• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah peneliti peroleh se3lama melakukan penelitian, maka peneliti mengajukan sejumlah saran sebagai berikut :

1. Sehubungan dengan hasil penelitian dan pembahasan dapat dilihat bahwa hubungan intensitas tayangan 86 di Net Tv dengan citra polisi terdapat hubungan yang signifikan, maka sebaiknya Net Tv tetap mempertahankan program tayangan 86 ini, karena tayangan ini memberikan informasi yang edukatif bagi para penontonnya

2. Sehubungan dengan hasil penelitian dan pembahasan dapat dilihat bahwa hubungan daya tarik tayangan 86 di Net Tv dan citra polisi diharapkan tetap terjaga dengan pengemasan yang unik, yang dapat memberikan sebuah kesan, kepercayaan dan sikap tersendiri kepada para penontonnya.

3. Dari pembahasan dan penelitian yang peneliti lakukan mengenai tayangan 86 di Net Tv, agar tayangan ini dapat ditayangkan dengan durasi yang lebih lama dan akan lebih baik pula jika dalam tayangan 86 ini ditayangkan bagaimana keseharian polisi di dalam kantor, agar para penonton lebih mengetahui tugas dan wewenang yang sebenarnya.

4. Perlunya mengungkap variabel-variabel lain yang ikut mempengaruhi hubungan antara tayangan 86 di Net Tv dengan citra polisi di kalangan masyarakat agar dapat memperkaya penelitian di bidang public relations. Dan juga diharapkan untuk penelitian selanjutnya judul ini dapat dijadikan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode kualitatif.

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya (Arikunto, 1998:93).

Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.1.1 Komunikasi Massa

Sejalan dengan perkembangan media komunikasi, maka berkembang pula ilmu komunikasi massa. Komunikasi massa merupakan studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/ pendengar/ penonton yang akan coba diraihnya dan efeknya terhadap mereka. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik).Sebab pada awal perkembangannya, komunikasi massa berasal dari pengembagan kata media mass communication (media komunikasi massa).

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner. Ia mendefenisikan komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasika nmelalui media massa pada sejumlah besar orang(mass communication is messages communicated through amass medium to a large number of people). Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi yang lain, yaitu Gebner. Menurut Gerbner (1967)“Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continous flow of messages in industrial societes”. Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki masyarakat.

Komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media masa. Pengertian ini juga ditegaskan oleh ahli komunikasi lainnya, JosephA. Devito. Ia mengemukakan defenisinya dalam dua item. Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa/ khalayak. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh

penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi ini berarti khalayak yang besar itu pada umumnya agak sukar untuk didefenisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefenisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar,majalah, film, buku dan pita. (Effendy,1990:21).

Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. (Rakhmat, 2005 : 189).

Adapun ciri-ciri komunikasi massa menurut Nurrudin dalam buku “Komunikasi Massa” (Nurrudin, 2004 :16-28) antara lain:

1. Komunikasi massa berlangsung satu arah, ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator.

2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga, artinya media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. 3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum, pesan yang disebarkan melalui media

massa bersifat umum (public) karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum.

4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan, kemampuan media massa untuk menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan.

5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen, komunikasi atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen.

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Sedangkan menurut Meletzke, komunikasi massa didefenisikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar. Istilah tersebar disini menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat. Ditambahkan menurut Joseph A. Devito merumuskan defenisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa, serta tentang media yang digunakannya. Yakni, “pertama, komunikasi

massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual (Ardianto, 2004:3-6).

Teori komunikasi yang dianggap paling awal (1948).Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untukmenerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan :Who

says in which channel to whom with what effect (Siapa mengatakan apa melalui saluran apa

kepada siapa dengan efekapa). Jawaban bagi pertanyaan paradigmatik : Lasswell itumerupakan unsur-unsur proses komunikasi yaitu Communicator (komunikator), Message (pesan), Media (media), Receiver (komunikan/penerima), dan Effeck (efek). Adapun fungsi komunikasi menurut Lasswell adalah sebagai berikut :

The surveillance of the environment (pengamatan lingkungan)

The correlation of the parts of society in responding to the environment (korelasi

kelompok-kelompok dalammasyarakat ketika menanggapi lingkungan).

The transmission of the social heritage from onegeneration to the next (transmisi warisan sosial darigenerasi yang satu ke generasi yang lain).

Berdasarkan definisi mengenai komunikasi massa diatas dapat disimpulkan bahwa inti dari komunikasi massa adalah proses penyampaian ide atau pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media massa sehingga pesan dapat diterima secara serempak. Media massa baik media cetak maupun elektronik efektif menjangkau dan menyebarkan informasi, ide, nilai-nilai kepada komunikan yang beraneka ragam serta terpisah secara geografis. Setiap proses komunikasi mempunyai hasil akhir yang disebut dengan efek. Efek muncul dari seseorang yang menerima pesan komunikasi baik secara disengaja maupun tidak disengaja. Dalam penelitian efek komunikasi massa, media massa dipandang sangat berpengaruh, tetapi ada saat lain ketika dianggap sedikit bahkan hampir tidak berpengaruh sama sekali. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan pandangan dalam memandang efek dari media massa tersebut.

Secara umum terdapat tiga efek dari komunikasi massa, (Nurrudin, 2004:192-199) yaitu:

1. Efek kognitif

Pesan komunikasi massa akan menimbulkan perubahan dalam hal pengetahuan, pandangan dan pendapat terhadap sesuatu yang diperoleh khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi.

Pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari khalayak. Orang dapat menjadi lebih marah atau berkurang rasa tidak senangnya terhadap sesuatu akibat membaca surat kabar, mendengarkan radio, atau menonton televisi. Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap, atau nilai.

3. Efek behavioral

Pesan komunikasi massa yang merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan menyebabkan orang menjadi beringas. Siaran kesejahteraan keluarga yang banyak disiarkan dalam televisi menyebabkan para ibu rumah tangga memiliki keterampilan baru. Pernyataan – pernyataan ini mencoba mengungkapkan tentang efek komunikasi massa pada perilaku, tindakan dan gerakan khalayak yang tampak dalam kehidupan mereka sehari-hari.

2.1.2 Media Massa

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, televisi, dan internet (Cangara, 2006:122). Media massa merupakan istilah yang digunakan untuk mempertegas kehadiran suatu kelas, seksei media yang dirancang sedemikian rupa agar dapat mencapai audiens yang sangat besar dan luas (yang dimaksudkan dengan besar dan luas adalah seluruh penduduk dari suatu bangsa/negara). Secara tak sengaja memang media massa yang menerpa audiens sekaligus membuat masyarakat membentuk masyarakat massa (mass society) dengan karakteristik budaya tertentu yakni budaya massa (mass culture, popular culture).

Media massa merupakan media informasi yang terkait dengan masyarakat, digunakan berhubungan dengan khalayak (masyarakat) secara umum, dikelola secara profesional dan bertujuan mencari keuntungan. Dengan demikian, tidak semua media informasi atau komunikasi dapat disebut media massa. Telepon, meskipun dengannya kita bisa berhubungan, bukanlah merupakan media massa karena hubungannya individu. Buletin intern suatu lembaga juga bukan media massa karena informasinya terkait dengan kepentingan lembaga yang kadang tidak dikelola secara profesional, bahkan tidak bertujuan demi keuntungan (Monry, 2008:12).

Penelitian efek media massa terhadap khalayak bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kehadiran suatu media atau peroses penyampaian pesan mempengaruhi khalayak dalam

berfikir, bersikap dan berprilaku, (Ardianto dan Adinaya 2005:164) tujuan dari terjalinnya komunikasi ini antara lain adalah :

1. Agar terjadi perubahan sikap (attitude chage) , khalayak diharapkan

dapat merubah sikap dalam mematuhi peraturan karena kehadiran aparat penegak hukum nyata ada dalam kehidupan masyarakat sehari-hari seperti yang digambarkan dalam tayangan 86 di Net Tv.

2. Perubahan pendapat (opinion chage) melalui program 86, diharapkan khalayak dapat membentuk opini terhadap POLRI sehingga dapat merubah opini buruk atau citra negatif terhadap institusi POLRI.

3. Perubahan prilaku ( behaviour change) merupakan perubahan prilaku secara nyata, diharapkan masyarakat dapat berprilaku sesuai dengan norma dan peraturan- peraturan yang berlaku. Seperti dalam berkendara kendaraan bermotor selalu mengenakanhelm, tidak menerobos lampu merah persis seperti yang di gambarkan dalam tayangan 86.

4. Perubahan sosial (sosial chage), diharapkan khalayak atau masyarakat dalam kehidupan bersosial antara polisi dan masyarakat dapat hidup berdampingan agar tidak terjadi konflik.

Secara umum, fungsi dari media massa adalah sebagai berikut (Sudarman,2008:7): a. Menginformasikan (to inform). Maksudnya media massa merupakan tempa tuntuk

menginformasikan peristiwa-peristiwa atau hal-hal penting yang perlu diketahui oleh khalayak.

b. Mendidik (to educate). Tulisan di media massa dapat mengalihkan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, membentuk watak dan dapat meningkatkan keterampilan serta kemampuan yang dibutuhkan para pembacanya. c. Menghibur (to intertaint). Media massa merupakan tempat yang dapat memberikan

hiburan atau rasa senang kepada pembacanya atau khalayaknya.

d. Mempengaruhi (to influence). Maksudnya bahwa media massa dapat mempengaruhi pembacanya. Baik pengaruh yang bersifat pengetahuan (cognitive), perasaan

(afektive), maupun tingkah laku (conative).

e. Memberikan respons sosial (to social responsibility), maksudnya bahwa dengan adanya media massa kita dapat menanggapi tentang fenomena dansituasi sosial atau keadaan sosial yang terjadi.

f. Penghubung (to linkage), maksudnya bahwa media massa dapat menghubungkan unsur-unsur yang ada dalam masyarakat yang tidak bias dilakukan secara perseorangan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Media massa berperan sebagai agent of change yaitu sebagai pelopor perubahan (Bungin, 2006:85). Ini adalah paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan:

1. Media edukasi yaitu media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat menjadi cerdas, pikiran terbuka dan menjadi masyarakat yang maju. 2. Media informasi yaitu media yang selalu menyampaikan informasi yang terbuka dan

jujur kepada masyarakat, menjadikan masyarakat kaya akan informasi dan terbuka dengan informasi.

3. Media hiburan juga menjadi media massa yang institusi terhadap budaya, dimana mendorong agar perkembangan budaya itu bermanfaat bagi masyarakat yang bermoral dan juga mencegah agar perkembangan budaya itu tidak merusak peradaban masyarakat.

Media massa pada masyarakat luas saat ini dapat dibedakan atas tiga kelompok, meliputi media cetak, media elektronik, dan media online (Monry, 2008:12).

1. Media cetak merupakan media tertua yang ada di muka bumi. Media cetak berawal dari media yang disebut dengan Acta Diurna dan Acta Senatus di kerajaan Romawi, kemudian berkembang pesat setelah Johannes Guttenberg menemukan mesin cetak, hingga kini sudah beragam bentuknya, seperti surat kabar (koran), tabloid, dan majalah.

2. Media elektronik muncul karena perkembangan teknologi modern yang berhasil memadukan konsep media cetak, berupa penulisan naskah dengan suara (radio), bahkan kemudian dengan gambar, melalui layar televisi. Maka kemudian, yang disebut dengan media massa elektronik adalah radio dan televisi.

3. Media online merupakan media yang menggunakan internet. Sepintas lalu orang akan menilai media online merupakan media elektronik, tetapi pakar memisahkannya dalam kelompok tersendiri. Alasannya, media online menggabungkan gabungan proses media cetak dengan menulis informasi yang disalurkan melalui sarana elektronik, tetapi juga berhubungan dengan komunikasi personal yang terkesan perorangan.

2.1.3 Televisi

Menurut Effendy (1994:21) yang dimaksud dengan televisi adalah siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menmbulkan keserampakan, dan komunikasinya bersifat heterogen. Televisi adalah sistem telekomunikasi untuk penyiaran dan penerimaan gambar dan suara dari jauh atau media komunikasi yang mentransmisikan gambar (visual) dan suara (audio).

Televisi adalah media massa yang memancarkan suara dan gambar atau secara mudah dapat disebut dengan radio“with picture”atau “movie at home”. (Widjaya;1987). Televisi merupakan media yang paling efektif dan efisien dalam penyampaian pesan –pesan atau ide – ide dari penyampai pesan, karena media televisi tidak hanya mengeluarkan suara saja tetapijuga disertai dengan gambar dan warna.

Menurut Defleur and Dennis :

“Television 's sound is basically FM Radio. Sounds are picked up from amicrophone,

turntable, or tape recorder. They are them mixed in an audioboard and sent to the transmitter, where the waves we described earlier in the chapter are generated, modulated, and sent out the antenna to hereceived in the home. Off course, since not all television is live,

the sounds(ard the pictures) may be stored on video tape and broadcast orrebroadcast”. Artinya ialah suara televisi pada dasarnya adalah radio FM. Suara yang diambil dan

mikrophone, atau tape perekam. Semua ini kemudian dikombinasikan di papan audio dan

dikirim ke transmitter, dimana gelombang diterjemahkan pada awal bagian dan digeneralisasikan, dimodulasi dan dikirim keluar ke antena dan diterima di rumah. Tentu saja, karena tidak sama siaran televisi disiarkan langsung, suara (dan gambar) bisa dikirim di tape video dan disiarkan atau disiarkan ulang kemudian. Jadi dapat disimpulkan bahwa definisi televisi adalah gabungan dan bentuk gambar dan suara atau visual dan audio visual meliputi segala sesuatu yang dapat kita lihat seperti gambar hidup, tulisan, logo televisi, jam penayangan,dan lain-lain.

Perkembangan teknologi pertelevisian sampai saat ini sudah berkembang sedemikian pesat sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak adalagi batasan antara satu negara dengan negara yang lainnya” (Muda, 2003:4). Televisi, disamping sebagai media yang amat menghibur, juga menjadi saluran komunikasi dua arah yang efektif. Penggunaan televisi sekarang tidak hanya dimiliki oleh masyarakat diperkotaan saja namun juga bisa dinikmati oleh masyarakat di pedesaan. Kelebihan yang dimiliki oleh televisi adalah mampu

mentransformasikan gambar, suara, dan warna-warna yang sesuai dengan aslinya sehingga apabila ada acara yang ditayangkan di televisi dengan mengambil setting tempat tertentu maka pemirsa sudah dapat mengetahui tempat itu tanpa harus pergi ke sana. “Nilai-nilai lebih dari televisi tersebut membuat daya rangsang seseorang terhadap media televisi cukup tinggi” (Kuswandi, 1996:20).

Menurut Effendy (2005:27-30) dalam kaitannya dengan komunikasi massa, televisi menjadi media massa yang paling banyak dimiliki oleh masyarakat dibanding dengan media massa lainnya. Siaran televisi menjadi lebih komunikatif dalam menyampaikan pesan, dengan audio visual yang dimilikinya. Maka dari itu televisi sangat berguna dalam upaya pembentukan sikap, perilaku, dan perubahan pola pikir. Seperti halnya media massa lain, televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi pokok yakni sebagai berikut:

1. Fungsi Penerangan (The Information Function)

Televisi mendapat perhatian yang besar dikalangan masyarakat karena dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang sangat memuakan. Hali ini didukung oleh 2 (dua) faktor, yaitu:

a. Immediacy (Kesegaran). Pengertian ini mencakup langsung dan peristiwa yang

disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung.

b. Realism (Kenyataan). Ini berarti televisi menyiarkan informasinya secara audio

dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera sesuai dengan kenyataan. 2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function)

Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan dengan makna pendidikan, yaitu meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat. Siaran televisi menyiarkan acara-acara tersebut secara teratur, misalnya pelajaran bahasa, matematika, ekonomi , politik, dan sebagainya.

3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)

Sebagai media yang melayani kepentingan masyarakat luas, fungsi hiburan yang melekat pada televisi tampaknya lebih dominan dari fungsi lainnnya. Sebagian besar dari alikasi waktu siaran televisi diisi oleh acara-acara hiburan, seperti lagu-lagu, film cerita, olahraga, dan sebagainya. Fungsi hiburan ini amat penting, karena ia menjadi

salah satu kebutuhan manusia untuk mengisi waktu mereka dari aktivitas di luar rumah.

Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan diinterpretasikan secara berbeda-beda menurut visi pemirsa serta efek yang ditimbulkan juga beraneka ragam. Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap isi pesan acara televisi berkaitan erat dengan status sosial ekonomi dan kondisi pemirsa saat menonton televisi (Kuswandi, 1996:99).

Tayangan televisi dapat diartikan sebagai adanya suatu pertunjukan acara yang ditampilkan atau disiarkan melalui media massa televisi. Tayangan tersebut bisa bermanfaat hiburan, informasi, ataupun edukasi seperti tayangan mengenai pendidikan. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering memperoleh berbagai pengalaman. Hal ini dikarenakan terintegrasinya kelima indera yang kita miliki, tetapi dengan menonton audiovisual, akan mendapatkan 100% dari informasi yang diperoleh sebelumnya. Ini sebagai akibat timbulnya pengalaman tiruan (stimulated experience) dari media audiovisual tadi (Darwanto, 2007:119).

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pesan melalui televisi, diantaranya adalah (Darwanto, 2007:119) :

1. Pemirsa

Dalam setiap bentuk komunikasi dengan menggunakan media apapun, seorang komunikator akan menyesuaikan pesan dengan latar belakang komunikannya. Tetapi dalam komunikasi melalui televisi, faktor pemirsa menjadi perhatian lebih, disebabkan komunikator harus memahami kebiasaan dan minat pemirsa baik dalam kategori anak-anak, remaja, dewasa.

2. Waktu

Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan agar setiap acara yang ditayangkan dapat secara proporsional dan dapat diterima oleh sasaran khalayak.

3. Durasi

Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap penayangan acara. 4. Metode penyajian

Fungsi utama televisi pada umumnya menurut khalayak adalah untuk menghibur dan mendapatkan informasi. Bukan berarti fungsi mendidik dan membujuk diabaikan,

fungsi non hiburan dan non informasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi komunikator dan komunikan.

Menurut Frank Jefkins, televisi memiliki sejumah karakteristik khusus dari program acara televisi yaitu ;

1. Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi, dan warna 2. Pembuatan program televisi lebih lama dan lebih mahal

3. Karena mengandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu yang nampak harus dibuat semenarik mungkin.

Sedangkan program acara televisi terdiri dari :

a. Buletin Berita Nasional, misalnya siaran berita atau buletin berita regional yang dihasilkan oleh stasiun- stasiun TV loka l

b. Liputan- liputan khusus yang mengupas tentang berbagai masalah terbaru secara mendalam.

c. Program- program Olahraga, baik olahraga diluar dan di dalam ruangan yang disiarkan secara langsung atau tidak langsung dari dalam atau luar negeri

d. Acara mengenai topik-topik khusus yang bersifat informatif seperti acara-acara mengenai cara memasak, berkebun, atau kuis.

e. Drama, terdiri dari sinetron sandiwara dan film.

f. Acara musik, yang berisi musik pop, konser musik klasik dan sebagainya. g. Acara untuk anak-anak dan film kartun

h. Acara keagamaan.

i. Program-program ilmu pengetahuan dan pendidikan. j. Acara bincang-bincang ( Jefkins 2003 : 105-108 ).

Pengaruh televisi pada sistem komunikasi tidak pernah lepas dari pengaruh terhadap aspek- aspek kehidupan masyarakat indonesia. Menurut Prof. Dr. R. Mar’at, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan para penonton sebab salah satu pengaruh psikologis dari televisi seakan- akan menghipnotis penonton sehingga mereka seolah- olah hanyut dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang dihidangkan televisi (Efendy 2004 : 122).

2.1.4 Teori Kultivasi (Cultivation Theory)

Teori kultivasi (cultivation theory) pertama kali dikenalkan oleh Professor George Gerbner, Dekan emiritus dari Annenberg School for Communication di Universitas

Pensylvania. Riset pertamanya pada awal tahun 1960‐an tentang Proyek Indikator Budaya (Cultural Indicators Project) untuk mempelajari pengaruh menonton televisi. Dimana Gerbner dan koleganya di Annenberg School for Communication ingin mengetahui dunia nyata seperti apa yang dibayangkan penonton televisi. Tradisi pengaruh media dalam jangka waktu panjang dan efek yang tidak langsung menjadi kajiannya. Argumentasi awalnya adalah, “televisi telah menjadi anggota keluarga yang penting, anggota yang bercerita paling banyak dan paling sering” (Hadi, 2007:8)

Dokumen terkait