ANGKET / DAFTAR PERTANYAAN
I. Kata Pengantar
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan adanya penyelesaian tugas akhir atau skripsi yang sedang saya lakukan di Departemen Ilmu Politik FISIP USU, maka saya melakukan penelitian dengan judul; “PERILAKU PEMILIH DALAM PILGUBSU 2013”
(Studi Kasus: Etnis Jawa di Desa Muliorejo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang) Adapun salah satu cara untuk mendapatkan data adalah dengan penyebaran kuesioner kepada para responden. Untuk itu, besar harapan saya kepada bapak/ibu dan saudara/saudari untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur. Semua keterangan yang bapak/ibu dan saudara/saudari berikan bersifat rahasia dan tidak akan diketahui oleh siapapun kecuali peneliti sendiri.
Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih
Hormat saya,
Trie Meidyno
II. Petunjuk Pengisian
1. Kuesioner ini semata-mata untuk keperluan akademis, mohon dijawab dengan jujur. 2. Baca dan jawablah semua pertanyaan dengan teliti tanpa ada yang terlewatkan. 3. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut Anda tepat dan benar.
III. Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Umur : a. 17 – 30 d. 51 ke atas b. 31 – 40
c. 41 – 50
3. Jenis kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan
4. Agama : a. Islam d. Hindu
b. Kristen e. Buddha
5. Tingkat Pendidikan Terakhir : a. Tidak Sekolah f. D2
b. SD / sederajat g. D3
c. SMP / sederajat h. S1 d. SMA / sederajat i. S2
e. D1 j. S3
6. Pekerjaan : a. Pegawai swasta e. Pelajar / Mahasiswa b. Pegawai BUMN f. Lainnya . . . c. PNS
d. Wirausaha
7. Penghasilan per bulan : a. Kurang dari Rp 1.000.000 b. Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 c. Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000 d. Rp 3.000.001 – Rp 4.000.000 e. Lebih dari Rp 4.000.000
IV. Karakteristik Pertanyaan Mengenai PILGUBSU 2013
8. Apakah Anda menggunakan hak pilih dalam PILGUBSU (Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2013) lalu ?
a. Ya b. Tidak
9. Apa alasan utama Anda menggunakan hak pilih dalam PILGUBSU (Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2013) lalu ?
a. Karena kesadaran pribadi sebagai warga negara
b. Karena ingin memenangkan calon gubernur/wakil gubernur pilihan saya c. Karena ajakan orang tua, teman, saudara, kerabat, tokoh masyarakat d. Karena memperoleh imbalan (uang, sembako, dll)
10. Siapakah pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang Anda pilih dalam PILGUBSU (Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2013) lalu ?
a. H. Gus Irawan Pasaribu. SE. Ak..MM dan Ir. H. Soekirman b. Drs. Effendi MS Simbolon dan Drs. H. Jumiran Abdi
c. Dr. H. Chairuman Harahap. SH. MH dan H. Fadly Nurzal. S.Ag d. Drs. H. Amri Tambunan dan Dr. R.E. Nainggolan. MM
e. H. Gatot Pujo Nugroho. ST dan Ir. H. Tengku Erry Nuradi. M.Si
V. Karakteristik Pertanyaan Mengenai Faktor Sosiologis
11. Apakah Anda memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut karena kesamaan agama ?
12. Apakah Anda memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut karena kesamaan etnis / suku ?
a. Ya b. Tidak
13. Apakah Anda memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut karena hubungan kekerabatan ?
a. Ya b. Tidak
VI. Karakteristik Pertanyaan Mengenai Faktor Psikologis
14. Apakah Anda memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut karena kesamaan partai ?
a. Ya b. Tidak
15. Apakah Anda memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut karena kesamaan ideologi ?
a. Ya b. Tidak
16. Apakah Anda memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut karena kedekatan emosional ?
a. Ya b. Tidak
VII. Karakteristik Pertanyaan Mengenai Faktor Rasional
17. Apakah Anda memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut karena visi – misinya ?
a. Ya b. Tidak
18. Apakah Anda memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut karena diberikan imbalan ?
a. Ya b. Tidak
19. Apakah Anda memilih pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tersebut karena rekam jejaknya ?
DAFTAR PUSTAKA
Asfar, Muhamad. Beberapa Pendekatan Dalam Memahami Prilaku Pemilih. Jurnal Ilmu
Politik Edisi No 16. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
Bangun, Payung. 1998. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Jakarta. FISIP UKI
Bart, Frederik dkk. 1988. Kelompok Etnik dan Batasannya. Jakarta. UI Press
Bratakusuma, Deddy Supriady dan Dadang Solihin. 2002. Otonomi Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
Bungin, Burhan. 2001. Metologi Penelitian Sosial. Surabaya. Airlangga University Press
Endraswara, Dr Suwardu. 2012. Ilmu Jiwa Jawa. Yogyakarta. NARASI
Firmanzah. 2007. Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas. Jakarta. Yayasan Obor
Indonesia
Gaffar, Afan. 1992. Javanese Voters: a Case Study of Election under a Hegemonic Party
System. Yogyakarta. Gajah Mada University Press
Horald, Gosnel F. 1934. Ensyclopedia of The Social Science. New York. Mc Grew Hill Book
Company
Huntington, Samuel P dan Joan Nelson. 1990. Partisipasi Politik di Negara Berkembang.
Jakarta. Rineka Cipta
Koenjaraningrat. 1982. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta. Penerbit Djambatan
Kweit, Mary Grisez dan Robert W Kwiet. 1986. Konsep dan Metode Analisa Politik. Jakarta.
Bina Aksara
Mars, David dan Gaerry Stoker. 2002. Teori dan Metode Dalam Ilmu Politik. Bandung. Nusa
Media
Plano, Jack C dkk. 1985. Kamus Analisa Politik. Jakarta. CV Rajawali Press
Prihatmoko, Joko J. 2005. Pilkada Secara Langsung. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Ridwan, Asep. 2004. Memahami Perilaku Pemilih Pada Pemilu 2004 di Indonesia. Jurnal
Demokrasi dan Ham. Vol 4. No. 1. Jakarta
Sastroatmodjo, Sudijono. 1995. Perilaku Politik. Semarang. IKIP Semarang Press
Selvilla, Consuelo G. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta. UI Press
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1998. Metode Penelitian Sosial. Jakarta. LP3ES
Surbakti, Ramlan. 1997. Partai, Pemilih dan Demokrasi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Surbakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta. Gramedia Widya Sarana
Yudhoyono, Bambang. 2001. Otonomi Daerah. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan
Internet:
-Badan Pusat Statistik tahun 2010 yang diperoleh melalui
http://sp2010.bps.go.id/files/ebook/kewarganegaraan%20penduduk%20indonesia/index.html
- http://Id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Utara
- http://kpu.go.id
BAB III
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
Untuk mencari tahu perilaku pemilih dari etnis Jawa di Desa Muliorejo, Kecamatan Sunggal,
Kabupaten Deli Serdang dalam Pilgub Sumatera Utara 2013, maka dilakukanlah penelitian dengan
cara penyebaran kuesioner yang dikhususkan kepada para pemilih etnis Jawa di Desa Muliorejo yang
ikut memilih dalam Pilgub Sumatera Utara 2013. Penelitian dilaksanakan hampir selama dua minggu,
dimulai dari tanggal 27 Januari 2014 – 7 Februari 2014. Maka di Bab III ini akan disajikan hasil dari pada jawaban-jawaban yang diberikan oleh 100 responden.
III. 1. Data Responden
Tabel 3.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No Usia Frekuensi Persentase (%)
1 17 – 30 Tahun 16 16.00
2 31 – 40 Tahun 27 27.00
3 41 – 50 Tahun 34 34.00
4 51 Tahun Keatas 23 23.00
Jumlah 100 100.00
Sumber Data: Kuesioner Penelitian
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang diambil didalam penelitian ini adalah
yang terdaftar didalam DPT dan menggunakan hak pilihnya dalam Pilgub Sumatera Utara 2013.
Sebagaimana kita ketahui salah satu syarat mengikuti pemilu adalah berusia 17 tahun ke atas. Oleh
karena itu responden diambil dengan usia terendah yaitu 17 tahun. Selanjutnya dapat dilihat bahwa
mayoritas penduduk yang menjadi responden adalah penduduk dengan usia 41-50 tahun dengan
jam-jam penelitian dilakukan yang dimulai dari jam 10 pagi. Selain itu juga kuesioner disebar ke
ibu-ibu perwiritan setempat, yang rutin melaksanakan wirit setiap kamis siang, yang mayoritas berusia 40
tahun ke atas. Sementara responden dengan usia 17-30 tahun memiliki jumlah terendah dalam
penelitian ini dikarenakan para pemilih muda memiliki lebih banyak aktifitas diluar rumah, baik di
sekolah, kampus, maupun kantor, sehingga lebih sulit untuk dijumpai.
Tabel 3.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1 Laki – Laki 51 51.00
2 Perempuan 49 49.00
Jumlah 100 100.00
Sumber Data: Kuesioner Penelitian
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas pemilih etnis Jawa yang menjadi
responden adalah penduduk dengan jenis kelamin laki-laki. Hanya berbeda tipis dengan responden
berjenis kelamin perempuan yang merupakan mayoritas penduduk di Desa Muliorejo berdasarkan
buku Profil Desa tahun 2012. Artinya keterwakilan jumlah responden dari klasifikasi jenis kelamin
dalam penelitian ini cukup proporsional.
Tabel 3.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Agama No Agama Frekuensi Persentase (%)
1 Islam 97 97.00
2 Kristen 3 3.00
3 Katholik 0 0.00
4 Hindu 0 0.00
Jumlah 100 100.00 Sumber Data: Kuesioner Penelitian
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk yang menjadi responden
merupakan penduduk yang menganut agama Islam. Hal tersebut sudah menjadi kewajaran karena
lebih dari separuh penduduk Desa Muliorejo adalah penganut agama Islam (58,63% dari jumlah
keseluruhan penduduk).
Tabel 3.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak Sekolah 3 3.00
2 SD / sederajat 4 4.00
3 SMP / sederajat 10 10.00
4 SMA / sederajat 61 61.00
5 D1 0 0.00
6 D2 0 0.00
7 D3 5 5.00
8 S1 17 17.00
9 S2 0 0.00
10 S3 0 0.00
Jumlah 100 100.00
Sumber Data: Kuesioner Penelitian
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas pemilih etnis Jawa yang menjadi responden
merupakan tamatan SMA / sederajat. Jika dilihat dari tingkat pendidikan, para responden tersebut
termasuk berpendidikan tinggi (D3 dan S1), 22% dari jumlah keseluruhan responden. Sedangkan
termasuk pemilih yang tradisional, karena semakin tinggi tingkat pendidikan semakin rasional orang
tersebut.
Tabel 3.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
1 Pegawai Swasta 34 34.00
2 Pegawai BUMN 3 3.00
3 Pegawai Negeri Sipil 1 1.00
4 Wirausaha 29 29.00
5 Pelajar / Mahasiswa 5 5.00
6 Lainnya 28 28.00
Jumlah 100 100.00
Sumber Data: Kuesioner Penelitian
Pada tabel 3.5 tentang karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan di atas dapat
dilihat bahwa responden dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta memiliki jumlah paling banyak
dan responden yang bekerja sebagai wirausaha di posisi ke-2. Umumnya para pegawai swasta tersebut
bekerja di sektor perbankan, perhotelan maupun perusahaan – perusahaan swasta, yang berlokasi di luar Desa Muliorejo, karena lokasi Desa Muliorejo yang berada diantara 2 kota besar, yakni Kota
Binjai dan Kota Medan. Sedangkan yang bekerja sebagai wirausaha umumnya adalah pengusaha kecil
menengah yang membuka usaha kedai, sarapan lontong, maupun warung nasi di depan rumahnya.
Ada juga yang memiliki pabrik kerupuk, pabrik roti, serta yang berjualan sebagai pedagang kaki lima.
Sementara untuk pekerjaan lainnya terdiri para ibu rumah tangga, pengangguran dan pensiunan.
Tabel 3.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan per Bulan No Penghasilan Per Bulan Frekuensi Persentase (%)
2 Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 19 19.00
3 Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000 23 23.00
4 Rp 3.000.001 – Rp 4.000.000 16 16.00
5 Lebih dari Rp 4.000.000 20 20.00
Jumlah 100 100.00
Sumber Data: Kuesioner Penelitian
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa mayoritas pemilih etnis Jawa di Desa Muliarejo
berpenghasilan diantara Rp 2.000.001 hingga Rp 3.000.000. Hal ini sesuai dengan tabel 3.5
sebelumnya bahwa mayoritas responden merupakan pegawai swasta, karena umumnya pegawai
swasta berpenghasilan menengah ke atas. Sedangkan yang berpenghasilan kurang dari Rp 1.000.000
adalah responden yang pengangguran, pelajar / mahasiswa dan ibu rumah tangga.
Tabel 3.7
Distribusi Responden Yang Menggunakan Hak Pilih Dalam Pilgubsu 2013 No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 100 100.00
2 Tidak 0 0.00
Jumlah 100 100.00
Sumber Data: Kuesioner Penelitian
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang diberikan daftar pertanyaan
seluruhnya menggunakan hak pilihnya dalam Pilgub Sumatera Utara 2013. Pertanyaan ini dibuat
untuk memastikan agar setiap orang yang menjadi responden memang memberikan suaranya. Hal ini
mengingat batasan penelitian dimana yang menjadi sampel / responden penelitian ialah orang yang
Tabel 3.8
Alasan Menggunakan Hak Pilih Dalam Pilgubsu 2013
No Alasan Partisipasi Frekuensi Persentase (%)
1 Kesadaran pribadi sebagai warga negara 56 56.00
2 Ingin memenangkan calon gubernur / wakil gubernur pilihan 40 40.00
3 Ajakan orang tua, teman, saudara, kerabat, tokoh masyarakat 4 4.00
4 Memperoleh imbalan (uang, sembako, dll) 0 0.00
Jumlah 100 100.00
Sumber Data: Kuesioner Penelitian
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pemilih etnis Jawa di Desa Muliorejo yang menjadi
responden memiliki kesadaran pribadi dalam menggunakan hak pilihnya dalam Pilgub Sumatera
Utara 2013. Dari total 100 responden yang diberikan daftar pertanyaan lebih dari separuhnya
menggunakan hak pilih karena kesadaran pribadi, yakni 56 responden. Angka ini menunjukkan bahwa
mayoritas responden telah memiliki kesadaran yang sangat baik dalam penggunaan hak pilihnya.
Selebihnya 40 responden memilih karena ingin memenangkan calonnya, para responden tersebut
mengunakan hak pilihnya berharap agar pasangan calon yang dipilihnya bisa menang dalam Pilgub
ini. Sedangkan 4 responden memilih karena ajakan orang lain yang artinya mereka menggunakan hak
pilihnya bukan karena kemauan dan kesadaran mereka sendiri. Sedangkan tidak ada responden yang
menggunakan hak pilihnya karena memperoleh imbalan, artinya mereka bukan tipe pemilih yang
dapat dimobilisasi, yang dapat mencederai asas pemilihan umum yang bebas, jujur dan adil.
Saat dilakukan wawancara yang lebih mendalam kepada responden perihal alasan
menggunakan hak pilihnya, disimpulkan bahwa para responden tersebut memiliki harapan yang tinggi
terhadap pelaksanaan pilgubsu ini. Mereka berharap pasangan calon terpilih nantinya akan membawa
Tabel 3.9
Pilihan Responden Dalam Pilgubsu 2013
No Pasangan Calon yang Dipilih Frekuensi Persentase (%) 1 H. Gus Irawan Pasaribu. SE. Ak..MM dan Ir. H. Soekirman 27 27.00
2 Drs. Effendi MS Simbolon dan Drs. H. Jumiran Abdi 3 3.00
3 Dr. H. Chairuman Harahap. SH. MH dan H. Fadly Nurzal. S.Ag 0 0.00
4 Drs. H. Amri Tambunan dan Dr. R.E. Nainggolan. MM 7 7.00
5 H. Gatot Pujo Nugroho. ST dan Ir. H. Tengku Erry Nuradi. M.Si 63 63.00
Jumlah 100 100.00
Sumber Data: Kuesioner Penelitian
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pasangan Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry
Nuradi dipilih oleh mayoritas responden. Pasangan yang didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera,
Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Kebangkitan Nasional Ulama, Partai Patriot dan Partai Persatuan
Nasional ini dipilih oleh 63 responden. Sedangkan di posisi kedua ada pasangan Gus Irawan Pasaribu
dan Soekirman yang dipilih oleh 27 responden yang didukung oleh 22 partai. Selanjutnya pasangan
Amri Tambunan dan R.E Nainggolan yang dipilih oleh 7 responden, dan ada 3 responden yang
memilih Effendi Simbolon dan Jumiran Abdi. Sementara tidak ada satu responden pun yang memilih
pasangan Chairuman Harahap dan Fadly Nurzal.
III. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pemilih Responden
Pada bagian ini akan disajikan data-data mengenai hasil dari pertanyaan-pertanyaan yang
dijawab oleh responden terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemilih mereka. Hasil
dari jawaban-jawaban tersebut akan dihitung sebagai poin, yang dimana nantinya poin-poin tersebut
akan dijumlahkan seluruhnya sehingga didapatlah kesimpulan, faktor apa yang merupakan mayoritas
yang dipilih oleh para responden. Faktor-faktor tersebut antara lain, faktor sosiologis, faktor
III. 2. 1. Faktor Sosiologis
Tabel 3.10
Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Kesamaan Agama
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 79 79.00
2 Tidak 21 21.00
Jumlah 100 100.00
Sumber Data: Kuesioner Penelitian
Tabel di atas menunjukkan jawaban responden tentang alasan kesamaan agama sebagai salah
satu alasan responden memilih pasangan calonnya. Dari 100 responden ada 79 responden yang
memilih Ya karena alasan kesamaan agama. Tingginya responden yang setuju karena alasan
kesamaan agama dikarenakan agama masih merupakan salah satu isu yang sensitif di Indonesia,
termasuk juga di Sumatera Utara. Berdasarkan penuturan beberapa responden kepada peneliti, didapat
bahwa kalau sebelum memilih pemimpin itu lihat dahulu agamanya seiman atau tidak. Jadi dapat
ditarik kesimpulan bahwa mayoritas etnis Jawa di Desa Muliorejo melihat kesamaan agama sebagai
salah satu faktor dalam memilih pasangan calonnya dalam Pilgub Sumatera Utara 2013.
Tabel 3.11
Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Kesamaan Etnis
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 56 56.00
2 Tidak 44 44.00
Jumlah 100 100.00
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa alasan kesamaan etnis mendapat 56 poin dari 100
responden. Hal ini terjadi dikarenakan 3 dari 10 orang calon gubsu dan wagubsu memiliki latar
belakang etnis Jawa. Dari pasangan nomor urut 1 ada Soekirman yang merupakan pasangan dari Gus
Irawan Pasaribu. Kemudian ada Jumiran Abdi dari nomor urut 2 yang merupakan pasangan dari
Effendi Simbolon. Selanjutnya nomor urut 5 ada Gatot Pujo Nugroho yang berpasangan dengan
Tengku Erry Nuradi. Ketiga pasangan tersebut menangguk banyak suara dari pemilih etnis Jawa yang
merupakan mayoritas di Desa Muliorejo. Terbukti dengan posisi mereka yang berada di 3 besar dari
hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di Desa Muliorejo.
Tabel 3.12
Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Hubungan Kekerabatan
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 2 2.00
2 Tidak 98 98.00
Jumlah 100 100.00
Sumber Data: Kuesioner Penelitian
Berdasarkan tabel 3.12 di atas, alasan para responden yang memilih pasangan calonnya
karena adanya hubungan kekerabatan hanya ada 2 responden. Dari pendalaman wawancara yang
dilakukan terhadap 2 responden tersebut terdapat pengakuan bahwa hubungan kekerabatan yang
terjadi adanya karena kesamaan organisasi Puja Kesuma terhadap Gatot Pujo Nugroho. Sehingga
mereka mengenal dekat dengan Gatot Pujo Nugroho yang merupakan calon nomor urut 5. Jadi
kesimpulannya hubungan kekerabatan bukan salah satu faktor dalam memilih pasangan calonnya
III. 2. 2. Faktor Psikologis
Tabel 3.13
Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Kesamaan Partai
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 0 0.00
2 Tidak 100 100.00
Jumlah 100 100.00
Sumber Data: Kuesioner Penelitian
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada pemilih etnis Jawa di Desa Muliorejo yang
menjadi responden yang memilih pasangan calonnya karena kesamaan partai. Ini dikarenakan dari
100 responden tidak ada satupun responden yang merupakan kader, simpatisan ataupun partisipan
partai-partai yang ikut bertarung dalam Pilgub Sumatera Utara 2013. Jadi alasan kesamaan partai
bukan merupakan faktor bagi etnis Jawa di Desa Muliorejo dalam memilih pasangan calonnya.
Tabel 3.14
Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Kesamaan Ideologi
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 33 33.00
2 Tidak 67 67.00
Jumlah 100 100.00
Sumber Data: Kuesioner Penelitian
Pada tabel 3.14 di atas dapat dilihat hanya ada 33 responden yang memilih pasangan calonnya
salah satunya karena alasan kesamaan ideologi. Hal tersebut menyimpulkan bahwa ideologi para
pasangan calon yang bertarung dalam Pilgub Sumatera Utara 2013 bukan merupakan hal yang penting
Namun setelah dijelaskan pengertian dari pada ideologi tersebut, tetap saja banyak yang menganggap
ideologi itu tidak penting. Bagi mereka yang penting adalah kinerja dan aksi-aksinya setelah
menjabat, bukan ideologinya. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas etnis Jawa di Desa
Muliorejo tidak memilih pasangan calonnya karena alasan kesamaan ideologi.
Tabel 3.15
Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Kedekatan Emosional
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 6 6.00
2 Tidak 94 94.00
Jumlah 100 100.00
Sumber Data: Kuesioner Penelitian
Berdasarkan tabel di atas tentang alasan memilih karena adanya kedekatan emosional,
mayoritas menyatakan tidak ada kedekatan emosional dari pasangan calon yang dipilihnya. Hal ini
menunjukkan kurangnya pendekatan secara langsung yang dilakukan oleh para pasangan calon
terhadap para pemilih etnis Jawa di Desa Muliorejo. Maka faktor kedekatan emosional tidak menjadi
alasan utama dalam memilih bagi penduduk etnis Jawa Desa Muliorejo.
III. 2. 3. Faktor Rasional
Tabel 3.16
Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Visi - Misinya
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 71 71.00
2 Tidak 29 29.00
Jumlah 100 100.00
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden memilih pasangan calonnya karena
alasan visi dan misi dari pasangan calon Pilgub Sumatera Utara 2013 tersebut. Ini dikarenakan visi – misi kelima pasangan calon tersebut sama – sama mengusung tentang kesejahteraan rakyat. Alasan kesejahteraan rakyat masih menjadi isu yang sangat populer karena di Sumatera Utara khususnya dan
Indonesia umumnya masih banyak penduduk yang belum sejahtera. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
para pasangan calon tersebut sukses menyampaikan program visi dan misi mereka kepada para
pemilih di Desa Muliorejo sehingga visi – misi menjadi salah satu faktor bagi penduduk etnis Jawa Desa Muliorejo dalam menentukan pilihannya.
Tabel 3.17
Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Diberikan Imbalan
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 0 0.00
2 Tidak 100 100.00
Jumlah 100 100.00
Sumber Data: Kuesioner Penelitian
Pada tabel 3.17 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada satu responden pun yang memilih
pasangan calon gubernur dan wakil gubernurnya karena diberikan imbalan. Hal ini mencerminkan
kedewasaan yang dimiliki oleh para pemilih etnis Jawa di Desa Muliorejo dalam hal berdemokrasi
dan juga kematangan dalam sikap menolak diberikan imbalan yang dapat merusak asas pemilihan
Tabel 3.18
Distribusi Jawaban Responden Tentang Alasan Memilih Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Karena Rekam Jejaknya
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Ya 75 75.00
2 Tidak 25 25.00
Jumlah 100 100.00
Sumber Data: Kuesioner Penelitian
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas alasan pemilih etnis Jawa di Desa
Muliorejo yang menjadi responden memilih salah satunya karena rekam jejak dari pasangan calonnya
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa rekam jejak dari pasangan calon sebelum masuk dalam
pencalonan Pilgub Sumatera Utara 2013 masih menjadi salah satu acuan bagi penduduk Desa
Muliorejo dalam memilih siapa yang pantas menjadi orang nomor satu di Sumatera Utara ini. Ini
dikarenakan melalui rekam jejak, pemilih dapat melihat catatan masa lalu seorang calon / pasangan
calon dalam kepemimpinannya. Rekam jejak yang baik akan dinilai positif oleh pemilih sehingga
memungkinkannya untuk dipilih kembali pada pemilihan selanjutnya. Jadi ditarik kesimpulan bahwa
rekam jejak merupakan salah satu faktor dalam memilih bagi etnis Jawa Desa Muliorejo.
III. 3. Klasifikasi Jawaban Responden Berdasarkan Pilihan Pasangan Calon
Tabel 3.19
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Usia Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing
No Usia
Gus Irawan – Soekirman
Effendy Simbolon – Jumiran Abdi
Chairuman Harahap – Fadly
Nurzal
Amri Tambunan – RE Nainggolan
Gatot Pujo – Tengku Erry
Tahun
2
31 – 40 Tahun
7 0 - 6 14
3
41 – 50 Tahun
10 2 - 0 22
4
51 Tahun
Keatas
3 0 - 0 20
Sumber Data: Kuesioner Penelitian (diolah)
Tabel di atas menunjukkan pilihan setiap responden dari setiap klasifikasi umur terhadap
calon pasangannya masing-masing. Ketiga pasangan calon, yakni Gus Irawan Pasaribu – Soekirman, Effendy Simbolon - Jumiran Abdi, dan Gatot Pujo Nugroho – Tengku Erry Nuradi didominasi oleh responden dengan rentang usia antara 41 – 50 tahun. Artinya ketiga pasangan calon ini lebih disukai oleh pemilih etnis Jawa Desa Muliorejo yang berada pada usia tua di masa akhir produktif. Berbeda
dengan pasangan Amri Tambunan dan RE Nainggolan yang mayoritas didukung oleh responden
dengan rentang usia 31 – 40 tahun yang merupakan pemilih usia dewasa yang masih dalam masa produktif dalam berkarya.
Tabel 3.20
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing
No
Jenis Kelamin
Gus Irawan – Soekirman
Effendy Simbolon – Jumiran Abdi
Chairuman Harahap – Fadly
Nurzal
Amri Tambunan – RE Nainggolan
Gatot Pujo – Tengku Erry
1 Laki-Laki 16 2 - 4 28
2 Perempuan 11 1 - 3 35
Tabel di atas menunjukkan pasangan Gus Irawan Pasaribu - Soekirman, Effendy Simbolon – Jumiran Abdi dan Amri Tambunan – RE Nainggolan didominasi oleh responden dengan jenis kelamin laki-laki. Sedangkan Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi mayoritas dipilih oleh responden
perempuan.
Tabel 3.21
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Agama Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing
No Agama
Gus Irawan – Soekirman
Effendy Simbolon – Jumiran Abdi
Chairuman Harahap – Fadly
Nurzal
Amri Tambunan – RE Nainggolan
Gatot Pujo – Tengku Erry
1 Islam 27 0 - 7 63
2 Kristen 0 3 - 0 0
Sumber Data: Kuesioner Penelitian (diolah)
Tabel di atas menunjukkan mayoritas responden yang beragama Islam memilih ketiga
pasangan calon selain pasangan Effendy Simbolon - Jumiran Abdi. Responden yang beragama
Kristen, yang hanya berjumlah tiga orang memilih pasangan Effendy Simbolon – Jumiran Abdi dikarenakan latar belakang dari Effendy Simbolon yang beragama Kristen. Artinya etnis Jawa di Desa
Muliorejo memilih pasangan calonnya berdasarkan latar belakang agamanya masing – masing. Meskipun Jumiran Abdi beragama Islam namun sosok Effendy Simbolon sebagai calon gubernur
lebih kuat pengaruhnya dibanding calon wakilnya. Begitu juga RE Nainggolan yang Kristen tidak
terlalu berpengaruh bagi pemilih beragama Islam karena ada Amri Tambunan sebagai calon
Tabel 3.22
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing
No
Tingkat Pendidikan
Gus Irawan – Soekirman
Effendy Simbolon – Jumiran Abdi
Chairuman Harahap – Fadly
Nurzal
Amri Tambunan – RE Nainggolan
Gatot Pujo – Tengku Erry
1
Tidak
Sekolah
0 0 - 0 3
2
SD /
Sederajat
0 0 - 0 4
3
SMP /
Sederajat
3 0 - 0 8
4
SMA /
Sederajat
14 0 - 6 40
5 D3 2 0 - 1 2
6 S1 8 3 - 0 6
Sumber Data: Kuesioner Penelitian (diolah)
Mayoritas pemilih yang menjadi responden dengan latar belakang pendidikan SMA /
sederajat, jika dilihat pada tabel di atas, mendominasi hampir semua pasangan calon. Namun hanya
pasangan Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Errylah yang dipilih oleh responden dengan seluruh
tingkatan pendidikan, mulai dari yang tidak berpendidikan hingga sarjana. Hal ini terjadi mengingat
sepak terjang dari Gatot Pujo Nugroho yang mudah diingat karena merupakan sosok incumbent dari
Tabel 3.23
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pekerjaan Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing
No Pekerjaan
Gus Irawan – Soekirman
Effendy Simbolon – Jumiran Abdi
Chairuman Harahap – Fadly
Nurzal
Amri Tambunan – RE Nainggolan
Gatot Pujo – Tengku
Erry
1
Pegawai
Swasta
9 1 - 5 19
2
Pegawai
BUMN
2 0 - 0 1
3
Pegawai
Negeri Sipil
0 0 - 1 0
4 Wirausaha 9 1 - 0 19
5
Pelajar /
Mahasiswa
2 0 - 0 3
6 Lainnya 5 1 - 1 21
Sumber Data: Kuesioner Penelitian (diolah)
Tabel di atas menunjukkan, pasangan Gus Irawan Pasaribu – Soekirman didominasi oleh responden yang bekerja sebagai pegawai swasta dan wirausaha. Pasangan Effendy Simbolon – Jumiran Abdi masing – masing dipilih oleh pegawai swasta, wirausaha dan lainnya (pengangguran). Amri Tambunan – RE Nainggolan lebih dipilih oleh pegawai swasta. Sedangkan Gatot Pujo Nugroho – Tengku Erry didominasi oleh responden dengan pekerjaan lainnya, yang mayoritas adalah ibu
dengan tabel 3.20 sebelumnya, dimana pasangan ini lebih dipilih oleh penduduk etnis Jawa Desa
Muliorejo yang berjenis kelamin perempuan.
Tabel 3.24
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing
No
Penghasilan Per Bulan
Gus Irawan – Soekirman
Effendy Simbolon – Jumiran Abdi
Chairuman Harahap – Fadly
Nurzal
Amri Tambunan – RE Nainggolan
Gatot Pujo – Tengku
Erry
1
Kurang dari Rp
1.000.000
5 1 - 1 16
2
Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000
3 0 - 6 10
3
Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000
8 0 - 0 14
4
Rp 3.000.001 – Rp 4.000.000
4 0 - 0 12
5
Lebih dari Rp
4.000.000
7 2 - 0 11
Sumber Data: Kuesioner Penelitian (diolah)
Gatot Pujo Nugroho – Tengku Erry mayoritas dipilih oleh responden yang berpendapatan rendah dan juga yang tidak berpenghasilan sama sekali.
Tabel 3.25
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Alasan Partisipasi Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing
No Alasan Partisipasi
Gus Irawan – Soekirman
Effendy Simbolon – Jumiran Abdi
Chairuman Harahap – Fadly Nurzal
Amri Tambunan – RE Nainggolan
Gatot Pujo – Tengku
Erry
1
Kesadaran pribadi
sebagai warga negara
14 1 - 1 40
2
Ingin memenangkan
calon gubernur / wakil
gubernur pilihan
13 2 - 5 20
3
Ajakan orang tua,
teman, saudara,
kerabat, tokoh
masyarakat
0 0 - 1 3
4
Memperoleh imbalan
(uang, sembako, dll)
0 0 - 0 0
Sumber Data: Kuesioner Penelitian (diolah)
Dilihat dari tabel di atas pasangan Gus Irawan Pasaribu – Soekirman dan Gatot Pujo Nugroho – Tengku Erry mayoritas dipilih oleh responden yang memilih karena kesadaran pribadinya sebagai
warga negara Indonesia yang memiliki hak untuk memilih pemimpinnya. Sedangkan pasangan
Tabel 3.26
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Sosiologis Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing
No Faktor Sosiologis
Gus Irawan – Soekirman
Effendy Simbolon – Jumiran Abdi
Chairuman Harahap – Fadly
Nurzal
Amri Tambunan – RE Nainggolan
Gatot Pujo – Tengku
Erry
1
Kesamaan Agama
16 3 - 0 59
2
Kesamaan Etnis
2 0 - 0 54
3
Hubungan Kekerabatan
1 0 - 0 1
Sumber Data: Kuesioner Penelitian (diolah)
Dari ketiga alasan dalam faktor sosiologis yang terdapat pada tabel di atas, alasan Kesamaan
Agama merupakan alasan mayoritas kenapa para responden memilih pasangan calonnya. Sementara
alasan Kesamaan Etnis hanya ada 2 poin yaitu responden yang memilih pasangan Gus Irawan
Pasaribu – Soekirman. Sedangkan alasan Hubungan Kekerabatan hanya 1 poin, juga mereka yang memilih Gus Irawan Pasaribu – Soekirman. Kesimpulannya bahwa pasangan Gus Irawan Pasaribu – Soekirman, Effendy Simbolon – Jumiran Abdi dan Gatot Pujo Nugroho – Tengku Erry lebih dipilih oleh penduduk etnis Jawa di Desa Muliorejo karena agamanya masing – masing sesuai dengan tabel 3.21 di atas.
Tabel 3.27
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Psikologis Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing
No
Faktor Psikologis
Gus Irawan – Soekirman
Effendy Simbolon – Jumiran Abdi
Chairuman Harahap – Fadly
Nurzal
Amri Tambunan – RE Nainggolan
Gatot Pujo – Tengku
1
Kesamaan Partai
0 0 - 0 0
2
Kesamaan Ideologi
12 1 - 0 20
3
Kedekatan Emosional
3 0 - 0 3
Sumber Data: Kuesioner Penelitian (diolah)
Menurut tabel faktor psikologis di atas mayoritas responden memilih alasan Kesamaan
Ideologi sebagai salah satu alasan mereka memilih pasangan calonnya. Alasan Kedekatan emosional
mendapat 3 poin dari responden yang memilih pasangan Gus Irawan Pasaribu dan Soekirman.
Sedangkan tidak ada responden yang memilih alasan Kesamaan Partai karena dari 100 responden
tidak ada satupun yang merupakan kader partai.
Tabel 3.28
Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Rasional Menurut Pilihan Pasangan Calon Masing-Masing
No
Faktor Rasional
Gus Irawan – Soekirman
Effendy Simbolon – Jumiran Abdi
Chairuman Harahap – Fadly
Nurzal
Amri Tambunan – RE Nainggolan
Gatot Pujo – Tengku Erry
1 Visi – Misi 27 3 - 1 40
2
Diberikan Imbalan
0 0 - 0 0
3
Rekam Jejak
23 2 - 6 44
Menurut tabel di atas pasangan Gatot Pujo Nugroho - Tengku Erry, berdasarkan faktor
rasional, mayoritas dipilih karena alasan Rekam Jejak, selebihnya karena alasan Visi – Misi. Sebaliknya pasangan Gus Irawan Pasaribu – Soekirman dominan dipilih karena alasan Visi – Misi dan sisanya karena alasan Rekam Jejak.
III. 4. Analisis Jawaban Responden
Perilaku pemilih dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai keikutsertaan seseorang dalam
memberikan suara pada pemilihan gubernur berdasarkan faktor - faktor tertentu. Setiap faktor – faktor tersebut mempengaruhi pemilih dalam menentukan siapa pasangan calon yang akan dipilihnya.
Namun hanya satu faktor yang benar – benar mempengaruhi perilaku pemilih tersebut dalam menentukan pilihannya. Dimana didalam penelitian ini penulis mengajukan analisis bahwa faktor
rasional mempengaruhi pilihan penduduk etnis Jawa di Desa Muliorejo. Hal ini berdasarkan skor pada
jumlah faktor rasional yang mendapatkan jumlah paling banyak dibanding skor – skor faktor lainnya yang bisa dilihat pada tabel 3.29 di bawah.
Tabel 3.29
Perbandingan Persentase Pendekatan Sosiologis, Psikologis dan Pendekatan Pilihan Rasional Pada Pilgub Sumatera Utara 2013
Pendekatan Sosiologis Poin Pendekatan Psikologis Poin Pendekatan Rasional Poin
Kesamaan Agama 79 Kesamaan Partai 0 Visi – Misi 71
Kesamaan Etnis 56 Kesamaan Ideologi 33 Diberikan Imbalan 0
Hubungan Kekerabatan 2 Kedekatan Emosional 6 Rekam Jejak 75
Score 137 Score 39 Score 146
Sumber Data: Kuesioner Penelitian (Diolah)
Tingginya skor faktor rasional juga didasari dengan tingkat pendidikan para responden yang
tinggi. Dengan asumsi bahwa dengan pendidikan yang tinggi, pemilih akan semakin rasional dalam
masyarakat memiliki pandangan yang luas terhadap dunia politik, perbedaan diantara masyarakat
yang berpendidikan tinggi maupun rendah terlihat dari sikap dan perilaku mereka. Pendidikan yang
tinggi akan memberikan kepercayaan diri bagi masyarakat untuk mampu mempengaruhi kebijakan – kebijakan politik pemerintah yang pada akhirnya akan membawa masyarakat kepada partisipasi
politik dalam level yang tinggi.
Responden dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki rasionalitas yang tinggi pula dalam
memilih. Pilihan terhadap seorang calon atau pasangan calon didasari dengan alasan pertimbangan
terhadap visi dan misi. Visi misi menjadi aspek yang dominan yang dipertimbangkan pemilih dengan
kategori berpendidikan tinggi. Sehingga melalui pertimbangan terhadap visi dan misi, responden
dapat menilai sejauh mana seorang calon atau pasangan calon fokus terhadap permasalahan yang
muncul ditengah – tengah masyarakat.
Selain pertimbangan terhadap visi dan misi, pertimbangan terhadap rekam jejak dari calon
atau pasangan calon juga dirasakan sebagai hal yang sangat penting dalam menentukan pilihan dalam
pilgubsu. Responden akan menilai seorang calon atau pasangan calon tertentu melalui catatan masa
lalu mereka. Jika rekam jejaknya menunjukkan hal yang positif berupa peningkatan kualitas
pemerintahan misalnya, maka kemungkinannya untuk dipilih kembali akan semakin besar. Intinya
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dari Bab I sampai Bab III dalam penelitian ini,
banyak hal yang telah ditemukan oleh peneliti, baik berupa masalah teoritis, teknik penulisan, temuan
data, pengolahan data, maupun pengalaman baru selama menjalani penelitian. Maka diperoleh
berbagai kesimpulan dan saran.
IV. 1. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti di Desa Muliorejo mengenai Perilaku
Pemilih Etnis Jawa pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2013 yang telah dianalisis pada
Bab III, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Perilaku pemilih Etnis Jawa yang ada di Desa Muliorejo pada Pemilihan Gubernur
Sumatera Utara 2013 dipengaruhi oleh faktor pilihan rasional, hal ini dapat dilihat dari
skor faktor pilihan rasional yang lebih tinggi dari skor faktor-faktor lainnya.
2. Faktor pilihan rasional ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penduduk etnis Jawa yang
menengah ke atas. Penduduk yang berpendidikan tinggi akan memiliki motivasi yang
tinggi pula dalam memilih, serta memiliki minat yang tinggi terhadap politik. Dengan
minat yang tinggi ini seseorang akan menyadari bahwa memilih adalah hak sebagai warga
negara dan dilaksanakan tidak dengan paksaan dari pihak lain.
3. Penduduk dengan tingkat pendidikan menengah ke bawah cenderung memiliki minat dan
keingintahuan yang rendah pula terhadap politik. Hal ini dapat dilihat dari poin alasan
Kesamaan Agama menjadi alasan paling dominan dilihat dari poinnya yang paling besar
diantara poin alasan – alasan lainnya. Hal ini dikarenakan isu tentang agama yang masih menjadi isu yang sensitif bagi penduduk Indonesia secara keseluruhan sehingga alasan
kesamaan agama merupakan faktor utama bagi penduduk etnis Jawa di Desa Muliorejo
4. Skor faktor psikologis merupakan yang paling kecil dari kedua faktor lainnya. Terutama
alasan Kesamaan Partai yang tidak mendapatkan skor dari responden, hal ini dikarenakan
partai politik yang ada belum berhasil menjangkau penduduk Desa Muliorejo guna
mendapat simpatisan dan dukungan dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun
2013.
5. Penduduk Etnis Jawa di Desa Muliorejo merupakan pemilih yang sangat demokratis dan
menjunjung tinggi asas pemilihan yang bersih, jujur dan adil. Dapat dilihat dari tidak
adanya responden yang menggunakan hak pilihnya dan memilih pasangan calonnya karena
alasan Diberikan Imbalan.
6. Pada saat membagikan daftar pertanyaan, dari perbincangan dengan responden diperoleh
jawaban mengapa mereka lebih memilih pasangan calon Gatot Pujo Nugroho dan Tengku
Erry Nuradi karena status Gatot Pujo Nugroho yang merupakan petahana dari
pemerintahan Provinsi Sumatera Utara sebelumnya sehingga dianggap lebih mengenal
seluk-beluk pemerintahan dan dapat melanjutkan pekerjaan yang sudah dilakukannya
terlebih dahulu sebagai Wakil Gubernur dan juga Pelaksana Tugas. Selain itu sosok
Tengku Erry, juga menurut responden, yang telah memajukan Kabupaten Serdang Bedagai
sebagai salah satu kabupaten yang termaju di Sumatera Utara, dapat membantu Gatot Pujo
Nugroho dalam mengemban tugas sebagai Wakil Gubernur yang dapat memajukan
Sumatera Utara kedepannya.
7. Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Perilaku Pemilih Etnis
Jawa di Desa Muliorejo dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 sangat
dipengaruhi oleh pendekatan pilihan rasional, terutama visi-misi dan rekam jejak.
Pengaruh faktor pilihan rasional ini dikarenakan sosok dari pasangan calon Gatot Pujo
Nugroho, yang merupakan petahana, dan Tengku Erry Nuradi, bupati yang sukses
membangun Kabupaten Serdang Bedagai. Pasangan calon ini, menurut para pemilih Etnis
Jawa di Desa Muliorejo, dianggap mampu membawa dan membangun Sumatera Utara
IV. 2. SARAN
Masyarakat Etnis Jawa di Desa Muliorejo sudah berada di jalur yang benar dalam
memberikan suaranya. Menomor-duakan kesamaan etnis dan agama dan lebih mengedepankan alasan
visi-misi dan rekam jejak dari pasangan calon adalah pemikiran yang tepat. Demi kemajuan sosial,
budaya, politik maupun ekonomi di Sumatera Utara dan Desa Muliorejo khususnya, peneliti harap
masyarakat etnis Jawa di Desa Muliorejo tetap berpikiran rasional dalam memilih, dan jangan pernah
menerima imbalan yang dijanjikan oleh pasangan calon apapun itu. Karena sebelum memimpin saja
mereka berani berbuat curang, bayangkan jika benar-benar sudah menjadi pemimpin. Tidak hanya
untuk Pemilihan Gubernur saja, tapi juga untuk Pemilihan Bupati maupun Pemilihan Calon Anggota
Legislatif. Sehingga kelak calon pemimpin daerah maupun wakil rakyat yang terpilih dapat
BAB II
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
II. 1 Deskripsi Desa Muliorejo
Desa Muliorejo merupakan salah satu desa / kelurahan yang berada di Kecamatan Sunggal,
Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di
Sumatera Utara, yaitu Kota Binjai dan Kota Medan. Desa Muliorejo memiliki luas sebesar 1205
hektar, dengan rincian luas wilayah perumahan 370 hektar, wilayah pertanian 30 hektar, perkebunan
558 hektar dan perkantoran 54,86 hektar. Terdiri dari 23 lingkungan, desa ini masing-masing
dikepalai oleh seorang Kepala Lingkungan. Jumlah penduduk Desa Muliorejo kurang lebih 35285
jiwa.39 Desa ini memiliki batas-batas dengan rincian sebagai berikut :
• Sebelah Utara, berbatasan dengan Kecamatan Hamparan Perak
• Sebelah Selatan, berbatasan dengan Jalan Lintas Medan-Binjai
• Sebelah Timur, berbatasan dengan Desa Lalang / Purwodadi
• Sebelah Barat, berbatasan dengan Sumber Melati Diski
Letak desa ini hanya berjarak 0,2 kilometer dari ibu kota Kecamatan Sunggal yang bisa
ditempuh hanya 15 menit dengan kendaraan bermotor roda empat. Sementara jarak dengan ibu kota
Kabupaten Deli Serdang, Lubuk Pakam, berjarak cukup jauh yakni 45 kilometer yang bisa ditempuh
selama lebih kurang 1 jam dengan kendaraan bermotor roda empat. Sedangkan untuk ibukota
provinsi, Kota Medan, lebih dekat jaraknya yakni 12 kilometer yang bisa ditempuh lebih kurang 30
menit dengan kendaraan bermotor roda empat.
39
II. 2 Potensi Sumber Daya Manusia
Tabel 2.1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012
Jumlah penduduk total di Desa Muliorejo adalah 35285 jiwa dengan kepadatan penduduk
3415 per kilometernya. Terdiri dari 17041 orang laki-laki dan 18244 orang perempuan. Adapun
[image:33.595.185.413.426.748.2]jumlah kepala keluarga yang ada di Desa Muliorejo ialah sebanyak 8206 kepala keluarga.
Tabel 2.2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase (%)
0 – 3 Tahun 3745 11.78
4 – 5 Tahun 1485 4.67
6 – 12 Tahun 4119 12.96
13 – 15 Tahun 2707 8.51
16 – 18 Tahun 2909 9.15
19 – 24 Tahun 4424 13.92
25 – 55 Tahun 8171 25.70
56 – 79 Tahun 4042 12.71
80 Tahun ke atas 191 0.60
Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012 (diolah) Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-Laki 17041 48.30
Perempuan 18244 51.70
Dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan usia, penduduk Desa Muliorejo mayoritas
berada pada usia emas dan produktif, yakni berumur 25 - 55 tahun. Sedangkan dalam kaitannya
dengan Pilgub Sumatera Utara 2013 maka dapat kita lihat bahwa penduduk yang memiliki hak pilih
[image:34.595.118.476.235.647.2](usia 17- 60 tahun ke atas) ada sebanyak 59.03% atau sekitar 18767 orang.
Tabel 2.3
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Petani 33 0.09
Buruh Tani 132 0.37
PNS / TNI / POLRI 476 1.35
Pengrajin Industri Rumah Tangga 17 0.05
Pedagang Keliling 16 0.05
Montir 15 0.04
Dokter Swasta 4 0.01
Bidan Swasta 37 0.10
Pembantu Rumah Tangga 3 0.01
Pensiunan PNS / TNI / POLRI 371 1.05
Pengusaha Kecil dan Menengah 50 0.14
Pengacara 1 0.00
Notaris 1 0.00
Dukun Kampung Terlatih 1 0.00
Dosen Swasta 6 0.02
Arsitektur 2 0.01
Karyawan Swasta 12225 34.65
Karyawan BUMN 838 2.37
Lain – Lain 21057 59.68
Jumlah 35285 100
Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012
Dilihat dari distribusi pekerjaan penduduk Desa Muliorejo sebagian besar merupakan
swasta baik yang berada di dalam maupun di luar Desa Muliorejo. Sementara sebagian besar lainnya
[image:35.595.162.433.224.504.2]adalah karyawan BUMN, PNS, serta TNI / POLRI.
Tabel 2.4
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
Tidak tamat SD / sederajat 1080 5.88
Tamat SD / sederajat 3388 18.45
Tamat SMP / sederajat 3711 20.20
Tamat SMA / sederajat 7636 41.57
Tamat D-1 / sederajat 641 3.49
Tamat D-2 / sederajat 570 3.10
Tamat D-3 / sederajat 608 3.31
Tamat S-1 / sederajat 523 2.85
Tamat S-2 / sederajat 128 0.70
Tamat S-3 / sederajat 83 0.45
Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012 (diolah)
Dari tabel diatas memperlihatkan bahwa dari tingkat pendidikan penduduk Desa Muliorejo
didominasi oleh tamatan SMA / sederajat yaitu sebesar 41.57% dari jumlah keseluruhan. Sedangkan
untuk tamatan S-1 / sederajat hanya sebesar 2.85% dari jumlah keseluruhan. Sementara penduduk
yang tidak tamat SD / sederajat ada sebesar 5.88%. Kondisi ini menunjukkan bahwa penduduk Desa
Muliorejo masih berpendidikan rendah, yaitu sekitar 44.53% (penduduk tidak tamat SD, tamat SD,
tamat SMP / sederajat). Sedangkan untuk penduduk berpendidikan tinggi (penduduk tamat D1, D2,
Pendidikan merupakan sarana berpikir rasional bagi masyarakat, semakin tinggi pendidikan
seseorang maka dapat kita katakan semakin rasional orang tersebut. Dalam kaitannya dengan Pilgub
Sumatera Utara 2013 dapat dilihat persentase jumlah penduduk yang berpendidikan rendah lebih
banyak dari pada jumlah penduduk yang berpendidikan tinggi maka dengan demikian dapat dikatakan
[image:36.595.183.414.275.634.2]bahwa sebagian besar penduduk Desa Muliorejo adalah pemilih tradisional.
Tabel 2.5
Distribusi Penduduk Berdasarkan Etnis Komposisi Etnis Frekuensi Persentase (%)
Aceh 1760 4.99
Batak 8868 25.13
Nias 1760 4.99
Melayu 2112 5.99
Minang 1054 2.99
Betawi 5 0.01
Sunda 69 0.20
Jawa 12506 35.44
Bali 5 0.01
Banjar 34 0.10
Minahasa 68 0.19
Lain – Lain 7044 19.96
Jumlah 35285 100.00
Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012
Berdasarkan data yang diperoleh dari format laporan profil Desa Muliorejo komposisi
penduduk Desa Muliorejo didominasi oleh etnis Jawa sebesar 35.44%. Umumnya penduduk etnis
Sementara penduduk etnis Batak, baik Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pak-pak
maupun Mandailing sebesar 25.13%. Sedangkan sisanya terdiri dari beberapa etnis Melayu 5.99%,
[image:37.595.157.439.219.435.2]Aceh 4.99%, dan Nias 4.99%.
Tabel 2.6
Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
Agama Frekuensi Persentase (%)
Islam 20687 58.63
Kristen 10071 28.54
Katolik 3175 9.00
Hindu 124 0.35
Budha 1171 3.32
Aliran Kepercayaan Lainnya 57 0.16
Jumlah 35285 100.00
Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012
Berdasarkan komposisi agama dapat dilihat bahwa penduduk Desa Muliorejo didominasi
penduduk dengan latar belakang agama Islam lebih dari setengahnya sebesar 58.36% dari jumlah
keseluruhan. Sedangkan untuk penduduk beragama Kristen Protestan sebanyak 28.54%, pada
umumnya penduduk tersebut merupakan jemaat dari Gereja Batak Karo Protestan yang berjumlah 21
gereja yang tersebar di seluruh Desa Muliorejo. Dengan jumlah komposisi agama tersebut, penduduk
Desa Muliorejo dapat hidup dengan damai. Mereka hidup berdampingan dengan harmonis tanpa
terjadinya gesekan antar agama yang berarti.
II. 3 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan hal yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk dapat
seperti; pendidikan, kesehatan, dan ibadah maka masyarakat akan semakin mudah untuk mencapai
[image:38.595.155.442.228.388.2]tujuan hidupnya. Adapun sarana dan prasarana yang ada di Desa Muliorejo ialah:
Tabel 2.7
Sarana dan Prasaran Pendidikan
Sarana dan Prasarana Keterangan Jumlah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ada 13
SD / Sederajat Ada 7
SMP / Sederajat Ada 3
SMA / Sederajat Ada 2
Perguruan Tinggi Tidak Ada -
Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dan dibutuhkan oleh masyarakat selama
hidupnya. Dengan adanya pendidikan maka masyarakat dapat meningkatkan taraf hidupnya.
Pendidikan yang baik haruslah didukung oleh sarana dan prasarana yang baik pula. Adapun sarana
dan prasarana pendidikan yang ada di Desa Muliorejo dapat dikatakan sudah cukup lengkap karena
adanya sarana dan prasarana mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan SMA / sederajat. Hanya
Perguruan Tinggi saja yang belum ada di Desa ini.
Tabel 2.8
Sarana dan Prasarana Kesehatan
Sarana dan Prasarana Keterangan Jumlah
Rumah Sakit Umum Ada 2
[image:38.595.122.468.667.747.2]Puskesmas Pembantu Tidak Ada -
Poliklinik / Balai Pengobatan Ada 8
Apotik / Toko Obat Ada 3
Posyandu Ada 13
Balai Pengobatan Masyarakat Yayasan / Swasta Tidak Ada -
Gudang Menyimpan Obat Tidak Ada -
Jumlah Rumah / Kantor Praktek Dokter Ada 2
Rumah Bersalin Ada 10
Balai Kesehatan Ibu dan Anak Ada 1
Rumah Sakit Mata Tidak Ada -
Dokter Umum Ada 5
Dokter Gigi Ada 1
Dokter Spesialis Lainnya Ada 1
Paramedis Ada 7
Dukun Bersalin Terlatih Ada 1
Bidan Ada 15
Perawat Ada 7
Dukun Pengobatan Alternatif Tidak Ada -
Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012
Selain pendidikan, kesehatan juga merupakan sesuatu yang penting bagi masyarakat. Jika
dilihat dari data pada tabel di atas, sarana dan prasarana kesehatan yang dimiliki Desa Muliorejo ini
termasuk lumayan lengkap. Hal yang cukup menarik dari data tersebut adalah banyaknya jumlah
rumah bersalin dan jumlah bidan yang tersebar di desa ini. Jadi dapat dikatakan pemerintahan Desa
Tabel 2.9
Sarana dan Prasarana Ibadah
Sarana dan Prasarana Keterangan Jumlah
Masjid Ada 11
Langgar / Surau / Mushola Ada 10
Gereja Kristen Protestan Ada 21
Gereja Katholik Tidak Ada -
Wihara Ada 1
Pura Tidak Ada -
Klenteng Tidak Ada -
Sumber data: Profil Desa Muliorejo tahun 2012
Sarana dan prasarana ibadah yang ada di Desa Muliorejo hanya ada 3 jenis yaitu masjid /
mushola, gereja dan wihara. Dengan penduduk yang mayoritas muslim di Desa Muliorejo ada 11
mesjid yang dilengkapi dengan 10 mushola. Sementara gereja kristen protestan ada 21 gereja yang
tersebar di Desa Muliorejo, umumnya merupakan jemaat dari Gereja Batak Karo Protestan.
Sedangkan untuk umat katholik beribadah di gereja-gereja di luar Desa Muliorejo karena di desa ini
BAB I PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara adalah salah satu proses demokrasi dimana
masyarakat Sumatera Utara dapat memilih langsung gubernur dan wakil gubernurnya untuk masa
jabatan lima tahun ke depan. Pasca runtuhnya Orde Baru, kepala daerah dan wakil kepala daerah tidak
lagi ditunjuk langsung oleh pemerintah pusat, melainkan dipilih langsung oleh masyarakat penduduk
daerah tersebut. Sebelum tahun 2005, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Pemilihan Kepala Daerah merupakan rekrutmen politik yaitu penyeleksian rakyat terhadap
tokoh-tokoh yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah baik gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil
bupati atau walikota/wakil walikota. Aktor utama sistem pemilihan kepala daerah adalah rakyat, partai
politik dan calon kepala daerah. Ketiga aktor tersebut terlibat langsung dalam kegiatan pemilihan
kepala daerah. Kegiatan tersebut antara lain: pendaftaran pemilih, pendaftaran calon, penetapan calon,
kampanye, pemungutan dan penghitungan suara, dan penetapan calon terpilih.
Dalam rangka pembagian kekuasaan negara (secara vertikal) dibentuk daerah-daerah yang
bersifat otonom dengan bentuk dan susunan pemerintahannya yang diatur dalam undang-undang.
Sehingga pemerintah pusat menyelenggarakan pemerintahan nasional dan pemerintah daerah
menyelenggarakan pemerintahan daerah. Pembagian kekuasaan daerah itu disebut dengan
desentralisasi yang dipahami sebagai penyerahan wewenang politik dan perundang-undangan untuk
perencanaan, pengambilan keputusan dan manajemen pemerintah (pusat) kepada unit-unit sub
nasional (daerah/wilayah) administrasi negara atau kepada kelompok-kelompok fungsional atau
organisasi non-pemerintahan swasta.1 Sedangkan otonomi daerah merupakan bagian sistem politik
yang diharapkan memberikan peluang bagi warga negara untuk lebih mampu menyumbangkan daya
kreativitasnya.2
Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah atau disingkat Pilkada. Pemilihan kepala daerah untuk tingkat gubernur dan wakil gubernur
Sumatera Utara secara langsung pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008. Pada saat itu
pasangan Syamsul Arifin dan Gatot Pujo Nugroho menjadi pasangan gubernur dan wakil gubernur
terpilih pertama yang dipilih langsung oleh masyarakat Sumatera Utara. Selanjutnya pada tanggal 7
Maret 2013 yang lalu masyarakat Sumatera Utara kembali memilih gubernur dan wakil gubernurnya
secara langsung untuk kedua kalinya. Berikut adalah daftar nama pasangan calon gubernur dan wakil
gubernur Sumatera Utara beserta partai pendukungnya yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum
[image:42.595.66.525.492.747.2]Daerah Sumatera Utara :
Tabel 1.1
Daftar Nama Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Serta Partai Politik yang Mendukung
No.
Nama Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
Partai Pendukung
1
H. Gus Irawan, SE. Ak, MM dan
Ir. H. Soekirman
Partai Amanat Nasional, Partai Barisan
Nasional, Partai Bulan Bintang, Partai Buruh,
Partai Demokrasi Kebangsaan, Partai
Gerakan Indonesia Raya, Partai Indonesia
Sejahtera, Partai Karya Peduli Bangsa, Partai
Karya Perjuangan, Partai Kebangkitan
Bangsa, Partai Kedaulatan, Partai Kesatuan
2
Demokrasi, Partai Matahari Bangsa, Partai
Merdeka, Partai Nasional Benteng
Kerakyatan, Partai Pelopor, Partai Pemuda
Indonesia, Partai Penegak Demokrasi
Indonesia, Partai Kedaulatan Bangsa
Indonesia, Partai Persatuan Nahdlatul
Ummah, Partai Demokrasi Pembaruan, dan
Partai Bintang Reformasi
2
Drs. Effendi M. S. Simbolon dan
Drs. Djumiran Abdi
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,
Partai Peduli Rakyat Nasional, Partai Damai
Sejahtera
3
Drs. H. Chairuman Harahap, SH, MM dan
H. Fadly Nurzal, S.Ag
Partai Golongan Karya, Partai Persatuan
Pembangunan, Partai Pengusaha dan Pekerja
Indonesia, Partai Republik Nusantara
4
Drs. H. Amri Tambunan dan
Dr. Rustam Effendy Nainggolan, MM Partai Demokrat
5
H. Gatot Pujo Nugroho, ST dan
Ir. H. Tengku Erry Nuradi
Partai Keadilan Sejahtera, Partai Hati Nurani
Rakyat, Partai Kebangkitan Nasional Ulama,
Partai Patriot, Partai Persatuan Nasional
Sumber: http://kpud-sumutprov.go.id
Pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara 2013 hanya diselenggarakan
sebanyak satu putaran, karena berdasarkan pasal 107 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
menyatakan bahwa pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang memperoleh suara lebih dari
30 % (tiga puluh persen) dari jumlah suara sah, pasangan calon yang perolehan suaranya terbesar
ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih dengan keputusan KPU Provinsi. Maka KPU Provinsi
5, H. Gatot Pujo Nugroho, ST dan Ir. H. Tengku Erry Nuradi, dengan hasil perolehan suara sah
[image:44.595.67.534.259.554.2]1.604.337 persentase 33.00 %.
Tabel 1.2
Jumlah dan Persentase Perolehan Suara Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara
Tahun 2013
Sumber: http://kpud-sumutprov.go.id
Hasil persentase pemilihan kepala daerah yang demikian ini sedikit banyak tentunya
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berkembang di masyarakat, mulai dari kondisi politik dan
ekonomi nasional sampai kepada kondisi sosial budaya pada masyarakat setempat. Hal ini akan
membentuk perilaku politik masyarakat.
No Nama Pasangan Calon
Hasil Perolehan
Suara Sah
Persentase (%)
1 H. Gus Irawan Pasaribu, SE Ak, MM - Ir. H. Soekirman 1.027.433 21.13
2 Drs. Effendi MS Simbolon - Drs. H. Jumiran Abdi 1.183.187 24.34
3 Dr. H. Chairuman Harahap, SH, MH - H. Fadly Nurzal, S.Ag 452.096 9.30
4 Drs. Haji Amri Tambunan - Dr. R.E. Nainggolan, MM 594.414 12.23
5 H. Gatot Pujo Nugroho, ST - Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si 1.604.337 33.00
Perilaku pemilih menurut Ramlan Surbakti ialah3 keikutsertaan warga negara dalam
pemilihan umum yang merupakan serangkaian kegiatan membuat keputusan, yakni apakah memilih
atau tidak memilih dalam pemilihan umum. Kalau memutuskan memilih, apakah memilih partai atau
kandidat X ataukah partai atau kandidat Y.
Perilaku pemilih dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, dimana faktor internal
antara lain status sosial yang terdiri dari pendidikan, penghasilan, pekerjaan masyarakat tersebut.
Selain itu faktor internal itu juga seperti hubungan keluarga yang terdiri dari kedaerahan atau
lokalitas, historis, agama dan suku (etnis) dari masyarakat yang bersangkutan. Pada sisi yang lain
faktor eksternal antara lain dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas yang terdiri dari media kampanye
yang digunakan saat sosialisasi, partai politik pendukung calon, dan sebagainya.
Sudijono Sastroatmodjo (1995) mengatakan bahwa kelompok etnis mempunyai peran besar
dalam membentuk sikap, persepsi, dan orientasi seseorang. Dengan adanya rasa kesukuan atau
kedaerahan sehingga dapat mempengaruhi dukungan atau loyalitas seseorang terhadap partai politik
atau individu tertentu yang ikut didalam pemilihan umum. Etnis juga dapat mempengaruhi loyalitas
terhadap partai tertentu. Di Indonesia secara relatif terdapat kesetiaan etnis (ethnic loyalty) yang relatif
tinggi dan bahwa partai politik Indonesia dipengaruhi oleh etnisitas. Kesetiaan etnis di Indonesia
masih tampak signifikan dan apabila kita mengabaikan faktor etnis maka dapat menimbulkan
kesalahan dalam memahami perpolitikan di Indonesia. Hal ini menandakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara etnisitas terhadap perilaku politik seseorang. Perilaku politik tidaklah merupakan
sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi mengandung keterkaitan dengan aspek- aspek lain yang
diantaranya ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan agama.
Dari kesepuluh orang calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara ada 3 orang calon
yang berlatar belakang etnis Jawa, selebihnya adalah etnis Batak (5 orang), dan Melayu (2 orang). Hal
ini sejalan dengan populasi suku bangsa penduduk Sumatera Utara yang berjumlah 12,9 juta jiwa
pada tahun 20104 yaitu, Batak (41,95%), Jawa (32,62%), Melayu (4,92%). Dari data diatas terlihat
bahwa etnis Jawa menempati peringkat kedua dibawah etnis Batak baik dari sisi jumlah populasi
maupun dari latar belakang etnis calon gubernur dan wakil gubernur. Tentunya pengaruh budaya Jawa
pada pemilih, baik yang langsung terlibat dalam melaksanakan pilgubsu tersebut maupun yang tidak
langsung akan menjadi signifikan.
Sementara itu, Desa Muliorejo merupakan salah satu desa/kelurahan yang berada di
Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Secara geografis luas wilayahnya 1205 ha, dengan
jumlah penduduk kurang lebih 35.285 jiwa. Mayoritas penduduk Desa Muliorejo merupakan etnis
Jawa (35%), selebihnya etnis Batak (25%), Melayu (6%), Aceh (5%), Nias (5%), Minang (3%) dan
lain-lain.
Di Desa Muliorejo, pasangan nomor urut 2, Efendi Simbolon-Jumiran Abdi menang tipis
dengan perolehan suara sebesar 29,7%. Hanya berselisih 0,1 % dari pasangan nomor urut 5, Gatot
[image:46.595.67.532.537.733.2]Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi (29,6%).
Tabel 1.3
Jumlah dan Persentase Perolehan Suara Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur 2013 di Desa Muliorejo
No Nama Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jumlah Jumlah %
1 H. Gus Irawan Pasaribu. SE. Ak..MM dan Ir. H. Soekirman 2.315 22
2 Drs. Effendi MS Simbolon dan Drs. H. Jumiran Abdi 3.128 29,7
3 Dr. H. Chairuman