• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : KEDUDUKAN HUKUM INVESTOR DALAM

C. Kedudukan Hukum Investor dan Perlunya Investor

Dalam konteks ketertinggalan, struktur ekonomi kabupaten di daerah tertinggal selama ini sebagian besar di topang oleh pertanian secara luas

116

Widya Natalia Rares, Op.Cit , hlm. 74.

117 http://www.neraca.co.id/article/52803/pencairan-dana-desa-harus-dipercepat.html, (diakses tanggal 20 Januari 2016).

(perkebunan, tanaman pangan, peternakan dan perikanan kelautan). Dengan profil sebaran kemiskinan yang banyak di perdesaan yang sebagian besar berada di sektor pertanian, diharapkan Industrialisasi dan hilirisasi yang sedang berjalan menjadi respon positif dalam mengatasi persoalan ini. Dengan sebaran industrialisasi dan hilirisasi khususnya di luar Jawa selain meningkatkan nilai tambah produksi juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja dan usaha baru. Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru diharapkan terus diperbanyak di luar Pulau Jawa. Hal ini akan menstimuli pembangunan di luar Pulau Jawa, sehingga kedepannya akan lebih banyak lagi daerah yang akan berkembang. Untuk aksesibilitas ke sektor produktif, program pemberdayaan masyarakat, perluasan akses keuangan (modal), akses produksi dan pasar dilakukan melalui berbagai program baik yang dilakukan pemerintah pusat maupun daerah.118 Alasan seorang investor melakukan investasi adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang serta untuk menghindari merosotnya nilai kekayaan yang dimiliki. Investor adalah penanam uang atau modal; orang yang menanamkan uangnya dalam usaha dengan tujuan mendapatkan keuntungan.119

Kedudukan penanaman modal di suatu negara merupakan salah satu tempat alokasi dana yang produktif dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak yang membutuhkan dana (perusahaan). Penanaman Modal (investor) adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara tertentu. Orang awam menyebutnya jumlah uang atau modal yang ditanam di

118

Susaei, Pertumbuhan Ekonomi Pertanian dan Daerah Tertinggal, melalui https://susaei. wordpress.com/2013/12/12/pertumbuhan-ekonomi-pertanian-dan-daerah-tertinggal-2/, (diakses tanggal 20 Januari 2016).

119

berbagai sektor (pemerintah/BUMN/BUMD, swasta atau koperasi). Sedangkan pelaku investasi disebut investor atau Penanam Modal yaitu perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing. Agar orang atau badan mau menanamkan modalnya maka bermacam cara yang dilakukan pemerintah agar penanaman modalnya membuahkan hasil atau margin yang diinginkannya, antara lain melakukan deregulasi dan memberikan insentif bági usaha pionir atau di daerah tertentu/terpencil dan kemudahan agar suasana penanaman modal ebih bergairah atau membuka sektor sektor yang memerlukan modal besar dan expertise

yang tinggi kepada asing. Misalnya dibuat PP No. 45 th. 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah dalam rangka mendorong peningkatan penanaman modal di daerah. Pemberian Kemudahan dalarn hal ini misalnya penyediaan fasilitas dan pemerintah daerah kepada penanam modal untuk mempermudah setiap kegiatan penanaman modal dalam rangka mendoróng peningkatan penanaman modal di daerah.120

Pada prinsipnya, investor yang menanamkan investasinya di Indonesia mengharapkan investasi yang ditanamkannya dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya dan tidak menimbulkan gangguan, baik dari pihak pemerintah sendiri maupun dari masyarakat sekitarnya. Semakin baik dan aman dalam menjalankan usahanya para investor, maka semakin besar keuntungan yang akan diperolehnya di kemudian hari. Tujuan utama para investor menanamkan investasinya adalah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Walaupun para investor telah menjalankan usahanya dengan baik, tidak tertutup kemungkinan usaha yang

120

Ardianyah, Perlindungan Hukum Bagi Investasi dan Investor, melalui

https://customslawyer.wordpress.com/2014/05/13/perlindungan-hukum-bagi-investasi-dan-investor/. (diakses tanggal 21 Januari 2016).

dijalankannya menimbulkan persoalan dengan pihak pemerintah maupun masyarakat sekitarnya.121

Letak hukum investasi dalam studi hukum. Sebagian hukum Investasi masuk bidang hukum perdata yang terkait dengan perjanjian – perjanjian. Sebagian lagi masuk bidang hukum perijinan yang dapat dikelompokkan dalam hukum administrasi negara atau bagian dan hukum publik. Selain itu hukum investasi terkait pula dengan konstitusi ekonomi suatu negara yang juga terletak dalam bidang hukum publik, sehingga banyak ahli hukum menyebutnya hukum investasi menyebutkan sebagai bagian dan hukum ekonomi atau hukum ekonomi dalam arti sempit disebut pula Hukum Bisnis, jadi mencakup usaha perorangan, koperasi dan korporasi atau badan hukum.122

Investasi juga bisa dipakai sebagai alat untuk pemerataan baik pemerataan antar daerah, antar sektor dan antar perorangan. Investasi sebagai alat pemerataan ini tentu saja tidak bisa dibiarkan berjalan sendiri atau dibiarkan berjalan menuruti mekanisme pasar tetapi harus ada intervensi pemerintah. Misalnya saja pemerintah bertujuan untuk memperkecil ketimpangan ekonomi antar dua daerah (daerah yang satu maju dan yang satu tertinggal). Maka ketimpangan itu bisa diatasi salah satunya dengan mengarahkan investasi ke daerah yang tertinggal. Caranya ada macam-macam, misalnya memberi insentif pembebasan pajak bagi investor yang bersedia berinvestasi di daerah yang tertinggal, mempermudah ijin investasi di

121

Azkar rizal, Penyelesaian Sengketa di bidang Investasi, melalui http://azkarrizal13. blogspot.co.id/2013/07/penyelesaian-sengketa-di-bidang.html, (diakses tanggal 21 Januari 2016).

122

Ardiansyah, Letak, Kedudukan dan Posisi hukum Investasi, melalui

https://customslawyer.wordpress.com/2014/05/13/letak-kedudukan-dan-posisi-hukum-investasi/, (diakses tanggal 21 Januari 2016).

daerah tertinggal agar investor tertarik menanamkan modalnya di sana, dan banyak kebijakan lain.123

Daerah tertinggal dalam hal ini adalah daerah dengan intensitas pembangunan daerah yang masih minim baik itu di bidang ekonomi, kesehatan, maupun pendidikan. Pembangunan yang berkesinambungan dalam suatu daerah tertinggal lambat laun akan membawa tingkat kesejahteraan ke tingkat yang lebih tinggi. Pemanfaatan potensi daerah baik itu yang bersumber dari alam maupun berdasarkan hasil pemikiran dari populasi penduduknya sendiri di pastikan mampu menumbuhkan sektor industri kreatif di daerah tersebut. Tentunya harapan seperti ini harus sejalan dengan kontribusi pemerintah di dalamnya yang utamanya berkontribusi dalam permasalahan permodalan. Permodalan bagi daerah tertinggal memang susah jika bersumber dari investor luar karena kurangnya rasa kepercayaan akan keberhasilan proyek yang akan di danai. Hal ini seharusnya memunculkan inisiatif bagi pemerintah untuk membantu pembangunan daerah tertinggal dengan meningkatkan intensitas penanaman modal pemerintah bagi daerah tertinggal.

Selain masalah permodalan, masalah kualitas sumber daya manusia yang ada di daerah tertinggal menjadi faktor penghambat lain tumbuhnya industri kreatif. Lagi-lagi masalah ini harus di selesaikan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah tertinggal dengan tujuan mencapai industri kreatif yang berbasis otonomi daerah. Perhatian yang lebih intensif lagi di perlukan bagi daerah tertinggal untuk mencapai suatu kemandirian dan juga siap untuk menjadi rujukan industri kreatif. Sebagai bahan pertimbangan sekaligus saran,

123

Prasetyo, Perekonomian dan factor mempengaruhi Investasi dalam Perekonomian suatu negara, melalui https://punyaprasetyo.wordpress.com/, (diakses tanggal 22 Januari 2016).

secara sederhananya untuk menciptakan industri kreatif berskala kecil pun sebenarnya daerah tertinggal sudah mampu melakukannya. Sedikit bantuan untuk menghidupkan industri kreatif setara industri rumahan cuma modal dan bantuan untuk pemasaran saja. Secara keterampilan masyarakat daerah tertinggal pun dirasa cukup mampu. Jika memang demikian, maka kerja pemerintah tidak akan terlalu berat untuk mengentaskan daerah tertinggal. Sekarang tinggal bagaimana kita dan semuanya mau menghargai produk industri kreatif dalam negeri yang mungkin saja salah satu produk yang kita konsumsi adalah hasil dari pengembangan potensi daerah tertinggal.124

124

Galih Adips,Sokong Pembangunan Daerah Tertinggal dengan Pengembangan Potensi Daerah Menuju Industri Kreatif, http://economicwatcher.blogspot.co.id/2012/04/sokong-pembangunan-daerah-tertinggal.html, (diakses tanggal 22 Januari 2016).

BAB IV

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR PADA DAERAH TERTINGGAL

A. Peran Investor dalam Pembangunan Daerah Tertinggal

Investasi mempunyai peranan yang penting sekali. Tidak ada investasi berarti tidak ada pembangunan, karena sasaran suatu pembangunan akan dapat dicapai apabila ada investasi yang dilakukan. Suatu perencanaan pembangunan pada dasarnya untuk merumuskan pilihan terhadap investasi yang bertitik tolak pada skala prioritas pembangunan dan yang disesuaikan dengan kemampuan yang terbatas baik dari segi modal, sumber alam, tenaga ahli dan sebagainya. Sebelum suatu investasi dilakukan harus dikaji secara mendalam, karena biasanya membutuhkan biaya yang cukup besar dan hasilnya baru dapat dirasakan pada tahun-tahun pertama. Keberhasilan suatu investasi berarti keberhasilan perencanaan pembangunan. Sebaliknya jika investasi itu tidak mencapai sasaran yang diinginkan berarti pembangunan itu gagal yang sekaligus merupakan kegagalan perencanaan pembangunan.125

Kondisi perekonomian Indonesia yang mulai membaik telah menimbulkan harapan baru. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut lebih banyak ditopang oleh tingginya konsumsi. Kontribusi konsumsi terhadap GDP cukup besar dalam kurun waktu lima tahun terakhir yaitu sekitar 67%. Sebaliknya, peran investasi dalam pembentukan GDP sangat kecil yaitu rata-rata 22% pada tahun 2007-2012. Hal tersebut cukup memprihatinkan mengingat

125

Cahaya Turbo, Dampak Investasi Terhadap Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah, Makalah Ekonomi, melalui http://cahayaturbo.blogspot.co.id/p/makalah.html, (diakses tanggal 23 Januari 2016).

investasi seharusnya menjadi faktor pendorong perekonomian. Investasi baik berupa investasi domestik maupun luar negeri (FDI) dapat berdampak pada peningkatan kinerja sektoral. Rendahnya investasi di Indonesia disebabkan iklim investasi yang kurang kondusif seperti kurangnya faktor kepastian hukum, birokrasi yang rumit dan sebagainya. Selain itu, prospek dari sektor riil juga mempengaruhi minat investor. Perbedaan potensi dari sektor-sektor perekonomian juga mempengaruhi penempatan investasi oleh investor. Beberapa sektor perekonomian pada saat ini justru mengalami penurunan. Sedikit menurunnya pertumbuhan kedua sektor tersebut perlu mendapatkan perhatian pemerintah, terutama sektor manufaktur. Beberapa industri dalam sektor ini, seperti industri tekstil menurun seiring dengan turunnya ekspor tekstil ke luar negeri yang disebabkan adanya kuota impor tekstil dari Indonesia pada beberapa negara. Untuk meningkatkan pertumbuhan pada masing-masing sektor tersebut, pemerintah telah melakukan upaya-upaya tertentu, antara lain dengan meningkatkan peran investasi. Usaha pemerintah dalam rangka mendorong investasi terus dilakukan. Namun demikian, diperlukan suatu kajian yang dapat memberikan gambaran seberapa besar investasi yang diperlukan pada masing-masing sektor tersebut dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, perlu dikaji mengenai potensi pada masing-masing sektor tersebut. Sehingga peningkatan investasi pada suatu sektor akan tepat sasaran untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi pemerintah.126

126

Yati Kurniati, Donni Fajar Anugrah & Tevy Chawwa, Peran Investasi Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi, Working Paper, (Jakarta : Bank Indonesia, 2008), Hlm. 1-3.

Investasi merupakan salah satu indikator dalam pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara.127 Melihat realita yang ada, investasi merupakan faktor dominan dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Hal ini dapat dilihat dari statistik yang menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai investasi dari negara yang bersangkutan maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Peningkatan nilai investasi bagi setiap negara khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pentingnya investasi ini, dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menjadikan pemerintah dari setiap negara berlomba-berlomba untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dalam negaranya. Hal ini dilakukan dengan berbagai upaya yang antara lain; memulihkan situasi politik,keamanan dan ketertiban negara, memberikan insentif bagi para investor, memberikan kemudahan dalam birokrasi, menjamin kepastian hukum serta menjalin hubungan diplomasi baik secara bilateral maupun multilateral dengan negara lain. Kesemua upaya tersebut berorientasi pada peningkatan nilai investasi yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan pertumbuahan ekonomi sehingga cita-cita negara untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya dapat tercapai.128

Kondisi iklim berusaha dan resiko investasi yang positif ternyata kemudian membuahkan hasilnya. Perusahaan-perusahaan domestik tanpa ragu-ragu dapat melakukan ekspansi usahanya disegala lini produksi. Minat untuk melakukan investasi secara langsung pada sektor riil yang dilakukan oleh masyarakat bisnis

127 Erman Rajagukguk, “Hukum Ekonomi Indonesia: Menjaga Persatuan Bangsa,

Memulihkan Ekonomi, dan Memperluas Kesejahteraan Sosial”, Jurnal Hukum Bisnis, vol. 22 (2003), hlm. 23.

128

Suleman Batu bara, Peranan Investasi Dalam Pertumbuhan, Ekonomi Di Indonesia, melaluihttp://batubarasuleman.blogspot.co.id/2010/11/peranan-investasi-dalam-pertumbuhan.html,

dan industri rumahtangga meningkat tajam baik di sektor pertanian, perikanan, pertambangan, konstruksi, industri pengolahan, industri berat, jasa keuangan dan perbankan, serta pada sektor-sektor jasa lainnya.

Minat investasi yang paling menonjol dan menunjukkan peningkatannya adalah investasi langsung dalam rangka mendapatkan fasilitas penanaman modal asing (FDI). Kehadiran FDI telah memberikan kontribusi yang besar dalam mendorong kinerja laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, mendorong timbulnya industri pasokan bahan baku lokal, proses alih teknologi dan manajemen, serta manfaat bagi investor lokal. Manfaat yang paling menonjol adalah berkembang nya kolaborasi yang saling menguntungkan dan terjalin antar investor asing dengan kalangan pebisnis lokal. Disini kita melihat bagaimana bisnis dan industri komponen berkembang dengan pesat, termasuk berbagai kegiatan usaha yang berorientasikan ekspor.

Perkembangan investasi pengusaha domestik dan asing tadi masih memberikan berbagai kontribusi positif untuk peningkatan sumber-sumber pajak perusahaan dan perseorangan yang berguna dalam pembangunan daerah pada tingkat satu dan tingkat dua. Perkembangan ekonomi lokal disekitar lokasi tempat usaha perusahaan-perusahaan yang menanamkan investasinya menunjukkan kecenderungan mendapatkan pengaruh dampak langsung dari kehadiran mereka. Penyelenggaran fasilitas umum dan sosial dapat ditingkatkan sekaligus bertambahnya tingkat konsumsi lokal terhadap kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari.

Tantangan lainnya yang dihadapi oleh para pelaku bisnis dan calon investor di negeri kita adalah bagaimana pemerintah pusat, pemerintah daerah dan

masyarakat dapat memberikan iklim yang kondusif untuk terselengaranya investasi. Pada tingkatan pemerintah pusat, masalah yang dihadapi adalah masih belum terlihatnya yang jelas dalam strategi pengembangan industrialisasi. Strategi yang demikian sangat diperlukan sehingga birokrasi pada pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten, dapat menyatu-padukan dan melakukan koordinasi atas rancangan-rancangan pengembangan investasinya di daerah untuk dapat mendukung tercapainya target-target dari strategi industrialisasi nasional tersebut.

Pemerintah daerah juga dituntut untuk dapat memelihara iklim usaha yang baik dan tidak memberatkan dunia usaha dan para calon investor di kawasannya masing-masing. Akhirnya bagi masyarakat, pada era demokratisasi saat ini yang sedang marak akhir-akhir ini dengan berbagai tuntutan-tuntutan yang berlebihan janganlah mengorbankan iklim usaha yang telah terbina. Pengusaha dan calon investor di manapun menuntut kenyamanan, keamanan dan kepastian berusaha dari proses penanaman modalnya di daerah. Kemajuan dan peningkatan volume produksi dari kegiatan-kegiatan investasi yang diunggulkan sudah pasti lambat laun akan memberikan efek pengganda pada perekonomian lokal dan pendapatan rumah tangga masyarakat disekitarnya. Masih banyak lagi tantangan-tantangan lainnya untuk disebutkan satu persatu disini. Yang jelas baik kalangan pebisnis sendiri maupun para pelaku-pelaku ekonomi dan administrasi pemerintahan perlu melakukan perubahan-perubahan cara pandang, penerapan tata kelola perusahaan dan tata kelola administrasi pemerintahan yang saling mendukung demi terciptanya percepatan investasi di masing-masing daerah dan lokalitas.129

129 http://pekalongankab.go.id/fasilitas-web/artikel/ekonomi/4255-peran-investasi-dalam-pembangunan-ekonomi-nasional.html?device=xhtml, (diakses tanggal 24 Januari 2016).

Tanggung jawab memajukan dan membangun daerah bukan hanya terletak di tangan pemerintah daerah atau pemerintah pusat. Keberadaan investor di daerah juga memiliki peran penting. Hal itu bahkan sudah diatur undang-undang (UU) dan peraturan pemerintah (PP). Peran serta perusahaan baik itu BUMN, swasta, maupun perusahaan daerah (perusda) sangat penting dalam memajukan daerah baik berupa pembangunan fisik maupun nonfisik. Investor atau korporasi serta masyarakat (people) untuk menentukan arah kebijakan pembangunan daerah tertinggal. Dengan jumlah investor yang mencapai ratusan, sudah barang tentu peran serta mereka dalam menentukan arah pembangunan daerah tertinggal sangatlah penting.

Peranan pemerintah dalam pengembangan investasi nasional sangat luas, bukan hanya dalam bentuk perizinan usaha, melainkan yang lebih mendasar adalah bagaimana menjadikan investasi nasional, bermanfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat. Secara umum, peran tersebut dapat dibuat dalam beberapa kelompok. Peran pengatur adalah peran pemerintah sebagai penyelenggara negara di bidang investasi.Karena strategisnya fungsi pemerintah sebagai penyelenggara negara, pemerintah perlu menetapkan prioritas yang jelas dan konsisten mengenai: investasi yang diperbolehkan, investasi apa yang dianjurkan, investasi yang dilarang,investasi yang dapat dilakukan asing, investasi yang hanya boleh untuk UKM dan koperasi, investasi yang hanya boleh untuk BUMN, investasi yang harus ada kemitraan dengan usaha lokal atau negara,dan seterusnya. Berbagai keluaran dari peran pengaturan ini perlu ditinjau secara berkala sesuai dengan perkembangan ekonomi nasional.Tujuan peninjauan ini semata-mata untuk kepentingan nasional, khususnya yang berkaitan dengan

kesejahteraan rakyat di negara tersebut Peran pengarah adalah tugas pemerintah dalam mengalokasikan atau mengarahkan pemanfaatan sumber daya nasional secara efisien dan efektif.

Peran pengarah ini diwujudkan dalam bentuk pengarahan untuk: mengelompokkan investasi apa saja yang perlu dilindungi (protected) oleh Negara dalam rangka memperkuat ketahanan ekonomi nasional, investasi mana saja yang perlu dibantu (assisted) oleh negara dalam rangka pemberdayaan kelompok masyarakat tertentu demi keadilan dan pemerataan pembangunan nasional, sehingga negara perlu menyediakan sarana atau prasarananya, investasi mana saja yang perlu didorong (promoted) pengembangannya, karena memberikan dampak (multiplier effect) positif yang besar bagi ekonomi nasional sehingga perlu diberi insentif. Peran ini bertujuan agar investasi nasional dapat memberikan kesejahteraan yang optimal bagi masyarakat. Seperti halnya peran pengaturan, maka keluaran dari peran pengarah ini,juga perlu ditinjau secara berkala agar sesuai dengan perkembangan ekonomi masyarakat, dan tujuannya adalah semata- mata untuk kepentingan nasional, khususnya yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat di negara tersebut. Peranan pengembangan investasi nasional yang sekarang sedang giat dilakukan. Bila pengembangan investasi dilakukan tanpa visi yang jelas dan tegas yang berpihak pada kesejahteraan bangsa, maka tujuan yang diinginkan tidak akan tercapai.130

130http://unisosdem.org/article_detail.php?aid=8382&coid=1&caid=28&gid=3.html,

B. Perlindungan Hukum bagi Investor apabila mengalami kerugian pada saat maupun setelah melakukan pembangunan pada daerah tertinggal ditinjau dari Undang-undang Nomor 25 tahun 2007 dan beberapa peraturan pendukung lainnya

Iklim investasi di lndonesia bertambah tidak kondusif karena stabilitas sosial dan politik serta jaminan keamanan dan penegakan hukum di dalam negeri masih rawan. Investor sering mengeluhkan masalah penegakan hukum. Pemerintah yang kebijakan investasinya berubah-ubah dengan cepat atau tidak transparan dalam perundingan bisnis, akan kesulitan, bahkan mustahil menarik modal skala besar dan munculnya kegiatan anti investor dapat juga mempengaruhi lokasi dan jumlah modal perusahaan swasta di bar negeri. Ketidakstabilan politik dapat menutup operasi asing menjauhkan investasi baru. Di samping kebijakan yang berubah-ubah, Pemerintah yang tidak kompeten, lemah atau kolusif yang tidak mampu atau tidak mau menghilangkan perilaku yang membuat investor asing takut, maka sulit menemukan investasi asing dan kemajuan perekonomian. Hal ini juga nampak pada akses kebijakan Pemerintah Pusat, dalam hal kebijakan investasi asing, di mana seharusnya Pemerintah Daerah harus memahami bahwa investor asing mungkin saja membawa permasalahan investasi mereka. Apa yang bisa membuat investor merasa tenang dalam berusaha adalah adanya kepastian hukum, karena dengan kepastian hukum investor dapat melakukan sejumlah prediksi terhadap rencana usaha yang dilakukannya.

Pasal 3 UU No. 25 Tahun 2007 menempatkan asas kepastian hukum dalam posisi teratas dari 10 asas penyelenggaran penanaman modal di Indonesia. Asas ini menekankan pada kedudukan Indonesia sebagai negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam bidang penanaman modal. Namun, masalah

kepastian hukum dalam penyelenggaraan investasi tidak seluruhnya ditentukan oleh kaidah-kaidah hukum dalam UU tersebut. Kepastian hukum dalam pengertian substansi harus pula didukung pula oleh substansi hukum pada bidang hukum bisnis lainnya dan ditentukan pula aspek kepastian dalam struktur penegakan hukum. Dalam hal yang terakhir ini penerapan kaidah hukum dan peraturan perundang-undangan terkait investasi dalam peristiwa konkrit melalui putusan-putusan badan peradilan menjadi faktor sorotan adanya kepastian hukum. Pada perspektif ini dunia peradilanlah yang memberikan citra pada kepastian hukum tersebut.

Dukungan investasi pemerintah yang memadai tersebut perlu pula dibarengi dengan penciptaan dan perbaikan iklim investasi yang pada gilirannya akan menunjang peran serta investasi dari pihak swasta untuk dapat menanamkan modalnya pada wilayah-wilayah yang relatif masih tertinggal tersebut. Disamping itu, mengingat luasnya wilayah dan sulitnya kondisi alam, serta terbatasnya sumberdaya dan dana yang tersedia di kawasan ini, pembangunan prasarana dan sarana tersebut perlu diprioritaskan pada wilayah-wilayah yang telah dan akan menjadi pusat-pusat pertumbuhan, baik dalam skala regional maupun lokal.

Banyak daerah tertinggal sesungguhnya memiliki potensi sumber daya alam yang berlimpah, tapi gagal dimanfaatkan. Salah satu penyebab fundamental yang belum terselesaikan ialah kepastian hukum. Sejak berlakunya otonomi daerah, kepala daerah memiliki peranan yang lebih besar dalam memberikan lisensi berusaha kepada investor. Pebisnis tidak memiliki kesempatan yang adil

Dokumen terkait