• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

5.2.1. Setiap narapidana baru yang mempunyai gejala klinis TB terutama batuk >

3 minggu sebaiknya dilakukan pemeriksaan laboratorium BTA sputum

(SPS). Bila BTA (+) dilanjutkan dengan pemeriksaan kultur dan uji

sensitivitas di Laboratorium Mikrobiologi FK USU Medan, sebelum

dimulai pengobatan

5.2.2. Unit pelayanan kesehatan LP bekerjasama dengan departemen kesehatan

mengadakan penyuluhan tentang penyakit TB setiap 6 bulan sekali.

5.2.3. Setiap LP sebaiknya menyediakan laboratorium pemeriksaan BTA untuk

menyingkirkan narapidana dengan suspek TB atau bekerja sama dengan

puskesmas PRM setempat.

5.2.4. Edukasi terhadap penderita TB paru yang diobati dan memberikan

motivasi pada penderita agar teratur berobat.

5.2.5. Dengan ditemukannya MDR-TB menandakan perlunya penguatan dalam

menejemen TB kontrol dengan mengembangkan komitmen terhadap

strategi DOTS, khususnya untuk memastikan tidak terjadinya penghentian

pengobatan sebelum jangka waktu yang dianjurkan.

5.2.6. Perlu dikembangkannya suatu perawatan khusus (isolasi) terhadap

penderita yang menjalani pengobatan kasus MDR-TB untuk mencegah

terjadinya primary resistance terutama sesama narapidana.

5.2.7. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada LP Kelas 1 pria TG.Gusta

Medan pada penderita TB paru yang BTA(+), yang dikaitkan dengan

pemeriksaan lainnya seperti pemeriksaan foto thorax, pemeriksaan kadar

gula darah, pemeriksaan HIV dan lain-lain.

5.2.8. Sebaiknya LP Tg.Gusta Medan maupun LP lainnya mempunyai SOP

5.2.9. Perlu di cari faktor-faktor penyebab resistensi di komunitas umum dan

perlu dilakukan pemeriksaan pola resistensi di komunitas umum sebelum

memulai pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T.Y.1992. Situasi dan Dampak Penyakit Paru pada Pusat Kesehatan

Masyrakat. Dalam : Pulmonologi Klinik. Bagian Pulmonologi FK UI

Jakarta. hlm.9-12.

Aditama,T.Y.1994. Tuberkulosis Paru, Masalah dan Penanggulangannya.

Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Aditama,T.Y.2003. Percepat Penemuan dan Pengobatan Penderita Tuberkulosis

di Indonesia. Kompas,22 Feb. hal.8,kol. 6

Aditama,T.Y.2006. Tuberkulosis dalam Pedoman Diagnosis dan pelaksanaan di

Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Jakarta.

Badan penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Data

Susenas 2004 Substansi Kesehatan : Status Kesehatan, Perilaku Hidup

Sehat dan Kesehatan Lingkungan. Tim Surkenas Badan Litbang

Kesehatan, editor. Survei Kesehatan Nasional. Edisi 1. Jakarta: Badan

Litbang Depkes; 2005.hlm. 40-1.

Bahar, A.1990. Tuberkulosis Paru. Dalam : Soeparman (Editor). Ilmu Penyakit

Dalam. Jilid II. FK UI. Jakarta.hlm. 715-27.

Baron, S.1996. Medical Microbiology 4

th

edition. The University of Texas

Medical Branch at Galveston. Texas.

Bastian,I.; Rigouts,L.; Van Deun,A and Portaels,F.2000. Directly Observed

Treatment, Short-Course Strategy and Multi Drug Resistant Tuberculosis:

Are Any Modifications Required?. Microbiology Unit. Departement of

Microbiology. Institute of Tropical Medicine. Belgium

Carolyn,E.2003. The Emergence of Anti Mycobacterium-Resistant

Mycobacterium Tuberculosis. Gundersen Lutheran Med J. 2:1.

Crofton, J. ; Horne, N. ; Miller, F.1999. Clinical Tuberculosis, terjemahan.

Widya Medika. Jakarta.

Crompton and Graham,K.1987. Tuberculosis in Blackwell Scientific

Publications. (Eds). Diagnosis and Management of Respiratory Disease.

-2

nd

edition.p.235.

CDC.1996. Prevention and Control of Tuberculosis in Correctional Facilities.

Recomendation of the Advisory Council for the Elimination of

Tuberculosis MMWR. p. 45.

CDC.1993. Initial Therapy for Tuberculosis in the Era of multidrug Resistance

Recomendations of the Advisory Council for the Elimination of

Tuberculosis. MMWR. 42 (RR-7) : 001.

CDC.2002-2003. Morbidity Weekly Report Tuberculosis Transmission in

Multiple Correctional Facilities. Kansas. Available from

htpp://www/.cdc.gov/mmwr/privew/mmwrhtl/mm33292.htm. Assorted on

October 1

st

. 2004.

Coninx, R.; Maher,D.; Rayes,H.; Grzemska,M.1997. M.tuberculosis in Prisons.

BMJ 2000. 315: 1447-50.

Departemen Kesehatan RI.1999. Pedoman Nasional Penanggulangan

Tuberculosis Ditjend P2MPLP.Jakarta.

Dye ; Christoper ; William,B.G.; Espinal,M.A.; Raviglione,M.C.2001. Strategies

to Beat Multidrugs-resistant Tuberculosis Science. 295. 15 March 2002.

available in www.sciencemag.org.

Fahrudda,A.2001. Survalens Epidemiologi tuberculosis di Kota Banjarmasin.

Pusat Studi tuberkulosis,FK.UNLAM. Banjarmasin.

Girsang,M. Pengobatan Standar Penderita TBC, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Pemberantasan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Jakarta. Available from : file ://F:\Cermin Dunia Kedokteran.htm.

Harahap,U.; Hadisahputra,S.1995. Resistensi dan Prinsip Penggunaan

Antibiotika. Universitas Sumatra Utara Press.

Hartono,R.E.; Harsono,A.; Sriwulan,L.;2002. MDR-TB Menjelang Millenium III

BP4 Tegal dan Surakarta. Medika. Jakarta. 9.

Hussain,H.; Akhtar,S.; Nanan.2003. Prevalence of and Risk Factors assosiated

with Mycobacterium tuberculosis Infection in Prisoners North West

Frontier Province, Pakistan. Int J epidemiol. 32 : 799-801.

Jane Smith.1997. Pitfalls of Tuberculosis Programmers in Prisons. BMJ. 315 :

1447-50.

Kimerling,M.E.; et al.2003. The Risk of MDR and Poly Resistant Tuberculosis

among the Civillian Populaation of Tomsk City. Siberia.1999. Int J

Tuberc Lung Dis. 7 (9) : 866-872.

Li,J.J.; Yan,KIY.; Liu,E.Y.2005. Analysis of factors affecting the epidemiology

of tuberculosis in China. Int j Tuberc Lung Dis. 9 : 450-4.

Laniado-Loborin,R.2001. Tuberculosis in Correctional Facilities. Chest. 199 :

681-3.

Mansyr,M.S. ; Temasonge ; Aditama,T.Y.; Jusuf,A.2001. The Pattern of Anti

tuberculosis Drugs in Pulmonary Tuberculosis Patients, Tuberculosis

Outpatients Clinic, Persahabatan Hospital. Jakarta. September-Desember

1999. J Respir Indo. 21:1.

Mayock,R.L. and Mac Gregor,R.R.1882. Short Course Therapy of Tuberculosis.

IN : Fishman,A.P. McGraw-hill Book Company. (Eds). p.326-28.

Mirnadiardy ; Laras,K.; Irawaty. 2003. Pola resistensi Basil Tuberculosis dan

M.atipik terhadap Obat Anti tuberkulosis (OAT) pada penderita TB di 4

UPK Pusat diagnostik Jakarta dan Bandung. Medika. Jakarta. 2.

Sanschez,A.; Gerhardt,G.; Natals ; Capone,D.;m Espinola,a.; Costa,W.; et al.

2005. Prevalence of Pulmonary tuberculosis and Comparative Evalution

of Screening Strategies in a Brazillian Prison. Int J tuberc Lung Dis. 9 ;

633-9.

Shah,S.A.; Mujeeb,S.A.; Nabi,K.G.; Siddiqui,Q.;2003. Prevalence of Pulmonary

Tuberculosis in Karachi Juvenile Jail, Pakistan. Eastern Meditteranean

Health Journal. 9 : 667-74.

Rattan,A.; Kalia,A.; Ahmad,N.1998. Multidrug-Resistant Mycobacterium

Tuberculosis, Molecular Perspectives, Emerging Infectious Diseases. 4 :2.

Rapid Detection of Tuberculosis and drug Resistant Tuberculosis available From

: file//F:\NEJM-Rapid Detection of Tuberculosis and Drug Resistant

Tuberculosis.htm.

Setiabudy dan Vincent,H.S.G.1995. Antimikroba, Dalam Farmakologi dan

Terapi (Terjemahan). Gaya Baru. Jakarta.

Sukarni,H.2006. jumlah Penderita TBC di Sumut. Harian Analisa 4 Sept.2006.

Susan,M.; Graham,M.P.H.;Phyllis,E.; Cruise.1996. Prevention and Control of

Tuberculosis in Correctional Facilities Recommendations of the Advisory

Council for the Elimination of Tuberculosis.45:1-27.

Tuberculosis in Pulmonary Medicine. 1982. 2nd Edition. Guenter,C.A.; J.B.

Lippincott Company. 390-99.

WHO.1999. A Guide to Understanding, Recommended TB Control Strategy

Known as DOTS. Geneva. Switzerland.

WHO/IUATLD.2000. Antituberculosis Drug Resistance in the World. Geneva.

WHO.2000. Fifty-Third World Health Assembly. Stop Tuberculosis Initiative.

Reports by Director General, A53/5,5 May.

WHO.2004. Global Tuberculosis Control : Surveillance, Planning, Financing.

Geneva. Switzerland.

Lampiran 1

SURAT PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN

No. Penelitian :

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : tahun

Alamat :

Setelah mendengar dan membaca penjelasan tentang penelitian dan manfaatnya maka saya menyatakan bersedia untuk mengikuti penelitian.

Apabila terjadi sesuatu hal yang dirasakan merugikan saya dikemudian hari karena penelitian ini, saya berhak untuk membatalkan persetujuan ini namun tetap mendapat pelayanan yang semestinya.

Medan,

Saksi Peserta Penelitian

( ) ( )

Peneliti

( )

A. KUESIONER Nama : No.Register : Umur : Tanggal : Pendidikan :

Tanggal Pengambilan Sampel :

B. RIWAYAT PENGOBATAN PASIEN

B.1 Apakah pernah menjalani pengobatan TB sebelumnya ya tidak B.2 Informasi tentang riwayat pengobatan sebelumnya

1. Dimana Bapak / Saudara diobati? Puskesmas / Rumah sakit Balai Pengobatan

Dokter Praktek / Dokter Praktek Spesialis Paru 2. Kapan Bapak / Saudara diobati?

3. Berapa lama Bapak / Saudara menjalani pengobatan? < 1 bulan

> 1 – 5 bulan > 6 bulan

4. Obat mana yang digunakan untuk pengobatan INH

Rifampicin (apakah pada saat minum obat ini kencing berwarna merah?) ETB

Pirazinamide

Streptomicin (apakah Bapak/Saudara disuntik selama 2 bulan?) Selain daripada itu sebutkan

Tidak tahu

5. Dengan siapa pasien berobat? Dokter / Dr. Spesialis Paru Bidan / Perawat / Mantri

6. hasil pengobatan terakhir menurut dokter / pemberi pengobatan Sembuh

Tidak sembuh Tidak diberitahu Tidak tahu

C. SOSIO DEMOGRAFI PENDERITA

1. Apakah Bapak / Saudara tahu bahwa pada saat ini menderita TB Paru Ya

Tidak

2. Apakah ada keluarga atau teman dekat Bapak / Saudara menderita penyakit yang sama

Ada Tidak

3. Apakah keluarga atau teman Bapak / Saudara itu tinggal dalam satu rumah atau satu kantor

Ada Tidak

4. Apakah Bapak / Saudara pernah mengkonsumsi alkohol Ya, sering

Ya, jarang

AdaTidak pernah

5. Kalau ya, berapa kali dalam setiap minggu 1 x

2 x > 2 x

6. Apakah jenis minuman yang dikonsumsi Bir, tuak atau sejenis

Anggur, wine atausejenis Wiski atau sejenis

Yang lain sebutkan

7. Seberapa banyak Bapak / Saudara mengkonsumsi alkohol setiap kali minum 1 – 2 sloki

1 – 2 gelas > 2 sloki / gelas

8. Apakah Bapak / Saudara pernah merokok Ya, sering

Ya, jarang Tidak pernah

9. Kalau ya, berapa batang dalam sehari 1 – 10 batang

1 – 20 batang > 20 batang

10.Penghasilan bulanan Dibawah 1 juta / bulan Antara 1 juta – 5 juta / bulan

Diatas 5 juta / bulan Tidak berpenghasilan 11.Pekerjaan Pegawai Negeri Karyawan Swasta Wiraswasta Buruh Pelajar Tidak bekerja Lain-lain

D. RIWAYAT KELUARGA DAN TEMPAT TINGGAL

1. Berapa jumlah orang dalam 1 sel? 2. Ada ventilasi atau tidak?

Dokumen terkait