BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
Adapun saran dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk penelitian selanjutnya dapat diamati untuk parameter kinerja jaringan
yang berbeda.
2.
Untuk penelitian selanjutnya dapat diamati untuk standar fisik IEEE 802.11
yang berbeda.
3.
Untuk penelitian selanjutnya dapat diamati dengan menggunakan packet
generation rate yang lebih bervariasi.
4.
Agar didapat perbandingan dari hasil pengukuran yang berbeda, penelitian
dilakukan dengan menggunakan simulator yang lain.
BAB II
DASAR TEORI
2.1
Umum
Bab ini menjelaskan sekilas mengenai IEEE 802.11 secara umum, standar
fisik IEEE 802.11, teknologi multiple access IEEE 802.11, pembangkitan trafik,
parameter kinerja jaringan, dan simulator.
2.2
IEEE 802.11 Secara Umum
Standar WLAN mengacu pada IEEE 802.11 yang pertama kali
dipublikasikan pada tahun 1997. IEEE (Institute of Electrical and Electronics
Engineers) merupakan lembaga independen yang berfokus pada pengembangan
inovasi teknologi dan perbaikan untuk kebaikan manusia [3].
Arsitektur dari standar IEEE 802.11 ditunjukkan oleh Gambar 2.1 [4].
Gambar 2.1 Arsitektur dari WLAN IEEE 802.11
Ada berbagai macam jenis dari standar fisik IEEE 802.11, pada pembahasan
kali ini hanya akan dibahas tentang IEEE 802.11a, IEEE 802.11b, dan IEEE
802.11g. Tiap – tiap standar IEEE 802.11 memiliki bermacam – macam data rate
yang berpengaruh terhadap daya jangkau sinyal yang mampu dilaluinya, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 2.2 [5].
Gambar 2.2 Perbandingan daya jangkau sinyal tiap standar IEEE 802.11
3.3.1
IEEE 802.11a
Standar IEEE 802.11a merupakan protokol jaringan WLAN yang
dipublikasikan pada tahun 1999. Standar ini bekerja pada band frekuensi 5 GHz
dengan pola OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) menggunakan
52 sub carrier yang dimodulasi menggunakan teknik BPSK (Binary Phase Shift
Keying), QPSK (Quardrature Phase Shift Keying), 16-QAM (16-Quadrature
Amplitude Modulation), atau 64-QAM (64-Quadrature Amplitude Modulation).
Data rate pada IEEE 802.11a adalah 6 Mbps, 9 Mbps, 12 Mbps, 18 Mbps, 24
Mbps, 36 Mbps, 48 Mbps, dan hingga 54 Mbps [3].
3.3.2
IEEE 802.11b
Standar 802.11b memiliki data rate maksimum sebesar 11 Mbit / s,
Produk 802.11b muncul di pasaran pada awal tahun 2000. Standar IEEE 802.11b
menggunakan perangkat yang berada dalam frekuensi 2,4 GHz seperti oven
microwave, perangkat bluetooth, monitor bayi, telepon tanpa kabel, dan beberapa
peralatan radio amatir [6].
3.3.3
IEEE 802.11g
Standar IEEE 802.11g mulai diciptakan pada bulan Juni 2003. Standar
IEEE 802.11g bekerja pada frekuensi 2,4 GHZ sama seperti 802.11b, tetapi
menggunakan skema berdasarkan OFDM sama seperti transmisi 802.11a [6].
2.4
Teknologi Multiple Access IEEE 802.11
Ada tiga jenis teknologi multiple access pada standar IEEE 802.11 yaitu
mekanisme Basic Access, mekanisme RTS / CTS, dan mekanisme CTS to Self.
2.4.1
Basic Access
Ada dua jenis protokol MAC yang didasari pada standar IEEE 802.11
yaitu
Point Coordination Frame (PCF) dan Distributed Coordination Frame
(DCF). PCF adalah mode transmisi dengan pengiriman frame dalam Wireless
LAN menggunakan mekanisme poling. Sementara DCF adalah metode akses
yang diterapkan pada standar IEEE 802.11 dan digunakan untuk semua pemancar
wireless LAN untuk access dalam media transmisi (RF) menggunakan protokol
CSMA / CA ( Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance.
Jenis interframe space dari DCF yaitu DIFS (DCF Inter Frame Space)
yang mempunyai inter frame spaceyang lebih panjang dan digunakan dalam
pemancar IEEE 802.11 dan berfungsi sebagai pendistribusi. Berbeda dengan
DIFS, SIFS (Short Inter Frame Space)merupakan space inter frame yang pendek
serta digunakan sebelum dan sesudah semua tipe dari pesan telah terkirim.
Jenis – jenis dari SIFS yaitu RTS (Request to Send) dan CTS (Clear to
Send). RTS digunakan untuk cadangan oleh pemancar sedangkan CTS digunakan
untuk merespon access pointframe RTS yang berhubungan dengan pemancar.
Salah satu dari jenis teknologi multiple access pada IEEE 802.11 yaitu
basic access. Pada basic access, protokol yang digunakan hanya DCF. Arsitektur
dari mekanisme basic access ditunjukkan oleh Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Arsitektur pada mekanisme Basic Access
Prinsip kerja dari mekanisme basic accessyaitu ketika sebuah stasiun
mengirimkan sebuah paket, maka stasiun tersebut harus menunggu channel
menjadi
idle. Ketika periode idle terdeteksi sama dengan DIFS, maka akan
menghasilkan sebuah nilai initial backoff time. Nilai ini menunjukkan periode
bahwa stasiun harus menambah waktu tunda sebelum transmisi. Mekanisme
backoff time paling penting digunakan dalam CSMA / CA IEEE 802.11 untuk
mencegah terjadinya collision. Backoff time dapat dirumuskan seperti persamaan
(1)[7]:
�����������=������������� (0,1)����������...(2.1)
Keterangan dari persamaan (2.1) yaitu :
1.
Random (0,1) adalah nomor pseudo acak antara 0 dan 1 pada distribusi
uniform.
2.
CW adalah bilangan bulat dalam rentang nilai CWmin dan CWmax. Nilai
CW = 2
x– 1 (x dimulai dari sebuah integer didefenisikan oleh stasiun).
CW (Contention Window) meningkat secara eksponensial untuk setiap
pengiriman ulang.
3.
Nilai dari durasi Slot Time tergantung dari nilai karakteristik physic. Slot
Time digunakan untuk metode clock.
Untuk utilisasi yang rendah, stasiun tidak dianjurkan untuk menunggu waktu yang
lama sebelum mengirimkan frame. Jika utilisasi jaringan yang tinggi, stasiun akan
menunggu untuk periode yang lebih lama agar meminimalkan kemungkinan
stasiun melakukan transmisi pada saat yang sama. Selanjutnya
backoff time
kembali menurun ketika
channel tersebut
idlepada periode DIFS. Ketika
mencapai waktu nol, paket data akan ditransmisikan [7].
2.4.2
RTS / CTS
Pada standar 802.11 terdapat fitur berupa mekanisme RTS/CTS(Request to
Send / Clear to Send). Mekanisme RTS/CTS ini dapat diaktifkan ataupun tidak
diaktifkan. Tujuan dari penggunaan mekanisme RTS/CTS adalah untuk
mengatasi terjadinyaHidden Node Problem. Dimana tiap node dapat mendeteksi
keadaan base station dan dapat didengar oleh base station, akan tetapi antara node
tidak dapat saling mendeteksi. Hal ini dapat menyebabkan collision karena tiap
node akan mengirimkan data ke base station. Dengan menggunakan mekanisme
RTS/CTS setiap node harus menunggu CTS dari base station sebelum melakukan
transmisi [8].
Gambar 2.4 menjelaskan tentang prosedur pertukaran frame
untuk
mekanisme RTS / CTS sebelum pengirim melakukan transmisi paket data. Ketika
stasiun A ingin mengirim paket ke stasiun C, langkah awal yang dilakukan yaitu
stasiun A harus mengirimkan frame RTS (panah 1), yang diterima oleh stasiun B
dan C (panah berlabel 2) dan terletak pada cakupan pengirim. Stasiun B dan C
lalu mengirim frameCTS (panah diberi label 3) yang diterima oleh semua stasiun
(panah berlabel 4). Stasiun D, yang tersembunyi dari pengirim (keluar dari
jangkauan stasiun A), meskipun tidak dapat menerima frame RTS dari pengirim,
tetapi stasiun D dapat menerima
frame CTS dari stasiun C, sehingga akan
menahan diri untuk melakukan transmisi. Setelah menerimaframe CTS, stasiun A
akan memulai melakukan transmisi paket data [9].
Gambar 2.4 Proses pertukaran frame pada mekanisme RTS / CTS
2.4.3
CTS to Self
Standar IEEE 802.11g mendefinisikan mekanismeCTS to Self sebagai
alternatif padamekanisme RTS / CTS untuk mengurangi overhead dalam sistem
WLAN. Tidak seperti mekanismeRTS / CTS, mekanisme CTS to Self tidak efisien
untuk mengatasi terjadinyahidden terminal problem.
Gambar 2.5 menjelaskan tentang prosedur pertukaran frame untuk
mekanisme CTSto Self sebelum pengirim melakukan transmisi paket data. Ketika
stasiun A ingin mengirim paket ke stasiun C, langkah awal yang dilakukan yaitu
stasiun A mengirimkan sebuah frame CTS (panah 1) yang diterima dari stasiun B
dan C (panah berlabel 2). Kedua stasiun akan menunda melakukan transmisi.
Namun, stasiun D, yang keluar dari daerah cakupan pengirim, tidak akan
menerima frame CTS dan tidak bisa mendeteksi transmisi A. Oleh karena itu, jika
stasiun D melakukan transmisi, makaakan terjadi collision. Akibatnya, frame CTS
to Selfhanya dapat mencegah terjadinya transmisi dua atau lebih stasiun pada slot
yang sama. CTS to Self harus digunakan hanya ketika semua stasiun dapat saling
mendeteksi sama lain [9].
Gambar 2.5 Proses pertukaran framepada mekanisme CTS to Self
2.5
Pembangkitan Trafik
Ada beberapa jenis distribusi pembangkitan trafik, pada pembahasan kali ini
hanya akan dibahas tentang pembangkitan trafik distribusi
poisson dan
pembangkitan trafik distribusi exponential.
2.5.1
Distribusi Poisson
Pada penelitian Tugas Akhir ini, distribusi poisson digunakan pada Packet
Length Distribution pada bagian
Packet Size yang terdapat pada Pamvotis
Simulator.
Beberapa asumsi untuk proses Poisson yaitu :
1.
Peluang terjadi satu kedatangan antara waktu � dan �+ ∆� adalah sama
dengan λ∆�+�(∆�). Dapat ditulis P {terjadi kedatangan antara � dan
�+ ∆�} = λ∆�+�(∆�), dengan
λ adalah suatu konstanta yang
independent dari N(t), dengan N(t) merupakan proses counting, ∆� adalah
elemen penambah waktu, dan �(∆�)dinotasikan sebagai banyaknya
kedatangan yang bisa diabaikan jika dibandingkan dengan (∆�) , dengan
∆�� , dinotasikan : lim
∆�→∞�(∆�∆�)= 0.
2.
P{lebih dari satu kedatangan antara � dan �+ ∆� } adalah sangat kecil
atau bisa dikatakan diabaikan = �(∆�)
3.
Jumlah kedatangan pada interval yang berurutan adalah tetap dan
independen, yang berarti bahwa proses mempunyai penambahan bebas,
yaitu jumlah kejadian yang muncul pada setiap interval waktu tidak
bergantung pada interval waktunya [10].
2.5.2
Distribusi Exponential
Pada penelitian Tugas Akhir ini, distribusi exponential digunakan pada
Packet Generation Rate Distribution pada bagian Packet Generation Rate yang
terdapat pada Pamvotis Simulator.
Variabel random kontinu X berdistribusi eksponensial dengan
menggunakan parameter ϴ > 0, jika mempunyai fungsi distribusi seperti pada
persamaan (2.2) [10] :
�(�; ϴ) = �
1 ϴ�
� ϴ�> 0
0 ������������...(2.2)
Dengan ϴ merupakan parameter skala.
Sedangkan fungsi distribusi kumulatifnya ditunjukkan dalam persamaan
(2.3) [10] :
�(�;ϴ) = 1−
�
−�ϴ, x >
2.6
PacketGenerationRate
Packet Generation Rate merupakan suatu tingkatan perpindahan paket
dalam tiap satu satuan waktu. Satuan dari packet generation rate yaitu paket per
detik. Ketika packet generation ratekecil, jalur terpendek digunakan untuk
menyampaikan paket ke tujuan, tetapi ketika packet generation rate besar, beban
trafik pada node sentral dibagikan ke selain node sentral menggunakan metode
routing[11].
2.7
Parameter Kinerja Jaringan
Parameter kinerja jaringan menunjukkan kemampuan sebuah jaringan dalam
menyediakan layanan yang lebih baik bagi trafik yang melewatinya. Beberapa
parameter kinerja jaringan yaitu throughput, utilization, media access delay,
queuing delay, total packet delay, dan jitter.
2.6.1
Throughput
Throughput menunjukkan jumlah bit yang diterima dengan sukses perdetik
melalui sebuah sistem atau media komunikasi dalam selang waktu tertentu yang
pada umumnya dilihat dalam satuan bit/s [3].
2.6.2
Utilization
Utilization adalah persentase kapasitas channel node diduduki. Utilization
merupakan
throughput node dalam bit/s untuk setiap kecepatan
data node.
Persamaan 2.4 menunjukkan formula untuk menghitung utilization [9].
�����������=
�ℎ���� ℎ������������ ������������ (���)...(2.4)
2.6.3
Media Access Delay
Media access delay menunjukkan nilai total delay akibat antrian dan
contention paket data yang diterima oleh MAC WLAN dari layer yang lebih
tinggi. Delay dari media akses dihitung untuk tiap paket dikirimkan ke physical
layer pada waktu tertentu [3].
2.6.4
Queuing Delay
Queuing Delay merupakan
delay dari dibangkitkannya sebuah paket
sampai transmittermelakukan transmisi. Queuing Delay relatif terhadap packet
generation rate dari media access delay [9].
2.6.5
Total Packet Delay
Total Packet Delay merupakan jumlah dari media access delay dan
queuing delay. Total Packet Delay adalah total delay dari dibangkitkannya sebuah
paket sampai diterimanya paket olehreceiver [9].
2.6.6
Jitter
Jitter adalah variasi dari nilai delay antar paket yang dikirimkan. Jitter
diakibatkan oleh antrian yang terjadi di jaringan. Jitter
dapat menyebabkan
sampling disisi penerima menjadi tidak tepat sasaran sehingga informasi menjadi
rusak. Ukuran paket juga mempengaruhi nilai jitter tersebut dimana semakin besar
ukuran paket maka proses penerimaan paket tersebut juga menjadi semakin lama
sehingga jitter yang dihasilkan menjadi besar [12].
2.8
PamvotisSimulator
Pamvotis simulator adalah sebuah simulator WLAN untuk semua standar
fisik dari IEEE 802.11 seperti IEEE 802.11a, IEEE 802.11b, dan IEEE 802.11g.
Versi saat ini adalah Pamvotis 1.1.
Fitur dasar dari Pamvotis Simulatoryaitu :
1.
Mendukung kemampuan data rate. Ini berarti bahwa setiap node dapat
bekerja pada data rate sendiri, tergantung pada jarak dari penerima.
2.
Mendukunghidden terminal problem.
Node dapat dikonfigurasi untuk
berada di LOS atau NLOS, agar hidden terminal problem dapat diselidiki.
3.
Mendukung berbagai sumber trafik yang berbeda.
4.
Mendukungmekanisme CTS to Self.
5.
Mendukung semua lapisan fisik baru dari spesifikasi IEEE 802.11g yang
meliputi: ERP-DSSS / CCK, ERP-OFDM, ERP-PBCC, dan DSSS-OFDM.
6.
Mendukung fungsi 802.11e EDCA IEEE untuk Quality of Service (QoS)
7.
Mendukung banyak hasil statistik seperti throughput dalam bit dan paket
per detik, utilization, media access delay, queuing delay, total packet delay,
delay jitter, packet length dan retransmission attempts.
8.
Mendukungkemampuan untuk simulasi waktu yang sangat panjang, hingga
50.737 abad.
9.
User interface yang ramah, yang memungkinkan konfigurasi simulasi cepat
dan mudah [9].
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Teknologi nirkabel menjadi area yang paling berkembang di bidang jaringan
dan telekomunikasi. Jaringan dengan teknologi tersebut dapat mempertukarkan
suara, data, dan video. Teknologi nirkabel mempunyai keunggulan diantaranya
biaya pembangunan yang relatif murah, instalasi mudah serta kemampuannya
menjangkau area geografis yang lebih luas [1].
Wireless Fidelity (WiFi) merupakan teknologi nirkabel yang paling banyak
digunakan pada saat ini. Secara teknis WiFi mengacu pada standar komunikasi
IEEE 802.11 untuk Wireless Local Area Networks (WLAN). Dengan
meningkatnya penggunaan jaringan berbasis IEEE 802.11, menjadi sangat penting
untuk mengetahui karakteristik trafik jaringan tersebut. Efisiensi dalam
pengelolaan jaringan nirkabel menjadi hal yang penting di dalam pengembangan
dan pembangunan infrastruktur jaringan [1].
Keluarga protokol IEEE 802.11 atau disebut juga WiFi merupakan standar
protokol yang paling banyak digunakan pada jaringan WLAN. Tiga standar yang
paling banyak diimplementasikan pada banyak perangkat nirkabel LAN adalah
IEEE 802.11a, 802.11b, dan 802.11g [1].
Helmy Fitriawan dan Amri Wahyudin [1] telah melakukan kajian
perbandingan kinerja IEEE 802.11a dan IEEE 802.11g dengan adanya
penambahan jumlah node dari 1 sampai 8node. Pada penelitian tersebut
menghasilkankesimpulan bahwa penambahan jumlah nodemobile station pada
jaringan tidak terlalu mempengaruhi throughput sementara packet loss dan delay
dipengaruhi oleh jumlah node. Perubahan pada delay dan packet loss pada IEEE
802.11g tidak sebesar pada IEEE 802.11a.
Sementara Raffaele Bruno dkk [2] telah melakukan kajian tentang
perbandingan throughput pada standar IEEE 802.11b untuk mekanisme RTS /
CTS dan mekanisme basic access. Pada penelitian tersebut menghasilkan
kesimpulan bahwa basic Accessmemiliki batas throughput yang teoritis lebih
tinggi dari RTS / CTS. Kekurangan dari penelitian ini adalah hanya terbatas pada
standar IEEE 802.11b sehingga tidak bisa dipastikan apakah hasil penelitian ini
dapat digunakan untuk standar yang lain atau tidak.
Untuk mengatasi kekurangan – kekurangan pada penelitian sebelumnya,
maka pada tugas akhir ini akan dilakukan kajian tentang pengaruh dari perubahan
packet generation rate pada penggunaan teknologibasic access, RTS / CTS, dan
CTS to Self terhadap parameter kinerja jaringan. Packet generation ratemenjadi
hal yang penting untuk diteliti dikarenakan pentingnya proses pengiriman data
dari pengirim ke penerima dalam bentuk paket – paket. Hasil dari tugas akhir ini
diharapkan sebagai bahan pertimbangan untuk mendapatkan kinerja yang terbaik
pada WLAN.
1.2
Perumusan Masalah
Untuk memfokuskan pembahasan Tugas Akhir ini, maka pembahasan
masalah dirumuskan pada hal-hal sebagai berikut yaitu:
2.
Bagaimana karakteristik teknologi multiple access di beberapa standar IEEE
802.11.
3.
Bagaimana pengaruh perubahan packet generation rate terhadap kinerja
jaringan pada beberapa standar IEEE 802.11.
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui pengaruh
perubahan packet generation rate terhadapkinerja jaringan pada beberapa standar
IEEE 802.11.
1.4
Batasan Masalah
Agar isi dan pembahasan Tugas Akhir ini menjadi terarah, maka dilakukan
pembatasan masalah sebagai berikut :
1.
Parameter yang diuji adalah throughput, media access delay, queuing delay,
total packet delay, utilization, dan delay jitter.
2.
Jenis pembangkitan trafik yang digunakan yaitu pembangkitan trafik
distribusi poisson dan pembangkitan trafik distribusi exponential.
3.
Standar IEEE 802.11 yang dievaluasi yaitu IEEE 802.11b, IEEE 802.11a,
dan IEEE 802.11g.
4.
Teknologi multiple access yang digunakan adalah bassic access dan RTS /
CTSuntuk standar fisik IEEE 802.11a, IEEE 802.11b dan IEEE
802.11gsertaCTS to Self untuk standar fisik IEEE 802.11g.
5.
Evaluasi yang dilakukan hanya untuk daya jangkauan sinyal sebesar 200
6.
Evaluasi dilakukan untuk 1 user sampai 40 user.
7.
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan piranti lunak simulasi Pamvotis
1.5
Metode Penelitian
Metode penelitian yang ditempuh adalah sebagai berikut:
1.
Studi literatur
Studi literatur berupa tinjauan pustaka terhadap buku atau jurnal sebagai
landasan teoritis.
2.
Perancangan dan Simulasi
Penulis melakukan perbandingan parameter kinerja jaringan antara tiap –
tiap standar IEEE 802.11 terhadap perubahan packet generation rate dan
mensimulasikan menggunakan Software Pamvotis.
3.
Analisis
Penulis melakukan analisis terhadapqueuing delay ,
throughput,media
access delay , jitter, utilization, dan total packet delay.
4.
Pengambilan kesimpulan
Kesimpulan diambil dari hasil analisis dan perhitungan. Kesimpulan ini
merupakan jawaban dari permasalahan yang dianalisis. Selain itu juga akan
diberikan saran sebagai masukan yang berkaitan dengan apa yang telah
diteliti.
1.6
Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan secara singkat latar belakang penelitian,
perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah dan
metodologi penelitian.
BAB II DASAR TEORI
Bab ini berisi teori dasar yang berkaitan dengan penyelesaian Tugas
Akhir ini. Teori dasar yang dibahas meliputi: IEEE 802.11 secara
umum, standar fisik IEEE 802.11, teknologi multiple access IEEE
802.11, pembangkitan trafik, parameter kinerja jaringan, dan pamvotis
simulator.
BAB III PERANCANGAN SIMULASI
Dalam bab ini dibahas perancangan sistem jaringan, spesifikasi
perangkat dan komponen yang dibutuhkan, implementasi, serta
parameter yang dianalisis.
BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS DATA
Bab ini membahas hasil penelitian yang dilakukan dan analisis terhadap
hasil yang diperoleh.
BAB V KESIMPULAN
ABSTRAK
Teknologi nirkabel menjadi area yang paling berkembang di bidang jaringan dan
telekomunikasi.Wireless Fidelity (WiFi) merupakan teknologi nirkabel yang
paling banyak digunakan pada saat ini. Secara teknis WiFi mengacu pada standar
komunikasi IEEE 802.11 untuk Wireless Local Area Networks (WLAN).Tiga
standar yang paling banyak diimplementasikan pada banyak perangkat nirkabel
LAN adalah IEEE 802.11a, 802.11b, dan 802.11g. Tugas Akhir ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh perubahan packet generation rate terhadapkinerja
jaringan pada beberapa standar IEEE 802.11. Packet generation ratemenjadi hal
yang penting untuk diteliti dikarenakan pentingnya proses pengiriman data dari
pengirim ke penerima dalam bentuk paket – paket. Pengaturan packet generation
rate mempengaruhi karakteristik throughput, utilization, media access delay,
queuing delay, total packet delay, dan jitter. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka dihasilkan bahwa semakin besar packet generation rate, maka
kinerja queuing delay, total packet delay, dan jitter semakin besar, sedangkan
kinerja media access delay, throughput, dan utilization semakin kecil.
TUGAS AKHIR
PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN STANDAR IEEE 802.11
TERHADAP PERUBAHAN PACKET GENERATION RATE
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada
Departemen Teknik Elektro Sub konsentrasi Teknik Telekomunikasi
Oleh
ANDIKA YOGY PRADANA
NIM : 120402052
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Teknologi nirkabel menjadi area yang paling berkembang di bidang jaringan dan
telekomunikasi.Wireless Fidelity (WiFi) merupakan teknologi nirkabel yang
paling banyak digunakan pada saat ini. Secara teknis WiFi mengacu pada standar
komunikasi IEEE 802.11 untuk Wireless Local Area Networks (WLAN).Tiga
standar yang paling banyak diimplementasikan pada banyak perangkat nirkabel
LAN adalah IEEE 802.11a, 802.11b, dan 802.11g. Tugas Akhir ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh perubahan packet generation rate terhadapkinerja
jaringan pada beberapa standar IEEE 802.11. Packet generation ratemenjadi hal
yang penting untuk diteliti dikarenakan pentingnya proses pengiriman data dari
pengirim ke penerima dalam bentuk paket – paket. Pengaturan packet generation
rate mempengaruhi karakteristik throughput, utilization, media access delay,
queuing delay, total packet delay, dan jitter. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka dihasilkan bahwa semakin besar packet generation rate, maka
kinerja queuing delay, total packet delay, dan jitter semakin besar, sedangkan
kinerja media access delay, throughput, dan utilization semakin kecil.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan
kemampuan dan kesehatan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, serta shalawat
beriring salam penulis sampaikan kepada junjungan umat Nabi Muhammad
S.A.W.
Tugas Akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan
untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di
Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul Tugas Akhir ini adalah :
“PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN STANDAR IEEE 802.11
TERHADAP PERUBAHAN PACKET GENERATION RATE”
Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada yang teristimewa yaitu
ayahanda Iptu Subakir dan ibunda Karmilayang senantiasa memberikan perhatian
dan kasih sayang sejak penulis lahir hingga sekarang, serta adik-adik tercinta
Bimanyu Yoga Bratajaya dan Clara Anggraeni yang senantiasa mendukung dan
memberi semangat.
Selama penulis menjalani pendidikan di kampus hingga diselesaikannya
Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dan dukungan
dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1.
Bapak Suherman, ST., M.Comp., Ph.D selaku dosen Pembimbing Tugas
Akhir, atas nasehat, bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
2.
Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si dan Bapak Rahmad Fauzi ST, MT
selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
3.
Bapak Ir. M. Zulfin, MT dan Bapak Rahmat Fauzi, ST, MT selaku dosen
penguji Tugas Akhir, atas masukan dan bantuannya dalam penyempurnaan
Tugas Akhir ini.
4.
Seluruh staf pengajar yang telah memberi bekal ilmu kepada penulis dan
seluruh pegawai Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara atas segala bantuannya.
5.
Sahabat tersayang, Nissa Aristantiya S.Pd.I yang selama ini mendukung dan
memberi semangat kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Dalam dokumen
Perbandingan Kinerja Jaringan Standar IEEE 802.11 Terhadap Perubahan Packet Generation Rate
(Halaman 125-163)