BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
a. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya tentang perbandingan CEA cairan pleura pada efusi pleura ganas karena kanker paru dengan kanker lainnya.
b. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya tentang perbandingan CEA cairan pleura dengan petanda tumor lainnya dalam diagnosis efusi pleura ganas karena kanker paru.
c. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya tentang perbandingan CEA cairan pleura dengan biopsi pleura dalam diagnosis efusi pleura ganas karena kanker paru.
DAFTAR PUSTAKA
1. American Thoracic Society. Management of malignant pleural effusions. Am J Respir Crit Care Med 2000;162:1987-2001.
2. Antony VB, Loddenkemper R, Astoul P, Boutin C, Goldstraw P, Hott J, Rodriguez-Panadero F, Sahn SA. Management of malignant pleural effusions. Eur Respir J 2001;18:402-419.
3. Marel M, Stastny B, Melinova L, Svandova E, Light RW. Diagnosis of pleural effusions: experience with clinical studies, 1986 to 1990. Chest 1995;107:1598-1603.
4. Lee JH, Chang JH. Diagnostic utility of serum and pleural fluid carcinoembryonic antigen, neuron-specific enolase, and cytokeratin 19 fragments in patients with effusions from primary lung cancer. Chest 2005;128:2298-2303.
5. Pasaoglu G, Zamani A, Can G, Imecik O. Diagnostic value of CEA, CA 19-9, CA 125 and CA 15-3 levels in malignant pleural fluids. Eur J Gen Med 2007;4(4):165-171.
6. Heffner JE, Klein JS. Recent advances in the diagnosis and management of malignant pleural effusions. Mayo Clin Proc. 2008;83(2):235-250. 7. Sahn SA. Malignant pleural effusions. In: Fishman AP, Elias JA, Fishman
JA, Grippi MA, Senior RM, Pack AI, editors. Fishman’s pulmonary diseases and disorders. 4th ed. New York: McGraw-Hill Companies Inc; 2008:1505-1515.
8. Haas AR, Sterman DH, Musani AI. Malignant pleural effusions: management options with consideration of coding, billing, and a decision approach. Chest 2007;132:1036-1041.
9. Irawan A, Maranatha D. Peran CEA cairan pleura dalam diagnosis efusi pleura ganas kanker paru. J Respir Indo 2002;22:11-15.
10. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia – Perhimpunan Onkologi Indonesia. Dalam: Jusuf A, Harryanto A, Syahruddin E, Endardjo S, Mudjiantoro S, Sutandio N, eds. Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil. Pedoman nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia 2005. Jakarta: Indah Offset Citra Grafika; 2005:19-21.
11. Riantawan P, Sangsayan P, Bangpattanasiri K, Rojanaraweewong P. Limited additive value of pleural fluid carcinoembryonic antigen level in
12. Salyer WR, Eggleston JC, Erozan YS. Efficacy of pleural needle biopsy and pleural fluid cytopathology in the diagnosis of malignant neoplasm involving the pleura. Chest 1975;67:536-539.
13. Antunes G., Neville E., Duffy J., Ali N., Pleural Diseases Group, Standards of Care Committee, British Thoracic Society. BTS guidelines for the Management of malignant pleural effusions. Thorax 2003;58.Suppl 2:ii29–38.
14. McKenna JM, Chandrasekhar AJ, Henkin RE. Diagnostic value of carcinoembryonic antigen in exudative pleural effusions. Chest 1980;78:587-590.
15. Porcel JM, Vives M, Esquerda A, Salud A, Perez B, Rodriguez Panadero-F. Use of a panel of tumor markers (carcinoembryonic antigen, cancer antigen 125, carbohydrate antigen 15-3, and cytokeratin 19 fragments) in pleural fluid for the differential diagnosis of benign and malignant effusions. Chest 2004; 126:1757-1763.
16. Romero S, Fernandez C, Arriero JM, et al. CEA, CA 15-3 and CYFRA 21-1 in serum and pleural fluid of patients with pleural effusions. Eur Respir J 1996;9:17-23.
17. Shi H, Liang Q, Jiang J, Qin X, Yang H. Diagnostic value of carcinoembryonic antigen in malignant pleural effusion: a meta-analysis. Respirology 2008;13:518-527.
18. Garcia-Pachon E, Padilla-Navas I, Dosda D, Miralles-Llopis A. Elevated level of carcinoembryonic antigen in nonmalignant pleural effusions. Chest 1997;111:643-647.
19. Light RW. Pleural effusions related to metastatic malignancies. In: Pleural disease. 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2007;10:133-161.
20. Pakki TR. Efusi pleura ganas. In: Kosasih A, Susanto AD, Pakki TR, eds. Diagnosis dan tatalaksana kegawatdaruratan paru dalam praktek sehari-hari. Jakarta: Sagung Seto; 2008:55-67.
21. Sahn SA. Pleural diseases related to metastatic malignancies. Eur Respir J 1997;10:1907-1913.
22. Syahruddin E, Hudoyo A, Arief N. Efusi pleura ganas pada kanker paru. J Respir Indo 2009;29(4):196-201.
23. Heffner JE. Diagnosis and management of malignant pleural effusions. Respirology 2008;13:5-20.
24. Alsagaff H, Mukty HA, eds. Penyakit pleura. In: Dasar-dasar ilmu penyakit paru. Airlangga University Press; 2005:3:144.
25. Sinaga J. Efusi pleura eksudatif di poliklinik BP-4 pusat Medan/FKUSU/UPF Paru RS Dr.Pirngadi Medan [tesis]. Medan: Program Pendidikan Dokter Spesialis I.Penyakit Paru FKUSU, 1988. 26. Ang P, Tan EH, Leong SS, Koh L, Eng P, Agastan P, et al. Primary
intrathoracic malignant effusion. Chest 2002;120:50-54.
27. Porta R, Crowley J, Goldstraw P. The revised TNM staging system for lung cancer. Ann Thorac Cardiovasc Surg 2009;15:4-9.
28. Light RW. Anatomy of the pleura. In: Pleural disease. 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2007:1:1-6.
29. Broaddus VC, Light RW. Disorders of the pleura. In: Mason RJ, Murray JF, Broaddus VC, Nadel JA. Textbook of respiratory medicine. 3rd ed. Philadelphia: WB Saunders Company; 2000: 68:1913-1951.
30. Light RW. Clinical manifestations and useful tests. In: Pleural disease. 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2007: 7:75-77.
31. Light RW. Diagnostic principles in pleural disease. Eur Respir J 1997;10:47-81.
32. Figueiras-Junior RD. Oncology: Tumor markers. Available from: http://www.medstudents.com.br/onco/onco1.html Updated November 2009.
33. Sharma S. Tumor markers in clinical practice: General principles and guidelines. Indian J Med Paediatr Oncol 2009;30:1-8.
34. Hansen M, Pedersen AG. Tumor markers in patients with lung cancer. Chest 1986;89:219S-224S.
35. Vladutiu AO, Brason FW, Adler RH. Differential diagnosis of pleural effusions – Clinical usefulness of cell marker quantitation. Chest 1981;79:297-301.
36. Baratawidjaja KG, Rengganis I. Imunologi tumor. In: Imunologi dasar. 8th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009:16:451-457.
37. Wikimedia foundation. Carcinoembryonic antigen. Available from: http://en.wikipedia.org/wiki/Carcinoembryonic_antigen. Updated December 2009.
38. Moses S. Carcinoembryonic antigenaka: CEA. Available from: http://www.fpnotebook.com/GI/Lab/CrcnmbryncAntgn.html Updated October 2008.
39. Allina Health System. Carcinoembryonic antigen measurement, pleural fluid. Available from:
http://www.medformation.org/CCS/doc/Consumer_Lab/49/150223.htm Updated 5 April 2009.
40. Bunn PA. Tumor markers. In: Cecil textbook of medicine. 19th ed. Philadelphia: WB Saunders Company; 1992:1034-1037.
41. Wick MR. Pathology: cytology. In: Light RW, Lee YG, eds. Textbook of pleural diseases. 2nd ed. London: Hodder & Stoughton Ltd; 2008:23:301-304.
42. Paganuzzi M, Onetto M, Marroni P, Filiberti R, Tassara E, Parodi S, Felletti R. Diagnostic value of CYFRA 21-1 tumor marker and CEA in pleural effusion due to mesothelioma. Chest 2001; 119:1138-1142.
43. Sthaneswar P, Yap SF, Jayaram G. The diagnostic usefulness of tumour markers CEA and CA-125 in pleural effusion. Malaysian J Pathol 2002;24(1):53-58.
44. Light RW. Thoracentesis (diagnostic and therapeutic) and pleural biopsy. In: Pleural disease. 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2007:28:376-392.
45. Abbott AxSYM system. Tumor markers CEA. Japan: Abbott Laboratories 2004.
46. Bales CE. Laboratory techniques. In: Koss LG, Melamed MR, eds. Koss’ diagnostic cytology and its histopathologic bases. 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006:44:1570-1634.
47. Sugito, Soeroso LS, Parhusip RS, Amir Z, Rusyda. Efusi pleura masif. Edisi Khusus No.80. Cermin Dunia Kedokteran; 1992:95-97.
Lampiran 2 : Penjelasan Mengenai Penelitian
PENJELASAN MENGENAI PENELITIAN:
“SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS PEMERIKSAAN CEA CAIRAN PLEURA DALAM DIAGNOSIS EFUSI PLEURA GANAS
KARENA KANKER PARU”
Bapak/Ibu/Saudara/I Yth,
Saya yang bernama : dr. Sri Rezeki Arbaningsih
Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran USU di RS H.Adam Malik Medan,
Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul:
“SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS PEMERIKSAAN CEA CAIRAN PLEURA DALAM DIAGNOSIS EFUSI PLEURA GANAS KARENA KANKER PARU”
Bapak/Ibu/Saudara/I Yth.
Penelitian ini menyangkut upaya pemeriksaan diagnostik untuk menegakkan diagnosa penyebab penyakit efusi pleura yang diderita pasien. Hal yang menjadi perhatian adalah apakah efusi pleura tersebut sebenarnya terjadi karena kanker paru atau memang bukan karena kanker paru dengan melihat kadar CEA (carcinoembryonic antigen) yaitu suatu antigen tumor yang dapat dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium dari sampel cairan pleura pasien.
Pada penelitian ini, biaya ditanggung sepenuhnya oleh peneliti.
Bapak/Ibu/Saudara/I sekalian akan diambil sebagai sukarelawan penelitian ini, berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya. Adapun tujuan penelitian ini
adalah untuk untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan CEA cairan pleura dalam menentukan suatu efusi pleura ganas karena kanker paru.
Manfaat penelitian ini adalah supaya pemeriksaan CEA cairan pleura dapat dijadikan salah satu sarana penunjang diagnostik yang non-invasif, sehingga diharapkan akan semakin banyak kasus efusi pleura ganas dapat dideteksi tanpa harus menjalani prosedur pemeriksaan yang menggunakan tindakan invasif yang sering menemui kendala untuk dilakukan pada pasien.
Caranya adalah dilakukan penelitian uji diagnostik terhadap cairan efusi pleura dari pasien efusi pleura karena kanker paru dan pasien efusi pleura bukan kanker. Bahan pemeriksaan berupa 30 cc cairan pleura yang diambil melalui tindakan penyedotan sederhana (simpel aspirasi). Selanjutnya bahan cairan pleura tersebut diperiksakan ke laboratorium untuk mengetahui berapa nilai konsentrasi CEA-nya.
Bapak/Ibu/Saudara/I Yth.
Untuk lebih jelasnya, pada saat turut serta sebagai sukarelawan pada penelitian ini. Bapak/Ibu/Saudara/I yang menjadi sukarelawan akan menjalani prosedur penelitian sebagai berikut:
1. Pasien dalam posisi duduk, dengan bahu tegak dan lengan diangkat ke atas ataupun diletakkan diatas bantal.
2. Diberikan suntikan atropin sulfas 0,5-1 mg di bawah kulit lengan, minimal 5 menit sebelum tindakan penyedotan cairan pleura dilakukan agar pasien merasa lebih nyaman.
3. Menandai lokasi dinding dada pasien yang akan dievakuasi berdasarkan pemeriksaan fisik diagnostik dan foto toraks. Kemudian mensterilisasi daerah lokasi dinding dada tersebut dengan betadin (povidone-iodine) cair dan alkohol 70%, kemudian dibatasi oleh kain steril.
4. Disuntikkan anestesi (bius) lokal lidocain HCL 40 mg dengan jarum suntik ukuran 30 cc, dan sesudahnya melalui jarum suntik tersebut langsung dilakukan penyedotan cairan pleura. Tindakan tersebut diulangi hingga terkumpul cairan pleura sebanyak 30 cc dan kemudian terbagi dalam 3 wadah spuit steril berbeda. Pada lazimnya, penelitian ini tidak akan menimbulkan hal-hal yang berbahaya bagi Bapak/Ibu/Saudara/I sekalian. Namun bila terjadi hal yang tidak diinginkan selama
ini, Bapak/Ibu/Saudara/I sekalian dapat menghubungi dr. Sri Rezeki Arbaningsih (Telp.061-77499788). Selain dari itu penelitian ini juga diawasi konsultan-konsultan di bagian pulmonologi, sehingga bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan peneliti dapat berkonsultasi dalam hal penanganan kejadian tadi.
Kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/I sangat diharapkan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini (± 20 menit). Bila masih ada hal-hal yang belum jelas menyangkut penelitian ini, setiap saat dapat ditanyakan kepada peneliti: dr. Sri Rezeki Arbaningsih.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan Bapak/Ibu/Saudara/I yang telah terpilih sebagai sukarelawan pada penelitian ini, dapat mengisi lembar persetujuan turut serta dalam penelitian yang telah disiapkan.
Sebelum dan sesudahnya saya sebagai peneliti mengucapkan banyak terimakasih atas kesediaannya menjadi sukarelawan pada penelitian ini.
Medan, ... 2010 Peneliti