• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil pengolahan data dari penelitian ini, dapat menjawab pertayaan penelitian yang diajukan sebagai berikut:

1. Kondisi psychological well being (PWB) pada lansia yang mengikuti program PMK memiliki nilai PWB dalam kategori sedang, baik sebelum dan setelah program berlangsung. Namun, beberapa lansia mengalami peningkatan PWB yang didukung oleh peningkatan nilai pada dimensi-dimensi PWB setelah mengikuti program PMK. Kondisi PWB lansia sebelum mengikuti program PMK dapat dilihat dari hasil pretes yang dilakukan sebelum program dimulai, menunjukkan bahwa 3 orang memiliki nilai PWB dalam kategori rendah, 19 orang memiliki nilai PWB dalam kategori sedang, dan 3 orang memiliki nilai PWB dalam kategori tinggi. Sedangkan kondisi PWB lansia setelah mengikuti program dapat dilihat dari hasil postes yang dilakukan setelah program berakhir, menunjukkan bahwa lansia yang memiliki nilai PWB dalam kategori rendah adalah 1 orang yang sebelumnya 3 orang, lansia yang memiliki nilai PWB dalam kategori sedang adalah 20 orang yang sebelumnya 19 orang, dan lansia yang memiliki nilai PWB dalam kategori tinggi adalah 4 orang yang sebelumnya hanya 3 orang. Berdasarkan hasil dari nilai pretes dan postes PWB lansia, dapat disimpulkan bahwa nilai PWB lansia mengalami perubahan dan sebagian mengalami peningkatan setelah mengikuti program PMK.

Dimensi yang memiliki nilai yang paling tinggi adalah personal growth, kemudian disusul oleh dimensi self acceptance, kemudian dimensi positive relations with others, berikutnya adalaha dimensi environmental mastery, kemudian disusul oleh dimensi purpose in life, dan dimensi yang memiliki nilai paling rendah adalah autonomy.

2. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan nilai psychological well being (PWB) pada lansia sebelum dan setelah mengikuti program Pesantren Masa Keemasan (PMK). Perubahan ini didapatkan dari perhitungan menggunakan rumus uji Wilcoxon. Nilai hitung

uji Wilcoxon lebih kecil dari taraf nyata, yaitu sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Sehingga, hipotesis yang diajukan dapat diterima, yaitu adanya perubahan nilai PWB pada lanisa sebelum dan setelah mengikuti program PMK.

Perubahan nilai PWB setelah program PMK ditandai dengan adanya peningkatan nilai PWB pada sebagian besar lansia setelah mengikuti program PMK. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan enam orang lansia, yaitu tiga wanita dan tiga pria. Keenam lansia tersebut menjelaskan bahwa mereka mengalami perubahan yang lebih baik setelah mengikuti program PMK. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil perhitungan menggunakan indeks gain, berdasarkan penghitungan dari rumus indeks gain maka didapatkan nilai peningkatan PWB setelah program PMK berlangsung sebesar 0,2078. Namun, nilai tersebut masih tergolong rendah menurut kategorisasi indeks gain. Meskipun begitu, setiap dimensi PWB mengalami peningkatan nilai, peningkatan yang paling tinggi terdapat pada dimensi purpose in life, kemudian disusul oleh dimensi environmental mastery, berikutnya disusul oleh dimensi personal growth, kemudian dimensi autonomy, berikutnya adalah dimensi positive relation with others, dan dimensi yang mengalami peningkatan paling rendah adalah dimensi self acceptance.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima, yaitu terdapat perubahan nilai PWB pada lansia setelah mengikuti program PMK.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, dengan adanya perubahan psychological well being pada lansia yang mengikuti program Pesantren Masa Keemasan, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Bagi Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini dibuktikan bahwa dengan mengikuti kegiatan religius, seperti di dalam penelitian ini adalah program Pesantren Masa Keemasan, maka diharapkan hal ini dapat menjadi pengetahuan baru bagi lansia, maupun keluarga

Dian Lidriani, 2014

Perubahan Psychological Well Being Pada Lansia Yang Mengikuti Program “Pesantren Masa Keemasan” Di Pesantren Daarut Tauhiid Bandung

lansia untuk menghadapi kemunduran-kemunduran yang dialami pada masa lansia baik secara fisik maupun psikis dengan melakukan hal-hal yang positif. Salah satunya dengan mengikuti kegiatan Pesantren Masa Keemasan atau kegiatan religius yang lain agar bisa meningkatkan kesejahteraan psikologis (PWB) pada lansia, selain itu dapat menggunakan sisa usia dengan penuh makna.

2. Bagi Penyelenggara Program

Bagi penyelenggara program Pesantren Masa Keemasan disarankan agar dapat melakukan follow up terhadap alumni-alumni PMK dengan cara mengadakan kegiatan bersama untuk meningkatkan relasi diantara lansia,sehingga hal ini akan menambah poin pada dimensi positive relation with others.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memberikan kelompok kontrol pada jenis penelitian ini, sehingga dapat mengurangi validasi internal. Sehingga menambah keajegan bahwa perubahan PWB ini benar-benar pengaruh dari program PMK.

Campbell, D.T., Stanley, J. C. Experimental & Quasi Experimental Design for Research. Kalangan sendiri

Cavanaugh, J., Blanchard-Fields, F., 2006. Adult Development and Aging. USA : Thompson Wadsworth

Detik. 2013. Duh, 28 Juta Lansia di Indonesia Terlantar. Retieved from:

http://news.detik.com/read/2013/09/20/213955/2365230/10/duh-28-juta-lansia-di-indonesia-terlantar[21 September 2013]

Dewi, Y. 2012. Makalah Perkembangan Lansia. Retrived from

http://yuliakusumadewi.wordpress.com/

Djauharul. (2013).Religiusitas, Spiritualitas, dan Psikologi Positif. Retrieved December 29, 2013, from http://djauharul28.wordpress.com/2013/02/06/religiusitas-spiritualitas-dan-psikologi-positif/

Fauziah, L. (2009). Perkembangan pada Tahun Terakhir Kehidupan.

http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/09/21/perkembangan-pada-tahun-terakhir-kehidupan/. Diakses 23 Oktober 2012

Hanafi, A., Guntur M. (1984). Penelitian untuk Mengevaluasi Efektivitas Program Kemasyarakatan. Surabaya: Usaha Nasional

Hooyer, W. & Roodin, P. 2009. Adult Development and Aging : Sixth Edition. New York : McGraw Hill

Kompas: Tahun 2025 Jumlah Lansia Melebihi Balita. (2013, Juni 01). Kompas Online. Retrieved October 30,2013, from:www.health.kompas.com. Juni 01, 2013.

Hurlock, E.B. (1991). Psikologi Perkembangan, suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga

Hutopea, B. (2011). Emotional Intelegence dan Psychological Well Being pada Manusia Lanjut UsiaAnggota Organisasi berbasis Keagamaan di Jakarta. Insan. Vol. 13, No. 02, hal 69-70

Kartono, K & Andari, J. 1989. Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam. Bandung : Penerbit Mandar Maju

Dian Lidriani, 2014

Perubahan Psychological Well Being Pada Lansia Yang Mengikuti Program “Pesantren Masa Keemasan” Di Pesantren Daarut Tauhiid Bandung

Retrieved October 30,2013, from:www.health.kompas.com. Juni 01, 2013. Komputer. 2004. Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 12. Yogyakarta: Andi

Latipun. 2010. Psikologi Eksperimen. Malang: UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) Press

Martono, H. (2011). Lanjut Usia dan Dampak Sistemik Dalam Siklus Kehidupan.[Online]. Tersedia:

http://www.komnaslansia.or.id/modules.php?name=News&file=article&sid=63. Diakses 24 Oktober 2012

Masyhuri., Zainudin, M. 2008. Metode Penelitian. Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: Refika Aditama

Maulina, S. (2011). Hubungan Religiusitas dengan Psychological Well Being pada Lansia. Jurnal Psikologi Univ. Gunadarma, hal 16-17

Mugiono. (2009). Spiritualitas Usia Lanjut. Retrieved from

http://rehsos.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=409

Memaknai Lanjut Usia dalam Lingkungan Keluarga dan Masyarakat. (2013). Retrieved

Februari 14, 2013, from

http://budhidharma.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=print&sid=137

Mohamad, K., Sadli, S. 1987. Di atas 40 Tahun (Kondisi Problematik Pria Wanita). Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Moleong, L.J. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya

Monk, F.J., Rahayu, S. 2002. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Nasution, S. (2004). Metode Research. Jakarta : Bumi Aksara Nazir, M. (2003). Metode Penelitian . Jakarta: PT. Ghalia Indonesia

Oktintia. (2012). Faktor yang Mempengaruhi Psychological Well Being. [Online]. Tersedia:

http://oktintia.wordpress.com/2012/06/22/faktor-yang-mempengaruhi-psychologycal-well-being/ Diakses Juni 2013

Papalia, D., et all. 2007. Adult Development and Aging: Third Edition. New York : McGraw Hill

Papalia, D.E, Olds, S.W, & Feldman, R.D. (2008). Human Development. Boston: MC Graw Hill

Patmonodewo, S. 2001. Bunga Rampai Psikologi Perkembangan Pribadi : dari bayi sampai lanjut usia. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)

Pesantren Daarut Tauhiid. (2008). Bimbingan Muslimah Masa Keemasan.[Online]. Tersedia:

http://www.daaruttauhiid.org/program/detail/3/44/program-44.html. Diakses 23 November 2012

Putra, N., Hendarman. (2013). Metode Riset Campur Sari (Konsep, Strategi, dan Aplikasi). Jakarta: PT. Indeks

Rahayu, M.A. (2008). Psychological Well Being pada Istri Kedua. Skripsi UI

Rahmawan, T. (2009). Contoh Proposal Penelitian. [Online]. Tersedia:

http://tizarrahmawan.wordpress.com/2009/12/09/contoh-proposal-penelitian-kualitatif/. Diakses 20 November 2012

Ryff, C. D. (1989). Happiness is Everything, or is it? Exploration on The Meaning of Psychologicall Well Being, Journal of Personality and Social Psychology. 57, 1069-1081

Ryff, C.D. & Keyes, C.L.M. 1995. The Structure of psychological well being revisited. Journal of Personality and Social Psychology, 69, 719-727.

Ryff, C.D. & Singer, B.H. 2006. Best news yet on the six-factor model of well being. Social Science Research, 35, 1103 – 1119.

Ryff, C.D. & Singer, B.H. 2006. Know theyself and become what you are : a eudaimonic approach to psychological well being. Journal of Happiness Studies.

Ryff, C.D. 1982. Successful Aging: A Development Approach. The Gerontologist, 22, 209-214

Ryff, C.D. 1989. Beyond ponce de leon and life satisfaction : new directions in quest of successful aging. International Journal of Behavioral Development, 12, 35-55

Dian Lidriani, 2014

Perubahan Psychological Well Being Pada Lansia Yang Mengikuti Program “Pesantren Masa Keemasan” Di Pesantren Daarut Tauhiid Bandung

Sandjaja., Heriyanto,A. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka

Santrock, J.W. (2006). Life Span Development. Jilid II. Terjemahan. Jakarta: Erlangga

Sucipto, A.B. (2012). Wah, Lansia Indonesia Masuk Lima Besar. [Online]. Tersedia:

http://berita.indah.web.id/user_republika/berita/nasional/umum/12/05/30/m4tiuu-wah-lansia-indonesia-masuk-lima-besar-dunia. Diakses 24 Oktober 2012

Sudjana, N. 2006. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah Makalah-Skripsi-Tesis-Disertasi. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sudjana. 1992. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono., Wibowo, E. 2004. Statistika untuk Penelitian dan Aplikasinya dengan SPSS 10 for Windows. Bandung : Alfabeta

Suryabrata, S. 2001. Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Vredenbregt, J. (1983). Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia Vriska, A.(2013). Perkembangan Lanjut Usia. [Online]. Tersedia :

http://atmeyvriska.blogspot.com/2013/05/perkembangan-lanjut-usia.html. Diakses Juni 2013

Wardoyo, T. 2012. Psychological Well Being pada Individu Lanjut Usia (Studi terhadap Lansia di Kota Bandung). Skripsi UNPAD

Dokumen terkait