• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Bagi peneliti selanjutnya, kuesioner aspek tindakan perlu dibuat dalam bentuk skala likert atau point biserial agar dapat dianalisis secara statistik sehingga dapat diketahui apakah terjadi peningkatan yang signifikan atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Anggayasta, D.A., 2010, Perbedaan Edukasi Secara CBIA dan Ceramah Mengenai Kanker Serviks dan Papsmear Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Ibu-Ibu Di Kecamatan Mlati dan Gamping Ditinjau Dari Faktor Ekonomi, Skripsi, Fakultas Farmasi USD, Yogyakarta.

Azwar, 2011, Dasar-dasar Psikometri, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal. 51. Brooker, C., 2009, Ensiklopedia Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta, hal. 87-89.

Budiman dan Riyanto, 2013, Kapita Selekta Kuesioner : Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan, Penerbit Salemba Medika, Jakarta, pp. 4-7, 10, 14-16, 22.

Dahlan, M.S., 2013, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 5, Salemba Medika, Jakarta, hal. 47-48, 69-70, 81-82, 160.

Dariyo, A., 2003, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Efendi, F., Makhfudli, 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta, hal. 103, 104. Firstya, P., 2010, Perbedaan Pengaruh Metode Edukasi Secara CBIA dan

Ceramah Mengenai Kanker Serviks dan Papsmear Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Perubahan Sikap dan Tindakan Ibu-Ibu Di Kecamatan Mlati dan Kecamat Gamping Ditinjau Dari Faktor Usia, Skripsi, Fakultas Farmasi USD, Yogyakarta.

Fitriani, S., 2010, Promosi Kesehatan, PT Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 129-134. Gibney, M., Margetts, B., Kearney, J., dan Arab, L., 2009, Gizi Kesehatan

Masyarakat, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 408.

Greenberg, D., 2014, Physical Exam Frequency,

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002125.htm, diakses pada 24 Juni 2015.

Harkins, V., 2008, A Practical Guide to Integrated Type 2 Diabetes Care, Health Service Executive, Ireland, pp. 8, 29.

Hartayu, T.S., 2012, Improving of Type 2 Diabetic Patients’ Knowlage, Attitude and Practice Towards Diabetes Self-care by Implementing Community-Based Interactive Approach-Diabetes Mellitus Stategy, BMC Research Notes, 5:315.

Hastuti, R.T., 2011, Perbedaan Pengetahuan Siswi SMA Negeri 5 Surakarta Dalam Penatalaksanaan Swamedikasi Dismenorea Setelah Diberi Edukasi, Skripsi, Fakultas Farmasi UMS, Surakarta.

Hutagalung, H.I., 2007, Pengembangan Kepribadian : Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif, PT. Indeks, Jakarta, hal. 51, 53.

Insel, P., Ross, D., McMahon, K., Bernstein, M., 2014, Nutrition, Jones & Bartlett Learning, Burlington, p. 14.

International Diabetes Federation, 2013, IDF Diabetes Atlas, Sixth edition, IDF, Brussels, pp. 13-14.

Kaku, K., 2010, Pathophysiology of Type 2 Diabetes and Its Treatment Policy, Journal of the Japan Medical Association, 53 (1), 41-46.

Kristina, A., 2010, Perbedaan Edukasi Secara Ceramah dan CBIA Mengenai Kanker Serviks dan Papsmear Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Perubahan Sikap dan Tindakan Ibu-ibu Di Kecamatan Gamping dan Kecamatan Mlati Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan, Skripsi, Fakultas Farmasi USD, Yogyakarta.

Kumar, Abbas, dan Fausto, 2010, Dasar Patologis Penyakit, Edisi 7, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 1214, 1218, 1220.

Mayasari, R., Sitorus, H., dan Ambarita, L.P., 2012, Dampak Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Sikap dan Perilaku Masyarakat Tentang Malaria Di Desa Sukajadi Kabupaten Oku, Jurnal Pembangunan Manusia, 6 (3).

Mustafa, Z.E.Q., 2009, Mengurai Variabel hingga Instrumen, Edisi 1, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 48-61, 73-80, 96-106.

NICE, 2011, Preventing Type 2 Diabetes : Population and Community-Level Intervention, NICE public healthy guidance 35, 8-11.

Notoatmodjo, 2007, Promosi Kesehtan dan Ilmu Prilaku, Riteka Cipta , Jakarta, hal. 13, 16, 142, 144,145, 146, 148.

Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Perkeni, 2011, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2011, http://www.scribd.com/doc/73323977/Konsensus-DM-Tipe-2-Indonesia-2011, diakses tanggal 13 November 2014.

Qur’aniati, N., 2015, Pengumuman Ethical Clearance Atau Kelayakan Etik, http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1

&cad=rja&uact=8&ved=0CCAQFjAA&url=http%3A%2F%2Fners.unair .ac.id%2Fmaterikuliah%2FPENGUMUMAN%2520ETHICAL%2520CL EARANCE%2520ATAU%2520KELAYAKAN%2520ETIK.docx&ei=l CZwVfakNNWXuATUgZiIDA&usg=AFQjCNH0L1gfVb2YvXrzb1Bax zD_ds1E1g, diakses tanggal 4 Juni 2015.

Rinto, N.A., Sunarto, Fidianingsih, I., 2008, Hubungan Antara Sikap, Perilaku dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Daarah Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Bulan Januari-Juli 2008, Naskah Publikasi, 1.

Rios, M.S., and Fuentes, J.A.G., 2010, Type 2 Diabetes Mellitus, Elsevier, Barcelona, pp. 9-10.

Santoso, S., 2010, Kupas Tuntas Riset Eksperimen dengan Excel 2007 dan Minitab 15, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, hal. 25, 27.

Siswanto, Susila, dan Suyanto, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran, Bursa Ilmu, Yogyakarta, hal. 50, 51, 270, 299.

Sukandar, E., Andrajati, R., Sigit, J., Adnyana, I., Setiadi, A., dan Kusnandar, 2009, ISO Farmakoterapi, PT ISFI Penerbitan, Jakarta, hal. 27.

Sumangkut, S., Supit, W., dan Onibala, F., 2013, Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Penyakit Diabetes Melitus Tipe-2 Di Polinterna BLU.RSUP.PROF.DR. R. D. Kandou Manado, Ejournal Keperawatan, 1 (1), 2.

Suprijanto, 2009, Pendidikan Orang Dewasa, PT Bumi Aksara, Jakarta, hal. 43, 44.

Suryawati, S., 2003, CBIA : Improving The Quality Of Self-Medication Through Mothers Active Learning, Issue No. 23, 22-23.

Sutedjo, A., 2009, Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Penerbit Amara Books, Yogyakarta, hal. 114, 115.

Swarjana, I.K., 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit ANDI, Yogyakarta, hal. 102.

Triastuti, N.J., 2010, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Diabetes Mellitus Terhadap Perubahan Perilaku Penduduk Desa Bulan, Wonosari, Klaten, Biomedia, 1 (2), 38-41.

Triplitt, C.L., Reasner, C.A., and Isley, W.L., 2009, Pharmacotherapy A Pathophysiology Approach, seventh edition, McGraw-Hill, New York, pp. 1205, 1206, 1213.

Waluyo, S., 2009, 100 Question Answers Diabetes, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, hal. 51.

Waltz, dkk, 2010, Measurement in Nursing and Health Research, Springer Publishing Company, New York, pp. 165-168.

WHO, 2013, Diabetes, World Health Organization, http://www.who.int /media.centre/factsheets/fs312/en/, diakses tanggal 5 Maret 2014.

LAMPIRAN

Lampiran 3. Surat persetujuan (Informed Consent) Surat Persetujuan

(Informed Consent)

Yang bertandatangan dibawah ini: Nama :

Usia : Alamat : Menyatakan bahwa:

1. Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian yang berjudul: “Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Wanita Dewasa Di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta Tentang Diabetes Melitus Dengan Metode CBIA.”

2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun, saya bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian ini dengan kondisi:

a. Secara sukareka bersedia mengisi kuesioner peneltian sebagai kepentingan penelitian.

b. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasianya dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah.

3. Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan keluar dan tidak berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa menyatakan alasan apapun. Demikian pernyataan ini saya buat sejujur-jujurnya tanpa paksaan dari pihak manapun dan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada saya sebagai suatu informasi edukatif untuk kesehatan pribadi saya.

Yogyakarta, ... Yang membuat pernyataan,

Lampiran 4. Booklet yang digunakan dalam intervensi tentang apa yang perlu diketahui tentang hidup sehat bagi penyandang diabetes melitus

Lampiran 5. Booklet yang digunakan dalam intervensi tentang apa yang perlu diketahui tentang diabetes melitus

Lampiran 6. Booklet yang digunakan dalam intervensi tentang petunjuk kegiatan CBIA

Lampiran 11. Perbaikan kalimat setelah uji pemahaman bahasa pre intervensi aspek pengetahuan

Aitem no. Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan

2 Putus obat tidak dapat meningkatkan kadar gula darah.

Berhenti minum obat tidak dapat meningkatkan kadar gula darah. 3 Faktor pencetus terjadinya DM

antara lain kegemukan, pola makan yang salah dan riwayat keluarga.

Faktor yang menyebabkan terjadinya DM antara lain kegemukan, pola makan yang salah dan riwayat keluarga.

6 DM dapat menimbulkan

komplikasi seperti kebutaan, kerusakan ginjal, penyakit jantung, dan stroke.

DM dapat menimbulkan penyakit lain seperti kebutaan, kerusakan ginjal, penyakit jantung, dan stroke.

9 Saat kadar gula darah dalam batas normal, maka obat-obatan dapat dihentikan seketika.

Saat kadar gula darah dalam keadaan normal, maka obat-obatan dapat dihentikan seketika. 10 Komplikasi dapat timbul jika saya

tidak bisa mengatur pola makan.

Penyakit lain dapat timbul jika saya tidak bisa mengatur pola makan.

11 Penderita DM tidak mungkin mengalami penurunan kadar gula darah secara drastis.

Penderita DM tidak mungkin mengalami penurunan kadar gula darah secara cepat.

12 Penyakit DM bisa disembuhkan dengan jalan tidak mengkonsumsi makanan/minuman manis sama sekali.

Penyakit DM bisa disembuhkan dengan jalan tidak mengkonsumsi makanan/minuman manis.

14 Insulin, metformin, dan glibenklamid merupakan contoh obat untuk DM.

Insulin, metformin, dan glibenklamid adalah contoh obat untuk DM.

15 Minum minuman bersoda, makanan berpemanis, dan sirup bukanlah faktor yang dapat meningkatkan kadar gula darah.

Minum minuman bersoda, makanan yang manis, dan sirup merupakan faktor yang tidak dapat meningkatkan kadar gula darah.

Lampiran 12. Perbaikan kalimat setelah uji pemahaman bahasa pre intervensi aspek sikap

Aitem no. Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan

1 Saya lebih memilih makan ayam dengan kulitnya.

Saya lebih memilih makan daging ayam beserta kulitnya.

2 Saya lebih menyukai mie instan daripada harus memasak sayur.

Saya lebih menyukai makan mie instan daripada makan sayur. 3 Saya lebih memilih makan semua

jenis sayur yang berasa pahit untuk menurunkan kadar gula darah.

Saya lebih memilih makan sayur yang rasanya pahit untuk menurunkan kadar gula darah. 5 Saya lebih merasa mantap apabila

meminum obat DM bersamaan dengan jamu.

Saya lebih merasa mantap minum obat DM bersamaan dengan jamu. 6 Saya merasa obat DM yang

diminum lebih efektif menurunkan kadar gula daripada suntik insulin.

Saya merasa obat DM yang diminum lebih bagus untuk menurunkan kadar gula daripada suntik insulin.

9 Saya merasa olahraga berat yang melelahkan lebih baik dalam menurunkan gula darah daripada olahraga ringan

Saya merasa olahraga berat yang melelahkan lebih baik daripada olahraga ringan untuk menurunkan kadar gula darah. 10 Saya merasa perlu melakukan

kontrol gula darah secara rutin.

Saya merasa perlu melakukan cek gula darah secara rutin.

12 Saya merasa tetap perlu melakukan tes urin walaupun sudah melakukan tes darah untuk mengetahui kadar gula.

Saya merasa perlu melakukan tes urin walaupun sudah melakukan tes darah untuk mengetahui kadar gula darah.

13 Saya merasa pemeriksaan dan pembersihan kaki setiap hari saat mandi adalah kewajiban.

Saya merasa wajib memeriksa dan membersihkan kaki pada saat mandi.

15 Saya lebih memilih merendam kaki dalam air hangat dari pada menggunakan botol panas untuk memanaskan kaki

Saya lebih memilih merendam kaki dalam air hangat dari pada menggunakan botol panas untuk mengompres kaki

Lampiran 13. Perbaikan kalimat setelah uji pemahaman bahasa post intervensi aspek pengetahuan

Aitem no. Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan

2 Riwayat keluarga, kegemukan dan pola makan yang salah adalah faktor pencetus DM.

Riwayat keluarga, kegemukan dan pola makan yang salah adalah faktor yang menyebabkan DM. 3 Kadar gula darah pada penderita

DM tidak mungkin mengalami penurunan secara drastis.

Kadar gula darah pada penderita DM tidak mungkin mengalami penurunan secara cepat.

5 Komplikasi dapat timbul jika saya tidak bisa mengatur pola makan.

Penyakit lain dapat timbul jika saya tidak bisa mengatur pola makan.

6 Minum minuman bersoda, sirup, dan makanan berpemanis tidak dapat meningkatkan kadar gula darah.

Minum minuman bersoda, sirup, dan makanan yang manis tidak dapat meningkatkan kadar gula darah.

7 Contoh obat terapi DM adalah insulin, metformin, dan glibenklamid

Contoh obat DM adalah insulin, metformin, dan glibenklamid 8 Putus obat tidak dapat

meningkatkan kadar gula darah.

Berhenti minum obat tidak dapat meningkatkan kadar gula darah. 9 Obat-obatan dapat dihentikan

seketika, saat kadar gula darah dalam batas normal.

Obat-obatan dapat dihentikan seketika, saat kadar gula darah dalam keadaan normal.

11 Dengan tidak mengkonsumsi makanan/minuman yang manis

sama sekali dapat

menyembuhkan DM.

Dengan tidak mengkonsumsi makanan/minuman yang manis dapat menyembuhkan DM.

14 Penderita DM tidak perlu berpantang makan gorengan, sosis, dan makanan kalengan tetapi jumlahnya dibatasi.

Penderita DM tidak perlu pantang makan gorengan, sosis, dan makanan kalengan tetapi jumlahnya dibatasi.

15 Kebutaan, kerusakan ginjal, penyakit jantung, dan stroke merupakan komplikasi yang mungkin terjadi karena DM.

Kebutaan, kerusakan ginjal, penyakit jantung, dan stroke merupakan penyakit lain yang mungkin terjadi karena DM.

Lampiran 14. Perbaikan kalimat setelah uji pemahaman bahasa post intervensi aspek sikap

Aitem no. Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan

1 Kulit ayam merupakan kesukaan saya.

Kulit ayam merupakan makanan kesukaan saya.

2 mie instan merupakan makanan pilihan daripada harus memasak sayur.

mie instan merupakan makanan yang disukai daripada makan sayur.

3 Sayur yang pahit-pahit merupakan makanan pilihan saya untuk menurunkan DM.

Sayur yang rasanya pahit merupakan makanan pilihan saya untuk menurunkan kadar gula darah

5 Jamu saya minum bersamaan dengan obat DM.

Saya minum jamu bersamaan dengan obat DM.

6 Daripada suntik insulin saya lebih merasa obat minum DM lebih efektif menurunkan kadar gula darah.

Daripada suntik insulin saya lebih merasa obat DM yang diminum lebih bagus untuk menurunkan kadar gula darah.

7 Saya lebih memilih olah raga secara teratur setiap pagi daripada olah raga berat tapi tidak teratur.

Saya merasa olah raga berat yang tidak teratur lebih baik daripada olah raga ringan tapi teratur. 9 Saya lebih memilih olahraga berat

yang melelahkan daripada olahraga ringan untuk menurunkan kadar gula.

Saya lebih memilih olahraga berat yang melelahkan daripada olahraga ringan untuk menurunkan kadar gula darah. 10 Saya merasa kontrol gula darah

baik dilakukan secara rutin

Saya merasa cek gula darah baik dilakukan secara rutin

13 Setiap hari pada waktu mandi saya merasa wajib membersihkan dan merawat kaki

Setiap hari pada waktu mandi saya merasa harus membersihkan dan merawat kaki

14 Saya lebih suka memotong kuku saat kering daripada keadaan kuku basah.

Saya lebih suka memotong kuku dalam keadaan kering daripada dalam keadaan kuku basah.

15 Saya lebih suka merendam kaki dalam air hangat daripada menggunakan botol panas untuk memanaskan kaku

Saya lebih suka merendam kaki dalam air hangat daripada menggunakan botol panas untuk mengompres kaki.

Lampiran 15. Perbaikan kalimat setelah uji pemahaman bahasa aspek tindakan

Aitem no. Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan

1 Apakah anda mengkonsumsi obat hipoglikemik oral (OHO)?

Apakah anda mengkonsumsi obat yang dapat menurunkan kadar gula darah?

Lampiran 16. Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Korelasi Point Biserial pre intervensi aspek pengetahuan

A. Uji Reliabilitas

B. Uji Korelasi Point Biserial

Aitem Point Biserial Correlation

1 0.5172935 2 0.5467767 3 0.3171675 4 0.3051286 5 0.5715476 6 0.5102318 7 0.1369306 8 0.2864459 9 0.6468162 10 0.5467767 11 0.2864459 12 0.04082483 13 0.3955774 14 0.4490731 15 0.244949

Lampiran 17. Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Korelasi Pearson Product Moment pre intervensi aspek sikap

A. Uji Reliabitas

B. Uji Korelasi Pearson Product Moment Aitem Correlation 1 0.3426693 2 0.646826 3 0.6907273 4 0.4321696 5 0.2446161 6 0.3650248 7 0.03507585 8 0.5570721 9 0.3043608 10 0.01026916 11 0.4197982 12 0.04653631 13 0.3764735 14 0.5947559 15 0.6273702

Lampiran 18. Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Korelasi Point Biserial post intervensi aspek pengetahuan sebelum dan sesudah seleksi aitem

A. Sebelum seleksi aitem A. Uji reliabilitas sebelum seleksi aitem

B. Sesudah seleksi aitem B. Uji reliabilitas sesudah seleksi aitem Aitem Point Biserial

Correlation 1 0.3776325 2 0.7262284 3 0.4763995 4 0.2785534 5 0.47752 6 0.5770034 7 0.2288117 8 0.2518632 9 0.3135412 10 0.4903586 11 0.4277784 12 -0.08134377 13 0.3253751 14 0.3550873 15 0.3212694

Aitem Point Biserial Correlation 1 0.381746 2 0.7258801 3 0.4824753 4 0.2864459 5 0.48175 6 0.579402 7 0.2376199 8 0.2655399 9 0.3277869 10 0.492397 11 0.432924 12 0.3282573 13 0.3651484 14 0.271095

Lampiran 19. Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Korelasi Pearson Product Moment post intervensi aspek sikap

A. Uji Reliabilitas

B. Uji Korelasi Pearson Product Moment

Aitem Correlation 1 0.3953282 2 0.378577 3 0.5829658 4 0.01192658 5 0.172961 6 0.5838675 7 0.2697876 8 0.481964 9 0.6280944 10 0.07521268 11 0.6574714 12 0.5146736 13 0.237844 14 0.369895 15 0.3167124

Lampiran 20. Kuesioner yang dipakai dalam penelitian pre intervensi aspek pengetahuan

Kuisioner pengetahuan PRE INTERVENSI

KUISIONER PENGETAHUAN RESPONDEN

Nama :

Umur :

No. Telepon :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda √ pada jawaban yang anda pilih :

No. Pengetahuan Responden Tentang DM / Penyakit Gula Ya Tidak 1. DM adalah penyakit dimana terjadi peningkatan kadar gula darah di

luar batas-batas normal.

2. Berhenti minum obat tidak dapat meningkatkan kadar gula darah. 3. Faktor yang menyebabkan terjadinya DM antara lain kegemukan, pola

makan yang salah dan riwayat keluarga.

4. Tanda-tanda utama DM adalah mudah lapar, mudah haus dan sering kencing di malam hari.

5. Olahraga bagi penderita DM dilakukan sebelum makan.

6. DM dapat menimbulkan penyakit lain seperti kebutaan, kerusakan ginjal, penyakit jantung, dan stroke.

7. Penderita DM tidak perlu berpantang makan gorengan, sosis, dan makanan kalengan tetapi jumlahnya dibatasi.

8. DM dapat menyerang berbagai tingkat usia dan jenis kelamin.

9. Saat kadar gula darah dalam keadaan normal, maka obat-obatan dapat dihentikan seketika.

10. Penyakit lain dapat timbul jika saya tidak bisa mengatur pola makan. 11. Penderita DM tidak mungkin mengalami penurunan kadar gula darah

secara cepat.

12. Penyakit DM bisa disembuhkan dengan jalan tidak mengkonsumsi makanan/minuman yang manis.

13. Penderita DM tetap dapat menjalankan aktivitas kerja jika tetap mengkonsumsi obat secara teratur.

14. Insulin, metformin, dan glibenklamid adalah contoh obat untuk DM. 15. Minum minuman bersoda, makanan yang manis, dan sirup merupakan

faktor yang tidak dapat meningkatkan kadar gula darah. Keterangan :

Lampiran 21. Kuesioner yang dipakai dalam penelitian pre intervensi aspek sikap

Kuesioner sikap PRE INTERVENSI

KUISIONER SIKAP RESPONDEN

Nama :

Umur :

Pilihlah salah satu pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda pada √ pada : SS : jika anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut

S : jika anda setuju dengan pernyataan tersebut TS : jika anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut

STS : jika anda sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut

No Sikap Responden Tentang DM / Penyakit Gula SS S TS STS 1. Saya lebih memilih makan daging ayam beserta kulitnya.

2. Saya lebih menyukai makan mie instan daripada makan sayur.

3. Saya lebih memilih makan sayur yang rasanya pahit untuk menurunkan kadar gula darah.

4. Saya tetap minum obat sesuai anjuran dokter meskipun badan saya terasa nyaman.

5. Saya lebih merasa mantap minum obat DM bersamaan dengan jamu.

6. Saya merasa obat DM yang diminum lebih bagus untuk menurunkan kadar gula darah daripada suntik insulin. 7. Saya lebih memilih olah raga secara teratur setiap pagi

daripada olah raga berat tapi tidak teratur.

8. Saya lebih suka berjalan pagi hari tanpa alas kaki daripada menggunakan alas kaki.

9. Saya merasa olahraga berat yang melelahkan lebih baik daripada olahraga ringan untuk menurunkan kadar gula darah.

10. Saya merasa perlu melakukan cek gula darah secara rutin.

11. Saya merasa tidak perlu memeriksakan kesehatan mata. 12. Saya merasa perlu melakukan tes urin walaupun sudah

melakukan tes darah untuk mengetahui kadar gula darah. 13. Saya merasa wajib memeriksa dan membersihkan kaki

pada saat mandi.

14. Saya lebih memilih memotong kuku kaki dalam keadaan kering daripada dalam keadaan basah.

15. Saya lebih memilih merendam kaki dalam air hangat dari pada menggunakan botol panas untuk mengompres kaki. Keterangan :

Lampiran 22. Kuesioner yang dipakai dalam penelitian post intervensi aspek pengetahuan

Kuisioner pengetahuan POST INTERVENSI

KUISIONER PENGETAHUAN RESPONDEN

Nama :

Umur :

No. Telepon :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda √ pada jawaban yang anda pilih :

No. Pengetahuan responden tentang DM / Penyakit Gula Ya Tidak 1. Waktu yang paling tepat untuk olahraga penderita DM

adalah sebelum makan.

2. Riwayat keluarga, kegemukan dan pola makan yang salah adalah faktor yang menyebabkan DM.

3. Kadar gula darah pada penderita DM tidak mungkin mengalami penurunan secara cepat.

4. Mudah haus, mudah lapar, dan sering kencing di malam hari merupakan gejala utama DM.

5. Penyakit lain dapat timbul jika saya tidak bisa mengatur pola makan.

6. Minum minuman bersoda, sirup, dan makanan yang manis tidak dapat meningkatkan kadar gula darah.

7. Contoh obat DM adalah insulin, metformin, dan glibenklamid.

8. Berhenti minum obat tidak dapat meningkatkan kadar gula darah.

9. Obat-obatan dapat dihentikan seketika, saat kadar gula darah dalam keadaan normal.

10. Penyakit dimana terjadi kenaikan kadar gula darah disebut DM.

11. Dengan tidak mengkonsumsi makanan/minuman yang manis dapat menyembuhkan DM.

12. DM dapat menyerang berbagai tingkat usia dan jenis kelamin.

13. Penderita DM tidak perlu pantang makan gorengan, sosis, dan makanan kalengan tetapi jumlahnya dibatasi.

14. Kebutaan, kerusakan ginjal, penyakit jantung, dan stroke merupakan penyakit lain yang mungkin terjadi karena DM.

Keterangan :

Lampiran 23. Kuesioner yang dipakai dalam penelitian post intervensi aspek sikap

Kuesioner sikap POST INTERVENSI

KUISIONER SIKAP RESPONDEN

Nama :

Umur :

Pilihlah salah satu pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda pada √ pada : SS : jika anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut

S : jika anda setuju dengan pernyataan tersebut TS : jika anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut

STS : jika anda sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut

No Sikap Responden Tentang DM / Penyakit Gula SS S TS STS 1. Kulit ayam merupakan makanan kesukaan saya.

2. mie instan merupakan makanan yang disukai daripada makan sayur.

3. Sayur yang rasanya pahit merupakan makanan pilihan saya untuk menurunkan kadar gula darah.

4. Meskipun badan terasa nyaman, obat tetap saya minum sesuai anjuran dokter.

5. Saya minum jamu bersamaan dengan obat DM. 6. Daripada suntik insulin saya lebih merasa obat DM

yang diminum lebih bagus untuk menurunkan kadar gula darah.

7. Saya lebih memilih olah raga secara teratur setiap pagi daripada olah raga berat tapi tidak teratur.

8. Kegiatan jalan pagi hari lebih baik tanpa alas kaki daripada dengan alas kaki.

9. Saya lebih memilih olahraga berat yang melelahkan daripada olahraga ringan untuk menurunkan kadar

Dokumen terkait