• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

1. Untuk Responden

Bagi responden diharapkan agar lebih menambah pengetahuan dan lebih memperbanyak sumber informasi yang di dapat tentang tehnik menyusui yang benar.

2. Untuk Puskesmas

Bagi pihak Puskesmas diharapkan dapat memberikan penyuluhan tentang tehnik menyusui yang benar di desa sei kopas kecamatan bandar pasir mandoge

3. Untuk Penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian analitik yang lebih bermakna dan variabel yang berbeda yang bermanfaat sebagai sumber informasi yang akurat tentang tehnik menyusui yang benar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indera penglihata, indera pendengaran, indera penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan bagian yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu :

a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (Objek).

b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang – nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini bersikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial (mencoba), dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulasi.

5

2. Tinjauan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2007 Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain. Contoh : dapat menggunakan rumus statistic dalam perhitungan – perhitungan hasil penelitian dari kasus yang diberikan.

6

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Contoh : dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada. Contoh : dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan – rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut.

3. Beberapa Cara Memperoleh Pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :

7

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah. Cara – cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :

1) Cara coba salah (trial and error)

Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Bila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan kemungkinan ke empat dan seterusnya sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan maka orang dapat pula menggunakan cara tersebut.

4) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

8

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “ metode penelitian ilmiah “ (Notoatmodjo, 2010).

4. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Umur

Umur adalah rentang waktu seseorang yang di mulai sejak dia dilahirkan hingga berulang tahun. salah satu hal yang penting dalam mempengaruhi pengetahuan seseorang. Jika seseorang itu memiliki umur yang cukup maka akan memiliki pola pikir dan pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan diperolehnya akan semakin baik ( Ariani, 2014). b. Pendidikan

Pendidikan adalah seluruh proses kehidupan yang dimiliki oleh setiap individu berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal yang melibatkan perilaku individu maupun kelompok. Makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah orang tersebut menerima informasi. Seseorang dengan pendidikan yang tinggi maka semakin luas pula pengetahuan yang dimiliki (Arianti, 2014).

c. Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan sehari-hari. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Seseorang yang bekerja akan sering berinteraksi dengan orang lain sehingga akan memiliki pengetahuan yang baik pula. Pengalaman bekerja akan memberikan pengetahuan dan keterampilan serta

9

pengalaman belajar dalam bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah (Arianti, 2014) .

d. Sumber Informasi

Sumber informasi adalah sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi, seseorang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang luas pula. Pengetahuan bisa didapat dari media cetak, elektronik, keluarga, teman dan lain-lain (Arianti, 2014).

e. Paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Menurut Prawirohardjo (2009), paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara.

B. Ibu Nifas

Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu (Arianti,2014).

Menurut Mochtar (2007) nifas dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

a. Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

b. Puerperium intermedial, yaitu suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu.

c. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.

10

Menyusui adalah keterampilan yang dipelajari ibu dan bayi, dimana keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi selama 6 bulan (Wiji,2013).

1. Tehnik menyusui yang benar

Selain harus mengetahui apakah bayi menyusui secara efektif atau tidak, ibu juga harus mengetahui bagaimana cara menyusui yang benar. Pada saat menyusui bayi, menurut wiji (2013) ada beberapa cara yang harus diketahui seorang ibu tetang cara menyusui yang benar yaitu:

a. Cara menyusui dengan sikap duduk

1) Duduk dengan posisi santai dan tegak dengan menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.

2) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian di oleskan di putiing susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembapan puting susu.

3) Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan di atas pangkuan ibu dengan cara: Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan pada lengkung siku ibu dan bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah atau bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu di depan. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. Ibu menatap bayi denga kasih sayang

4) Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari menekan payudara bagian atas areola.

11

5) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflek) dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.

6) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke dalam mulut bayi. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu di pegang atau di sanggah lagi. b. Melepaskan isapan bayi

Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong. Sebaiknya diganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi: Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau Dagu bayi ditekan ke bawah.

1) Menyusui berikutnya dimulai pada payudara yang belum terkosongkan

2) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola disekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.

3) Menyendawakan bayi. Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi: Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya di tepuk perlahan-lahan, dengan cara menelungkupkan bayi diatas pangkuan ibu, lalu usap-usap punggung bayi sampai bayi bersendawa.

2. Posisi menyusui

Agar proses menyusui berjalan dengan lancar, maka seorang ibu harus mempunyai keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif. Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan

12

perlekatan bayi pada payudara yang tepat. Posisi yang nyaman untuk menyusui sangat penting. Ada banyak cara untuk memposisikan diri dan bayi selama proses menyusui berlangsung (heryani, 2012)..

Sebelum menyusui ibu harus mengetahui bagaimana memegang bayi. Dalam memegang bayi pastikan ibu melakukan 4 butir kunci sebagai berikut : Kepala bayi dan badan bayi harus dalam satu garis yaitu, bayi tidak dapat menetek atau menghisap dengan mudah apabila kepalanya bergeser atau melengkung. Muka bayi menhadap payudara dengan hidung menghadap puting yaitu seluruh badan bayi menghadap badan ibu. Ia harus menjauhi secukupnya sekedar dapat melihat. Posisi ini adalah yang terbaik untuk bayi, untuk menghisap payudara, karena sebagian puting sedikit mengarah ke bawah (apabila ia menghadap ibu sepenuhnya mungkin ia tidak tepat pada payudara). Ibu harus memegang bayi dekat pada ibu. Apabila bayi baru lahir, ia harus menopang bokong bukan hanya kepala dan bahu merupakan hal yang penting untuk bayi baru lahir. Untuk bayi lebih besar menopang bagian atas tubuhnya biasanya cukup.

Ada beberapa posisi menyusui yaitu posisi berdiri, posisi rebahan, posisi duduk, posisi menggendong, posisi menggendong menyilang (transisi), posisi football (mengepit) dan posisi berbaring miring (Wiji, 2013).

1) Posisi berdiri

Bila ingin menyusui dengan posisi berdiri diusahakan bayi merasa nyaman saat menyusu. Adapun cara menyusu dengan posisi berdiri yaitu Bayi digendong dengan kain atau alat penggendong bayi, saat menyusui sebaiknya tetap disangga dengan lengan ibu agar bayi merasa tenang dan tidak terputus saat menyusu, lekatkan badan bayi ke dada ibu dengan meletakkan tangan bayi di belakang atau samping ibu agar tubuh ibu tidak terganjal saat menyusu.

13

2) Posisi rebahan

Posisi menyusui dengan rebahan dapat dilakukan dengan cara : Ibu dapat duduk diatas tempat tidur dan punggung bersandar pada sandaran tempat tidur atau dapat diganjal dengan bantal, kedua kaki ibu berada lurus di atas tempat tidur, bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara, ibu menyangga bayi secara merata dari kepala, bahu hingga pantatnya, posisikan paha ibu turut membantu menyangga tubuh bayi, namun kalau kurang dapat ditambah dengan bantal.

3) Posisi duduk

Posisi menyusui dengan duduk dapat dilakukan dengan posisi santai dan tegak menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. Adapun cara menyusui dengan posisi duduk yaitu: Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan di atas pangkuan ibu, bayi dipegang satu lengan, kepala bayi diletakkan pada lengkung siku ibu dan bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah atau bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu, satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan, Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara, telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. 4) Posisi menggendong (the cradle hold)

Posisi ini disebut juga dengan posisi menyusui klasik. Posisi ini sangat baik untuk bayi yang baru lahir secara persalinan normal. Adapun cara menyusui bayi dengan posisi medonna (menggendong): Peluk bayi dan kepala bayi pada lekuk siku tangan, jika bayi menyusu pada payudara kanan, letakkan kepalanya pada lekuk siku tangan kanan dan bokongnya pada telapak tangan kanan, arahkan badan bayi sedemikian rupa sehingga kuping bayi berada pada satu garis lurus dengan tangan

14

bayi yang ada diatas (berbaring menyamping dengan muka, perut dan lutut menempel pada dada dan perut ibu), tangan bayi yang lain (yang ada dibawah tubuhnya) dibiarkan seolah-olah merangkul badan ibu sehingga mempermudah mulut bayi mencapai payudara, tangan kiri ibu memegang payudaranya jika diperlukan.

5) Posisi menggendong menyilang (transisi)

Posisi ini dapat dipilih bila bayi memiliki kesulitan menempelkan mulutnya ke puting susu karena payudara ibu yang besar sementara mulut bayi kecil. Posisi ini juga baik untuk bayi yang sedang sakit. Cara menyusui bayi dengan posisi menggendong menyilang: Pada posisi ini tidak menyangga kepala bayi dengan lekuk siku, melainkan dengan telapak tangan, jika menyusui dengan payudara kanan maka menggunakan tangan kiri untuk memegang bayi, peluk bayi sehingga kepala, dada dan perut bayi menghadap ibu, lalu arahkan mulutnya ke puting susu dengan ibu jari dan tangan ibu dibelakang kepala dan bawah telinga bayi, ibu menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan.

6) Posisi football (mengepit)

Posisi ini dapat dipilih jika ibu menjalani operasi caesar (untuk menghindari bayi berbaring diatas perut). Selain itu posisi ini juga bisa digunakan jika bayi lahir kecil atau memiliki kesulitan dalam menyusu, putiing susu ibu datar (flat nipple) atau ibu mempunyai bayi kembar. Adapun cara menyusui bayi dengan posisi football atau mengepit adalah: Telapak tangan menyangga kepala bayi sementara tubuhnya di selipkan di bawah tangan ibu seperti memengang bola atau tas tangan, jika menyusui dengan payudara kanan maka memengangnya dengan tangan kanan, demikian pula sebaliknya. Arahkan mulutnya ke puting susu, mula-mula dagunya ( tindakan ini harus dilakukan dengan hati-hati, jika ibu mendorong bayinya dengan keras ke arah

15

payudara, bayi akan menolak menggerakan kepalanya / melawan tangan ibu). Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi dan ia menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika di perlukan.

7) Posisi berbaring miring

Posisi ini baik untuk pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasakan lelah atau nyeri. Ini biasanya dilakukan pada ibu menyusui yang melahirkan melalui operasi caesar. Yang harus diwaspadai dari teknik ini adalah pertahankan jalan nafas bayi agar tidak tertutup oleh payudara ibu. Oleh karena itu harus didampingi oleh orang lain ketika menyusui. Padah posisi ini kesukaran perlekatan yang lazim apabila berbaring adalah bila bayi terlalu tinggi dan kepala bayi harus mengarah ke depan untuk mencapai puting. Menyusui berbaring miring juga berguna pada ibu ingin tidur sehingga dapat menyusui tanpa bangun.

Adapun cara menyusui dengan posisi berbaring miring adalah: Posisi ini dilakukan sambil berbaring di tempat tidur , mintalah bantuan pasangan untuk meletakkan bantal dibawah kepala dan bahu, serta diantara lutut. Hal ini akan membuat punggung dan panggul pada posisi yang lurus, muka ibu dan bayi tidur berhadapan dan bantu menempelkan mulutnya ke puting susu, jika perlu letakakan bantal kecil atau lipatan selimut dibawah kepala bayi agar bayi tidak perlu menegakkan lehernya untuk mencapai puting dan ibu tidak perlu membungkukan badan ke arah bayinya, sehing tidak cepat leleh.

8) Posisi menyusui dengan kondisi khusus

Ada posisi menyusui secara khusus yang berkaitan dengan situasi yang tertentu seperti menyusui pasca operasi caesar, menyusui pada bayi kembar dan menyusui dengan ASI yang berlimpah (penuh).

16

Ada dua cara posisi menyusui pasca operasi caesar, diantaranya adalah Posisi berbaring miring dan Posisi football atau menjepit.

b. Posisi menyusui dengan bayi kembar

Posisi footbal atau menjepit sama dengan ibu yang melahirkan melalui seksio caesaria, posisi football juga tepat untuk bayi kembar, dimana kedua bayi disusui bersamaan kiri dan kanan, dengan cara: Kedua tangan ibu masing-masing memeluk satu kepala bayi, seperti memegang bola, letakkan tepat di bawah payudara ibu, posisi kaki boleh dibiarkan menjuntai keluar, untuk memudahkan, kedua bayi dapat diletakkan pada suatu bidang datar yang memiliki ketinggian kurang lebih sepinggang ibu, dengan demikian, ibu cukup menopang kepala kedua bayi kembarnya saja, cara lain adalah dengan meletakkan bantal diatas pangkuan ibu. c. Posisi menyusui dengan ASI yang berlimpah

Pada ibu-ibu yang memiliki ASI berlimpah dan memancar ( penuh ) dan alirannya deras, terdapat posisi kusus untuk dapat menghindari agar bayi tidak tersendak dengan cara: ibu tidur terlentang lurus, sementara bayi tidur di atas perut ibu dalam posisi berbaring lurus dengan kepala menghadap ke payudara, atau bayi di tengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi. Dengan posisi ini maka bayi tidak akan tersedak.

Ada banyak posisi bagi bayi ibu untuk menyusui. Dalam tiap posisi hal yang penting adalah bayi cukup mengembil cukup payudara ke dalam mulutnya sehingga ia dapat mengisap secara efektif. Segera setelah persalinan, posisi menyusui yang terbaik adalah ditelungkupkan di perut ibu sehingga kulit ibu bersentuhan pada kulit bayi. Kontak kulit dengan kulit dalam jam pertama setelah melahirkan membantu menyusui dan ikatan antara ibu dan bayi dapat terjalin.

17

Semua posisi menyusui tersebut dapat dicoba sehingga dapat menetukan posisi yang paling nyaman sesuai kondisi ibu dan bayi. Namun dianjurkan untuk berganti-ganti posisi secara teratur. Setiap posisi menyusui akan menekan bagian yang berbeda pada payudara (bagian payudara yang lebih mendapatkan peranan adalah yang terdapat antara bibir dan lidah). Tidakan berganti-ganti posisi ini dapat mengosongkan semua senus. Menurut Bobak (2004), mengatakan bahwa posisi menyusui menggendong (Madonna) sangat efektif dilakukan bagi ibu baru. Dan untuk saat ini, posisi menyusui yang paling baik yaitu dengan posisi duduk. Selain posisi menyusui, bra dan pakaian yang dirancang khusus dapat juga meningkatkan kenyamanan ibu saat menyusui.

3. Tanda ibu telah menyusui bayi dengan benar

Berikut ini merupakan tanda-tanda ibu telah menyusui bayi dengan benar. a. Mulut bayi terbuka lebar dan bibir terlipat keluar

b. Dagu dan hidungnya menempel pada payudara

c. Bayi telah memasukkan sebanyak mungkin bagian areola ke dalam mulutnya. d. Bayi menyusui dengan teratur dan mendalam sebentar-sebentar berhenti

sesaat

e. Bayi menelan susu yang diminum secara teratur

f. Puting susu terasa nyaman setelah beberapa kali pemberian susu pertama.

4. Cara lain dalam mamberikan ASI

Berbagai banyak alasan yang dapat dilontarkan ibu atas ketidaksiapannnya dalam memberikan ASI kepada bayinya. Alasan itu bisA bermacam-macam, entah itu bayi tidak dapat menyusu ataupun ibu dalam kondisi sakit beratsehingga ia tidak berani manyusui bayinya. Tapi jangan khawatir, karena masih ada cara memberikan ASI kepada bayi kita yaitu dengan cara memeras ASI.

18

Berikut merupakan penjelasan bagaimana cara memeras ASI (wiji, 2013): a. Cuci tangan sampai bersih

b. Peras sedikit ASI dan oleskan sedikit ASI dan oleskan pada puting dan areola sekitarnya

c. Duduk dengan santai dan letakkan wadah steril bermulut lebar (misal gelas) dibawah payudara

d. Peras ASI yaitu dengan Topang payudara dengan 4 jari, dan letakkan ibu jari diatas areola, pencet areola antara ibu jari dan jari lainnya sambil menekan

Dokumen terkait