• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tayangan 86 di Net Tv dan Citra Polisi (Studi Korelasional Pengaruh Hubungan Tayangan 86 di Net Tv Terhadap Citra Polisi di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tayangan 86 di Net Tv dan Citra Polisi (Studi Korelasional Pengaruh Hubungan Tayangan 86 di Net Tv Terhadap Citra Polisi di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU)"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

KUISONER PENELITIAN

“TAYANGAN 86 DI NET TV DAN CITRA POLISI”

(Studi Korelasional Pengaruh Hubungan Tayangan 86 di Net Tv Terhadap Citra Polisi di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU)

Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan dan seluruh alternatif jawaban

2. Lingkari ( O ) atau beri tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai menurut anda

3. Kotak kode yang berada pada sebelah kanan pertanyaan supaya tidak diisi

4. Peneliti sangat mengharapkan semua pertanyaan agar dijawab dan tidak ada yang dilewatkan, karena setiap pertanyaan saling berhubungan.

5. Kuesioner ini digunakan untuk kepentingan ilmiah, tidak ada jawaban yang salah, karena itu mohon dijawab dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih banyak.

6. Jika ada pertanyaan yang kurang dipahami, tanyakan langsung kepada peneliti 7. Terima kasih atas kerja samanya

Nama : No Responden :

1 2 I. Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin : 1. Pria

2. Wanita 3

2. Usia :

1. 17-19 Tahun

2. 20-21Tahun 4

(2)

3. Angkatan/Stambuk : 1. 2013

2. 2014 5

4. Pada saat kapan anda menonton televisi : 1. Pagi hari

2. Siang hari 6

3. Sore hari 4. Malam hari

5. Anda mengetahui Tayangan 86 di Net Tv : 1. Sangat mengetahui

2. Mengetahui

3. Kurang mengetahui

4. Tidak mengetahui 7

II. Tayangan 86 Frekuensi

6. Anda sering menonton Tayangan 86 di Net Tv :

1. Sangat sering 8

2. Sering 3. Jarang

4. Sangat jarang

7. Dalam sebulan, berapa kali anda menyaksikan Tayangan 86 di Net Tv?

1. >9 kali sebulan 9

(3)

Durasi

8. Berapa lamakah anda menonton televisi dalam sehari ? 1.>=6 jam

2. 4-5 jam 10

3. 2-3 jam 4. 1 jam

9 . Berapa lamakah anda menyaksikan Tayangan 86 di Net Tv?

1. 21-30 menit 11

2. 16-20 menit 3. 11-15 menit 4. <=10 menit

10. Sudah berapa lamakah anda mengikuti Tayangan 86 di Net Tv? 1. >=6 bulan

2. 4-5 bulan 12

3. 2-3 bulan 4. <=1 bulan Atensi

11. Menurut anda Tayangan 86 di Net Tv sudah cukup apabila disiarkan setiap hari dengan durasi 30 menit :

1. Sangat cukup

2. Cukup 13

3. Tidak cukup 4. Sangat tidak cukup

12. Menurut anda Tayangan 86 di Net Tv sudah sesuai apabila disiarkan setiap hari pada pukul 21.00 WIB :

1. Sangat sesuai

2. Sesuai 14

(4)

13. Anda setuju dengan kemasan informasi yang disampaikan oleh tayangan 86 di Net Tv mengenai pekerjaan polisi di lapangan:

1. Sangat setuju

2. Setuju 15

3. Tidak setuju 4. Sangat tidak setuju

14. Menurut anda, pelanggaran hukum yang ditayangkan dalam tayangan 86 di Net Tv adalah masalah serius :

1. Sangat setuju

2. Setuju 16

3. Tidak setuju 4. Sangat tidak setuju

15. Anda menyimak dengan baik ketika menyaksikan program tayangan 86 di Net Tv mengenai pelanggaran hukum yang terangkum dalam acara tersebut : 1. Sangat setuju

2. Setuju 17

3. Tidak setuju 4. Sangat tidak setuju

16. Anda mengetahui kinerja POLISI secara lengkap dan jelas dari Tayangan 86 di Net Tv:

1. Sangat setuju

2. Setuju 18

(5)

17. Anda dapat memahami dengan baik isi pesan dalam Tayangan 86 di Net Tv mengenai pelanggaran hukum yang terangkum dalam acara tersebut :

1. Sangat setuju

2. Setuju 19

3. Tidak setuju 4. Sangat tidak setuju III. Citra Polisi

Kesan

18. Anda merasa perlu untuk menyaksikan Tayangan 86 di Net Tv setiap hari untuk melihat kinerja POLISI saat ini :

1. Sangat setuju

2. Setuju 20

3. Tidak setuju 4. Sangat tidak setuju

19. Anda termasuk orang yang optimis terhadap kinerja POLISI saat ini dalam menegakkan hukum di Indonesia :

1. Sangat setuju

2. Setuju 21

3. Tidak setuju 4. Sangat tidak setuju Kepercayaan

20. Anda percaya terhadap isi Tayangan 86 di Net Tv mengenai kinerja POLISI saat ini:

1. Sangat setuju

2. Setuju 22

(6)

21. Menurut anda materi berita yang di sajikan dalam Tayangan 86 di Net Tv bersifat objektif (tidak mengada-ada) :

1. Sangat setuju

2. Setuju 23

3. Tidak setuju 4. Sangat tidak setuju Sikap

22. Menurut anda ketika anda menyaksikan Program Tayangan 86 di Net Tv ada keinginan untuk merubah perilaku sesuai dengan isi pesan mengenai pelanggaran hukum yang di tayangkan dalam acara tersebut :

1. Sangat setuju

2. Setuju 24

3. Tidak setuju 4. Sangat tidak setuju

23. Menurut anda, makna pesan dalam Tayangan 86 di Net Tv dapat mengubah perilaku anda dalam menaati peraturan perundang-undangan lalu lintas dan hukum yang berlaku di Indonesia :

1. Sangat setuju

2. Setuju 25

3. Tidak setuju 4. Sangat tidak setuju

24. Menurut anda Tayangan 86 di Net Tv dapat menyadarkan anda pada hal-hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan dalam menaati peratuan perundang-undangan lalu lintas dan hukum yang berlaku di Indonesia :

1. Sangat setuju

2. Setuju 26

3. Tidak setuju 4. Sangat tidak setuju

(7)

1. Sangat setuju

2. Setuju 27

3. Tidak setuju 4. Sangat tidak setuju

26. Setelah menonton Tayangan 86 di Net Tv, anda dapat mengadopsi pesan dan makna dari acara tersebut untuk di implementasikan dalam kehidupan anda : 1. Sangat setuju

2. Setuju 28

(8)
(9)

BIODATA PENELITI

Nama : Bernadetha Putri Braja Sakti Ritonga Tempat, Tanggal Lahir : Bojonegoro, 1 Oktober 1990

NIM : 100904131

Departemen : Ilmu Komunikasi

Alamat : Jalan Merpati Komplek Merpati Residence, No.67/8 Medan Sunggal

Pendidikan : TK Swasta Santa Maria Bandung, Jawa Barat

SD Negeri Diponegoro Asahan, Sumatera Utara ( 1 SD - 3 SD)

SD Negeri Yos Sudarso Padang, Sumatera Barat (4 SD – 6SD)

SMP Swasta Frater Padang, Sumatera Barat ( 1 SMP )

SMP Swasta Kristen Kalam Kudus Medan, Sumatera Utara ( 2 SMP – 3 SMP )

SMA Negeri 4 Medan, Sumatera Utara ( 1 SMA – 3 SMA) Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sumatera Utara Nama Orang Tua 1. Ayah : Maruli Ritonga

2. Ibu : Yetty Sumarningsih Anak Ke : 2 dari 3 bersaudara

Nama Saudara : Isabela Putri Maharani Ritonga, S.H Marvel Putra Perdana Ritonga

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Ardiyanto, Elvinaro & Erdiana, Lukiati Komala. 2004. Komunikasi Massa: Suatu

Pengantar.Bandung : Sembiosa Rekatma Media.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Bungin, Burhan, 2001. Metodologi Penelitian Sosial: Format Kuantitatif dan Kualitatif,

Surabaya: Airlangga University Press.

______________. 2005. Metode Penelitian Kuantiatif : Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan

Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana.

______________. 2001. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Bulaeng, Andi, 2004. Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, Yogyakarta: Andi. _____________. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi

Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Danandjaja. 2012. Metodologi Penelitian Sosial : Disertai Aplikasi SPSS for Windows.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Darwanto, S. 2007. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

____________________. 1990. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Jefkins, Frank. 2003. Public Relation. Jakarta : PT. Gramedia.

Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media Televisi I. Jakarta: Rhineka Cipta.

Kriyantono, Rachmat. 2006. Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.

Muda, Deddy Iskandar. 2003. Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

(11)

_______. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Rakhmat, Jalaludin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

________________. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Singarimbun, Masri. 2008. Metode Penelitian Survey, Jakara : LP3ES.

Stone, 1998. Human Resource Management, Third Edition. Brisbane ; John Willey & Sons Australia, Ltd.

Sumantri, Suryana. 2002. Program Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :Fakultas Psikologi Unpad.

_______________. 2003. Pidato Pengukuhan Guru Besar Unpad, Universitas Padjadjaran. Widjaja, A. W. 1987. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Pengantar Studi Bina Aksar.

Sumber Lain Internet :

• http://www.netmedia.co.id/ ( diakses pada tanggal 19 Maret 2015, pukul 19.20 WIB).

08.29 WIB).

Repository USU :

Pengaruh Tayangan Televisi terhadap Sikap (Studi Korelasional Pengaruh Acara Dahsyat di Stasiun Televisi RCTI Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU). Hanim, Isma. 25 Jun 2010. 12.20 WIB).

(12)

Kepeduliaan Masyarakat Pada Lingkungan di Kelurahan Padang Bulan Kota Medan) (diakses pada tanggal 2 Mei 2015, pukul 15.23 WIB).

(13)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi NET TV dan Tayangan 86 3.1.1 NET TV

NET. Televisi Masa Kini merupakan salah satu alternatif tontonan hiburan layar kaca. NET. hadir dengan format dan konten program yang berbeda dengan stasiun TV lain. Sesuai perkembangan teknologi informasi, NET. didirikan dengan semangat bahwa konten hiburan dan informasi di masa mendatang akan semakin terhubung, lebih memasyarakat, lebih mendalam, lebih pribadi, dan lebih mudah diakses. Karena itulah, sejak awal, NET. muncul dengan konsep multiplatform, sehingga pemirsanya bisa mengakses tayangan NET. secara tidak terbatas, kapan pun, dan di mana pun.

Secara konten, tayangan NET. berbeda dengan tayangan televisi yang sudah ada. Sesuai semangatnya, tayangan berita NET. wajib menghibur, dan sebaliknya, tayangan hiburan NET. harus mengandung fakta, bukan rumor atau gosip. Secara tampilan, NET. muncul dengan gambar yang lebih tajam dan warna yang lebih cerah. NET. telah menggunakan sistem full high definition (Full-HD) dari hulu hingga ke hilir.

NET. adalah bagian dari kelompok usaha INDIKA GROUP. Meskipun bergerak di bidang usaha Energi & Sumberdaya di bawah bendera Indika Energy Tbk. (www.indikaenergy.com), berdirinya INDIKA dimulai dari sebuah visi untuk membangun usaha di bidang Media Hiburan dan Teknologi Informasi. Nama INDIKA sendiri merupakan singkatan dari Industri Multimedia dan Informatika. Saat ini, melalui PT. Indika Multimedia, INDIKA GROUP bergerak di bidang usaha Promotor, Broadcast Equipment, Production

House dan Radio.

Kini, NET dapat disaksikan melalui siaran terrestrial tidak berbayar, atau free to air. NET. juga dapat disaksikan dengan berlangganan televisi berbayar, di antaranya: First Media

(channel 371), BIG TV (channel 232), dan Orange TV. Sementara para pelanggan internet,

dapat mengakses live streaming melalui youtube.com/netmediatama, web www.netmedia.co.id, serta melalui aplikasi di iOS dan Android dengan memasukkan search

keyword : Netmediatama Indonesia.

Founder NET. Agus Lasmono dan Co-Founder Wishnutama Kusubandio bersepakat

(14)

berbeda dengan televisi yang ada saat itu di tanah air. Visinya, menyajikan konten program yang kreatif, inspiratif, informatif, sekaligus menghibur.

NET. Televisi Masa Kini resmi mengudara pada tanggal 26 Mei 2013, setelah sebelumnya menjalani siaran percobaan sejak tanggal 18 Mei 2013. Grand launching NET. diselenggarakan di Jakarta Convention Center, lewat sebuah pagelaran megah yang menghadirkan sederet nama pengisi acara terkenal dari tanah air dan mancanegara, termasuk Carly Rae Jepsen dan Taio Cruz.

Beberapa program NET. langsung mendapat respons positif dari pemirsa, seperti

“The Comment” dan “Sarah Sechan”. Bahkan di usia yang belum genap setahun saat itu,

NET. telah dipercaya mengerjakan event sebesar APEC CEO Summit 2013.

Dari lini digital, NET. membuat terobosan dengan melakukan engagement langsung ke pemirsa, melalui beberapa alat pengukur yang terarah. Akun-akun sosial media NET. pun diberdayakan optimal untuk mengurangi jarak antara program dengan pemirsa.

2014

NET. menghentak semester awal 2014 melalui konser Iwan Fals “Suara untuk Negeri” di kota Medan, Bandung, Jakarta, dan Surabaya, yang mendapat apresiasi penuh dari masyarakat. Tanggal 18 Mei 2014, NET. merayakan ulang tahun pertama bertajuk "NET ONE", dengan pertunjukan musik dan ajang penghargaan. Hadir di panggung sejumlah musisi dan performer berkelas, termasuk Far East Movement dan NE-YO.

Tak hanya dalam program hiburan, NET. bahkan mengolah secara khusus program Citizen Journalists, yang menjadi wadah bagi masyarakat dan perekam video amatir dari dalam dan luar negeri untuk berkarya.

Berikut logo dari Net tv :

(15)

86 merupakan tontonan yang segar dan dapat memacu adrenaline yang ditayangkan di NET. TV setiap hari pukul 21:00 WIB. Tidak hanya kita dapat mengikuti aksi polisi Indonesia dalam penggerebekan, tetapi kita juga diajak untuk menyaksikan kejadian yang sesungguhnya terjadi di lapangan serta melihat sedikit sisi lain dari kehidupan pribadi polisi sebagai manusia biasa dan kedekatan mereka dengan keluarganya. 86 memperlihatkan pekerjaan polisi Indonesia mulai dari kegiatan yang ringan, seperti mendisiplinkan pengguna lalu lintas, sampai kasus berat kepolisian.

86 (Delapan Enam) adalah program reality show yang diproduksi secara kerjasama antara anggota polisi. Nama program ini sendiri berasal dari kode sandi

dimengerti atau roger that dalam bahasa Inggris.

Dalam program ini, pemirsa akan diajak bersama melihat keseharian beberapa anggota polisi yang memacu adrenalin, mulai dari menertibkan pelanggar lalu lintas, penggerebekan, hingga pengungkapan sindikat narkoba. Namun selain soal tugas mereka, akan dibahas juga sisi humanis dari seorang polisi yang tentunya merupakan seorang manusia biasa juga, terutama pengaturan prioritas tugas yang menuntut kesiagaan setiap saat dengan keluarga yang menunggu di rumah.

Diharapkan dari program ini, pemirsa dapat menghargai kerja polisi dalam menertibkan lingkungan dengan menaati hukum yang berlaku tanpa ditegur dahulu.

(16)

2.2 Deskripsi Lokasi Penelitian

3.2.1 Sejarah Perkembangan FISIP USU

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan fakultas ke sembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU). Prakarsa pendirian FISIP USU berasal dari beberapa dosen dalam bidang Ilmu Sosial, Administrasi dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum pada tahun 1979. Prakarsa pendirian FISIP USU berasal dari beberapa dosen dalam bidang Ilmu Sosial, Administrasi, dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Hukum pada tahun 1979.

Persiapan proposal pendirian dilakukan oleh Drs. M. Adham Nasution, Asma Affan MPA, Dr. AP. Parlindungan, S.H, M.Solly Lubis, S.H dan beberapa dosen lainnya. Berdasarkan proposal tersebut Rektor USU Dr. AP Parlindungan, S.H memperjuangkan agar di USU didirikan FISIP. Pada tahun 1980 mulanya FISIP USU merupakan Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat di Fakultas Hukum USU. Para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengangkat Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 1181/PT05/C.80 tertanggal 1 Juli 1980.

Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ini pertamakali menerima mahasiswa melalui ujian SIPENMARU pada tahun ajaran 1980/1981 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang. Kegiatan perkuliahan pertama kali dimulai tanggal 18 Agustus 1980 yang pembukaannya diresmikan oleh Rektor USU Prof. Dr. AP Parlindungan,SH digedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU, dan perkuliahan selanjutnya dilaksanakan sore hari di gedung tersebut. Walaupun Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan salah satu jurusan di Fakultas Hukum USU, namun kegiatan perkuliahan dan kegiatan administrasi jurusan tidak dilaksanakan di Fakultas Hukum USU. Kegiatan administrasi dilaksanakan di salah satu ruangan BAAK USU yang sekarang merupakan gedung Fakultas Sastra USU. Selanjutnya pada tanggal 7 April 1983 kegiatan administrasi jurusan dipindahkan ke gedung Biro Rektor yang sekarang merupakan gedung Pusat Komputer. Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan ‘embrio’ (cikal bakal) berdirinya FISIP USU.

(17)

Pada tahun ajaran pertama ini para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengusulkan Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat. Melalui utusan tersebut diangkatlah Saudara Drs. M. Adham Nasution menjadi Ketua Jurusan. Pada tahun 1982, terbitlah Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1982, tanggal 7 September 1982 Tentang Susunan Organisasi Universitas Sumatera Utara, dimana dalam surat keputusan tersebut dicantumkan bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara merupakan Fakultas ke sembilan atau Fakultas yang terakhir di USU. Sehubungan dengan itu maka Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat yang berada di bawah Fakultas Hukum USU berubah statusnya menjadi Fakultas. Semua mahasiswa yang terdaftar pada jurusan tersebut otomatis menjadi mahasiswa FISIP USU. Pada waktu itu mahasiswa yang kuliah di FISIP USU belum dibagi ke dalam jurusan-jurusan, karena ketentuan jurusan yang akan dibuka di FISIP USU belum ada.

Saat ini FISIP USU berada di Jl. Dr. A. Sofian No.1 Kampus USU. Bersebelahan dengan Fakultas Ekonomi, dan berseberangan dengan Fakultas Pertanian USU.Setelah Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat Fakultas Hukum USU ditetapkan menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, maka secara otomatis pula Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan sudah habis masa jabatannya dan pada FISIP USU yang baru berdiri belum mempunyai Dekan. Dalam rangka pengembangan FISIP USU tersebut, maka dibentuklah satu panitia persiapan pemilihan Dekan FISIP USU dengan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 573/PT05/C.82 tertanggal 19 Oktober 1982. tujuan dari pembetukan panitia tersebut adalah untuk memilih Dekan yang akan memimpin FISIP USU. Dalam rapat tersebut dengan suara bulat menyetujui Drs. M. Adham Nasution sebagai Pejabat Sementara Dekan FISIP USU.

Kemudian pada tanggal 1 Maret 1983 terbitlah Surat Keputusan Rektor tentang Pengangkatan saudara Drs. M. Adham Nasution sebagai Pejabat Sementara Dekan FISIP USU dengan Nomor 64/PT05/SK/C.83. sedangkan Pejabat Sementara Para Pembantu Dekan yang diangkat sebagai pejabatnya adalah:

1. Pembantu Dekan I : T. Daoed Ahmad, S.H. 2. Pembantu Dekan II : Drs. Haniful Chair Nasution 3. Pembantu Dekan III: Dra. Nurlela Ketaren

(18)

Komputer yang terletak di Jalan Universitas Kampus USU.Pada bulan Oktober 1983 FISIP USU yang untuk pertama kalinya melantik sebanyak 24 orang sarjana muda dari mahasiswa angkatan 1980/1981. Sedangkan pelantikannya diadakan di Gelanggang Mahasiswa Jalan Universitas Kampus USU Medan.

Sesuai dengan perkembangannya sebagai suatu fakultas, FISIP USU mengusulkan agar dapat membuka beberapa jurusan. Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah Fakultas di lingkungan USU, disebutkan bahwa FISIP USU terdiri dari lima jurusan yaitu:

1.Jurusan Ilmu Administrasi Negara 2.Jurusan Ilmu Komunikasi

3.Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 4.Jurusan Sosiologi

5.Jurusan Antropologi

Namun demikian, pembukaan kelima jurusan tersebut dilakukan secara bertahap hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Mengingat juga terbatasnya jumlah tenaga pengajar (dosen) yang ada, dan terbatasnya disiplin ilmu yang dimiliki dosen pada masing-masing jurusan, maka jurusan yang pertama dibuka adalah Jurusan Ilmu Administrasi dan Ilmu Komunikasi.

Bagi mahasiswa angkatan 1980/1981 yang sebelumnya tidak memiliki jurusan sampai semester VI, maka pada semester VII mereka diwajibkan untuk memilih salah satu dari dua jurusan yang ada.Berdasarkan kedua jurusan yang telah dibuka pada FISIP USU, maka melalui SIPENMARU, FISIP USU menambah jumlah penerimaan mahasiswa.Adapun jumlah mahasiwa yang diterima pada Tahun Akademik 1983/1984 yaitu sebanya 74 orang.Setelah tiga tahun berdiri yaitu pada tahun 1983 Drs M. Adham Nasution yang sebelumnya adalah sebagai Pejabat Sementara Dekan, diangkat menjadi Dekan FISIP USU yang pertama berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 77121/C.I/83 dengan masa periode 1983-1986.

Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai berikut:

(19)

Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 4/K. Tahun 1982 Drs. M. Adham Nasution diangkat sebagai Guru Besar pertama pada FISIP USU.Melalui Proyek Pengembangan Pendidikan Tinggi (P3T) di USU, maka pada tahun 1984 gedung FISIP USU telah selesai dibangun di Jalan Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU. Dengan selesainya gedung baru tersebut, maka pada tanggal 18 Agustus 1984 baik itu kegiatan perkuliahan maupun kegiatan administrasi yang menunjang pendidikan dan pengajaran dipindahkan ke gedung baru tersebut.Pada Tahun Akademik 1984/1985 mahasiswa yang diterima melalui SIPENMARU berjumlah 71 orang pada dua jurusan yaitu Jurusan Ilmu Administrasi dan Jurusan Ilmu Komunikasi.Pada bulan Februari tahun 1985 FISIP USU berhasil mecetak alumni pertamanya sebanyak 10 orang terdiri dari 3 orang Jurusan Ilmu Komunikasi atas nama Suwardi Lubis, Mukti Sitompul, dan Ahmad Daud Siregar. Sedangkan 7 orang dari Jurusan Ilmu Administrasi yaitu atas nama Zakaria, Marlon Sihombing, Ridwan Rangkuti, Rasyudin Ginting, Tunggul Sihombing, Henry Lubis, dan Panca Ria Sembiring. Pelantikan terhadap kesepuluh orang ini diadakan pada 8 Maret1985 di Gedung Perkuliahan FISIP USU.

Jumlah keseluruhan alumni yang dihasilkan FISIP USU pada tahun 1985 adalah sebanyak 36 orang terdiri dari 25 orang Jurusan Ilmu Administrasi dan 11 orang Jurusan Ilmu Komunikasi.Pada Tahun Akademik 1985/1986,karena kedua jurusan tersebut dianggap sudah mapan, maka pada tahun akademik ini dibuka pula Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial.Pada Tahun Akademik 1985/1986 FISIP USU melakukan kerjasama dengan Departemen Dalam Negeri yaitu dalam rangka pendidikan lanjutan bagi pegawai Depdagri yang memiliki Ijazah Sarjana Muda sebagai mahasiswa Tugas Belajar untuk mengikuti perkuliahan pada jenjang strata-I atau Sarjana.

Pada tahun pertama FISIP USU menerima mahasiswa Tugas Belajar sebanyak 26 orang.Kemudian pada Tahun Akademik 1986/1987 FISIP USU menambah lagi dua jurusan yaitu Jurusan Sosiologi dan Jurusan Antropologi. Mahasiswa Jurusan Antropologi yang diterima adalah mahasiswa pindahan dari Fakultas Sastra USU berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 163/PTO5/SK/Q.86 tanggal 14 Mei 1986

(20)

USU sebanyak 375 orang terdiri dari 333 orang mahasiswa Reguler dan 42 orang mahasiswa Tugas Belajar.Setelah menjalani periode pertama yaitu tahun 1983-1986 sebagai Dekan FISIP USU, maka pada tahun 1986 tersebut Prof. M. Adham Nasution diusulkan kembali menjadi Dekan FISIP USU.

Selanjutnya melalui Surat Keputusan Mendikbud Nomor 79511/A.2/C/1986, tanggal 23 Oktober 1986 mengangkat kembali Prof. M. Adham Nasution sebagai Dekan FISIP USU untuk kedua kalinya yaitu periode 1986-1989. Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai berikut: Pembantu Dekan I: Nurhaina Burhan, S.HPembantu Dekan II: Drs. Armyn SipahutarPembantu Dekan III: Dra. Irmawati SoepraptoPada Tahun Akademi 1987/1988 FISIP USU telah memiliki lima jurusan yaitu Ilmu Administrasi, Ilmu Komunikasi, Ilmu Kesejahteraan Sosial, Sosiologi, dan Antropologi.

Jumlah mahasiswa yang diterima pada Tahun Akademik 1987/1988 adalah sebanyak 205 orang. Terdiri dari 161 orang mahasiswa Reguler dan 44 orang mahasiswa Belajar.Pada tahun 1987 jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU sebanyak 91 orang terdiri dari 51 orang Jurusan Ilmu Admnistrasi, 15 orang Jurusan Ilmu Komunikasi, dan 25 orang Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial.Pada Tahun Akademik 1988/1989 FISIP USU menerima mahasiswa sebanyak 241 orang yang terdiri dari 197 orang mahasiswa Reguler dan 44 orang mahasiswa Belajar. Jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU pada tahun 1988 adalah sebanyak 125 orang.Pada Tahun Akademik 1989/1990 FISIP USU menerima mahasiswa sebanyak 207 orang yang kesemuanya adalah mahasiswa Reguler. Jumlah alumni FISIP USU pada tahun 1989 adalah 141 orang.

Pada tahun 1990, masa periode jabatan Dekan untuk yang kedua kalinya sudah berakhir. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku bahwa jabatan Dekan hanya maksimal selama 2 periode.Pada proses pemilihan Dekan selanjutnya, FISIP USU melalui senat melakukannya secara voting. Dari hasil voting tersebut, yang terpilih menjadi Dekan adalah Dr. Asma Affan, MPA, yang selanjutnya untuk diusulkan ke Mendikbud atas rekomendasi Rektor.

Berdasarkan SuratKeputusan Mendikbud Nomor 20208/A2.I.2/C/1990, tanggal 14 Maret 1990 diangkatlah saudara Dr. Asma Affan, MPA sebagai Dekan FISIP USU masa periode 1990-1993. pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai berikut:

(21)

Pembantu Dekan III: Drs. Siswo Suroso

Pada Tahun Akademik1990/1991 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU adalah sebanyak 233 orang. Jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU tahun 1990 adalah sebanyak 135 orang.Pada Tahun Akademik 1991/1992 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU sebanyak 237 orang. Pada tahun 1991 jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU sebanyak 108 orang.

Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 520931/A2.I2/C/1993 tanggal 20 Agustus 1993, maka Drs. Amru Nasution diangkat sebagai Dekan FISIP USU untuk masa periode 1993-1996. Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya sebagai berikut:

Pembantu Dekan I: Dra. Nurwida Nuru Pembantu Dekan II: Dra. Irmawati Soeprapto Pemabntu Dekan III: Drs. Sakhyan Asmara

Setelah 3 tahun masa jabatan Dekan FISIP USU, maka tahun 1996 dibentuklah Panitia Pemilihan Calon Dekan yang baru. Dari hasil rapat Senat yang dilaksanakan ternyata Drs. Amru Nasution diusulkan kembali sebagai calon tunggal masa periode 1996-1999. Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 51141/A2.I2/KP/1996 tanggal 23 September 1996 Drs. Amru Nasution diangkat kembali sebagai Dekan FISIP USU, dengan menunjuk para pembantunya:

Pembantu Dekan I: Dra. Nurwida Nuru Pembantu Dekan II: Drs. Subilhar, MA Pembantu Dekan III: Drs. Sakhyan Asmara

Pada tahun 1999 masa jabatan Dekan FISIP USU tlah berakhir. Drs. Amru Nasution sebagai Dekan tidak dapat lagi mencalonkan diri untuk ketiga kalinya. Melalui Rapat Senat FISIP USU, ternyata yang terpilih sebagai Dekan FISIP USU adalah Drs. Subilhar, MA yang selanjutnya diusulkan ke Mendikbud atas rekomendasi Rektor.

(22)

Rektor USU agar FISIP USU membuka program baru yaitu Program Extension yang berada di bawah naungan masing-masing jurusan yang ada di FISIP USU.

3.2.2 Program Studi

Pada tahun 1983 dengan surat Keputusan Menteri Pendidikan dna Kebudayaan RI Nomor 0535/0/83 tentang Jenis dan Jumlah pada Fakultas – Fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, disebutkan bahwa FISIP USU mempunyai 5 (lima) jurusan dengan urutan sebagai berikut:

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara 2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

Pada tahun Akademik 1995/1996, FISIP USU membuka Program Diploma I (DI) dan Program Diploma II (DII), bekerjasama dengan Direktorat Jendral Pajak. Pada Tahun ajaran 2000/2001 program DI Administrasi Perpajakan tidak menerima mahasiswa baru lagi, dengan jumlah alumni FI seluruhnya adalah 153 orang.Pada tahun akademik 2001/2002 telah dibuka Program Studi Ilmu Politik berdasarkan SK No.616/J05/SK/PP/2002 dan telah menerima sejumlah 60 mahasiswa.

3.2.3 Visi dan Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Visi

Visi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas sumatera Utara adalah “Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang-Bidang Ilmu Sosial dan Politik di Wilayah Barat”.

Misi

Adapun misi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset , kajian dalam studi ilmu sosial dan politik

(23)

dijajaki dengan sikap open mindeddan profesional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.

3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas dalam menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun suasana tersebut. Prinsip Profesionalitas juga harus didukung dengan prinsip persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi masing-masing.

4. Menjadi Institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa misi di atas dengan melihat pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sendiri.

3.2.4 Tujuan , Tugas dan Fungsi FISIP USU Tujuan:

1. Sebagai lembaga Pendidikan Tinggi yang bernaung di bawah Universitas Sumatera Utara mempunyai tujuan sebagai berikut:

2. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yan memiliki kemampuan akademika dan atau profesional yang mampu menerapkan,mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan dan keterampilan tinggi, disertai budi yang luhur, mencintai bangsa dan sesama manusia sesuai dengan falsafah.

3. Mengembangkan dan menebarkan ilmu pengetahuan serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional sesuai dengan Pancasila.

Tugas:

1. Menyelanggarakan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagaimana tersebut diatas dengan berpedoman pada:

2. Tujuan pendidikan nasional

3. Kaedah, moral dan etika ilmu pengetahuan

4. Kepentingan masyarakat serta memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi.

(24)

1. Melaksanakan pengembangan pendidikan dan pengajaran

2. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan kebudayaan,khususnya ilmu pengetahuan sosial

3. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat 4. Melaksanakan kegiatan pelaksanaan administratif 3.3 Metodologi Penelitian

3.3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Yaitu metode yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam penjelasan antara dua objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut(Rakhmat,2004: 27) .

3.3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU, yang berada di jalan Dr. A. Sofyan No. I Kampus USU Medan.

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2001: 101). Menurut Sugiyono (dalam Kriyantono, 2006: 151) populasi sebagai wilayah generalisasi terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan periset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Univrsitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik program reguer S-1 angkatan 2013-2014, dimana angkatan 2013 berjumlah 165 orang dan angkatan 2014 berjumlah 203 orang. Maka total jumlah populasi sebanyak 368 orang.

3.4.2 Sampel

(25)

dipilih, sehingga dapat mewakili keadaan sebenarnya dalam keseluruhan populasi (Kriyantono, 2006: 150).

Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan rumus Arikunto yang mengatakan jika jumlah populasi hanya berkisar 100 orang ke bawah maka sebaiknya metode jumlah sampel adalah jumlah keseluruhan populasi, namun jika subjeknya besar maka diambil antara 20-25% dari jumlah populasi (Kriyantono, 2006: 120).

Maka dalam penelitian ini, persentase jumlah sampel yang digunakan peneliti dari populasi yang ditentukan adalah sebesar 10% dari populasi.

25

Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel dapat dilihat sebagai berikut:

25 92

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 92 responden.

Tabel 3.4.2

No Ilmu Komunikasi Penarikan Sampel Sampel

1 Angkatan 2013

3.5 Teknik Penarikan Sampel

(26)

1. Accidental Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan dengan

memilih siapa saja yang kebetulan dijumpai untuk dijadikan sampel (Kriyantono, 2006: 156).

2. Purposive Sampling, yaitu teknik yang mencakup orang-orang yang diseleksi atas

dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian (Kriyantono, 2008:156). Dalam hal ini kriteria yang ditetapkan peneliti adalah mahasiswa FISIP USU program S-1 jurusan Ilmu Komunikasi dengan jumlah sampel sebanyak 92 orang yang dibatasi pada angkatan 2013 dengan sampel sebanyak 41 orang, angkatan 2014 dengan sampel sebanyak 51 orang yang pernah menonton acara 86 di Net Tv.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Pengumpulan data yang dilakukan dengan menghimpun dan mempelajari data dari buku-buku serta sumber bacaan lain yang relevan dan mendukung penelitian. 2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Pengumpulan data di lapangan yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan kuisioner.

Kuesioner ialah suatu bentuk instrumen pengumpulan data dalam format pertanyaan tertulis yang dilengkapi dengan kolom dimana responden akan menuliskan jawaban atas pertanyaan yang diarahkan kepadanya. Dibandingkan dengan instrumen pengumpulan data dengan observasi dan interview, kuesioner adalah instrumen yang memiliki mekanisme yang efisien jika si peneliti mengetahui secara baik apa yang dibutuhkannya dan bagaimana mengukur variabel yang diinginkan.

Kuesioner dapat disampaikan secara langsung kepada responden atau dikirim melalui pos atau disampaikan melalui media elektronik. Karena dalam pengisian kuesioner, para responden tidak didampingi oleh si peneliti maka setiap pertanyaan dalam kuesioner harus mudah dipahami oleh responden dan tidak memungkinkan responden member jawaban yang tidak sesuai dengan maksud dari pertanyaan tersebut.

(27)

Questionaire”. Projective Questionaire adalah suatu model pertanyaan yang

mengajukan pilihan jawaban kepada responden atau disebut dengan pertanyaan dengan jawaban tertutup.

3.4 Teknik Analisis Data

Untuk melakukan analisa dan interpretasi data, peneliti menggunakan

aplikasi “SPSS For Windows” yaitu merupakan salah satu piranti lunak (software) yang paling populardigunakan oleh para peneliti. Piranti ini relatif mudah untuk digunakan, utamanya untuk mengolah data statistika deskriptif. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 2006: 263). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisa dalam beberapa tahap analisis, yaitu:

1. Analisis Tabel Tunggal

Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi – bagikan variabel penelitian ke dalam kategori – kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari dua kolom yaitu kolom sejumlah frekuensi dan kolom presentasi untuk setiap kategori (Singarimbun, 2008:266)

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang penulis lakukan adalah menggunakan Uji “Independent Sample Test” atau disebut juga uji t atau ttest melalui program SPSS for Windows dimana perumusan hipotesisnya adalah :

1

H : Jika nila nilai thitung < ttabelmaka Ho ditolak.

2

(28)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Pada proses penelitian ini, ada beberapa tahap pengumpulan data yang peneliti lakukan yaitu:

4.1.1 Tahap Awal

Pada tahap awal, peneliti meminta surat izin penelitian ke bagian pendidikan FISIP USU untuk mengadakan penelitian ke Mahasiswa di FISIP USU.

4.1.2 Tahap Pengumpulan Data

Berdasarkan teknik penarikan sampel, peneliti menggunakan rumus Arikunto dengan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 92 responden. Peneliti menyebarkan kuesioner selama 1 bulan yakni sejak tanggal 1 Agustus 2015 sampai dengan 1 September 2015 yang kemudian terbagi dalam 2 angkatan juurusan Ilmu Komunikasi . Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah sebanyak 92 buah. Kuesioner ini dibagikan kepada mahasiswa FISIP USU angkatan 2013 dan 2014.

Responden dipilih secara acak dalam penelitian ini. Pada saat pengisian kuesioner peneliti membimbing para responden dalam pengisian data. Ini dilakukan agar para responden dapat mengisi data-data yang ada di kuesioner dengan baik.

4.1.3 Teknik Pengolahan Data

Setelah peneliti pengumpulkan data dari 92 orang responden, kemudian dilakukan pengolahan data dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Penomoran kuesioner: Kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut sebagai pengenal (01 - 28).

2. Editing: Peneliti mengedit jawaban responden untuk memperjelas jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan pengisian data dalam kode yang disediakan.

3. Coding: Proses pemindahan jawaban responden ke dalam kotak-kotak kode yang telah disediakan pada lembar kuesioner dalam bentuk angka (skor).

4. Inventarisasi: Data mentah yang diperoleh dimasukkan ke dalam lembar FC (Fotron Cobol) sehingga membentuk satu kesatuan.

(29)

rinci meliputi kategori frekuensi, presentase dan selanjutnya dianalisa dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 13.0.

6. Uji Hipotesa: Pengujian data statistik untuk mengetahui apakah data yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini digunakan rumus uji statistik yang telah ditentukan, yaitu uji korelasi tata jenjang Spearman. Untuk menguji signifikasi digunakan rumus ttest dan untuk mengukur tinggi rendahnya digunakan skala Guilford.

4.2 Analisa Tabel Tunggal 4.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, stambuk, dan frekuensi menonton televisi.

Tabel 4.1

Jenis kelamin Responden

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pria 43 46,7 46,7 46,7

Wanita 49 53,3 53,3 100,0

Total 92 100,0 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah jumlah responden adalah wanita yakni sebanyak 49 orang responden atau 53,3%, sedangkan sisanya yakni 43 orang responden atau 46,7 % responden adalah berjenis kelamin pria.

(30)

Tabel 4.2 Usia

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 17-19 tahun 61 66,3 66,3 66,3

20-21 tahun 28 30,4 30,4 96,7

22-23 tahun 3 3,3 3,3 100,0

Total 92 100,0 100,0

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 92 responden, terdapat 3 responden (3,3%) yang berusia 22-23 tahun, 28 responden (30,4%) yang berusia 20-21 tahun dan 61 responden (66,3%) yang berusia 17-19 tahun. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini paling banyak berusia 17-19 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dari kategori usia yang ada , umur 17-19 tahun adalah yang paling dominan menonton Tayangan 86 di Net Tv.

Tabel 4.3 Angkatan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2013 45 48,9 48,9 48,9

2014 47 51,1 51,1 100,0

Total 92 100,0 100,0

(31)

Tabel 4.4

Waktu menonton televisi

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid pagi hari 15 16,3 16,3 16,3

siang hari 16 17,4 17,4 33,7

sore hari 11 12,0 12,0 45,7

malam hari 50 54,3 54,3 100,0

Total 92 100,0 100,0

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 92 responden terdapat 11 responden (12%) yang menonton televisi di sore hari , 15 responden (16,3%) di pagi hari, 16 responden (17,4%) di siang hari dan 50 responden (54,3%) di malam hari. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki kecenderungan menonton televisi di malam hari.

Tabel 4.5

Pengetahuan tentang Tayangan 86

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid sangat tidak

mengetahui 3 3,3 3,3 3,3

tidak mengetahui 14 15,2 15,2 18,5

mengetahui 66 71,7 71,7 90,2

sangat mengetahui 9 9,8 9,8 100,0

Total 92 100,0 100,0

(32)

responden (71,7%) mengetahui. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar yang menjadi responden dalam penelitian ini telah mengetahui Tayangan 86 di Net Tv dengan baik.

4.2.2 Tayangan 86 di Net Tv

Berikut ini adalah data mengenai frekuensi,durasi dan atensi responden dalam menonton Tayangan 86 di Net Tv :

Tabel 4.6 Frekuensi menonton Tayangan 86

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 92 responden terdapat 1 orang responden (1,1%) yang sangat jarang menonton tayangan 86 di Net Tv, 9 orang responden (36,0%) yang sangat sering, 21 orang responden (22,8%) yang jarang, dan 61 orang responden (66,3%) yang sering. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah responden terbesar dalam penelitian ini sering menonton Tayangan 86 di Net Tv. Hal ini dapat dilihat bahwa Tayangan 86 ditayangkan setiap hari pukul 21.00 WIB sehingga responden sering menyaksikannya di televisi.

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid sangat

jarang 1 1,1 1,1 1,1

jarang 21 22,8 22,8 23,9

sering 61 66,3 66,3 90,2

sangat

sering 9 9,8 9,8 100,0

(33)

Tabel 4.7

Frekuensi menyaksikan Tayangan 86 dalam sebulan

Frequency Percent

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 92 responden terdapat 5 responden (5,4%) yang menonton Tayangan 86, lebih dari 9 kali sebulan, 21 responden (22,8%) 7-9 kali sebulan, 29 responden (31,5%) 1-5 kali sebulan, dan 37 responden (40,2%) 4-6 kali sebulan sebulan. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas atau responden terbesar dalam penelitian ini menonton Tayangan 86 di Net Tv 4-6 kali dalam sebulan. Hal ini menunjukkan bahwa responden tidak selalu mengikuti Tayangan 86 di Net Tv setiap hari secara berturut-turut.

Tabel 4.8

Durasi menonton televisi dalam sehari

Frequency Percent

(34)

bahwa sebagian besar yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki kecenderungan menonton televisi selama 2-3 jam sehari.

Tabel 4.9

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 92 responden, terdapat 12 responden (13%) yang menonton Tayangan 86 di Net Tv selama kurang dari atau sama dengan 10 menit, 25 responden (27,2%) selama 21-30 menit, 27 responden (29,3%) 11-15 menit, dan 28 responden (30,4%) selama 16-20 menit. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa responden terbesar dalam penelitian ini menonton Tayangan 86 di Net Tv selama 16 - 20 menit. Berdasarkan keterangan tersebut dapat digambarkan bahwa responden terbesar dalam penelitian ini menonton Tayangan 86 di Net Tv hampir secara keseluruhan acara tersebut ditayangkan. Hal ini menunjukkan bahwa responden rata-rata menyukai acara Tayangan 86 di Net Tv yang ditayangkan selama 30 menit.

(35)

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 92 responden terdapat 7 responden (7,6%) yang telah mengikuti Tayangan 86 di Net Tv selama lebih besar atau sama dengan 6 bulan, 10 responden (10,9%) selama lebih kurang atau sama dengan 1 bulan, 34 responden (37%) selama 2-3 bulan, dan 41 responden (44,6%) selama 4-5 bulan. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa responden terbesar dalam penelitian ini telah mengikuti Tayangan 86 di Net Tv selama 4 -5 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa responden masih menyukai Tayangan 86 di Net Tv dalam jangka waktu yang lama.

Tabel 4.11

Tayangan 86 sudah cukup dengan durasi 30 menit

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid sangat tidak

cukup 2 2,2 2,2 2,2

tidak cukup 13 14,1 14,1 16,3

cukup 63 68,5 68,5 84,8

sangat cukup 14 15,2 15,2 100,0

Total 92 100,0 100,0

(36)

Tabel 4.12

Tayangan 86 sudah sesuai pada pukul 21.00WIB

Frequency Percent

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 92 responden terdapat 1 orang responden (1,1%) yang merasa Tayangan 86 di Net Tv sangat tidak sesuai jika ditangkan pukul 21.00 WIB, 7 orang responden (7,6%) yang merasa tidak sesuai, 14 orang responden (15,2%) yang merasa sangat sesuai, dan 70 orang responden (76,1%) yang merasa sesuai. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah responden terbesar dalam penelitian ini merasa Tayangan 86 di Net Tv sudah sesuai jika di tayangkan pukul 21.00 WIB.

Tabel 4.13

Kemasan Informasi mengenai pekerjaan POLISI di Tayangan 86

Frequency Percent

(37)

responden (64,1%) yang mengatakan setuju. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa responden terbesar dalam penelitian ini mengatakan setuju dengan kemasan informasi mengenai pekerjaan POLISI di lapangan yang di sampaikan pada Tayangan 86 di Net Tv.

Tabel 4.14

Pelanggaran hukum pada Tayangan 86 adalah masalah serius

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid sangat tidak

setuju 1 1,1 1,1 1,1

tidak setuju 6 6,5 6,5 7,6

setuju 67 72,8 72,8 80,4

sangat setuju 18 19,6 19,6 100,0

Total 92 100,0 100,0

(38)

Tabel 4.15

Menyimak dengan baik Tayangan 86

Frequency Percent

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 92 responden terdapat 3 responden (3,3%) yang sangat tidak setuju bahwa mereka serius menonton Tayangan 86 di Net Tv mengenai pelanggaran hukum , 11 responden (12%) yang tidak setuju, 35 responden (38%) yang sangat setuju, dan 43 responden (46,7%) yang setuju. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa responden terbesar dalam penelitian ini setuju bahwa mereka serius menonton Tayangan 86 di Net Tv mengenai pelanggaran hukum yang terangkum dalam acara tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa responden merasa perlu untuk mengetahui kejadian serta konsekuensi dari pelanggaran hukum yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Tabel 4.16

Mengetahui kinerja POLISI dari Tayangan 86

(39)

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 92 responden terdapat 3 responden (3,3%) yang sangat tidak setuju bahwa mereka mengetahui kinerja POLISI di lapangan dari Tayangan 86 di Net Tv, 19 responden (20,7%) yang sangat setuju, 34 responden (37%) yang tidak setuju, dan 36 responden (39,1%) yang setuju. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa responden terbesar dalam penelitian ini setuju bahwa mereka mengetahui kinerja POLISI di lapangan secara lengkap dan jelas dari Tayangan 86 di Net Tv.

Tabel 4.17

Memahami dengan baik isi pesan Tayangan 86

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid sangat tidak

setuju 11 12,0 12,0 12,0

tidak setuju 5 5,4 5,4 17,4

setuju 35 38,0 38,0 55,4

sangat setuju 41 44,6 44,6 100,0

Total 92 100,0 100,0

(40)

4.2.3 Citra Polisi

Tabel 4.18

Merasa perlu untuk menyaksikan Tayangan 86

Frequency Percent

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 92 responden, terdapat 2 responden (2,2%) yang mengatakan bahwa mereka sangat tidak setuju untuk menonton Tayangan 86 di Net Tv setiap hari, 9 responden (9,8%) yang mengatakan sangat setuju, 33 responden (35,9%) yang mengatakan tidak setuju, dan 48 responden (52,2%) yang mengatakan setuju. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa responden terbesar dalam penelitian ini mengatakan bahwa mereka setuju untuk menonton Tayangan 86 di Net Tv setiap harinya. Hal ini menunjukkan bahwa responden merasa perlu untuk mengetahui tindakan kriminal yang terjadi dan termasuk didalamnya untuk mengetahui kinerja POLISI dalam memberantas kejahatan yang terjadi di Indonesia.

Tabel 4.19

Optimis terhadap kinerja POLISI saat ini

(41)

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 92 responden, terdapat 15 responden (16,3%) yang sangat tidak setuju bahwa mereka optimis terhadap kinerja POLISI saat ini, 21 responden (22,8%) yang mengatakan setuju, 26 responden (28,3%) yang mengatakan tidak setuju, dan 30 responden (32,6%) yang mengatakan sangat setuju. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa responden terbesar dalam penelitian ini sangat setuju bahwa mereka tetap optimis terhadap kinerja POLISI saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa responden masih memiliki harapan baik terhadap Institusi penegak hukum yang berkualitas dalam menegakkan hukum Indonesia di kemudian hari, dimana responden adalah pihak yang mempersepsikan aparat penegak hukum itu sendiri yang sedang berusaha membangun reputasinya.

Tabel 4.20 Percaya terhadap isi Tayangan 86

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid sangat tidak

setuju 2 2,2 2,2 2,2

tidak setuju 19 20,7 20,7 22,8

setuju 66 71,7 71,7 94,6

sangat setuju 5 5,4 5,4 100,0

Total 92 100,0 100,0

(42)

Tabel 4.21

Materi berita yang disajikan bersifat objektif

Frequency Percent

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 92 responden terdapat 2 responden (2,2%) yang sangat tidak setuju bahwa materi berita yang disajikan Tayangan 86 di Net Tv bersifat objektif, 9 responden (9,8%) yang sangat setuju, 14 responden (15,2%) yang tidak setuju, dan 67 responden (72,8%) yang setuju. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini setuju bahwa materi berita yang disajikan Tayangan 86 di Net Tv bersifat objektif atau tidak mengada-ada. Hal ini menunjukkan bahwa responden sudah merasa puas dengan informasi-informasi yang diberikan oleh Tayangan 86 di Net Tv.

Tabel 4.22

Muncul keinginan untuk merubah perilaku

Frequency Percent

(43)

menonton Tayangan 86 di Net Tv, 7 responden (7,6%) yang tidak setuju, 11 responden (12%) yang sangat setuju, dan 72 responden (78,3%) yang setuju. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas atau responden terbesar dalam penelitian ini setuju bahwa mereka memiliki keinginan untuk merubah perilaku setelah menonton Tayangan 86 di Net Tv. Hal ini didasari oleh sikap responden atas pemahaman isi pesan mengenai pelanggaran hukum yang disajikan dalam Tayangan 86 di Net Tv.

Tabel 4.23

Makna pesan dalam tayangan 86 dapat mengubah perilaku

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid sangat tidak

setuju 2 2,2 2,2 2,2

tidak setuju 16 17,4 17,4 19,6

setuju 68 73,9 73,9 93,5

sangat setuju 6 6,5 6,5 100,0

Total 92 100,0 100,0

(44)

Tabel 4.24

Tayangan 86 dapat menyadarkan akan peraturan hukum di Indonesia

Frequency Percent

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 92 responden terdapat 2 responden (2,2%) yang sangat tidak setuju bahwa Tayangan 86 di Net Tv dapat menyadarkan responden akan peraturan hukum di Indonesia, 7 responden (7,6%) yang tidak setuju, 10 responden (10,9%) yang sangat setuju, dan 73 responden (79,3%) yang setuju. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas atau responden terbesar dalam penelitian ini setuju bahwa Tayangan 86 di Net Tv dapat menyadarkan responden akan hal-hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh di lakukan dalam menaati hukum yang berlaku di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa responden masih berada dalam koridor taat hukum dengan menyadari bahwa tegaknya hukum adalah untuk menjamin nilai-nilai bersama dalam masyarakat.

Tabel 4.25

Tayangan 86 selalu menggambarkan perilaku masyarakat yang melanggar hukum

(45)

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 92 responden terdapat 1 responden (1,1%) yang sangat tidak setuju bila Tayangan 86 di Net Tv selalu menggambarkan tentang perilaku masyarakat dalam melakukan pelanggaran hukum yang dijadikan sebagai teguran bagi para responden, 10 responden (10,9%) yang sangat setuju, 12 responden (13%) yang tidak setuju, dan 69 responden (75%) yang setuju. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas atau responden terbesar dalam penelitian ini setuju bila Tayangan 86 di Net Tv selalu menggambarkan tentang perilaku masyarakat dalam melakukan pelanggaran hukum yang dijadikan sebagai teguran bagi para responden.

Hal ini menunjukkan bahwa responden merasa masih dalam sikap mental yang melecehkan hukum, oleh karena itu sebelum responden dapat menghormati alat penegak hukum terlebih dahulu responden harus sadar hukum, dimana sikap semacam ini tidak lepas dari ketegasan aparat dalam menegakkan hukum yang disajikan dalam Tayangan 86 dan terangkum didalamnya sanksi dan konsekuensi jika pelanggaran hukum tersebut terjadi.

Tabel 4.26

Mengimplementasikan isi pesan dari Tayangan 86 dalam kehidupan sehari hari

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid sangat tidak

setuju 1 1,1 1,1 1,1

tidak setuju 8 8,7 8,7 9,8

setuju 79 85,9 85,9 95,7

sangat setuju 4 4,3 4,3 100,0

Total 92 100,0 100,0

(46)

Hal ini membuktikan bahwa Tayangan 86 dapat menarik bakat-bakat muda untuk memiliki sikap sadar dan takut akan hukum dan memiliki jiwa penegak hukum, dimana pada gilirannya nanti akan berperan penting dalam membangun institusi penegak hukum yang lebih berkualitas di Indonesia.

4.3 Uji Hipotesis

Berdasarkan “Output SPSS Viewer” diketahui uji hipotesis sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut ini :

Tabel 4.27

Hubungan Antara Frekuensi Menonton Tayangan 86 di Net Tv dengan Sikap Optimis Terhadap Kinerja POLISI

Sumber:

Diketahui nilai thitung -0,119 berjumlah , sementara nilai ttabel1,66

1

H : Jika nila nilai thitung < ttabelmaka Ho ditolak.

Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho di tolak, artinya terdapat hubungan antara frekuensi menonton tayangan 86 di Net Tv dengan sikap optimis terhadap kinerja polisi saat ini.

Independent Samples Test

,965 ,332 -,119 39 ,906 -,01795 ,15036 -,32208 ,28619

(47)

Tabel 4.28

Hubungan Antara Durasi Menyaksikan Tayangan 86 di Net Tv dengan Kepercayaan Terhadap Isi Tayangan 86

Sumber:

Diketahui nilai thitung berjumlah 0,895, sementara nilai ttabel1,66.

1

H : Jika nila nilai thitung < ttabelmaka Ho di tolak.

Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho diterima, artinya terdapat hubungan antara durasi menyaksikan tayangan 86 di Net Tv dengan kepercayaan terhadap isi tayangan.

Tabel 4.29

Hubungan Antara Menyimak Tayangan 86 Terhadap Kesadaran Akan Peraturan Hukum

Independent Samples Test

,209 ,653 ,895 19 ,382 ,68421 ,76471 -,91634 2,28476

,667 1,109 ,617 ,68421 1,02613 -9,6931011,06152 Equal

1,880 ,213 ,693 7 ,510 ,64286 ,92700 -1,54915 2,83486

(48)

Sumber:

Diketahui nilai thitung berjumlah 0,693, sementara nilai ttabel1,66.

1

H : Jika nila nilai thitung < ttabelmaka Ho di tolak.

Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho diterima, artinya terdapat hubungan antara menyimak tayangan 86 di Net Tv dengan kesadaran akan peraturan hukum.

Tabel 4.30

Hubungan Antara Kemasan Informasi dengan Makna Pesan yang di tayangkan Sehingga Dapat Mengubah Perilaku

Sumber :

Diketahui nilai thitung berjumlah – 2,553 , sementara nilai ttabel-1,66.

1

H : Jika nila nilai thitung < ttabelmaka Ho di tolak.

Maka analisis dan interpretasi yang dapat diajukan adalah Ho di tolak, artinya terdapat hubungan antara kemasan informasi dengan makna pesan yang ditayangkan sehingga dapat mengubah perilaku.

4.1 Pembahasan

Televisi sebagai salah satu fungsinya yaitu memberikan informasi bagi khalayak telah berperan dalam mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia. Acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan para penonton. Salah satu program informasi yang banyak disajikan media khususnya televisi adalah program reality

show. Tayangan 86 merupakan program televisi di Net.Tv yang mengangkat tugas dan citra

polisi dalam program reality show. Dalam program ini, pemirsa akan diajak bersama melihat Independent Samples Test

,021 ,886 -2,553 16 ,021 -1,37500

,538555 -2,51668-,23332

(49)

keseharian beberapa anggota polisi yang memacu adrenalin, mulai dari menertibkan pelanggar lalu lintas, penggerebekan, hingga pengungkapan sindikat narkoba. Namun selain soal tugas mereka, akan dibahas juga sisi humanis dari seorang polisi yang tentunya merupakan seorang manusia biasa juga, terutama pengaturan prioritas tugas yang menuntut kesiagaan setiap saat dengan keluarga yang menunggu di rumah.

Pada penelitian ini diperoleh data-data responden rata-rata menyaksikan Tayangan 86 dengan durasi 16-20 menit dapat menyimak dengan baik Tayangan 86. Selanjutnya, data-data responden terhadap tayangan 86 menunjukkan bahwa mayoritas responden mengatakan bahwa mereka sangat setuju dengan isi pesan dalam Tayangan 86 di Net Tv mengenai pelanggaran hukum yang dapat dipahami dengan baik / mudah dipahami.

Seringnya responden dalam penelitian ini menonton tayangan 86 memberikan harapan baik terhadap Institusi penegak hukum yang berkualitas dalam menegakkan hukum Indonesia di kemudian hari, dimana responden adalah pihak yang mempersepsikan aparat penegak hukum itu sendiri yang sedang berusaha membangun reputasinya. Temuan ini mengindikasikan bahwa dalam penelitian ini setuju bahwa makna pesan dalam Tayangan 86 di Net Tv dapat mengubah perilaku responden dalam menaati peraturan perundang-undangan lalu lintas dan hukum yang berlaku di Indonesia.

Keterangan di atas membuktikan salah satu konsep tambahan dari teori tentang citra. pengertian citra secara umum sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul tentang sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Melalui pemberitaan di media diharapkan mampu membentuk citra (image) yang diharapkan. Akan tetapi citra bisa hancur seketika oleh pemberitaan di media. Media, dianggap sebagai kekuatan yang mampu merintis perubahan, namun ternyata belum sepenuhnya terlepas dari berbagai kepentingan. Padahal terbentuknya citra kepolisian berada di tangan media.

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan, untuk mengetahui tingkat signifikan hasil hipotesis tersebut, dilakukan dengan membandingkan probabilitas dengan nilai probabilitas 0,05 , maka dinyatakan bahwa hubungannya signifikan. Artinya tayangan 86 di Net Tv memiliki hubungan dengan citra polisi di kalangan mahasiswa FISIP USU. Tingkat signifikan tergantung dari ada tidaknya hubungan antara variabel X dan Y.

(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penyajian dan analisis data yang telah dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang dituntut dan telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa terdapat hubungan antara kemasan informasi dengan makna pesan yang ditayangkan oleh tayangan 86 di Net Tv terhadap citra polisi sehingga dapat mengubah citra polisi saat ini di kalangan mahasiswa FISIP USU.

2. Khalayak memberikan perhatian yang cukup tinggi terhadap tayangan 86 di Net Tv yang dapat memberikan harapan baik terhadap Institusi penegak hukum yang berkualitas dalam menegakkan hukum Indonesia di kemudian hari, dimana responden adalah pihak yang mempersepsikan aparat penegak hukum itu sendiri yang sedang berusaha membangun reputasinya.

3. Penilaian positif diberikan kepada khalayak yakni dari kalangan mahasiswa FISIP USU, yang menilai Tayangan 86 di Net Tv adalah salah satu acara reality show yang diharapkan mampu membentuk citra (image) yang diharapkan. Hal ini dilihat dari hasil uji hipotesis yang menyatakan hasil signifikan hubungan antara tayangan 86 di Net Tv dengan citra polisi.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah peneliti peroleh se3lama melakukan penelitian, maka peneliti mengajukan sejumlah saran sebagai berikut :

1. Sehubungan dengan hasil penelitian dan pembahasan dapat dilihat bahwa hubungan intensitas tayangan 86 di Net Tv dengan citra polisi terdapat hubungan yang signifikan, maka sebaiknya Net Tv tetap mempertahankan program tayangan 86 ini, karena tayangan ini memberikan informasi yang edukatif bagi para penontonnya

(51)

3. Dari pembahasan dan penelitian yang peneliti lakukan mengenai tayangan 86 di Net Tv, agar tayangan ini dapat ditayangkan dengan durasi yang lebih lama dan akan lebih baik pula jika dalam tayangan 86 ini ditayangkan bagaimana keseharian polisi di dalam kantor, agar para penonton lebih mengetahui tugas dan wewenang yang sebenarnya.

(52)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya (Arikunto, 1998:93).

Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.1.1 Komunikasi Massa

Sejalan dengan perkembangan media komunikasi, maka berkembang pula ilmu komunikasi massa. Komunikasi massa merupakan studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/ pendengar/ penonton yang akan coba diraihnya dan efeknya terhadap mereka. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik).Sebab pada awal perkembangannya, komunikasi massa berasal dari pengembagan kata media mass communication (media komunikasi massa).

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner. Ia mendefenisikan komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasika nmelalui media massa pada sejumlah besar orang(mass communication is messages communicated through amass medium to a large number of people). Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi yang lain, yaitu Gebner. Menurut Gerbner (1967)“Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continous flow of messages in industrial societes”. Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki masyarakat.

(53)

penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi ini berarti khalayak yang besar itu pada umumnya agak sukar untuk didefenisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefenisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar,majalah, film, buku dan pita. (Effendy,1990:21).

Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. (Rakhmat, 2005 : 189).

Adapun ciri-ciri komunikasi massa menurut Nurrudin dalam buku “Komunikasi Massa” (Nurrudin, 2004 :16-28) antara lain:

1. Komunikasi massa berlangsung satu arah, ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator.

2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga, artinya media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. 3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum, pesan yang disebarkan melalui media

massa bersifat umum (public) karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum.

4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan, kemampuan media massa untuk menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan.

5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen, komunikasi atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen.

(54)

massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual (Ardianto, 2004:3-6).

Teori komunikasi yang dianggap paling awal (1948).Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untukmenerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan :Who

says in which channel to whom with what effect (Siapa mengatakan apa melalui saluran apa

kepada siapa dengan efekapa). Jawaban bagi pertanyaan paradigmatik : Lasswell itumerupakan unsur-unsur proses komunikasi yaitu Communicator (komunikator), Message (pesan), Media (media), Receiver (komunikan/penerima), dan Effeck (efek). Adapun fungsi komunikasi menurut Lasswell adalah sebagai berikut :

The surveillance of the environment (pengamatan lingkungan)

The correlation of the parts of society in responding to the environment (korelasi

kelompok-kelompok dalammasyarakat ketika menanggapi lingkungan).

The transmission of the social heritage from onegeneration to the next (transmisi warisan sosial darigenerasi yang satu ke generasi yang lain).

Berdasarkan definisi mengenai komunikasi massa diatas dapat disimpulkan bahwa inti dari komunikasi massa adalah proses penyampaian ide atau pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media massa sehingga pesan dapat diterima secara serempak. Media massa baik media cetak maupun elektronik efektif menjangkau dan menyebarkan informasi, ide, nilai-nilai kepada komunikan yang beraneka ragam serta terpisah secara geografis. Setiap proses komunikasi mempunyai hasil akhir yang disebut dengan efek. Efek muncul dari seseorang yang menerima pesan komunikasi baik secara disengaja maupun tidak disengaja. Dalam penelitian efek komunikasi massa, media massa dipandang sangat berpengaruh, tetapi ada saat lain ketika dianggap sedikit bahkan hampir tidak berpengaruh sama sekali. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan pandangan dalam memandang efek dari media massa tersebut.

Secara umum terdapat tiga efek dari komunikasi massa, (Nurrudin, 2004:192-199) yaitu:

1. Efek kognitif

Pesan komunikasi massa akan menimbulkan perubahan dalam hal pengetahuan, pandangan dan pendapat terhadap sesuatu yang diperoleh khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi.

Gambar

Tabel 4.2 Usia
Tabel 4.4 Waktu menonton televisi
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 92 responden terdapat 1 orang responden
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 92 responden terdapat 5 responden (5,4%)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Modul Pembelajaran Mengenai Mata Kuliah Basis Data, dibuat dengan menggunakan Macromedia Dreamweaver MX dan SwiSH v2.0 ini dapat memberi kemudahan kepada para user yang ingin

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda

Pada Penulisan Ilmiah ini penulis mencoba untuk membuat suatu program aplikasi sebagai sarana belajar guna menumbuhkan minat akan ilmu fisika. Program aplikasi ini dibuat

19 Dari uraian diatas maka terdapat beberapa permasalahan terkait kondisi masyarakat era modern khususnya terhadap proses penyeduhan teh yang tidak terlalu dipahami,

Dalam modulasi analog kita sulit membedakan antara modulasi frekuensi dengan modulasi fase, sehingga keduanya dikatagorikan sebagai hal yang sama karena keduanya

Aplikasi Penilaian Harga Pokok Persediaan Kain Batik Dengan Metode Harga Rata-rata Menggunakan Php dan Mysql Pada Toko Batik

Upaya-upaya yang dilakukan Inspektorat untuk meningkatkan pelaksanaan SPIP di Kabupaten Kepulauan Talaud adalah dengan mengusulkan penyusunan Peraturan Bupati

Apabila terdapat daerah yang belum siap menjalankan pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) pada akhir tahun 2013, maka daerah tersebut akan