BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran-saran
1. Saran Untuk Subjek
a. Subjek lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
b. Meningkatkan komunikasi dengan keluarga dan mau belajar lebih terbuka terhadap keluarga dan teman.
c. Menjadikan pengalaman hidupnya sebagai gambaran bagi orang lain sehingga dengan demikian subjek dapat merangkul orang-orang yang masih memakai NARKOBA untuk berhenti.
2. Saran Untuk Orang Tua
a. Menerima dan mendukung anaknya untuk sembuh dari ketergantungan NARKOBA.
b. Meningkatkan komunikasi yang dalam dengan anaknya (bagi pemakai NARKOBA), dengan demikian orang tua akan dapat memahami keadaan psikologis dan permasalahan yang terjadi pada anak
c. Orang tua menunjukkan perhatian dan keharmonisan dalam keluarga, sehingga anak akan merasa nyaman dan tidak merasa takut dalam mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya.
d. Orang tua hendaknya memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan kreativitasnya ke arah yang positif agar anak tidak terjerumus kembali ke dalam hal-hal yang negatif
e. Memberi pendidikan agama pada anak sejak dini agar anak tidak mudah terjerumus dalam pergaulan bebas seperti memakai NARKOBA dan sex bebas.
f. Mengenali perubahan yang terjadi pada anak, sehingga bila diketahui memiliki perilaku yang menyimpang, dapat segera diambil tindakan.
3. Bagi Masyarakat
a. Hendaknya memberikan dukungan kepada pemakai NARKOBA yang ada di lingkungan tempat tinggalnya agar mau berubah dan meninggalkan kebiasaan mengkonsumsi NARKOBA.
b. Menghilangkan sikap mengucilkan dan mau menerima keberadaan mereka secara apa adanya dan mau membimbing mereka ke jalan yang benar.
4. Bagi Konselor
Sebagai konselor hendaknya memberikan bimbingan dan pendampingan kepada para pecandu sehingga mereka tidak mengalami keterpurukan dan dapat menemukan arti dari hidupnya sebagai pemakai NARKOBA serta membantu mereka dalam melepaskan diri dari NARKOBA.
DAFTAR PUSTAKA
Alsa, A. 2007. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. MA. 2007. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badan Narkotika Nasional. 2007. Mengenal Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta:
Badan Narkotika Nasional.
Bastaman, H.D. 2007. Logoterapi: Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Grant,M. Ray Hodgson. 1995. Penanganan Ketagihan Obat dan Alkohol dalam Masyarakat: Pedoman bagi Petugas Pelayanan Kesehatan Primer Disertai Panduan untuk Para Pelatihnya. Bandung: Penerbit ITB.
Karsono, E. 2004. Mengenal Kecanduan Narkoba dan Minuman Keras. Bandung: Yrama Widya.
Koeswara, E. 1992. Logoterapi: Psikoterapi Viktor Frankl. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Mappiare, Andi A.T. 1992. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Partodiharjo, S. 2008. Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Sumaryanto, F.T. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Buku Paparan Kuliah Penelitian BK II (in edita) Prodi Bimbingan dan Konseling USD.
Winkel, W.S., Hastuti, S.M.M. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Media Abadi.
Rencana Pelaksanaan Penelitian
Pertemuan Kegiatan Tujuan/ Target yang ingin
dicapai
I Perkenalan
10 November 2007
Perkenalan dan
pengembangan hubungan antar pribadi dengan calon responden sehingga akan mempermudah proses wawancara nantinya.
II Perjanjian
14 November 2007
Mendapat ijin/kesediaan calon responden untuk diwawancarai untuk
penelitian yang akan penulis lakukan.
IIII
Mengatur jadwal wawancara 16 November 2007
Mendapat waktu yang sesuai untuk wawancara. IV Wawancara Informasi(menyesuaikan dengan responden) 18 November 2007 Mengetahui identitas responden, mengetahui latar belakang keluarga kehidupan social dengan masyarakat, riwayat pendidikan, riwayat kesehatan, perkembangan kognitif V Wawancara Informasi (menyesuaikan dengan responden) 25 November 2007 Mengetahui perkembangan sosial, cirri-ciri pribadi dan makna hidup sebagai pecandu narkoba dalam masyarakat.
VI Wawancara Informasi (menyesuaikan dengan responden) 9 Desember 2007 VII Konseling(jika diperlukan dan menyesuaikan dengan responden)
Membantu responden dengan wawancara konseling (pendekatan RET/ IA, menyesuaikan dengan masalah yang dihadapi
responden). VIII Trianulasi sumber Memperoleh kepastian data
Pedoman Pertanyaan Wawancara
No. Tema/kategori Diskripsi Responden
1. Identitas responden
Identitas diri subjek 1. Nama
2. Tempat, tanggal, lahir
3. Agama 4. Usia 5. Jenis kelamin 6. Pendidikan 7. Penampilan 8. Suku bangsa
9. Ciri-ciri fisik (tinggi dan berat
badan)
10. Nama Ayah kandung
11. Pendidikan
12. Pekerjaan
13. Nama Ibu kandung
14. Pendidikan 15. Pekerjaan 2. Latar belakang kehidupan responden Susunan anggota keluarga dan infomasi tentang keluarga
1. Ceritakan bagaimana latar
belakang keluargamu 2. Ceritakan bagaimana saudaramu 3. Status sosial dalam masyarakat Status sosial masyarakat dan keluarga 1. Ceritakan bagaimana
lingkungan tempat tinggalmu
2. Ceritakan masyarakat ditempat
tinggalmu 4. Taraf
Pendidikan
Pandangan orang tua tentang pendidikan
Ceritakan bagaimana pandangan orang tuamu tentang pendidikan 5. Lingkungan
fisik, sosil ekonomi dan social kultur
Keadaan masyarakat 1. Ceritakan bagaimana hubungan
masyarakat disekitarmu
2. Ceritakan bagaimana hubungan
6. Pertumbuhan jasmani dan kesehatan
Keadaan subjek sejak kecil hingga dewasa
1. Ceritakan bagaimana
pertumbuhan jasmani dan kesehatanmu pada waktu kecil
2. Ceritakan bagaimana
pertumbuhan kesehatanmu saat ini
7. Perkembangan kognitif
Prestasi subyek sejak kecil hingga SMA
1. Ceritakan bagaimana prestasi
ketika sekolah dari TK hingga SMA
2. Ceritakan tentang hobi dan
bakat yang kamu miliki. 8. Perkembangan
sosial
Keadaan subyek ketika kecil hingga dewasa
1. Ceritakan bagaimana
hubunganmu dengan teman-teman.
2. Ceritakan bagaimana sikap
teman-temanmu
3. Ceritakan tentang lingkungan
pergaulanmu 9. Ciri-ciri
kepribadian
Gambaran diri subyek mengenai dirinya
Ceritakan seperti apa dirimu
10. Makna hidup Makna hidup sebagai
peandu narkoba
1. Apakah saat ini kamu memiliki
tujuan hidup?
2. Apakah kamu menemukan
makna hidup sebagai pecandu narkoba yang belum dapat diterima keberadaannya dalam keluarga.
Pedoman Wawancara Responden
I. Identitas subjek a. Perkenalan
b. Apakah anda bersedia menjadi subjek dalam penelitian saya? c. Apakah identitas harus dirahasiakan?
d. Data diri, tempat dan tanggal lahir. e. Tinggi badan dan berat badan. f. Agama
g. Pendidikan terakhir
h. Menanyakan identitas orang tua i. Pekerjaan orang tua
j. Status dalam keluarga (berapa bersodara?)
II. Kehidupan masyarakat lingkungan tempat tinggal a. Bagaimana status sisial ekonomi masyarakat?
b. Bagaimana hubungan keluarga anda dalam masyarakat di lingkungan tempat tinggal?
c. Bagaimana hubungan keluarga mas? III. Pemakaian Narkoba
a. Apakah orang tua anda tahu anda memakai narkoba?
b. Bagaimana anda menyampaikan pada orang tua anda bahwa anda menggunakan narkoba?
c. Bagaimana tanggapan orang tua anda setelah tahu anda menjadi pemakai narkoba?
d. Sejak kapan anda mengenal narkoba? IV. Tentang kesehatan
a. Bagaimana kesehatan anda dulu sebelum menggunakan narkoba?
b. Bisakah anda menceritakan bagaimana kehidupan anda setelah anda menjadi pemakai narkoba?
c. Apakah pernah di rawat di panti rehabilitasi? d. Apakah sempat terpikir bahwa anda akan sembuh?
e. Kegiatan apa yang mas lakukan selama dalam masa penyembuhan? f. Berapa lama anda melewati masa-masa penyembuhan?
g. Apa yang anda lakukan untuk mengisi waktu luang? h. Kegiatan yang anda ikuti?
V. Penemuan Makna Hidup
a. Apa yang anda lakukan untuk keluarga?
b. Apa yang sudah keluarga upayakan untuk kesmbuhan anda? c. Apa tujuan hidup anda?
d. Bagaimana perasaan anda pada masa-masa penymbuhan seperti sekarang ini?
e. Apakah saat ini anda menemukan arti atau makna hidup anda?
f. Apakah menemukan makana dari segala kejadian yang terjadi dalam hidup anda?
h. Apa peran Tuhan dalam hidup anda? i. Apa rencna anda untuk diri anda? j. Apa rncana anda untuk keluarga anda.
Catatan ;
Wawancara Konseling
Nama responden : Abi
Usia : 25 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Wawancara I
Tanggal : 18 November 2007
Lokasi : Rumah Responden
Status : Pecandu narkoba (masa penyembuhan)
Waktu : 13.30-15.30
Penulis (P) : Selamat siang mas abi, bagaimana kabar mas dan keluarga? Responden (R) : Puji Tuhan semua dalam keadaaan sehat, oh…..ya bagaimana
tadi tidak kesasar to saat mencari rumah saya?
P : Ya sedikit kesasar tapi tadi saya sempat bertanya pada orang di dekat gang.
R : Oh..begitu. maaf ya saya sambil mendengarkan music Underground kesukaan saya, biar agak santai.
P : Ya mas tidak apa-apa, nampaknya mas sangat menyukai music keras ini.
P : Baik mas, seperti yang telah saya ungkapkan kemarin saat saya telepon bahwa saya meminta kesediaan mas untuk menjadi subyek penelitian untuk skripsi saya yang berjudul “Dampak Tetergantungan NARKOBA Terhadap Makna Hidup”
R : Ya…(mengangguk-angguk). Boleh-boleh..
P : Sebelum saya lanjutkan wawancara ini, saya ingin bertanya apakah ada yang harus saya rahasiakan atau di samarkan seperti nama atau hal lain. Bagaimana mas?
R : Yah….pada dasarnya saya tidak masalah jika nama atau identitas saya tidak di samarkan, justru saya merasa senang menjadi subjek dalam penelitian ini. Yah…setidaknya saya bisa leluasa menceritakan pengalaman-pengalaman hidup saya, tetapi jika mbak ingin menyamarkan identitas saya juga tidak apa-apa, santai saja. (sambil tersenyum)
P : Baiklah mas dan sebelumnya saya mengucapkan terimakasih karena telah memberi kesempatan ini.
R : Ok……….sama-sama
P : Baiklah sebagai permulaan saya ingin menanyakan tentang diri mas. Kapan dan dimana mas lahir.
R : Saya lahir di Yogyakarta, 03 Mei 1982. Jangan kaget mbak walau sudah tua tapi masih berjiwa muda.
P : Ya…ya…tapi mas belum terlalu tua kok mas. Berapa tinggi dan berat badan mas saat ini?
R : Kira-kira sih tingginya 180cm dan berat nya78 kg, hafal saya karena setiap minggu saya timbang badan dan setiap saya menimbang pasti bertambah. Lihat perutku ini....buncit. sampai istri saya nyuruh saya diet segala. Hahaha...
P : Waw, tinggi sekali mas abi jauh sekali dengan saya ya mas (sambil tertawa), lalu apa keyakinan atau religi mas abi? R : Saya Kristen Protestan
P : Jadi religi mas abi Kristen Protestan? Sama dengan ibu saya dulu tetapi sekarang katolik. Lalu
R : Terakhir SMK, tetapi sekarang saya sedang melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta ini. Yah mencari ilmu setinggi-tingginya.
P : Ya..ya saya setuju dengan mas abi, bahwa kita harus mencari ilmu setinggi-tingginya. Baik mas, sekarang saya akan sedikit bertanya tentang orang tua mas abi, siapa nama ayah dan ibu mas abi?
R : almarhum bapakku namanya Ag, kalo ibuku namanya Puji P : Pendidikan terakhir orang tua mas?
R : setahuku almarhum bapakku tuh lulusan SMA PL Jogja. Dia juga pernah menempuh pendidikan militer di Kodam Diponegoro. Aku pernah lihat ijazahnya waktu lulus pendidikan militer. Cuma gak jadi tentara. Hahaha... kalo ibu kayanya SR, sekolah rakyat. Kalo sekarang namanya SD.
P : Kalau pekerjaan kedua orang tua mas?
R : almarhum bapakku kerja sebagai PNS di Jogja dengan jabatan sebagai Kabag Telkom. Kalo ibu, buka warung makan didepan rumah, ma menerima pesenan masakan untuk acara syukuranatau hajatan. Hehehe....lumayan bisa ngicip-spuasnya P : Apakah mas memiliki sodara kandung?
R : ya. Aku punya seorang kakak perempuan P : Apa pendidikan terakhir mbaknya mas abi? R : dia lulusan S1 pendidikan bahasa ingris P : Lalu berapa usianya sekarang?
R : sekarang sekitar 30 tahun lah...ya..sekitar itu... P : Apakah sudah bekerja mas dan di mana?
R : kakakku kerja di Jakarta. Di salah satu perusahaan swasta, sebagai karyawan inti disitu. Termasuk orang pentingnya perusahaan.
P : Apakah bisa mas menceritakan temtang kehidupan masyarakat di lingkungan tempat tinggal mas.
R : kalo soal pekerjaan yang mereka lakukan sih bermacam-macam. Penduduk asli di sini masih ada yang jadi petani. Ada juga yang pegawai kantoran. Kebanyakan pedagang. Mbak kalo kerumah tadi kan lewat penjual-penjual mie ayam, bakso, warung makan, dan warung sembako. Iya kan? Jadi emang sebagian besar warga sini pedagang. Ada juga yang dagang di
pasar. Deket dari rumah pasarnya. Sekitar 700 meter. Cuma bukanya pagi, kalo siang sepi...hehehe....
P : Bagaimana dengan status social ekonominya?
R : status sosial ekonomi di kampungku ini sebagian besar menengah. Yah...kecukupan lah. Yang kelihatannya gak punya apa-apa, itu justru punya sawah yang luas-luas. Yang aku tahu langsung, mereka berubah ekonominya belum lama. Sekitar tahun 2005-an, waktu gencar-gencarnya pembangunan perumahan, real estate, apa lagi rumahku deket dengan hotel bintang 5. hotel hyatt regency. Jadi waktu itu banyak pengembang yang cari lokasi tanah untuk perumahan di kampungku ini mbak. Maka, yang punya sawah atau tanah langsung ramai-ramai menawarkan penjualan tanah kepada para pengembang itu. Dalam hitungan bulan, status ekonomi mereka berubah drastis. Rumah yang dulunya...sori ya....reot-reot gitu langsung direnovasi jadi gedong. Motor langsung beli baru n banyak. Wah...pokoknya gila-gilaan. Aku aja sampai geleng-geleng kepala. Yang patut disayangkan, anak-anak mereka gak ada satupun yang sekolah sampai tinggi. Mereka bener-bener memperlihatkan segi materi yang “wah”. Hehehe.... lalu beberapa ada yang pergi meninggalkan kampung, ada yang buka warung. Hampir separuh penduduk di kampungku ini sebetulnya pendatang, termasuk keluargaku.
Dulu, waktu pertama kali pindah kemari, penduduk asli hanya petani dengan tingkat status ekonomi yang rendah. Beda banget. Sekarang sangat maju..itu di karenakan juga karena pendatang yang tinggal disini emang dari status ekonomi yang menengah ke atas
P : Bagaimana status social keluarga mas di masyarakat dan bagaimana hubungan keluarga mas dengan masyarakat di lingkungan tempat tinggal mas?
R : status sosial keluargaku termasuk terhormat. Gak tahu juga kok bisa begitu....tetangga-tetanggaku pada hormat ma orang tuaku. Padahal ortuku tuh tidak menjabat apa-apa loh dikampung sini. Bahkan dulu almarhum bapakku dipanggil “romo” ma tetangga-tetanggaku. Hahaha...bener-bener aneh n lucu lah kalo ingat hal itu. Kok bisa ya? Ternyata mereka tahunya bapakku itu masih kerabat keraton. Padahal gak ada hubungannya sama sekali ma keraton. Hahaha....setelah aku tanya ke ibuku, dulu almarhum bapak sering ikut acara yang diadakan keraton. Jadi bapakku pake baju khas Jawa. Lengkap dengan keris di punggung n blangkon di kepala. Wah, bener-bener priyayi. Hahaha...padahal almarhum bapak kerja PNS P : Lalu bagiaman hubungan dalam keluarga mas? Tolong
R : hubungan dengan keluargaku ya...kalo dengan orang tua terus terang aku dari kecil gak deket banget. Aku deket tuh malah ma kakakku. Ya gimana mau deket, kalo dikit-dikit aja langsung dihajar kalo aku buat kesalahan. Jadi aku ma ortu tuh kalo lagi butuh...itu bisa deket. Masalahe aku tuh kecilnya susah diatur n sampai sekarang pun masih ketanem....hehehe....almarhum bapak itu kalo ngantor pagi-pagi jam enam udah berangkat, ibu pagi-pagi jam empatan udah bangun untuk menyiapkan masakan yang mau dijual...jam setengah enam warung uda buka. Yang namanya masakan, pagi-pagi gitu juga udah banyak pembeli untuk sarapan keluarganya....oseng-oseng daun pepaya yang paling cepat habis. Aku n kakakku begitu sarapan pagi, langsung berangkat sekolah diantar om-ku. Om-ku itu emang punya tugas untuk antar jemput aku n kakakku ke sekolah. Karena aku n kakakku sekolah SD itu ditempat yang sama. Baru...waktu aku kelas 2 SD, om-ku udah jarang antar jemput, karena dia punya kesibukan sendiri. Jadi kakakku naek sepeda dari kelas 3 SD, aku naek angkot terus tar jalan kaki sampai sekolah. Karena gak ada angkot yang sampai di depan sekolah. Hehehe.... kalo pulang dari sekolah gitu, aku biasanya maen-maen dulu. Nha...dari sinilah sebenarnya malapetakan itu berawal...hehehe....aku pernah maen n gak pulang ke rumah.
Aku nginep tempat temenku. Waktu itu aku kelas 3 SD. Karena terlalu asik bermain, aku lupa waktu, juga lupa kalo rumah temenku ini jauh banget dari rumahku jaraknya. Harus naek angkot kan....karena kemaleman, angkot udah gak ada, dulu angkot maksimal Cuma sampai jam 6 sore. Itu pun kalo masih ada....aku sambung lagi ya....karena udah kemaleman, aku disuruh nginep ma ortunya temenku. Ya udah, aku patuh aja. Paginya aku berangkat sekolah dari tempat temenku, mandi di rumah dia, makan di rumah dia, kita berangkat bareng...pulang sekolah, begitu aku sampai rumah langsung ditarik ma ibuku ke dalam rumah. Langsung aku dihajar pake tongkat sapu. Tahu sendiri, aku masih kecil gitu dipegang ibu gak bisa nglepasin diri. Cengkraman ibuku kuat banget....lenganku aja sampai memerah....punggungku juga sampai mengeluarkan darah karena sabetan-sabetan tongkat sapunya...gila...hufh...begitu selesai menghajar aku, ibuku langsung nyuruh aku masuk kamar. Tau gak yang aku lihat begitu aku buka baju sekolahku?...bajuku ada noda darahnya....perih banget....aku langsung tidur tengkurap. Celana sekolahku masih aku pakai. Aku Cuma meringis-ringis sambil gigit bantal saking perihnya....begitu kakakku sampai rumah, dia yang mengobati punggungku dengan obat merah. Ibuku masih ngomong gak jelas sambil marah-marah. Sorenya,
giliran almarhum bapakku yang kasih hukuman. Kali ini, pahaku yang kena sabetan bambu....almarhum bapak selalu menyiapkan bambu yang sudah dipotong kaya kayu di rumah. Waktu dihajar bapak, aku nangis, karena waktu mau menangkis pake tangan, tanganku yang kena sabetan bambunya, wah....jadi runyam waktu itu...aku cuma bisa ndeprok di pojok kamar. Orang tuaku memukul kepalaku bisa dihitung dengan jari. Jarang mereka memukul kepalaku....masa aku SD n SMP itu aku udah banyak mengalami pukulan dari ortuku. Di STM aku baru berani membalas orang tuaku dengan pukulan juga. Ibuku pernah aku sabet pake gagang sapu, kalo almarhum bapakku pernah aku pukul. Aku berani karena aku udah tinggi n tubuhku juga berisi. Oya, dalam hal gizi ortuku tidak pernah pelit loh. Aku n kakakku selalu terpenuhi gizinya....cuma perhatian n sayang mereka aja yang kurang bagi kami...aku sambung lagi yang tadi....setelah tubuhku berisi aku mulai menentang mereka, jarang pulang ke rumah. Itu aku lakukan sejak kelas 1 STM, aku belum mengenal narkoba waktu itu. Cuma aku uda ikut nakal bareng temen-temenku satu kelas. Hehehe....namanya juga STM, gak ada ceweknya. Aku ambil teknik mesin soalnya. Kalo yang elektro, ada ceweknya, cuma 4 orang. Salah satu cewek itu adalah mantanku. Hehehe....kelas 1 STM cawu 3, aku kenal drugs dari
temenku. Dia nawarin aku. Waktu itu pil nipam ma LC. Temenku bilang untuk nambah kekuatan. Ternyata itu malah bikin aku kaco hidupku. Itu baru permulaan aja mbak....karena aku gak bisa menghentikan ketergantungan ma pil ini, lama-lama aku udah gak terasa lagi kalo cuma nelan pil ini. Gak ngefek sama sekali. Aku lalu minta yang lebih high lagi. Temenku punya banyak stoknya. Dia bilang, “rajanya kenikmatan”. Satu tik waktu itu harganya dua puluh lima ribu rupiah. Aku kalo beli biasanya 3-4 tik. Biasa untuk stok. Hehehe....satu tik itu artinya satu pil extasi. Kalo 1 keplek itu artinya satu paket, isinya sekitar 6-8 pil. Harganya lebih murah, cuma seratus lima puluh ribu. Aku gak pernah beli yang paketan gitu. Duitnya gak ada soalnya. Hahaha.... itu aku pake sampai kelas 3 STM, cawu 1....
P : Apakah saat itu apakah orang tua anda tahu anda memakai narkoba?
R : gak lah! Gila apa!....bisa mati aku kalo ortuku tahu...aku lama sembunyiin dari ortuku kalo aku make drugs mbak....setahun lebih aku merahasiakan perbuatanku dari ortu...
P : Bagaimana mas menyampaikan pada orang tua mas bahwa mas menggunakan obat-obatan terlarang?
R : itu emang jadi hari sialku, ternyata di sisi lain berkat luar biasa bagiku. Dulu waktu aku udah kelas 3 cawu 1, aku pernah tepar
di kamar. Aku koleps. Aku kecanduan n sialnya, aku lupa beli stok....aku ngurung di kamar itu seminggu. Keluar kalo cuma makan, minum. Aku mandi itu berapa kali ya? Aku lupa. Pokoknya selama seminggu itu aku mandi empat kali atau enam kali. Itu aja kalo gak ada ortu dirumah. Wah, parah banget pokoknya. Karena aku gak bisa keluar rumah, aku nyilet-nyilet tanganku sendiri. Tangan kiri yang silet sampai keluar darah, aku minum darahku sendiri...hufh...selama seminggu aku berkali-kali nyilet tanganku n minum darahku sendiri. Kalo mandi tangan kiri aku angkat ke atas...ortu akhirnya mulai curiga, kok sakit gak sembuh-sembuh pikir mereka? Bapakku langsung buka paksa pintu kamarku sampai grendelnya lepas. Aku berusaha untuk menyembunyikan luka sayatan di tangan kiriku, aku pake jaket. Aku alasannya lagi sakit demam. Mereka percaya ma aku. Hehehe.... aku langsung disuruh periksa ke dokter. Wah....gawat neh kalo ketahuan....aku sempat panik....deg-degan juga....akhirnya hari esoknya aku ke sekolah, tapi gak masuk. Aku nunggu temenku di warung tempat biasa aku n temen-temen nongkrong habis pulang sekolah. Aku ketemu ma Ron, dia gak pake drugs, dari dia permulaan perjuanganku untuk sembuh....begitu dia lihat aku di warung, dia langsung datengi aku. Aku jujur cerita ma dia, dia langsung kaget kalo ternyata aku udah termasuk
kondisi parah. Dia bilang aku udah ngalami yang namanya sakaw. Dalam keadaan aku yang bingung, dia menawarkan