• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.2 Saran

Budaya mandi pada masyarakat Jepang menjadi sebuah tradisi yang sarat makna dan manfaat. Berendam dalam sebuah ofuro tidak hanya sebagai proses pembersihan diri, tetapi menjadi sebuah kebiasaan yang memberikan dampak pada kehidupan sosial masyarakat Jepang, hal ini merupakan contoh positif yang dapat diikuti oleh negara lain seperti indonesia. Diluar dari konteks keseksualan

budaya mandi pada pemandian umum di Jepang, budaya mandi bersama dapat menciptakan hubungan yang harmonis antar masyarakat, yang menjadikan masyarakat Jepang menjadi orang yang tidak individualis. Hal ini sangat dibutuhkan mengingat hubungan sosial sangat penting bagi seorang manusia.

Ditambah manfaat kesehatan yang didapat dengan mandi di pemandian umum, membuat masyarakat harus tetap menjaga budaya mandi di pemandian umum tetap berlangsung.

43

DAFTAR PUSTAKA

Alo, Liliweri. 2002. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya.

Yogjakarta: PT. Lkis Pelangi Aksara.

Brue, Alexia . 2004. Cathedral of the Flesh : My Search for the Perfect Bath.

USA : Bloomsbury Publishing.

Butler, L. 2005. “Washing Off The Dust”: Baths and Bathing in Late Medieval.

Japan: Monumenta Nipponica.

Clark, Scott. 1979. Japan A View From Bath. Honolulu: University of Hawaii Press.

De Monte, Boye. 1983. The Whole Japan Book: An Encyclopedic Reader on Things Japanesee. Arizona: Phoenix Books.

Emile,Durkheim. 1893. The Division of Labor in Society. Paris: French philosopher

Lebra, Takie Sugiyama. 1976. Japan Patterns of Behavior. Honolulu: University of Hawaii Press.

Liliweri, Alo. (2002). Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya.

Yogjakarta: PT. Lkis Pelangi Aksara.

Karatoruan. 2011. Ofuro dan Orang Jepang. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia

Malinowski, Bronislaw. 1927. The Life of Culture. New York: Norton Murasaki, Lady. 2005. The Diary of Lady Murasaki. London: Penguin.

Poer Wadarminta, WJS. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Alfabeta.

Talmadge, Eric. 2006. Getting Wet : Adventures in the Japanese Bath. New York : Kodansha International.

Virginia.2017. Perbandiangan Fungsi Sosial Onsen di Jepang dengan di Indonesia. Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Yagi,Koji. 1982. A Japanese Touch For Your Home. Tokyo: Kodansha International.

http://njkganbare.blogspot.co.id/2015/03/kebiasaan-mandi-orang-jepang.html (diakses tanggal 02 Maret 2018)

http://blog.unnes.ac.id/prestia/2015/12/03/teori-fungsionalisme-malinowski/

(diakses tanggal 6 Maret 2018)

https://soranews24.com/2016/01/19/survey-suggests-surprising-number-of- japanese-kids-bathe-with-their-parents-up-until-high-school/ (diakses pada tanggal 17 Juni 2018).

LAMPIRAN

Gambar 1: Pemakaian ofuro kayu pada zaman dahulu

Gambar 2: Ofuro yang terbuat dari plastik

Gambar 3 : Anak-anak akan berendam bersama ibu mereka di ofuro

Gambar 4 : Pergi dan menyewa rotenburo pribadi bisa menjadi pilihan liburan keluarga Jepang.

Gambar 5 : Ayah dan anak saling menggosok punggung sebelum masuk ofuro

Gambar 6 : Interaksi yang terjadi pada pemandian umum

Gambar 7 : Persentase yang dilakukan sambil menikmati pemandian umum

Gambar 8 : berendam di rotenburo sambil menikmati pemandangan alam bersama teman.

Gambar 9 : Pergi ke pemandian umum bersama teman di Jepang merupakan hal yang biasa.

ABSTRAK

Meskipun Jepang terkenal dengan perkembangan teknologinya yang sangat pesat, namun masyarakatnya tetap menjunjung budaya-budaya tradisional Jepang. Hal ini dapat kita lihat dalam keseharian masyarakatnya, seperti halnya tradisi mandi pada orang Jepang. Tradisi mandi di Jepang mulai dikenal sejak zaman kuno, pada awal perkembangannya mandi pada masyarakat Jepang bertujuan sebagai bagian dari terapi kesehatan dan ritual keagamaan, budaya mandi sebagai ritual keagamaan di Jepang semakin diperkuat dengan masuknya agama Budha ke Jepang pada abad keenam.

Ofuro merupakan bak mandi tradisional Jepang yang tebuat dari kayu hinoki yang dianggap suci, namun sekarang banyak yang terbuat dari plastik ataupun stainless fibre. Untuk menikmati ofuro seseorang harus duduk berendam hingga sebatas bahu. Sebelum masuk ke dalam ofuro seseorang harus terlebih dahulu membilas tubuh hingga bersih, karena air didalam ofuro digunakan berulang-ulang. Bagi sebagian rumah tangga air bekas ofuro akan dipakai untuk mencuci kain keesokan harinya. Sebelum berkembangnya ofuro pribadi pada rumah tradisional Jepang, orang Jepang mengenal pemandian umum seperti sentō, onsen maupun rotenburo.

Penggunaan ofuro pada rumah tangga Jepang biasanya mendahulukan laki-laki paling tua ataupun orang yang dituakan. Namun bila ada tamu, tamu akan dipersilahkan untuk menggunakan ofuro pertama kali lalu diikuti dengan laki-laki tertua dan anak laki-laki, sedangkan para wanita akan mandi paling akhir. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan, karena mereka yang pertama kali menggunakan ofuro akan mendapatkan air yang sangat bersih dan panas. Untuk

berendam di dalam ofuro seseorang harus melepaskan seluruh pakaiannya, hal ini dimaksudkan agar air tidak tercemari debu-debu dari pakian. Mandi dengan menggunakan ofuro tidak hanya bertujuan sebagai sarana pembersihan diri, tetapi menjadi sarana relaksasi yang mampu menenangkan jiwa.

Bagi orang Jepang budaya mandi bersama merupakan hal yang biasa, mereka terbiasa pergi ke pemandian umum sejak kecil. Biasanya anak kecil akan pergi mandi bersama orangtuanya, dan saling menggosok badan. Hal ini menciptakan kedekatan antara anak dan orang tua, karena pada saat mandi mereka akan melakukan skinship, yang membuat keterbukaan antara anak dan orang tua.

Bahkan, sebuah riset pada anak kelas 2 SMP di Jepang membuktikan bahwa mereka yang masih mandi bersama orangtuanya cenderung memiliki nilai yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak mandi bersama orangtuanya.

Sebelum maraknya penggunaan ofuro pada rumah tangga Jepang, masyrakat akan pergi ke sentō untuk berendam air panas. Umumnya keberadaan sentō dalam lingkungan masyarakat menjadikan sentō sebagai tempat mereka bertemu dan bersosialisasi. Ketika mengunjungi sentō seseorang akan bertemu dengan orang lain diluar ruang lingkup keluarga. Mereka akan bertemu, bergaul dan bertukar informasi. Mandi bersama dalam ofuro pemandian umum memiliki banyak makna bagi orang Jepang. Mereka tidak hanya akan mandi bersama orang yang tidak mereka kenal, tetapi mereka juga akan membuka diri dengan orang lain.

Biasanya seseorang akan pergi ke pemandian umum bersama keluarga, teman kantor, komunitas maupun tetangga. Ketika seseorang pergi ke pemandian umum dan mandi bersama terciptalah konsep “hadaka no tsukiai” sebuah konsep pergaulan yang didapat saat seseorang pergi mandi ke pemandian umum seperti

onsen, rotenburo maupun sentō. Saat seseorang masuk dan berendam mereka tidak hanya menanggalkan pakiannya, tetapi juga menanggalkan status sosial mereka. Mereka akan saling terbuka satu sama lain, dan saling mempercayai.

Selain sebagai salah satu tempat untuk bersosialisasi bagi masyarakat Jepang, keberadaan ofuro (tradisi mandi) pada masyarakat Jepang memiliki banyak manfaat, terutama manfaat air mineral yang terkandung di dalam onsen,dan rotenburo memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Selain itu, pemandian umum juga menjadi sarana rekreasi bagi keluarga di Jepang, banyak yang pergi berlibur ke rotenburo untuk menikmati berendam dengan dikelilingi pemandangan alam Jepang yang sangat indah. Bahkan pergi ke pemandian umum untuk mengadakan pertemuan rekan bisnis juga sering dilakukan, mengingat saat berendam, seseorang menjadi polos dan tidak tertutup, ini dinilai sebagai simbol kejujuran.

Meskipun saat ini penggunaan ofuro pada rumah tangga Jepang sudah banyak ditemui, tetapi tradisi pergi ke pemandian umum masih tetap berlangsung.

Biasanya mereka akan pergi ke pemandian umum saat malam hari sepulang kerja maupun sekolah. Mereka akan berbaur bersama orang lain dan menjalin komunikasi antar pengguna pemandian. Hal ini membuktikan bahwa, mandi di pemandian umum memberikan pengalaman yang lebih daripada pemandian rumah.

Dapat disimpulkan bahwa keberadaan ofuro pada masyarakat Jepang memiliki banyak manfaat, selain sebagai sarana sosial, terapi kesehatan , juga sarana rekreasi, baik yang dilakukan bersama keluarga maupun kenalan, ataupun rekan bisnis.

概要

日本は急速な技術開発で有名ですが、人々は依然として伝統的な日本文化を支持し

ています。これは、日本人の入浴の伝統と同様に、人々の日常生活にも見られます。

日本では宗教的な儀式の入浴文化がさらに第六世紀の日本への仏教を含めて強化され たとして、日本の公衆浴場での開発の初めに、古くから知られている日本での入浴の 伝統は、医療や宗教儀式の一部として意図されます。

おおろは、老朽化した日本の風呂であり、老朽化していると考えられていますが、

現在はプラスチックやステンレス繊維でできています。人の気持ちを楽しむには、

肩に腰掛けて座るべきです。大黄の中に入る前に、まず体の中の水が繰り返し使用 されるので、体をすすいでください。以前のいくつかの水のために、家庭は翌日布 を洗うために使用される。伝統的な日本の家屋で私的大ロウが発達する前は、日本 人は通園、温泉、ロテンブロなどの大浴場を知っていました。

日本の家庭での お風呂の使用は、通常、最も年長の男性または高齢者を置く。

しかし、ゲストがいる場合は、最初に大ロを使い、最後には最年長の男性と男の子 が続き、女性は最後のバスを利用します。

これは敬意の形で行われます。なぜなら最初に大ロを使う人は非常にきれいなお湯 を得るからです。

彼の服のすべてを捨てなければならない、これは水がパキアンからの汚染された塵 ではないようにするためである。

唯一の目的は、自己清掃の手段ではなく、魂を落ち着かせることのできるリラクゼ ーションの手段である。

のに慣れています。 通常、小さな子供は両親と一緒に入浴し、お互いをこすります。

これは、子供と親の間の親密さを作り出します。なぜなら、彼らは子供と両親の間

の開放性をもたらすスキンシップを行うからです。 実際、日本の 2 年生の 2

年生の研究は、まだ親と一緒に入浴している人は、両親と入浴していない人よりも 高い価値があることを証明しています。日本の家庭でのユーロの過度の使用の前に

、大衆は温泉のためにセンソに行きます。一般的に、コミュニティ環境の中でのセ ンソウの存在は、センソウを会って交流する彼らの場所とする。人を訪問すると、

家族の範囲外の他の人と会うだろう。彼らは会い、社会化し、情報を交換する。大 浴場に一緒に入浴すると、日本人にとって多くの意味があります。彼らは彼らが知 らない人と一緒に入浴するだけでなく、他の人たちとも開いていきます。

通常、誰かが家族、事務所の友人、コミュニティ、隣人と一緒に大浴場に行くでしょ う。誰かが銭湯に行くと一緒にシャワーすると、「裸の付き合い」人は温泉、露天風 呂や銭湯などの公衆浴場のシャワーに行くときに得られる社会的概念の概念を作成し ました。誰かが入って浸ると、彼らはパキアンを放棄するだけでなく、彼らの社会的 地位を放棄する。彼らはお互いに開放され、お互いを信頼します。

別に日本の社会の中でお風呂(入浴伝統は)多くの利点、温泉に含まれるミネラル ウォーターの特に利点を持っている日本の人々のための社交の場であること、そし て露天風呂からの多くの健康上の利点を持っています。また、公衆浴場も、日本の 家族のためのレクリエーションの手段であっても、その多くは自然の景観に囲まれ た日本に浸かり楽しむために露天風呂するために休日に行く非常に美しいです。で も思い切っ与えられた、あまりにも頻繁に行う仕事仲間を満たすために銭湯に行き、

人が滑らかになり、閉じていない、誠実の象徴として考えられています。

日本の家庭での現在のロウの使用は広く遭遇しているが、公衆浴場へ行くという伝 統はまだ進行中である。通常、彼らは仕事や学校の後の夜に大浴場に行くでしょう。

彼らは他人と交流し、入浴者とのコミュニケーションを確立する。これは、大浴場 での入浴は、入浴よりも多くの経験を提供することを証明している。

日本の社会の中でお風呂の存在が社会的、医学的治療の手段だけでなく、レクリエ ーション施設、家族や知人、またはビジネスパートナーとするかどうかなど以外の 多くの利点を持っていると結論することができます。

Dokumen terkait