BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
Setelah dilakukan pengembangan buku petunjuk praktikum biologi SMA kelas X dengan pendekatan kontekstual berbasis inkuiri terbimbing,
maka peneliti menuliskan beberapa saran untuk mendukung peneliti lain yang ingin mengikuti penelitian dan pengembangan buku petunjuk praktikum sebagai berikut:
1. Melakukan wawancara lebih dari lima guru biologi kelas X di sekolah yang berbeda agar mendapat informasi yang lebih konkret.
2. Produk dikembangkan pada keseluruhan materi sesuai silabus.
3. Melakukan tahap uji coba produk pada kelompok kecil/ besar sehingga produk semakin lebih berkualitas dan layak untuk digunakan dan dapat diproduksi secara massal.
77
DAFTAR PUSTAKA
Alberta. 2008. Focus on Inquiry: Teacher’s Guide to Implementing Inquiry-based
Learning. Canada: Alberta Learning. Edmonton
Amri, Sofyan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum
2013. Jakarta: Prestasi Pustakarya
Arifin, Syamsul. 2012. Sukses Menulis Buku Ajar dan Referensi. Jakarta: Grasindo
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Brickman, P., C. Gormally, N. Amstrong, B. Hallar. 2009. Effect of Inquiry-based Learning on Students’ Science Literacy Skills and Confidence.
International journal for the Schoolarship of Teaching and Learning, 3
(2): 1-22 ISSN: 1931-4744. Georgia Southern University. Tersedia di http://www.georgiasouthern.edu diakses 20 Januari 2017
Depdiknas. 2003. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Jakarata Departemen Pendidikan Nasional
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Fathurrohman, M. 2015. Model-model Pembelajaran Inovatif: Alternatif Desain
Pembelajaran yang Menyenangkan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Kemendikbud. 2016. Silabus Mata Pelajaran SMA/ MA Mata Pelajaran Biologi. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Mince, Husain S. N. dan Mestewaty. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Kelas XI IPA SMA Karuna Dipa Palu. Jurnal Biodidaktis. 5 (1): 35-42. ISSN: 1309-8063. Tersedia di http://jurnal.pdii.lipi.go.id Diakses: 20 Januari 2017
Parmin. 2013. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum IPA Terpadu Tema Mikroskop Berbasis Inkuiri Terbimbing Bermuatan Karakter. Skripsi. Semarang: UNNES
Prabawati, Gita T., Sulur dan Sumarjono. 2013. Pengembangan Buku Petunjuk
Praktikum dengan Pendekatan Kontekstual Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Optik Kelas X Semester 2. Malang: UNM.
Putra. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva Press.
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur (Edisi
1). Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sitepu, B.P. 2012. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan RnD. Bandung: Alfabeta.
Sukarjo. 2006. Evaluasi Pembelajaran. Diklat Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran. Prodi TP PPs UNY. Tidak diterbitkan.
Sumiati, Asra. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima
79
Lampiran 1. Lembar wawancara analisis kebutuhan guru
LEMBAR WAWANCARA GURU
Nama Sekolah : ……….
Nama Guru : ………..……..
Tugas Mengajar : ………
Waktu : ………
Mohon dijawab pertanyaan berikut!
1. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013?
……… ……… ……… 2. Bagaimana cara bapak/ibu dalam menyikapi pendekatan saintifik?
……… ……… ……… 3. Metode apa saja yang bapak/ibu gunakan dalam pelaksaan pembelajaran
biologi?
……… ……… ………
4. Apakah bapak/ibu pernah menggunakan pendekatan kontekstual dalam melaksanakan proses pembelajaran? Berikan alasannya!
……… ……… ……… 5. Apakah bapak/ibu pernah menggunakan pendekatan inkuiri dalam
melaksanakan proses pembelajaran? Berikan alasannya!
……… ……… ……… 6. Berapa kali dilaksanakan praktikum dalam 1 (satu) tahun ajaran?
……… ……… ……… 7. Apa saja materi yang biasanya bapak/ibu gunakan dalam praktikum?
……… ……… ……… 8. Menurut bapak/ibu, materi apa saja yang membutuhkan praktikum namun
tidak terlaksana dalam proses pembelajaran?
……… ……… ………
9. Pernahkah bapak/ibu melaksanakan praktikum berdasarkan pendekatan kontekstual?
……… ……… ……… 10. Bila pernah, berikan contoh kesulitan/ kemudahan dalam pengaplikasiannya!
……… ……… ……… 11. Petunjuk praktikum model apakah yang biasanya digunakan oleh peserta
didik?
……… ……… ……… 12. Apakah petunjuk praktikum yang digunakan sudah mencukupi pencapaian
Kurikulum 2013 yaitu memberi peluang kreativitas peserta didik dalam merangsang keterampilan prosedur kegiatan?
……… ……… ………
13. Apakah bapak/ibu membuat petunjuk praktikum sendiri? Bila tidak, berikan sumbernya!
……… ……… ……… 14. Pernahkah bapak/ibu membuat petunjuk praktikum model inkuiri terbimbing?
……… ……… ……… 15. Apakah bapak/ibu membutuhkan adanya buku petunjuk praktikum tambahan
dalam pembelajaran? ……… ……… ……… Yogyakarta, ………. Guru Biologi (………..…………..)
83
Lampiran 2. Lembar kuesioner validasi ahli dan guru mata pelajaran
LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI DAN GURU MATA PELAJARAN
Judul Buku : Buku Petunjuk Praktikum Biologi SMA Kelas X dengan Pendekatan Kontekstual berbasis Inkuiri Terbimbing
Nama validator : ………
Pekerjaan : ………
Petunjuk
1. Mohon diberi tanda cek (√) pada kolom skor sesuai dengan pendapat validator 2. Kriteria skor :
a. SS (sangat setuju) skor 5 b. S (setuju) skor 4
c. KS (kurang setuju) skor 3 d. TS (tidak setuju) skor 2
e. STS (sangat tidak setuju) skor 1
3. Komentar dan saran mohon diberikan pada tempat yang telah disediakan
No. Pernyataan Skor Keterangan
1 2 3 4 5
1. Sasaran pengguna petunjuk praktikum jelas
2. Komponen-komponen dalam buku petunjuk praktikum lengkap 3. Materi praktikum sesuai dengan
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
4. Materi tepat digunakan dalam praktikum
5. Rumusan indikator sesuai dengan Kompetensi Dasar
No. Pernyataan Skor Keterangan
1 2 3 4 5
6. Materi praktikum sesuai dengan indikator
7. Petunjuk praktikum sesuai dengan materi dan indikator
8. Kalimat yang digunakan dalam petunjuk praktikum sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar
9. Kalimat yang digunakan dalam petunjuk praktikum mudah dipahami 10. Langkah kerja dalam petunjuk
praktikum jelas
11. Penyajian petunjuk praktikum runtut dan sistematis
12. Pertanyaan-pertanyaan dalam petunjuk praktikum sesuai dengan kegiatan yang dilakukan
13. Konsep materi yang terdapat dalam petunjuk praktikum mudah dipahami 14. TIdak terdapat kesalahan konsep
dalam petunjuk praktikum 15. Petunjuk praktikum menekankan
keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik
No. Pernyataan Skor Keterangan
1 2 3 4 5
16. Petunjuk praktikum mendorong dan membimbing kemampuan berpikir peserta didik menjadi kritis dan kreatif
17. Petunjuk praktikum menekankan pada aktivitas peserta didik secara penuh baik fisik maupun mental 18. Petunjuk praktikum membimbing
peserta didik menemukan konsep materi
19. Petunjuk praktikum melatih peserta didik untuk memahami informasi yang tersedia guna melatih keterampilan proses sains
20. Petunjuk praktikum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja merumuskan prosedur kegiatan, menganalisis data, dan mengambil kesimpulan secara mandiri
21. Layout cover/ sampul depan (tata letak teks dan gambar) proporsional 22. Desain cover menarik
23. Judul buku jelas
24. Pemilihan jenis font (jenis huruf dan angka) sesuai
25. Pemilihan ukuran font (ukuran huruf dan angka) sesuai
No. Pernyataan Skor Keterangan
1 2 3 4 5
26. Tampilan gambar (pemilihan gambar) sesuai dengan materi 27. Proporsi warna (keseimbangan
warna) sesuai
28. Ukuran buku sesuai (menggunakan kertas ukuran A4 80 gr)
29. Buku petunjuk praktikum mudah digunakan
30. Halaman buku mudah dicari 31. Warna, gambar, huruf (cetak tebal,
miring, garis bawah, dsb) menarik 32. Tampilan petunjuk praktikum
secara umum menarik Skor Total
Skor Rata-rata (skor total/32)
Kesimpulan:
Lingkarilah salah satu alternatif kesimpulan penilaian Bapak/ Ibu terhadap produk yang dikembangkan!
a. Produk yang dikembangkan layak untuk diujicobakan tanpa perbaikan. b. Produk yang dikembangkan layak untuk diujicobakan dengan perbaikan
sesuai saran.
c. Produk yang dikembangkan tidak layak untuk diujicobakan.
Komentar dan Saran:
……… ……… ………
……… ……… ……… ……… Yogyakarta, ………. Validator (………..…………..)
i | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, yang telah menciptakan alam semesta ini dengan segala keteraturannya.
Buku adalah jendela dunia. Kita pasti sepakat dengan ungkapan tersebut, karena dengan membaca buku kita dapat mengetahui apa yang sebelumnya kita tidak ketahui. Bagi pelajar, mahasiswa, guru, bahkan dosen, buku adalah sebuah kebutuhan dalam rangka menambah ilmu pengetahuan.
Buku petunjuk praktikum ini menggunakan pendekatan kontekstual berbasis inkuiri terbimbing yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata sekaligus dimana peserta didik diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri
Di dalam buku ini terdapat 8 materi praktikum yang disajikan. Kedelapan materi tersebut adalah Ruang Lingkup Biologi, Keanekaragaman Hayati, Klasifikasi Makhluk Hidup, Kingdom Monera, Kingdom Protista, Fungi/ Jamur, Plantae, dan Perubahan Lingkungan.
Diharapkan buku ini dapat memberikan rangsangan untuk mendapatkan informasi lebih tentang biologi. Selamat belajar dan semoga sukses.
Yogyakarta, September 2017
ii | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
Buku Petunjuk Praktikum Biologi disusun untuk digunakan oleh peserta didik SMA dan MA kelas X. Buku petunjuk praktikum ini menggunakan pendekatan kontekstual berbasis inkuiri terbimbing yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata sekaligus dimana peserta didik diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri.
Buku ini terdiri dari 8 bab materi yang disusun berdasarkan silabus mata pelajaran biologi yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016. Setiap bab terdiri dari 12 bagian, yaitu Judul Praktikum/ Rumusan Permasalahan, Kompetensi Dasar (KD), Dasar Teori, Pertanyaan singkat, Tujuan, Alat dan Bahan, Informasi Penyelidikan, Prosedur, Hipotesis, Hasil Penyelidikan, Pertanyaan, serta Kesimpulan. Berikut akan dijelaskan fungsi dari bagian-bagian tersebut.
Judul bab/ rumusan masalah merupakan masalah yang akan diteliti
Nomer penyelidikan mempermudah dalam pencarian petunjuk yang akan
digunakan Mengetahui materi yang sedang dipelajari
iii | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
yang pelajari
Pertanyaan singkat sebelum penyelidikan
Berisi tujuan dari penyelidikan yang dilakukan
Alat dan bahan menunjukkan kebutuhan yang diperlukan dalam penyelidikan
Informasi penyelidikan menyediakan arahan penyelidikan yang dilakukan
Prosedur kegiatan memberikan kesempatan kepada peserta didik utnutk merancang sendiri
kegiatan yang akan dilakukan selama praktikum berdasarkan informasi penyelidikan yang
telah disediakan
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara dari permasalahan yang
akan dibuktikan kebenarannya dari data/
iv | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
Pertanyaan diberikan untuk membantu peserta didik dalam menganalisis hasil penyelidikan berdasarkan tujuan yang diharapkan
data/ hasil dari penyelidikan yang telah
dilakukan
Kesimpulan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menarik simpulan
dari penyelidikan yang dilakukan dengan memperhatikan tujuan,
hipotesis, dan hasil penyelidikan
v | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
1. Pakailah baju khusus praktikum untuk melindungi tubuh dan baju seragam sekolah dari kontaminasi zat-zat kimia.
2. Di atas meja hanya diperbolehkan meletakkan buku, alat tulis, bahan dan alat praktikum.
3. Peserta didik tidak diperkenankan membawa makanan/ minuman ke ruang laboratorium, kecuali untuk praktikum.
4. Peserta didik tidak diperkenankan membawa alat-alat/ bahan praktikum ke luar ruangan laboratorium tanpa seijin guru.
5. Dilarang mencorat-coret bangku/ ruang laboratorium.
6. Alat-alat/ bahan praktikum harus digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan atau sesuai anjuran guru.
7. Dalam melakukan praktikum, hendaknya digunakan bahan yang secukupnya.
8. Jika dalam praktikum peserta didik merusakkan/ memecahkan alat, maka yang bersangkutan wajib menggantinya.
9. Jika dalam praktikum terjadi kecelakaan (terkena pecahan kaca, terbakar, tertusuk, menelan bahan kimia) harap segera melapor kepada guru.
10. Dilarang mencicipi/ memakan sesuatu selama praktikum berlangsung kecuali seijin guru.
11. Bertanyalah pada guru apabila kurang paham tentang praktikum yang akan dilaksanakan.
12. Label/ etiket bahan yang rusak/ hilang harap segera dilaporkan kepada guru. 13. Jagalah kebersihan dan letakkan sampah pada tempatnya.
14. Laksanakan praktikum dalam keadaan tenang
15. Setelah selesai praktikum, alat-alat/ bahan hendaknya dikembalikan ke tempat semula dalam keadaan lengkap, bersih dan siap pakai.
16. Cucilah tangan setelah praktikum berakhir.
17. Sebelum meninggalkan ruang laboratorium, meja praktikum harus dalam keadaan bersih, kursi diletakkan diatas meja, kran air dan gas ditutup rapat, kontak listrik dicabut.
Demikian tata tertib laboratorium ini dibuat untuk ditaati dan dilaksanakan sebaik-baiknya.
vi | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
Kata Pengantar ……… i
Petunjuk Penggunaan Buku ……… ii Tata Tertib Laboratorium Biologi ……….. v Daftar Isi ………... vi Ruang Lingkup Biologi
Penyelidikan 1 ………. 1 Keanekaragaman Hayati Penyelidikan 2 ………. 6 Klasifikasi Makhluk Penyelidikan 3 ………. 11 Kingdom Monera Penyelidikan 4 ………. 16 Penyelidikan 5 ………. 21 Kingdom Protista Penyelidikan 6 ………. 26 Fungi/ Jamur Penyelidikan 7 ………. 31 Penyelidikan 8 ………. 36 Penyelidikan 9 ………. 41 Plantae Penyelidikan 10 ………. 46 Perubahan Lingkungan Penyelidikan 11 ………. 53 Daftar Pustaka ………... 58
1 | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
Bagaimana Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari
terhadap Pertumbuhan Tanaman?
Kompetensi Dasar
3.1 Memahami melalui penerapan tentang ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dan percobaan.
Biologi merupakan ilmu pengetahuan tentang makhluk hidup. Suatu pengetahuan dapat disebut ilmu apabila memenuhi syarat memiliki obyek kajian, memiliki metode, obyektif, bersifat verifikatif, universal, sistematis, dan analitis. Penelitian merupakan kegiatan untuk mencari jawaban dari suatu permasalahan atau untuk memecahkan masalah. Suatu penelitian untuk menemukan konsep biologi dapat dilakukan dengan metode eksperimen atau percobaan dan metode observasi. Langkah-langkah dalam melakukan penelitian meliputi merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data, dan membuat simpulan. Dalam kerja ilmiah untuk menemukan konsep biologi diperlukan sikap jujur, tekun, dan tidak mudah putus asa, teliti, disiplin, bekerja sama, dan terbuka. Obyek kajian biologi meliputi permasalahan biologi dari tingkat molekul sampai tingkat bioma.
Pertumbuhan pada tumbuhan dipengeruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan pada tanaman adalah cahaya matahari. Cahaya matahari sangat dibutuhkan oleh tumbuhan hijau untuk proses fotosintesis. Selain untuk fotosintesis, cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap hormon auksin. Hormon auksin berperan dalam pemanjangan sel tumbuhan.
2 | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
Tujuan dari penyelidikan ini adalah:
1. Peserta didik dapat membuat rancangan penelitian.
2. Peserta didik dapat menjelaskan pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman.
Alat:
1. Gelas air mineral bekas (3 buah)
2. Kapas (3 lembar)
Bahan:
1. Kacang hijau (9 biji) 2. Air
Dalam praktikum ini akan diselidiki bagaimana pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau. Tanaman yang menerima cukup sinar matahari pasti pertumbuhannya berbeda dengan tanaman yang kurang ataupun lebih dalam menerima sinar matahari.
Apa pengaruh cahaya matahari terhadap hormon auksin?
TUJUAN
ALAT DAN BAHAN
INFORMASI PENYELIDIKAN
………
………
………
………
3 | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
Tuliskan prosedur/ langkah kerja secara sistematis berdasarkan uraian informasi penyelidikan dan tujuan penyelidikan di atas!
……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……….……… ……… ……… ……… ……….………
Tuliskan dugaan sementara/ hipotesis dari penyelidikan tersebut!
……… ……… ……… ……….……
4 | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
Tabel 1.1 Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari terhadap Pertumbuhan Tanaman Hari
ke
Intensitas cahaya
Tinggi tanaman (cm) Rata-rata
(cm) Keterangan 1 2 3 1 Gelap Remang Cahaya langsung 2 Gelap Remang Cahaya langsung 3 Gelap Remang Cahaya langsung 4 Gelap Remang Cahaya langsung 5 Gelap Remang Cahaya langsung
1. Apakah yang mempengaruhi perbedaan pertumbuhan dalam penelitian tersebut? ……… ……… ……… ………. 2. Apa variabel bebas dan variabel terikatnya?
……… ……… ……… ……….
5 | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
……… ……… ……… ………. 4. Mengapa pertumbuhan tanaman di tempat gelap malah lebih cepat?
……… ……… ……… ………. ……… ……… ……… ……….……… ……… ……….…… ……… ………
KESIMPULAN
6 | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
Tingkat Keanekaragaman Apa saja yang ada di
Sekitarku?
Kompetensi Dasar
3.2 Menganalisis data hasil observasi tentang beberapa tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan ekosistem) di Indonesia serta ancaman dan pelestariannya
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman semua jenis tumbuhan, hewan, mikroorganisme, serta proses-proses ekosistem dan ekologis yang ada di suatu tempat. Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada tingkat gen, jenis, dan ekosistem. Keanekaragaman tingkat gen menyebabkan adanya variasi dalam satu jenis makhluk hidup. Keanekaragaman tingkat spesies mudah dikenali melalui perbedaan penampakan luar (morfologi) tiap spesies. Interaksi antara makhluk hidup dan lingkungan abiotiknya membentuk keanekaragaman ekosistem. Tiap ekosistem memiliki keanekaragaman hayati yang khas.
Keanekaragaman hayati sangat ditentukan oleh adanya faktor genetik dan faktor lingkungan. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman yang unik, berbeda dengan negara lain. Keanekaragaman hayati berfungsi sebagai sumber bahan pangan, bahan sandang, bahan papan, plasma nutfah, bahan obat-obatan, dan sumber keindahan. Aktivitas manusia sangat menentukan keberadaan keanekaragaman hayati. Aktivitas manusia dapat merugikan atau menguntungkan keanekaragaman hayati.
DASAR TEORI
Jawablah pertanyaan ini sebelum penyelidikan dimulai!
Apa saja aktiviatas manusia yang dapat merugikan dan menguntungkan keanekaragaman hayati?
………
………
………
7 | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
Tujuan dari penyelidikan ini adalah:
1. Peserta didik dapat menjelaskan tingkat keanekaragaman hayati yang ada di sekitarnya.
2. Peserta didik dapat menjelaskan manfaat dari tumbuhan dan hewan yang ada di sekitarnya.
3. Peserta didik dapat menjelaskan upaya pelestarian keanekaragaman hayati di lingkungan sekitar.
Alat:
1. Alat tulis
Bahan:
1. Tumbuhan/ hewan yang ada di sekitar
Dalam praktikum ini akan diselidiki tentang tingkatan keanekaragaman dan manfaat jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang ada di lingkungan sekolah. Tingkatan keanekaragaman gen, spesies, dan ekosistem serta manfaat jenis-jenis tumbuhan dan hewan dalam hal sebagai sumber pangan, sandang, papan (perumahan), bahan baku industri, dan obat-obatan.
ALAT DAN BAHAN
8 | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
Tuliskan prosedur/ langkah kerja secara sistematis berdasarkan uraian informasi penyelidikan dan tujuan penyelidikan di atas!
……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………. ……… ……… ……… ……….
Tuliskan dugaan sementara/ hipotesis dari penyelidikan tersebut!
……… ……… ……… ……….
9 | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
Tabel 2.1 Tingkatan Keanekaragaman di Lingkungan Sekitar Makhluk
Hidup
Tingkatan Keanekaragaman
Gen Spesies Ekosistem
Tumbuhan
Hewan
Tabel 2.2 Manfaat Makhluk Hidup dalam Kehidupan
Berilah tanda centang (√) pada kolom manfaat dan tuliskan nama organ yang dimanfaatkan! (satu jenis dapat memiliki beberapa manfaat)
No. Nama Makhluk
Hidup
Manfaat
Pangan Sandang Papan IndustriBahan Obat
10 | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
1. Pada tingkat keanekaragaman apa yang paling banyak dijumpai di lingkungan sekitarmu?
……… ……… ……… ………. 2. Adakah keanekaragaman tingkat gen di lingkungan sekitarmu? Jelaskan!
……… ……… ……… ………. 3. Manfaat dalam hal apa yang paling banyak ditemui di lingkungan sekitarmu?
……… ……… ……… ………. 4. Jelaskan upaya yang kalian lakukan untuk menjaga keanekaragaman hayati di
lingkungan sekitarmu! ……… ……… ……… ………. ……… ……… ……… ……… ………
KESIMPULAN
11 | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
Bagaimana Membuat Kunci Determinasi Sederhana?
Kompetensi Dasar3.3 Memahami prinsip-prinsip klasifikasi makhluk hidup dalam lima kingdom
Klasifikasi yang baik dan benar memerlukan tahap-tahap tertentu yang harus dilakukan. Ada tiga tahapan utnuk mengklasifikasikan makhluk hidup, yaitu pencandraan, pengelompokkan, dan pemberian nama takson.
Suatu makhluk hidup yang baru ditemukan harus dicandra terlebih dahulu. Mencandra adalah mengidentifikasi atau mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan diklasifikasi. Mencandra atau mengidentifikasi makhluk hidup yang baru saja dikenal memerlukan alat pembanding. Alat pembanding tersebut dapat berupa gambar, spesimen (awetan hewan atau tumbuhan), hewan atau tumbuhan yang sudah diketahui namanya, serta kunci identifikasi. Kunci identifikassi disebut juga kunci determinasi.
Kunci identifikasi atau kunci determinasi pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus. Salah satu kunci identifikasi adalah kunci analisis menggunakan ciri taksonomi yang saling berlawanan. Tiap langkah dalam kunci tersebut dinamakan kuplet yang terdiri atas dua bait pernyataan atau lebih. Kedua bait tersebut berisi dua ciri yang saling berlawanan sehingga disebut kunci dikotomis. Contoh kunci dikotomis untuk mengidentifikasi kelompok vertebrata dapat dilihat pada gambar 3.1. Jika salah satu ciri ada yang cocok dengan ciri makhluk hidup yang diidentifikasi, ciri atau alternatif lainnya gugur.
Dalam menggunakan kunci determinasi, setiap spesies yang diidentifikasi dihadapkan pada dua pilihan ciri-ciri morfologi yang salah satunya paling sesuai dengan spesies tersebut. Apabila sudah diperoleh ciri-ciri yang sesuai dengan spesies tersebut, kemudian menuju ciri-ciri berikutnya sesuai dengan angka yang tercantum di belakang ciri-ciri tersebut. Demikian seterusnya sampai diperoleh nama spesies tersebut.
12 | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
Berambut/ berbulu Tidak berambut/ berbulu
Berambut Berbulu Bersisik Berkulit tipis
(Mamalia) (Aves) (Amfibi)
Berlubang hidung Berinsang
(Reptilia) (Pisces)
Gambar 3.1 Kunci dikotomi untuk mengidentifikasi kelompok vertebrata
Kunci determinasi untuk Gambar 3.1:
1. a. Vertebrata yang memiliki rambut atau bulu ……….. ke nomor 2 b. Vertebrata yang tidak memiliki rambut atau bulu …….. ke nomor 3 2. a. Rambut atau kumis tumbuh di wajah atau tubuh ……… Mamalia
b. Bulu menutupi hampir seluruh tubuh ……… Aves
3. a. Tubuh ditutupi sisik ……….. ke nomor 4 b. Tubuh tidak bersisik, kulit basah dan tipis ……….. Amfibi 4. a. Bernafas dengan paru-paru, bertelur di darat ……… Reptilia
b. Bernafas dengan insang, bertelur di air ………. Pisces
Untuk lebih memahami cara penggunaan kunci determinasi, perhatikan contoh berikut ini. Gunakan kunci determinasi sederhana berikut untuk mengidentifikasi vertebrata pada Gambar 3.2
a. b. c. d. e.
katak ikan tikus ayam buaya
Gambar 3.2 Kelompok vertebrata
Perhatikan gambar 3.2 (a) dengan seksama. Pilihlah pernyataan (ciri-ciri morfologi) pada petunjuk 1 yang sesuai dengan gambar hewan di atas. Hewan tersebut tidak memiliki rambut atau bulu sehingga harus menuju ke petunjuk 3. Ikuti terus petunjuk-petunjuk tersebut hingga sampai pada kelompok tempat hewan tersebut tergabung. Contohnya adalah hewan (a) memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan nomor 1.b, 3.b kelompok Amfibi.
13 | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
Tujuan dari penyelidikan ini adalah:
1. Peserta didik dapat menjelaskan fungsi dari kunci determinasi 2. Peserta didik dapat membuat kunci determinasi sederhana
3. Peserta didik dapat menjelaskan tujuan dan manfaat dari klasifikasi makhluk hidup
Alat: 1. Alat tulis Bahan: 1. Lumut 2. Suplir 3. Jagung 4. Kedelai 5. Terung 6. Melinjo
Dalam praktikum ini akan diselidiki cara membuat kunci determinasi sederhana dari 6 tumbuhan yaitu lumut, suplir, jagung, kedelai, terung, dan melinjo. Dalam membuat kunci determinasi, perhatikan ciri-ciri morfologi pada tumbuhan tersebut, sebagai contoh antara lain cara perkembangbiakan, organ yang dimiliki (batang, biji, bunga).
Apakah fungsi dari kunci determinasi?
TUJUAN
ALAT DAN BAHAN
INFORMASI PENYELIDIKAN
………
………
………
14 | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
Tuliskan prosedur/ langkah kerja secara sistematis berdasarkan uraian tujuan dan informasi penyelidikan dan di atas!
……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………. ……… ……… ……… ………. ……… ……… ……… ……… ……… ………
HASIL PENYELIDIKAN
15 | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
……… ……… ……… ……….
1. Apakah tujuan dan manfaat klasifikasi makhluk hidup?
……… ……… ……… ………. 2. Mengapa lumut dan jagung ditempatkan dalam kelompok yang berbeda? Dapatkah
keduanya dimasukkan dalam kelompok yang sama? Jelaskan!
……… ……… ……… ………. ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………
PERTANYAAN
KESIMPULAN
16 | P e t u n j u k P r a k t i k u m B i o l o g i
Bagaimanakah Bentuk Bakteri?
Kompetensi Dasar3.5 Menganalisis struktur dan cara hidup bakteri serta perannya dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat
Prokariota adalah kumpulan organisme yang bahan inti selnya belun dilapisi membrane. Bakteri dapat ditemukan di berbagai tempat, di tanah, air, udara, maupun di dalam tubuh organisme lain. Ciri umum bakteri adalah uniseluler, prokariota, berukuran beberapa micron, umumnya tidak dapat berfotosintesis, dan dinding sel berupa peptidoglikan. Bagian sel yang terdapat pada semua sel bakteri adalah inti, sitoplasma, membran sel, dinding sel, ribosom, mesosom. Beberapa jenis bakteri memiliki bagian sel khusu, misalnya endospore, plagelum, pili, plasmid, dan kapsul. Bakteri banyak yang