• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Video Dokumenter Kearifan Lokal Nelayan Karimunjawa T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Video Dokumenter Kearifan Lokal Nelayan Karimunjawa T1 Full text"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Video Dokumenter Kearifan Lokal Nelayan

Karimunjawa

Artikel Ilmiah

Peneliti :

Andre Riski Gunawan (692011025) Martin Setyawan, S.T., M.Cs.

Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

1. Pendahuluan

Kearifan lokal adalah kebenaran yang telah mentradisi dalam suatu daerah dan terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat dan menjadi identitas masyarakat. Indonesia merupakan negara dengan keragaman suku dan budaya, beragam suku disetiap daerah di Indonesia memiliki kearifan lokal dan tradisi yang berbeda [1]. Eksplorasi secara mendalam praktek pranatamangsa yang selama ini hidup pada masyarakat akan dapat mengungkapkan konsep dan pemikiran yang terkandung di dalamnya. Persoalan menjadi sangat penting ketika pada kenyataannya sebagian besar petani dan nelayan masih menggunakan pranatamagsa sebagai pedoman dalam bekerja.

Di Kepulauan Karimunjawa memiliki kearifan lokal yang disebut dengan ilmu titen. Ilmu titen digunakan nelayan utuk memprakirakan cuaca dan menangkap ikan. Setiap akitifitas nelayan di Karimunjawa bergantung pada ilmu titen karena ilmu titen akan menggambarkan kondisi fenomena alam di Karimunjawa sebelum nelayan melaut. Kepulauan Karimunjawa memiliki empat musim atau mangsa. Musim pertama adalah musim angin barat yang dimulai pada akhir bulan desember sampai dengan awal bulan maret. Musim pancaroba timur adalah saat dimana terjadi perubahan dari musim angin barat ke angin timur yang terjadi pada pertengahan maret hingga akhir mei. Angin timur akan mulai berhembus pada akhir bulan mei sampai dengan awal bulan september. Musim terakhir adalah musim pancaroba barat yang dimulai pada awal bulan september sampai dengan bulan akhir agustus Dari penelitain awal yang dilakukan, pengetahuan kearifan lokal mengenai prakiraan cuaca mulai luntur pada nelayan muda di Karimunjawa. Jika nelayan muda tidak menguasai pengetahuan kearifan lokal akan berdampak kepada hasil penangkapan ikan-ikan di laut dan kegiatan pariwisata di Kepulauan Karimunjawa. Nelayan muda menjadi tidak dapat mendeteksi musim ikan dan lokasi ikan berada. Sebelumnya para nelayan menggunakan pranata mangsa sebagai acuan untuk melaut atau tidak.

Perkembangan teknologi informasi diharapkan dapat membantu dalam penyampaian informasi mengenai kearifan lokal Karimunjawa supaya dapat dilestarikan oleh generasi muda di Karimunjawa. Salah satu media penyampaian informasi adalah melalui film dokumenter. Film dokumenter adalah rekaman kejadian atau peristiwa dalam bentuk audio visual yang tercipta tanpa ada unsur rekayasa berdasarkan asas sinematografi. Dalam video dokumenter ini akan menjelaskan tentang kearifan lokal prakiraan cuaca di Karimunjawa. Video ini akan menjelaskan setiap gejala-gejala alam yang terjadi di sekitar perairan karimunjawa sehingga dapat dijadikan acuan dalam melihat kondisi cuaca di Kepulauan Karimunjawa bagi nelayan-nelayan muda saat mencari ikan dan dapat meningkatkan keamanan saat wisata bahari dalam industri pariwisata di Karimunjawa.

(7)

2.Tinjauan Pustaka

Penelitian pertama dengan judul Perancangan Film Dokumenter Tentang Polusi Emisi Kendaraan Bermotor (Studi Kasus : Kota Semarang) menggunakan film dokumenter sebagai media untuk memberi informasi kepada masyarakat tentang dampak negatif dari polusi emisi, penyebab salah satu meningkatnya polusi di Kota Semarang adalah bertambahnya pengguna kendaraan bermotor. Salah satu media yang dapat menyampaikan informasi adalah film, karena melalui film film masyarakat tidak hanya mendengar audio tetapi melihat secara visualisasi dalam bentuk video. Jenis film yang dipilih adalah dokumenter karena film dokumenter dapat memberi informasi kepada masyarakat secara lengkap dan sesuai dengan fakta yang ada [2].

Pada penelitian yang berjudul Perancangan Film Dokumenter Potret Kehidupan Masyarakat Sentani Berdasarkan Kearifan Lokal, menggunakan film dokumenter sebagai salah satu media yang sering digunakan dalam menyampaikan pesan dan informasi karena film dokumenter menampilkan kejadian yang benar-benar terjadi di dunia nyata. Keunikan dari kearifan lokal masyarakat Sentani adalah masyarakat Sentani yang menghasilkan karya seni untuk menceritakan tentang kehidupan nenek moyang di sekitar Danau Sentani melalui ukiran di atas batu, kayu, kulit kayu dan tari - tarian. Melalui film dokumenter ini diharapkan generasi muda dapat terus menjaga dan melestarikan kearifan lokal masyarakat Sentani [3].

Dari kedua penelitian diatas maka dirancang film dokumenter dengan judul Perancangan Video Dokumenter Prakiraan Cuaca di Karimunjawa dengan keunggulan yang berbeda, video dokumenter ini menggunakan teknik aerial videografi, pengambilan gambar secara candid, serta penggabungan audio dan video yang baik dikemas secara menarik diharapkan pesan dari video ini juga dapat tersampaikan dengan baik. Proses pembuatan Perancangan Video Dokumenter Prakiraan Cuaca di Karimunjawa membutuhkan proses cukup lama dalam proses cukup lama ada beberapa fotage yang tidak bisa diambil secara langsung maka dari itu beberapa fotage diganti dengan animasi 3D.

Kearifan lokal adalah kebenaran yang telah mentradisi pada suatu daerah yang bersifat menjaga dan melestarikan. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus menerus dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai identitas budaya suatu daerah. Dalam bahasa asing sering juga

dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat “local wisdom” atau pengetahuan

setempat “local knowledge” atau kecerdasan setempat “local genious”. Artinya, kearifan lokal adalah hasil dari masyarakat pada suatu daerah melalui pengalaman hidup mereka dan belum tentu dialami oleh masyarakat lain. Nilai-nilai tersebut akan melekat sangat kuat pada masyarakat tertentu dan nilai itu sudah melalui perjalanan waktu yang panjang, sepanjang keberadaan masyarakat tersebut [4].

(8)

cerita dan gagasan. Berbeda dengan foto, film bisa menghadirkan unsur dinamis dari obyek yang ditampilkannya [5].

Dokumenter adalah film nonfiksi karena dalam pembuatannya film dokumenter hanya mendokumentasikan kenyataan dan fakta yang ada, dengan kata lain film dokumenter hanya mempresentasikan kenyataan dan menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupa [6].

Jenis film dokumenter dibedakan berdasarkan cara pembuatannya, dan yang digunakan dalam perancangan Film Dokumenter Perancangan Video Dokumenter Prakiraan Cuaca di Karimunjawa adalah Film Dokumenter Sains. Film ini biasanya ditujukan untuk publik umum yang menjelaskan tentang suatu ilmu pengetahuan tertentu misalnya dunia binatang, dunia teknologi, dunia kebudayaan, dunia tata kota, dunia lingkungan, dunia kuliner dan sebagainya. Pada beberapa televisi berbayar bahkan beberapa dari yang sudah tersebut di atas telah dibuatkan saluran khusus seperti National Geographic Wild atau Animal Planet yang tentu saja membahas tentang dunia binatang; Asian Food Channel yang banyak mengetengahkan film instruksional dan dokumenter tentang makanan serta dunia di sekitarnya; Home and Health yang membahas masalah kesehatan dalam kehidupan kita; bahkan ada saluran khusus yang membahas tentang dunia mobil, kapal dan pesawat yaitu Discovery Turbo.

Sinematografi adalah suatu disiplin dalam menata cahaya dan sudut pandang kamera untuk menciptakan kualitas gambar yang menarik dalam sebuah produksi film atau sinema. Secara etimologi sinematografi berarti menulis dengan gambar bergerak. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide atau cerita [7].

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian Perancangan Video Dokumenter Kearifan Lokal Karimunjawa adalah metode Mixed Method. Metode mix method metode ini menggabungkan dua pendekatan yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Mix method sendiri berfokus pada pengumpulan dan analisis data serta memadukan antara data kuantitatif dan data kualitatif, baik dalam single study (penelitian tunggal) maupun series study (penelitian berseri) [8].

Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian perancangan video Perancangan Video Dokumenter Kearifan Lokal Karimunjawa menggunakan linear strategy, strategi ini baik dan tepat untuk proses penelitian karena pada suatu tahap dimulai setelah tahap sebelumnya diselesaikan, demikian seterusnya. Tahapan secara garis besar dalam penelitian mengenai perancangan Perancangan Video Dokumenter Kearifan Lokal Karimunjawa video berbasis Dokumenter dapat dilihat pada Gambar 1 [9].

(9)

Dalam perancangan linear strategy terdapat empat tahap dalam pelaksanaannya. Pada tahap pertama yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah yaitu melakukan wawancara dengan Nelayan dan pemandu wisata di Karimunjawa didapatkan bahwa tidak adanya informasi tentang kearifan lokal dalam pranata mangsa (ilmu titen) di karimunjawa. Sehingga banyak nelayan muda dan pemandu wisata tidak mengetahui tentang adanya kearifan lokal di karimunjawa.

Dari hasil pengumpulan data verbal melalui wanwancara langsung dengan nelayan karimunjawa didapat data bahwa nelayan karimunjawa menggunakan ilmu titen sebagai panduan saat melaut. Dalam ilmu titen nelayan dapat memprakirakan cuaca dan menentukan lokasi ikan serta jenis ikan yang dapat ditangkap di sekitar perairan Karimunjawa. Ilmu titen dibagi menjadi 3 bagian musim. Yang pertama adalah musim angin barat yang dimulai pada akhir bulan desember sampai dengan awal bulan maret. Musim pancaroba timur adalah saat dimana terjadi perubahan dari musim angin barat ke angin timur yang terjadi pada pertengahan maret hingga akhir mei. Angin timur akan mulai berhembus pada akhir bulan mei sampai dengan awal bulan september. Musim terakhir adalah musim pancaroba barat yang dimulai pada awal bulan September sampai dengan bulan akhir agustus. Dalam setiap mongso juga ada perbedaan area pengambilan ikan dan mayoritas ikan yang ditangkap, hal tersebut juga mengakibatkan perbedaan cara penangkapan ikan. Selama wawancara juga ditemukan beberapa indikator untuk mengetahui saat yg tepat untuk pergi mencari ikan. Indikator yang ditemukan adalah :

 Banyaknya burung camar yg terbang diatas lokasi ikan berkumpul.

 Burung camar hitam akan terbang rendah jika cuaca bagus, dan akan terbang tinggi jika dalam waktu dekat akan terjadi badai

 Ikan pari burung yang akan melompat2 jika akan terjadi badai dalam waktu dekat.( saat pancaroba barat atau pancaroba timur )

 Akan tampak umang– umang ( semacam plankton yang bercahaya ) pada malam hari disekitar pantai jika akan terjadi badai besar.

 Pada saat musim angin barat atau musim angin hujan dimana seharusnya gunung – gunung dipulau jawa tertutup kabut jika dilihat dari kepulauan karimunjawa, tetapi saat itu langit cerah dan gunung – gunung terlihat maka dalam 2 atau 3 hari lagi akan terjadi badai besar.

 Dalam musim pancaroba arah angin yang berhembus akan searah dengan awan tergelap yang terlihat.

 Selama musim angin timur jika ada angina yang berhembus dari arah selatan maka dalam kira-kira 2 – 3 jam angin akan reda dan laut akan tenang.

 Badai juga akan terjadi jika arah arus air laut berlawanan dengan arah angin yang berhembus.

(10)

alam tersebut ditandai dengan terlihatnya pegunungan di Pulau Jawa. Selain fenomena alam data visual yang didapat adalah aktifitas nelayan di Karimunjawa. Data visual dapat dilihat pada Gambar 2.

Gamabr 2 Data Visual

Selanjutnya tahap dua yaitu perancangan film meliputi pra produksi, produksi dan pasca produksi. Tahap kedua dapat dijabarkan seperti pada Gambar 3.

Ya

Tidak

Gambar 2 Gambar Perancangan Film

Film statement merupakan langkah pertama sebelum masuk ke dalam proses produksi. Setelah menemukan ide pembuatan Perancangan Video Dokumenter Kearifan Lokal Karimunjawa menceritakan tentang gejala-gejala alam di perairan Karimunjawa dimana hanya nelayan senior yang lebih mengetahui tentang

Pra Produksi

Pasca Produksi Produksi

Film Statement

Storyline

Treatment

Shooting

Video Editing

Sound Editing Evaluasi

Hasil Revisi

Storyboard

(11)

kearifan lokal di karimunjawa. Sementara nelayan muda dan pemandu wisata tidak mengetahui tentang apa itu kearifan lokal yang menyebabkan mereka tidak dapat memprediksi cuaca yang baik atau tidak saat hendak melaut dan tidakdapat memprediksi lokasi ikan berada.

Storyline adalah keseluruhan cerita dari awal sampai akhir dalam berbagai bentuk tulisan, script, screenplay, copyplay, stageplay dan berbagai coretan teks sementara lainnya nanti bisa digabung - gabungkan menjadi satu cerita utuh [10]. Storyline dari film dokumenter ini adalah tentang Kearifan lokal di karimunjawa yang digunakan nelayan sebagai panduan sebelum melaut. Ilmu titen adalah kearifan lokal yang ada di Karimunjawa. Ilmu titen memiliki tiga musim atau mangsa. Musim pertama adalah musim angin barat yang dimulai pada akhir bulan desember sampai dengan awal bulan maret. Musim pancaroba timur adalah saat dimana terjadi perubahan dari musim angin barat ke angin timur yang terjadi pada pertengahan Maret hingga akhir Mei. Angin timur akan mulai berhembus pada akhir bulan Mei sampai dengan awal bulan September. Musim terakhir adalah musim pancaroba barat yang dimulai pada awal bulan September sampai dengan bulan akhir Agustus. Dari penelitian yang dilakukan mendapati juga pertanda biota laut yang muncul akan tampak umang– umang ( semacam plankton yang bercahaya ) pada malam hari disekitar pantai jika akan terjadi badai besar, Pada saat musim angin barat atau musim angin hujan dimana seharusnya gunung – gunung dipulau jawa tertutup kabut jika dilihat dari kepulauan karimunjawa, tetapi saat itu langit cerah dan gunung – gunung terlihat maka dalam 2 atau 3 hari lagi akan terjadi badai besar. selain itu pengetahuan kearifan lokal mengenai prakiraan cuaca mulai luntur pada nelayan muda di Karimunjawa. Jika nelayan muda tidak menguasai pengetahuan kearifan lokal akan berdampak kepada hasil penangkapan ikan-ikan di laut dan kegiatan pariwisata di Kepulauan Karimunjawa. Nelayan muda menjadi tidak dapat mendeteksi musim ikan dan lokasi ikan berada.

Treatment merupakan kerangka film yang diuraikan secara deskriptif seperti jenis shot dan tujuan pengambilan gambar. Berikut adalah treatment dari Perancangan Video Dokumenter Kearifan Lokal Karimunjawa.

Scene 1 : Menceritakan tentang keindahan alam dan beberapa aktifitas warga yang ada di kepulauan Karimunjawa serta menjelaskan tentang ilmu titen yang menjadi kearifan lokal di Karimunjawa yang digunakan nelayan sebagai acuan saat melaut dan mencari ikan.

(wide shot - medium shot - medium close up)

Scene 2 : Menampilkan hasil wawancara terhadap nelayan muda tentang pengetahuan mengenai ilmu titen dalam kearifan lokal yang kebanyakan dari nelayan muda tidak mengetahui tentang apa itu ilmu titen.

(medium close up)

Scene 3 : Menjelaskan tentang ilmu titen yang ada di Karimunjawa yang terdiri dari 3 musim.

(12)

Scene 4 : Menjelaskan tentang bagaimana aktifitas hewan bisa menjadi ciri-ciri atau pertanda dalam memprediksi cuaca dan menangkap ikan.

(medium close up – medium shot – Bird eye)

Scene 5 : Menjelaskan tentang pergerakan awan dan gunung di selatan dan utara karimunjawa dapat dijadikan titen dalam memprediksi cuaca.

(medium close up – medium shot)

Scene 6 : Menjelaskan tentang pertanda lain seperti ikan pari burung yang lompat keluar permukaan air laut menandakan akan datang cuaca buruk.

(medium close up – low angle – medium shot)

Scene 7 : Menjelaskan tentang umang-umang (plankton) yang bercahaya dipermukaan air laut pada malam hari menandakan akan ada gelombang tinggi dan ikan akan bersembunyi.

(low angle – top angle – medium shot)

Scene 8 : Penutup atau ending yang berisi tentang pesan untuk tetap mewariskan pengetahuan mengenai ilmu titen untuk masa depan. Footage keindahan alam dan aktifitas warga Karimunjawa pada saat malam hari.

(wide shot – medium shot)

Storyboard adalah serangkaian sketsa dibuat berbentuk persegi panjang yang menggambarkan suatu urutan (alur cerita) elemen - elemen yang diusulkan untuk aplikasi multimedia. Storyboard menggabungkan alat bantu narasi dan visual pada selembar kertas sehingga naskah dan visual menjadi terkoordinasi [13]. Perancangan storyboard dari film dokumenter ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perancangan Storyboard Film Dokumenter

Scene Gambar Jenis

Shot

Durasi Keterangan

1 Long

shot

(13)

2 Medium shot

00:45 Wawancara nelayan muda Karimunjawa

3 Medium

shot

02.10 Menjelaskan tentang ilmu titen

4 Close

up

03:07 Menceritakan tentang bagaimana aktifitas hewan bisa menjadi pertanda

5 Close

up

(14)

6 Medium shot

02:09 Menceritakan tentang ikan pari burung.

7 Close

up

02:00 Menceritakan tentang umang-umang

(plankton)

8 Medium

close up

02:20 Penutupan atau ending berisi tentang pesan melestarikan kearifan lokal

Produksi adalah sebuah tahapan eksekusi dari perencanaan yang telah dibuat pada tahapan pra produksi. Shooting adalah proses pengambilan gambar dilakukan sesuai dengan storyboard yang telah dirancang pada proses pra produksi. Sedangkan voice over adalah suara yang merupakan vokal manusia yang direkam untuk mendukung isi konten dan cerita.

(15)

kebutuhan di setiap shoot. Pada proses editing dilakukan dengan dua proses yaitu proses editing offline, pada tahap ini video yang sudah akan digabungkan menjadi sebuah satu kesatuan sesuai dengan perancangan pada saat pra produksi melalui proses cut to cut. Selanjutnya didalam aplikasi editing video dokumenter ini akan disatukan dengan penelitian yang berjudul Pendekatan Etnografi Visual Kearifan Lokal Prakiraan Cuaca Karimunjawa Berbasis Animasi 3D. Animasi dalam penelitian tersebut bertujuan untuk memvisualisasikan setiap gejala-gejala alam yang tidak dapat didokumentasikan secara langsung. Pada tahap kedua dilakukan editing online yang meliputi penambahan transisi pada video dan color grading yaitu menyesuaikan warna video sesuai dengan mood yang di inginkan. Warna pada video dokumenter dapat dilihat pada Gambar 3a dan Gambar 3b.

Gambar 3a Sebelum proses grading Gambar 3b Sesudah proses grading

Proses sound editing pada wawancara meliputi noise reduction berfungsi untuk mengurangi noise atau gangguan - gangguan yang ada pada saat wawancara, sehingga suara terdengar bersih dan dapat terdengar lebih jelas. Proses noise reduction dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 proses sound editing.

4. Hasil dan Pembahasan

(16)

Gambar 5 Scene 1 opening

Scene 2 yaitu wawancara kepada nelayan muda mengenai ilmu titen yang ada di Karimunjawa sebagai kearifan lokal. Sebagian besar nelayan muda di Karimunjawa tidak mengetahui tentang ilmu titen sebagai kearifan lokal. Dalam scene 2 jenis shot yang digunakan adalah medium close up. Hasil dari scene 2 dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Scene 2 nelayan muda tidak mengetahui apa itu ilmu titen

Scene 3 menceritakan tentang ilmu titen sebagai kearifan lokal di Karimunjawa. Dalam ilmu titen musim di Karimunjawa dibagi menjadi tiga musim, yaitu musim angin barat, musim angin timur, dan pancaroba. Selain musim dijelaskan juga tentang jeni-jenis ikan yang mudah ditangkap saat musim-musim tertentu. Jenis shot yang digunakan adalah medium close up. Hasil dari scene 3 dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Scene 3 Penjelasan ilmu titen

(17)

Gambar 8 Scene 4 menjelaskan burung dan ikan menjadi pertanda

Scene 5 akan menjelaskan tentang gunung dan pergerakan awan di langit perairan laut kepulauan karimunjawa dapat menjadi pertanda perubahan cuaca. Pada saat cuaca cerah jika jika gunung di selatan atau utara karimunjawa tidak tertutup awan maka dalam dua sampai 3 hari akan datang badai. Dan sebaliknya jikan cuaca buruk dan gunung-gunung terlihat maka dalam dua sampai tiga hari kemudian badai akan reda. Jenis shot yang digunakan adalah medium shot dan medium close up. Hasil dari scene 5 dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 menjelaskan pegunungan Pulau Jawa dan pergerakan awan

Scene 6 menjelaskan tentang ikan pari burung sebagai saat akan ada perubahan cuaca. Ikan pari burung akan lompat keluar dari permukaan air menandakan akan datang badai dan gelombang tinggi disekitar perairan laut karimunjawa. Jenis shot yang digunakan medium close up, low angle, dan medium shot. Hasil dari scene 6 dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 menjelaskan ikan pari burung menjadi pertanda cuaca buruk

(18)

Gambar 11 Scene 7 menjelaskan umang umang bercahaya pada malam hari

Scene 8 merupakan bagian penutup. Pada scene ini akan menampilkan alam karimunjawa saat matahari mulai terbendam dan aktifitas warga Karimunjawa saat malam hari. Kemudian pada bagian akhir ditutup dengan pesan terhadap generasi muda untuk tetap melestarikan ilmu titen sebagai kearifan lokal di Karimunjawa. Jenis shot yang digunakan adalah wide shot dan medium shot. Hasil dari scene 8 dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Scene 8 closing

Pengujian Perancangan Video Dokumenter Kearifan Lokal Prakiraan Cuaca di Karimunjawa dilakukan untuk mengetahui layak atau tidak video dokumenter ini. Pengujian video dokumenter ini menggunakan metode Mixed Method. Metode mix method ini menggabungkan dua pendekatan yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Teknik yang digunakan adalah wawancara kepada perangkat desa dan nelayan karimunjawa. Video dokumeter ini dinilai baik dan sangat diperlukan sebagai media informasi ilmu titen dalam kearifan lokal untuk nelayan muda karimunjawa yang tidak mengetahui ilmu titen yang ada di Karimunjawa agar nelayan muda tidak hanya sekedar dapat melaut namun juga dapat mempredeksi cuaca yang baik atau buruk saat hendak melaut dan dapat menetukan dimana lokasi ikan berada.

(19)

kategori pernyataan yang akan diujikan pada para mahasiswa mengacu pada indikator keberhasilan video dokumenter yang terdiri dari 4 aspek yaitu menarik, keterbacaan tinggi, mudah dipahami, dan kelayakan. Masing-masing tanggapan memiliki skor 1 yaitu sangat tidak setuju, 2 tidak setuju, 3 netral, 4 setuju, dan 5 sangat setuju. Hasil penilaian kuesioner yang telah diisi 40 responden, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil kuesioner pengujian

No. Pernyataan

STS TS N S SS

1 2 3 4 5

1 Anda mengetahui tentang kearifan lokal 1 6 17 14 2 2 Apakah anda mengetahui tentang film

atau video dokumenter

5 28 7 3 Apakah informasi dalam video

dokumenter ini sudah baik

2 11 22 5 4 Apakah kesesuaian tampilan dalam video

dokumenter sudah sesuai dengan informasi yang disampaikan di karimunjawa

16 16 8

5 Apakah tipografi yang digunakan dalam video terbaca dengan jelas

1 14 17 8 6 Apakah backsound yang digunakan dalam

video sesuai

5 20 15 7 Apakah informasi dalam video di

sampaikan dengan menarik

16 15 9 8 Informasi kearifan lokal dalam video

dokumenter tersampaikan dengan baik

10 Apakah video dokumenter ini layak dijadikan media informasi tentang kearifan lokal ilmu titen dikarimunjawa

13 14 8

11 Informasi dalam video dokumenter dapat mudah dipahami

2 14 19 5

Total Poin 1 12 119 242 70

(20)

Dari hasil yang didapatkan berdasarkan table 1, maka dilakukan penilaian yaitu dengan rumus jumlah poin dikalikan dengan skala likert, sehingga didapatkan hasil dari total skor adalah 1+24+357+968+350 = 1700.

Maka rumus perhitungan yang digunakan adalah

Y : Nilai tertinggi = Y = Skor tertinggi x total poin keseluruhan : Y = 5x444 = 2220

X = Nilai terendah = X = Skor terendah x total poin keseluruhan : X = 1x444 = 444

Jika total keselurah skor = 1700 maka rumus uindex % dapat dihitung dengan rumus :

Jumlah Total Skor

x 100 Y

Maka hasil yang didapat adalah 76.57%.

Dari hasil pengujian yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa 76.57% responden menganggap video dokumenter ini menarik serta responden mengetahui informasi yang disampaikan dalam video. Hal ini dapat dilihat dari segi informasi mengenai ilmu titen sebagai kearifan lokal, kesesuaian video dengan informasi, huruf atau tipografi yang digunakan terbaca dengan jelas, pelafalan narasumber dalam menyampaikan informasi sudah jelas, backsound yang digunakan dalam video yang sesuai dan tidak mengganggu. Menurut para responden video informasi ini layak untuk dijadikan video dokumenter kearifan lokal prakiraan cuaca Karimunjawa.

5. Kesimpulan dan Saran

Dalam penelitian perancangan video dokumenter ini permasalah yang terjadi adalah tidak adanya informasi mengenai ilmu titen sebagai kearifan lokal di Karimunjawa yang digunakan untuk memprakirakan cuaca dan menangkap ikan. Akibat dari tidak adanya informasi membuat ilmu titen ini tidak diketahui oleh para nelayan muda. Melalui Perancangan Video Dokumenter Kearifan Lokal Prakiraan Cuaca Karimunjawa dapat membantu menjelaskan tentang ilmu titen di Karimunjawa. Dalam video dokumenter ini menjelaskan tentang ilmu titen sebagai kearifan lokal di Karimunjawa. Didalam video menjelaskan setiap gejala-gejala alam dalam ilmu titen yang digunakan nelayan dan pemandu wisata untuk memprediksi cuaca dan menagkap ikan. Dalam penjelasannya video dokumenter ini dibantu dengan etnografi visual berbasis animasi 3D untuk memvisualisasikan gejala alam yang tidak dapat diliput secara langsung. Sehingga melalui video dokumenter ini masyarakat Karimunjawa khususnya nelayan muda dan pemandu wisata dapat melihat langsung setiap gejala alam dalam ilmu titen yang digunakan untuk memprediksikan cuaca dan menangkap ikan. Dengan adanya Perancangan Video Dokumenter Kearifan Lokal Prakiraan Cuaca masyarakat

1700

(21)

terutama generasi muda dapat mejaga dan terus melestarikan kearifan lokal prakiraan cuaca di Karimunjawa. Dari hasil pengujian yang dilakukan juga didapatkan beberapa saran yaitu menambahkan footage video agar informasi dalam video dokumenter dapat tersampaikan lebih baik.

terutama generasi muda dapat mejaga dan terus melestarikan kearifan lokal prakiraan cuaca di Karimunjawa.

6. Daftar Pustaka

[1] Muhtadi, Dedi. 2011. “Ketika Kearifan Lokal Tergerus Zaman” dalam Kompas, 23 April 2011, Jakarta.

[2] Grafira, Tjan O.C 2015. Perancangan Film Dokumenter Tentang Polusi Emisi Kendaraan Bermotor (Studi Kasus : Kota Semarang).

[3] Angga, Yohanes W.P 2016. Perancangan Film Dokumenter Potret Kehidupan Masyarakat Sentani Berdasarkan Kearifan Lokal.

[4] Kopeuw, Philipus. 2015. Keping - Keping Kisah Sentani Yang Tercecr. Jayapura: Arika Offset.

[5] Pransi, D.A. 2005. Film/Media/Seni. Jakarta: FFTV-IKJ PRESS

[6] Ayawaila, Gerzon.R. 2008. Dokumenter dari Ide Sampai Produksi. Jakarta: FFTV-IKJ PRESS

[7] Semedhi, Bambang. 2011. Sinematografi-Videografi: Suatu Pengantar Cet. 1. Bogor: Ghalia Indonesia.

[8] Noval.2015. Metode Kualitatif.

www.seputarpengetahuan.com/2015/02metode- penelititan-kualitatif-dan.html. Diakses tanggal 27 Juni 2016.

[9] Sarwono, Jonathan dan Harry Lubis. 2007. Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.

[10] Junaedi, Fajar. 2011. Membuat Film Dokumenter. Yogyakarta: Lingkar Media.

Gambar

Gambar 2  Gambar Perancangan Film
Tabel 1.  Perancangan Storyboard Film Dokumenter
Gambar 3a Sebelum proses grading   Gambar 3b Sesudah proses grading
Gambar 6   Scene 2 nelayan muda tidak mengetahui apa itu ilmu titen
+4

Referensi

Dokumen terkait

1. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kepuasan kerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Solok Selatan masuk kedalam kategori puas, namun belum termasuk kedalam

Di luar instrumen suku bunga dan operasi pasar yang biasa digunakan oleh sistem perbankan konvensional, setidaknya terdapat tiga instrumen yang dapat

Jika dilihat dari tahun berdirinya Masjid, Masjid yang berdiri sebelum abad ke 19 tidak memiliki beranda pada keliling bangunan, beranda hanya berada di belakang

ةيبرعلا ةغللا ىف مهت دق ةيقرتل ةباتكلا ىف يماتلا ة اهم نع فارشإا ةسا د يم كحلا يلاعلا سردماب يليلحت سارد( ت ي ساردلا ماعلل يامردنإ اتجنأ 2ةت5 / 2ةت6 ) ةلاس

Teori perjanjian masyarakat atau teori kontrak sosial menganggap perjanjian sebagai dasar negara dan masyarakat. Teori ini meletakkan negara untuk tidak berpotensi menjadi negara

Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar

Sub DAS Paninggahan dengan luas wilayah 11.704,29 ha adalah Sub DAS cukup luas pada daerah tangkapan air (DTA) Danau Singkarak yang merupakan bagian dari hulu DAS

Oleh karena itu berdasarkan filosofi TQM yang berusaha untuk mengintegrasikan semua fungsi-fungsi organisasi (pemasaran, keuangan, desain, rekayasa dan produksi,