BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
1. Perlu dilakukan identifikasi dan isolasi senyawa aktif antibakteri yang terdapat dalam infusa dan ekstrak etanol buah kemlaka.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang potensi antibakteri infus dan ekstrak etanol buah kemlaka dengan metode Bioautografi.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang uji toksisitas infus dan ekstrak etanol buah kemlaka sehingga diketahui nilai LC50.
4. Perlu dilakukan standarisasi simplisia buah kemlaka sehubungan dengan kegunaannya sebagai antibakteri.
38
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 1-17, 80, Depkes RI
Anonim, 1989, Phyllanthus emblica (PIER species info), www.hear.org, diakses 17Januari 2005
Anonim, 1993, Dasar-Dasar Pemeriksaan Mikrobiologi, 27-29, 115-116, Bagian Mikrobiologi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Anonim, 1995a, Farmakope Indonesia, Ed IV, 7-9, 410, Depkes RI
Anonim, 1995b, Farmakologi dan Terapi, Ed IV, 517, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Anonim, 1996, Tannins: Fascinating but Sometimes Dangerous Molecules,
www.ansci.cornell.edu/palnts/toxicagents/tannin.html, diakses 8 April 2005
Anonim, 1999, Phyllanthus emblica Fruit, \\E:/Phyllanthus emblica Fruit.htm, diakses 8 April 2005
Anonim, 2000a, Flora of Sut, nelli\flora.sut.ac.th,pH8.html.htm, diakses 7 juli 2005
Anonim, 2000b, Kemloko (Phyllanthus emblica Linn.), www.asiamaya.com, diakses 8 April 2005
Anonim, 2003, Emblic mycrobalans: Amla-Key Herb of Ayurwedic Medicine, Portland, Oregon, www.imotline.org/arts/amla.htm, diakses 22 Agustus 2005
Anonim, 2005, Plant Database, NRSC, United State Departement of Agriculture,
www.yahoo.com, diakses 31 Oktober 2005
Bonang, G., & Koeswardono, E., S., 1982, Mikrobiologi Kedokteran Untuk Klinik dan Laboratorium, 9, 17, 177-182, Gramedia, Jakarta
Bidiyanto, K., A., M., 2003, Mikrobiologi Terapan, 101, Penerbit Universitas Muhammadiyah, Malang
Duke, J., 1992, Phytochemical and Ethnobotanical Database, www.arsgin.gov, diakses 25 April 2005
Harbone, J., B., 1097, Phytochemical Methods, Ed II, 13, 58, 68, 102-245, Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata & Iwang Sudiro, ITB, Bandung
39
Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II, Ed I, 1137-1138, Badan Litbang Departemen Kehutanan RI
Hugo, W., B., & Russel, A., D., 1987, Pharmaceutical Mycrobiology, 34, 37, 285-286, Blackwell Scientific Publication, Oxford
Jawetz, E., Melnick, J., L., & Adelberg, E., A., 2001, Mikrobiologi Kedokteran, Ed I, 235, 317-326, Diterjemahkan oleh Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Penerbit Salemba Medika, Jakarta
Morton, F., J., 1987, Phyllanthus emblica L. In : Fruits of Warm Climates, 213-217, Miami, Florida, www.nort.purdue.edu,mewcorp,morton,emblic.htm.ht, diakses 8 April 2005
Robinson, T., 1991, The Organic Constituents of Higher Plants, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Ed IV, 281-292, ITB Press, Bandung
Salle, A., J., 1961, Fundamental Prinsiples of Bacteriology, 5th Ed, 738-739, Mc. Graw, Hill Book Company Inc., Kogakusha Company Ltd, Tokyo
Sudjadi, S., 1981, Metode Pemisahan, 60-72, Penerbit Kanisius, Yogyakarta Stahl, E., 1985, Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi, 4, 6, 13, 17,
diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata & Iwang Sudiro, ITB, Bandung Tan, H., T., & Rahardja, K., 1991, Obat-Obat Penting : Khasiat, Penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya, Ed IV, Cetakan ke-2, 66, 72, Balai POM, Depkes RI, Jakarta
Trihendrokesowo, 1986, Dasar-Dasar Pemeriksaan Mikrobiologi, 7-18, 33, 36-42, Fakultas Kedokteran Uneversitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Lampiran 2. Tanaman Kemlaka (Phyllanthus emblica L.)
Lanpiran 3. Buah Kemlaka (Phyllanthus emblica L.)
Lampiran 4. Foto Hasil Uji Potensi Antibakteri Infus Buah Kemlaka Terhadap S. aureus dengan Metode Difusi Paper Disk
Keterangan : A : Kontrol Positif (Ampisilin 2,5%) B : Kontrol Negatif (Aquadest) C : Infus Buah Kemlaka 10% D : Infus Buah Kemlaka 15% E : Infus Buah Kemlaka 20%
Lampiran 5. Foto Hasil Uji Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Kemlaka Terhadap S. aureus dengan Metode Difusi Paper Disk
Keterangan : A : Kontrol Positif (Ampisilin 2,5%) B : Kontrol Negatif (DMSO)
C : Ekstrak Etanol Buah Kemlaka 2,5% D : Ekstrak Etanol Buah Kemlaka 5,0% E : Ekstrak Etanol Buah Kemlaka 7,5%
Lampiran 6. Foto Hasil Uji Penetapan Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM) Infus Buah Kemlaka Terhadap S. aureus
Dengan Metode Dilusi Padat
Keterangan : K(-) : Kontrol Negatif (Aquadest) K(+) : Kontrol Positif (Ampisilin 2,5%) 1 : Infus Buah Kemlaka 2%
2 : Infus Buah Kemlaka 4% 3 : Infus Buah Kemlaka 6% 4 : Infus Buah Kemlaka 8%
Lampiran 7. Foto Hasil Uji Penetapan Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM) Ekstrak Etanol Buah Kemlaka Terhadap S.
aureus Dengan Metode Dilusi Padat
Keterangan : K(-) : Kontrol Negatif (DMSO)
K(+) : Kontrol Positif (Ampisilin 2,5%) A : Ekstrak Etanol Buah Kemlaka 0,5% B : Ekstrak Etanol Buah Kemlaka 1,0% C : Ekstrak Etanol Buah Kemlaka 1,5% D : Ekstrak Etanol Buah Kemlaka 2,0%
Lampiran 8. Foto Hasil Uji Penegasan Penetapan Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM) Infus Buah Kemlaka Terhadap
S. aureus Dengan Metode Streak Plate
Keterangan : K(+) : Kontrol Positif (Ampisilin 2,5%) 1 : Infus Buah Kemlaka 2%
2 : Infus Buah Kemlaka 4% 3 : Infus Buah Kemlaka 6% 4 : Infus Buah Kemlaka 8%
Lampiran 9. Foto Hasil Uji Penegasan Penetapan Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM) Ekstrak Etanol Buah Kemlaka
Terhadap S. aureus Dengan Metode Streak Plate
Keterangan : K(+) : Kontrol Positif (Ampisilin 2,5%) A : Ekstrak Etanol Buah Kemlaka 0,5% B : Ekstrak Etanol Buah Kemlaka 1,0% C : Ekstrak Etanol Buah Kemlaka 1,5% D : Ekstrak Etanol Buah Kemlaka 2,0%
Lampiran 10. Hasil KLT Infus dan Ekstrak Etanol Buah Kemlaka Dengan Deteksi UV 254 nm
Keterangan : Fase diam : Silica Gel GF 254
Fase gerak : Etil asetat : asam formiat : asam asetat : air (100:11:11:27)
A : Ekstrak Etanol buah kemlaka B : Asam Tanat (Pembanding) C : Infus buah kemlaka
Lampiran 11. Hasil KLT Infus dan Ekstrak Etanol Buah Kemlaka Dengan Deteksi UV 365 nm
Keterangan : Fase diam : Silica Gel GF 254
Fase gerak : Etil asetat : asam formiat : asam asetat : air (100:11:11:27)
A : Ekstrak Etanol buah kemlaka B : Asam Tanat (Pembanding) C : Infus buah kemlaka
Lampiran 12. Hasil KLT Infus dan Ekstrak Etanol Buah Kemlaka Dengan Deteksi FeCl3
Keterangan : Fase diam : Silica Gel GF 254
Fase gerak : Etil asetat : asam formiat : asam asetat : air (100:11:11:27)
Pereaksi Semprot : FeCl3
A : Ekstrak Etanol buah kemlaka B : Asam Tanat (Pembanding) C : Infus buah kemlaka
Lampiran 13. Hasil Uji Statistik Diameter Zona Hambat Infus Buah Kemlaka Terhadap S. aureus
One-Sample Statistics 4 .0000 .0000a .0000 4 .9600 8.165E-03 4.082E-03 Kontrol (-) Konsentrasi infusa terkecil N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
t cannot be computed because the standard deviation is 0. a. One-Sample Test 235.151 3 .000 .9600 .9470 .9730 Konsentrasi infusa terkecil t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference Lower Upper 95% Confidence Interval of the
Difference Test Value = 0
Lampiran 14. Hasil Uji Statistik Diameter Zona Hambat Ekstrak Etanol Buah Kemlaka Terhadap S. aureus
One-Sample Statistics 4 .0000 .0000a .0000 4 1.1075 1.258E-02 6.292E-03 Kontrol (-) Konsentrasi ekstrak etanol terkecil N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
t cannot be computed because the standard deviation is 0. a. One-Sample Test 176.030 3 .000 1.1075 1.0875 1.1275 konsentrasi ekstrak etanol terkecil t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference Lower Upper 95% Confidence Interval of the
Difference Test Value = 0