• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi guru matematika, pembelajaran dengan strategi TAPPS sebaiknya digunakan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran untuk diimplementasikan dalam pengembangan pembelajaran matematika di kelas, terutama untuk meningkatkan kemampuan kelancaran berprosedur dan kompetensi strategis matematis siswa.

Tina Rosyana, 2013

2. Pembelajaran matematika dengan strategi TAPPS sebaiknya dapat diterapkan dalam jangka waktu yang lebih lama, dengan tujuan agar proses pembelajaran menjadi lebih optimal.

3. Untuk menerapkan pembelajaran dengan strategi TAPPS, sebaiknya guru membuat sebuah skenario dan perencanaan yang lebih baik, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara sistematis sesuai dengan rencana, dan diharapkan guru menyediakan benda nyata atau model yang sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan.

4. Perlu dikembangkan oleh pihak sekolah melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Matematika, soal-soal untuk meningkatkan kemampuan kelancaran berprosedur dan kompetensi strategis matematis siswa, agar siswa terbiasa mengerjakan soal-soal tersebut, sehingga dapat meningkatkan kemampuan kelancaran berprosedur dan kompetensi strategis matematis siswa. 5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan, tetapi pada level sekolah tinggi atau rendah atau terhadap jenjang pendidikan lainnya seperti SD/MI, SMA sederajat, dan perguruan tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Akinsola, M. K., Olowojaiye. (2008). “Teacher Instructional Methods and Students Attitiudes toward Mathematics”. International Electronic Journal of Mathematics Education. 3, (1), 10.

Anita. (2007). Model Pembelajaran Thingking Aloud Pair Problem Solving

(TAPPS) Pada Topik Larutan Penyangga Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa. Tesis.

UPI: Tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang). (2011). Laporan Hasil TIMSS

2007. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

___________. (2011). Laporan Hasil PISA 2009. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Charles, R. (1994). How to Evaluate Progress in Problem Solving. Reston, VA: NCTM.

Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf. [Mei 2012].

Hartman. (1998). Improving Student’s Problem Solving Skills. [Online]. Tersedia: http://www.ccny.cuny.edu/ctl/handbook/hartman.html. [Juli 2012].

Hidayah, R. N. (2010). Pembelajaran Matematika melalui Metode Thinking

Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Tipe Soal Analisis : Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 3 Bandung. Skripsi. UPI: Tidak

diterbitkan.

Izzati, N. (2010). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Pada Tingkat

Koneksi dan Analisis Siswa Mts Negeri Melalui Pembelajaran Kolaboratif Murder. Tesis. UPI: Tidak diterbitkan.

Jeon, K. et al. (2005). The Effects of Thingking Aloud Pair Problem Solving on High School Student’ Chemistry Problem-Solving Performance and Verbal Interactioni. Journal of Chemical Education. 82 (10).

Jhonson, S. D. & Chung, S. P. (1999). The Effect Thingking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) on the troubleshooting Ability of Aviation Technician Students. Journal of Industrial Teacher Education. 37 (1).

Kilpatrick, J., Swafford, J., & Findell, B. (Eds.). (2001). Adding it Up: Helping

Children Learn Mathematics. Washington, DC: National Academy Press.

Meltzer, D.E. (2002). The Relationship between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gains in Physics: a Possible “Hidden Variable” in

Diagnostic Pretest Score. American Journal of Physics. 70 (12).

Pate, M. et al. (2004). The Effects of Thingking Aloud Pair Problem Solving on The Troubleshooting Performance of Undergraduate Agriculture Students in A Power Technology Course. Journal of Agricultural Education. 45 (4). Pestel, B. C. (1993). Teaching Problem Solving Without Modeling Through Thingking Aloud Pair Problem Solving. Journal of Science Education. 77 (1).

Polya, G. (1957). How to Solve It. [Online]. Tersedia:

http://www.math.utah.edu/~pa/math/polya.html. [Mei 2012].

Rahmawati, I. (2011). Pengaruh Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving

(TAPPS) dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Kompetensi Strategis (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 14 Bandung). Skripsi. UPI: Tidak diterbitkan.

Reys, R. E., Suydam, M. N., Lindquist, M. M., & Smith, N. L. (1998). Helping

Chidren Learn Mathematics (5thed). Massachusetts: Allyn and Bacon. Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.

Bandung: Tarsito.

Ruseffendi, E.T. (1993). Statistik Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Pres.

Ruseffendi, E.T. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-

Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar Kepada Guru Mengembangkan

Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Silberman, M. L. (2009). Active Learning. 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani dan Yappendis.

Siskandar. (2008). “Sikap dan Motivasi Siswa dalam Kaitan dengan Hasil Belajar Matematika”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 14, (072), 444.

Slavin, R.E. (1995). Cooperatif Learning: Theory, Research, and Practice. Second Edition. Massachussetts: Allyn and Bacon Publishers.

Stice, J.E. (1987). Teaching Problem Solving. [Online]. Tersedia: http://wwwcsi.unian.it/educa/problemsolving/stice_ps.html.[3 Februari 2012].

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjono, A. (2001). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suganda, A.T. (2012). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Brain

Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Prosedural dan Pemahaman Konsep Matematis Kelas X Madrasah Aliyah. Tesis. UPI:

Tidak diterbitkan.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Suherman, E. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI.

Suherman, E. & Sukjaya, Y. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan

Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Sumarmo,U. (2002). Alternatif Pembelajaran Matematika dalam Menerapkan

Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah disajikan pada Seminar

Nasional FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

TIMSS. (2011). International Result in Mathematics. [Online]. Tersedia:

http://timssandpirls.bc.edu/timss2011/downloads/T11_IR_M_AppendixG. pdf [22 Juni 2013].

Turmudi. (2008). Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika

(Berparadigma Eksploratif dan Investigatif. Jakarta: Leuser Cita Pustaka.

Uyanto, S. (2009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu Wardhani, S. dan Rumiati. (2011). Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika

SMP: Belajar dari PISA dan TIMSS. Yogyakarta: Kementerian Pendidikan

Nasional Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, dan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika.

Widjajanti, D.B. (2011). Mengembangkan Kecakapan Matematis Mahasiswa

Calon Guru Matematika Melalui Strategi Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah. Makalah terdapat pada Prosiding Seminar

Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA. Seminar diselenggarakan oleh FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. [Online]. Tersedia:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131569335/Makalah%20D jamilah%20Semnas%2014%20MEI%202011.pdf. [3 Februari 2012].

Dokumen terkait