• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA (PENELITIAN ETNOGRAFI PENDIDIKAN) Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSES PEMBINAAN ROHIS DI SMPN 166 JAKARTA (PENELITIAN ETNOGRAFI PENDIDIKAN) Skripsi"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh :

Nafisah Khoiriyah

NIM. 11160110000011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

Nafisah Khoiriyah, Proses Pembinaan Rohis di SMPN 166 Jakarta (Penelitian Etnografi Pendidikan), Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui proses pembinaan rohis di SMPN 166. Dengan mengetahui proses pembinaan rohis, maka peneliti dapat mengetahui apa saja yang dilaksanakan pada saat proses pembinaan. dan peneliti akan mengetahui program-program kerja yang ada di dalam ekstrakulikuler rohis di SMPN 166.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi dengan pendekatan kualitatif. Etnografi merupakan upaya untuk menggambarkan sebuah budaya dari sekelompok individu yang berkaitan dengan cara sekelompok individu tersebut berprilaku, dan cara kelompok tersebut berinteraksi antara satu dengan yang lain. Etnografi ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana sekelompok dari individu ini, nilai-nilai, cara pandang dan motivasi mereka.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa untuk proses pembinaan rohis di SMPN 166 ini berjalan sesuai dengan panduan yang telah diberikan oleh pihak sekolah kepada pembina rohis dan guru agama islam. Dengan begitu bahwa semua program kerja yang ada di sekolah bisa di katakan berhasil. Karena ketika para anggota rohis melakukan kesalahan, maka akan ada evaluasi yang dapat membuat para anggota rohis untuk berubah menjadi lebih baik lagi.

(7)

ii ABSTRACT

Nafisah Khoiriyah, Rohis Coaching Process at SMPN 166 Jakarta (Educational Ethnographic Research), Thesis, Islamic Religious Education

Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah Islamic University, Jakarta.

The research aims to determine the process of spiritual guidance in SMP 166. By knowing the process of spiritual development, the researcher can find out what is carried out during the guidance process. and researchers will know the work programs that exist in the Rohis extracurricular at SMPN 166.

The method used in this research is ethnographic method with a qualitative approach. Ethnography is an attempt to describe a culture of a group of individuals related to the way these groups of individuals behave, and the way these groups interact with one another. This ethnography aims to reveal how a group of these individuals, their values, outlooks and motivations.

The results of this study indicate that for the process of spiritual development in SMP 166 it runs in accordance with the guidelines that have been given by the school to religious leaders and teachers of Islamic religion. That way, all work programs in schools can be said to be successful. Because when the members of the spiritualists make mistakes, then there will be an evaluation that can make the members of the spiritualists to change for the better.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan ridho dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi sebagai salah satu tugas akhir dalam menempuh Sarjana Strata 1 (S1) di Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini ditulis dengan judul “Proses Pembinaan Rohis di SMPN 166 Jakarta (Penelitian Etnografi Pendidikan)”.

Skripsi ini disusun berdasarkan penelitian yang telah penyusun lakukan diSMPN 166 Jakarta. Penyusunan skripsi ini sebagai tandabahwa penelitian telahselesai dilaksanakan.

Adapun dengan selesainya skripsi ini telah melibatkan banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang berperan, antara lain: 1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A., sebagai Rektor

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Dr. Sururin, M.Ag., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Dosen Penasihat Akademik yang tak pernah bosan untuk memberikan semangat disetiap jenjang semester untuk menjalankan perkuliahan dengan baik

3. Drs. Abdul Haris, M.Ag., sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

4. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

5. Dr. Khalimi, M.Ag., Dosen Pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan banyak waktunya untuk membimbing, memberikan ilmu, serta memberikan nasihat dan arahan;

(9)

iv

6. Kedua orang tua saya, Bapak Samsuri dan Ibu Napsiah, sebagai pendidik pertama yang selalu mengorbankan waktu dan tenaganya, untuk mendidik dan membesarkan putra-putrinya;

7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang telah memberikan banyak ilmu dan berbagi pengalamannya kepada penyusun;

8. Bapak Alizar S.Pd, M.M., sebagai Kepala Sekolah yang sejak awal penelitian sangat bersedia membantu saya.

9. Bapak Karsono S.Pd., sebagai Wakil Kurikulum yang sejak awal penelitian sangat bersedia membantu saya.

10. Teman-teman seperjuangan khususnya Jurusan Pendidikan Agama Islam, sahabat Nadia Ulfah, Neli Ariska Putri, Hanin Andini, Siti Aisyah, Dewi Hartika dan teman-teman lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu;

11. Teman-teman di Organisasi Remaja Masjid Jami’ Al-Wiqoyah Jagakarsa; 12. Terimakasih kepada Anak-anak Binaan Yatim Masjid Jami’ Al-Wiqoyah

yang selalu mendo’akan dan mensuport hingga sekarang.

13. Terimakasih kepada Pihak yang mengurus Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) Dinas Pendidikan UPT P4OP dan PEMPROV DKI Jakarta yang telah memberikan beasiswa kepada penyusun selama menempuh program Pendidikan Agama Islam di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas do’a,dukungan, motivasi, bantuan serta perhatiannya yang tulus dan ikhlas. Semoga Allah membalas kebaikannya.

Penyusun menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, masukan, saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Sehingga skripsi ini dapat bermanfaat

(10)

v

bagi penulis sendiri dan dapat memperluas khazanah pemikiran dalam dunia pendidikan bagi yang membacanya.

Jakarta, 25 Juni 2020

Penyusun

(11)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….... i

ABSTRACK ………... ii

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR ISI ……… vi

BAB I PENDAHULUAN ……….... 1

A. Latar Belakang Masalah ...……….. 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Kajian Teori ... 8

1) Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ... 8

2) Tujuan dan Ruang Lingkup Ekstrakurikuler ... 10

3) Jenis dan pelaksaanaan kegaiatan ekstrakurikuler ... . 11

4) Proses ... 13

5) Pembinaan ... 17

6) Rohis ... 25

7) Pembinaan Rohis ... 32

8) Pengertian Etnografi ... 34

(12)

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 42

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

B. Latar Penelitian ... 42

C. Metode Penelitian ... 43

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 45

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ... 46

F. Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Profil SMPN 166 Jakarta ... . 51

B. Sejarah Singkat SMPN 166 Jakarta ... . 51

C. Visi, Misi, dan Tujuan SMPN 166 Jakarta ... . 52

D. Guru dan Tenaga Kependidikan SMPN 166 Jakarta ... 54

E. Daftar Siswa/I SMPN 166 Jakarta ... 57

F. Sarana dan Prasarana SMPN 166 Jakarta ... 58

G. Struktur Organisasi SMPN 166 Jakarta ... 64

H. Temuan Penelitian ... 67

I. Deskripsi hasil temuan penelitian ... .. 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 80

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Sekolah adalah tempat untuk mendidik siswa untuk menjadi orang yang cerdas, baik dari ilmu pengetahuan agama, umum, serta menjadikan siswa memiliki akhlak yang baik. Di dalam suatu sekolah ada elemen-elemen yang mendukung sekolah tersebut berjalan dengan baik. Elemen-elemen tersebut seperti Kepala Sekolah, Guru, murid, Sarana dan Prasarana, Tenaga kependidikan, Pegawai sekolah serta Orang tua wali murid. Sekolah islam adalah sekolah yang menerapkan pengajaran sesuai dengan syariat islam, sekolah ini di harapkan dapat di gunakan baik di sekolah maupun di masyarakat. Sekolah islam biasayang memiliki ciri khas yaitu selalu melakukan tadarus sebelum memulai pelajaran, selanjutnya sekolah islam juga memberikan jam pelajaran agama lebih banyak di bandingkan pelajaran umum. Sekolah islam menerapkan cara-cara pendidikan secara agama, karena kalau sekolah tersebut tidak mengetahui dasar dalam membangun sekolah secara agama maka akan keluar dari jalurnya, sebab pada dasarnya sekolah islam harus bisa memahami tentang pendidikan islam.

“Pendidikan yang di berikan bagi seluruh siswa di sekolah diterapkannya di dalam berbagai bentuk mata pelajaran dan di sebut dengan bidang studi biasanya dalam mata pelajaran yang ada di sekolah pendidikan agama islam mengandung tujuh materi pokok antara lain : Al Quran, Hadits, keimanan, Akhlak, Bimbingan Ibadah, Fikih, dan sejarah islam lainnya.”1

1 Putri nurina, Pendidikan Agama Islam bagi siswa autis pada sekolah inklusif (Pamulang:

(14)

Sekolah Islam banyak kegiatan-kegiatan yang membuat siswa menambah kemampuan muridnya tentang pengetahuan agama dan pengetahuan umum, kegiatan tersebut bertujuan untuk menjadikan anak tersebut berguna untuk di masa depannya kelak.

“Kegiatan-kegiatan yang ada di dalam sekolah harus mendapat dukungan oleh kepala sekolah serta mendapat dukungan dari semua wakil, dan guru-guru. Karena setiap kebijakan yang di putuskan dalam program kegiatan sekolah melalui rapat-rapat jurusan dan bidang-bidang kehalian Kemudian di lanjutkan oleh ketua jurusan dan ditentukan berdasarkan rapat sekolah. Berdasarkan musyawarah tersebut di tentukan peran dan tugas masing-masing sesuai dengan bidang keahliannya.”2

Kegiatan ekstrakulikuler yang menambah wawasan keislaman.adalah Rohani islam (Rohis), di dalam rohis banyak sekali pelajaran yang akan kita dapatkan serta bisa dikembangkan oleh para murid, karena di dalam rohis kita di ajarkan bagaimana cara berdakwah yang baik dan bnar serta mudah di pahami oleh masyarakat luas.

Rohis merupakan suatu kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah-sekolah, kegiatan ini merupakan kegiatan untuk mendalami tentang agama islam, di dalam sekolah kegiatan rohis mengalami perkembangan yang begitu signifikan, yaitu dengan kegiatan-kegiatan yang bernuansa islami mulai dari pemotongan hewan kurban, dll.

Selanjutnya dengan kegiatan rohis di sekolah-sekolah maka dapat membangun semangat para siswa untuk lebih memperdalam ilmu agama islam melalui materi-materi yang diberikan oleh para guru maupun para pembina rohis serta dari anggota rohis tersebut.

“Rohis merupakan organisasi yang berlandaskan konsep nilai keislaman dan menjadi sarana memperdalam pemahaman agama islam para anggotanya”.3 Dengan begitu para siswa bisa menambah pemahaman

2 Muniarti, Nasir usman, Implementasi manajemen stratejik dalam pemberdayaan

sekolah menengah kejuruan (Bandung: Citapustaka media perintis, 2009), h. 62.

3 Nurul aeni, Rosidin, Pemahaman Agama dalam konteks kebangsaan : Studi kasus pada

organisasi rohis sma negeri 1 sragen, Jurnal pendidikan dan kebudayaan, vol , 02, No,2

(15)

tentang syariat agama islam, dengan baik dan benar. Ketika sekolah mengadakan ekstrakulikuler berupa rohis di harapkan para siswa yang beragama islam lebih mengedepankan syariat-syariat islam, dengan begitu suasana di sekolah dapat menjadi tenang dan tentram, selanjutnya para siswa diharapkan bisa berprilaku sopan dan santun dalam berbicara kepada guru,orang tua dan teman sebayanya, agar kegiatan rohis yang di ikuti selama ini tidak sia-sia.

Selanjutnya rohis pun akan lebih baik jika diadakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dalam keadaan begitu maka jiwa remaja yang demikian itu nampak pula dalam kehidupan agama yang mudah goyah, timbul kebimbangan, kerisauan dan konflik batin. Kegiatan keislaman yang ada di sekolah yaitu seperti buka bersama, tabligh akbar, kurban, tafakkur alam,mentoring keislaman serta kegiatan-kegiatan lainnya diharapkan dapat membuat para siswa berfikir untuk memilih mana yang baik dan buruk, karena kalau siswa sendiri tidak mengikuti kegiatan keislaman dengan baik maka dapat dipastikan kegiatan tersebut hanya menjadi kenangan yang sia-sia.

Kegiatan tersebut diharapkan dapat menambah erat silaturahmi antara kepala sekolah, guru, murid, pegawai sekolah dan masyarakat sekitar, dengan begitu keamanan, kenyamanan di lingkungan tersebut dapat terjamin dengan baik. Selain itu, adanya kegiatan keislaman ini diharapkan dapat membimbing siswa untuk menjadi lebih mandiri, melatih kerja sama, dan kepekaan terhadap lingkungan. Dalam sebuah organisasi, kerja sama sangat diperlukan, hal ini bertujuan agar acara atau program yang dijalankan dapat terselenggara dengan baik. Jika suatu organisasi tidak mampu menjalin kerja sama antar anggotanya, maka dapat dipastikan akan terjadi kekacauan dalam penyelenggaraan suatu acara. Hal ini disebabkan kurangnya keharmonisan yang terjalin dalam organisasi tersebut.

“Zuriah mengatakan pembinaan dapat diartikan sebagai kegunaan yaitu merubah sesuatu sehingga menjadi baru yang memiliki nilai-nilai yang

(16)

tinggi. Dengan demikian pembinaan juga mengandung makna sebagai pembaharuan, yaitu melakukan usaha-usaha untuk membuat sesuatu menjadi lebih sesuai atau cocok dengan kebutuhan dan menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat”.4 Pembinaan merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk

memberikan arahan atau bimbingan untuk memberikan pandangan terhadap sesuatu yang akan dihadapi. Hal ini juga dapat dikatakan bahwa pembinaan merupakan salah satu pembekalan yang diberikan kepada seseorang untuk dapat mempersiapkan diri dalam menjalankan suatu aktivitas.

Situasi tersebut, menyebabkan remaja itu sulit untuk menentukan pilihan yang tepat, sehingga para remaja cenderung memilih jalan sendiri, dalam situasi yang demikian itu, maka perilaku menyimpang sangat besar maka dari itu untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan maka seorang guru harus bisa memberikan jalan kepada muridnya dengan memberikan saran untuk mengikuti kegiatan rohis yang ada di Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Dari pihak guru pun sudah mendukung kegiatan atau program-program yang dijalankan Rohis di sekolah ini, hanya saja minat para siswa/siswi yang mengikuti kegiatan rohis di sekolah ini tidak begitu banyak.

Dampak-dampak yang terlihat secara langsung dilihat dari anak-anak yang mengikuti kegiatan rohis di antaranya yaitu para anggota rohis tidak lagi disuruh pergi ke masjid, mereka sudah memahami kalau sudah waktunya azan mereka sudah harus pergi ke masjid, banyak di antara anggota rohis itu berpakaian sesuai dengan syariat islam, selanjutnya para anggota rohis juga lebih mengutamakan mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang yang baru dikenal. Karena begitu banyak murid yang belum begitu kenal satu sama lain.

4Agus Yunita, Saiful Usman, Hasbi Ali, Peran keluarga dalam pembinaan pekerti anak

di usia sekolah dasar (suatu penelitian di kecamatan kuta baro kabupaten aceh besar), jurnal

(17)

Dampak lainnya yang dapat dilihat yaitu banyak para orang tua murid berterima kasih kepada para pembina rohis karena telah mendidik anak-anaknya dalam memahami pelajaran agama islam di luar jam sekolah dan di harapkan dapat memberikan pelajaran yang lebih agar bisa menjauhi perbuatan yang di larang oleh Allah dan rasulnya.

Kegiatan rohis kiranya menjadi salah satu peran dalam pembentukan perilaku keagamaan seorang siswa. Kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran tatap muka di kelas ini di rasa cukup membangkitkan siswa terhadap pendidikan agama islam (PAI) dari pada mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Suasana reaktif yang di bentuk akan membuat siswa lebih senang mengikuti kegiatan, sehingga aspek afektif dan psikomotorik dapat tersentuh lebih dari sekedar pembelajaran di kelas yang hanya dapat tersentuh dimensi kognitifnya saja.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis pada kegiatan ekstrakulikuler Rohis di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN 166 Jakarta) perlu di adakan penelitian untuk mengetahui proses pembinaan rohis di sekolah tersebut dengan mengunakan etnografi pendidikan islam, selanjutnya mengetahui pembinaan lanjutan yang akan memberikan dampak lain pada siswa, serta di harapkan para anggota rohis bisa menjadi panutan baik di sekolah maupun di masyarakat.

Berdasarkan latar belakang yang di atas penulis terdorong untuk mengkaji lebih lanjut tentang “Proses Pembinaan Rohis di SMPN 166 Jakarta (penelitian etnografi pendidikan).

(18)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Minat para siswa/siswi yang mengikuti kegiatan rohis di sekolah ini tidak begitu banyak.

2. Para anggota rohis tidak lagi disuruh pergi ke masjid, mereka sudah memahami kalau sudah waktunya azan mereka sudah harus pergi ke masjid, banyak di antara anggota rohis itu berpakaian sesuai dengan syariat islam, mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang yang baru dikenal.

3. Para orang tua murid berterima kasih kepada para pembina rohis karena telah mendidik anak-anaknya dalam memahami pelajaran agama islam di luar jam sekolah dan di harapkan dapat memberikan pelajaran yang lebih agar bisa menjauhi perbuatan yang di larang oleh Allah dan rasulnya.

C. Pembatasan Masalah

Dalam hal ini penelitian dapat dilakukan dengan efektif dan efisien, maka peneliti membatasi penelitian pada: Proses pembinaan Rohis di SMPN 166 Jakarta. Fokus Penelitian dengan Mengetahui sejauh mana perkembangan rohis di SMPN 166, Mengetahui program kerja rohis yang berjalan di SMPN 166, Mengetahui perkembangan anggota rohis setelah mengikuti kegiatan pembinaan rohis, Melaksanakan program kerja yang telah di musyawarahkan, Evaluasi program kerja yang telah dilaksanakan, Mengetahui dampak-dampak dari kegiatan rohis bagi masyarakat.

(19)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka perumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut: Bagaimana proses pembinaan rohis di SMPN 166 Jakarta ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui proses pembinaan rohis di SMPN 166 Jakarta 2. Untuk menambah khazanah ke islaman yang ada pada saat ini 3. Agar para masyarakat mengetahui semua pelatihan yang ada di dalam kegiatan rohis

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peserta didik, mendapatkan tambahan tentang khazanah islam

dan dapat mengembangkannya kembali

2. Bagi guru di harapkan sebagai motivasi dalam melaksanakan tugasnya dalam mengajar dengan pengetahuan agama agar bisa di jadikan contoh untuk para murid-muridnya di sekolah dan di masyarakat

3. Bagi pihak sekolah, diharapkan tulisan ini sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan khususnya dalam pembinaan baik akademik maupun non akademik

(20)

8

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1) Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler

“Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler antar satu sekolah dan sekolah yang lain bisa saling berbeda. Variasinya sangat ditentukan oleh kemampuan guru, siswa dan kemampuan sekolah.1

Petunjuk teknis penyusunan program pengembangan diri melalui kegaitan ekstrakurikuler di sekolah bertujuan untuk memberikan acuan bagi pendidik dan sayuan pendidikan dalam merancang program pengembangan diri dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler sesuai

ketentuan dan mekanisme yang telah ditetapkan sehingga hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi, dan perkembangan peserta didik dengan memperhatikan kondisi sekolah. Petunjuk teknis pengembangan diri untuk kegiatan ekstrakurikuler dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung masing-masing satuan pendidikan.2

Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertenti yang tidak memungkinkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya masibg-masing. Kata ekstrakurikuler memiliki kegiatan tambhan di luar rencana pelajaran atau pendidikan tambahan di luar kurikulum. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler merupakan

1 Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabet, 2011), h. 159. 2 Ibid., (Bandung: Alfabet, 2011), h. 140.

(21)

potensi peserta didik.3

“Menurut arikunto S yang dimaksud dengan program ialah sederetan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan, di luar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan.4

Untuk mendefinisikan pengertian kegiatan ekstrakurikuler akan dikemukakan pendapat Ambo Elo Adam dan Ismail Tolla (1987: 90) yang mengemukakan bahwa hegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar ketentuan kurikulum yang berlaku di sekolah sebagai penunjang pendidikan formal yang berlangsung di dalam sekolah. Kegiatan tersebut, merupakan bentuk kegiatan di luar program kurikulum sekolah, yang diberikan kepada peserta didik sebagai penunjang pendidikan formal dan dimaksudkan sebagai bentuk pengembangan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh siswa, seperti olah raga, kesenian dan lain sebagainya. Begitu urgennya kegiatan tersebut, sehingga mempunyai relevansi yang tinggi terhadap program pendidikan formal lainnya.5

Kegiatan pengembangan diri meruapakan upaya pembentukan watak dan kpribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan layanan konseling dan kegaiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah yang disedikan oleh satuan pendidikan untukmenyalurkan minat, bakat, hobi, kepribadian dam kreativitas peserta didik yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi talenta peserta didik.6

3 Kompri, Manajemen Pendidikan Kompene-Kompenen, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2015), h. 224.

4 Eka Prihatin, Op.Cit., h. 159.

5 Novianty Djafri, Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pada Pesantren Al-Khaerat Kota Gorontalo,Jurnal Inovasi, Volume 5, Nomor 3, September 2008. h. 137.

(22)

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sembah menurut Direktorat pendidikan menengah kejuruan adalah

a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatan kemampuan siswa beraspek kognitif, efektif, psikomotorik.

b. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan.

c. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.7

Ruang lingkup kegiatan penyusunan program pengembangan diri dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler meliputi:8

a. Penugasan pada wakasek bidang akademik atau kurikulum dan wakasek bidang kepesertadidikan.

b. Pemberian arahan teknis

c. Pembuatan perencaan kegiatan untuk penyusunan program pengembangan diri untuk kegiatan ekstrakurikuler

d. Penyusunan rambu-rambu tentang mekanisme program pengembangan diri untuk kegaitan ekstrakurikuler

e. Analisis kebutuhan dan kesesuaian yang meliputi analisis kebutuhan, bakat dan minat peserta didik, dan analisis kesesuaian kondisi satuan pendidikan.

f. Penyusunan draf program pengembangan diri untuk kegiatan ekstrakurikuler.

g. Review dan revisi draf program pengembangan diri untuk kegiatan ekstrakurikuler.

h. Penentuan kelayakan hasil riview dan revisi program pengembangan diri untuk kegiatan ekstrakurikuler.

7 Eka Prihatin, Op.Cit., h. 160. 8 Badrudin, Op.Cit., h. 141.

(23)

ekstrakurikuler.

j. Pengesahan program pengembangan diri untuk kegiatan ekstrakurikuler.

k. Penggandaan dan pendistribusian program pengembangan diri untuk kegiatan ekstrakurikuler.

3) Jenis dan pelaksaanaan kegaiatan ekstrakurikuler

Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler a. Pramuka Sekolah b. Oalahraga dan kesenian

c. Kebersihan dan keamanan sekolah

d. Tabungan pelajar dan Pramuka (tapelpram) e. Majalah sekolah

f. Warung/kantin sekolah g. Usaha kesehatan sekolah

Selanjutnya menurut Depdikbud kegaitan ekstrakurikuler dibagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Kegiatan yang bersifat sesaat misalnya: Karyawisata, bakti sosial.

b. Jenis kegiatan yang bersifat kelanjutan, misalnya pramuka, PMR dan sebagainya.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis kegaitan Ekstrakurikuler dapat dibagi menjadi dua jenis:

a. Kegaitan ekstrakurikuler yang bersifat atau berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus menerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan satu program kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya diperlukan waktu yang lama.

(24)

kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksankan waktu-waktu tertentu saja.9

Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diselengarakan lembaga pendidikan, yaitu:10

a. Keluarga Remaja Masjid (KRM) atau Dewan Masjid Sekolah. b. Pramuka/ Kepanduan/Hizbul Wathan.

c. Palang Merah Remaja (PMR) atau Sabit Merah Remaja (SMR). d. Patroli Kemanan Sekolah (PKS) atau polisi kecil (TK/SD). e. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) atau Dokter Kecil (TK/SD).

f. Jurnalistik/kewartawanan atau wartawan cilik (TK/SD) dengan sub kegaiatan bulletin, majalah dinding (mading), majalah sekolah dan sebagainya.

g. Kegiatan kesusatraan dan kesenian, seperti puisi, deklamasi, tater, seni rupa, seni music, seni vocal, dan sebagainya.

h. Kegiatan olahraga seperti sepak bola, bulu tangkis, renang, memanah, atletik, bakset, volley, catur, dan sebagainya.

i. Kegaiatan lainnya, seperti tata boga (memasak), tata busana (menjahit, mendesain), tata laksana rumah tangga, perbengkelan, pertukangan, elektronika, dan sebagainya.

9 Eka Prihatin, Op.Cit., h. 160.

(25)

4) Proses

Proses adalah suatu serangkaian langkah sistematis atau tahapan yang jelas demi menacapai tujuan yang telah dibuat, di dalam proses semua kegiatan yang salah dapat dilakukan berulang-ulang agar terhindar dari kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya.proses dapat di lakukan dimana saja dan kapan saja, karena proses membutuhkan waktu yang tidak terbatas. Selanjutnya proses dapat di jadikan acuan untuk memahami semua kegiatan-kegiatan yang akan di kerjakan dengan begitu semuanya akan berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah di buat, semua kegiatan pasti ada prosedur yang harus di lalui agar tidak keluar dari jalurnya.“Proses adalah sesuatu yang dimulai dari perencanaan, desain produksi sampai dengan fungsi-fungsi konsumen (kebutuhan, keinginan, dan ekspektasi)”.11

Proses merupakan sesuatu yang telah direncanakan sesuai dengan hasil musyawarah, dengan begitu maka proses yang akan berjalan di harapkan sesuai dengan rencana. Dengan begitu dapat di lanjutkan dengan desain produksi yang dapat memenuhi keinginan para pelanggan, dengan begitun dapat diambil masukkan dari para pelanggan contohnya anggota rohis. Proses selanjutnya yaitu dengan adanya desain produksi diharapkan dapat menciptakan suatu produksi-produksi yang baru, yang dapat memenuhi semua keinginan para konsumen khususnya di dalam Rohis, diharapkan akan ada progam-program yang baru, serta dapat memenuhi keinginan para anggota rohis dengan begitu akan muncul program-program lainnya dalam kegiatan rohis.

Menurut Nugroho J. Setiadi “Proses merupakan perubahan atau serangkaian tindakan serta peristiwa selama beberapa waktu dan yang menuju suatu hasil tertentu”.12

11 Anang Hidayat, Strategi Six Sigma: Peta Pengembangan Kualitas dan Kinerja Bisnis

(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007), h. 28.

(26)

Setiap proses yang dilakukan harus mempunyai rencana yang matang, agar semua yang telah di rencanakan berjalan dengan baik, di dalam proses pasti akan ada halangan maupun rintangan yang dapat membuat seseorang akan berubah menjadi lebih baik, maka orang yang ada di sekitarnya harus bisa mendukung setiap proses-proses yang akan di jalani orang tersebut.

Di dalam proses rohis pun akan mengalami namanya perubahan, karena wajar perubahan itu terjadi, dengan adanya perubahan tersebut rohis pun akan semakin berkembang dari yang dulunya begitu saja, sekarang akan berubah menjadi lebih baik dan tujuan yang telah di rencakan akan tercapai dengan yang lebih.

Proses menurut michael hammer dalam bukunya beyond reenginnering mendefinisikan proses sebagai kumpulan task yang bekerja secara bersama untuk menghasilkan value bagi costumer.

Menurut Rahmat “Proses adalah prosedur atau mekanisme pembuatan kebijakan kesehatan, bersifat politis, melibatkan berbagai kelompok kepentingan yang berbeda bahkan bertentangan (atake holder, pejabat pemeririntah, pejabat negara, lembaga pemerintah, lingkungan masyarakat, termasuk Partai Politik dan asosiasi profesi serta kelompok masyarakat lainnya)”.13

Di dalam sebuah proses memiliki standar, karena jika tidak ada standar prosesnya semua akan tidak jelas arahnya, maka dari semua kegiatan harus ada standar yang di gunakan karena tidak semua manusia dapat melaksanakan semua dengan sempurna, maka dari itu perlu standar proses atau pencapaian minimal dalam sebuah kegiatan yang akan di perbuat.

13 Rahmat Alyakin Dachi, Proses dan Analisis Kebijakan Kesehatan: Suatu Pendekatan

(27)

Menurut Maruli Pardamean “standar proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan, dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil”.14

Dari pendapat-pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa proses adalah sebuah jalan untuk memulai semua tujuan dengan melalui persiapan-persiapan yang matang agar semua tujuan dapat dicapai dengan proses yang sesuai dengan prosedur, dan misalnya mengalami kesalahan maka harus cepat merubahnya agar sampai pada tujuan yang sebenarnya.

Kaitanya dengan kegiatan rohis adalah bahwa semua kegiatan yang ada di dalam rohis harus bisa dilakukan dengan proses-proses yang sesuia dengan standar yang telah di tentukan oleh pihak sekolah, agar tidak terjadi kesalapahaman antar kepala sekolah dengan guru pembimbing rohis, dengan adanya proses ini di harapkan proses pembinaan rohis berjalann dengan baik.

Proses yang ada di dalam rohis di antaranya yaitu proses belajar mnembaca al quran dengan baik serta sesuai dengan tajwidnya, berkumpul dengan teman, bergaul dengan masyarakat luas, cara memotong hewan kurban, mengurus jenazah dll. Dengan begitu diharapkan para siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler rohis dapat memahami proses-proses yang akan dilakukan pada saat kegiatan rohis berlangsung.

Dengan begitu para siswa dapat mengikutinya dengan sungguh-sungguh. Proses kegiatan rohis alangkah baiknya langsung dipraktekan setelah di berikan teori-teori yang berkaitan dengan rohis agar para anggota rohis dapat mempraktekannya dengan baik. Dengan demikian setiap siswa yang mengikuti kegiatan rohis dapat merasakan semua proses yang akan di jalankan ke depannya.

14 Maruli Pardamean, Kupas Tuntas Agribisnis Kelapa Sawit: Mengelola Kebun dan

(28)

Maka untuk mempermudah mengikuti proses yang akan diikuti, pembina rohis bisa memantaunya dengan melalui media elektronik maupun media cetak, seperti membuat absen setiap pertemuan, materi yang akan diajarkan, serta praktek yang akan diikuti oleh para anggota rohis. Serta meminta masukan dari dewan guru untuk memantau sejauh mana para anggota rohis tersebut berkembang.

Semua proses yang dilakukan bisa dijadikan tolak ukur dalam keberhasilan seseorang, dengan proses semua orang akan bisa menentukan jalan untuk menuju sebuah tujuan yang akan di capainya. Proses yang dilaksanakan mengikuti prosedur yang telah di tentukan maka akan sukses dicapainya. Begitun sebaliknya, tetapi jika sudah sesuai dengan prosedur tetapi tetap gagal maka dapat di cari akar dari kegagalan tersebut.

Proses pun sebuah kegiatan yang tidak bisa di hindarkan dari kehidupan yang ada di dunia ini, karena kehidupan tanpa proses semua yang ada di alam jagat raya ini akan berjalan dengan tidak teratur karena tidak ada proses atau prosedur yang dilewati. Maka dengan adanya proses semua akan berjalan dengan baik.

Semua kesuksesan kegiatan yang ada di dunia ini melalui sebuah proses, karena jika tidak ada proses maka tidak akan ada perjalanan hidup yang sukses dan yang gagal, semua itu berjalan sesuai dengan pilihan dari manusia tersebut, karena semua dalam kehidupan ini tidak di tentukan oleh hasil, melainkan di tentukan oleh proses, jika dalam proses bersungguh-sungguh maka hasilnya pun akan sukses, sebaliknya jika disaat proses malas maka hasilnya pun akan jelek. Tapi semua itu di tentukan oleh manusia itu tersebut.

(29)

5) Pembinaan

Pembinaan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberikan orang tersebut perubahan yang lebih baik, serta dapat membuatnya akan lebih maju dan sukses, pembinaan yang dilakukan akan dilaksanakan secara terus menerus dan berharapkan pembinaan tersebut berhasil.

Akmal Hawi mengatakan “kata pembinaan dimengerti sebagai terjemahan dari kata training yang berarti latihan, pendidikan, pembinaan. Pembinaan menekankan manusia pada segi praktis, pengembangan sikap, kemampuan dan kecakapan”.15

Pembinaan yang dilaksanakan dapat menjadikan orang tersebut lebih praktis, serta dapat meningkatkan kemampuan seseorang agar menjadi lebih baik, dengan begitu pembinaan yang dilakukan tidak akan sia-sia dilaksanakan. Pembinaan juga dapat dijadikan sebagai latihan untuk menghadapi kehidupan ini.

Pembinaan dapat membuat akhlak seseorang berubah dari yang tidak baik menjadi baik, dan akan menjadi lebih baik lagi jika pembinaanya dilakukan secara personal maupun secara kelompok. Pembinaan yang dilakukan di harapkan menjadikan manusia tersebut menjadi lebih mempunya etika dalam bergaul, serta menjadikan seseorang yang mempunyai kreatifitas dan skill yang meningkat.

Menurut Syadam “pembinaan adalah pembaharuan atau usaha, tindakan, atau kegiatan yang dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik”.16 Pembinaan adalah proses perbuatan, pembaharuan, penyempurnaan, usaha, tindakan,

15 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2013), h. 85.

(30)

dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus untuk memperoleh hasil yang lebih baik.17

Pembinaan juga bisa merubah image seseorang yang telah dicap jelek oleh masyarakat, dengan mengikuti pembinaan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga maupun oleh seseorang guru diharapkan masyarakat dapat merubah pandangan tentang orang tersebut. Dengan adanya pembinaan diharapkan akan ada perubahan-perubahan yang segnifikan dalam diri seseorang, karena jika seseorang tidak ada perubahan maka pembinaan tersebut belum berhasil, maka akan dilanjutkan kembali pembinaan tersebut.

Pembinaan dilakukan untuk memberikan perubahan-perubahan yang lebih baik, karena di dalam pembinaan akan ada kegiatan atau usaha yang dapat membuat tujuan tersebut berhasil, pembinaan pun harus di lakukan terus menerus tanpa mengenal lelah apapun hasilnya.

Menurut Miftah Toha dalam Jurnal Muhammad Ridwan ”Pembinaan juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyataan menjadi lebih baik, dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang, atau peningkatan atas sesuatu. Terdapat dua unsur dari pengertian ini yaitu pembinaan dapat berupa suatu tindakan, proses, atau pernyataan tujuan, dan kedua pembinaan dapat merujuk pada “perbaikan” atas sesuatu”.18

Pembinaan yang akan berhasil harus melauli proses yang tidak begitu mudah karena banyak usaha-usaha yang harus di lalui karena tidak mudah untuk melakukan pembinaan tanpa usaha,dukungan serta ilmu penegetahuan yang ada. Semua itu akan sukses jika pembinaan yang dilakukan oleh seseorang dengan memiliki sifat sabar.

17 Lina Hadiawati,“Pembinaan Keagamaan sebagai Upaya Meningkatkan

KesadaranSiswa Melaksanakan Ibadah Shalat (Penelitian di Kelas X dan XI SMK Plus Qurrota ‘Ayun Kecamatan Samarang Kabupaten Garut)”, Jurnal Pendidikan Universitas

Garut. Vol. 02, No. 01;2008, h. 19.

18 Muh ridwan, Hartutiningsih, Mass’ad hatuwe, Pembinaan industri kecil dan

menengah pada dinas perindustrian, pedagang, koperasi dan Umkm kota bontang, Jurnal

(31)

Di dalam pembinaan akan membuat orang tersebut berubah lebih baik daripada yang kemarin, sebelum melakukan pembinaan harus di tentukan tujuan utama dari pembinaan tersebut, selanjutnya di tentukan proses-proses yang harus di lalui, setelah itu di pantau perkembangan yang telah di capainya. Dengan begitu pembinaan tersebut dapat menjadi perbaikan yang bagus untuk kedepannya.

“Pembinaan dapat dilakukan melalui beberapa cara diantaranya:1) Pemberian kesempatan dan dorongan untuk mengembangkan karier 2) Pemberian penghargaan atas jasa atau kebaktiannya terhadap organisasi, baik material atau inmaterial 3) Pendisiplinan kerja pegawai 4) Pemberian kesempatan berhimpun dalam organisasi kepegawaian 5) Pemberian fasilitas kerja dan sosial yang adil.”19

Dengan adanya pembinaan maka sesuatau yang awalnya tidak begitu baik bisa menjadi lebih baik di karenakan adanya pembinaan yang dilakukan terus menerus, karena usaha dilakukannya pembinaan itu atas keinginan untuk berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Dari beberapa tokoh diatas dapat di simpulkan bahwa pembinaan merupakan latihan atau pengembangan kemampuan seseorang agar lebih baik, dengan mengikuti pembinaan maka kemampuan seseorang bisa menjadi lebih dari yang sebelumnya, dan pembinaan bertujuan untuk memberikan jalan keluar jika ada kegagalan.

Pembinaan juga dapat digunakan jika kesalahan-kesalahan yang dilakuan oleh seseorang untuk berubah menjadi lebih baik lagi, kegiatan pembinaan yang di lakukan di dalam rohis di laksanakan untuk menjadikan para murid dapat memahami ajaran agama islam secara utuh dan benar, pembinaan yang dilakukan tidak bisa hanya sekali saja di

19 Yuslim, Djumadi, Sugandi, Pembinaan sumber daya aparatur dalam

meningkatakn pelayanan publik di kantor camat tenggarong kabupaten kutai kartanegara (studi implementasi peraturan pemerintah No. 42 tahun 2004, Jurnal administrative reform ,

(32)

lakukan tetapi pembinaan harus di lakukan secara terus-menerus agar para murid tidak mengulangi kesalahan yang telah di perbuat.

Kegiatan pembinaan dapat dilanjutkan dengan pelatihan-pelatihan yang dapat membuat para murid memahami pembinaan yang di lakukan, dengan memberikan latihan-latihan dengan melalui media pembelajaran yang dapat membuat murid memahami dengan mudah dan itu gampang di laksanakan, setelah pembinaan berjalan diharapkan para murid bisa menerapkannya baik di sekolah maupun di masyarakat.

Pembinaan yang di lakukan disekolah pada umumnya biasanya dilakukan pada saat jam masuk kelas, guru yang melakukannya yaitu guru bimbingan konseling, guru bimbingan konseling akan memberikan pembinaan terkait dengan peraturan sekolah, hukuman bagi yang melanggar dan bagi murid yang taat terhadap aturan, selain itu guru bimbingan konseling juga mempunyai tugas untuk membimbing memberikan arahan dalam memilih perguruan tinggi yang di inginkan oleh murid.

Selanjutnya jika akan di lakukan bimbingan dalam materi agama biasanya guru bimbingan konseling memberikan arahan kepada murid-murid untuk mengikuti eskul rohis, mengikuti kegitan rohis para murid-murid pun akan di berikan bimbingan agam dengan di ajarkan kitab-kitab, membaca al quran dengan benar, di berikan materi-materi yang kiranya dapat di pahami dengan murid dengan cepat dan mudah. Di dalam kegiatan rohis semua para murid di beri bimbingan yang sama dan itu bisa di lakukan oleh para murid.

Dengan mengikuti pembinaan yang ada di dalam rohis para murid bisa merubah akhlak,akidah,serta memberikan contoh untuk para murid yang tidak mengikuti kegiatan rohis, pembinaan yang di berikan di rohis pun bisa berguna untuk masa depan para murid yang mengikuti rohis,

(33)

karena mereka akan di bimbing bagaimana cara hidup yang islami dan berkemajuan dengan baik.

Di dalam pembinaan baik guru agama islam maupun guru bimbingan konseling akan menggunakan metode yang berbeda-beda, karena pembinaan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan, sifat dan waktu untuk murid yang masih labil, maka baik guru agama islam maupun guru bimbingan konseling bisa memahami murid tersebut, agar para murid bisa menangkap semua bimbingan yang di berikan dengan mudah, setiap pembinaan yang dilakukan harus di berikan dengan rasa ikhlas dan sabar, karena tidak semua murid gampang menangkap dengan mudah pembinaan yang di berikan oleh guru tersebut.

Dengan adanya pembinaan dari guru pendidikan agama islam maupun oleh guru bimbingan konseling diharapkan bisa menjadi pilihan untuk memilih baik itu jalan keluar yang telah dihadapi oleh siswa maupun memberikan masukan kepada teman sebayanya, karena itu untuk menerapkan pembinaan yang telah di berikan baik oleh guru pendidikan agama islam maupun oleh guru bimbingan konseling seorang siswa harus bisa memilih pembinaan yang tepat.

Pembinaan merupakan suatu jalan keluar yang dapat di jadikan jalan keluar jika orang tersebut melakukan suatu kesalahan. Jika orang berbuat salah tidak dilakukan pembinaan maka itu merupakan suatu kegiatan yang akan membuat orang tersebut mengulanginya kembali maka harapannya pembinaan harus terus di lakukan supaya orang tersebut tidak melakukannya kembali.

1. Karakteristik Pembinaan

Pembinaan memiliki sifat-sifat khusus atau karakteristik yang dapat dibedakan dari suatu kegiatan tertentu. Wendell dan Cecil merumuskan suatu isu yang mengidentifikasikan sifat-sifat dari kegiatan pembinaan ini yaitu:

(34)

a) Lebih memberikan penekanan, walaupun tidak ekslusif pada proses kelompok dan organisasi dibandingkan dengan isi yang substantif.

b) Memberikan penekanan pada kerja tim sebagai suatu kunci untuk proses belajar yang lebih efektif mengenai berbagai perilaku.

c) Memberikan penekanan pada manajemen yang kolaboratif dari budaya kerja tim.

d) Memberikan penekanan pada manajemen yang berbudaya sistem keseluruhan.

e) Menggunakan para ahli perilaku sebagai agen pembaharuan atau katalisator.

f) Suatu pemikiran dari usaha-usaha perubahan yang ditujukan bagi proses-proses yang sedang berlangsung. Dengan memahami karakteristik di atas, maka pembinaan dapat dibedakan dengan usaha-usaha pembaharuan lainnya melalui nilai perubahan, pengembangan, atau pembinaan yang dapat dijadikan sebagai ukuran dalam membatasi makna pembinaan dengan usaha-usaha pembaharuan dan pembinaan lainnya.20

2. Tujuan Pembinaan

Setiap organisasi tentunya memiliki tujuan pembinaan yang berbeda-beda dalam mengembangkan dan membina organisasinya. Pada dasarnya pembinaan terbagi menjadi dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Beberapa tujuan yang akan dipaparkan berikut ini merupakan tujuan umum yang pembinaan organisasi yang sekiranya dapat meliputi tujuan-tujuan khusus dari masing-masing organisasi antara lain sebagai berikut:

a) Untuk meningkatkan tingkat kepercayaan dan dukungan di antara para anggota organisasi. Tujuan ini tercermin

(35)

dari pengertian kolaborasi di atas yang ingin menciptakan nilai kepercayaan antara atasan dan atasan, atasan-bawahan, dan antara para bawahan.

b) Untuk meningkatkan kesadaran berkonfrontasi dengan masalah-masalah organisasi, baik dalam kelompok maupun di antara anggota-anggota kelompok. Tujuan ini bermaksud bahwa jika terdapat masalah di dalam organisasi, maka masalah tersebut tidak boleh dibiarkan. Dengan adanya pembinaan organisasi semua masalah harus dapat dipecahkan dan diatasi. Tujuan pembinaan organsasi adalah untuk memecahkan masalah secara tuntas.

c) Meningkatkan suatu lingkungan “kewenangan dalam tugas” yang didasarkan atas pengetahuan dan keterampilan. Hal ini berarti bahwa setiap tugas dan peranan yang di dalamnya melekat kewenangan untuk melakukan tugas dan peran tersebut hendaknya didasarkan atas pengetahuan dan keterampilan. Tidak didasarkan atas pilih kasih, dan perasaan suka maupun tidak suka. Pembinaan didasarkan pada ilmu pengetahuan, akal sehat dan didukung oleh berbagai keterampilan tertentu. Bukan didasarkan atas emosi.

d) Untuk meningktakan tingkat keterbukaan dalam berkomunikasi baik vertikal, horizontal maupun diagonal. Tujuan ini mengenal kerahasiaan, artinya bahwa aktivitas pembinaan itu bukanlah misterius dan serba rahasia. e) Untuk meningkatkan semangat serta kepuasan

orang-orang yang berada di dalam organisasi. Semangat kerja yang ada dan kepuasan yang diperoleh semua orang di dalam organisasi melalui pembinaan dapat ditingkatkan.

(36)

Dengan demikian, pembinaan lebih berorientasi pada segi personal dibandingkan dengan segi nonpersonal.

f) Untuk mendapat pemecahan masalah yang sinergitik terhadap masalah yang memiliki frekuensi yang besar. Pemecahan masalah yang sinergitik ini dapat diartikan sebagai jumlah energi dari suatu kelompok yang dapat dikendalikan. Pemecahan maslaah seperti ini merupakan pemecahan yang kreatif. Pada jenis pemecahan masalah seperti ini semua pihak menekankan pada kerja sama dibandingkan dengan mengandalkan persaingan dalam konflik.

Untuk meningkatkan pertanggungjawaban pribadi dan kelompok baik di dalam pemecahan masalah dan implementasi rencana.21

3. Macam – Macam Pembinaan

A.M. Manguharjono dalam Jurnal Erna Hayati mengatakan bahwa ada beberapa macam pembinaan, yaitu:

a) Pembinaan orientasi, orientation training program, diadakan untuk sekelompok orang yang baru masuk dalam bidang kehidupan dan kerja,bagi orang yang sama sekali belum berpengalaman dalam bidangnya, bagi orang yang sudah berpengalaman pembinaan orientasi membantunya untuk mengetahui perkembangan dalam bidangnya.

b) Pembinaan kecakapan,skill training,diadakan untuk membantu para peserta guna mengembangkan kecakapan yang sudah di miliki atau mendapatkan kecakapan baru yang di perlukan untuk pelaksanaan tugasnya.

c) Pembinaan pengembangan kepribadian Pembinaan kepribadian, personality developmen training,juga 21 Ibid., h. 216-218.

(37)

pembinaan pengembangan sikap.Tekanan pembinaan ini berguna untuk membantu para peserta,agar mengenal dan mengembangkan diri menurut gambaran atau cita-cita hidup yang benar dan sehat.

d) Pembinaan kerja (in-service training), diadakan oleh suatu lembaga usaha bagi para anggotanya. Maka pada dasarnya pembinaan diadakan bagi mereka yang sudah bekerja dalam bidang tertentu.

e) Pembinaan penyegaran (refresing training), hampir sama dengan pembinaan kerja. Hanya bedanya, dalam pembinaan penyegaran biasanya tidak ada penyajian hal yang sama sekali baru, tetapi sekedarpenembahan cakrawali pada pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada.

f) Pembinaan lapangan (field training), bertujuan untuk menempatkan para peserta dalam situasi nyata, agar mendapat pengetahuan dan memperoleh pengalaman langsung dalam bidang yang diolah dalam pembinaan.22

6) Pengertian Rohani Islam (Rohis)

“Organisasi Rohis dalam suatu sekolah memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa selain dari pihak keluarga danmasyarakat.”23

Dengan adanya rohis di harapkan bisa menjadikan wadah untuk mendidik siswa tentang ajaran agama islam yang ada pada saat ini, dengan mengikuti kegiatan rohis di harapkan para siswa bisa menjadi lebih semangat dalam menuntut ilmu, dengan harapan baik itu dalam segi

22 Erna hayati, Muhammad yunus, Siti nisrima, “Pembinaan perilaku sosial remaja

penghuni yayasan islam media kasih kota banda aceh”, jurnal ilmiah mahasiswa pendidikan

kenegaraan unsyiah, vol. 1, No. 1 : 192-204, 2016, h. 197-198.

23 Badrus zaman, Pelaksanaan mentoring ekstrakulikuler rohani islam (rohis) dalam

meningkatkan kecerdasan spiritual siswa kelas X di SMAN 3 boyolali tahun ajaran 2015-2016,

(38)

prestasi maupun segi ketrampilan bisa lebih maju, selain itu dengan mengikuti rohis pun para siswa bisa berfikir lebih luas tentang ajaran agama islam yang ada di muka bumi ini.

Selanjutnya dengan adanya rohis maka semua kegiatan yang berkaitan dengan peringatan hari besar islam, bisa dilaksanakan sesuai syariat ajaran islam, maka dengan dirayakannya hari besar islam maka diharapkan para siswa bisa mengambil pelajaran tentang ajaran islam dengan baik. Harapannya dengan memahami tentang syariat dan hari raya besar islam maka para siswa pun akan menerapkannya baik itu di sekolah maupun di masyarakat luas.

Di dalam rohis semua siswa pun akan di berikan ilmu ketrampilan yang dapat digunakan untuk di masyarakat sekitar, karena jika seorang siswa hanya di berikan teori ajaran islam tanpa praktek akan sulit untuk di pahami, karena jika hanya teori maka akan membuat siswa itu menjadi bingung, maka dari itu untuk memudahkan pemahaman siswa dalam meningkatkan ketrampilan siswa di butuhkan teori dan praktek agar siswa pun bisa memahaminya dengan baik.

Setelah diberikan teori dan praktek maka ketrampilan siswa pun akan lebih terasah lagi dalam memahami ajaran-ajaran agama islam yang di berikan baik oleh kepala sekolah, wakil kesiswaan,guru pendidikan agama islam (PAI), pembina rohis.

“Menurut Puji Lestari dalam jurnal Badrus zaman Bagian kerohanian merupakan salah satu elemen penggerak jalannya roda organisasi kelembagaan yang bergerak dalam pembinaan spiritual sebagai pemenuhan kebutuhan kerohanian siswa anggota Rohis.”

Dengan mengikuti ekstrakulikuler rohis maka para anggota rohis bisa bergerak dibidang organisasi lainnya. Karena di dalam rohis di berikan bimbingan rohani merupakan suatu roda penggerak untuk lembaga-lembaga yang lain. Karena jika tidak ada rohis maka kegiatan

(39)

kerohanian di sekolah pun kurang lengkap. Karena banyak siswa yang sekolah di sini beragama islam.

Selanjutnya dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler rohis di harapkan para siswa bisa mengenal agama lebih dalam lagi, karena di dalam kegiatan rohis yang dijadikan tolak ukur untuk meningkatakan mutu pendidikan agama islam (PAI), oleh karena itu semua kegiatan baik dari sisi organisasi, struktural, materi yang di berikan harus sesuai dengan landasan dari pelajaran pendidikan agama islam (PAI).

Dengan mengikuti kegiatan rohis para siswa pun bisa merubah dirinya menjadi sesorang yang memiliki moral yang baik, dengan begitu kegiatan rohis yang diikutinya memiliki dampak positif terhadap dirinya, dan dapat merubah watak seseorang tersebut dengan menjadikan orang yang berguna bagi bangsa dan negara.

“Menurut Koesmarwanti dan Nugroho Widiyantoro dalam Jurnal Badrus Zaman kata “kerohanian Islam” ini sering disebut dengan istilah “Rohis” yang berarti sebagai suatu wadah besar yang dimiliki oleh siswa untuk menjalankan aktivitas dakwah di sekolah”.24

Dengan adanya rohis semua kegiatan dakwah yang ada di dalam ajaran agama islam dapat dilakukan di sekolah dengan harapan para siswa yang mengikuti kegiatan rohis dapat memberikan dakwah-dakwah islam baik secara teori maupun secara lengsung, dengan adanya dakwah yang langsung tersebut, maka akan muncul calon-calon ustad baik di sekolah dan di dalam masyarakat luas.

Dakwah yang dilakukan di sekolah yaitu dengan kultum setelah sholat zuhur, maupun sholat zuhur dan ashar itu sebagai dakwah yang dapat dilakukan setiap hari, dakwah tersebut pun dilakukan oleh para siswa yang di tunjuk oleh guru pendidikan agama islam (PAI) untuk berusaha berani berbicara di depan umum dengan memberikan

(40)

materi tentang agama islam, maupun tentang keadaan islam pada zaman sekarang.

Pada hari besar islam rohis akan membuat acara untuk memperingati hari besar islam tersebut dan di dalam rohis itu akan di tunjuk siapa penanggung jawab acara, ketua acara dll. Dengan adanyan penunjukkan tersebut para anggota rohis akan belajar bagaimana cara berorganisasi yang baik.

“Sebagaimana organisasi kesiswaan lainnya, rohis juga memiliki struktur organisasi, seperti ketua,wakil ketua,bendahara,sekertaris, dan divisi-divisi yang bertugas pada bagiannya masing-masing.”25

Dengan adanya rohis maka para remaja pun bisa lebih aktif di masyarakat. Karena dengan adanya rohis di harapkan para remaja benar-benar melaksanakan kegiatan keagaman yang dapat memajukan agama islam. Di rohis pun para remaja pun dapat mengembangkan bakatnya masing-masing. Baik dari segi mental maupun kreatifitas.

Jadi, Rohis merupakan sebuah organisasi bernuansa rohani yang bertujuan untuk mencerdaskan nilai-nilai spiritual siswa untuk dapat bersaing dengan kemajuan zaman yang penuh dengan tantangan ini, sehingga siswa dapat membentengi diri mereka dari pengaruh sosial yang memiliki dampak negatif bagi masa depan mereka.

1. Tujuan Rohis

Terdapat dua tujuan Rohis yaitu: a. Tujuan Umum

1) Membentuk individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kegiatan hidup di dunia dan akhirat.

25 Nurul aeni, Rosidin, “Pemahaman agama dalam konteks kebangsaan : Studi

Kasus pada Organisasi Rohis SMA Negeri 1 Sragen, 2017”, Jurnal pendidikan dan

(41)

2) Membuat seseorang menjadi sehat baik secara jasmani dan rohani.

3) Dapat Meningkatkan kualitas keimanan, keislaman, keikhlasan, dan ketauhidan dalam kehidupan sehari-hari.

4) Membuat individu lebih mengenal, mencintai, dan berjumpa dengan dzat Yang Maha Suci yaitu Allah. b. Tujuan Khusus

1) Membantu individu agar terhindar dari perbuatan dosa 2) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang

dihadapinya.

3) “Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dengan orang lain.”26

Jenis kegiatan ekstrakurikuler Rohis terdiri atas dakwah amah (umum) dan dakwah khasah (Khusus).

1. Dakwah Amah meliputi:

a) Penyambutan siswa baru. Program ini mengenalkan siswa Baru dengan berbagai kegiatan dakwah sekolah, pengurus, Dan alumninya.

b) Penyuluhan problem remaja. Program penyuluhan problematika tentang remaja sangat menarik minat para siswa karena permasalahannya begitu sangat berguna untuk kehidupannya di masyarakat dengan memberikan pengetahuan tentang kegiatan positif dan negatif agar para siswa bisa memilah-milah.

26 Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam (Yogyakarta:

(42)

c) Perlombaan. Kegiatan yang diharapkan dapat mengetahui bakat keagamaan yang di miliki oleh para siswa.

d) Majalah dinding yaitu sumber informasi yang di gunakan untuk bertukar informasi tentang agama islam.

e) “Kursus membaca Alquran. Program ini dapat dilaksanakan melalui kerja sama dengan pihak guru agama Islam di sekolah sehingga turut mendukung dan menjadikannya sebagai bagian dari penilaian mata pelajaran Agama Islam.”

Dakwah Khasah (Khusus) menjalankan proses pembinaan dalam rangka pembentukan kader-kader dakwah di lingkungan sekolah. Dakwah khasah bersifat selektif, terbatas, dan lebih berorientasi pada proses pengkaderan dan pembentukan kepribadian, objek dakwah ini memiliki karakter yang khasah (khusus), harus diperoleh melalui proses pemilihan dan penyeleksian. Dakwah khasah meliputi:

a) Mabit. Mabit adalah bermalam bersama. Melatih kebersamaan dan tanggung jawab.

b) Diskusi atau bedah buku. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melatih, mempertajam pemahaman, memperluas wawasan, serta meluruskan pemahaman.

c) Daurah atau pelatihan. Memberikan pelatihan kepada siswa, misalnya daurah Alquran (bertujuan untuk membenarkan bacaan Alquran).

d) “Penugasan. Suatu bentuk tugas mandiri yang diberikan kepada peserta halaqoh, penugasan tersebut dapat berupa hafalan Alquran atau penugasan dakwah.”27

27 M. Tahir, Amrillah, Pembinaan Keagamaan Siswa-Siswi Sekolah Menengah Atas

melalui Rohani Islam (Rohis) di Kota Samarinda dan Balikpapan, Lentera, Vol. III, No. 2, 2019, h. 49-50.

(43)

2. Peran dan Fungsi Rohis

Rohis memiliki peran dan fungsi yaitu sebagai lembaga keagamaan, lembaga dakwah, lembaga perjuangan, dan lembaga kemasyarakatan.

a. Lembaga Keagamaan

Rohis dipandang sebagai pusat kegiatan remaja yang bernafaskan Islam, sehingga diharapkan dapat menjadi wadah yang mampu menghasilkan kader-kader bangsa yang berakhlak mulia.

b. Lembaga Dakwah

Rohis mempunyai tugas sebagai lembaga dakwah. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan seperti pengajian, memperingati hari besar Islam, mentoring, dan sebagainya dan terbuka untuk umum. “Dakwah secara kelembagaan yang dilakukan oleh Rohis adalah dakwah actual yaitu adanya keterlibatan Rohis secara langsung dengan objek dakwah melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial keagamaan.28

c. Lembaga Perjuangan

Fungsi Rohis sebagai lembaga perjuangan merupakan salah satu jalan yang harus ditempuh demi menegakkan agama Islam, hal ini dapat dilihat melalui sejarah Rasulullah dalam menegakkan Islam melalui potret sejarah yang kini telah diabadikan melalui buku, monumen, serta benda-benda peninggalan sejarah yang menjadi bukti dari sebuah peradaban menunjukkan bahwa Islam tidak berdiri dengan sendirinya tetapi diperlukan sebuah pengorbanan meskipun harus

28 Manfred Oepen, Walfgang Karcher, Dinamika Pesantren: Dampak Pesantren

(44)

mempertaruhkan harta dan nyawa. Hal ini menunjukkan bahwa bendera Islam tidak akan berkibar tinggi dan membentang luas kekuasaannya di permukaan bumi dan tidak akan tersebar dakwahnya di penjuru alam kecuali melalui tangan orang-orang beriman dari kalangan generasi muda.

d. Lembaga Kemasyarakatan

“Peran Rohis sebagai lembaga kemasyarakatan tidak terlepas dari keberadaan masyarakat dalam menilai kaum remaja, kaum remaja tentunya akan dipersiapkan agar dapat bersosialisasi dengan masyarakat.”29

7) Pembinaan Rohis

Pembinaan rohis adalah pembinaan yang dilakukan untuk mengasah kemampuan para anggota rohis dengan bertujuan agar bisa berguna baik di sekolah, maupun di masyarakat luas. Dengan adanya pembinaan tersebut para anggota rohis dapat meningkat kemampuannya dengan baik.

Menurut Rifma “secara sederhana pembinaan dapat diartikan sebagai usaha meningkatkan sesuatu menjadi lebih baik”.30

Menurut Alim dalam jurnal Ali Noer Ekstrakurikuler Rohis sebagai suatu wadah keagamaan yang bergerak secara independen di mana wadah tersebut dikelola dan dikembangkan oleh siswa serta pembina Rohis, sehingga secara struktural dan operasionalnya sudah dapat dikatakan sebagai suatu lembaga yang mempunyai kepengurusan, tujuan yang hendak dicapai secara jelas dan dapat memberikan dukungan terhadap pelajaran agama islam.31

29 Ibid., h. 93.

30 Rifma, Optimalisasi Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru (Jakarta: Kencana,2016),

h. 99.

31Ali noer, Syahraini tambak, Harun rahman, “Upaya Ekstrakurikuler Kerohanian Islam

(ROHIS) dalam Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa di SMK Ibnu Taimiyah Pekanbaru”,Jurnal Al-Thariqah Vol. 2, No. 1, Juni 2017, h. 24.

(45)

Pembinaan yang dilakukan tidak sembarangan harus sesuai dengan prosedur yang ada di dalam kegiatan rohis, selanjutnya pembinaan akan di lakukan oleh guru agama pendidikan agama islam (PAI), Pembina rohis serta dari masing-masing anggota Rohis. Dengan begitu semua elemen yang ada di dalam rohis dapat mengeluarkan pendapatnya masing-masing di harapkan dengan adanya pembinaan maka akan muncul ide-ide cara Pembinaan yang baru.

Pembinaan rohis dapat di lakukan baik di sekolah, di lembaga masyarakat maupun di rumah-rumah para anggota rohis, dengan harapan untuk dapat mempererat tali silaturahmi antar anggota, pembina maupun orang tua wali murid yang mengikuti kegiatan rohis.

Selain itu juga pembinaan rohis di awali dengan memberikan materi-materi yang mudah di pahami oleh para anggota rohis, selanjutnya anggota rohis menanyakan materi kepada pembina maupun narasumber dengan harapan menambah wawasan yang luas untuk memperdalam ilmu agama islam yang belum dapat di kuasai.

Setelah itu para anggota rohis juga berusaha untuk mempraktekkanya di dalam pembinaan, jika ada anggota rohis yang masih bingung atau belum begitu paham pembina pun akan memberikan evaluasi terkait pemahaman yang belum di pahami.dengan begitu pembinaan yang akan di kerjakan berjalan sesuai dengan rencana awal.

Di dalam pembinaan semua tidak ada yang salah atau benar karena semuanya masih dalam tahap percobaan, maka dari itu para anggota rohis di harapkan mengerjakan kegiatan-kegiatan yang telah di berikan contoh oleh guru, pembina dan narasumber,ketika di suruh mengerjakan sesuatu di kerjakan dengan sungguh-sungguh agar kegiatan pembinaan rohis ini memberikan dampak positif untuk dirinya sendiri maupun orang lain.

Pembinaan rohis pun dapat di lakukan secara terus-menerus karena pembinaan ini sangat begitu penting untuk masa depan anggota

(46)

rohis,dengan begitu pembinaan yang dilakukan akan sukses selalu dan membuat para orang tua bangga jika anaknya bisa memahami agama dengan baik.

Semua pembinaan ini di harapkan dapat membuat para anggota rohis menerapkan semuanya di masyarakat dengan begitu masyarakat pun akan memahami semua kegiatan-kegiatan yang ada di dalam rohis.dan merubah pandangan negatif tentang rohis selama ini.

Dengan adanya pembinaan rohis maka di harapkan dapat menarik perhatian para siswa yang lain untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler rohis. Dengan begitu maka akan bertambah anggota dalam kegiatan ekstrakulikuler rohis. Karena semua kegiatan yang ada di dalam rohis membutuhkan tenaga yang tidak sedikit. Contohnya seperti kegiatan idul adha, di kegiatan ini di butuhkan tenaga untuk menjatuhkan hewan baik itu kambing, maupun sapi. Selanjutnya memcacah daging dan menguliti serta membagikannya ke masyarakat. Karena ini bagian dari pembinaan rohis.

8) Pengertian etnografi

Etnografi adalah penelitian yang fokus terhadap masalah yang ada di masyarakat, baik dari mata pencaharian, tempat tinggal, dan masalah yang ada di masyarakat. Penelitian ini juga dapat mengetahui posisi keadaan alam yang nyata di suatu daerah, selanjutnya peneliti mencari informasi dengan bertanya kepada masyarakat sekitar atau kepada para anggota suatu organisasi demi mengetahui semua kegiatan yang di lakukan, Proses ini di maksudkan untuk melahirkan pemahaman-pemahaman kultural umum yang berhubungan dengan fenomena yang sedang diteliti.

“Etnografi merupakan istilah lazim dalam disiplin ilmu antropologi untuk menamai tulisan-tulisan para antropolog tentang kebudayaan berbagai kelompok sosial yang ditelitinya. Hasil pengamatan yang rinci dan mendalam tentang warga suatu kelompok sosial dalam

(47)

berbagai aspek dan dimensi kehidupan sosial- budaya dengan berbagai kajian itulah yang di tuangkan dalam karya-karya etnografi.”32

“Telah dikemukakan juga bahwa etnografi, yaitu suatu deskripsi dan analisa tentang satu masyarakat yang di dasarkan pada penelitian lapangan. Menyajikan data-data yang hakiki untuk semua penelitian antropologi budaya. Oleh karena itu, untuk suatu studi perbandingan dari masyarakat-masyarakat dalam satu kawasan atau perbandingan dari masyarakat sampel dunia.”33

“Selanjutnya Etnografi juga dapat di artikan sebagai model dalam penelitian kualitatif yang pada awalnya berkembang cukup pesat dalam bidang antropologi di awal ke abad ke-20. Dalam penelitian etnografi, penelitian etnografi bertujuan untuk melakukan interprestasi terhadap manifestasi terbuka maupun manifestasi abu-abu dari satu kebudayaan, model atau pendekatan penelitian ini utamanya di kembangkan pertama kali oleh para ahli dan peneliti antropologi.”34

Ini berarti penelitian etnografi dalam bidang psikologi adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan secara komperhensif makna fenomena kejiwaan atau perilaku sebagai isu atau topik psikologi dalam sebuah kebudayaan tertentu. Etnografi juga bisa sebagai suatu metode penelitian ilmu sosial. Penelitian ini dapat berupa kepercayaan terhadap pengalaman seseorang maupun partisipasi yang mungkin, selanjutnya penelitian ini tidak hanya dilakukan oleh peneliti tetapi oleh peneliti-peneliti yang sudah terlatih dalam seni etnografi.

Menurut lecompte dan shensul dalam buku Fuad “etnografi adalah sebuah pendekatan untuk mempelajari kehidupan sosial dan budaya masyarakat, lembaga dan keadaan lainnya.35Perlu di catat bahwa penelitian etnografi dapat di dekati dari titik pandang preservasi seni dan

32 M. Junus melalatoa, Luka sebuah negeri (Jakarta: Yayasan obor, 2006), h. 13. 33 T.o ihromi, Pokok-pokok budaya antropologi (Jakarta: Yayasan obor, 2006), h. 75. 34 Fattah hanurawan, Metode penelitian kualitatif untuk ilmu psikologi (Jakarta:

Rajagrafindo persada 2008), edisi 1, h. 88.

35 Fuad fachruddin, Agama dan pendidikan demokrasi pengalaman

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Perancangan Adjuster Positioner pada sistem usulan dilakukan dengan menganalisa pekerjaan operator pada sistem yang ada pada saat ini dengan menggunakan peta

Respon siswa adalah tanggapan langsung siswa terhadap kegiatan pembelajaran matematika model kooperatif tipe STAD dengan menggunakan alat peraga pada sub materi pokok simetri

Data Colletion (pengumpulan data), yaitu mengumpulkan data dari sumber sebanyak mungkin untuk dapat diproses menjadi bahasan dalam penelitian tentunya hal-hal yang

Salah satu varietas unggul nasional belimbing adalah Karangsari (SK Mentan No 483/Kpts/LB.240/8/2004) yang berasal dari Kelurahan Karangsari, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar

3. Beberapa manfaat perencanaan usaha adalah pekerjaan atau aktivitas dapat dilakukan secara teratur dan dengan tujuan yang jelas, menghindari pekerjaan atau aktivitas yang

Activity diagram disposisi surat masuk pada aplikasi pengarsipan dan monitoring surat menyurat Pada activity diagram disposisi surat masuk diatas, terlihat bahwa aktivitas

Tulisan “SURAT SUARA PEMILIHAN PERBEKEL DESA (nama desa), KECAMATAN (nama kecamatan), KOTA DENPASAR TAHUN 2019”, pada posisi tengah - atas diantara lambang Pemerintah

Algoritma klasifikasi yang banyak digunakan secara luas, yaitu Decision/classification trees, Bayesian classifiers/ Nave Bayes classifiers, Neural networks, Analisa