• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH HUKUM TATA NEGARA SEJARAH BERDIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH HUKUM TATA NEGARA SEJARAH BERDIR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH HUKUM TATA NEGARA

SEJARAH BERDIRINYA SUATU NEGARA

Oleh:

FITRIYANI

D 101 16 437

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS TADULAKO

(2)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara adalah suatu wilayah yang memiliki batas, penduduk, dan pemerintahan yang

berdaulat di dalamnya. Suatu negara terbentuk bukan karena tidak ada alasan atau penyebabnya.

Semua negara di muka bumi ini memiliki sejarah tersendiri tentang asal mula terbentuknya. Oleh

karenanya kita harus mengetahui asal mula terbentuknya suatu negara. Dalam makalah ini akan

dibahas mengenai hal itu.

Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas yang dibebankan oleh dosen pembimbing

mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Dan juga bertujuan memberikan sedikit bahan bacaan

untuk melengkapi pengetahuan kita tentang topik yang telah diutarakan sebelumnya.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Proses atau pendekatan primer tentang asal mula terjadinya negara;

2. Teori-teori tentang terjadinya negara;

3. Proses atau pendekatan sekunder tentang asal mula terjadinya negara; dan

4. Pendapat sebagian tokoh dalam teori terjadinya negara.

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah:

1. Memberikan materi tentang asal mula terjadinya suatu negara;

(3)

PEMBAHASAN

Di muka bumi ini terdapat ratusan negara yang berdiri. Negara-negara tersebut berdiri karena ada asal usulnya. terjadinya negara terbagi menjadi dua proses/ pendekatan , yaitu proses primer dan proses sekunder. Berikut ini akan dipaparkan pendekatan tentang terjadinya negara, yaitu sebagai berikut:

1. PROSES TERJADINYA NEGARA SECARA PRIMER

Terjadinya negara secara primer adalah bertahap yaitu dimulai dari adanya masyarakat hukum yang paling sederhana, kemudian berevolusi ketingkat yang lebih maju dan tidak dihubungkan dengan negara yang telah ada sebelumnya.

Menurut G. Jellinek, terjadinya negara secara primer melalui 4 tahapan (fase) yaitu :  Fase Suku Persekutuan Manusia

Kehidupan diawali dari sebuah keluarga, kemudian menjadi kelompok masyarakat hukum tertentu atau disebut suku yang akhirnya berkembang menjadi lebih besar dan dipimpin oleh kepala suku yang merupakan primus interpares.

 Fase Kerajaan

Pada fase ini kepala suku sebagai primus interpares kemudian menjadi raja dengan cakupan wilayah yang lebih luas akibat fakta alamiah maupun karena penaklukan - penaklukan wilayah lain.

 Fase Negara Nasional

Awalnya negara nasional diperintah oleh raja yang absolut dengan pemerintahan yang tersentralisasi semua rakyat dipaksa mematuhi kehendak dan diperintah raja. Hanya ada satu identitas kebangsaan, maka fase ini disebut fase nasional.

 Fase Negara Demokrasi

Setelah rakyat memiliki kesadaran kebangsaan, kemudian tidak ingin diperintah oleh raja yang absolut. Rakyat ingin mengendalikan pemerintahan dan memilih pemimpinnya sendiri yang dianggap dapat mewujudkan aspirasi mereka yang lebih dikenal dengan "kedaulatan rakyat" maka lahirlah negara demokrasi.

Di samping itu, untuk mempelajari asal mula terbentuknya suatu negara dapat menggunakan teori-teori yang diajukan oleh tokoh-tokoh sesuai buah pikiran masing-masing, antara lain sebagai berikut:

A. Teori Kontrak Sosial (Social Contract)

Teori perjanjian masyarakat atau teori kontrak sosial menganggap perjanjian sebagai dasar negara dan masyarakat. Teori ini meletakkan negara untuk tidak berpotensi menjadi negara tirani.. Tokoh dari teori ini adalah Hugo de Groot, Thomas Hobbes, Jhon Locke dan J.J.

Rousseau. Teori ini mengasumsikan adanya keadaan alamiah yang terjadi sebelum manusia mengenal negara. Keadaan alamiah itu merupakan keadaan dimana manusia masih bebas, belum mengenal hukum dan masih memiliki hak asasi yang ada pada dirinya. Akan tetapi karena akibat pekembangan kehidupan yang menghasilkan kompleksitas kebutuhan maka manusia

(4)

a) Hugo de Groot (Grotius)

Negara merupakan ikatan manusia yang insaf akan arti dan panggilan kodrat. Negara berasal dari suatu perjanjian yang disebut “pactum” dengan tujuan untuk mengadakan ketertiban dan menghilangkan kemelaratan. Grotius merupakan orang yang pertama kali memakai hukum kodrat yang berasal dari rasio terhadap hal-hal kenegaraan. Dan ia menganggap bahwa perjanjian masyarakat sebagai suatu kenyataan sejarah yang sungguh-sungguh pernah terjadi.

b) Thomas Hobbes

Menurut Hobbes kehidupan manusia terpisah dalam dua zaman, yaitu keadaan sebelum adanya negara atau keadaan alamiah (stats natural, state of nature) dan keadaan setelah adanya negara. Pada keadaan sebelum adanya negara, suasana alam bebas dalam status naturalis merupakan keadaan penuh kekacauan, tanpa hukum, tanpa pemerintah, tanpa ikatan sosial, dan kehidupan manusia tak ubahnya seperti binatang buas di hutan belantara (Homo homini lupus) sehingga menyebabkan terjadinya perkelahian atau perang semua lawan semua (Bellum omnium contra omnes atau The war of all aginst all). Keadaan tersebut diakibatkan adanya pelaksanaan natural rights, (yaitu hak dan kekuasaan yang dimiliki setiap manusia untuk berbuat apa saja untuk mempertahankan kehidupannya) yang tanpa batas.

Dalam keadaan penuh kekacauan, lahirlah natural law dari rasio manusia untuk mengakhiri pelaksanaan natural rights secara liar dengan jalan mengadakan perjanjain. Menurut Thomas Hobbes, perjanjian masyarakat hanya ada satu yaitu “Pactum Subjectionis”, dalam perjanjian ini terjadi penyerahan natural rights (hak kodrat) kepada suatu badan yang dibentuk (yaitu body politik) yang akan membimbing manusia untuk mencapai kebahagiaan umum yang disebut dengannegara

c) John Locke

Melalui bukunya yang berjudul “Two treaties on civil Government”, ia menyatakan keadaan alamiah atau suasana alam bebas bukan merupakan keadaan penuh kekacauan karena sudah ada hukum kodrat yang bersumber pada rasio manusia yang mengajarkan bahwa setiap orang tidak boleh merugikan kepentingan orang lain. Untuk menghindari anarkhi maka manusia mengadakan perjanjian membentuk negara dengan tujuan menjamin suasana hukum individu secara alam. Perjanjian masyarakat ada 2 yaitu :

1. Pactum Unionis : Perjanjian antar individu yang melahirkan negara.

2. Pactum Subjectionis : Perjanjain anatara individu dengan penguasa yang diangkat dalam pactum unionis, yang isinya penyerahan hak–hak alamiah.

Dalam pactum sujectionis tidak semua hak–hak alamiah yang dimiliki manusia diserahkan kepada penguasa tetapi ada beberapa hak pokok (asasi) yang meliputi hak hidup, hak

kemerdekaan/ kebebasan, hak milik yang tetap melekat pada diri manusia dan hak tersebut tidak dapat diserahkan kepada siapapun termasuk penguasa. Dan hak-hak tersebut harus dilindungi dan dijamin oleh penguasa/ pemerintah dalam konstitusi (UUD). Melalui teorinya John Locke dianggap sebagai peletak dasar teori hak asasi manusia.

d) Jean Jacques Rousseau

Melalui bukunya yang berjudul “Du Contract Social”, Jean Jacques Rousseau menyatakan menurut kodratnya manusia sejak lahir sama dan merdeka, tetapi agar kepentingannya terjamin maka tiap-tiap orang dengan sukarela menyerahkan hak dan

kekuasaannya itu kepada organisasi (disebut negara) yang dibentuk bersama-sama dengan orang lain.

Kepada negara tersebut diserahkan kemerdekaan alamiah dan di bawah organisasi negara, manusia mendapatkan kembali haknya dalam bentuk hak warga negara (civil rights). Negara yang dibentuk berdasarkan perjanjian masyarakat harus dapat menjamin kebebasan dan

(5)

pemerintah tersebut dengan pemerintah yang baru karena pemerintah yang berdaulat dibentuk berdasarkan kehendak rakyat. Melalui teorinya tersebut, J.J. Rousseau menghendaki bentuk negara yang berkedaulatan rakyat (negara demokrasi). Itulah sebabnya ia dianggap sebagai Bapak kedaulatan rakyat (demokrasi).

B. Teori Ketuhanan (Theokratis)

Dasar pemikiran teori ini adalah suatu kepercayaan bahwa segala sesuatu yang ada atau terjadi di alam semesta ini adalah semuanya kehendak Tuhan, demikian pula negara terjadi karena kehendak Tuhan. Sisa-sisa perlambang teori theokratis nampak dalam kalimat yang tercantum di berbagai Undang-Undang Dasar negara, seperti : “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa” atau “By the grace of God”.

Penganut teori theokrasi modern antara lain: a. Frederich Julius Stahl

Dalam bukunya yang berjudul “Die Philosophie des recht”, ia menyatakan bahwa negara secara berangsur-angsur tumbuh melalui proses evolusi : Keluarga -Bangsa -Negara. Negara bukan tumbuh disebabkan berkumpulnya kekuatan dari luar, melainkan disebabkan perkembangan dari dalam. Ia tidak tumbuh disebabkan kekuatan manusia, melainkan disebabkan kehendak Tuhan. b. Santo Agustinus

Kedudukan gereja yang dipimpin Sri Paus lebih tinggi dari kedudukan Negara yang di pimpin oleh raja, karena paus merupakan wakil dari tuhan. Agustinus membagi ada dua macam Negara yaitu :

a. Civitate Dei (Kerajaan Tuhan).

b. Civitate Diabolis/Terrana (Kerajaan Setan) yang ada di dunia fana. c. Thomas Aquinas

Negara merupakan lembaga alamiah yang lahir karena kebutuhan sosial manusia, sebagai lembaga yang bertujuan menjamin ketertiban dan kehidupan masyarakat serta penyelenggara kepentingan umum, negara merupakan penjelmaan yang tidak sempurna. Kedudukan raja dan Sri Paus sama tinggi, keduanya merupakan wakil Tuhan yang masing-masing mempunyai tugas berlainan yaitu raja mempunyai tugas dibidang keduniawian yaitu mengusahakan agar rakyatnya hidup bahagia dan sejahtera di dalam negara, sedangkan Paus mempunyai tugas dibidang kerohanian yaitu membimbing rakyatnya agar kelak dapat hidup bahagia di akhirat.

2. PROSES TERJADINYA NEGARA SECARA SEKUNDER

Terjadinya negara secara sekunder adalah membahas terjadinya negara baru yang dihubungkan dengan negara lain yang telah ada sebelumnya, berkaitan dengan hal tersebut maka pengakuan negara lain dalam teori sekunder merupakan unsur penting berdirinya suatu negara baru. Untuk mengetahui terjadinya negara baru dapat menggunakan pendekatan faktual yaitu suatu

pendekatan yang didasarkan pada kenyataan dan pengalaman sejarah yang benar-benar terjadi. 1. Penaklukan/Pendudukan(Occupasi)

Suatu daerah belum ada yang menguasai kemudian diduduki oleh suatu bangsa. Contoh: Liberia diduduki budak-budak Negro yang dimerdekakan tahun1847.

2. Pelepasan diri (Proklamasi)

Suatu daerah yang semula termasuk daerah negara tertentu melepaskan diri dan menyatakan kemerdekaannya. Contoh : Belgia melepaskan diri dari Belanda tahun 1839, Indonesia tahun 1945, Pakistan tahun 1947 (semula wilayah Hindustan), Banglades tahun 1971 (semula wilayah Pakistan), Papua Nugini tahun1975 (semula wilayah Australia), 3 negara Baltik (Latvia, Estonia, Lituania) melepaskan diri dari Uni Soviet tahun 1991, dsb.

3. Pelenyapan dan pembentukan negara baru

(6)

a. Colombia pecah menjadi Venezuella dan Colombia Baru tahun 1832. b. Jerman menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur tahun 1945.

c. Korea menjadi Korea Selatan dan Korea Utara tahun 1945. d. Vietnam menjadi Vietnam Utara dan Vietnam Selatan tahun 1954.

e. Uni Soviet pecah/lenyap tahun 1992 kemudian muncul Rusia, Georgia, Kazakistan dsb. f. Yugoslavia pecah tahun 1992 kemudian muncul Kroasia, Bosnia, Serbia (Yugoslavia Baru). g. Cekoslovakia menjadi Ceko dan Slovakia tahun 1992.

4. Penarikan ( Accesie )

Mulanya suatu wilayah terbentuk akibat naiknya lumpur sungai atau timbul dari dasar laut (delta). Wilayah tersebut kemudian dihuni oleh sekelompok orang hingga akhirnya membentuk negara. Contoh: Negara Mesir terbentuk dari delta sungai Nil.

5. Penyerahan ( Cessie )

Terjadi ketika suatu wilayah diserahkan pada negara lain atas dasar perjanjian tertentu. Contoh: Wilayah Sleewijk diserahkan oleh Austria pada Prussia ( Jerman ).

6. Pencaplokan / Penguasaan ( Anexatie )

Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai ( dicaplok ) oleh bangsa lain tanpa reaksi berarti. Contoh: negara Israel ketika dibentuk tahun 1948 banyak mencaplok daerah Palestina, Suriah, Yordania dan Mesir.

7. Pemisahan ( Separatise )

Suatu wilayah yang memisahkan diri dari negara yang semula menguasainya kemudian menyatakan kemerdekaan. Contoh: Belgia memisahkan diri dari Belanda dan menyatakan merdeka.

8. Peleburan ( Fusi )

Terjadi ketika negara - negara kecil yang mendiami suatu wilayah mengadakan perjanjian untuk melebur menjadi satu negara baru. Contoh: terbentuknya federasi kerajaan Jerman tahun 1871.

P E N U T U P

A. Kesimpulan

1. Terjadinya negara terbagi menjadi dua proses/ pendekatan , yaitu proses primer dan proses sekunder.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.2 Tabel hasil Uji Normalitas Kadar Protein pada Ikan Tongkol ( Euthynnus affinis ) Berdasarkan Metode Pengasapan

Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode penelitian kuantitatif untuk mendapatkan jumlah subjek yang lebih banyak, sehingga dapat diketahui sumber disonansi yang sering

Setiap guru, siswa dan staff yang tergabung dalam Global Prestasi School secara otomatis telah memiliki kartu anggota sekolah yang juga dapat digunakan sebagai kartu anggota

Energi ikat total produk lebih besar daripada energi ikat total reaktan (DH < 0), dan tingkat ketidakteraturan produk lebih rendah daripada tingkat

Sejalan dengan masalah ini tujuan penelitian yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui, menjelaskan, dan memaparkan (1) perbedaan kemampuan

mendeskripsikan alih kode dan campur kode pada rubrik “Buras” surat kabar Lampung Post serta menjelaskan faktor penyebabnya. Berdasarkan data yang telah terhimpun, disimpulkan

pula halnya di Desa Bedulu, salah satu di antaranya Pura Dukuh Santrian. Pura ini merupakan pura umum yang terdapat di desa Bedulu. Pura Dukuh Santrian ini selain

Berdasarkan analisis data tersebut, dapat dianalisis bahwa siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 18%, tidak paham konsep 14%, memahami konsep 31%, paham sebagian