i
PERSEPSI MASYARAKAT KUDUS
TERHADAP SIMBOL VISUAL PADA TRADISI
BUKA LUWUR
SUNAN KUDUS
Oleh
Masita Argarini
D1211049
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Masita Argarini NIM : D1211049
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Menyatakan bahwa skripsi saya dengan judul Persepsi Masyarakat Kudus
Terhadap Simbol Visual Pada Tradisi Buka Luwur Sunan Kudus ini
benar-benar hasil karya sendiri. Telah dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Ilmu Komunikasi pada Program Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan ke dalam daftar pustaka sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Surakarta, Juli 2015
v MOTTO
Tekun dan berusaha dengan sungguh-sungguh dalam setiap apa yang dikerjakan
karena Allah memperhatikan setiap usaha yang kita lakukan
-Bapak- (1957-2014)
Salah satu cara merubah nasib adalah melalui pendidikan
-Mbah Kakung-
Urip ning donyo rak sah neko-neko, zamane saiki zaman edan
-Pak Amnan-
Never say never, because limits, like fears, are often just an illusion.
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk yang tercinta:
Bapak, yang senyumnya tak lagi bisa ditemukan,
Ibu yang tidak putus-putusnya berdoa, memberikan dukungan, serta terus
mengingatkan,
Saudara yang selalu mendukung dari belakang,
Teman nun jauh disana,
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah melimpahkan nikmat, karunia, dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga diberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Persepsi Masyarakat Kudus Terhadap Simbol Visual Pada Tradisi Buka Luwur Sunan Kudus.”
Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan pelajaran berharga, serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat selesai. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT, atas segala limpahan dan rahmat-Nya.
2. Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti N., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
3. Sri Hastjarjo, S.Sos. Ph.D selaku Kepala Prodi Ilmu Komunikasi UNS
4. Drs. A. Eko Setyanto, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan kesempatan dan senantiasa membimbing serta mengarahkan penulis dalam proses penulisan skripsi ini.
5. Dra. Shofiah, M.Si selaku pembimbing akademik yang dengan sabar memberikan banyak masukan kepada penulis.
7. Para narasumber yang telah dengan baik hati menyediakan waktunya kepada penulis: Denny Nur Hakim, Nur Riza, Fachal Anami Farodis, Eko Parminto, Noor Musdalifah, Sunarti, Sakiran, dan Selamet Santoso.
8. Ibu, kakak-kakak, dan adik yang mendukung penulis tanpa henti. 9. Pak Tata atas bantuan yang diberikan kepada penulis.
10.Keluarga besar Wiryosentono yang selalu mengingatkan penulis
11.Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas semua bantuannya.
Penulis menyadari betul skripsi masih memiliki banyak kekurangan. Namun, demikian penulis tetap berharap dapat memberikan manfaat kepada siapapun yang membaca.
Surakarta, Juli 2015
ix ABSTRAK
Masita Argarini, D1211049, PERSEPSI MASYARAKAT KUDUS TERHADAP SIMBOL-SIMBOL VISUAL PADA TRADISI BUKA LUWUR SUNAN KUDUS, (S-1) Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas
Sebelas Maret, Juli2015.
Tradisi Buka Luwur Sunan Kudus merupakan tradisi yang rutin diadakan oleh pihak Yayasan Masjid, Menara, & Makam Sunan Kudus untuk memperingati
haul Sunan Kudus yang belum diketahui secara pasti. Serangkaian acara haul
sarat dengan doa dilakukan diakhiri dengan pembagian sedekah berupa nasi jangkrik yang menjadi simbol kesejahteraan masyarakat.
Acara pembagian nasi jangkrik ditunggu-tunggu oleh masyarakat dan menjadi identik dengan tradisi Buka Luwur Sunan Kudus, sehingga menjadikan nasi jangkrik sebagai simbol visual dari tradisi tersebut. Simbol tersebut diterjemahkan oleh masyarakat berbeda-beda sesuai dengan latar belakang dan pengalaman dari masing-masing. Peneliti menggunakan metode kualitatif dan menghimpun data dengan wawancara mendalam untuk mengetahui persespi dari pihak YM3SK serta masyarakat Desa Kauman sebagai komunikator, dan masyarakat Kudus yang mengikuti tradisi Buka Luwur Sunan Kudus sebagai komunikan. Persepsi tersebut dibandingkan untuk mengetahui perbedaan yang ada sehingga melahirkan miskomunikasi sehingga berkembang kepercayaan di masyarakat dan menimbulkan fenomena ngalap berkah.
ABSTRACT
Masita Argarini, D1211049. KUDUS SOCIETY PERCEPTION OF VISUAL SYMBOL OF BUKA LUWUR SUNAN KUDUS TRADITION, thesis (S-1
degree) of Communication Department, Social and Political Sciences Faculty, Sebelas Maret University, July 2015.
Buka Luwur Sunan Kudus tradition is a tradition which is regularly held by Mosque, Tower, and Grave of Sunan Kudus foundation (YM3SK) to commemorate haul of Sunan Kudus is not yet known with certainty. A series of events haul laden with prayer and ended with the distribution of alms is done in
the form of “nasi jangkrik” that become a symbol of community welfare.
The event of distributing “nasi jangkrik” is eagerly awaited by the public
and becomes synonymous with Buka Luwur Sunan Kudus tradition, making “nasi jangkrik” as a visual symbol of tradition. The symbol is interpreted differently by
the society accordance with their background and experiences. Researcher using qualitative method and collect data using indepth interview to determine perception of YM3SK and community of in Kauman village as communicator, and people who follow the tradition of Buka Luwur Sunan Kudus as communicant. Those perceptions are compared to determine differences that gave birth to miscommunication, so that developing trust in the society and raises the
phenomenon of “ngalap berkah”.
The result of the research reveal that the YM3SK and community in
xi
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
G. Definisi Konseptual ... 19
1. Persepsi ... 19
2. Tradisi Buka Luwur Sunan Kudus ... 19
3. Simbol Visual ... 20
H. Metodologi Penelitian ... 20
1. Paradigma Penelitian ... 20
2. Subjek Penelitian ... 22
3. Sumber Data ... 22
4. Teknik Sampling ... 23
5. Teknik Pengumpulan Data ... 23
6. Validitas Data ... 24
7. Teknik Analisa Data ... 24
BAB II DESKRIPSI LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN ... 27
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 27
1. Gambaran Umum Kabupaten Kudus ... 27
2. Gambaran Umum Tempat Pelaksanaan Buka Luwur ... 29
B. Pelaksanaan Buka Luwur ... 32
C. Nasi Jangkrik ... 56
D. Gambaran Umum Subjek Penelitian ...57
xiii
BAB III SAJIAN DAN ANALISA DATA ... 61
A. Persepsi YM3SK serta Masyarakat Desa Kauman ... 63
1. Persepsi komunikator tentang sejarah tradisi Buka Luwur Sunan Kudus ... 64
2. Makna nasi jangkrik sebagai simbol visual pada tradisi Buka Luwur Sunan Kudus ... 75
3. Nilai-nilai yang dianggap istemewa oleh komunikator ... 83
B. Persepsi Masyarakat Kudus ... 88
1. Persepsi terhadap tradisi Buka Luwur Sunan Kudus ... 88
2. Pemaknaan nasi jangkrik sebagai simbol visual pada tradisi Buka Luwur Sunan Kudus bagi masyarakat ... 91
3. Persepsi masyarakat terhadap simbol yang ada pada nasi jangkrik ... 96
C. Persamaan dan Perbedaan Persepsi Antara Komunikator dan Komunikan ...100
1. Persamaan persepsi pada makna tradisi Buka Luwur Sunan Kudus ...100
2. Perbedaan persepsi pada makna simbol nasi jangkrik ...101
BAB IV PENUTUP ...106
A. Kesimpulan ...106
B. Saran ...109
DAFTAR PUSTAKA ... xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Model Komunikasi Berlo ... 8
Gambar 1.2 Model Analisis Interaktif dari Miles dan Huberman ... 25
Gambar 2.1 Kompleks Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus ... 30
Gambar 2.2 Makam Sunan Kudus ... 31
Gambar 2.3 Luwur pada bagian atap... 31
Gambar 2.4 Tempat penyimpanan keris Sunan Kudus ... 33
Gambar 2.5 Alat yang dipergunakan untuk penjamasan ... 33
Gambar 2.6 Proses penjamasan... 34
Gambar 2.7 Makam Sunan Kudus dari dalam ... 35
Gambar 2.8 Makam Sunan Kudus bagian luar tanpa luwur ... 36
Gambar 2.9 Bagian atap tanpa luwur ... 36
Gambar 2.10 Suasana dalam Munadharah Masa’il Dinniyah ... 37
Gambar 2.11 Posisi duduk penabuh Terbang Papat... 38
Gambar 2.12 Proses pemasakan Bubur Asyuro ... 40
Gambar 2.13 Proses penyajian bubur Asyuro ... 40
Gambar 2.14 Pelaksanaan Khatmil Quran bil Ghoib ... 41
xv
Gambar 2.19 Proses pembungkusan nasi jangkrik ... 46
Gambar 2.20 Proses pembagian berkat salinan... 47
Gambar 2.21 Proses pembuatan berkat bentuk keranjang ... 48
Gambar 2.22 Berkat keranjang yang sudah diisi ... 48
Gambar 2.23 Antrian pembagian berkat umum dari luar ... 49
Gambar 2.24 Lorong sebelah timur ... 50
Gambar 2.25 Lorong sebelah barat ... 50
Gambar 2.26 Pembagian berkat umum dari dalam ... 50
Gambar 2.27 Rangkaian unthug banyu ... 52
Gambar 2.28 Rangakaian melati ... 52
Gambar 2.29 Proses melipat dan menjahit wiru ... 53
Gambar 2.30 Luwur bentuk kompol ... 53
Gambar 2.31 Pemasangan luwur bentuk langitan ... 54
Gambar 2.32 Tamu undangan ... 55
Gambar 2.33 Proses pengangkutan luwur ... 56
Gambar 2.34 Luwur ranjam ... 56
Gambar 3.1 Proses pelepasan luwur oleh panitia dari luar ... 70
Gambar 3.2 Proses pelepasan luwur oleh panitia dari dalam... 71
Gambar 3.3 peziarah dengan anaknya sebelum luwur dilepas ... 73
Gambar 3.4 peziarah dengan anaknya setelah luwur dilepas pada tanggal 2 Muharram ... 73
Gambar 3.5 Pengajian 10 Muharram yang diikuti anak-anak ... 73
Gambar 3.7 Nasi untuk nasi jangkrik ... 79
Gambar 3.8 Daun jati yang digunakan untuk pembungkus ... 79
Gambar 3.9 Daging untuk nasi jangkrik ... 81
Gambar 3.10 Tali dari serat tanaman ... 81
Gambar 3.11 Proses penyembelihan hewan dan bolang cincang ... 84
Gambar 3.12 Proses memasak nasi ... 84
Gambar 3.13 Proses pemasakan daging ... 85
Gambar 3.14 Proses pembungkusan nasi jangkrik ... 85
Gambar 3.15 Masyarakat berdesak-desakan mengantri nasi jangkrik ... 92
Gambar 3.16 Salah satu pengunjung langsung memakan nasi jangkrik ... 94
Gambar 3.17 Parkir dadakan di sekitar area Menara Kudus ... 96
xvii
DAFTAR TABEL