BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan model Problem Based Learning lebih baik dipersiapkan lebih awal bersama guru-guru mata pelajaran lainnya. Hal ini berguna untuk memaksimalkan pemanfaatan fasilitas sekolah seperti internet untuk membantu siswa dalam pencarian informasi dalam pembelajaran.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mencari masalah-masalah yang lebih otentik dan dibicarakan dengan guru lintas pelajaran terkait agar dapat menghemat waktu dan memaksimalkan pembelajaran dengan model PBL sehingga pemahaman siswa lebih dapat ditingkatkan lagi.
3. Pada penerapan model Problem Based Learning diperlukan pengaturan manajemen waktu yang baik agar pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan terarah dan kondusif.
60
4. Pada saat pembentukan kelompok kerja diharapkan kelompok terdiri dari siswa yang heterogen dalam aspek keaktifan dan prestasi belajar.
74
DAFTAR PUSTAKA
Afturizaliur, Muh dan I Nyoman Marsih, “Analisis Kesalahan Konsep Siswa
SMA pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia“, 2011: Prosiding
Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011, 22-23 Juni 2011.Bandung:portal.fi.itb, 2013.
Amir, Taufik. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, Cet. 2, 2010.
Anderson, Lorin W dann David R. Krathwol (eds). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Akcay, Behiye Problem Based learning in Science Education,Electronic Journal of Turkish Science Education, 6, 2009.
Amir, Taufik.Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2010
Dimyati,dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta,2006. Hamalik. Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
Bumi Aksara: Jakarta, 2009.
I.Arends,Richard. Learning To Teach,New York: Mc Graw Hill,2007. Johari, J.M.C dan M. Rachmawati. Kimia 2, Jakarta: Esis, 2009.
Kemenag, “Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003” ,
www.kemenag.go.id, 6 September 2014.
Kemendikbud, “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online”
www.kbbi.web.id, 6 September 2014
Madiya,I Wayan,Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Prestasi Belajar Siswa dan Konsep Diri Siswa SMA Ditinjau dari Gaya Kognitif.Jurnal Pendidikan IPA.2011.
Muslimin dan Muhammad Nur.Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:UNESA-University Press,2000.
Raimi,S.M.Problem Based Learning Strategy and Quantitative Ability In College of Education Student Learning of Integrated Science, Ilorin Journal of Education.
Rusman.,dkk.,Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.
Rusmono. Strategi Pembelajaran Problem Based Learning.Jakarta: Ghalia Indonesia 2012.
Sendur, Gulten, Mustafa Toprak, and Esin Sahin. Analyzing of Student’s
Misconceptions About Chemical Equilibrium. International Conference of New Trends and Their Implications. 1. 2010.
Sudjana,Nana.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA,2009.
Sudjana.Metoda Statistik. Bandung:Tarsito, 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta,2009. Suwaningsih, Erna. “Teori Belajar Matematika”, www.upi.edu.
Sofyan,Achmad,dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA berbasis Kompetensi,(UIN Jakarta Press:Jakarta,2006.
Sukardjo,dan Komarudin. Landasan Pendidikan Konsep dan
Aplikasinya.Jakarta:Raja Grafindo Persada,2009.
Trianto.MendesainModel Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana,2011.
Trihatmo, Aji., dkk., Penggunaan Model Problem Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis, Journal Chemistry in Education,1, 2012.
Triwiyono, Program Pembelajaran Fisika menggunakan metode eksperimen terbimbing untuk meningkatkan keterampilan berfikir kritis, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar.Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Wardani, Sri., dkk., Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains Berorientasi Problem-Based Instruction. Journal Inovasi Pendidikan Kimia,3,2009.
76
Wibowo,Adi.,dkk., Pengaruh Problem Based Learning,Motivasi Belajar dan Intelligence quotient terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Fisiologi Olahraga pada Mahasiswa Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha.Jurnal Magister Kedokteran Keluarga.1.2013
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : Ke-1
Standar Kompetensi :3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar :3.3.Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan konsep kesetimbangan kimia
2. Mendeskripsikan kesetimbangan dinamis berdasarkan percobaan.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat: 1. Mengemukakan konsep kesetimbangan kimia
78
III.Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Percaya diri, Kepemimpinan,Pekerja Keras,dan Kritis.
IV.Materi Ajar
1. Konsep Kesetimbangan Kimia
Pada kehidupan sehari-hari hanya sedikit reaksi kimia yang berlangsung satu arah (irreversible), kebanyakan reaksi berlangsung dua arah (reversible). Adapun ciri-ciri dari reaksi irreversible adalah:
a. Reaksi ditulis dengan satu anak panah (→)
b. Reaksi berlangsung tuntas
c. Reaksi baru berhenti apabila salah satu atau semua reaktan habis d. Zat hasil reaksi tidak dapat dikembalikan seperti zat mula-mula. Contoh dari reaksi irreversible :
CaC03 (s) + 2HCl (aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Dalam hal ini, padatan CaC03 habis beraksi dengan HCl membentuk CaCl2, H2O, dan H2O. Dan produk reaksi tersebut tidak dapat kembali menjadi CaC03 dan HCl.
Reaksi yang berlangsung dua arah (reversible) memeiliki ciri-ciri diantaranya: a. Reaksi ditulis dengan dua anak panah berlawanan (↔)
Contoh dari reaksi reversible : 3H2(g) + N2(g) ↔ 2NH3(g)
Pada reaksi ini setelah hidrogen dan nitrogen berubah menjadi beberapa molekul amonia, proses balik atau proses penguraian amonia menjadi hidrogen dan nitrogen mulai berlangsung. Saat laju reaksi maju dan reaksi balik sama besar dan konsentrasi reaktan dan produk tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu, maka tercapailah kesetimbangan kimia. Kesetimbangan kimia ini merupakan suatu proses kesetimbangan dinamis.
Reaksi kesetimbangan kimia melibatkan zat-zat berbeda untuk mencapai reaktan dan produk. Adapun contoh proses kesetimbangan yang terdekat adalah kesetimbangan antara dua fasa dari zat yang sama yakni kesetimbangan fisis karena proses perubahan yang terjadi hanyalah perubahan fisis. Penguapan air dalam wadah tertutup pada suhu tertentu merupakan contoh kesetimbangan fisis.
2. Kesetimbangan Dinamis
Kesetimbangan dinamis. Disebut dinamis karena reaksi terus bergerak (dinamis) bukan statis.Contoh pada reaksi pembentukan HI dan peruraian HI, reaksi tersebut dapat balik, maka ditulis tanda panah bolak balik:
Reaksi ditemukan Max Bodenstein tahun 1893. Pada suhu 4450 : 1) Reaksi pembentukan dan peruraian HI
80
Pada pengamatan reaksi, pada reaksi pembentukan HI, reaktan gas Hidrogen dan Iodin semakin berkurang, HI bertambah namun setelah HI berubah kembali menjadi gas Hidrogen dan Iodin, hingga pada suatu keadaan reaksi tersebut tidak berubah lagi dalam waktu tetap.Padahal reaksi tersbut terus berlangsung karena tumbukan efektif antara H dan I serta HI terus terjadi.
Pada reaksi setimbang, laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik, dapat dituliskan:
Reaksi kesetimbangan juga terjadi pada perubahan mikroskopis yang tidak bisa terlihat langsung oleh mata. r1= r2
Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL)
VI.Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru Siswa Karakter yang
diharapkan Alokasi Waktu
Awal Memberi salam Menjawab salam Religius 5 menit
Meminta berdoa Berdoa bersama Religius
Mengabsen siswa Memperhatikan guru Menghargai
Tahap-1 Orientasi siswa pada
masalah
Guru bertanya pada siswa tentang apa yang
diketahui siswa pada proses pemanasan air dalam wadah ?
Siswa menjawab bahwa proses pemanasan air melibatkan udara dan menghasilkan gas yang menempel pada wadah.
Kritis 15 menit
Guru bertanya bagaimana keadaan gas yang
menempel pada tutup wadah ?
Siswa menjawab bahwa gas yang menempel pada wadah menjadi zat cair kembali dan menetes pada wadah
Percaya diri, logis
82
penjelasan bahwa hal tersebut adalah reaksi yang terjadi bolak-balik namun dalam keadaan reaksi kesetimbangan fisis, hanya melibatkan perubahan keadaan fisis.
penjelasan guru
Guru bertanya lalu bagaimana dengan reaksi kesetimbangan yang melibatkan perubahan kimia? Serta termasuk kedalam jenis reaksi apa reaksi kesetimbangan kimia?
Siswa termotivasi untuk mengetahui
kesetimbangan kimia
Rasa ingin tahu
Guru menyediakan minuman bersoda, paku biasa, dan paku berkarat dan meminta siswa mengidentifikasi reaksi
Siswa tertarik pada soda dan paku yang
diperlihatkan dan termotivasi mengetahui jenis reaksinya.
yang terjadi pada keduanya?
Tahap-2 Mengorganisasi siswa
untuk belajar
Membagi siswa dalam kelompok-kelompok kerja Berkumpul dengan kelompoknya 10 menit Membagikan LKS untuk mengidentifikasi jenis reaksi pada soda dan paku
Menerima LKS praktikum Tahap 3 Membimbing penyelidikan Mempersilahkan siswa melakukan penyelidikan yang telah disediakan prosedurnya pada LKS Bersama kelompok melakukan penyelidikan melalui LKS. 30 menit Mempersilahkan siswa untuk mencari informasi baik melalui buku, internet, atau sumber lainnya.
Siswa bertanya pada guru, mencari pada buku dan internet
Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Memberi informasi pada siswa bahwa hasil penyelidikan dapat
Siswa memperhatikan penjelasan guru
84
dituangkan pada sebuah laporan
Membimbing siswa pada pembuatan laporan
Siswa membuat laporan bersama kelompoknya. Tahap 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Meminta perwakilan dari siswa untuk
mempresentasikan laporan yang telah dibuatnya
Siswa memperhatikan presentasi yang dibawakan rekannya. 15 menit Memberi komentar terhadap proses
pemecahan masalah yang telah dilakukan
Menyimak komentar guru dan memberi tanggapan.
Penutup menutup kegiatan
pembelajaran dengan hamdalah
Mengucapkan hamdalah
Mengucapkan salam Menjawab salam
VII. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan percobaan 2. Lembar Kerja Siswa 3. Buku Yudhistira Kelas XI
1. Lembar Kerja Siswa 2. Laporan Hasil Diskusi
Bogor, November 2013
Mengetahui,
Guru SMAN 1 Parung Peneliti
86 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : Ke-2
Standar Kompetensi :3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar :3.3.Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menentukan tetapan kesetimbangan dalam suatu reaksi (Kc dan Kp) 2. Membedakan kesetimbangan homogen dan heterogen.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. Membedakan kesetimbangan homogen dan heterogen berdasarkan analisis reaksi. 2. Menentukan tetapan kesetimbangan dalam suatu reaksi (Kc dan Kp)
IV.Materi Ajar
1. Tetapan kesetimbangan
Dapat dituliskan sebuah persamaan, sebagai berikut: Laju reaksi saat setimbang : r1=r2
Contoh: reaksi kesetimbangan : aA + bB ↔ cC + dD
r1=K1[A]a [B]b r2=K2[C]c [D]d � � = �
Reaksi kesetimbangan terjadi dalam sistem tertutup dan pada suhu tetap, maka harga K tetap pula, K1/ K2 = Kc. Kc adalah tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi.
Jadi :
88 Dapat dirumuskan Hukum kesetimbangan yaitu pada keadaan setimbang, perbandingan hasil kali konsentrasi produk reaksi yang
dipangkatkan koefisiennya terhadap hasil kali pereaksi yang dipangkatkan dengan koefisien adalah tetap. Tetapan kesetimbangan Berdasarkan Tekanan Parsial (Kp)
Untuk reaksi yang melibatkan gas, tetapan kesetimbangan juga dapat dinyatakan dengan tetapan parsial gas. Hal ini dipahami dari hukum gas ideal PV=nRT. Molar gas (n/v) sebanding lurus dengan P.
Contoh pada reaksi : aA + Bb ↔ cC + dD
� = �
Persamaan Kp juga dapat dihubungkan dengan Kc, yaitu:
K = K 2. Kesetimbangan Homogen dan heterogen
Jenis-jenis Reaksi kesetimbangan:
Berdasarkan wujud zat, reaksi kesetimbangan terbagi dua: 1) Reaksi kesetimbangan homogen
Contoh: H2(g) + I2(g) ↔ 2HI(g)
2) Reaksi kesetimbangan heterogen Contoh: C(s) + O2(g)↔ CO2(g)
� = � �
Karena konsentrasi zat padat murni (soloid) atau zat cair murni tetap (liquid), untuk itu tidak disertakan pada tetapan kesetimbangan. Hanya zat berfasa gas dan larutan saja yang disertakan.
Contoh:
a. MgOH2 (s) ↔ MgO(s) + H2O(g)
� =
b. BiCl3 (aq) + H2O(l) ↔ BiOCl(s) + 2HCl(aq)
K =
V. Model Pembelajaran
90
VI.Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Guru Siswa
Karakter
yang diharapkan
Alokasi Waktu
Awal, pembukaan Membuka dengan salam Menjawab salam Religius,
antusias,
5 menit Memberi arahan untuk berdoa Bersama-sama berdoa sebelum
belajar
Mengecek kehadiran siswa Memperhatikan guru Tahap-1
Orientasi siswa pada masalah
Bertanya pada siswa apakah ada diantara mereka yang pernah menggunakan pupuk dan apakah ada yang tau salah satu
komponen pupuk buatan, yakni amonia?
Siswa menjawab ada yang pernah dan ada yang belum pernah menggunakan pupuk dan mengetahui tentang komponen pupuk buatan salah satunya amonia.
15 menit
Bertanya pada siswa bagaimana proses pembuatan amonia? Dan menuliskan reaksi pembentukan amonia dan bertanya pada siswa, termasuk kedalam reaksi apa
Siswa menjawab dengan sebagian ada yang tahu dan sebagian belum tau dan memperhatikan apa yang ditulis di papan tulis.
Meminta siswa melihat fasa zat dari reaksi amonia
Dan menuliskan reaksi lain yakni BiCl3 (aq) + H2O(l) ↔ BiOCl(s) + 2HCl(aq)
Meminta siswa menyebutkan perbedaan reaksi tersebut serta menuliskan apa yang disebutkan siswa.
Kembali ke persoalan amonia, jika amonia termasuk reaksi reversible bukankah pabrik amonia akan merugi bila amonia yang dihasilkan tidak maksimal? Untuk mengetahui hal ini guru meminta siswa untuk terlebih dahulu mencari informasi tentang tetapan kesetimbangan.
Siswa melihat ada satu jenis fasa yakni gas.
Siswa melihat ada fasa-fasa lain dalam reaksi tersebut.
92 Tahap-2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Membagi siswa dalam kelompok-kelompok
Berkumpul dengan kelompoknya Aktif dan kerja sama
10 menit
Membagikan LKS Menerima LKS Kritis
Tahap 3 Membimbing penyelidikan Mempersilahkan siswa melakukan penyelidikan berdasarkan LKS.
Mempersilahkan siswa untuk bertanya dan mencari informasi lain baik buku atau internet.
Bersama kelompok melakukan penyelidikan melalui LKS.
Siswa mencari informasi bersama kelompoknya. Kritis, kerjasama,tanggu ng jawab 25 menit Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Membimbing siswa dalam menyelesaikan hasil kerjanya dengan kelompok.
Merapihkan hasil pengerjaan LKS dengan kelompok.
Teliti dan kerja sama 30 menit Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Meminta siswa mengemukakan hasil kerjanya pada kelompok lain.
Mengemukakan dan berdiskusi dengan kelompok lain mengenai hasil kerja siswa.
Berani, komunikatif
15 menit
Memberi komentar terhadap proses pemecahan masalah yang telah dilakukan
Menyimak komentar guru dan memberi tanggapan.
Menghargai dan aktif
Menutup pertemuan dengan berdoa bersama
Berdoa bersama-sama
Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam
Menjawab salam
VII. Alat dan Sumber Belajar
1. Lembar Kerja Siswa 2. Buku Yudhistira Kelas XI VIII. Penilaian
1. LKS dan laporan diskusi
Bogor, November 2013
Mengetahui,
Guru SMAN 1 Parung Peneliti
94 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : Ke-3
Standar Kompetensi :3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar :3.3.Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan. 2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan.
IV.Materi Ajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan:
Dalam produksi suatu produk tertentu, yang merupakan reaksi kesetimbangan maka diperlukan jumlah produk yang lebih banyak, untuk membuat kesetimbangan bergeser ke arah produk, maka dapat dilakukan pergeseran sesuai dengan azas Le Chatelier (Hukum aksi reaksi):
Jika pada kesetimbangan dilakukan aksi-aksi tertentu, sistem akan mengadakan reaksi
dengan menggeser kesetimbangan untuk menghilangkan pengaruh aksi tersebut.
Aksi tersebut diantaranya melakukan perubahan pada: 1. Konsentrasi 2. Temperatur 3. Tekanan 4. Volume. 1. Konsentrasi A+B ↔ C
a. Jika konsentrasi zat pereaksi (A dan B) ditambah maka kesetimbangan bergeser ke arah produk (C). Jika konsentrasi zat pereaksi (A dan B) dikurangi maka kesetimbangan bergeser ke arah pereaksi sendiri.
96 b. Jika konsentrasi zat produk (C) ditambah maka kesetimbangan bergeser ke arah pereaksi (A dan B).
Jika konsentrasi zat produk (C) dikurangi maka kesetimbangan bergeser ke arah produk sendiri (C)
c. Untuk kesetimbangan heterogen, jika konsentrasi zat yang berbentuk padat (solid) atau cair (liquid) ditambah atau dikurangi, kesetimbangan tidak akan bergeser karena konsentrasi zat-zat tersebut bernilai tetap.
2. Temperatur
Pada perubahan temperatur, yang difokuskan adalah jenis reaksi, apakah eksoterm atau endoterm.
A+B ↔ C ∆H= + f kj
a. Jika temperatur sistem dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang endoterm (memerlukan panas). Reaksi diatas bila suhu dinaikan ke arah zat C.
b. Jika temperatur sistem diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang eksoterm (melepaskan panas) Reaksi diatas bila suhu diturunkan ke arah pereaksi (zat A dan B)
3. Tekanan
a. Jika tekanan sistem dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah molnya lebih kecil. b. Jika temperatur sistem diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang mol nya lebih besar.
4. Volume
b. Jika volume diperkecil, berarti tekanan menjadi besar maka bergeser ke arah jumlah mol yang kecil.
V. Model Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL)
VI.Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru Siswa Karakter yang diharapkan Alokasi Waktu
Awal, pembukaan Membuka dengan salam Menjawab salam Religius, antusias, 5 menit
Memberi arahan untuk berdoa Bersama-sama berdoa sebelum belajar
Mengecek kehadiran siswa Memperhatikan guru Orientasi pada masalah Mengingatkan siswa tentang
proses pembuatan amonia, bahwa jika ingin produksinya maksimal, adakah cara untuk membuat hasil produksi yang merupakan reaksi
Siswa mengingat-ingat
pembelajaran sebelumnya dan menyimak perkataan guru.
98 kesetimbangan menjadi lebih
banyak ?
Hal tersebut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan.
Meminta siswa mencari faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kesetimbangan? Mengorganisasi siswa
untuk belajar
Membagi siswa dalam kelompok-kelompok
Berkumpul dengan kelompoknya dan menemukan beberapa faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan.
Aktif dan kerja sama 10 menit
Menjelaskan bahwa untuk penyelidikan mengenai faktor-faktor, yang memungkinkan adalah perubahan suhu dengan LKS yang disediakan.
Siswa menerima LKS. Kritis
pada LKS Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Membimbing siswa dalam membuat laporan praktikum
Meminta siswa mengemukakan hasil laporan
membuat laporan praktikum
mengemukakan hasil laporan.
Teliti dan kerja sama 20 menit
Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
Meminta siswa mengemukakan hasil laporan
Mengemukakan hasil laporan. Disiplin. 30 menit
Memberi komentar terhadap proses pemecahan masalah yang telah dilakukan
Menyimak komentar guru dan memberi tanggapan.
Menghargai dan aktif
Kegiatan Ahir, penutup Memberi apresiasi positif terhadap hasil kerja siswa
Mengucap terima kasih kembali. Religius, percaya diri 5 menit
Menutup pertemuan dengan berdoa bersama
Berdoa bersama-sama
Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam
100
VII. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan praktikum 2. Lembar Kerja Siswa 3. Buku Yudhistira Kelas XI
VIII. Penilaian
1. LKS dan laporan diskusi
Bogor, November 2013
Mengetahui,
Guru SMAN 1 Parung Peneliti
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : Ke-4
Standar Kompetensi :3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar :3.4. Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menghitung harga tetapan kesetimbangan Kc, 2. Menghitung harga tetapan tekanan parsial Kp. 3. Menghitung hubungan Kp, Kc, dan drajat disosiasi.
II. Tujuan Pembelajaran
102
1. Menghitung harga tetapan kesetimbangan Kc,Kp melalui analisis masalah. 2. Menghitung hubungan Kp, Kc, dan drajat disosiasi.
III.Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Ketelitian, kerja sama,tanggung jawab, tolong menolong.
IV.Materi Ajar
1. Kesetimbangan Disosiasi
Kesetimbangan disosiasi adalah reaksi kesetimbangan dari reaksi penguraian gas. Reaksi kesetimbangan yang melibatkan penguraian gas mempunyai suatu harga yang menyatakan bagian yang terurai disebut derajat penguraian atau drajat disosiasi
yang dilambangkan dengan α. Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang sederhana. Derajat disosiasi merupakan perbandingan antara jumlah mol yang terurai dengan jumlah mol mula-mula.
Harga drajat disosiasi terletak antara 0 dan 1, jika:
a. α = 0 berarti tidak terjadi penguraian
b. α = 1 berarti terjadi penguraian sempurna
c. 0 ˂ α˂ 1 berarti disosiasi pada reaksi setimbang (terdisosiasi sebagian) 2. Tetapan kesetimbangan gas
A2(s) + B2(g)↔ 2AB(g)
Keterangan:
Kp = tetapan kesetimbangan gas
PAB = tekanan parsial zat AB dalam keadaan setimbang PA2 = tekanan parsial zat A2 dalam keadaan setimbang PB2 = parsial zat B2 dalam keadaan setimbang
PAB = XAB x Pt PA2= XA2 x Pt PB2= XB2 x Pt
Pt = Tekanan total dalam kesetimbangan X = Fraksi mol zat
3. Hubungan Kc dan Kp
104
4. Arti nilai kesetimbangan
a. Jika nilai Kc dan Kp besar, berarti reaksi kesetimbangan ada dikanan b. Jika Kc sangat kecil reaksi kesetimbangan ada dikiri
c. Jika Kc=1 posisi kesetimbangan ada di tengah berimbang.
V. Model Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL)
VI.Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru Siswa Karakter yang diharapkan Alokasi Waktu
Awal, pembukaan Membuka dengan salam Menjawab salam Religius, antusias, 5 menit
Memberi arahan untuk berdoa Bersama-sama berdoa sebelum belajar
Mengecek kehadiran siswa Memperhatikan guru Orientasi pada masalah Menyampaikan tujuan
pembelajaran hari ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kita
Memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran
mengetahui drajat disosiasi reaksi kesetimbangan gas dan mencari tetapan kesetimbangan pada reaksi kesetimbangan. Memberi informasi pada siswa bahwa berdasarkan data
percobaan kesetimbangan kimia yang diketahui besar Molar reaksinya dapat dicari nilai tetapan kesetimbangannya.(Kc) Menunjukkan data percobaan reaksi H2(g) + I2(g)↔ 2HI(g)
Dan menghubungkan dengan tetapan kesetimbangan Kc dan Kp (untuk reaksi gas)
Menyimak orientasi masalah yang diajukan oleh guru.
106
Memberikan pertanyaan yang