• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan temuan penelitian ini, berikut beberapa hal yang disarankan kepada semua pihak yang terkait dengan penanganan anak dengan ID, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Lidanial, 2014

Problematika yang dihadapi keluarga dari anak dengan intellectual disability (studi etnografi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

114

1. Keluarga dari anak-anak dengan ID, sekolah, para profesional, dan pemerintah.

Keempat unsur ini harus dipandang sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi dalam mengoptimalkan penanganan anak-anak dengan ID.Layanan terhadap anak-anak dengan ID dan keluarganya membutuhkan sebuah program intervensi yang bersifat kolaboratif-integratif dan aplikatif-solutif. Bersifat kolaboratif-integratif berarti perlu melibatkan semua pihak terkait, yaitu pemerintah (beberapa institusi pemerintah yang menaungi masalah pendidikan, sosial, tenaga kerja dan sebagainya), masyarakat (para profesional yang terkait dengan penanganan anak dengan ID dan keluarganya, seperti konsultan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus, dokter anak, para terapis, konselor keluarga, trainer di berbagai bidang pekerjaan dan sebagainya), sekolah, dan keluarga, untuk duduk bersama dan memikirkan secara intensif sampai terumuskan sebuah program yang aplikatif-solutif. Program yang aplikatif-solutif memberikan penekanan pada penerapan program, bukan sekedar rencana yang sangat ideal di atas kertas, yang sangat sulit untuk diaplikasikan di lapangan karena tidak jelas tujuan-prosedur-strategi-evaluasinya. Tetapi betul-betul menjadi solusi untuk membantu keluarga dari anak dengan ID dengan segala problematikanya, khususnya menjawab kebingungan dan kekhawatiran keluarga ketika berbicara tentang masa depan anak-anak mereka.

Keterbatasan kondisi perekonomian masyarakat pedesaan sering kali menjadi alasan dan hambatan untuk anak-anak dengan ID dan keluarganya mendapatkan penanganan atau intervensi yang benar dan tepat. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa di dalam berbagai keterbatasannya seperti kemiskinan, masyarakat pedesaan sebenarnya memiliki banyak modal penting yang sangat dibutuhkan untuk mendukung dilakukannya intervensi yang benar dan tepat, yang justru sangat sulit ditemukan di masyarakat

Lidanial, 2014

Problematika yang dihadapi keluarga dari anak dengan intellectual disability (studi etnografi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

115

perkotaan yang cenderung individualistis. Kepedulian dan dukungan keluarga besar yang pada umumnya tinggal berdekatan, penerimaan masyarakat, dan besarnya kesempatan orangtua untuk memberikan waktu dan perhatian yang cukup bagi anak menjadi tiga modal penting yang bisa jauh lebih bermakna bila betul-betul dikelola dengan baik dibandingkan kemampuan secara finansial. Misalnya, keluarga khususnya para orangtua dapat diberdayakan secara optimal untuk mengembangkan suatu program intervensi dini berbasis keluarga. Tentu saja untuk pengembangannya dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu di atas sangat ditekankan sebuah program intervensi yang kolaboratif-integratif.

2. Para pimpinan dan guru di SLB yang ada di pedesaan serta lembaga-lembaga pendidikan yang menghasilkan para guru tersebut.

Keberadaan SLB di daerah pedesaan perlu dioptimalkan karena merupakan tempat berkumpulnya salah satu sumber informasi yang kredibel untuk dapat memberikan informasi yang benar tentang ID kepada masyarakat. Para guru yang berlatar belakang Pendidikan Luar Biasa (PLB) dan berpengalaman mengajar anak-anak dengan ID menjadi sumber daya yang harus dioptimalkan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang ID, agar secara perlahan tapi pasti, pengetahuan masyarakat berkembang. Tentunya pengetahuan yang berkembang akan berefek pada perubahan persepsi, yang akhirnya tujuan yang diharapkan tercapai, yaitu anak-anak dengan ID dan keluarganya mendapatkan intervensi yang benar dan tepat. Perlu dipikirkan cara yang efektif dan efisien bagaimana para sumber informasi ini dapat masuk ke masyarakat dan mempengaruhi pemikiran dan persepsi masyarakat secara luas dan mendalam, bukan hanya sekedar bimbingan dan arahan kepada orangtua per individu yang sudah menjadi rutinitas di sekolah. Walaupun demikian, rutinitas ini pun harus diseriuskan dan dioptimalkan karena rutinitas inilah yang menjadi cikal bakal distribusi pengetahuan yang

Lidanial, 2014

Problematika yang dihadapi keluarga dari anak dengan intellectual disability (studi etnografi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

116

benar tentang ID di tengah-tengah masyarakat. Di sinilah peran penting lembaga-lembaga pendidikan yang menjadi tempat para guru ini dibekali. Kemampuan untuk dapat berinteraksi dan diterima oleh masyarakat tempat para guru ini mengabdi, khususnya di daerah pedesaan, bagaimana berbagi pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki, serta akhirnya bagaimana mempengaruhi persepsi masyakarat yang salah tentang berbagai hal terkait dengan anak-anak berkebutuhan khusus, khususnya anak-anak dengan ID, harus menjadi salah satu concern lembaga-lembaga pendidikan dalam mempersiapkan para guru tersebut.

3. Para pemuka agama sebagai salah satu tokoh masyarakat.

Faktor pemahaman agama tampaknya cukup kuat mempengaruhi dan membentuk persepsi masyarakat pedesaan tentang berbagai isu dan problem kehidupan, termasuk kehadiran anak-anak dengan ID di tengah-tengah keluarga. Karena itu, salah satu figur penting di dalam masyarakat pedesaan yang harus diberdayakan secara optimal adalah para pemuka agama, ulama, ustad, guru mengaji dan sebagainya. Rutinitas kegiatan-kegiatan keagamaan masyarakat termasuk anak-anak, seperti pengajian, menjadi wadah yang sangat baik untuk menyosialisasikan berbagai pengetahuan tentang ID. Sebelumnya, para ulama ini dapat dibekali oleh para profesional yang berkecimpung dalam layanan bagi anak-anak dengan ID seperti para guru PLB untuk membantu memperluas pemahaman mereka tentang ID. Di sinilah salah satu contoh konkret letak pentingnya program intervensi yang kolaboratif-integratif seperti yang sudah dibahas di atas.

4. Para profesional yang bergerak dalam penanganan anak-anak dengan ID seperti konsultan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus, dokter anak, terapis, konselor keluarga dan sebagainya.

Keluarga dari anak-anak dengan ID, baik para orangtua dan anggota-anggota keluarga yang lain, adalah individu-individu yang perlu mendapatkan

Lidanial, 2014

Problematika yang dihadapi keluarga dari anak dengan intellectual disability (studi etnografi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

117

pendampingan dari para profesional dalam menghadapi berbagai problematika mereka. Tetapi, yang tidak boleh dilalaikan lagi, keluarga juga harus diberdayakan, diperlengkapi, dan diajak berperan serta dalam penanganan anak-anak mereka. Pemahaman tentang problematika keluarga dari anak-anak dengan ID sangat penting dimiliki para profesional untuk dapat memberikan pertolongan yang efektif dan efisien, dengan tujuan membantu keluarga kembali memiliki daya dan dapat diberdayakan untuk akhirnya dapat berkolaborasi dengan para profesional dan berbagai pihak terkait dalam menolong anak-anak mereka.

Lidanial, 2014

Problematika yang dihadapi keluarga dari anak dengan intellectual disability (studi etnografi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

117

DAFTAR PUSTAKA

Aksoy, A.B. & Yildirim, G.B. (2008). A Study of the Relationships and Acknowledgement of Non-Disabled Children with Disabled Siblings. Educational Sciences: Theory & Practice,8 (3), hlm. 769-779. [Online]. Tersedia di: http://www.academia.edu/1456611/A_Study_of_the_ Relationships. Diakses_19November 2013.

Aldersey, H.M. (2012). Family Perception of Intellectual Disability: Understanding dan Support in Dar es Salaam. African Journal of Disability,1, hlm.1-12. [Online]. Tersedia di: http://www.ajod.org/ index.php/ajod/article/view/32/37. Diakses 5 April 2013.

Atkinson, P &Hammersky, M. (2009).Etnografi.DalamDenzin, N.K. & Lincoln, Y.S. (Penyunting), Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Axelrod, J. (2006). The 5 Stages of Loss and Grief. [Online]. Tersedia di: http://psychcentral.com/lib/the-5-stages-of-loss-and-grief/000617. Diakses 11 Maret 2014.

Barsch, R.B. (1977). Introduction. Dalam R.E. Schmid, J. Moneypenny, R. Johnston (Penyunting), Contemporary Issues in Special Education (hlm. 66-70). New York: McGraw-Hill, Inc.

Baswori&Suwandi.(2008). MemahamiPenelitianKualitatif. Jakarta: RinekaCipta. Bluffton University. (2012). Cultural/Systemic Approach – Family System

Theory.[Online]. Tersedia di: http://www.bluffton.edu/courses. Diakses 22 April 2013.

Bowen Center for the Study of the Family. (Tanpa tanggal).Bowen Theory. [Online]. Tersedia di: http://www. thebowencenter.org/pages/theory.html. Diakses 22 April 2013.

Boyraz, G. & Sayger, T.V. (2011). Psychological Well-Being Among Fathers of Children With and Without Disabilities: The Role of Family Cohesion, Adaptability, and Paternal Self-Efficacy. American Journal of Men’s

Health,5 (4), hlm. 286-296. [Online]. Tersedia di:http://jmh.sagepub.com/ content/5/4/286. Diakses19 November 2013.

Lidanial, 2014

Problematika yang dihadapi keluarga dari anak dengan intellectual disability (studi etnografi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

118

Bungin, B. (Penyunting). (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT RajaGrafindoPersada.

Cokroaminoto. (2011). Pendekatan Etnografi dalam Penelitian Kualitatif. [Online]. Tersedia di: http://www.menulisproposalpenelitian.com/2011/01/ pendekatan-etnografi-dalam-penelitian.html. Diakses 17April 2013.

Devine, M.A. (1997). Inclusive Leisure Services and Research: A Consideration of the Use of Social Construction Theory. Journal of Leisurability,24(2), hlm.1-9. [Online].Tersedia di: http://Iin.ca/Files/1123/sr52pdf. Diakses 21 April 2013.

Direktorat Pembinaan PK-LK Dikmen. (2011). Tunagrahita.Jakarta: Direktorat Pembinaan PK-LK Dikmen. [Online]. Tersedia di: http://www.pkplkdimen. net/tunagrahita. Diakses 19 April 2013.

Dura-Vila, G., Dein, S., & Hodes, M.(2010). Children with Intellectual Disability: A Gain not A Loss: Parental Beliefs and Family Life. Clinical Child Psychology and Psychiatry,15 (2), hlm. 171-184. [Online]. Tersedia di: http://ccp.sagepub. com/content/15/2/171. Diakses 19November 2013. Gupta, R.K. & Kaur, H. (2010). Stress Among Parents of Children with

Intellectual Disability. Asia Pacific Disability Rehabilitation Journal, 21 (2). [Online]. Tersedia di: http://www.dinf.ne.jp/doc/english/asia/resource/ apdri/vol21_2_2010/10stress inteldisability.html. Diakses 31 Oktober 2013. Gupta, A. & Singhal, N. (2004). Positive Perceptions in Parents of Children with

Disabilities. Asia Pacific Disability Rehabilitation Journal, 15 (1), hlm. 22-35. [Online]. Tersedia di: http://www.autism-india.org/NS_positive_ perceptions.pdf. Diakses 31 Oktober 2013.

Guralnick, M.J. (2005). Early Intervention for Children With Intellectual Disability: Current Knowledge and Future Prospects. Journal of Applied Research in Intellectual Disabilitie,18, hlm.313-324. [Online].Tersedia di: http://depts.washington.edu/chdd/guralnick/pdf. Diakses 22 April 2013. Hastings, R. (2012). Families Supporting A Child with Intellectual or

Developmental Disabilities: The Current State of Knowledge.Families SIRG Position Paper. [Online]. Tersedia di: http://www.cerebra.org.uk/English/ whatsOn/AnnualConference. Diakses 20 April 2013.

Hastings, R.P., Beck, A., & Hill, C.(2005). Positive Contributions Made by

Lidanial, 2014

Problematika yang dihadapi keluarga dari anak dengan intellectual disability (studi etnografi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

119

Fathers’ Perceptions. Journal of Intellectual Disabilities,9 (2), hlm. 155-165. [Online]. Tersedia di: http://jid.sagepub.com/ content/9/2/155. Diakses 19 November 2013.

Hannon, F. (Tanpa tanggal). Literature Review on Attitudes Towards Disability. Disability Research Series 9. National Disability Authority. [Online]. Tersedia di: http://www.nda.ie/cntmgmtnew.nsf/0/. Diakses 20 April 2013. Heiman, T. (2002). Parents of Children With Disabilities: Resilience, Coping, and

Future Expectations. Journal of Developmental and Physical Disabilities,14(2), hlm.159-171. [Online]. Tersedia di: http://link.springer.com/article/10.1023. Diakses20 April 2013.

Hendriani, W., Handariyati, R., & Sakti, T.M.(2006). Penerimaan Keluarga Terhadap Individu yang Mengalami Keterbelakangan Mental. INSAN,8(2), hlm. 100-111. [Online]. Tersedia di: http://journal.unair. ac.id/filerPDF/. Diakses 19 November 2013.

Houser, R. (2009).Counseling and Educational Research: Evaluation and Application (2nded.). California: SAGE Publications, Inc.

Islam M.Z., Shahnaz, R, & Farjana, S.(2013). Stress among Parents of Children with Mental Retardation. Bangladesh Journal of Medical Science,12 (1), hlm. 74-80. [Online]. Tersedia di: http://www.banglajol.info/index. php/BJMS/article/ view/13354. Diakses 19November 2013.

Kandel, I. & Merrick J. (2003). The Birth of A Child With Disability. Coping by Parents and Siblings. The Scientific World Journal,3,hlm. 741-750. [Online]. Tersedia di: http://downloads.hindawi.com. Diakses19 April 2013. Kandel, I. & Merrick J. (2007). The Child With a Disability: Parental Acceptance, Management and Coping. The Scientific World Journal,7,hlm. 1799-1809. [Online]. Tersedia di: http://downloads.hindawi.com. Diakses19 April 2013. Kandel, I., Morad, M., Vardi, G., & Merrick, J.(2005). Intellectual Disability and Parenthood. The Scientific World Journal,5,hlm. 50-57. [Online]. Tersedia di: http://downloads. hindawi.com. Diakses 19 April 2013.

Kausar, S., Jevne, R.F., & Sobsey, D.(2003). Hope in Families of Children with Developmental Disabilities. Journal of Developmental Disabilities,10 (1), hlm. 35-46. [Online].Tersedia di:http://www.oadd.org/publications/ journal/issues/ vol10no1/download/kauser_etal.pdf. Diakses 19 April 2013.

Lidanial, 2014

Problematika yang dihadapi keluarga dari anak dengan intellectual disability (studi etnografi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

120

Mbugua, M., Kuria, M.W., & Ndetei, D.M. (2011). The Prevalence of Depression among Family Caregivers of Children with Intellectual Disability in a Rural Setting in Kenya. International Journal of Family Medicine. [Online]. Tersedia di:http://www.hindawi.com/journals/ijfm/2011/534513/ref/. Diakses 19 November 2013.

Mohebbi, Z., Nooryan, K.H., Hashemi, M.A.N., & Najafi, D.S.H. (2012). The Perception of Care-Givers of Mental Retarded Person towards Mental Retardation. Life Science Journal,9 (3), hlm. 527-532. [Online]. Tersedia di:http://www.lifesciencesite.com/Isj/life0903/073_9722life0903_527_532. pdf. Diakses 19 November 2013.

Moleong, L.J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Neely-Barnes, S.L. & Dia, D.A. (2008). Families of Children With Disabilities: A Review of Literature and Recommendations for Intervention. Journal of Early and Intensive Behavior Intervention,5 (3), hlm. 93-107. [Online]. Tersedia di: http://www.eric.ed.gov/PDFS/EJ847482.pdf. Diakses 19 April 2013.

O’Connell, T., O’Halloran, M., & Doody, O.(2013). Raising a Child with

Disability and Dealing with Life Events: A Mother’s Journey. Journal of Intellectual Disabilities, hlm. 1-11. [Online]. Tersedia di: http://www. sagepublications.com. Diakses 23 Oktober 2013.

O’Hara, J. (2003). Learning Disabilities and Ethnicity: Achieving Cultural

Competence.Journal of Continuing Professional Development, 9, hlm. 166-176. [Online]. Tersedia di: http://apt.rcpsych.org/content/9/3/166. full.pdf+html. Diakses 20 April 2013.

Olsson, M.B. & Hwang, C.P. (2001). Depression in Mothers and Fathers of Children With Intellectual Disability. Journal of Intellectual Disability

Research, 45 (6), hlm. 535-543. [Online]. Tersedia di: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1046. Diakses 30 Maret 2013.

Parker, J.A., Mandleco, B., Roper, S.O., Freeborn, D., & Dyches, T.T.(2011). Religiosity, Spirituality, and Marital Relationship of Parents Raising a Typically Developing Child or a Child With a Disabiltiy. Journal of Family Nursing,17 (1), hlm 82-104. [Online]. Tersedia di: http://jfn.sagepub. com/content/17/1/82. Diakses 19 November 2013.

Lidanial, 2014

Problematika yang dihadapi keluarga dari anak dengan intellectual disability (studi etnografi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

121

Putra, Nusa. (2011). Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi. Jakarta: PT Indeks.

Prabhala, A. (2006). World's Oldest Organization on Intellectual Disability Has a Progressive New Name. [Online]. Tersedia di: http://www.msaaidd.org/ PR1-20061129.htm. Diakses 10 Maret 2014.

Rabstejnek, C.V. (Tanpa tanggal). Family Systems & Murray Bowen Theory.[Online].Tersedia di: http://www.houd.info/BowenTheory.pdf. Diakses 22 April 2013.

Rogers, C. (2007). Disabling A Family? Emotional Dilemmas Experienced In Becoming A Parent of A Child with Learning Disabilities. British Journal of Special Education,34 (3), hlm.136-143. [Online].Tersedia di: http://www.academia.edu/768794/Disabling_a_Family_Emotional. Diakses 20 April 2013.

Rohner, R.P. (2005). Glossary of Significant Concepts in Parental Acceptance-Rejection Theory (PARTheory). [Online]. Tersedia di: http://www.cspar. uconn.edu/Glossary.pdf. Diakses 30 Maret 2013.

Roll-Pettersson, L. (2001). Parents Talk About How It Feels to Have a Child with a Cognitive Disability. European Journal of Special Needs Education,16 (1), hlm. 1-14. [Online]. Tersedia di: http://bippsp.bipp.pt/documentos/ intprecoce/documentos/parents%20talk. Diakses 19 November 2013.

Ross, A.O. (1975). Family Problems. Dalam R.M. Smith & J.T. Neisworth (Penyunting), The Exceptional Child: A Functional Approach (hlm. 179-199). New York: McGraw-Hill, Inc.

Roy, B. (2012). Adjustment Problems of Educable Mentally Retarded. International Journal of Scientific and Research Publications,2 (6), hlm.1-5.[Online].Tersedia di: http://www. ijsrp.org/research_paper_jun2012/ijsrp-June-2012-17.pdf.Diakses 19 April 2013.

Soemantri, T.S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT Refika Aditama.

Sarosa, S. (2012).PenelitianKualitatif: Dasar-dasar. Jakarta: PT Indeks.

Sotari, D. danKomariah, A. (2011).MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PenerbitAlfabeta.

Lidanial, 2014

Problematika yang dihadapi keluarga dari anak dengan intellectual disability (studi etnografi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

122

Smith, D.D. (2006). Introduction to Special Education – Teaching in an Age ofOpportunity (5th Edition). Boston, USA: Pearson Education, Inc.

Snoyman, P. & Aicken, B. (2011). The Concept of Intellectual Disability, and People With Intellectual Disabiltiy in Corrective Service NSW. Australasian Journal of Correctional Staff Development,6,hlm. 1-12. [Online]. Tersedia di: http://www.bfcsa.nsw.gov.au/ journal/ajcsd. Diakses 19 April 2013.

Spradley, J.P. (2007). MetodeEtnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana. Sugiyono.(2008). MemahamiPenelitianKualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Thengal, N. (2013). Attitude of Parents and Family Members towards Their Mentally Retarded Children in Assam. International Journal of Behavioral Social and Movement Sciences,2 (1), hlm. 196-210. [Online]. Tersedia di: http://www.ijobsms.in/vo102%20issue01%202013%20p24.pdf. Diakses 19 November 2013.

Tohirin. (2012). Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

World Health Organization. (2007). Atlas: Global Resources for Person with Intellectual Disability 2007. Switzerland: WHO Press.

WWILD Sexual Violence Prevention Association. (Tanpa tanggal). Disability Theory. [Online]. Tersedia di: http://www.wwild.org.au/VictimsofCrime/ Downloads/WWILDisabilityTheory.pdf. Diakses 21 April 2013.

Dokumen terkait