• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 Saran

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Peternakan sapi perah rakyat di Cisarua merupakan peternakan yang memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) merupakan peternakan skala kecil; (2) produksi susu yang duhasilkan belum maksimal; (3) peternakan merupakan usaha pokok bagi peternak; (4) peternak telah memiliki kelembagaan kelompok; dan (5) hampir keseluruhan produk susu dijual kepada Industri Pengolah Susu (IPS). Secara ekologi dan sosio ekonomi, terdapat beberapa kondisi yang perlu diantisipasi agar usaha peternakan sapi perah rakyat di masa yang akan datang terjamin keberlanjutannya, yaitu : (1) daya dukung pakan alami di Kecamatan Cisarua sudah termasuk dalam kriteria sangat kritis, (2) limbah peternakan akan meningkatkan pencemaran air dan berpotensi untuk memicu konflik di masyarakat, (3) pemasaran susu di Cisarua hanya terkonsentrasi terhadap satu pasar yang mengakibatkan ketergantungan pasar.

Sasaran yang perlu dicapai untuk mewujudkan pengembangan peternakan yang berkelanjutan di Cisarua adalah: (1) meningkatnya pendapatan peternak; (2) meningkatnya lapangan pekerjaan; (3) terwujudnya optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam; (4) meningkatnya perekonomian daerah; (5) meningkatnya taraf gizi masyarakat; (6) terciptanya peternakan yang zero waste; dan (7) mewujudkan sapi perah sebagai icon daerah. Strategi prioritas yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran yang tersebut adalah peningkatan kualitas dan kuantitas susu, perluasan akses peternak terhadap permodalan dan peningkatan kualitas SDM peternak.

6.2 Saran

1. Penelitian ini belum mengkaji kesesuaian dan potensi lahan secara mendetail sehingga kajian khusus mengenai potensi daya dukung lahan perlu dilakukan untuk mendapatkan nilai daya dukung yang lebih akurat.

2. Perlu dilakukan kajian terhadap perbandingan besaran nilai input yang dibutuhkan peternak untuk melaksanakan peternakan yang berkelanjutan dengan nilai output yang dihasilkan sehingga bisa diketahui tingkat efisiensi dan efektifitas usahanya.

63 DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Cetakan Ketiga. IPB Press. Bogor. Ashari, E. Juarini, Sumanto, B. Wibowo, Suratman dan K. Dwiyanto. 1996. Analisa

Potensi Wilayah Penyebaran dan Pengembangan Peternakan I. Pengantar Pemahaman. Balai Penelitian Ternak Ciawi. Bogor.

Basuni, S. 2003. Inovasi Institusi untuk Meningkatkan Kinerja Daerah Penyangga Kawasan Konservasi (Studi Kasus di Taman Nasional Gununggede Pangrango Jawa Barat. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

[Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2007. Budidaya Ternak Sapi Perah. Publisher: Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas. http://www.disnak.jabarprov.go.id/ index.php? mod=arsip&id MenuKiri=408&page=2&cari=&idContent=1 [21Januari 2011]

Baqa, L. 2003. Peran wirakoperasi dalam pengembangan sistem agribisnis; kajian terhadap pengembangan agribisnis persusuan di Indonesia . Makalah pada seminar dwibulanan ISTECS Eropa di Pusat Studi Asia Tenggara Universitas Frankfurt. Jerman.

Budinuryanto, D.C. 2010. Restrukturisasi Sistem Produksi Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat dalam Sistem Pembangunan Berkelanjutan (Kasus di Daerah Hulu Sungai Citarum). Seminar Nasional 2010 - Pembangunan Peternakan Berkelanjutan 2. Universitas Padjadjaran. Bandung.

Daryanto, A. 2009. Dinamika Daya Saing Industri Peternakan. PT. Penerbit IPB Press, Bogor.

Dasman, R.F., J.P. Milton dan P.H Freeman. 1977. Prinsip Ekologi untuk Pembangunan Ekonomi. Terjemahan. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta. Dasuki, MA. 1983. Perspektif Perkembangan Peternakan Sapi Perah sebagai

Landasan Kesepadanan Mengisi Kebutuhan Susu di Jawa Barat. Disertasi. Universitas Padjajaran. Bandung.

[Deptan] Departemen Pertanian. 2009. The Dairy Industry in Indonesia. Makalah disampaikan pada Workshop on Productivity Improvements Tools for Agribusiness SMEs: Managing Food Safety in The Dairy Industry,

Yogyakarta tanggal 10-14 Agustus 2009.

[Disnakkan] Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. 2009. Buku Data Peternakan Tahun 2009. Bogor.

[Distanhut] Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. 2009. Monografi Pertanian dan Kehutanan Tahun 2009. Bogor.

[Ditjennak] Direktorat Jenderal Peternakan Deptan RI. 2009. Statistik Peternakan 2009. Jakarta.

64 Eriyanto dan F. Sofyar. 2007. Riset Kebijakan, Metode Penelitian untuk

Pascasarjana. IPB Press. Bogor

Glueck, W.F dan L.R Jauch. 1994. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Erlangga. Jakarta.

Hendra, P. 2010. Potensi Pengembangan Sapi Potong di Kabupaten Sijunjung Propinsi Sumatera Barat (Tesis). Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.

Israel, A. 1990. Pengembangan Kelembagaan; Pengalaman Proyek-Proyek Bank Dunia. Jakarta. LP3ES.

[Kementan] Kementerian Pertanian. 2010. Peraturan Menteri Pertanian No.18/Permentan.OT.140/2/2010 tentang Blue Print Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Pertanian dengan Pemberian Insentif bagi Tumbuhnya Industri Pedesaan. Kementrian Pertanian Jakarta.

[KLH] Kementrian Lingkungan Hidup. 2001. Harmonisasi Tata Ruang Sumberdaya Alam dan Penggunaan Lahan. Kementrian Lingkungan Hidup RI. Jakarta. Krisnamurthi, B dan L. Fausia. 2003. Langkah Sukses Memulai Agribisnis. Seri

Agriawawasan. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

Mahida, U.N. 1992. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Rajawali Press. Jakarta.

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi; Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.

Grasindo. Jakarta.

Mitchell, B., B. Setiawan dan D.H Rahmi. 2000. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Cetakan Pertama. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Muladno. 2010. Kualitas dan Kuantitas Ternak Lokal Tergerus. Majalah Trobos.

Edisi Desember 2010

Munasinghe, M. 1993. Environmental economic and sustainable development. The International bank for recronstruction and development. World Bank. Washington.

Nickols, F. 2000. Strategy is A Lot of Things. http://home.att.net/-nickols/strategy_is.htm [28 Januari 2011]

Pambudy, R.,T. Sipayung, W.B Priatna, Burhanuddin, A. Kriswantriyono dan A. Satria. 2000. Bisnis dan Kewirausahaan dalam Sistem Agribisnis. Pustaka Wira Usaha. Bogor.

Putri, N.H.T.S. 2004. Pengembangan peternakan melalui sistem pertanian campuran yang ramah lingkungan. Makalah Seminar Nasional Pengembangan Peternakan Berwawasan Lingkungan. Fakultas Peternakan IPB. Bogor.

65 Priyanti, A dan R.A. Saptati. 2008. Dampak Harga Susu Dunia Terhadap Harga

Susu Dalam Negeri Tingkat Peternak. Seminar Nasional: Dinamika Pembangunan Pertanian dan Perdesaan 19 Nopember 2008. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Rangkuti, F. 2002. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Ridwan, W.A. 2006. Model Agribisnis Peternakan Sapi Perah Berkelanjutan pada Kawasan Pariwisata di Kabupaten Bogor (Disertasi). Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.

Saaty, T.L. 1993. Pengambilan keputusan bagi para pemimpin. Proses hirarki analitik untuk pengambilan keputusan dalam situasi kompleks. (Terjemahan) Seri Manajemen No. 134. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.

Sanusi, A. 2003. Metodologi Penelitian Praktis. Penerbit Buntara Media. Malang. Soemarwoto, O. 2001. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Penerbit

Djambatan. Jakarta.

Sofyan, D dan R. Pambudy. 2003. Peduli Peternakan Rakyat. Penerbit Yayasan Agrindo Mandiri. Jakarta.

Sudono, A., Fina dan Budi. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif. Penerbit Agromedia Pustaka. Depok.

Sudradjat, S. 2000. Potensi dan prospek bahan pakan lokal dalam mengembangkan industri peternakan di Indonesia. Buletin Peternakan Edisi Tambahan :11-15

Suhartini, S.H. 2001. Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Keragaan Industri Persusuan Indonesia (Tesis). Program Pascasarjana IPB. Bogor.

Sumanto dan E. Juarini. 2006. Pedoman Identifikasi Potensi Wilayah. Balai Penelitian Ternak Ciawi. Bogor.

Sumartini, M.N. 2010. Kajian Kelayakan dan Strategi Pengembangan Klaster Peternak Sapi Perah di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor (Tesis). Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.

Suratmo, F.G. 2009. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Cet. Keduabelas. Gadjah Mada Univesity Press. Yogyakarta.

Syamsu, J.A. 2006. Analisis Potensi Limbah Tanaman Pangan Sebagai Sumber Pakan Ternak Ruminansia di Sulawesi Selatan (Disertasi). Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.

66 Talib, C.,I. Inounu, A. Bamualim. 2007. Restrukturisasi Peternak di Indonesia,

Analisis Kebijakan Pertanian Volume 5 Nomor 1 Maret 2007. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Deptan. ISSN: 1693-2021. Akreditasi Nomor: 45//Akred-LIPI/P2MBI/9/2006. 1-14.11

Tillman, D.A,, H, Hartad., S. Reksohadiprojo., S. Praminokusumo dan S. Lebdosoekojo. 1984. Ilmu Makanan Ternak Dasar 2. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta.

Uphoff, N. 1986. Local Instutional Development; An Alatical Sourcebook. West Hartford. Kumarian Press.

Wahyudi, A.S. 1996. Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berpikir Strategik. Binarupa Aksara. Jakarta.

Walpole, R.E. 1995. Pengantar Statistik. Edisi ke-3. (Penterjemah): Sumantri,B. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

67

68

69

Lampiran 2. Kuesioner untuk Responden Peternak

No. Kuesioner : ………

Hari/ Tanggal : ………

Lokasi : ...

Strata : ...

Mohon kesediaan Bapak/ Ibu untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Semua data dan informasi yang diberikan akan saya pergunakan sebagai bahan untuk menyusun tesis dan dijamin kerahasiaannya. Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih. Kuisioner ini dibuat dalam rangka mendapatkan informasi mengenai kondisi peternakan sapi perah yang akan digunakan untuk menentukan Strategi Pengembangan Peternakan di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. A. IDENTITAS PETERNAK Nama : ………...

Umur : ………Tahun Jenis Kelamin : L / P (lingkari yang sesuai) Pendidikan Terakhir : ...

Pengalaman Beternak : ………….. Tahun B. KONDISI TERNAK 1. Jumlah ternak sapi perah yang dipelihara Milik sendiri : ... ekor Maparo/Bagi Hasil : ... ekor 2. Struktur populasi dari ternak yang dipelihara Pejantan : ... ekor Induk : ... ekor Sapi Jantan Muda : ... ekor Dara : ... ekor Pedet Jantan : ... ekor Pedet Betina : ... ekor 3. Rata-rata produksi susu Induk Laktasi : ... liter/ekor/hari 4. Perlakuan terhadap pedet betina yang lahir (lingkari jawaban yang Anda anggap sesuai): a. Dipelihara untuk dijadikan Induk b. Dijual pada saat lepas sapih c. Lainnya (sebutkan)...

70 C. PERKANDANGAN

1. Kepemilikan Kandang (lingkari jawaban yang Anda anggap sesuai): a. Milik Sendiri

b. Sewa (Rp... per Tahun) 2. Daya Tampung Kandang: ... ekor induk 3. Jarak kandang dari rumah:

a. 0 m (satu atap dengan rumah) b. 1-10 m

c. >10 m

4. Frekuensi Pembersihan Kandang: a. 1 kali sehari

b. 2 kali sehari c. 3 kali sehari

5. Apakah kandang yang Anda gunakan sudah dilengkapi instalasi BIOGAS? (lingkari jawaban yang Anda anggap sesuai)

a. Sudah (kapasitas... M3) b. Belum

D. KEBUTUHAN AIR DAN PAKAN

1. Darimana Anda memperoleh air untuk keperluan minum ternak? (lingkari jawaban yang Anda anggap sesuai):

a. Air Sumur/ Mata Air b. Air sungai/parit

2. Darimana Anda memperoleh air untuk keperluan kebersihan kandang? (lingkari jawaban yang Anda anggap sesuai):

a. Air Sumur/ Mata Air b. Air sungai/parit

3. Apakah sumber air yang ada sudah mencukupi? (lingkari jawaban yang Anda anggap sesuai):

a. Sudah b. Belum

4. Apakah ternak yang dipelihara diberi konsentrat? (lingkari jawaban yang Anda anggap sesuai):

a. Ya (... kg/ekor/hari) b. Tidak

71

5. Berapa jumlah HMT yang diberikan kepada ternak setiap hari?

………kg/ekor

6. Apa saja jenis HMT yang Anda berikan kepada ternak? Sebutkan! a. ...

b. ... c. ...

7. Apakah Anda memiliki Kebun HMT? (lingkari jawaban yang Anda anggap sesuai):

a. Ya (... ha) b. Tidak

Jika Anda tidak memiliki kebun HMT sendiri, darimana Anda memperoleh HMT untuk ternak? (lingkari jawaban yang Anda anggap sesuai):

a. Mencari dan mengarit sendiri b. Membeli (Rp.../kg)

8. Apakah sumber HMT yang ada sudah mencukupi bagi ternak yang dipelihara? (lingkari jawaban yang Anda anggap sesuai):

a. Sudah b. Belum

Jika sumber HMT belum mencukupi, apakah Anda menggunakan hijauan alternatif untuk kebutuhan ternak (seperti limbah pertanian, limbah pasar)?

a. Ya b. Tidak

E. PENANGANAN LIMBAH DAN PENYAKIT

1. Apa yang Anda lakukan terhadap Limbah Padat yang dihasilkan ternak? a. Langsung dibuang ke sungai/saluran air

b. Langsung dibuang ke Kebun

c. Diolah menjadi kompos/pupuk organik d. Dijadikan bahan baku biogas

2. Apa yang Anda lakukan jika ternak sapi terserang penyakit? a. Tidak diobati

b. Ditangani sendiri

72

3. SOSIO EKONOMI

1. Alasan Anda beternak sapi perah : a. Sebagai Usaha Pokok

b. Sebagai Usaha Sampingan c. Sebagai Hobi

2. Jumlah tanggungan dalam keluarga: ...orang

3. Jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam usaha ternak: ... orang 4. Apakah Anda juga membuat produk olahan dari bahan baku susu?

a. Ya b. Tidak

5. Berapa pendapatan Anda dari usaha ternak sapi perah setiap bulan (lingkari jawaban yang Anda anggap sesuai):

a. <Rp. 500.000

b. Rp.500.000 – Rp.1.000.000 c. Rp.1.100.000 – Rp. 1.500.000 d. Rp.1.600.000 – Rp.2.000.000 e. >Rp 2.000.000

6. Apakah anda memiliki pekerjaan lain selain dari beternak sapi perah? a. Ya. Sebutkan ...

b. Tidak

7. Berapa pendapatan yang Anda peroleh di luar usaha ternak sapi perah (lingkari jawaban yang Anda anggap sesuai):

a. <Rp. 500.000

b. Rp.500.000 – Rp.1.000.000 c. Rp.1.100.000 – Rp. 1.500.000 d. Rp.1.600.000 – Rp.2.000.000 e. >Rp 2.000.000

73

Lampiran 3. Kuesioner untuk Responden Pakar

Judul Penelitian : Strategi Pengembangan Ternak Sapi Perah Rakyat di Kecamatan Cisarua, Bogor

Tujuan : Untuk mengumpulkan data primer guna menyusun alternatif strategi pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Kecamatan Cisarua

Hierarki :

Metode Analitical Hierarchy Process (AHP) adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.

Pendekatan AHP menggunakan metode skala Saaty mulai dari 1 sampai 9. Berikan penilaian dalam bentuk angka dalam kolom yang telah disediakan pada setiap pertanyaan dengan menggunakan dasar penilaian sebagai berikut :

Tingkat

Kepentingan Definisi Penjelasan

1 Kedua elemen sama

pentingnya

Dua elemen mempunyai

pengaruh yang sama besar

terhadap tujuan 3 Elemen yang satu sedikit

lebih penting daripada elemen lainnya

Pengalaman dan penilaian sedikit

mendukung satu elemen

dibanding elemen yang lainnya

5 Elemen yang satu lebih

penting daripada elemen lainnya

Pengalaman dan penilaian sangat kuat mendukung satu elemen dibanding elemen lainnya

7 Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen yang lainnya

Satu elemen dengan kuat didukung dan dominan terlihat dalam praktek

9 Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen lainnya

Bukti yang mendukung elemen satu terhadap elemen yang lain

memiliki tingkat penegasan yang mungkin menguatkan

2,4,6,8 Nilai-nilai antar dua nilai

pertimbangan yang

berdekatan

Nilai ini diberikan bila ada

74

Kajian ini disusun berdasarkan metode Analisys Hierarchi Process (AHP) yang dibagi atas level I sampai dengan IV, sebagai berikut :

Level I : Tujuan/Goal

Strategi Pengembangan Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kecamatan Cisarua

Level II : Kriteria/Aspek

Merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam model, yang terdiri dari : 1. Aspek Ekologi

2. Aspek Sosial 3. Aspek Ekonomi Level III : Subkriteria / Sasaran

Merupakan sasaran yang ingin dicapai dalam model ini : 1. Terciptanya peternakan yang zero waste

2. Terwujudnya optimalisasi pemanfaatan SDA 3. Meningkatnya lapangan pekerjaan

4. Meningkatkan gizi keluarga

5. Menjadikan sapi perah sebagai icon daerah 6. Meningkatnya pendapatan peternak

7. Meningkatnya perekonomian daerah Level IV : Alternatif

Merupakan alternatif strategi dalam rangka pengembangan peternakan sapi perah di Kecamatan Cisarua :

1. Peningkatan kapasitas kelembagaan

2. Perluasan akses peternak terhadap permodalan

3. Peningkatan kerjasama dalam akses pemanfaatan lahan 4. Perluasan target pasar

5. Peningkatan kuantitas dan kualitas produk/susu 6. Peningkatan kualitas SDM Peternak

75

Secara sederhana uraian di atas dapat digambarkan dalam struktur hirarki sebagai berikut :

Keterangan :

Ekologi : Aspek Ekologi Sosial : Aspek Sosial Ekonomi : Aspek Ekonomi

0-Waste : Terciptanya peternakan yang zero waste

Optima : Terwujudnya optimalisasi pemanfaatan SDA Lap-Ker : Meningkatnya lapangan pekerjaan

Gizi-Masy : Meningkatnya taraf gizi masyarakat

Icon-Da : Mewujudkan sapi perah sebagai icon daerah Pen-Pet : Meningkatnya pendapatan peternak

Ekon-Da : Meningkatnya perekonomian daerah Lembaga : Peningkatan kapasitas kelembagaan

Modal : Perluasan akses peternak terhadap permodalan

Krjsm : Peningkatan kerjasama dalam akses pemanfaatan lahan Pasar : Perluasan target pasar

Produk : Peningkatan kuantitas dan kualitas produk/susu SDM-Pet : Peningkatan kualitas SDM Peternak

76 Nomor Responden : Nama Responden : Jabatan : Instansi : Pendidikan : Umur : Alamat/Tlp/HP : PERTANYAAN KUISIONER :

I. Penilaian level 2 (Aspek) terhadap level 1 (Fokus)

1. Dalam strategi pengembangan ternak sapi perah rakyat di Kec. Cisarua, terdapat 3 (empat) aspek penting yang mempengaruhi keberhasilannya, yaitu :

a. Aspek Ekologi (Ekologi) b. Aspek Sosial (Sosial) c. Aspek Ekonomil (Ekonomi)

Bandingkanlah besarnya tingkat kepentingan diantara aspek (level 2) tersebut sehingga dapat mempengaruhi keberhasilan pengembangan ternak sapi perah rakyat di Kec. Cisarua

NO. A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B

1 Ekologi Sosial

2 Ekologi Ekonomi

3 Sosial Ekonomi

II. Penilaian level 3 (kriteria) terhadap level 2 (aspek)

a. Untuk mencapai keberlanjutan ekologi dalam pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Kec. Cisarua, terdapat beberapa sasaran yang hendak dicapai, yaitu :

1. Terciptanya peternakan yang zero waste (0-waste) 2. Terwujudnya optimalisasi pemanfaatan SDA (Optima)

Bandingkanlah besarnya tingkat kepentingan diantara sasaran tersebut mencapai keberlanjutan ekologi dalam pengembangan peternakan sapi perah di Kec. Cisarua.

NO. A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B

1 0-Waste Optima

b. Untuk mencapai tujuan keberlanjutan Sosial dalam pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Kec. Cisarua, terdapat beberapa sasaran yang hendak dicapai, yaitu :

1. Meningkatnya lapangan pekerjaan (Lap-Ker)

2. Meningkatnya status gizi masyarakat (Gizi-Mas)

3. Menjadikan sapi perah sebagai icon daerah (Icon-Da)

Bandingkanlah besarnya tingkat kepentingan diantara sasaran tersebut untuk mencapai keberlanjutan Sosial dalam pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Kec. Cisarua

77 NO. A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B

1 Lap-Ker Gizi-Mas 2. Lap-Ker Icon-Da 3. Gizi-Mas Icon-Da

c. Untuk mencapai tujuan keberlanjutan ekonomi dalam pengembangan peternakan sapi perah di Kec. Cisarua, terdapat beberapa sasaran yang hendak dicapai, yaitu :

1. Meningkatnya pendapatan peternak (Pend-Pet) 2. Meningkatnya perekonomian daerah (Ekon-Da)

Bandingkanlah besarnya tingkat kepentingan diantara sasaran tersebut untuk mencapai keberlanjutan ekonomi dalam pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Kec. Cisarua

NO. A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B 1 Pend-Pet Ekon-Da

III. Penilaian level 4 (alternative strategi) terhadap level 3 (sasaran)

a. Untuk mencapai sasaran terciptanya peternakan yang zero waste

dalam pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Kec. Cisarua, terdapat beberapa alternatif strategi yang harus diprioritaskan, yaitu : 1. Peningkatan kapasitas kelembagaan (Lembaga)

2. Perluasan akses peternak terhadap permodalan (Modal)

3. Peningkatan kerjasama dalam akses pemanfaatan lahan (Krjsm)

4. Perluasan target pasar (Pasar)

5. Peningkatan kuantitas dan kualitas produk/susu (Produk)

6. Peningkatan kualitas SDM Peternak (SDM-Pet)

Bandingkanlah besarnya tingkat kepentingan diantara alternatif strategi

tersebut mencapai sasaran tercipytanya peternakan yang zero waste

dalam pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Kec. Cisarua. NO. A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B 1 Lembaga Modal 2 Lembaga Krjsm 3 Lembaga Pasar 4 Lembaga Produk 5 Lembaga SDM-Pet 6 Modal Krjsm 7 Modal Pasar 8 Modal Produk 9 Modal SDM-Pet 10 Krjsm Pasar 11 Krjsm Produk 12 Krjsm SDM-Pet 13 Pasar Produk 14 Pasar SDM-Pet 15 Produk SDM-Pet

78

b. Untuk mencapai sasaran terwujudnya optimalisasi pemanfaatan SDA

dalam pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Kec. Cisarua, terdapat beberapa alternatif strategi yang harus diprioritaskan, yaitu :

1. Peningkatan kapasitas kelembagaan (Lembaga)

2. Perluasan akses peternak terhadap permodalan (Modal)

3. Peningkatan kerjasama dalam akses pemanfaatan lahan (Krjsm)

4. Perluasan target pasar (Pasar)

5. Peningkatan kuantitas dan kualitas produk/susu (Produk)

6. Peningkatan kualitas SDM Peternak (SDM-Pet)

Bandingkanlah besarnya tingkat kepentingan diantara alternatif strategi

tersebut mencapai sasaran terwujudnya optimalisasi pemanfaatan SDA

dalam pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Kec. Cisarua. NO. A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B 1 Lembaga Modal 2 Lembaga Krjsm 3 Lembaga Pasar 4 Lembaga Produk 5 Lembaga SDM-Pet 6 Modal Krjsm 7 Modal Pasar 8 Modal Produk 9 Modal SDM-Pet 10 Krjsm Pasar 11 Krjsm Produk 12 Krjsm SDM-Pet 13 Pasar Produk 14 Pasar SDM-Pet 15 Produk SDM-Pet

c. Untuk mencapai sasaran meningkatnya lapangan pekerjaan dalam pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Kec. Cisarua, terdapat beberapa alternatif strategi yang harus diprioritaskan, yaitu :

1. Peningkatan kapasitas kelembagaan (Lembaga)

2. Perluasan akses peternak terhadap permodalan (Modal)

3. Peningkatan kerjasama dalam akses pemanfaatan lahan (Krjsm)

4. Perluasan target pasar (Pasar)

5. Peningkatan kuantitas dan kualitas produk/susu (Produk)

6. Peningkatan kualitas SDM Peternak (SDM-Pet)

Bandingkanlah besarnya tingkat kepentingan diantara alternatif strategi

tersebut mencapai sasaran meningkatnya lapangan pekerjaan dalam pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Kec. Cisarua.

NO. A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B 1 Lembaga Modal 2 Lembaga Krjsm 3 Lembaga Pasar 4 Lembaga Produk 5 Lembaga SDM-Pet 6 Modal Krjsm

79 NO. A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B 7 Modal Pasar 8 Modal Produk 9 Modal SDM-Pet 10 Krjsm Pasar 11 Krjsm Produk 12 Krjsm SDM-Pet 13 Pasar Produk 14 Pasar SDM-Pet 15 Produk SDM-Pet

d. Untuk mencapai sasaran meningkatnya taraf gizi masyarakat dalam pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Kec. Cisarua, terdapat beberapa alternatif strategi yang harus diprioritaskan, yaitu :

1. Peningkatan kapasitas kelembagaan (Lembaga)

2. Perluasan akses peternak terhadap permodalan (Modal)

3. Peningkatan kerjasama dalam akses pemanfaatan lahan (Krjsm)

4. Perluasan target pasar (Pasar)

5. Peningkatan kuantitas dan kualitas produk/susu (Produk)

6. Peningkatan kualitas SDM Peternak (SDM-Pet)

Bandingkanlah besarnya tingkat kepentingan diantara alternatif strategi

tersebut mencapai sasaran meningkatnya taraf gizi masyarakat dalam pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Kec. Cisarua.

NO. A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B 1 Lembaga Modal 2 Lembaga Krjsm 3 Lembaga Pasar 4 Lembaga Produk 5 Lembaga SDM-Pet 6 Modal Krjsm 7 Modal Pasar 8 Modal Produk 9 Modal SDM-Pet 10 Krjsm Pasar 11 Krjsm Produk 12 Krjsm SDM-Pet 13 Pasar Produk 14 Pasar SDM-Pet 15 Produk SDM-Pet

e. Untuk mencapai sasaran menjadikan sapi perah sebagai icon daerah

dalam pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Kec. Cisarua, terdapat beberapa alternatif strategi yang harus diprioritaskan, yaitu : 1. Peningkatan kapasitas kelembagaan (Lembaga)

2. Perluasan akses peternak terhadap permodalan (Modal)

3. Peningkatan kerjasama dalam akses pemanfaatan lahan (Krjsm)

4. Perluasan target pasar (Pasar)

5. Peningkatan kuantitas dan kualitas produk/susu (Produk)

80

Bandingkanlah besarnya tingkat kepentingan diantara alternatif strategi

tersebut mencapai sasaran menjadikan sapi perah sebagai icon daerah

dalam pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Kec. Cisarua. NO. A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B 1 Lembaga Modal 2 Lembaga Krjsm 3 Lembaga Pasar 4 Lembaga Produk 5 Lembaga SDM-Pet 6 Modal Krjsm 7 Modal Pasar 8 Modal Produk 9 Modal SDM-Pet 10 Krjsm Pasar 11 Krjsm Produk 12 Krjsm SDM-Pet 13 Pasar Produk 14 Pasar SDM-Pet 15 Produk SDM-Pet

f. Untuk mencapai sasaran meningkatnya pendapatan peternak dalam pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Kec. Cisarua, terdapat beberapa alternatif strategi yang harus diprioritaskan, yaitu :

1. Peningkatan kapasitas kelembagaan (Lembaga)

2. Perluasan akses peternak terhadap permodalan (Modal)

3. Peningkatan kerjasama dalam akses pemanfaatan lahan (Krjsm)

4. Perluasan target pasar (Pasar)

5. Peningkatan kuantitas dan kualitas produk/susu (Produk)

6. Peningkatan kualitas SDM Peternak (SDM-Pet)

Bandingkanlah besarnya tingkat kepentingan diantara alternatif strategi

tersebut mencapai sasaran meningkatnya pendapatan peternak dalam pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Kec. Cisarua.

NO. A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B 1 Lembaga Modal 2 Lembaga Krjsm 3 Lembaga Pasar 4 Lembaga Produk 5 Lembaga SDM-Pet 6 Modal Krjsm 7 Modal Pasar 8 Modal Produk 9 Modal SDM-Pet 10 Krjsm Pasar 11 Krjsm Produk 12 Krjsm SDM-Pet 13 Pasar Produk 14 Pasar SDM-Pet 15 Produk SDM-Pet

81

g. Untuk mencapai sasaran meningkatnya perekonomian daerah dalam pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Kec. Cisarua, terdapat beberapa alternatif strategi yang harus diprioritaskan, yaitu :

1. Peningkatan kapasitas kelembagaan (Lembaga)

2. Perluasan akses peternak terhadap permodalan (Modal)

3. Peningkatan kerjasama dalam akses pemanfaatan lahan (Krjsm)

4. Perluasan target pasar (Pasar)

5. Peningkatan kuantitas dan kualitas produk/susu (Produk)

6. Peningkatan kualitas SDM Peternak (SDM-Pet)

Bandingkanlah besarnya tingkat kepentingan diantara alternatif strategi

tersebut mencapai sasaran meningkatnya perekonomian daerah dalam pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Kec. Cisarua.

NO. A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B 1 Lembaga Modal 2 Lembaga Krjsm 3 Lembaga Pasar 4 Lembaga Produk 5 Lembaga SDM-Pet 6 Modal Krjsm 7 Modal Pasar 8 Modal Produk 9 Modal SDM-Pet 10 Krjsm Pasar 11 Krjsm Produk 12 Krjsm SDM-Pet 13 Pasar Produk 14 Pasar SDM-Pet 15 Produk SDM-Pet ………, ………2011 Responden ………

Dokumen terkait