Bab VI. Kesimpulan dan Saran
B. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan perlu lebih memperhatikannya faktor lainnya lagi
seperti profitabilitas, likiduitas, leveragenya dan pengambilan
kebijakan-kebijakan perusahaan kedepan.
2. Bagi investor dalam mengambil keputusan investasi sebaiknya
memperhatikan informasi-informasi tentang perusahaan mengenai
laporan keuangannya, prospek perusahaan kedepan serta (analisis
Fundamental) dan juga menganilisis fluktuasi harga saham perusahaan
sebelumnya (analisis tehnikal).
3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian dengan periode
pengamatan yang lebih lama sehingga data-data akan dianalisis lebih
banyak, rentang data yang semakin besar juga bisa memberikan
gambaran yang lebih jelas terhadap kondisi perusahaan yang diteliti dan
sebaiknya menggunakan metode sampel yang berbeda dari penelitian ini,
dengan demikian diharapkan memberikan kontribusi informasi yang
lebih baik dan akurat untuk penelitian masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamaruddin. Dasar-Dasar Manajemen Investasi. Jakarta: Rineka Cipta,
1996.
Brealey, Richard A. Marcus, Alan J. dan Myres, Stewat C. Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid 1, Edisi Kelima; Jakarta;
Erlangga, 2007.
Darmaji, Tjiptono dan Fakhruddin, Hendy M. Pasar Modal di Indonesia:
Pendekeatan Tanya Jawab. Edisi 2; Jakarta: Salemba Empat, 2006.
Dergibson. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama, 2002.
Halim, Abdul. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat, 2003.
Harahap, Sofyan Syafri. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jalarta: Raja
Grafindo Persada, 2007.
Huda, Nurul dan Nasution, Mustafa Edwin. Investasi Pada Pasar Modal Syariah,
cetakan ke-2, Edisi Revisi; Jakarta: Prenada Media Group, 2008.
Istijanto, Oei. Kiat Investasi Valas, Emas, Saham: Panduan Praktis Membiakkan
Uang Lewat Valas, Emas, dan Saham yang Penuh Gejolak. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2009.
“Kebijakan Dividen (Devidend Policy),” Situs Resmi Scrib.
http://www.scribd.com/doc/8952883/kebijakandeviden (7 Februari
2011).
Lajnah (Pentasih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama RI), Al-Qur’an dan
Terjemahannya., edisi revisi dan diperluas. n.p.: CV. Toha Putra
Semarang, 1989.
Lo, Merry. “Belajar Reksa Dana: Pengenalan Saham”.
http://www.infovesta.com/roller/vesta/entry/pengenalan_saham (26
Januari 2011).
Octasoni. “Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga Saham
Dan Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007.” Skripsi Sarjana, Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2009.
Pahlevi, Mohammad Reza, “Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Harga
Saham Perusahaan Sektor Keuangan Pada Saat Ex-Dividend Date Di
Bursa Efek Indondesia (BEI).” Skripsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Gunadarma, Jawa Barat. 2008.
PT. International Nickel Indonesia Tbk., “Mewujudkan Nilai, Laporan Tahunan
2009” Situs Resmi PT. International Nickel Indonesia Tbk.,
http://www.pt-inco.co.id/new/laporan.php/ (12 Desember 2010).
Rahmawati, Sri Dwi Ari. Manajemen Keuangan Lanjut. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010.
Siaputra, Lani. 2006. “Pengaruh Pengumuman dividen terhadap perubahan harga
saham sebelum dan setelah ex dividend date di Bursa Efek Jakarta
(BEJ).” Skripsi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen
Petra, Surabaya.
Syamsuddin, Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Baru; Jakarta,
2007.
Tri, Anita. ”Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga Saham
Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun
2005-2007.” Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang. 2009.
Weston, J. Fred dan Brigham, Eugene F. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Jilid 2, Edisi Sembilan; Jakarta: Erlangga, 1997.
Widoatmojo, “Saham”. http://jurnal
sdm.blogspot.com/2009/08/saham-definisi-jenis-dan-faktor-yang.html (11 Juli 2011).
http://www.pt-inco.co.id
http://www.idx.co.id
BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah pengumuman dividen sebagai variabel
bebas (X) dan perubahan harga saham sebagai variabel terikat (Y). Berikut adalah
analisis-analisis yang dilakukan dalam penelitian, sebagai berikut:
1. Pengumuman Dividen
Pengumuman dividen pada penelitian ini dimulai pada periode
2005-2009, dihitung dengan cara menyeragamkannya menjadi dividen tahunan. Hal
tersebut dikarenakan adanya perbedaan pembagian dividen yaitu pembagian
dividen semesteran dan tahunan, data dilihat seperti di bawah ini:
Tabel 5.1 Pengumuman Dividen PT International Nickel Tbk.
Di Bursa Efek Indoensia (BEI) Periode 2005-2009.
Periode Pengumuman Tanggal Jumlah Dividen Rp/Saham Jumlah Dividen Tahunan Rp/Saham % Dividen
2005 30 Maret Rp. 940.39 Rp. 595.89 173,48%
26 Oktober Rp. 251.40
2006 29 Maret Rp. 745.88 Rp. 485.72 -18.24%
30 Oktober Rp. 228.58
2007 30 Maret Rp. 4545.00 Rp. 6862.61 1308.49%
1 November Rp. 9180,21
2008 26 Maret Rp. 208,15 Rp. 208.15 -96.97%
2009 20 November Rp. 107,72 Rp. 107.72 -48.25%
Dari Tabel 5.1 tahun 2005 dividen yang dibayarkan perusahaan sebesar
Rp. 595.89 perlembar saham. Tahun 2006 pembayaran dividen yang
dibayarkan perusahaan Rp. 487.72 perlembar saham atau menurun 18,24%
dibandingkan dividen tahun lalu. Hal ini disebabkan adanya perbaikan atas kas
tersedia dari kegiatan operasi, sebagian kenaikan dalam modal kerja dan
pengeluaran barang modal, terdapat arus masuk kas bersih sebesar $228,7 juta
pada tahun 2006, dibandingkan arus keluar sebesar $43,9 juta pada tahun 2005.
Pada tahun 2007 pembayaran dividen yang dibayarkan perusahaan
adalah Rp. 6862.61 perlembar saham atau meningkat menjadi 1308,49%
dibandingkan dividen tahun lalu. Hal ini disebabkan arus kas bersih yang
diperoleh dari aktifitas operasi sebelum pembayaran aset tetap adalah $1.401,0
juta pada tahun 2007, hampir tiga kali lipat dari jumlah tahun 2006 sebesar
$500,7 juta. Hal ini didukung oleh kondisi pasar yang juga menguntungkan
dengan meningkatnya harga jual nikel dalam matte menjadi $29.881 per metrik
ton atau naik $18.356 per metrik ton dibandingkan tahun lalu dan kondisi serta
kinerja keuangan perusahaan yang sangat baik.
Pada tahun 2008 pembayaran dividen yang dibayarkan perusahaan hanya
Rp. 208.15 perlembar saham atau mengalami penurunan 96,97% dibandingkan
tahun lalu. Hal ini disebabkan krisis perekonomian global yang berdampak
secara langsung pada kondisi keuangan perusahaan dimana harga nikel yang
yang turun drastis dari harga $29.881 per metrik ton menjadi $17.725 per
metrik ton. Selain itu menurunnya tingkat produksi memengaruhi penerimaan
arus kas bersih sebelum belanja barang modal yang menurun drastis menjadi
$289,7 juta dibandingkan dengan $1.401,0 juta pada tahun 2007.
Pada tahun 2009 pembayaran dividen yang dibayarkan perusahaan Rp.
107.72 atau masih mengalami penurunan sebesar 48,25%. Hal ini disebabkan
dampak perekonomian global yang belum membaik membuat penerimaan arus
kas bersih perusahaaan dari kegiatan operasional sebelum belanja barang
modal sebesar U$206,5 juta pada tahun 2009 turun dibandingkan tahun 2008
sebesar U$289,7 juta. Laba bersih perusahaan mengalami penurunan dimana
pada tahun 2009 sebesar U$170,4 juta (U$0,02 per lembar saham)
dibandingkan laba bersih tahun 2008 sebesar U$359,3 juta (U$0,04 per lembar
saham).
2. Perubahan Harga Saham
Harga saham pada penelitian ini berfluktuasi dari periode 2005-2009.
Untuk menentukan perubahan harga saham pada saat pengumuman dividen
maka penelitian ini menghitung dengan cara rata-rata harga saham 15 hari
sebelum pengumuman dividen dan 15 hari setelah pengumuman dividen dari
harga saham yang diseragamkan menjadi tahunan, dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 5.2 Harga Saham PT International Nickel Tbk.
Di Bursa Efek Indoensia (BEI) Periode 2005-2009.
Periode Harga Saham t-15 t0 Harga Saham t+15 %PPt-15 %PPt+15 %PD
2005 Rp. 1501 Rp. 1415 Rp. 1372 6.08% -3.043% 1.52%
2006 Rp. 2084 Rp. 2182 Rp. 2323 -4.49% 6.46% 0.99%
2007 Rp . 62584 Rp. 78225 Rp. 82403 -12.40% 5.34% -3.53%
2008 Rp. 8243 Rp. 6950 Rp. 6787 18.60% -2.36% 8.12%
2009 Rp. 3943 Rp. 3875 Rp. 3692 1.75% -4.75% -1.50%
Sumber = PIPM Makassar, data olahan.
Tabel 5.2 menunjukkan tahun 2005 pengumuman dividen berdampak
positif 1,52% terhadap perubahan harga saham disebabkan harga saham yang
berfluktuasi terus meningkat dibandingkan tahun lalu, kinerja keuangan yang
baik serta prospek perusahaan yang menjanjikan. Pada tahun 2006
pengumuman dividen berdampak positif 0,99% terhadap perubahan harga
saham yang disebabkan saham yang terus berfluktuasi dan mengalami
peningkatan harga dari tahun lalu serta kinerja keuangan perusahaan yang baik
pula.
Pada tahun 2007 merupakan pengumuman dividen yang berdampak
penurunan paling rendah terhadap perubahan harga saham sebesar 3,53%
selama periode penelitian. Hal ini disebabkan harga saham yang terlalu mahal
akibat fluktuasi harga saham yang meningkat tajam hingga membuat investor
berpikir untuk membeli saham perusahaan walaupun dividennya sangat besar
serta akan dilakukannya pemecahan saham oleh perusahaan. Sebaliknya, pada
tahun 2008 merupakan pengumuman dividen yang berdampak peningkatan
paling tinggi terhadap harga saham sebesar 8.12% selama tahun 2005-2009.
Hal ini disebabkan harga saham yang berfluktuasi dan relatif murah akibat dari
pemecahan saham yang dilakukan perusahaan tahun lalu serta kondisi
keuangan perusahaan yang cukup baik ditengah krisis perekonomian global.
Pada tahun 2009 pengumuman dividen berdampak negatif 1.52% terhadap
perubahan harga saham disebabkan harga saham yang turun drastis
dibandingkan tahun lalu dan kondisi perekonomian global yang belum
membaik memengaruhi inernal perusahaan.
3. Regresi Linear Sederhana
Regresi linear sederhana berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen. Persamaan yang
digunakan dalam regresi : Y = a + bX + e. Dengan menggunakan program
SPSS Versi 16, maka perhitungan regresi linear sederhana dapat dilihat pada
tabel 5.3 sebagai berikut:
Tabel 5.3
Penentuan Model Koefisien Regresi Sederhana
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.351 1.977 1.189 .320 X -.005 .003 -.628 -1.398 .256 a. Dependent Variabel: Y
Berdasarkan Tabel 5.3 maka dapat diperoleh persamaan regresi linear
sederhana sebagai berikut:
Y = a + b X + e
Y = 2,351 - 0,005 X + e
Dari persamaan regresi linear sederhana diatas maka dapat dijelaskan:
1) Koefisien konstanta (a) sebesar 2,351 hasil tersebut menunjukkan bahwa
jika tidak ada pengaruh variabel independen yaitu pengumuman dividen
maka perubahan harga sahamnya sebesar 2,351%.
2) Koefisien regresi sebesar -0,005 menunjukkan bahwa setiap perubahan 1%
pengumuman dividen dengan asumsi faktor lain yang memengaruhi
perubahan harga saham tetap, maka harga saham akan mengalami
perubahan sebesar -0,5%. Hasil tersebut menjelaskan bahwa pengumuman
dividen adalah informasi yang negatif terhadap perubahan harga saham.
3) Koefisien determinasi
Penentuan model R Square (R²) berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan program SPSS 16 dengan hasilnya sebagai berikut :
Tabel 5.4
Penentuan Model R Square
Model Summary
b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .628a .395 .193 3.95906 a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variabel: YSumber : Hasil olahan SPSS
Berdasarkan Tabel 5.4, nilai R square (R²) memperoleh angka 0,395.
Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh pengumuman dividen variabel (X)
terhadap perubahan harga saham variabel (Y) sebesar 39,5% dan sisanya
sebesar 60,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti profitabilitas,
likuiditas, leverage atau faktor yang lainnya yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini.
4. Koefisien Korelasi
Penelitian ini juga menggunakan analisis koefisien korelasi yang
bertujuan untuk mengukur hubungan dua variabel yang diteliti. Dengan
menggunakan program SPSS versi 16, maka hasilnya dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 5.5
Penentuan Model Kofisien Korelasi
Correlations Y X Pearson Correlation Y 1.000 -.628 X -.628 1.000 Sig. (1-tailed) Y . .128 X .128 . N Y 5 5 X 5 5
Sumber : Hasil olahan SPSS
Dari Tabel 5.5 memperoleh nilai r = -0,628. Dari hasil olahan SPSS
dapat disimpulkan bahwa pengumuman dividen dan perubahan harga saham
berhubungan lemah dan negatif. Hal ini berbeda dengan teori yang
mendasarinya bahwa dividen mempunyai hubungan erat terhadap harga saham.
5. Pengujian Hipotesis
Dengan menggunakan analisis regresi sederhana yang diperoleh sebagai
berikut:
Y = 2,351 - 0,005 X + e
Pada hasil uji signifikan kedua variabel dari tahun 2005-2009 yang
menghasilkan 0,256 yang lebih besar dari α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa
pengumuman dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan saham.
Pada tahun yang sama hasil uji signifikansi sebesar 0,256 dengan tingkat α =
0,1 masih lebih besar. Hal ini berarti perubahan nilai variabel independen tidak
dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Dengan demikian Ha ditolak dan
Ho diterima.
Pembagian dividen yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan untuk
meningkatkan keuntungan dan kemakmuran bagi pemegang sahamnya. Dalam
hal ini melalui bonus perlembar saham yang diberikan perusahaan dan selisih
dari perubahan harga saham pada saat pengumuman dividen. Hal ini berarti
pengumuman dividen memiliki hubungan dengan perubahan harga saham.
Namun hasil penelitian ini malah menunjukkan pengumuman dividen tidak
berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham, berarti tidak sesuai
teori yang mendasarinya.
Hasil penelitian ini hanya berlaku untuk perusahaan pada objek dalam
penelitian yaitu PT International Nickel Indonesia Tbk. dengan tahun
penelitian 2005-2009 dan tidak dapat diberlakukan secara umum untuk industri
pertambangan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan ditolak. Dengan kata
lain hasil penelitian menunjukkan bahwa pengumuman dividen tidak
memengaruhi perubahan harga saham.
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Pasar Modal Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan
tepatnya pada tahun 1912 di Batavia (sekarang Jakarta). Pasar modal ketika itu
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada
beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia,
dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada
tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan
pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat
dilihat sebagai berikut:
111
Bursa Efek Indonesia., “Sejarah Pasar Modal”, Situs Resmi Bursa Efek Indonesia.,
http://www.idx.co.id/Home/AboutUs/History/tabid/72/language/id-ID/Default.aspx (5 April
2011).
a. 14 Desember 1912; Bursa efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia
oleh pemerintah Hindia Belanda.
b. 1914-1918; Bursa efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.
c. 1925-1942; Bursa efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan bursa
efek di Semarang dan Surabaya.
d. Awal tahun 1939; Karena isu politik (Perang Dunia II), bursa efek di
Semarang dan Surabaya ditutup.
e. 1942-1952; Bursa efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia
II.
f. 1952; Bursa efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar
Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman
Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof. DR. Sumitro
Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan adalah Obligasi
Pemerintah RI (1950).
g. 1956; Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa efek semakin
tidak aktif.
h. 1956-1977; Perdagangan di bursa efek vakum.
i. 10 Agustus 1977; Bursa efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto.
BEJ dijalankan dibawah naungan BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar
Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai hari ulang tahun pasar
modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go
public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
j. 1977-1987; Perdagangan di bursa efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga
tahun 1987 baru mencapai 24 perusahaan. Masyarakat lebih memilih
instrumen perbankan dibandingkan instrumen pasar modal.
k. 1987; Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87)
yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
penawaran umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.
l. 1988-1990; Paket deregulasi dibidang perbankan dan pasar modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat
meningkat.
m. 2 Juni 1988; Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan
organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
n. Desember 1988; Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public
dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
o. 16 Juni 1989; Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola
oleh perseroan terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
p. 13 Juli 1992; Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai hari ulang tahun
BEJ.
q. 22 Mei 1995; Sistem otomatisasi perdagangan di BEJ dilaksanakan
dengan sistem komputer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
r. 10 November 1995; Pemerintah mengeluarkan UU No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai
Januari 1996.
s. 1995; Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
t. 2000; Sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
u. 2002; BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote
trading).
v. 2007; Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
B. Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM)
Dalam rangka pengembangan pasar, BEI melakukan pendekatan
langsung kepada calon pelaku pasar melalui beberapa jalur. Salah satunya
adalah dengan pendirian PIPM di daerah-daerah yang potensial. Pendirian
PIPM dimaksudkan sebagai perintis dan pembuka jalan bagi anggota bursa
untuk beroperasi di suatu daerah yang potensial. PIPM dapat pula didirikan
pada kota-kota yang telah terdapat perusahaan sekuritas, namun dipandang
masih memiliki potensi besar untuk lebih dikembangkan lagi.
Kegiatan-kegiatan di PIPM meliputi berbagai usaha untuk meningkatkan jumlah
pemodal lokal dan perusahaan tercatat di daerah PIPM berada dan sekitarnya.
Jangkauan kegiatan sosialisasi dan edukasi PIPM tidak hanya di kota tempat
PIPM berada, namun juga daerah-daerah di sekitarnya.
Pendirian PIPM di suatu daerah sifatnya tidak permanen karena jika
perkembangan pasar modal di daerah tersebut sudah baik, maka BEI akan
merelokasikan PIPM tersebut ke daerah potensial yang baru. PIPM yang
pernah di relokasi adalah PIPM Denpasar, PIPM Medan, PIPM Semarang, dan
PIPM Palembang. Saat ini BEI memiliki 12 PIPM yaitu di Cirebon,
Yogyakarta, Jember, Pekalongan, Pekanbaru, Padang, Pontianak, Balikpapan,
Makassar, Lampung, Surabaya, dan Manado.
2C. Sejarah Singkat Perusahaan
PT International Nickel Indonesia Tbk. (PT. INCO) adalah produsen
nikel utama dunia untuk nikel, Selama lebih dari 40 tahun, PT. INCO telah
menyediakan lapangan kerja dan pelatihan, meningkatkan kehidupan
masyarakat disekitar lingkungan beroperasi, menghasilkan keuntungan bagi
pemegang saham dan memberikan sumbangsih positif bagi perekonomian
Indonesia.
3Perseroan didirikan pada bulan Juli 1968 sebagai anak perusahaan yang
sepenuhnya dimiliki oleh Vale Inco Limited dari Kanada (semula Inco Limited,
“ValeInco”). PT. INCO menandatangani Kontrak Karya Awal dengan
Pemerintah Indonesia pada tanggal 27 Juli 1968.
2
Bursa Efek Indonesia., “Pusat Informasi Pasar Modal”, Situs Resmi Bursa Efek
Indonesia.,
http://www.idx.co.id/Home/AboutUs/IDXProgram/CMIC/tabid/79/language/id-ID/Default.aspx (20 April 2011).
3
PT. International Nickel Indonesia Tbk., “Mewujudkan Nilai, Laporan Tahunan 2009”
Situs Resmi PT. International Nickel Indonesia Tbk., http://www.pt-inco.co.id/new/laporan.php
Setelah penandatanganan Kontrak Karya Awal, PT International Nickel
Indonesia Tbk. memulai kegiatan eksplorasi di wilayah seluas 6,6 juta hektar
yang semula diberikan. Sebagaimana diatur dalam Kontrak Karya Awal
tersebut, PT. INCO telah melepaskan sebagian besar wilayah Kontrak Karya
Awal setelah menemukan lokasi yang lebih tepat bagi kegiatan operasi
perusahaan. Luas wilayah Kontrak Karya sebagaimana didefinisikan
perusahaan saat ini adalah 218.529 hektar, kurang dari 5% dari luas wilayah
yang semula diberikan. Memulai konstruksi pabrik pertama pada tahun 1973
dengan satu lini pengolahan pyrometalurgi dan fasilitas-fasilitas terkait. Pada
tahun 1975, perusahaan memulai konstruksi dua lini pengolahan tambahan dan
satu instalasi pembangkit listrik tenaga air. Memulai produksi komersial
pertama pada bulan April 1978. Pada tahun 1993, perusahaan menyelesaikan
perluasan fasilitas pengolahan dari kapasitas produksi tahunan nominal semula
36.300 metrik ton nikel dalam matte menjadi 47.600 metrik ton.
Pada tanggal 15 Januari 1996, perusahaan menandatangani Perjanjian
Perubahan dan Perpanjangan Kontrak Karya untuk mengubah dan
memperpanjang kontrak tersebut dari tanggal 1 April 2008 menjadi tanggal 28
Desember 2005 (“Perjanjian Perubahan”, dan bersama dengan Kontrak Karya
Awal, “Kontrak Karya”). Sesuai dengan Perjanjian Perubahan tersebut, PT.
INCO menyelesaikan perluasan berskala besar pada tahun 1999, yang
meningkatkan kapasitas terpasang tahunan dari fasilitas pengolahan kami
menjadi 68.000 metrik ton nikel dalam matte. Selama perluasan tersebut,
perusahaan menambah lini produksi keempat dan satu fasilitas pembangkit
listrik tenaga air baru di Balambano. Pada tahun 2003 untuk pertama kalinya
perusahaan melampaui kapasitas terpasang tahunan dengan produksi sebesar
70.216 metrik ton.
1. Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : PETER POPPINGA
Wakil Presiden Komisaris : NICOLAAS D. KANTER
Komisaris : ARIF S. SIREGAR
: TAKESHI KUBOTA
: JENNIFER MAKI
: TITO MARTINS
: ROBERTO MORETZSOHN
: MARK TRAVERS
: HARUMASA KORUKAWA
: NICOLAAS D. KANTER
(Komisaris Independen)
: IRWANDI ARIF
(Komisaris Independen)
: ARIEF T. SUROWIDJOJO
(Komisaris Independen)
2. Visi dan Misi PT International Nickel Indonesia Tbk.
VISI PT International Nickel Indonesia Tbk.
PT. INCO ingin tetap menjadi pemimpin di antara perusahaan
multinasional di Indonesia dengan secara konsisten memberikan hasil
investasi yang tinggi sekaligus taat pada nilai-nilai korporasi yang kuat.
Perusahaan akan mewujudkan visi dengan cara memberi kesempatan
kepada setiap karyawan untuk menggapai potensi optimal karirnya dan
mencapai prestasi yang tinggi untuk perusahaan. Perusahaan akan
berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memberikan lingkungan kerja
yang aman, sehat dan menarik yang dapat memaksimalkan kesempatan
untuk meningkatkan keberhasilan sebagai penghasil nikel berkualitas.
Perusahaan senang untuk mempromosikan tanggungjawab lingkungan
dan mengedepankan pengembangan masyarakat sekitar.
MISI PT International Nickel Indonesia Tbk.
Melalui kekuatan dari sumber daya alam dan manusia, perusahaan akan
menjadi penghasil nikel utama yang dapat diandalkan dan sangat
menguntungkan memberikan imbal-hasil yang konsisten dan menarik
bagi pemegang saham. Perusahaan akan memenuhi komitmennya
kepada:
1. Investor melalui pertumbuhan pendapatan jangka panjang.
2. Karyawan dengan memastikan lingkungan kerja yang aman, sehat
dan imbal-kerja yang baik. Pelanggan dengan memasok produk
bermutu dengan tepat waktu.
3. Indonesia dengan memenuhi komitmen Kontrak Karya sekaligus
memperlihatkan sikap sebagai warga usaha yang bertanggungjawab
dan kepedulian terhadap lingkungan.
3. Nilai-Nilai PT International Nickel Indonesia Tbk..
PT. INCO adalah sebuah perusahaan bertaraf international yang
mempunyai nilai-nilai, yaitu:
1. Saling percaya, komitmen pribadi dan kepercayaan tiap orang dalam
organisasi untuk berpartisipasi dalam mengembangkan dan
melangsungkan kebutuhan bisnis serta menemukan solusi-solusi baru
yang berguna dalam menjalankan bisnis perusahaan ke depan.
2. Rasa keadilan, situasi dimana tiap orang diperlakukan secara adil
dalam hal penghargaan terhadap pengembanan tanggung jawab
pribadi dalam pencapaian hasil bagi organisasi, memberikan hasil
yang dijanjikan dan mengambil tanggung jawab bagi keberhasilan
orang lain.
3. Keterbukaan, berkomunikasi secara bebas tanpa perasaan takut dan
menjadikan karyawan mitra sejati untuk mengungkapkan keinginan
dan tuntutan sehingga dapat ikut berpartisipasi untuk mencapai
sasaran bisnis yang dituju. Karyawan dapat menggugat apabila merasa
Dalam dokumen
Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap
Perubahan Harga Saham Pada PT Internasional Nickel Indonesia Tbk. di Bursa
Efek (BEI)
(Halaman 49-200)