• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

III. 2. 3. Faktor Rasional

III. 4. Analisis Jawaban Responden

Perilaku pemilih dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai keikutsertaan seseorang dalam memberikan suara pada pemilihan gubernur berdasarkan faktor - faktor tertentu. Setiap faktor – faktor tersebut mempengaruhi pemilih dalam menentukan siapa pasangan calon yang akan dipilihnya. Namun hanya satu faktor yang benar – benar mempengaruhi perilaku pemilih tersebut dalam menentukan pilihannya. Dimana didalam penelitian ini penulis mengajukan analisis bahwa faktor rasional mempengaruhi pilihan penduduk etnis Jawa di Desa Muliorejo. Hal ini berdasarkan skor pada jumlah faktor rasional yang mendapatkan jumlah paling banyak dibanding skor – skor faktor lainnya yang bisa dilihat pada tabel 3.29 di bawah.

Tabel 3.29

Perbandingan Persentase Pendekatan Sosiologis, Psikologis dan Pendekatan Pilihan Rasional Pada Pilgub Sumatera Utara 2013

Pendekatan Sosiologis Poin Pendekatan Psikologis Poin Pendekatan Rasional Poin

Kesamaan Agama 79 Kesamaan Partai 0 Visi – Misi 71

Kesamaan Etnis 56 Kesamaan Ideologi 33 Diberikan Imbalan 0 Hubungan Kekerabatan 2 Kedekatan Emosional 6 Rekam Jejak 75

Score 137 Score 39 Score 146

Sumber Data: Kuesioner Penelitian (Diolah)

Tingginya skor faktor rasional juga didasari dengan tingkat pendidikan para responden yang tinggi. Dengan asumsi bahwa dengan pendidikan yang tinggi, pemilih akan semakin rasional dalam menentukan pilihannya. Margaret Conway menyebutkan bahwa aspek pendidikan mampu membuat

masyarakat memiliki pandangan yang luas terhadap dunia politik, perbedaan diantara masyarakat yang berpendidikan tinggi maupun rendah terlihat dari sikap dan perilaku mereka. Pendidikan yang tinggi akan memberikan kepercayaan diri bagi masyarakat untuk mampu mempengaruhi kebijakan – kebijakan politik pemerintah yang pada akhirnya akan membawa masyarakat kepada partisipasi politik dalam level yang tinggi.

Responden dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki rasionalitas yang tinggi pula dalam memilih. Pilihan terhadap seorang calon atau pasangan calon didasari dengan alasan pertimbangan terhadap visi dan misi. Visi misi menjadi aspek yang dominan yang dipertimbangkan pemilih dengan kategori berpendidikan tinggi. Sehingga melalui pertimbangan terhadap visi dan misi, responden dapat menilai sejauh mana seorang calon atau pasangan calon fokus terhadap permasalahan yang muncul ditengah – tengah masyarakat.

Selain pertimbangan terhadap visi dan misi, pertimbangan terhadap rekam jejak dari calon atau pasangan calon juga dirasakan sebagai hal yang sangat penting dalam menentukan pilihan dalam pilgubsu. Responden akan menilai seorang calon atau pasangan calon tertentu melalui catatan masa lalu mereka. Jika rekam jejaknya menunjukkan hal yang positif berupa peningkatan kualitas pemerintahan misalnya, maka kemungkinannya untuk dipilih kembali akan semakin besar. Intinya dengan melihat rekam jejak seseorang dapat memperkirakan pemerintahan kedepannya.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dari Bab I sampai Bab III dalam penelitian ini, banyak hal yang telah ditemukan oleh peneliti, baik berupa masalah teoritis, teknik penulisan, temuan data, pengolahan data, maupun pengalaman baru selama menjalani penelitian. Maka diperoleh berbagai kesimpulan dan saran.

IV. 1. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti di Desa Muliorejo mengenai Perilaku Pemilih Etnis Jawa pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2013 yang telah dianalisis pada Bab III, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Perilaku pemilih Etnis Jawa yang ada di Desa Muliorejo pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 dipengaruhi oleh faktor pilihan rasional, hal ini dapat dilihat dari skor faktor pilihan rasional yang lebih tinggi dari skor faktor-faktor lainnya.

2. Faktor pilihan rasional ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penduduk etnis Jawa yang menengah ke atas. Penduduk yang berpendidikan tinggi akan memiliki motivasi yang tinggi pula dalam memilih, serta memiliki minat yang tinggi terhadap politik. Dengan minat yang tinggi ini seseorang akan menyadari bahwa memilih adalah hak sebagai warga negara dan dilaksanakan tidak dengan paksaan dari pihak lain.

3. Penduduk dengan tingkat pendidikan menengah ke bawah cenderung memiliki minat dan keingintahuan yang rendah pula terhadap politik. Hal ini dapat dilihat dari poin alasan Kesamaan Agama menjadi alasan paling dominan dilihat dari poinnya yang paling besar diantara poin alasan – alasan lainnya. Hal ini dikarenakan isu tentang agama yang masih menjadi isu yang sensitif bagi penduduk Indonesia secara keseluruhan sehingga alasan kesamaan agama merupakan faktor utama bagi penduduk etnis Jawa di Desa Muliorejo dalam menentukan pilihannya.

4. Skor faktor psikologis merupakan yang paling kecil dari kedua faktor lainnya. Terutama alasan Kesamaan Partai yang tidak mendapatkan skor dari responden, hal ini dikarenakan partai politik yang ada belum berhasil menjangkau penduduk Desa Muliorejo guna mendapat simpatisan dan dukungan dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2013.

5. Penduduk Etnis Jawa di Desa Muliorejo merupakan pemilih yang sangat demokratis dan menjunjung tinggi asas pemilihan yang bersih, jujur dan adil. Dapat dilihat dari tidak adanya responden yang menggunakan hak pilihnya dan memilih pasangan calonnya karena alasan Diberikan Imbalan.

6. Pada saat membagikan daftar pertanyaan, dari perbincangan dengan responden diperoleh jawaban mengapa mereka lebih memilih pasangan calon Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi karena status Gatot Pujo Nugroho yang merupakan petahana dari pemerintahan Provinsi Sumatera Utara sebelumnya sehingga dianggap lebih mengenal seluk-beluk pemerintahan dan dapat melanjutkan pekerjaan yang sudah dilakukannya terlebih dahulu sebagai Wakil Gubernur dan juga Pelaksana Tugas. Selain itu sosok Tengku Erry, juga menurut responden, yang telah memajukan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai salah satu kabupaten yang termaju di Sumatera Utara, dapat membantu Gatot Pujo Nugroho dalam mengemban tugas sebagai Wakil Gubernur yang dapat memajukan Sumatera Utara kedepannya.

7. Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Perilaku Pemilih Etnis Jawa di Desa Muliorejo dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 sangat dipengaruhi oleh pendekatan pilihan rasional, terutama visi-misi dan rekam jejak. Pengaruh faktor pilihan rasional ini dikarenakan sosok dari pasangan calon Gatot Pujo Nugroho, yang merupakan petahana, dan Tengku Erry Nuradi, bupati yang sukses membangun Kabupaten Serdang Bedagai. Pasangan calon ini, menurut para pemilih Etnis Jawa di Desa Muliorejo, dianggap mampu membawa dan membangun Sumatera Utara lebih baik lagi kedepannya.

IV. 2. SARAN

Masyarakat Etnis Jawa di Desa Muliorejo sudah berada di jalur yang benar dalam memberikan suaranya. Menomor-duakan kesamaan etnis dan agama dan lebih mengedepankan alasan visi-misi dan rekam jejak dari pasangan calon adalah pemikiran yang tepat. Demi kemajuan sosial, budaya, politik maupun ekonomi di Sumatera Utara dan Desa Muliorejo khususnya, peneliti harap masyarakat etnis Jawa di Desa Muliorejo tetap berpikiran rasional dalam memilih, dan jangan pernah menerima imbalan yang dijanjikan oleh pasangan calon apapun itu. Karena sebelum memimpin saja mereka berani berbuat curang, bayangkan jika benar-benar sudah menjadi pemimpin. Tidak hanya untuk Pemilihan Gubernur saja, tapi juga untuk Pemilihan Bupati maupun Pemilihan Calon Anggota Legislatif. Sehingga kelak calon pemimpin daerah maupun wakil rakyat yang terpilih dapat mengemban tugas dan tanggung jawab yang diberikan dengan amanah.

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

II. 1 Deskripsi Desa Muliorejo

Desa Muliorejo merupakan salah satu desa / kelurahan yang berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di Sumatera Utara, yaitu Kota Binjai dan Kota Medan. Desa Muliorejo memiliki luas sebesar 1205 hektar, dengan rincian luas wilayah perumahan 370 hektar, wilayah pertanian 30 hektar, perkebunan 558 hektar dan perkantoran 54,86 hektar. Terdiri dari 23 lingkungan, desa ini masing-masing dikepalai oleh seorang Kepala Lingkungan. Jumlah penduduk Desa Muliorejo kurang lebih 35285 jiwa.39 Desa ini memiliki batas-batas dengan rincian sebagai berikut :

• Sebelah Utara, berbatasan dengan Kecamatan Hamparan Perak • Sebelah Selatan, berbatasan dengan Jalan Lintas Medan-Binjai • Sebelah Timur, berbatasan dengan Desa Lalang / Purwodadi • Sebelah Barat, berbatasan dengan Sumber Melati Diski

Letak desa ini hanya berjarak 0,2 kilometer dari ibu kota Kecamatan Sunggal yang bisa ditempuh hanya 15 menit dengan kendaraan bermotor roda empat. Sementara jarak dengan ibu kota Kabupaten Deli Serdang, Lubuk Pakam, berjarak cukup jauh yakni 45 kilometer yang bisa ditempuh selama lebih kurang 1 jam dengan kendaraan bermotor roda empat. Sedangkan untuk ibukota provinsi, Kota Medan, lebih dekat jaraknya yakni 12 kilometer yang bisa ditempuh lebih kurang 30 menit dengan kendaraan bermotor roda empat.

39

II. 2 Potensi Sumber Daya Manusia

Tabel 2.1

Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012

Jumlah penduduk total di Desa Muliorejo adalah 35285 jiwa dengan kepadatan penduduk 3415 per kilometernya. Terdiri dari 17041 orang laki-laki dan 18244 orang perempuan. Adapun jumlah kepala keluarga yang ada di Desa Muliorejo ialah sebanyak 8206 kepala keluarga.

Tabel 2.2

Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase (%)

0 – 3 Tahun 3745 11.78 4 – 5 Tahun 1485 4.67 6 – 12 Tahun 4119 12.96 13 – 15 Tahun 2707 8.51 16 – 18 Tahun 2909 9.15 19 – 24 Tahun 4424 13.92 25 – 55 Tahun 8171 25.70 56 – 79 Tahun 4042 12.71 80 Tahun ke atas 191 0.60

Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012 (diolah) Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-Laki 17041 48.30

Perempuan 18244 51.70

Dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan usia, penduduk Desa Muliorejo mayoritas berada pada usia emas dan produktif, yakni berumur 25 - 55 tahun. Sedangkan dalam kaitannya dengan Pilgub Sumatera Utara 2013 maka dapat kita lihat bahwa penduduk yang memiliki hak pilih (usia 17- 60 tahun ke atas) ada sebanyak 59.03% atau sekitar 18767 orang.

Tabel 2.3

Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

Petani 33 0.09

Buruh Tani 132 0.37

PNS / TNI / POLRI 476 1.35

Pengrajin Industri Rumah Tangga 17 0.05

Pedagang Keliling 16 0.05

Montir 15 0.04

Dokter Swasta 4 0.01

Bidan Swasta 37 0.10

Pembantu Rumah Tangga 3 0.01

Pensiunan PNS / TNI / POLRI 371 1.05

Pengusaha Kecil dan Menengah 50 0.14

Pengacara 1 0.00

Notaris 1 0.00

Dukun Kampung Terlatih 1 0.00

Dosen Swasta 6 0.02 Arsitektur 2 0.01 Karyawan Swasta 12225 34.65 Karyawan BUMN 838 2.37 Lain – Lain 21057 59.68 Jumlah 35285 100

Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012

Dilihat dari distribusi pekerjaan penduduk Desa Muliorejo sebagian besar merupakan karyawan swasta atau pegawai swasta yang bekerja di perusahaan-perusahaan / institusi-institusi

swasta baik yang berada di dalam maupun di luar Desa Muliorejo. Sementara sebagian besar lainnya adalah karyawan BUMN, PNS, serta TNI / POLRI.

Tabel 2.4

Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

Tidak tamat SD / sederajat 1080 5.88

Tamat SD / sederajat 3388 18.45

Tamat SMP / sederajat 3711 20.20

Tamat SMA / sederajat 7636 41.57

Tamat D-1 / sederajat 641 3.49 Tamat D-2 / sederajat 570 3.10 Tamat D-3 / sederajat 608 3.31 Tamat S-1 / sederajat 523 2.85 Tamat S-2 / sederajat 128 0.70 Tamat S-3 / sederajat 83 0.45

Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012 (diolah)

Dari tabel diatas memperlihatkan bahwa dari tingkat pendidikan penduduk Desa Muliorejo didominasi oleh tamatan SMA / sederajat yaitu sebesar 41.57% dari jumlah keseluruhan. Sedangkan untuk tamatan S-1 / sederajat hanya sebesar 2.85% dari jumlah keseluruhan. Sementara penduduk yang tidak tamat SD / sederajat ada sebesar 5.88%. Kondisi ini menunjukkan bahwa penduduk Desa Muliorejo masih berpendidikan rendah, yaitu sekitar 44.53% (penduduk tidak tamat SD, tamat SD, tamat SMP / sederajat). Sedangkan untuk penduduk berpendidikan tinggi (penduduk tamat D1, D2, D3 dan S1 ke atas) hanya sebesar 13.9%.

Pendidikan merupakan sarana berpikir rasional bagi masyarakat, semakin tinggi pendidikan seseorang maka dapat kita katakan semakin rasional orang tersebut. Dalam kaitannya dengan Pilgub Sumatera Utara 2013 dapat dilihat persentase jumlah penduduk yang berpendidikan rendah lebih banyak dari pada jumlah penduduk yang berpendidikan tinggi maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar penduduk Desa Muliorejo adalah pemilih tradisional.

Tabel 2.5

Distribusi Penduduk Berdasarkan Etnis Komposisi Etnis Frekuensi Persentase (%)

Aceh 1760 4.99 Batak 8868 25.13 Nias 1760 4.99 Melayu 2112 5.99 Minang 1054 2.99 Betawi 5 0.01 Sunda 69 0.20 Jawa 12506 35.44 Bali 5 0.01 Banjar 34 0.10 Minahasa 68 0.19 Lain – Lain 7044 19.96 Jumlah 35285 100.00

Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012

Berdasarkan data yang diperoleh dari format laporan profil Desa Muliorejo komposisi penduduk Desa Muliorejo didominasi oleh etnis Jawa sebesar 35.44%. Umumnya penduduk etnis Jawa ini tersebar di sekitaran Jl. Sakinah dusun II, Jl. Adil dusun II, dan Jl. Makmur dusun III.

Sementara penduduk etnis Batak, baik Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pak-pak maupun Mandailing sebesar 25.13%. Sedangkan sisanya terdiri dari beberapa etnis Melayu 5.99%, Aceh 4.99%, dan Nias 4.99%.

Tabel 2.6

Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

Agama Frekuensi Persentase (%)

Islam 20687 58.63

Kristen 10071 28.54

Katolik 3175 9.00

Hindu 124 0.35

Budha 1171 3.32

Aliran Kepercayaan Lainnya 57 0.16

Jumlah 35285 100.00

Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012

Berdasarkan komposisi agama dapat dilihat bahwa penduduk Desa Muliorejo didominasi penduduk dengan latar belakang agama Islam lebih dari setengahnya sebesar 58.36% dari jumlah keseluruhan. Sedangkan untuk penduduk beragama Kristen Protestan sebanyak 28.54%, pada umumnya penduduk tersebut merupakan jemaat dari Gereja Batak Karo Protestan yang berjumlah 21 gereja yang tersebar di seluruh Desa Muliorejo. Dengan jumlah komposisi agama tersebut, penduduk Desa Muliorejo dapat hidup dengan damai. Mereka hidup berdampingan dengan harmonis tanpa terjadinya gesekan antar agama yang berarti.

II. 3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan hal yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk dapat mendukung semua kegiatan yang dilakukan. Dengan terpenuhinya semua sarana dan prasarana pokok

seperti; pendidikan, kesehatan, dan ibadah maka masyarakat akan semakin mudah untuk mencapai tujuan hidupnya. Adapun sarana dan prasarana yang ada di Desa Muliorejo ialah:

Tabel 2.7

Sarana dan Prasaran Pendidikan

Sarana dan Prasarana Keterangan Jumlah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ada 13

SD / Sederajat Ada 7

SMP / Sederajat Ada 3

SMA / Sederajat Ada 2

Perguruan Tinggi Tidak Ada -

Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dan dibutuhkan oleh masyarakat selama hidupnya. Dengan adanya pendidikan maka masyarakat dapat meningkatkan taraf hidupnya. Pendidikan yang baik haruslah didukung oleh sarana dan prasarana yang baik pula. Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Desa Muliorejo dapat dikatakan sudah cukup lengkap karena adanya sarana dan prasarana mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan SMA / sederajat. Hanya Perguruan Tinggi saja yang belum ada di Desa ini.

Tabel 2.8

Sarana dan Prasarana Kesehatan

Sarana dan Prasarana Keterangan Jumlah

Rumah Sakit Umum Ada 2

Puskesmas Pembantu Tidak Ada -

Poliklinik / Balai Pengobatan Ada 8

Apotik / Toko Obat Ada 3

Posyandu Ada 13

Balai Pengobatan Masyarakat Yayasan / Swasta Tidak Ada -

Gudang Menyimpan Obat Tidak Ada -

Jumlah Rumah / Kantor Praktek Dokter Ada 2

Rumah Bersalin Ada 10

Balai Kesehatan Ibu dan Anak Ada 1

Rumah Sakit Mata Tidak Ada -

Dokter Umum Ada 5

Dokter Gigi Ada 1

Dokter Spesialis Lainnya Ada 1

Paramedis Ada 7

Dukun Bersalin Terlatih Ada 1

Bidan Ada 15

Perawat Ada 7

Dukun Pengobatan Alternatif Tidak Ada - Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012

Selain pendidikan, kesehatan juga merupakan sesuatu yang penting bagi masyarakat. Jika dilihat dari data pada tabel di atas, sarana dan prasarana kesehatan yang dimiliki Desa Muliorejo ini termasuk lumayan lengkap. Hal yang cukup menarik dari data tersebut adalah banyaknya jumlah rumah bersalin dan jumlah bidan yang tersebar di desa ini. Jadi dapat dikatakan pemerintahan Desa Muliorejo sangat peduli terhadap kesehatan penduduknya, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak.

Tabel 2.9

Sarana dan Prasarana Ibadah

Sarana dan Prasarana Keterangan Jumlah

Masjid Ada 11

Langgar / Surau / Mushola Ada 10 Gereja Kristen Protestan Ada 21 Gereja Katholik Tidak Ada -

Wihara Ada 1

Pura Tidak Ada -

Klenteng Tidak Ada -

Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012

Sarana dan prasarana ibadah yang ada di Desa Muliorejo hanya ada 3 jenis yaitu masjid / mushola, gereja dan wihara. Dengan penduduk yang mayoritas muslim di Desa Muliorejo ada 11 mesjid yang dilengkapi dengan 10 mushola. Sementara gereja kristen protestan ada 21 gereja yang tersebar di Desa Muliorejo, umumnya merupakan jemaat dari Gereja Batak Karo Protestan. Sedangkan untuk umat katholik beribadah di gereja-gereja di luar Desa Muliorejo karena di desa ini tidak ada gereja katholik.

BAB I PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara adalah salah satu proses demokrasi dimana masyarakat Sumatera Utara dapat memilih langsung gubernur dan wakil gubernurnya untuk masa jabatan lima tahun ke depan. Pasca runtuhnya Orde Baru, kepala daerah dan wakil kepala daerah tidak lagi ditunjuk langsung oleh pemerintah pusat, melainkan dipilih langsung oleh masyarakat penduduk daerah tersebut. Sebelum tahun 2005, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Pemilihan Kepala Daerah merupakan rekrutmen politik yaitu penyeleksian rakyat terhadap tokoh-tokoh yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah baik gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati atau walikota/wakil walikota. Aktor utama sistem pemilihan kepala daerah adalah rakyat, partai politik dan calon kepala daerah. Ketiga aktor tersebut terlibat langsung dalam kegiatan pemilihan kepala daerah. Kegiatan tersebut antara lain: pendaftaran pemilih, pendaftaran calon, penetapan calon, kampanye, pemungutan dan penghitungan suara, dan penetapan calon terpilih.

Dalam rangka pembagian kekuasaan negara (secara vertikal) dibentuk daerah-daerah yang bersifat otonom dengan bentuk dan susunan pemerintahannya yang diatur dalam undang-undang. Sehingga pemerintah pusat menyelenggarakan pemerintahan nasional dan pemerintah daerah menyelenggarakan pemerintahan daerah. Pembagian kekuasaan daerah itu disebut dengan desentralisasi yang dipahami sebagai penyerahan wewenang politik dan perundang-undangan untuk perencanaan, pengambilan keputusan dan manajemen pemerintah (pusat) kepada unit-unit sub nasional (daerah/wilayah) administrasi negara atau kepada kelompok-kelompok fungsional atau organisasi non-pemerintahan swasta.1 Sedangkan otonomi daerah merupakan bagian sistem politik

yang diharapkan memberikan peluang bagi warga negara untuk lebih mampu menyumbangkan daya kreativitasnya.2

Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat Pilkada. Pemilihan kepala daerah untuk tingkat gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara secara langsung pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008. Pada saat itu pasangan Syamsul Arifin dan Gatot Pujo Nugroho menjadi pasangan gubernur dan wakil gubernur terpilih pertama yang dipilih langsung oleh masyarakat Sumatera Utara. Selanjutnya pada tanggal 7 Maret 2013 yang lalu masyarakat Sumatera Utara kembali memilih gubernur dan wakil gubernurnya secara langsung untuk kedua kalinya. Berikut adalah daftar nama pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara beserta partai pendukungnya yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah Sumatera Utara :

Tabel 1.1

Daftar Nama Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Serta Partai Politik yang Mendukung

No.

Nama Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur

Partai Pendukung

1

H. Gus Irawan, SE. Ak, MM dan Ir. H. Soekirman

Partai Amanat Nasional, Partai Barisan Nasional, Partai Bulan Bintang, Partai Buruh, Partai Demokrasi Kebangsaan, Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Indonesia Sejahtera, Partai Karya Peduli Bangsa, Partai Karya Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Kedaulatan, Partai Kesatuan

2

Demokrasi, Partai Matahari Bangsa, Partai Merdeka, Partai Nasional Benteng Kerakyatan, Partai Pelopor, Partai Pemuda Indonesia, Partai Penegak Demokrasi Indonesia, Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia, Partai Persatuan Nahdlatul Ummah, Partai Demokrasi Pembaruan, dan Partai Bintang Reformasi

2

Drs. Effendi M. S. Simbolon dan Drs. Djumiran Abdi

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Peduli Rakyat Nasional, Partai Damai Sejahtera

3

Drs. H. Chairuman Harahap, SH, MM dan H. Fadly Nurzal, S.Ag

Partai Golongan Karya, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia, Partai Republik Nusantara

4

Drs. H. Amri Tambunan dan

Dr. Rustam Effendy Nainggolan, MM Partai Demokrat

5

H. Gatot Pujo Nugroho, ST dan Ir. H. Tengku Erry Nuradi

Partai Keadilan Sejahtera, Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Kebangkitan Nasional Ulama, Partai Patriot, Partai Persatuan Nasional Sumber: http://kpud-sumutprov.go.id

Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara 2013 hanya diselenggarakan sebanyak satu putaran, karena berdasarkan pasal 107 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 menyatakan bahwa pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang memperoleh suara lebih dari 30 % (tiga puluh persen) dari jumlah suara sah, pasangan calon yang perolehan suaranya terbesar ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih dengan keputusan KPU Provinsi. Maka KPU Provinsi Sumatera Utara menetapkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur terpilih adalah nomor urut

5, H. Gatot Pujo Nugroho, ST dan Ir. H. Tengku Erry Nuradi, dengan hasil perolehan suara sah 1.604.337 persentase 33.00 %.

Tabel 1.2

Jumlah dan Persentase Perolehan Suara Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara

Tahun 2013

Sumber: http://kpud-sumutprov.go.id

Hasil persentase pemilihan kepala daerah yang demikian ini sedikit banyak tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berkembang di masyarakat, mulai dari kondisi politik dan ekonomi nasional sampai kepada kondisi sosial budaya pada masyarakat setempat. Hal ini akan membentuk perilaku politik masyarakat.

No Nama Pasangan Calon

Hasil Perolehan Suara Sah

Persentase (%)

1 H. Gus Irawan Pasaribu, SE Ak, MM - Ir. H. Soekirman 1.027.433 21.13

2 Drs. Effendi MS Simbolon - Drs. H. Jumiran Abdi 1.183.187 24.34

3 Dr. H. Chairuman Harahap, SH, MH - H. Fadly Nurzal, S.Ag 452.096 9.30

4 Drs. Haji Amri Tambunan - Dr. R.E. Nainggolan, MM 594.414 12.23

5 H. Gatot Pujo Nugroho, ST - Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si 1.604.337 33.00

Perilaku pemilih menurut Ramlan Surbakti ialah3 keikutsertaan warga negara dalam pemilihan umum yang merupakan serangkaian kegiatan membuat keputusan, yakni apakah memilih atau tidak memilih dalam pemilihan umum. Kalau memutuskan memilih, apakah memilih partai atau

Dokumen terkait