• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Semua pembinaan rohis sudah sesuai dengan panduan sekolah dan sesuai dengan yang telah di diskusikan dikalangan para anggota rohis, hanya saja ada beberapa yang harus di tambahkan agar para anggota rohis lebih menyadari bagian tugasnya masing-masing. Anggota rohis di ajarkan untuk tidak gengsi dalam memegang hewan kurban, karena pada hari raya Idul Adha banyak para anggota rohis yang takut memegang hewan kurban.

Saran selanjutnya yaitu bahwa semua guru yang ada di sekolah tersebut lebih memberikan perhatian lebih terhadap ekstrakulikuler rohis karena anak-anak yang bersekolah disini mayoritas beragama islam maka alangkah baiknya semua guru berkontribusi dengan semaksimal mungkin agar sekolah ini terkenal dengan rohisnya yang bagus.

Rohis di SMPN 166 harus meningkatkan kerja sama dengan lembaga-lembaga Islam yang di luar lingkungan sekolah agar para anggota rohis bisa memahami ajaran Islam lebih luas lagi dan akan membuat para anggota rohis bisa membuat ide-ide yang dapat lebih memajukan rohis di sekolah ini.

Semoga saran-saran yang diatas dapat membuat para anggota rohis atau pihak sekolah bisa memikirkan bagaimana perkembangan rohis ke depannya. Serta dapat bersilaturahmi ke masyarakat sekitar.

82

DAFTAR PUSTAKA

Adz-Dzaky, Hamdani Bakran, Konseling dan Psikoterapi Islam, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002.

Ali noer, dkk, “Upaya Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) dalam Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa di SMK Ibnu Taimiyah Pekanbaru”,Jurnal Al-Thariqah Vol. 2, No. 1, Juni 2017.

Amrillah, M. Tahir, Pembinaan Keagamaan Siswa-Siswi Sekolah Menengah Atas melalui Rohani Islam (Rohis) di Kota Samarinda dan Balikpapan, Lentera, Vol. III, No. 2, 2019.

Badrudin, Manajemen Peserta Didik, Jakarta: Indeks, 2014.

Bakery, Umar suryadi, Pemanfaatan metode etnografi dan netnografi dalam penelitianhubungan internasional, jurnal global dan startegis

Universitas Jayabaya Th. 11, No. 1.

Brewer, John D, Ethnography, Buckingham: Open University Press, 2005. Dachi, Rahmat Alyakin, Proses dan Analisis Kebijakan Kesehatan: Suatu Pendekatan Konseptual, Yogyakarta: Deepublish, 2017.

Djafri,Novianty, Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pesantren Al-Khaerat Kota Gorontalo, Jurnal Inovasi, Volume 5, Nomor 3, September 2008.

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: PT Raja Grasindo Persada, 2012.

Erna hayati, dkk, “Pembinaan perilaku sosial remaja penghuni yayasan islam media kasih kota banda aceh”, jurnal ilmiah mahasiswa pendidikan kenegaraan unsyiah,vol. 1, No. 1 : 192-204, 2016.

Fachruddin, Fuad, Agama dan pendidikan demokrasi pengalaman

muhammadiyah dan nahdhatul ulama, Jakarta: Pustaka alvabet, 2006. Fetterman, David M, Ethnography Step by Step, Third Edition, Washington: Sage, 2010.

Hadiawati, Lina, “Pembinaan Keagamaan sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Siswa Melaksanakan Ibadah Shalat (Penelitian di Kelas X dan XI SMK Plus Qurrota ‘Ayun Kecamatan Samarang Kabupaten Garut)”, Jurnal Pendidikan Universitas Garut. Vol. 02, No. 01;2008. Hanurawan, Fattah, Metode penelitian kualitatif untuk ilmu psikologi, Jakarta: Rajagrafindo persada 2008.

Hawi,Akmal, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.

Hidayat, Anang, Strategi Six Sigma: Peta Pengembangan Kualitas dan Kinerja Bisnis, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007.

Humaedi, M. Alie, Etnografi pengobatan praktik budaya peramuan dan sugesti komunitas adat tau taa vana, Yogyakarta: PT.Liks pelangi aksara,2016.

Ihromi, T.o, Pokok-pokok budaya antropologi, Jakarta: Yayasan obor, 2006. Kompri, Manajemen Pendidikan Kompene-Kompenen, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015.

Melalatoa, M. Junus, Luka sebuah negeri, Jakarta: Yayasan obor, 2006. Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017.

Muchtar, Heri Jauhari, Fikih Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008. Muh ridwan, dkk, Pembinaan industri kecil dan menengah pada dinas

perindustrian, pedagang, koperasi dan Umkm kota bontang, Jurnal administrative reform, vol.2, No. 2, 2014.

Nasir usman, Muniarti, Implementasi manajemen stratejik dalam pemberdayaan sekolah menengah kejuruan, Bandung: Citapustaka media perintis, 2009. Nurina,Putri,Pendidikan Agama Islam bagi siswa autis pada sekolah inklusif ,

Pamulang: Young progressive muslim, 2015.

Pardamean,Maruli, Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit: Mengelola Kebun dan pabrik Kelapa Sawit Secara Efektif dan Efisien, Jakarta: Swadaya, 2017.

Prihatin, Eka, Manajemen Peserta Didik, Bandung: Alfabet, 2011.

Randa, Fransiskus, Akuntabilitas keuangan dalam organisasi keagamaan (studi etnografi pada sebuah gereja katolik di tanatoraja),

(universitas atma jaya makassar), Jurnal sistem informasi manajemen dan akuntansi , Vol. 9, No.2.

Rifma, Optimalisasi Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru, Jakarta: Kencana,2016.

Rosidin,Nurul aeni, “Pemahaman agama dalam konteks kebangsaan : Studi Kasus pada Organisasi Rohis SMA Negeri 1 Sragen, 2017”, Jurnal pendidikan dankebudayaan.

Rosidin, Nurul aeni, Pemahaman Agama dalam konteks kebangsaan : Studi kasus pada organisasi rohis sma negeri 1 sragen, Jurnal pendidikan dan kebudayaan, vol , 02,No,2 desember 2017.

Saydam, Gouzali, Manajemen dan Bawahan,Jakarta: Djambatan, 1996. Setiadi, Nugroho J, Perilaku Konsumen, Jakarta: Kencana, 2003.

Spradley, James P, The Ethnographic Interview, New York: Holt, Rinehart and Winston, 1979.

Walfgang Karcher, Manfred Oepen, Dinamika Pesantren: Dampak Pesantren Pendidikan, Jakarta: P3M, 1987.

Winarta, Cahya, Metode-metode riset kualitatif dalam public relations dan marketing communications, Yogyakarta: PT.Bentang pustaka 2008. Woods, Peter, Inside Schools Ethnography in Educational Research, USA: Roudlegde, 2005.

Yunita, Agus, dkk, Peran keluarga dalam pembinaan pekerti anak di usia sekolah dasar (suatu penelitian di kecamatan kuta baro kabupaten aceh besar), jurnal ilmiah mahasiswa pendidikan kewarganegaraan unsyiah vol. 1, no 1: 1-2.

Yuslim, dkk, Pembinaan sumber daya aparatur dalam meningkatkan pelayanan public di kantor camat tenggarong kabupaten kutai kartanegara (studi implementasi peraturan pemerintah No. 42 tahun 2004, Jurnal administrative reform , vol. 1. No. 3, 2013.

Zaman, Badrus, Pelaksanaan mentoring ekstrakulikuler rohani islam (rohis) dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa kelas X di SMAN 3 boyolali tahun ajaran 2015-2016, jurnal inspirasi, vol. 1, No. 1, 2017.

LAMPIRAN: INSTRUMEN PENELITIAN DAN HASIL WAWANCARA WAKIL KURIKULUM SMPN 166 JAKARTA

Nama Tempat : Smpn 166 Jakarta

Alamat : Jl. Kedondong No. 5 RT.2/RW.5, Jagakarsa,

Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12620 Nama Wakil Kurikulum : Karsono, S.Pd

Hari/Tanggal : Rabu, 19 Februari 2020

No Pertanyaan Penelitian Jawaban

1. Sejak tahun berapa bapak menjadi wakil kurikulum di sekolah SMPN 166?

Kalau menjadi wakil kurikulum baru 4 tahun yang lalu yaitu 2016. Sebelumnya 15 tahun yang lalu saya pernah menjadi sekap kurikulum.

2. Ekskul apa saja yang ada di sekolah ini? Banyak sekali ekskul yang terdapat di sekolah ini. Ekskul tersebut kurang lebih ada 15.

Kalau dari ekskul

olahraga ada taekwondo, pencak silat, futsal, sepak bola. Dan ekskul yang lain seperti Pmr, seni tari, vocal grup, dll.

3. Apakah ekskul rohis ini banyak peminatnya? Alhamdulillah ekskul rohis di sekolah ini juga cukup lumayan banyak peminatnya. Walaupun masih banyak anak-anak yang berminat ke ekskul basket, silat, dll.

4. Bagaimana perkembangan rohis di sekolah ini? Baik dari segi anggota maupun prestasi yang telah di raih oleh ekskul rohis itu sendiri?

Kami memang konsen kepada anak-anak rohis itu memimpin tadarus karena setiap pagi ada pembiasaan tadarus di sekolah ini. Bahkan tadarus ini dikembangkan secara bersama-sama dengan shalat dhuha setiap harinya serta pada hari jum’at ditambah

dengan kegiatan

muhadharah yang

diadakan di lapangan sekolah ini. Jika dari segi prestasi memang kami belum meraih prestasi sampai saat ini.

5. Apakah dengan mengikuti ekskul rohis anak-anak yang beragama islam berubah lebih baik?

Alhamdulillah otomatis anak rohis itu dengan

mengikuti kegiatan rohis memiliki perbandingan yang jauh karena didalam rohis itu terdapat pembinaan keagamaan.

6. Apa saja yang bapak ketahui kegiatan-kegiatan rohis yang ada di sekolah ini?

Di dalam rohis ini

membina mental,

spiritual, dan ketika bulan suci Ramadhan. Ekskul rohis yang terdepan dalam memimpin anak-anak dan mengadakan perlombaan keagamaan seperti adzan, mtq, dsb.

7. Apakah setiap ada kegiatan ada koordinasi antara anggota rohis dengan wakil kurikulum?

Iya, memang ada secara berjenjang. Misalnya ada kegiatan PHBI, rohis

ingin mengadakan

kegiatan tersebut dan di dalam rohis Pembinanya dari guru agama. Guru agama tersebut pasti laporan ke kurikulum dan

nanti dari pihak

kurikulum, kami

memetakan kegiatan

PHBI tersebut

jadwal kami, agar tidak

berbenturan dengan

kegiatan yang lainnya.

8. Sebagai wakil kurikulum bagaimana bapak menanggapi setiap kegiatan-kegiatan yang ada di dalam rohis ini?

Saya sangat mendukung kegiatan-kegiatan rohis di sekolah ini. Karena di dalam kegiatan tersebut bisa menjadi suri tauladan untuk anak-anak yang lainnya dan kalau bisa kegiatan rohis ini

ditambahkan atau

dimajukan agar menjadi lebih baik kedepannya.

9. Apakah bapak pernah mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di dalam rohis tersebut?

Alhamdulillah saya selalu

mengikuti

kegiatan-kegiatan rohis di sekolah ini. Karena dulu sebelum guru agamanya aktif, saya

mengadakan shalat

dzuhur berjama’ah serta pada jam istirahat pertama. Saya membuat jadwal kepada anak-anak pada jam istirahat

pertama untuk

melaksanakan shalat

mewajibkan kepada anak-anak sebelum pulang

sekolah harus

melaksanakan shalat

dzuhur berjama’ah

disekolah dan membuat absen yang ditanda tangani oleh saya sendiri.

10. Bagaimana program-program kerja yang ada di dalam rohis di sekolah ini?

Untuk program kerja di dalam rohis, saya tidak mengetahui secara detail

bagaimana program

tersebut karena yang

mengetahui persis

program tersebut adalah

Pembina rohisnya

langsung.

11. Bagaimana proses pembinaan rohis di SMP ini? Alhamdulillah proses pembinaan rohis di sekolah ini baik. karena pembinanya kebetulan masih

mahasiswa/mahasiswi. Memang dalam proses

pembinaannya harus

ditingkatkan lagi agar lebih menarik dan anak-anak bisa mengambil

baiknya bahwa ekskul rohis itu mengembirakan, tidak hanya ekskul basket dll.

12. Apakah bapak setuju sebagai wakil kurikulum jika setiap kegiatan-kegiatan rohis selesai akan di adakan evaluasi?

Iya saya sangat setuju. Evaluasi program kerja sangat di butuhkan karena dengan adanya program kerja maka akan di ketahui semua program kerja baik yang berjalan maupun tidak. Dengan adanya evaluasi di harapkan semua program kerja yang telah berjalan apa

adanya dapet di

evaluasi menjadi

program kerja yang berjalan sesuai dengan

yang telah di

musyawarahkan. Evaluasi program kerja

dapat dijadikan

sebagai tolak ukur perjalanan program kerja tersebut melalui dokumentasi yang ada.

Dengan adanya

evaluasi dapat

membuat para anggota rohis bisa mengetahui titik-titik kesalahan yang mereka lakukan dan akan di perbaiki untuk program kerja selanjutnya.

Dengan adanya

evaluasi kedepannya

kita tidak akan

mengulangi kesalahan

yang telah kita

perbuat. Setiap

evaluasi program kerja rohis semua anggota wajib mengikuti dan di dalam evaluasi tidak

ada yang saling

menutupi kesalahan satu sama lain.

Evaluasi yang ada di rohis itu ada yang menyeluruh ada yang tidak, evaluasi yang

menyuluruh yaitu

evaluasi program kerja seperti idul adha dan maulid nabi. Karena

dua program tersebut merupakan program besar rohis yang

melibatkan semua

pihak baik dari

ekstrakulikuler rohis, pihak sekolah, orang tua wali murid dan lain sebagainya.

Jadi, jika di program kerja rohis ini tidak ada evaluasi maka

masyarakat akan

kecewa dengan

keadaan sekolah

tersebut. Karena semua yang hadir bukan hanya warga sekolah SMPN 166 tetapi juga warga sekitar yang

akan menyaksikan

semua program kerja tersebut.

13. Bagaimana dampak-dampak adanya eksul rohis terhadap masyarakat sekitar yang bapak ketahui?

Dampaknya adalah

bagus terutama terhadap anak itu sendiri. Karena

kami selalu

mengingatkan bahwa anak-anak rohis itu harus

lebih baik dari

anak-anak yang tidak

mengikuti kegiatan rohis. para anggota rohis tidak lagi disuruh pergi ke masjid, mereka sudah memahami kalau sudah waktunya azan mereka sudah harus pergi ke masjid, banyak di antara anggota rohis itu

berpakaian sesuai

dengan syariat islam, selanjutnya para anggota

rohis juga lebih

mengutamakan

mengucapkan salam

ketika bertemu dengan orang yang baru dikenal. Karena begitu banyak murid yang belum begitu kenal satu sama lain. Banyak para orang tua murid berterima kasih kepada para pembina rohis karena telah mendidik anak-anaknya

dalam memahami

pelajaran agama islam di luar jam sekolah dan di

harapkan dapat memberikan pelajaran yang lebih agar bisa menjauhi perbuatan yang di larang oleh Allah dan rasulnya.

Dampak selanjutnya yaitu para anggota rohis lebih peduli dengan sesama dan

selalu berusaha

beriktiar dekat dengan masyarakat. Dengan

adanya dampak

tersebut para anggota

rohis bisa

menghilangkan sifat gengsi di antara masyarakat yang ada di sekitarnya.

LAMPIRAN: INSTRUMEN PENELITIAN DAN HASIL WAWANCARA GURU PAI & PEMBINA ROHIS SMPN 166 JAKARTA

Nama Tempat : Smpn 166 Jakarta

Alamat : Jl. Kedondong No. 5 RT.2/RW.5,

Jagakarsa, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12620

Nama Guru PAI & Pembina Rohis : H. Ahmad Hidayatullah, S.Pd.I & Rinda

Hari/Tanggal : 24-28 Februari 2020

No Pertanyaan Penelitian Jawaban

1. Sejauh mana perkembangan Rohis di SMPN 166 ?

Perkembangan anggota

rohis mengikuti

pembinaan rohis

mengalami perubahan adanya yang berubah menjadi lebih agamis, kepribadian, percaya diri, labil dan ada yang tetap begitu-begitu saja.banyak bicara di depan umum, berani azan, takbiran , rapat dan berani berbicara kepada orang tuanya dengan jujur. Karena perkembangan anak-anak di sini setelah mengikuti pembinaan

rohis.

Ekskul rohis

merupakan salah satu

ekskul yang

mengembangkan bidang organisasi karena disini semua anggota rohis harus berani bertanggung jawab pada tugasnya masing-masing,

dengan adanya

tanggung jawab maka para anggota rohis dapat

mempraktekannya di lingkungan sekolah dan masyarakat.

2. Apa saja bentuk pekembangan yang dapat dirasakan oleh masyarakat melalui aktivitas Rohis di SMPN 166 ?

Masyarakat merasakan

kenyamanan dan

masyarakat bisa

memahami bahwa

rohis itu bukan

organisasi yang

mengajarkan untuk menjadi teroris tetapi justru dengan adanya ekstrakulikuler rohis mengajarkan untuk

memahami agama islam sesuai dengan syariat yang di ajarkan oleh Rasullulah SAW.

3. Apakah perkembangan Rohis juga dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar ?

Masyarakat merasa

senang dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler di sekolah SMPN 166 ini karena para anggota rohis bisa bersifat ramah terhadap masyarakat sekitar.

4. Apa saja bentuk perkembangan yang terjadi di dalam Rohis di SMPN 166 ?

Perkembangan anggota rohis setelah dilakukan

pembinaan banyak

para anggota yang merasa senang setelah

mengikuti proses

pembinaan yang ada di

dalam rohis. Di

harapkan para siswa

dapat menerapkan

semua yang di dapat

dalam proses

pembinaan rohis baik itu dalam teori maupun praktek.

5. Bagaimana Rohis di SMPN 166 dapat berkembang ?

Di dalam proses

pembinaan semua yang

berkaitan dengan

agama di ajarkan dengan perlahan-lahan agar para anggota rohis dapat mengikutinya

dengan baik dan

akhirnya para anggota

rohis dapat

menerapkannya di

dalam masyarakat.

6. Bagaimana cara untuk dapat mempertahankan segala bentuk perkembangan yang sudah dirasakan ?

Di ekstrakulikuler rohis ini juga di ajarkan pola asuh baik terhadap adek kelas

maupun dengan

sesama anggota rohis, karena pola asuh ini di ajarkan untuk merekrut anggota rohis pada adek kelas yang akan masuk di SMPN 166.

Dengan adanya

ekstrakulikuler rohis maka di rumah para angota rohis dapat menerapkan pola asuh yang telah di ajarakan

ekstrakulikuler ini.

7. Bagaimana keadaan rohis di SMPN 166 sebelum mengalami perkembangan ?

Keadaan rohis di sekolah ini sebelum mengalami

perkembangan yaitu dari segi kegiatan atau

program selalu

monoton tidak ada kegiatan atau program

baru yang dapat

meningkatkan

kreatifitas anak-anak rohis.

8. Bagaimana tanggapan guru-guru terhadap perkembangan Rohis di SMPN 166 ?

Dari pihak guru pun

sudah mendukung

kegiatan atau program-program yang dijalankan Rohis di sekolah ini, hanya saja minat para

siswa/siswi yang

mengikuti kegiatan rohis di sekolah ini tidak begitu banyak.

9. Apa saja kegiatan Rohis yang terdapat di SMPN 166 ?

Program idul adha yang dimana para anggota rohis di tuntut oleh pihak sekolah untuk berperan

aktif sebagai kepanitiaan kurban, karena rohis merupakan organisasi islam yang berada di dalam sekolah.

Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan peraturan

kementerian agama,

dengan dimulainnya

sholat ied dan di lanjutkan kegiatan hewan kurban, kegiatan program rohis ini pada tahun ini di laksanakan pemotongan hewan kurban di SMPN 166 jakarta pada hari Rabu tanggal 05 Agustus 2020 yang bertempat di

lingkungan sekolah

dengan hewan yang

mencapai jumlah 5 ekor dan kambing sebanyak 15 ekor. Jumlah ini di ambil dari data kepanitian kurban.

Selanjutnya program kerja rohis adalah maulid

nabi program ini

dengan peraturan

kementerian agama.

Program rohis selanjutnya after movie yaitu program yang biasa dilakukan setelah adanya kegiatan,

jadi kegiatan ini

merupakan kegiatan

dokumentasi baik itu foto

video dan lain

sebagainya. Program ini sebagai pertanggung jawaban setiap program kerja rohis yang ada.

Program kerja rohis berikutnya yaitu tafakur alam, dengan mengikuti tafakur alam maka para anggota rohis dapat mengenal satu sama yang lain. Baik itu adik kelas maupun kakak kelas. Semua di program ini menjadi satu karena tidak

di bedakan dengan

menginap di daerah puncak bogor dan sama-sama jauh dari orang tua maka disini anggota rohis saling merangkul antara

satu dengan yang lainnya.

Dengan adanya tafakur alam semua kegiatan yang ada di dalam program kerja rohis dapat berjalan dengan baik dan benar. Serta dengan adanya tafakur alam anggota rohis dapat merasakan keadaan alam sekitar.

10. Apakah semua kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan konsisten ?

Pelaksanaan program kerja berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan oleh pengurus rohis karena setiap pelaksaan program harus meminta izin

kepada kepala

sekolah,osis, guru pai, dan guru yang lainnya.

11. Adakah kegiatan Rohis yang tidak berjalan secara konsisten ?

Sejauh ini, Alhamdulillah belum ada kegiatan rohis yang tidak berjalan secara konsisten

adalah terwujudnya SMPN 166 sebagai

lembaga dakwah

sekolah yang handal, kreatif, bermanfaat bagi pelajar SMPN 166. Misi rohis SMPN 166: a. Membangun dakwah dan koordinasi antar internal maupun eksternal rohis SMPN 166. b. Menyebarkan dan menegakkan syariat islam melalui kegiatan- kegiatan yang islami dan kekinian. c. Membangun ukhuwah islamiyah antar sesama pengurus.

13. Bagaimana para anggota Rohis dapat menjalankan program kegiatan Rohis ?

Setiap ekskul yang ada di

sekolah ini harus

yang harus ada, karena kalau tidak ada beban akademik maka ekskul tersebut bisa dipastikan tidak akan ada di SMPN

166 ini. Di

ekstrakulikuler rohis ini akan ada evaluasi setiap

anggotanya karena

dengan adanya evaluasi anggota diharapkan para anggota bisa berubah sifatnya karena mengikuti

agenda rohis yang

tersusun secara rapi.

14. Apakah terdapat pengaruh terhadap perilaku siswa setelah mengikuti kegiatan Rohis di SMPN 166 ?

Pengaruh dengan

adanya kegiatan rohis semua orang tua yang anaknya mengikuti kegiatan rohis merasakan dampaknya langsung. Karena anak-anaknya bisa di andalkan di dalam rumah dan di

masyarakat luas dari yang tidak berani azan menjadi berani azan, dari yang tadinya malas sholat menjadi

rajin sholat, dari yang tadinya hanya diem saja di masyarakat sekarang pun menjadi lebih aktif dan peduli terhadap masyarakat sekitar.

15. Apakah kegiatan rohis membutuhkan dana dalam penyelenggaraannya ? Jika ya, bagaimana para anggota Rohis dapat mengumpulkan dana untuk menyelenggarakan kegiatan ?

Iya, Alhamdulillah

kegiatan di sekolah ini, dibantu dengan uang amal setiap hari jum’at

dan proposal yang

digunakan fokus terhadap kegiatan rohis atau keagamaan .

16. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan acara Peringatan Hari Besar Islam ?

Kami menyiapkan

acara PHBI kurang

lebih 3 minggu

sebelum acara tersebut di mulai

17. Siapakah pihak yang bertanggung jawab atas semua kegiatan Rohis di SMPN 166 ?

Pihak yang bertanggung

jawab atas semua

kegiatan rohis yang dilaksanakan di SMPN 166 ini adalah Guru Pendidikan Agama Islam dan saya selaku Pembina rohis.

18. Dari semua kegiatan Rohis, apakah terdapat salah satu kegiatan yang berkesan dan memberikan banyak manfaat bagi penyebaran dakwah Islam ?

Iya ada, seperti kegiatan maulid nabi merupakan perayaan yang ditujukan atas peringatan hari lahir nabi Muhammad saw atau yang lebih kita kenal dengan Maulid Nabi ini merupakan bentuk atas rasa syukur dan senang kita kepada Allah SWT yang pada hakikatnya tidak ada

larangan dalam

pelaksanaannya ini.

Program kerja maulid ini mempunyai tujuan yaitu menggapai ridha

Allah SWT, meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta mendekatkan diri kepada Allah SWT, menapak tilas dan mengenang kembali jalan hidup nabi Muhammad SAW dan

mempererat ukhuwah islamiyah dan kebersaman antara sesama muslim khususnya di lingkungan SMPN 166, Meluruskan persepsi masyarakat khususnya warga SMP Negeri 166 Jakarta tentang perayaan hari besar islam.

Menyeimbangkan peran agama dengan perayaan acara lain yang tidak sesuai dengan syariat islam.

19. Apakah terdapat bentuk kerja sama yang dilakukan oleh Rohis dengan jenis kegiatan ekstrakurikuler lainnya ?

Iya kami selalu bekerja

sama dengan jenis

kegiatan ekstrakurikuler

lainnya dalam

mengadakan atau

mempersiapkan kegiatan yang dilakukan oleh anggota rohis, seperti bekerja sama dengan osis dll.

Dokumen terkait