• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Beberapa saran untuk penelitian lanjutan diantaranya yaitu:

1. Untuk melakukan isolasi dan karakterisasi senyawa metabolit sekunder dari ekstrak etil asetat karena ekstrak ini memiliki aktivitas sitotoksisitas yang paling baik.

2. Untuk melakukan isolasi dan karakterisasi senyawa metabolit sekunder dari ekstrak metanol karena ekstrak ini memiliki aktivitas antibakteri yang paling baik

3. Untuk melakukan uji bioaktivitas lainnya seperti DPPH, total fenolik dari masing-masing ekstrak.

4. Untuk melakukan isolasi dan karakterisasi serta melakukan uji bioaktivitas senyawa metabolit sekunder dari bagian lain tanaman rengas tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Achmad, S.A.: Kimia Organik Bahan Alam. Universitas Terbuka: Jakarta, 1990.

2. G. Indrayanto.: Prospek (Kimia) Bahan Alam untuk Penemuan Obat Baru.

Seminar Umum Pendidikan. Universitas Mulawarman, 2006.

3. Arbain, D.: Survey Fitokimia Salah Satu Cara Pendekatan, Proyek HEDS. USAID. Universitas Andalas: Padang, 1995.

4. Zuharah, W.F.; Fadzly, N.; Ali, Y.; Zakaria, R.; Juperi, S.; Asyraf, M.; Dieng, H.: Larvicidal Efficacy Screening of Anacardaciae Crude Extracts on the Dengue Hemorrhagic Vector, Aedes Aegypti. Tropical Biomedicine 2014, 31, 2, 297–304.

5. Heyne, K.: Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I dan II. Terj. Badan Libang Kehutanan: Jakarta, 1987, 403-452.

6. Supriatna, Nana; Tatang Kelana: Informasi Singkat Benih Renghas (Gluta renghas L), Balai Pembenihan Tanaman Hutan Jawa dan Madura, 116, 2011.

7. Menon, S.: Current Uncertainties In Assessing Aerosol Effects On Climate.

Annual Review of Environment and Resource. 2004, 29, 1-30.

8. Ahmad, W.Y.W.; Razis Rahim; M. Rozi Ahmad; M. Ismail A.K.; M. Iqbal Misnon: The Application of Gluta Aptera Wood (Rengas) as Natural Dye on Silk and Cotton Fabrics. Universal Journal of Environmental Research and Technology 2011, 4, 1, 545-551.

9. Corner, E. J. H. Wayside Trees of Malaya. Government Printing Office: Singapore, 1940, 1, 1, 116.

10. Backer, H. J., and Haack, N. H.: Le Prinsiple Toxique de Gluta Renghas Linn. Recueil des Travaux Chimiques des Pays-Bas 1941, 60, 656-660. 11. Burkill, I. H.. A Dictionary of the Economic Products of the Malay Peninsula.

Crown Agents for the Colonies: London, 1935,1 1, 1079-1080.

12. Lin, R.C.Y. and G.C. Whittow: Pharmacological Activity Of An Aqueous Extract Of The Leaves Of The Malayan Rengas Tree Gluta renghas. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine 1960, 15, 440.

13. Goon, A.T.J. & Goh, C.L.: Plant dermatitis: Asian Perspective”. Indian Journal of Dermatology 2011, 56, 6, 707-710

14. Imamura, H. Okta; H. Kiriyama; S. Ohashi, H.: Heart Wood Constituent of Renghas, Gluta sp. Res, Bull. Gifu University: Japan, 1979, 117-122.

15. Copriady, J; Miharty; Herdini,; Gallokatekin: Senyawa Flavonoid lainya dari Kulit Batang Rengas (Gluta renghas Linn.)”. Jurnal Natur Indonesia 2002, 4, 1, 1–6.

16. Ang, L.Z.P.; Rokiah H.; Shaida F.S; Ahmed Y.C.; Othman S.; Fumio K.; Kushairi M.S.: In Vitro Antioxidant And Antidiabetic Activites Of Gluta Torquata. Industrial Crops and Products 2015,76, 755–760

17. Lin, R.C.Y. and G.C. Whittow: Pharmacological Activity Of An Aqueous Extract Of The Leaves Of The Malayan Rengas Tree Gluta renghas. British Journal of Pharmacology 1960, 15, 440.

18. Asikin. S; M. Thamrin. Bahan Tumbuhan Sebagai Pengendali Hama Ramah Lingkungan. Seminar Nasional Lahan Kering Dan Lahan Rawa 18-19 Desember 2002. BPTP Kalimantan Selatan dan Balittra. Banjar Baru. 2002

19. Zuharah, W.F.; Chan, J.L.; Zulkifly, N; Fadzly, N.: Toxicity and sub-lethal effects of endemic plants from Family Anacardaciae on oviposition behavior of Aedes albopictus. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine 2015. 5, 8, 612-618.

20. Zuharah, W.F. and Ali Y.: Assessment of Gluta renghas L. and Mangifera indica L. (Sapindales: Anacardiaceae) Extracts on the Sublethal Effects of Dengue Vector. Journal of Asia-Pacific Entomology 2016.

21. Yousaf, Ali and Wan F.Z.: Lethal Response of the Dengue Vectors to the Plant Extracts from Family Anacardiaceae. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine 2015, 5, 10, 812–818.

22. Shaalan E.A.; Canyon D.V.: Aquatic Insect Predators and Mosquito Control.

Tropical Biomedicine 2009, 26, 223.

23. Ramar M.; Paulraj M.G.; Ignacimuthu S.: Preliminary Screening of Plant Essential Oils Against Larvae of Culex Quinquefasciatus Say (Diptera: Culicidae). African Journal of Biotechnology 2013, 12, 6480.

24. Kedia, A.; Prakash B.; Mishra P.K.; Singh P.; Dubey N.K.: Botanicals As Eco Friendly Biorational Alternatives of Synthetic Pesticides Against Callosobruchus spp. (Coleoptera: Bruchidae)-a Review. Journal Food Science Technology 2015, 52, 3, 1239.

25. Anggriati, P.: Uji Sitotosisitas Ekstrak Etanol 70% Buah Kemukus (Piper Cubeba L) Terhadap Sel Hela, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2008.

26. Amalina, N.: Uji Sitotoksisitas Ekstrak Etanol 70% Buah Merica Hitam (Piper ningrum L.) Terhadap Sel HeLa, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah, Surakarta, Surakarta, 2008.

27. Silverstein, R.M.; G.C. Bessler and T.C. Moril,: Spektrometric Identification of Organic Compound (Penyidikan Spektroskopi Senyawa Organik),

terjemahan A.J. Hartono dan Any Victor Purba, Penerbit Erlangga: Jakarta, 1989.

28. Titis, M.; Fachriyah, E,; Kusrini, D.: Isolasi Identifikasi dan Uji Aktifitas Senyawa Alkaloid Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis).

Skripsi, Jurusan Kimia FSM, Universitas Diponegoro, Semarang, 2013. 29. Agustian, R.; Yudiati, E.; Sedjati, S.: Uji Toksisitas Pigmen Kasar Mikroalga

Spirulina platensis dengan Metode Uji BSLT (Brine Shrimp Lethality Test), Journal of Marine Research 2013, 1, 2, 25-31.

30. Arifuddin, M: Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Laban Abang (Aglaia elliptica BLUME) Terhadap Larva Udang (Artemia salina LEACH) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), Skripsi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2014.

31. Syahrurachman, A.: Buku Ajar mikrobiologi Kedokteran, Staf Pengajar Fakultas kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta, 1994. 103, 177.

32. Sastroamidjojo, S.: Obat Asli Indonesia, Dian Rakyat: Jakarta, 1967.

33. Ganiswara: Farmakologi Dan Terapi edisi IV, Universitas Indonesia: Jakarta, 1995.

34. Bonang, G.; Koeswardono: Mikrobiologi Kedokteran Untuk Laboratorium dan Klinik, Gramedia: Jakarta, 1982, 8-9.

35. Pelczar, M.J.: Elements of Microbiology, McGraw-Hill: New York. 1981. 36. Cappurino, J.G.; Sherman N. Microbiology: A Laboratory Manual, The

Benyamin/Cummings Publishing Company. Inc. 1992, 250-252.

37. Edberg, S.C.; Berger: Tes Kerentanan Antimikroba In Vitro. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta, 1986, 199-211.

38. Brook, G.F.; Butel, J.S.; Morse, S.A.: Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology), Salemba Medika: Jakarta, 2005, 223-235.

39. Meyer, B.N.; N.R. Ferrigni; J.E. Putnam; J. L. Nicols and McLaughlin: Brine Shrimp: A Convenient General Bioassay for Active Plant Constituents.

Journal of Medicinal Plant Reseach 1982, 45, 31-32. Lampiran 1

Lampiran 2

Uji Kandungan Metabolit Sekunder (Fitokimia) a. Uji Kumarin

b. Uji Alkaloid

Sampel daun rengas

- dirajang sampai halus - diekstraksi dengan metanol

Filtrat Ampas

- ditotolkan pada plat KLT

- dielusi dengan 10 mL etil asetat didalam chamber

- dimonitor dibawah lampu UV 365 nm - hasil KLT disemprot dengan NaOH 1 %

Fluoresensi biru terang Positif kumarin

- dirajang dan digerus dalam lumpang dengan bantuan pasir

- ditambahkan 10 mL kloroform

- ditambahkan 10 mL amoniak- kloroform 0,05 M

- diaduk dan disaring

Filtrat Ampas

- diambil dan dimasukkan kedalam tabung reaksi

- ditambahkan asam sulfat 2 N - dikocok dan diamkan

Lapisan kloroform

Lapisan asam Sampel daun rengas

c. Uji flavonoid, fenolik,dan saponin

-Ditambahkan beberapa tetes pereaksi Mayer

-terbentuk endapan putih atau larutan keruh

Posiitif Alkaloid

Sampel daun rengas

- dipotong kecil-kecil

- dimasukkan kedalam tabung reaksi - dimaserasi dengan metanol disaring - ditambahkan kloroform dan akuades (1:1) - dikocok dengan baik

Lapisan air untuk uji flavonoid, fenolik dan saponin

Lapisan kloroform untuk uji triterpenoid dan steroid

Lapisan akuades

- dikocok selama 1

menit - ditambah FeCl3 Adanya busa yang

tidak hilang dengan penambahan HCl pekat positif saponin

Terbentuknya larutan berwarna hijau sampai biru positif

fenolik - ditambah asam klorida pekat dan serbuk Mg Terbentuknya larutan berwarna merah sampai jingga positif flavonoid

d. Uji triterpenoid dan steroid

Lapisan kloroform

- diambil 1 pipet diteteskan kedalam dua lubang pada plat tetes

- dibiarkan kering

- lubang pertama ditambahkan pereaksi LB - lubang kedua dijadikan pembanding

Warna hijau atau hijau biru positif steroid

Cincin warna merah atau ungu positif triterpenoid

Lampiran 3

Ekstraksi Daun Rengas dengan Metoda Maserasi

Sampel bubuk daun rengas

- dimaserasi dengan heksana (8x) - disaring

- dipekatkan dengan

rotary eveporator

- dimaserasi dengan etil asetat (7x) - disaring - uji fitokimia - uji sitotoksisitas - uji antibakteri Hasil - dimaserasi dengan metanol (3x) - disaring - uji fitokimia - uji sitotoksisitas - uji antibakteri Hasil - dipekatkan dengan rotary

eveporator - uji fitokimia - uji sitotoksisitas - uji antibakteri -- dipekatkan dengan rotary eveporator

Ekstrak n-heksan Ampas

Ekstrak pekat etil asetat Ekstrak pekat

n-heksan Ekstrak etil asetat Ampas

Ekstrak metanol

Ekstrak pekat metanol Hasil

Lampiran 4

Uji Toksisitas dengan Metoda Brine Shrimp Lethality Test Artemia Salina

Larva

- dimasukkan ke wadah penetasan yang berisi air laut, dilengkapi dengan airator dan cahaya

- dibiarkan selama 48 jam

- dilarutkan dengan metanol sampai 10 mL

- dibuat variasi konsentrasi

- diambil sebanyak 5 mL lalu diuapkan

- ditambahkan 50 µL DMSO

- dilarutkan

- ditambahkan 2 mL air laut - dimasukkan 10 ekor larva udang

- ditambahkan air laut hingga volumenya 5 mL

- dihitung jumlah udang yang mati setiap 4 jam selama 24 jam

Nilai LC50

Ekstrak pekat 10 mg

Larutan induk 1000 mg/L

Larutan kontrol dan larutan uji dengan 5 variasi konsentrasi Larutan uji 6,25 mg/L Larutan uji 25 mg/L Larutan uji 100 mg/L Larutan uji 50 mg/L Larutan kontrol Larutan uji 12,5 mg/L

Lampiran 5

Uji Aktivitas Antibakteri dengan Metode Difusi Cakram

a. Pembuatan Media Mueller-Hinton Agar

b. Pembuatan Media Nutrient Agar

c. Peremajaan Bakteri Uji

d. Pengujian Aktivitas Antibakteri Media MHA steril

- dilarutkan 7,2 gram dalam 200 mL akuades - dipanaskan dan diaduk sampai larut

- disterilkan dalam autoklaf

-diambil dengan ose

-dimasukan ke dalam tabung berisi 10 ml media nutrient agar miring

-dibiakkan pada media NA miring selama 24 jam Bakteri Uji (E.coli dan

Staphylococcus aureus)

- dituang ke dalam media MHA steril padat yang telah dimasukkan ke dalam petri dish

- diratakan dengan menggunakan cotton bud

- didiamkan hingga kering selama 15 menit Agar Mueller-Hinton

Bakteri Uji (E.coli dan

Staphylococcus aureus)

Bakteri Uji Media NA steril

- dilarutkan 3 gram dalam 100 mL akuades - dipanaskan dan diaduk sampai larut - disterilkan dalam autoklaf

- diamati dan diukur dengan menggunakan jangka sorong digital.

Diameter Zona Bening

Zona Bening Sekitar Cakram

- kertas cakram steril (d=5 mm) diteteskan ekstrak dengan konsentrasi 62,5 mg/L, 125 mg/L, 250 mg/L, 500 mg/L, dan 1000 mg/L, kontrol positif gentmycin 40 μg dan kontrol negatif etil asetat dan metanol distilat. - diletakkan pada media berisi bakteri

Lampiran 6

Hasil Uji Profil Fitokimia Daun Rengas

1. Sampel segar daun rengas

No. Kandungan

Metabolit Sekunder Pereaksi Pengamatan Hasil

1 Flavonoid Sianidin (Bubuk

Mg/ HCl)

-2 Fenolik Besi (III) klorida +

3 Saponin Air/ HCl p -4 Triterpenoid Liebermann-Burchard + 5 Steroid Liebermann-Burchard + 6 Alkaloid Mayer

-7 Kumarin NaOH 1%

fluoresensi UV

-Keterangan : + (mengandung metabolit sekunder) - (tidak mengandung metabolit sekunder)

2. Ekstrak daun rengas No KandunganMetabolit Sekunder Pereaksi Pengamatan Hasil Ekstrak Metano

l asetatEtil Heksan

1 Flavonoid

Sianidin (Bubuk Mg/ HCl)

- +

-2 Fenolik Besi (III)klorida + +

-3 Saponin Air/ HCl p - + -4 Triterpenoid Liebermann -Burchard - - -5 Steroid + - + 6 Alkaloid Mayer - - -7 Kumarin NaOH 1 % + - -

Lampiran 7

Persentase kadar ekstrak yang dihasilkan

Ekstrak Berat sampe awal (g) Berat ekstrak (g) Kadar (%)

Metanol 1100 25.827 2.348

Etil asetat 1100 21.50 1.955

Lampiran 8

Tabel Nilai Probit Sesuai Persentase Kematian

% 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 - 2.67 2.95 3.12 3.25 3.36 3.45 3.52 3.59 3.66 10 3.72 3.77 3.82 3.87 3.92 3.96 4.01 4.05 4.08 4.12 20 4.16 4.19 4.23 4.26 4.29 4.33 4.36 4.39 4.42 4.45 30 4.48 4.50 4.53 4.56 4.59 4.61 4.64 4.67 4.69 4.72 40 4.75 4.77 4.80 4.82 4.85 4.87 4.90 4.92 4.95 4.97 50 5.00 5.03 5.05 5.08 5.10 5.13 5.15 5.18 5.20 5.23 60 5.25 5.28 5.31 5.33 5.36 5.39 5.41 5.44 5.47 5.50 70 5.52 5.55 5.58 5.61 5.64 5.67 5.71 5.74 5.77 5.81 80 5.84 5.88 5.92 5.95 5.99 6.04 6.08 6.13 6.18 6.23 90 6.28 6.34 6.41 6.48 6.55 6.64 6.75 6.88 7.05 7.33

Lampiran 9

Pembuatan Konsentrasi Larutan untuk Uji Sitotoksisitas Larutan Stok (1000 mg/L)

Berat ekstrak kering : 10 mg

Volume metanol : 10 mL

Konsentrasi : 1000 mg/L

Larutan Uji

- Pembuatan larutan uji 100 mg/L

M1 . V1 = M2 . V2

1000 mg/L . V1 = 100 mg/L . 10 mL

V1 = 1 mL

- Pembuatan larutan uji 50 mg/L

M1 . V1 = M2 . V2

100 mg/L . V1 = 50 mg/L . 10 mL

V1 = 5 mL

- Pembuatan larutan uji 25 mg/L

M1 . V1 = M2 . V2

50 mg/L . V1 = 25 mg/L . 10 mL

V1 = 5 mL

- Pembuatan larutan uji 12,5 mg/L

M1 . V1 = M2 . V2

25 mg/L . V1 = 12,5 mg/L . 10 mL

V1 = 5 mL

- Pembuatan larutan uji 6,25 mg/L

M1 . V1 = M2 . V2

6,25 mg/L . V1 = 12,5 mg/L . 10 mL

Lampiran 10

Penentuan nilai LC50

Tabel hasil pengamatan uji sitotoksisitas ekstrak daun rengas

Ekstrak Konsentrasi (mg/L) Total Larva yang Mati Persen Kematian Nilai Probit log C Metanol 6.25 3 15 3.96 0.7959 12.5 5 25 4.33 1.0969 25 6 30 4.48 1.3979 50 7 35 4.61 1.6990 100 8 40 4.75 2 Etil Asetat 6.25 3 15 3.96 0.7959 12.5 4 20 4.16 1.0969 25 6 30 4.48 1.3979 50 8 40 4.75 1.6990 100 9 45 4.87 2 n-Heksan 6.25 2 10 3.72 0.7959 12.5 3 15 3.96 1.0969 25 3 15 3.96 1.3979 50 4 20 4.16 1.6990 100 4 25 4.33 2 Kontrol 0 0 0 0 0

Keterangan: pengerjaan tiap konsentrasi dilakukan duplo dan larva yang dimasukkan ke dalam setiap vial berjumlah 10 ekor

Perhitungan nilai LC50

X = log konsentrasi Y = Nilai Probit

a. Ekstrak Metanol 0.5000 0.7000 0.9000 1.1000 1.3000 1.5000 1.7000 1.9000 2.1000 3.9 4 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 f(x) = 0.62x + 3.56 R² = 0.94

Grafik Uji Toksisitas Ekstrak Metanol

Log C N ila i P ro bi t y = 3.5622 + 0.6179x 5 = 3.5622 + 0.6179x x = 2.3269 LC50 = antilog x = antilog 2.3269 = 212.288

b. Ekstrak Etil Asetat

0.5000 0.7000 0.9000 1.1000 1.3000 1.5000 1.7000 1.9000 2.1000 3.5 3.7 3.9 4.1 4.3 4.5 4.7 4.9 5.1 f(x) = 0.8x + 3.32 R² = 0.98

Grafik Uji Toksisitas Ekstrak Etil Asetat

Log C N ila i P ro bi t y = 3.3248 + 0.8006x 5 = 3.3248 + 0.8006x x = 2,0924 LC50 = antilog x = antilog 2.0924 = 123.718 c. Ekstrak n-Heksan

0.5000 0.7000 0.9000 1.1000 1.3000 1.5000 1.7000 1.9000 2.1000 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 4 4.1 4.2 4.3 4.4 f(x) = 0.47x + 3.37 R² = 0.95

Grafik Uji Toksisitas Ekstrak n-Heksan

Log C N ila i P ro bi t y = 3.3666 + 0.4717x 5 = 3.3666 + 0.4717x x = 3.4628 LC50 = antilog x = antilog 3.4628 = 2902.36

Lampiran 11

Pembuatan Larutan Uji Antibakteri dengan Berbagai Konsentrasi Larutan Stok Ekstrak Metanol (1000 mg/L)

Berat ekstrak kering : 10 mg

Volume metanol : 10 mL

Konsentrasi : 1000 mg/L

Larutan Stok Ekstrak Etil Asetat dan n-Heksan (1000 mg/L)

Berat ekstrak kering : 10 mg

Volume metanol : 10 mL

Konsentrasi : 1000 mg/L

Larutan Uji

- Pembuatan larutan uji 500 mg/L

M1 . V1 = M2 . V2

1000 mg/L . V1 = 500 mg/L . 10 mL

V1 = 5 mL

- Pembuatan larutan uji 250 mg/L

M1 . V1 = M2 . V2

500 mg/L . V1 = 250 mg/L . 10 mL

V1 = 5 mL

- Pembuatan larutan uji 125 mg/L

M1 . V1 = M2 . V2

250 mg/L . V1 = 125 mg/L . 10 mL

V1 = 5 mL

- Pembuatan larutan uji 62,5 mg/L

M1 . V1 = M2 . V2

125 mg/L . V1 = 62,5 mg/L . 10 mL

Lampiran 12

Gambar Zona Inhibisi dari Ekstrak Daun Rengas

Staphylococcus aureus Escherichia coli

a. Ekstrak n-heksan

b. Ekstrak Etil asetat

d. Kontrol +

Dalam dokumen STUDI SITOTOKSISITAS EKSTRAK DAUN RENGAS (Halaman 32-55)

Dokumen terkait