VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.2 SARAN
Beberapa saran yang dapat diberikan adalah:
1. Melakukan tahap verifikasi untuk masing-masing line dengan solusi parameter proses yang telah diberikan.
2. Penerapan parameter optimasi dalam proses produksi mie instan Indomie selanjutnya.
3. Adanya penelitian lebih lanjut mengenai optimasi dengan tambahan parameter lain di samping parameter-parameter yang diamati pada penelitian ini, seperti level minyak dan pembukaan valve.
43
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Teknologi mie instan. [e-book] http://www.ebookpangan.com/ARTIKEL/TEKNOLOGI%20MIE%20INSTAN.pdf. [21 Juni 2012].
Astawan M. 2008. Membuat Mie dan Bihun. Bandung : Penebar Swadaya.
Beans MM, Nimmo CC, Fallington JG, Keagy DM, Mecham DK. 1974. Effects of amylase, protease, salt, and pH on noodle dough. J Cereal Chemistry (51) : 427-433.
Belitz HD, Grosch W. 1999. Food Chemistry. New York : Springer.
Bhusuk W, Rasper VF. 1994. Wheat Production, Properties, And Quality. London : Blackie Academy and Professional.
Box GEP, Draper NR. Empirical Model-Building and Response Surfaces. New York : John Willey & Sons, Inc.
Cochran WG, Cox GM. 1962. Experimental Design, Third Printing. New York : John Willey & Sons, Inc.
Day RA. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Djatmiko B, Enie AB. 1985. Proses Penggorengan dan Pengaruhnya Terhadap Sifat Fisiko-Kimia Minyak dan Lemak. Bogor : Agro Industri Press.
Estiasih T, Nisa FC, Ahmadi K, Umiatun. 2005. Optimasi pemadatan cepat pada pengayakan minyak
ikan hasil samping pengalengan lemuru dengan asam lemak ω-3 menggunakan metode
permukaan respon. J Teknologi dan Industri Pangan (16) : 230-238.
Fardiaz D, Puspitasari NL, Wijaya CH. 1991. Analisis Pangan (Monograf). Bogor : PAU Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.
Faridah DN, Kusnandar F, Herawati D, Kusumaningrum HD, Wulandari N, Indrasti D. 2010.
Penuntun Praktikum Analisis Pangan. Bogor : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Fennema OR. Principles of Food Science (Part I Food Chemistry). New York : Marcel Dekker, Inc. Heiberger RM, Holland B. 2004. Statistical Analysis and Data Display: An Intermediate Course with
Examples in S-Plus, R, and SAS. USA : Springer Science+Business Media, Inc.
Howell DC. 2008. Fundamental Statistics for The Behavioral SciencesSixth Edition. USA : Thomson Wadsworth.
Juliano BP, Hicks PA. 1990. Utilization of rice functional properties to produce rice food products with modern processing technologies. J International Rice Commission Newsletter (39) : 163-178.
Ketaren S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta : UI Press.
Kim SK. 1996. Instant noodles. In: Kruger JE, Matsuo RB, Dick JW (eds). Pasta and Noodle Technology. Minnesota : American Association of Cereal Chemists, Inc.
Koswara S. 2005. Teknologi pengolahan mie. [e-book] http://www.ebookpangan.com. [18 Maret 2012].
Montgomery CD. 2001. Design and Analysis of Experiments. 5th ed. New York : John Wiley&Sons, Inc.
Muljohardjo M. 1987. Analisa Pati dan Produk Pati. Yogyakarta : PAU Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada.
44
Nasendi BD, Anwar A. 1985. Program Linear dan Variasinya. Jakarta : PT Gramedia PustakaUtama.
Novianti T, Wignyanto, Nurika I. 2004. Optimasi produk spora penghasil β-karoten dari kapang
Neurospora sitophila menggunakan metode permukaan respon (kajian : lama fermentasi dan konsentrasi starter). J Teknologi Pertanian 5 (2) : 64-75.
Nuryanti, Salimy DH. 2008. Metode permukaan respon dan aplikasinya pada optimasi eksperimen kimia. Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir : 373-391.
Peng KC. 1967. The Design and Analysis of Science Experiments. USA : Addison-Wesley Publishing Company.
Scott WJ. 1957. Relation of food spoilage microorganism. Adv Food res 7 : 83-127.
Standar Nasional Indonesia. 2000. Standar Nasional Indonesia Mie Instan (SNI 01-3551-2000). Sunaryo E. 1985. Pengolahan Produk Serealia dan Biji-bijian. Bogor : Jurusan Teknologi Pangan
dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Suyanti S. 2008. Teknologi Pengolahan Mie Instan. Jakarta : Penebar Swadaya. Winarno FG. 1992. Teknologi Produksi dan Kualitas Mie. Bogor : IPB.
45
Lampiran 1. Bagan struktur organisasi PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle cabang JakartaGeneral Manager
Factory Manager Fin. & Acct.
Manager
BPDQC Manager ASPM HCOM BPM
Warehouse spv. Production spv. Technical spv. PPIC spv. QC RM / FG spv QC process spv Cost. Spv. Finance spv. General spv. ASPS ASPS Distributio
n officer ASPS ASPS
PR Spv IR Spv. Gas spv. A & W spv. EDP GM secretary Purchasing officer Prod. Shift Spv. Prod. Shift Spv. Prod. Shiift Spv.
46
Lampiran 2. Bagan proses produksi mie instan di PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle cabang Jakarta
Air Ingredient
Pencampuran larutan alkali
Larutan alkali
Tepung terigu Air
Pengadukan dan pembuatan adonan
Pembuatan lembaran adonan
Pembentukan untaian dan gelombang mie
Pengukusan
Uap pan
as
Uap airPemotongan dan pelipatan mie
Penggorengan TBHQ
Minyak goreng
Penirisan minyak goreng Minyak goreng
Pendinginan
Udara bersih Udara
panas Mie instan Pengisian seasoning Pengemasan primer Pengemasan sekunder Plastik OPP Karton Bumbu, minyak bumbu,
dan bahan pelengkap
47
Lampiran 3. Hasil keseluruhan pengukuran dan perhitungan respon pada line 248
Lampiran 4. Ringkasan ANOVA respon kadar air pada line 249
Lampiran 5. Ringkasan ANOVA respon kadar lemak pada line 250
Lampiran 6. Hasil keseluruhan pengukuran dan perhitungan respon pada line 851
Lampiran 7. Ringkasan ANOVA respon kadar air pada line 852
Lampiran 8. Ringkasan ANOVA respon kadar lemak pada line 853
Lampiran 9. Hasil keseluruhan pengukuran dan perhitungan respon pada line 1054
Lampiran 10. Ringkasan ANOVA respon kadar air pada line 1055
Lampiran 11. Ringkasan ANOVA respon kadar lemak pada line 10RESPONSE SURFACE METHODOLOGY (RSM) APPLICATION IN
PROCESSING PARAMETERS OPTIMIZATION OF INDOMIE INSTANT
NOODLE AT PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR, TBK.
NOODLE DIVISION IN JAKARTA
Niken Sekar Melati, Dedi Fardiaz
Department of Food Science and Technology, Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agricultural University, IPB Dramaga Campus, PO BOX 220, Bogor, West Java, Indonesia
Phone: +62 85717319922, e-mail: [email protected]
ABSTRACT
Instant noodle has been one of the alternative foods in terms of rice substitute, especially for urban people who live in big cities. Instant noodles could be stored for several months in room temperature due to low water activity in accordance to low moisture content and fat content. PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Noodle Division is one of the biggest instant noodle producers in Indonesia which produces various brands of instant noodles. This research was aimed to obtain the optimal processing parameters for some Indomie products in 61 gram, 63 gram, and 66 gram weight. The optimization was carried out by statistical approach, called Response Surface Methodology (RSM). Two (2) processing parameters were being optimized, frying temperature IN and OUT (oC). The yields being optimized were final product moisture content (%) and fat content (%). The selected optimum points in line 2 were 3.41519 % for moisture content and 17 % for fat content, with 64.68 rpm for cutter speed, 121.26 0C for frying temperature IN, and 150.08 0C for frying temperature OUT. The selected optimum points in line 8 were 3.49808 % for moisture content and 16.5755 % for fat content, with 44.02 rpm for cutter speed, 124.74 0C for frying temperature IN, and 159.95 0C for frying temperature OUT. The selected optimum points in line 10 were 3.45207 % for moisture content and 16.8164 % for fat content, with 64.13 rpm for cutter speed, 119.83 0C for frying temperature IN, and 154.30 0C for temperature OUT.
NIKEN SEKAR MELATI. F24080074. Aplikasi Response Surface Methodology (RSM) dalam Optimasi Parameter Proses pada Mie Instan Indomie di PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle Cabang Jakarta. Di bawah bimbingan Dedi Fardiaz. 2012.
RINGKASAN
Mie merupakan bahan pangan yang berbentuk pilinan memanjang dengan diameter 0,07-1,05 inci yang terbuat dari tepung terigu dengan atau tanpa tambahan kuning telur. Di Indonesia saat ini mie telah menjadi salah satu pangan alternatif utama setelah nasi. Terdapat berbagai macam jenis mie menurut proses pengolahannya, yaitu mie basah mentah (untaian mie hasil dari pemotongan lembaran adonan tanpa perlakuan pengolahan lanjutan dan kadar air sekitar 35 %), mie basah matang (atau mie kuning, dihasilkan dari mie mentah yang dikukus atau direbus, dan kadar air sekitar 52 %), mie kering (atau mie telur, dihasilkan dari mie mentah yang dikeringkan, kadar airnya sekitar 10 %), dan mie instan (mie mentah yang dikukus kemudian dikeringkan sehingga teksturnya menjadi porous dan mudah direhidrasi).
Mie instan adalah produk makanan kering yang terbuat dari tepung terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan, berbentuk khas mie, dan siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan air mendidih selama paling lama empat menit. Mie instan yang diproses dengan teknik penggorengan memiliki kadar air 2-5 % dan kadar lemak 15-20 %, sedangkan mie instan yang dikeringkan menggunakan udara panas memiliki kadar air 8-12 % dan kadar lemak 3 %.
PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk, Divisi Noodle merupakan salah satu perusahaan mie instan terkemuka serta merupakan market leader mie instan di Indonesia. Produk yang dhasilkan berupa mie instan dengan berbagai merk dan rasa seperti Indomie, Supermi, Sarimi, Mi Telur Cap 3 Ayam, Pop Mie, Pop Bihun, dan Sakura. Kondisi proses produksi yang terjadi pada industri tersebut saat ini adalah masih terdapat produk mie instan yang memiliki kadar air dan kadar lemak yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Faktor utama penyebab masalah tersebut adalah pengaturan faktor-faktor kuantitatif pada mesin pengolahan yang kurang tepat.
Tindakan yang perlu dilakukan adalah optimasi pada parameter proses produksi untuk menentukan titik optimum pada faktor-faktor kuantitatif pada proses produksi, khususnya untuk produk mie instan Indomie. Metode yang digunakan adalah Response Surface Methodology (RSM). RSM adalah suatu metodologi yang dapat digunakan untuk menentukan titik optimum pada pengaturan mesin yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan tidak mengandung kecacatan sama sekali.
Penelitian magang ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari proses produksi secara menyeluruh untuk mengidentifikasi dan mengurangi defect pada produk yang dihasilkan, melakukan pengujian parameter mutu untuk mengetahui konsistensi mutu produk dan keragaman produk yang dihasilkan, serta mengoptimasi kondisi parameter proses berupa suhu penggorengan sehingga menghasilkan kadar air dan kadar lemak produk mie instan Indomie yang optimal (kadar air: 3.3-3.5 %, dan kadar lemak: 17 % ) pada line 2, line 8, dan line 10.
Proses pembuatan mie instan dimulai dengan pembuatan larutan alkali yang dilanjutkan dengan pemasukan tepung ke dalam screw conveyor. Proses selanjutnya adalah proses pencampuran
tepung terigu dengan larutan alkali. Setelah itu, adonan tersebut akan dibentuk menjadi lembaran lalu dibuat untaian, dibentuk gelombang mie, kemudian dibagi ke beberapa jalur. Tahap selanjutnya adalah pengukusan mie yang dilanjutkan ke tahap pemotongan dan pelipatan mie. Blok-blok mie yang telah dipotong tersebut kemudian digoreng dan segera didinginkan. Proses terakhir adalah proses pengemasan di ruang pengemasan.
Untuk menentukan titik optimal pada proses penggorengan, tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan penelitian awal dengan mengatur beberapa parameter proses yang akan dikaji, yaitu kecepatan cutter, suhu penggorengan IN, dan suhu penggorengan OUT. Respon yang diamati adalah kadar air dan kadar lemak dari produk akhir berupa mie instan Indomie dengan berat bersih 61 gram, 63 gram, dan 66 gram. Respon yang dihasilkan dari penelitian awal akan diolah menggunakan RSM yang kemudian akan memberikan suatu model yang dianggap paling sesuai sebagai model optimasi terpilih untuk diterapkan dalam line yang dikaji.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kecepatan cutter, suhu penggorengan IN, dan suhu penggorengan OUT mempengaruhi nilai kadar air dan kadar lemak secara signifikan. Optimasi parameter proses dalam memproduksi mie instan dengan nilai kadar air 3.3-3.5 % dan nilai kadar lemak 17 % dapat dilakukan pada line 2, line 8, dan line 10. Model optimasi pada line 2 adalah Kadar air (%) = -552.77992 – (0.26290)A + (9.58669)B – (0.040076)B2 dan Kadar lemak (%) = 22.86132 + (0.25137)A – (0.14386)B – (0.031157)C, sedangkan model optimasi pada line 8 adalah Kadar air (%) = 23.08300 + (0.10335)A - (0.028549)B - (0.12862)C dan Kadar lemak (%) = 16.57550, sedangkan model optimasi pada line 10 adalah Kadar air (%) = 1215.07057 - (27.13568)A - (9.80481)B + (3.61617)C + (0.21938)AB – (0.029224)BC dan Kadar lemak (%) = 16.81643. Solusi optimasi pada
line 2 tercapai dengan nilai kadar air 3.41519 % dan kadar lemak 17 % pada kecepatan cutter (A) sebesar 64.68 rpm, suhu penggorengan IN (B) sebesar 121.26 0C, dan suhu penggorengan OUT (C) sebesar 150.08 0C. Optimasi pada line 8 tercapai dengan nilai kadar air 3.49808 % dan kadar lemak 16.5755 % pada kecepatan cutter (A) sebesar 44.02 rpm, suhu penggorengan IN (B) sebesar 124.74
0
C, dan suhu penggorengan OUT (C) sebesar 159.95 0C. Optimasi pada line 10 tercapai dengan nilai kadar air 3.45207 % dan kadar lemak 16.8164 % pada kecepatan cutter (A) sebesar 64.13 rpm, suhu penggorengan IN (B) sebesar 119.83 0C, dan suhu penggorengan OUT (C) sebesar 154.30 0C.
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pola kehidupan masyarakat dewasa ini cenderung dinamis sehingga di tengah kepadatan kesibukan itu mereka lebih memilih untuk mengkonsumsi produk yang tidak memakan waktu banyak dalam pengolahannya. Mie instan menjadi salah satu pilihan bagi sebagian besar kalangan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat yang tinggal di perkotaan. Produk mie instan saat ini sudah sangat menjamur dan dikenal oleh masyarakat mulai dari masyarakat lapisan bawah sampai lapisan atas. Produsen-produsen mie instan saling berlomba untuk menawarkan suatu produk makanan yang cepat saji, menarik baik dari segi warna dan bentuk, mudah disimpan, mudah dihidangkan, tahan lama, dan mudah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari yang tersedia dalam berbagai rasa dan merk dengan harga yang tidak terlalu mahal. Walaupun mie instan belum dapat dianggap sebagai makanan penuh (wholesome food), namun mie instan mampu menyumbang energi untuk aktivitas tubuh sehingga dapat menjadi salah satu alternatif makanan berkarbohidrat tinggi yang dapat mensubstitusi nasi atau makanan berkarbohidrat tinggi lainnya (Astawan 2008).
PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle cabang Jakarta merupakan salah satu industri pangan yang bergerak dalam pembuatan mie instan. Produk yang dhasilkan berupa mie instan dengan berbagai merk dan rasa seperti Indomie, Supermi, Sarimi, Mi Telur Cap 3 Ayam, Pop Mie, dan Sakura. Kondisi proses produksi yang terjadi pada industri tersebut saat ini adalah masih terdapat produk mie instan yang memiliki kadar air dan kadar lemak yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Faktor utama penyebab masalah tersebut adalah pengaturan faktor-faktor kuantitatif pada mesin pengolahan yang kurang tepat.
Dengan kondisi tersebut, diperlukan adanya tindakan optimasi pada parameter proses produksi untuk menentukan titik optimum pada faktor-faktor kuantitatif pada proses produksi, khususnya untuk produk mie instan Indomie. Response Surface Methodology (RSM) merupakan salah satu aplikasi yang dapat diterapkan dalam kegiatan ini. RSM adalah suatu metodologi yang dapat digunakan untuk menentukan titik optimum pada pengaturan mesin yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan tidak mengandung kecacatan sama sekali.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat melatih mahasiswa agar dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan ke dalam dunia kerja yang sebenarnya serta mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang timbul di lapangan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengoptimasi kondisi parameter proses berupa suhu penggorengan sehingga menghasilkan kadar air dan kadar lemak produk mie instan Indomie yang optimal (kadar air: 3.3-3.5 %, dan kadar lemak: 17 % ) pada line 2, line 8, dan line 10.
2
II. PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle adalah salah satu perusahaan yang berdiri di bawah naungan Indofood Group. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan mie instan terkemuka serta merupakan market leader mie instan di Indonesia, yang muncul pertama kali dengan nama PT Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd pada tahun 1970. Pada tahun 1984, perusahaan ini bergabung dengan PT Sarimi Asli Jaya Divisi
Noodle, kemudian pada tahun 1988 bergabung dengan PT Lambang Insan Makmur dan pada tahun 1994 namanya berubah menjadi PT Indofood Sukses Mamur. Perusahaan ini memulai proses restrukturisasi internal Grup CBP melalui pembentukan PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dan pemekaran kegiatan usaha mie instan dan bumbu pada tahun 2009 yang diikuti dengan penggabungan usaha seluruh anak perusahaan di Grup Produk Konsumen Bermerek (CBP) ke dalam ICBP. Pada tanggal 1 Januari 2011, secara resmi namanya berubah menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk.
Pabrik PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle cabang Jakarta merupakan pabrik Indofood yang tertua dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971 dengan jumlah karyawan pada saat itu sebanyak 70 orang, sedangkan untuk saat ini terdapat sekitar 1025 orang. Hingga saat ini, PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi
Noodle telah memiliki 15 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dengan total pabrik sebanyak 16 buah yang terletak di Medan, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Tangerang, Jakarta, Cibitung, Bandung, Padalarang, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Ujung Pandang, Pontianak, dan Manado.
PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle cabang Jakarta telah mendapatkan beberapa penghargaan seperti International Standar Operation yaitu sertifikat ISO 9001 : 2008 yang dikeluarkan oleh System and Service Certification (SGS) sebagai badan sertifikasi. Sistem manajemen ISO 9001 : 2008 dapat dijadikan bukti bahwa PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle sudah melakukan penerapan manajemen mutu berstandar internasional. Selain itu, PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi
Noodle juga telah mendapatkan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI), Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Sertifikat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPPOM), dan Sertifikat Lembaga Pengkajian Pengawasan Obat dan Makanan (LPPOM) Republik Indonesia. Selain itu, sertifikat ISO 22000 : 2005 tentang HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) pada tahun 2011.
2.2 Ruang Lingkup Perusahaan
PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. memiliki ruang lingkup bidang usaha dengan memproduksi berbagai macam produk, yaitu (1) Divisi Noodles (Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie, Pop Bihun, dan Mi Telur Cap 3 Ayam), (2) Divisi Dairy Product (susu kental manis Cap Enaak, mentega Orchid Butter, Indoeskrim, dan Indomilk), (3) Divisi Food Seasonings (kecap, saus sambal, saus tomat, kaldu, dan bumbu instan), (4) Divisi Snack and Convectionary Food (Chitato, Lays, Qtela, Cheetos, Chiki, Trenz, dan JetZ), dan (5) Divisi
3
Khusus untuk PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle cabang Jakarta yang merupakan perusahaan tertua ini memproduksi jenis mie yang dapat dibagi menjadi tiga unit produksi, yaitu:a. Normal Noodle : Indomie, Supermie, Sarimi, Sakura. b. Cup Noodle : Pop Mie.
c. Dried Noodle : Mie Telur Cap 3 Ayam.
2.3 Visi dan Misi Perusahaan
Keberhasilan PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. tidak lepas dari tujuan, visi, misi, serta kultur yang dipegang oleh perusahaan. Tujuan dari perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. adalah mempertahankan keunggulan di pasar, memperluas bidang usaha secara terus-menerus melalui pertumbuhan internal maupun pengembangan usaha strategis, selalu meningkatkan kesejahteraan karyawan, senantiasa meningkatkan keuntungan perusahaan dan nilai tambah bagi pemegang saham, serta berperan dalam pelestarian lingkungan hidup dan peningkatan kehidupan masyarakat.
Visi yang dimiliki oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. adalah menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan produk yang bermutu, berkualitas, dan aman (Total Food Solutions). Di samping itu, misi PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. adalah:
1. Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan.
2. Menyediakan produk yang berkualitas tinggi dan inovatif dengan harga terjangkau. 3. Meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi, dan teknologi yang diaplikasikan. 4. Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara
berkelanjutan.
5. Meningkatkan stakeholders' values secara berkesinambungan.
Selain visi dan misi, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. juga memiliki kultur perusahaan, yaitu CONSISTENT(Consumer, Inovation, Staff, Excellence, and Team work), yang berarti pemenuhan kepuasan pelanggan dengan senantiasa terus berinovasi dari staff yang dapat diandalkan untuk mencapai prestasi terbaik dengan adanya dukungan kerja sama yang baik.
2.4 Lokasi Perusahaan
PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle cabang Jakarta terletak di Jalan Ancol 1 No. 4–5, Ancol Barat, Jakarta Utara, yang berdiri di atas lahan seluas 3.6 Ha dengan luas area tertutup 2.2 Ha dan luas area terbuka 1.4 Ha. Pada lokasi ini, terdapat beberapa bangunan antara lain ruang produksi, ruang boiler, ruang diesel, gudang bahan baku yang terbagi menjadi gudang bumbu, pengemas, gudang tepung, gudang terigu harian (terigu yang siap diproduksi), gudang bahan jadi, gudang scrap, ruang stock keeper, gudang suku cadang, ruang perkantoran, ruang SPSI, kantin, poliklinik, mesjid, lapangan parkir, koperasi karyawan, sarana pengolahan limbah (WWT), dan pos keamanan. PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle cabang Jakarta memiliki batas-batas wilayah, yaitu pemukiman warga Ancol dan jalan utama (utara), PT Wirontono (selatan), PT Wuhan (barat), dan PT Nitrin (timur).
4
Pemilihan lokasi pabrik di daerah tersebut dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang sesuai dengan pendirian pabrik yaitu terletak di daerah kawasan industri, memiliki letak yang strategis karena dekat dengan pelabuhan sehingga mempermudah jalur distribusi sehingga akan menurunkan biaya serta waktu pengiriman, lokasi ini juga dekat dengan gudang distributor sehingga dapat mengurangi biaya perpindahan atau transportasi dan waktu pengiriman, serta dapat mengurangi risiko kerusakan bahan baku maupun bahan jadi yang dikirim. Lokasi tersebut juga memiliki lahan yang cukup luas sehingga akan mempengaruhi optimalnya tata letak pabrik dan output yang dihasilkan. Faktor penting lain yang juga perlu diperhatikan adalah tersedianya jaringan listrik dan air PAM yang memadai karena akan mempengaruhi produktivitas pabrik dalam menghasilkan produk.2.5 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle cabang Jakarta merupakan organisasi berbentuk lini atau garis. Dalam organisasi ini, tugas pimpinan dibantu oleh tenaga-tenaga ahli di bidangnya, namun tanggung jawab penuh tetap berada di