• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

a. Perlunya peningkatan kedisiplinan karyawan untuk meletakkan kembali obat-obat ke tempat semula dengan rapi. Hal ini bertujuan agar memudahkan karyawan dalam mencari obat.

b. Perlu disediakan tempat tersendiri saat proses penerimaan barang dari distributor berlangsung, sehingga proses penerimaan barang tidak mengganggu kenyamanan pasien.

c. Pelayanan informasi obat perlu ditingkatkan untuk meminimalkan terjadinya

Anonim. (1978). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28/MENKES/PER/I/1978Tentang Penyimpanan Narkotika. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Anonim.(1980). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1980

Tentang Perubahan dan Tambahan Atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 26 Tahun 1965 Tentang Apotek. Jakarta.

Anonim(1993). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 922/MENKES/PER/X/1993

Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Anonim. (1997). Surat Edaran Direktorat Jenderal POM Nomor 336/E/SE/1997

Tentang Narkotika. Jakarta : Direktorat Jenderal POM.

Anonim. (1997). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997

Tentang Psikotropika. Jakarta.

Anonim. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun

2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.

Anonim. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009

Tentang Narkotika. Jakarta.

Anonim. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009

Tentang Kesehatan. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2002). Keputusan Menteri No.

1332/MENKES/SK/X/2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922/MENKES/PER/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan RI

No.1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Profile Direktorat Jenderal

Lampiran 9. Contoh Surat Pengantar Laporan Penggunaan Narkotik ke Balai

Lampiran 10. Conto

Dinas

toh Surat Pengantar Laporan Penggunaan Nark as Kesehatan

TUGAS KHUSU

JL. BALAI PU

PERIODE

KAJIA

PADA BU

ER

P

SUS PRAKTEK KERJA PROFESI A

DI APOTEK RINI

PUSTAKA TIMUR NO. 11 JAKARTA

DE 16 SEPTEMBER - 25 OKTOBER

AN PERESEPAN OBAT SITAGLIPT

BULAN AGUSTUS 2013 DI APOTEK

RLIMAS LUCKY WIJAYA, S.Farm

1206329581

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014

APOTEKER

TA TIMUR

R 2013

PTIN

K RINI

HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii 1. 2. 3. 4. 5. PENDAHULUAN... 1.1.Latar Belakang... 1.2.Tujuan... TINJAUAN PUSTAKA... 2.1. Diabetes Melitus... 2.2. Sitagliptin...

PROSEDUR TUGAS KHUSUS...

3.1. Waktu dan Tempat...

3.2 Cara Kerja...

HASIL DAN PEMBAHASAN...

4.1. Hasil...

4.2. Pembahasan ...

KESIMPULAN DAN SARAN...

5.1. Kesimpulan... 5.2. Saran... 1 1 2 3 3 5 8 8 8 9 9 10 14 14 15 DAFTAR ACUAN... 16

Lampiran 1. Jumlah peresepan obat sitagliptin pada Bulan Agustus 2013 di Apotek Rini... 17

Lampiran 2. Persentase jenis-jenis masalah terkait obat dalam peresepan obat sitagliptin pada bulan Agustus 2013 di Apotek Rini... 18

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan studi epidemiologi terbaru, Indonesia telah memasuki epidemi diabetes melitus tipe-2. Perubahan gaya hidup dan urbanisasi nampaknya merupakan penyebab penting masalah ini, dan terus menerus meningkat pada milenium baru ini. Diperkirakan masih banyak (sekitar 50%) penyandang diabetes yang belum terdiagnosis di Indonesia. Selain itu hanya dua pertiga saja dari yang terdiagnosis yang menjalani pengobatan, baik non farmakologis maupun farmakologis. Dari yang menjalani pengobatan tersebut hanya sepertiganya saja yang terkendali dengan baik (Perkeni, 2011).

Selain pentingnya upaya untuk mengendalikan hiperglikemia dan gejala-gejalanya, tantangan utama dalam pengelolaan pasien diabetes melitus adalah memperkecil atau mencegah terjadinya komplikasi, meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup pasien (DiPiro., et al. 2008). Beberapa peran apoteker terkait dengan pengelolaan pasien diabetes melitus di apotek adalah dengan melakukan pelayanan kefarmasian di apotek. Pelayanan tersebut dapat berupa skrining resep, pemberian informasi obat, konseling pada pasien dan lain sebagainya.

Obat antidiabetik oral golongan dipeptidyl peptidase-IV inhibitor (DPP-IV inhibitor) termasuk golongan obat baru bila dibandingkan dengan obat-obatan golongan lain yang umum digunakan dalam pengobatan diabetes melitus. Obat-obatan golongan DPP-IV inhibitor ini bekerja berdasarkan penurunan efek hormon inkretin. Inkretin berperan utama terhadap produksi insulin di pankreas. Hormon ini diuraikan oleh suatu enzim khas, yaitu DPP-IV. Dengan penghambatan enzim ini, penguraian dan inaktivasi inkretin akan menurun, sehingga kadar insulin akan meningkat. (Tan Hoan Tjay, 2007).

Obat-obatan yang termasuk dalam golongan DPP-IV inhibitor adalah sitagliptin dan vildagliptin. Sitagliptin telah mendapat persetujuan FDA dan telah digunakan di Amerika Serikat sejak Oktober 2006 dengan indikasi diabetes melitus tipe-2 sebagai monoterapi atau dalam kombinasi dengan metformin atau

pioglitazin, bila kombinasi kedua obat tersebut tidak memberikan efek yang adekuat (DiPiro, et al., 2008).

Meskipun telah disetujui oleh FDA, beredar secara luas diseluruh dunia, keamanan serta khasiat sitagliptin telah dibuktikan melalui penelitian, masih ada kemungkinan masalah terkait dengan obat. Kurun waktu tujuh tahun penggunaan obat ini sejak diluncurkannya, belum cukup untuk membuktikan keamanan dari penggunaan obat tersebut secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Terutama di Indonesia dimana obat tersebut belum lama beredar (Januvia®

mendapat izin edar di Indonesia pada bulan Juni 2010). Karena hal-hal tersebut, maka dipilihlah obat yang mengandung sitagliptin untuk dikaji penggunaannya dalam resep yang masuk di apotek Rini. Pada laporan ini, dilakukan pengkajian mengenai peresepan obat sitagliptin dengan nama dagang Januvia® yang ada di apotek Rini pada bulan Agustus 2013.

1.2 Tujuan

1.2.1 Mengetahui persentase peresepan obat sitagliptin pada bulan Agustus 2013 di Apotek Rini.

1.2.2 Mengetahui kombinasi obat sitagliptin dengan obat lainnya berdasarkan resep.

Dokumen terkait