• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah disajikan pada BAB IV dapat diperoleh beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Bahan ajar perubahan lingkungan berbasis realitas lokal Pulau Bangka untuk meningkatkan literasi lingkungan siswa telah berhasil dikembangkan. Bahan ajar yang dikembangkan telah divalidasi dan diujicobakan untuk mengetahui tingkat keterbacaan, kelayakan isi, kegrafikaan, dan kemampuannya dalam meningkatkan literasi lingkungan.

Kualiatas bahan ajar berdasarkan penilaian dari ahli materi dalam kategori layak diujicobakan dengan persentase kelayakan 78.4%, penilaian ahli teknologi dalam kategori layak dengan persentase kelayakan 75.0%, dan penilaian guru sebagai pengguna dalam kategori sangat baik dengan persentase 93.4%.

Bahan ajar perubahan lingkungan yang dikembangkan memenuhi syarat dan layak untuk digunakan oleh siswa kelas X SMA ditinjau dari aspek keterbacaan, hal ini ditunjukkan dari hasil uji keterbacaan bahan ajar perubahan lingkungan yang dikembangkan memiliki keterbacaan dengan kategori tinggi. Produk yang dihasilkan telah dilakukan revisi sesuai saran dan masukan dari validator, hasil uji coba terbatas, dan uji coba skala luas.

Hasil implementasi bahan ajar dalam pembelajaran menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan kecakapan literasi lingkungan siswa secara signifikan dengan kategori peningkatan (N-gain) sedang, untuk masing-masing komponen terjadi peningkatan komponen pengetahuan dan komponen keterampilan kognitif dalam kategori sedang, serta peningkatan komponen afektif dan perilaku dalam kategori rendah.

116

Mukhyati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS REALITAS LOKAL PULAU BANGKA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

1. Penelitian pengembangan bahan ajar berbasis realitas lokal Pulau Bangka ini hanya terbatas pada perubahan lingkungan yang terjadi di Pulau Bangka sebagai dampak aktivitas pertambangan. Penelitian dan pengembangan lanjutan masih sangat terbuka untuk memperluas dan menggali lebih dalam mengenai realitas lokal Pulau Bangka Belitung.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji bahan ajar perubahan lingkungan yang dikembangkan melalui implementasi pada jumlah sekolah yang lebih banyak agar diperoleh bahan ajar yang lebih layak dan teruji untuk meningkatkan kecakapan literasi lingkungan.

3. Implementasi bahan ajar dalam pembelajaran konsep perubahan lingkungan perlu dilakukan dengan menggunakan strategi dan metode yang tepat agar diperoleh hasil yang optimal terhadap peningkatan kecakapan literasi lingkungan siswa. Untuk itu perludilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat efektifitas pemanfaatan bahan ajar perubahan lingkungan yang dikembangkan dalam meningkatkan literasi lingkungan siswa dengan memadukannya menggunakan metode-metode pembelajaran tertentu.

117

Mukhyati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS REALITAS LOKAL PULAU BANGKA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Achyani. (2010). Pengembangan Model Penulisan Buku Pelajaran Biologi SMA

Berwawasan Ekologi dan Berbasis Realitas Lokal. (Disertasi). Sekolah

Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Aiyen. (2006). Ilmu Remediasi untuk Atasi Pencemaran Tanah di Aceh dan

Sumatera Utara. Fakultas Pertanian UGM: Pusat Kajian Rehabilitasi Lahan

Tambang.

Aktamis, H. (2011). “Determinng energy saving behavior and energy awareness of sechondary school students according to socio demographic characteristics”. Educational Research and Reviews. 6(3), 243-250.

Anwar, S. (2014). Pengolahan Bahan Ajar. Bahan Perkuliahan Pengolahan Bahan

Ajar. Bandung: Program Pascasarjana UPI.

Apriana, E. (2012a). Pengembangan Program Perkuliahan Biologi Konservasi

dengan Pendekatan Kontekstual Berbasis Kearifan Lokal Aceh untuk Meningkatkan Literasi Lingkungan dan Tindakan Konservasi. (Disertasi).

Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Apriana, E. (2012b). “Pengintegrasian Konsep Biokonservasi dalam Pembelajaran Biologi Sebagai Upaya Menumbuhkan Literasi dan Kesadaran Lingkungan di Kalangan Siswa”. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu. 12, (1), 1-6.

Archie, M. L. (2003). Advancing Education Through Environmental Literacy. Alexandria,Virginia USA: Association for Supervision and Curriculum Development

Armesto, J. J., Rozzi, R., Ramirez, S. C. (2001). Conservation strategies for biodiversity and indigenous people in Chilean forest ecosystems. Journal of

The Royal Society of New Zealand, Volume 31, pp 865-877.

Bharucha, E. (2004). Environmental Studies. Textbook for Undergraduate Cources of All Branches of Higher Education. University Grand Comission and Bharati Vidyapeet Institute of Environment Education and Research, New Delhi.

Bharucha, E. (2002). Present Status and Future Possibilities for Infusion of

Biodiversity Conservation Issues Into School and College Curricula in India. Bharati Vidyapeeth Institute of Environmental Education and

Research: Pune, India. [Online]. Diakses dari: http://www.ceeindia.org/esf/download/paper32.pdf.

118

Mukhyati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS REALITAS LOKAL PULAU BANGKA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). (2007). Hasil Pemeriksaan Sem II TA 2007 atas

Pengendalian Kerusakan Pertambangan Umum dan Penetimaan Royalti Tahun 2003-2007 pada PT. Timah Tbk dan PT. Koba Tin. Jakarta:

Auditorat Utama Keuangan Negara IV.

Borg, W. R. & Gall, J. P. (1989). Educational Research: An Introduction (fifth

edition). New York: Longman.

Chu, H. E., Lee, E. A., Ko, H. R., Shin, D. H., Lee, M. N., Min, B. M., & Kang, K. H. (2007). Korean Year 3 Children’s Environmental Literacy: A Prerequisite for a Korean Environmental Education Curriculum.

International Journal of Science Education 29:731–746

Coyle, K. (2005). Environmental Literacy in America: What Ten Years of

NEETF/Roper Research and Related Studies Says about Environmental Literacy in The US. Washington, D.C: The National Education and

Training Foundation.

Depdiknas. (2008). Pedoman Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Dirjendikdasmen PSMA.

Depdiknas. (2010). Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA.

Djulia, E. (2005). Peran Budaya Lokal dalam Pembentukan Sains (Studi

Naturalistik Sains Siswa Kelompok Budaya Sunda tentang Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan dalam Konteks Sekolah dan Lingkungan Pertanian.

(Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Eggen, P. & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan

Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta: Indeks.

Eilam, E. & Trop, T. (2012). “Environmental Attitudes & Environmental Behavior – Which is The Horse andWhich is The Cart?”. Sustainability Journal, 4,

2210-2246.

Erdogan, M., Bahar, M., & Usak, M. (2012). Environmental Education in High School 9th - 12th Biology Course Curricula Started to be Implemented in 2007. Journal of Educational Sciences: Theory & Practice - 12(3) Educational Consultancy and Research Center.

Erdogan, M., Kostova, Z., and Marcinkowski, T. (2009). “Component of Environnmental Literacy in Elementary Science Education Curriculum in Bulgaria and Turky”. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education. 5, (1), 15-26.

119

Mukhyati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS REALITAS LOKAL PULAU BANGKA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Futschek, G. (2013). “Extreme Didactic Reduction in Computational Thinking Education”. X World Conference on Computers in Education July 2-5,

2013; Toruń, Poland.

Gopal, R. (2005). “Indigenous Environmental Knowledge in Formal Education”.

Jurnal Penyelidikan MPBL. 6, 120-132.

Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Diakses dari: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf.

Hungerford, H. R. & Volk, T. L. (1990). “Changing Learner Behaviour trough Environmental Education”. Journal of Environmental Education, 21(3), 8-21.

Hungerford, H. R., Litherland, R. A., Peyton, R. B., Ramsey, J. M., & Volk, T. L. (1996). Investigating and Evaluating Environmental Issue and Action: Skill

Development Program. Illionis: Stipes Publishing LLC.

Kahar, A. P. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Ekosistem Mangrove Berbasis

Potensi Lokal untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA. (Tesis).

Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Karatekin, K. (2012). “Environmental Literacy in Turkey Primary School Social Studies Textbooks”. Procedia Social and Behavioral Sciences Vol. 46, pp.

3519-3523.

Karimzadegan, H. & Meiboudi, H. (2012). “Exploration of Environmental Literacy in Science Education Curriculum in Primary School in Iran”. Procedia -

Social and Behavioral Sciences 46 ( 2012 ) 404 – 409.

Kemendikbud. (2012). Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.

Keraf, A. S. (2010). Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: PT Penerbit Buku Kompas. Kollmuss, A. & Agyeman, J. (2002). “Mind The Gap: Why People Act

Environmentally and What are The Barrier to Pro Environmental Behavior?”. Environmental Education Res, 8, 239-260.

Krnel, D. & Naglic, S. “Environmental Literacy Comparison between Eco-School and Ordinary School in Slovenia”. International Council of Association for Science Education. Vol. 20, No. 1/2 pp. 5-24.

Leksono, S.M. (2014). Program Pembelajaran Biologi Konservasi Berbasis

Kearifan Lokal untuk Mengembangkan Literasi Biodiversitas Calon Guru Biologi. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan

120

Mukhyati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS REALITAS LOKAL PULAU BANGKA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maulidya, F., Mudzakir, A., Sanjaya, Y. (2014). “Case Study the Environmental Literacy Fast Learner Middle School Student in Indonesia”. International Journal of Science and Research. Vol 3, Issue1.

McBeth, W. & Volk, T. L. (2010). “The National Environmental Literacy Project: A Baseline Study of Middle Grade Students in the United States”. The

Journal Of Environmental Education, 41(1), 55–67.

Meagher, T. (2009). “Looking Inside a Student’s Mind: Can an Analysis of Students Concept Map Measure Change in Environmental Literacy?”. Electronic Journal of Science Education. Vol.13, No.1, pp.1-28.

National Environmental Literacy Assessment (NELA). (2008). Final Research

Report Part 1 & 2. Washington DC: NELA Project.

National Research Council (NRC). (1996). National Science Education Standards. Washington DC: The National Academic Science.

North American Association for Environmental Education (NAAEE). (2011).

Developing a Framework for Assessing Environmental Literacy.

Washington DC: The National Science Foundation.

North American Association for Environmental Education (NAAEE). (2004).

Environmental Education Materials: Guidelines for Excellence. Washington, D.C.: NAAEE.

OECD. (2009). Green at Fifteen?: How 15-years-olds Perform in Environmental

Science and Geoscience in PISA 2006. Paris: OECD.

OECD. (2008). The OECD Environmental Outlook to 2030. Paris: OECD.

Prastowo, A. (2015). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press.

Ramadoss, A. & Moli, G. P. (2011). “Biodiversity Conservation Through Environmental Education for Sustainable Development – A Case study from Puducherry, India”. International Electronic Journal of Environmental Education. 1, (2), 97-111.

Ratnasari, D. (2014). Analisis Hubungan Kompetensi Siswa SMA pada Konsep

Pencemaran Lingkungan dengan Memanfaatkan Mangrove Cagar Alam Pulau Dua Melalui Kegiatan Field Trip. (Tesis). Sekolah Pascasarjana,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Raven, P. H., Berg, L. R., Hassenzahl, D. M. (2010). Environment. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.

121

Mukhyati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS REALITAS LOKAL PULAU BANGKA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Riduwan dan Akdon. (2008). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

Servan-Scheiber, D. (2010). Hidup Bebas Kanker : Terobosan Terbaru Mencegah,

Melawan, dan Mengobati Kanker. Penerjemah Rani S.Ekawati. Bandung:

Qanita. . [Online]. Diakses dari

https://books.google.com/books?isbn=6028579394

Siahaan, N.H.T. (2004). Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta: Erlangga. [Online]. Diakses dari https://books.google.com/books?

Snively, G. & Corsiglia, J. (2001). “Discovering Indigenous Science: Implication for Science Education”. Science Education. 85, 6-34.

Stokes, E., Edge, E., & West, A. (2001). Environmental education in the educational systems of the European Enion: A synthesis report. Commissioned by the Environment Directorate-General of the European Commission. [Online]. Diakses dari: http://www.medies.net/_uploaded_files/ee_in_eu.pdf.

Suhadi, R. (1996). Analisis Bahasa Buku Paket SMA dari Segi Keterbacaan (Suatu

Pendekatan Analisis Kalimat dan Uji Rumpang yang Dilakukan oleh Pembelajar Jurusan Fisika di SMA Negeri di Kotamadya Bandung).

(Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Subiantoro, A. W., Ariyanti, N. A., & Sulistyo. (2013). “Pembelajaran Materi Ekosistem dengan Socio-scientific Issue dan Pengaruhnya Terhadap Reflective Judgment Siswa”. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. JPII 2 (1)

(2013) 41-47.

Subiantoro, A. W., & Handziko, R. C. (2011). Erupsi Merapi dan Potensi

Pengembangan Bahan Ajar Ekosistem Berbasis Representasi. [Online].

Diakses dari:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132309690/Erupsi%20Merapi%20& %20Representasi_UNS_2011.pdf.

Sukarno. (2015). Peran Bahan Ajar Sains Berbasis School Environment Exploration

dalam Meningkatkan Penguasaan Materi Pelajaran dan Keterampilan Proses Sainsh. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung.

Sulistyorini, H. (2006). Tingkat keterbacaan teks dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan ’larutan penyangga’ di SMA Negeri I Kramat Kabupaten Tegal (skripsi). Semarang: Universitas Negeri

Semarang. [Online]. Diakses dari:

122

Mukhyati, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS REALITAS LOKAL PULAU BANGKA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sungkono. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Surtikanti, H. K. (2009). Toksikologi Lingkungan. Bandung: Prisma Press.

The North American Mosaic. An Overview of Key Environmental Issues. [Online]. Diakses dari: www.cec.org/soe/files/en/soe_pbts_en.pdf

Toharudin, U. (2010). Kajian Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi Literasi

Sains untuk Pendidikan Dasar. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Toto. (2009). Pengembangan Bahan Ajar Fisika Dasar untuk Calon Guru Biologi. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

UNESCO. (1978a). Intergovernmental Conference on Environmental Education.

Tbilisi (USSR), October 14-26, 1997, FINAL REPORT. Paris:

UNESCO/UNEP.

UNESCO. (1978b). “The Tbilisi Declaration. Intergovernmental Conference on Environmental Education October 14-26, 1997”. UNESCO/UNEP Environmental Education Newsletter. Vol. III No.1.

Utina, R. (2015). Pemanasan Global: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya.

[Online]. Diakses dari:

http://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/324/pemanasan-global-dampak-dan-upaya-meminimalisasinya.pdf.

Zeidler L. D. (2005). “Boyond STS: A Research-Based Framework for Sosioscientific Issues Education”. Department of Secondary Education, College of Education, University of South Florida: Wiley Interscience.

Dokumen terkait