pemasang iklan dapat membuat konten sendiri yang menarik dan dilihat banyak orang (Zarrella, 2010: 2).

2.6.2. Bentuk Media Sosial

Media sosial dapat mengambil berbagai bentuk, termasuk forum internet, papan pesan, weblog, wiki, podcast, gambar dan video. Teknologi seperti blog, berbagi gambar, dinding posting, e-mail, instant messaging, music-sharing, pembuatan grup dan voice over IP.

Beberapa jenis aplikasi media sosial adalah Bookmarking, Content Sharing, Wiki, Flikcr, Connecting, Creating-opinion, Blog (Puntoadi, 2011: 34). a. Bookmarking

Berbagi alamat website yang menurut pengguna bookmark sharing menarik minat mereka. Social bookmarking memberikan kesempatan untuk share sebagai link dan tag yang mereka minati, hal ini bertujuan agar lebih banyak orang menikmati apa yang kita sukai. Beberapa contoh bookmarking site yakni www.dig.com, www.muti.com, www.reddit.com.

b. Content Sharing

Melalui situs-situs content sharing orang-orang menciptakan berbagai media dan mempublikasikannya dengan tujuan berbagi kepada orang lain. YouTube dan Flickr adalah situs content sharing yang sering dikunjungi oleh khalayak. Youtube menyajikan fasilitas bagi orang-orang yang ingin berbagi video dari YouTube ke website/blog, demikian juga Flickr memberikan kesempatan untuk dapat mem-print out berbagai gambar dari Flickr.

c. Wiki

Media sosial yang sering menyajikan seluruh informasi yang disajikan oleh pengunjung situs itu sendiri dan khalayak dapat melakukan editing jika

merasa informasi yang diajukan kurang tepat, salah, atau kurang lengkap. Beberapa situs Wiki yang memiliki berbagai karakteristik yang berbeda seperti wikipedia yang merupakan situs knowledge sharing, wikitravel yang memfokuskan diri dalam informasi tempat dan ada juga yang menganut konsep komunitas secara lebih eksklusif.

d. Flickr

Situs milik yahoo yang mengkhususkan pada image sharing dengan kontributor yang ahli di bidang fotografi dari seluruh dunia. Flickr dapat dijadikan sebagai “photo catalog” bagi produk yang ingin dipasarkan.

e. Social network

Aktivitas yang menggunakan berbagai fitur yang disediakan oleh situs tertentu untuk menjalin hubungan, interaksi dengan sesama. Situs social networking adalah facebook, MySpace, Linkedin.

f. Creating Opinion

Sosial media yang memberikan sarana untuk berbagi opini dengan orang lain di seluruh dunia. Melalui social media creating opinion, semua orang dapat menulis, jurnalis sekaligus komentator. Blog merupakan website yang memiliki sifat creating-opinion.

Menurut Daneback (Novika 2010) , situs-situs di internet juga dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu interaktif dan non-interaktif.

a. Non-interaktif meliputi seks, gambar dan film yang pada dasarnya ditemukan dalam www dan juga termasuk web shops. Dalam situs non-interaktif, tidak

diketahui siapa penggunanya sehingga pembuat situs memberikan keterangan jumlah pengunjung situs.

b. Interaktif meliputi www chat rooms, web communities dan instant massaging software. Karakteristik dari situs ini adalah bertujuan untuk komunikasi dan berinteraksi dengan yang lain. Pengguna web chat rooms dapat tidak diketahui identitasnya kecuali instant massaging sofware masih dapat diketahui identitas penggunanya, namun pengguna dapat memalsukan identitasnya.

2.6.3. Situs Jejaring Sosial

Aditya Firmansyah (2010: 10), mengemukakan bahwa situs jejaring sosial merupakan sebuah situs berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut. Tampilan dasar situs jejaring sosial ini menampilkan halaman profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna serta informasi yang berhubungan dengan pengguna (user).

Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone yang menawarkan beragam fasilitas untuk mengakses dengan cepat dalam berbagai merek ternama seperti Apple, Samsung, Nokia, HTC, dan lain sebagainya. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial

juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.

Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Kita sebagai pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya baik itu untuk tujuan komersial maupun non-komersial dan penggunaannya juga terkadang bersifat pribadi dan umum.

2.6.4. Klasifikasi Pengguna Internet

Cooper, Delmonico, dan Burg (dalam Carners, Delmonico & Griffin, 2001) mengklasifikasikan tiga kategori individu yang menggunakan internet untuk tujuan seksual, ketiga kategori tersebut adalah:

1. Recreational users yaitu individu yang mengakses materi seksual karena keingintahuan atau untuk hiburan dan merasa puas dengan ketersediaaan materi seksual yang diinginkan. Pada individu juga ditemukan adanya masalah yang berhubungan dengan perilaku mengakses materi seksual. Dari penelitian yang dilakukan maka ditemukan bahwa orang yang mengakses situs yang berkaitan dengan

seksual kurang dari 1 jam per minggu dan sedikit konsekuensi negatif, tergolong menjadi Recreational users.

2. At-risk users yaitu ditujukan pada orang yang tanpa adanya seksual kompulsif, tetapi mengalami beberapa masalah seksual setelah menggunakan internet untuk mendapatkan materi seksual. Individu menggunakan internet dengan kategori waktu yang moderat untuk aktivitas seksual dan jika penggunaan yang dilakukan individu berkelanjutan, maka akan menjadi kompulsif.

3. Sexual Compulsive users yaitu individu menunjukkan kecenderungan seksual kompulsif dan adanya konsekuensi negatif, seperti merasakan kesenangan/keasikan terhadap pornografi, menjalin hubungan percintaan dengan banyak orang, melakukan aktivitas seksual dengan banyak orang yang tidak dikenal, karena menggunakan internet sebagai forum atau tempat untuk aktivitas seksual, dan yang lainnya berdasarkan DSM-IV.

Cooper, Delmonico, dan Burg (Novika 2010) juga mengatakan bahwa berdasarkan waktu mengakses materi seksual, maka individu dibedakan menjadi 3 yaitu:

1. Low users yaitu individu yang mengakses materi seksual kurang dari 1 jam setiap minggu.

2. Moderate users yaitu individu yang mengakses materi seksual antara 1-10 jam setiap minggu.

3. High users yaitu individu yang mengakses materi seksual 11 jam atau lebih setiap minggu, individu ini menunjukkan perilaku kompulsif.

2.7. Remaja Dan Perkembangannya

Dokumen terkait