• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

1. Melakukan pemeriksaan fungsi jantung pada pasien PGK untuk mencegah komplikasi pada jantung dan ginjal yang dapat memperparah penyakitnya dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

2. Mengadakan penelitian cohort study dengan sampel yang lebih banyak dan populasi yang lebih luas. Cohort study adalah studi observasi terbaik karena menyediakan informasi terbaik mengenai penyebab dari penyakit dan pengukuran yang paling tepat dari risiko menjadi penyakit.

3. Pasien yang menderita PGK yang memiliki risiko tinggi untuk penyakit kardiovaskular diharapkan dapat lebih waspada dan mulai mencegah penyakit kardiovaskular sejak dini.

4. Kepada pihak rumah sakit agar melakukan pencatatan rekam medis pasien dengan lengkap sesuai dengan isian yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Paramita, Yenny Kandarini, G Raka Widiana, W sudhana, Jodhi S Loekman dan K Suwitra. 2011. Prevalensi dan Hubungan Sindrom Metabolik dengan Penyakit Ginjal Kronik pada Populasi Desa Legian, Kuta Bali.

Bacharova, Ljuba, Douglas Schocken, Edward H. Estes dan David Strauss. 2014. The Role of ECG in Diagnosis of Left Ventricular Hypertrophy.

Blood Pressure Lowering Treatment Trialist Collaboration. 2013. Blooad Pressure Lowering and Major Cardiovascular Events in People with and without Chronic Kidney Disease: Meta-Analysis of Randomised Controlled Trials. BMJ. (10.1136/bmj.f5680 diakses 16 September 2015)

Bock, Jeremy S. dan Stephen S. Gottlieb. 2010. Cardiorenal Syndrome New Perspective.

Departemen Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta. Hal 88-90

Diamoned, Joseph A. dan Robert A. Phillips. 2004. Hypertensive Heart Disease. Drazner, Mark H. 2011. The Progressioin of Hypertensive Heart Disease.

(http://circ.aha.journals.org diakses pada 29 September 2015)

Herzog, Charles A., dkk. 2011. Cardiovascular Disease in Chronic Kidney Disease A Clinical Update from Kidney Disease: Improving Global Outcomes (KDIGO).

Hiremath, Pranoti, dkk. 2014. Identifying Early Changes in Myocardial Microstructure in Hypertensive Heart Disease.

Ishizu, Tomoko, dkk. 2013. Left Ventricular Strain and Transmural Distribution of Structural Remodeling in Hypertensive Heart Disease.

KDIGO. 2012. Clinical Practice Guideline for the Evaluation and Management of Chronic Kidney Disease. (Http://www.kidney–international.org diakses 22 September 2015)

KDOQI. 2002. Clinical Practice Guideline for Chronic Kidney Disease: Evaluation, Classification and Stratification.

Keeley, Ellen C., dkk. 2012. Elevated Circulating Fibrocyte Levels in Patients with Hypertensive Heart Disease.

Laouari, Denise, Martin Burtin, Aurelle Phelep, Frank Benaime, Laure-Helene Noel, David C. Lee, Christophe Lgendre, Gerard Friedlander, Marco Pontoglio dan Fabiola Terzi. 2012. A Transcriptional Network Underlies Susceptibility to Kidney Disease Progression.

Lorell, Beverly H. dan Blase A. Carabello. Left Ventricular Hypertrophy Pathogenesis, Detection, and Prognosis.

Nitta, Kosaku. 2015. Vascular Calcification in Patients with End-Stage Renal Disease. (http://dx.doi.org/10.5772/59403 diakses 16 September 2015) Pavlopoulos, Harry dan Petros Nihoyannopoulos. 2008. The Constellation of

Hypertensive Heart Disease.

Perkumpulan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI). 2011. Indonesian Renal Registry. Hal 16-17

Samak, Mark J., dkk. 2003. Kidney Disease as a Risk Factor for Development of Cardiovascular Disease.

Santos, Mario dan Amil M. Shah. 2014. Alterations in Cardiac Structure and Function in Hypertension.

Shah, B. N. dan K. Greaves. 2010. The Cardiorenal Syndrome: A Review.

Suwitra K. Penyakit ginjal kronik. In: Sudoyo AW, SetiyohadiB, Alwi I,K MS, Setiati, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam II ed. Jakarta: Pusat Penerbitan ilmu Penyakit Dalam Diponegoro; 2009. P. 1035-40

Todoran, Thomar M. dan Michael R. Zile. 2013. Neuromodulation Device Therapy for Treatment of Hypertesive Heart Disease.

Vanholder, R., dkk. 2005. Chronic Kidney Disease as Cause of Cardiovascular Morbidity and Mortality

Vidt, Donald G. 2005. Hypertensive Heart Disease. (http://www.Lejacq.com diakses 29 September 2015)

Waty, Merda dan Harris Hasan. 2013. Prevalensi Jantung Hipertensi pada Pasien Gagal Jantung Kongestif di RSUP H. Adam Malik

Widiana, I Gde Raka. 2007. Distribusi Geografis Penyakit Ginjal Kronik di Bali: Komparasi Formula Cockroft-Gault dan Formula Modification of Diet in

Lampiran 1. Data Subjek Penelitian

DATA SUBJEK PENELITIAN

Jenis Kelamin Usia Nilai Ureum Nilai Kreatinin Penyakit Jantung Hiperensi Laju Filtrasi Glomerulus Perempuan 37 18.34 1330.29 PJH 2.75 Perempuan 54 18.53 583 tidak PJH 6.6 Laki-laki 55 21.42 457.56 PJH 12.39 Laki-laki 40 33.12 1460.14 tidak PJH 3.46 Laki-laki 52 8.51 645.71 tidak PJH 8.42 Perempuan 51 5.11 235.85 PJH 18.97 Perempuan 65 59.23 1057.7 PJH 3.2 Laki-laki 66 33.54 272.95 tidak PJH 21.67 Laki-laki 73 25.92 938.1 PJH 5.11 Perempuan 56 40.75 1550.24 PJH 2.12 Laki-laki 51 16.8 228.78 tidak PJH 27.99 Perempuan 41 19.48 1415.98 PJH 2.51 Laki-laki 44 9.33 552.08 tidak PJH 10.44 Laki-laki 54 14.36 1017.6 tidak PJH 4.94 Laki-laki 77 21.06 269.42 tidak PJH 21.32 Laki-laki 42 28.34 1741.04 PJH 2.8 Laki-laki 86 18.61 858.6 tidak PJH 5.47 Laki-laki 43 47.9 998.16 PJH 5.29 Laki-laki 43 117.48 1074.13 tidak PJH 4.86 Laki-laki 73 8.28 176.67 PJH 35.07 Perempuan 54 14.71 988.45 tidak PJH 3.59 Perempuan 59 46.33 1470.74 tidak PJH 2.23 Perempuan 37 32.15 422.23 tidak PJH 10.34 Laki-laki 54 84.57 1384.18 tidak PJH 3.47 Perempuan 49 9.63 298.57 PJH 14.57 Laki-laki 45 4.65 775.56 tidak PJH 7.02 Laki-laki 61 17.04 205.82 PJH 30.5 Perempuan 62 25.34 1080.31 tidak PJH 3.15 Laki-laki 54 29.89 348.92 tidak PJH 17 Laki-laki 52 55.88 1384.18 tidak PJH 3.49 Laki-laki 46 42.22 1266.7 tidak PJH 3.97 Laki-laki 59 26.16 680.16 tidak PJH 7.73 Laki-laki 57 33.02 1079.43 tidak PJH 4.57

Laki-laki 55 13.79 378.38 PJH 15.53 Laki-laki 54 23.66 1050.28 tidak PJH 4.77 Perempuan 50 30.95 1023.4 tidak PJH 3.5 Perempuan 47 24 512.33 PJH 7.88 Perempuan 57 26.89 620.98 tidak PJH 6.07 Laki-laki 54 7.01 287.08 tidak PJH 21.29 Perempuan 38 26.79 838.28 tidak PJH 4.66 Laki-laki 49 20.51 964.6 PJH 5.36 Laki-laki 38 16.04 759.66 PJH 7.44 Laki-laki 78 40.8 757.9 tidak PJH 6.45 Laki-laki 62 25.64 842.7 tidak PJH 5.97 Perempuan 35 49.45 1969.83 PJH 1.77 Laki-laki 36 32.13 1307.28 tidak PJH 4.02 Perempuan 36 12.78 1132.43 tidak PJH 3.33 Laki-laki 41 7.51 366.4 tidak PJH 16.99 Laki-laki 47 15.09 535.3 tidak PJH 10.67 Laki-laki 51 39.1 876.26 PJH 5.94 Perempuan 61 35.4 794.11 PJH 4.51 Perempuan 46 16.06 406.05 tidak PJH 10.35 Perempuan 64 14.81 650.13 tidak PJH 5.62 Laki-laki 55 7.96 831.21 PJH 6.22 Laki-laki 45 15.53 1196.91 PJH 4.25 Perempuan 42 9.26 526.46 PJH 7.81 Laki-laki 47 33 1210.16 tidak PJH 4.16 Laki-laki 55 39.62 1237.55 tidak PJH 3.93 Perempuan 66 18.14 402.78 tidak PJH 9.71 Laki-laki 62 16.65 1470.74 PJH 3.14 Perempuan 85 13.71 551.2 tidak PJH 6.42 Laki-laki 53 22.91 1152.75 tidak PJH 4.3 Laki-laki 72 23.76 353.05 PJH 15.82

Lampiran 2. Keluaran Hasil Analisis Data Menggunakan SPSS

KELUARAN HASIL ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS

Kategori umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 35-45 tahun 17 27.0 27.0 27.0 46-60 tahun 30 47.6 47.6 74.6 61-75 tahun 12 19.0 19.0 93.7 >75 tahun 4 6.3 6.3 100.0 Total 63 100.0 100.0 Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Laki-laki 40 63.5 63.5 63.5 Perempuan 23 36.5 36.5 100.0 Total 63 100.0 100.0 Kategori GFR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid LFG < 15 mL/min/1,73 m2 52 82.5 82.5 82.5 LFG > 15 mL/min/1,73 m2 11 17.5 17.5 100.0 Total 63 100.0 100.0 PJH

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PJH 24 38.1 38.1 38.1

tidak PJH 39 61.9 61.9 100.0

Jenis Kelamin * PJH Crosstabulation

PJH

Total PJH tidak PJH

Jenis Kelamin Laki-laki Count 14 26 40

% within Jenis Kelamin 35.0% 65.0% 100.0%

Perempuan Count 10 13 23

% within Jenis Kelamin 43.5% 56.5% 100.0%

Total Count 24 39 63

% within Jenis Kelamin 38.1% 61.9% 100.0%

Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .445a 1 .505 Continuity Correctionb .158 1 .691 Likelihood Ratio .443 1 .506

Fisher's Exact Test .593 .344

Linear-by-Linear Association .438 1 .508

N of Valid Cases 63

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.76. b. Computed only for a 2x2 table

Jenis Kelamin * Kategori GFR Crosstabulation

Kategori GFR Total LFG < 15 mL/min/1,73 m2 LFG > 15 mL/min/1,73 m2

Jenis Kelamin Laki-laki Count 30 10 40

% within Jenis Kelamin 75.0% 25.0% 100.0%

Perempuan Count 22 1 23

% within Jenis Kelamin 95.7% 4.3% 100.0%

% within Jenis Kelamin 82.5% 17.5% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 4.322a 1 .038 Continuity Correctionb 3.008 1 .083 Likelihood Ratio 5.138 1 .023

Fisher's Exact Test .044 .035

Linear-by-Linear Association 4.253 1 .039

N of Valid Cases 63

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.02. b. Computed only for a 2x2 table

UMUR 2 * PJH Crosstabulation

PJH

Total PJH tidak PJH

UMUR 2 usia <60 tahun Count 17 30 47

% within UMUR 2 36.2% 63.8% 100.0%

Usia >60 tahun Count 7 9 16

% within UMUR 2 43.8% 56.3% 100.0% Total Count 24 39 63 % within UMUR 2 38.1% 61.9% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .291a 1 .590 Continuity Correctionb .058 1 .809 Likelihood Ratio .288 1 .592

Fisher's Exact Test .766 .401

N of Valid Cases 63

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.10. b. Computed only for a 2x2 table

UMUR 2 * Kategori GFR Crosstabulation

Kategori GFR Total LFG < 15 mL/min/1,73 m2 LFG > 15 mL/min/1,73 m2

UMUR 2 usia <60 tahun Count 41 6 47

% within UMUR 2 87.2% 12.8% 100.0%

Usia >60 tahun Count 11 5 16

% within UMUR 2 68.8% 31.3% 100.0% Total Count 52 11 63 % within UMUR 2 82.5% 17.5% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 2.830a 1 .093 Continuity Correctionb 1.693 1 .193 Likelihood Ratio 2.577 1 .108

Fisher's Exact Test .128 .100

Linear-by-Linear Association 2.785 1 .095

N of Valid Cases 63

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.79. b. Computed only for a 2x2 table

PJH * Kategori GFR Crosstabulation Kategori GFR Total LFG < 15 mL/min/1,73 m2 LFG > 15 mL/min/1,73 m2 PJH PJH Count 19 5 24

Expected Count 19.8 4.2 24.0 % within PJH 79.2% 20.8% 100.0% tidak PJH Count 33 6 39 Expected Count 32.2 6.8 39.0 % within PJH 84.6% 15.4% 100.0% Total Count 52 11 63 Expected Count 52.0 11.0 63.0 % within PJH 82.5% 17.5% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .306a 1 .580 Continuity Correctionb .045 1 .832 Likelihood Ratio .301 1 .583

Fisher's Exact Test .735 .410

Linear-by-Linear Association .301 1 .583

N of Valid Cases 63

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.19. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for PJH (PJH /

tidak PJH) .691 .186 2.571

For cohort Kategori GFR =

LFG < 15 mL/min/1,73 m2 .936 .732 1.195 For cohort Kategori GFR =

LFG > 15 mL/min/1,73 m2 1.354 .463 3.957

Hubungan Penyakit Jantung Hipertensi dengan Laju Filtrasi Glomerulus pada

Pasien Penyakit Ginjal Kronik di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Muhammad Bazli Fadjrin1, Taufik Indrajaya2, Swanny3

1. Peserta Program Studi Pendidikan Dokter, FK Unsri

2. Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, RSMH Palembang, Jl.Jendral Sudirman Km. 3,5, Palembang, 30126, Indonesia

3. Staff Pengajar Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya Jl. dr. Mohammad Ali Komplek RSMH Palembang Km. 3,5, Palembang, 30126, Indonesia

E-mail : Kira666l@yahoo.co.id

Abstrak

Penyakit ginjal kronik adalah salah satu masalah kesehatan dunia yang ditandai dengan penurunan tajam fungsi renal menjadi gagal ginjal tahap akhir yang terjadi akibat kerusakan ginjal, hipertensi atau penyakit imun. Penyakit jantung hipertensi dinilai memengaruhi terjadinya penyakit ginjal kronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penyakit jantung hipertensi dan laju filtrasi glomerulus pada pasien penyakit ginjal kronik di RSMH Palembang. Jenis Penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross sectional Populasi penelitian adalah pasien penyakit ginjal kronik yang dirawat di RSMH Palembang pada periode 1 Januari 2013 sampai 1 Desember 2015. Terdapat 63 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder rekam medik yang meliputi umur, jenis kelamin, nilai serum kreatinin dan diagnosis penyakit. Analisis data dilakukan dengan uji

Chi-square. Penyakit ginjal kronik paling banyak (63,5%) terjadi pada laki-laki dan 47,6% pada kelompok usia 46-60

tahun. Tidak terdapat hubungan antara penyakit jantung hipertensi dan laju filtrasi glomerulus (p=0,735). Tidak terdapat hubungan antara penyakit jantung hipertensi dan laju filtrasi glomerulus pada pasien penyakit ginjal kronik.

Kata kunci: penyakit ginjal kronik, penyakit jantung hipertensi, laju filtrasi glomerulus

Abstract

Association Of Hypertensive Heart Disease With Glomerulus Filtration Rate In Chronic Kidney Disease Patient At Rsup Dr Mohammad Hoesin Palembang. Chronic kidney disease is one of the medical world’s problems those

signed by incisive decrease of renal function to be end-stage kidney failure that happened because kidney damage, hypertension and immune disease. Hypertensive heart disease is supposed to affect chronic kidney disease. The purpose of this study was to determined association of hypertensive heart disease with glomerular filtration rate in chronic kidney disease patient at RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. This is an observational analytic study with cross-sectional design. The population of this study is chronic kidney disease patients at RSMH Palembang from 1 January 2013 to 1 December 2015. There were 63 samples which fulfilled inclusion criteria. Data collected was from secondary data of medical record including age, gender, creatinin serum value and diagnosis. Data were analyzed using Chi-square test. Chronic kidney disease most commonly (63,5%) affect man and 47,6% in age group of 46-60 years old. There was no association between hypertensive heaert disease and glomerulus filtration rate (p=0,735). There was no association between hypertensive heart disease and glomerulus filtration rate in chronic kidney disease patients.

1. Pendahuluan

Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah salah satu masalah kesehatan dunia yang ditandai dengan penurunan tajam fungsi renal menjadi gagal ginjal tahap akhir yang terjadi akibat kerusakan ginjal, hipertensi atau penyakit imun. Lebih dari tujuh juta orang menderita PGK dan 300.000 orang menjalani terapi pengganti ginjal. Angka ini diperkirakan meningkat 6-8% setiap tahunnya1.

Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal2.

Prevalensi penyakit ginjal kronik pada orang dewasa di Amerika Serikat mencapai 11% (19,2 juta), 3,3% (5,9 juta) pada stadium 1, 3% (5,3 juta) pada stadium 2, 4,3% (7,6 juta) pada stadium 3, 0,2% (400.000) pada stadium 4 dan 0,2% (300.000) pada stadium 5 (Aarora, 2013). Prevalensi penyakit ginjal kronik di Indonesia berdasarkan wawancara yang didiagnosis dokter meningkat seiring dengan bertambahnya umur, meningkat tajam pada kelompok umur 35-44 tahun (0,3%), diikuti umur 45-54 tahun (0,4%), umur 55-74 tahun (0,5%) dan tertinggi pada kelompok umur ≥75 tahun (0,6%)3.

Penelitian yang dilakukan oleh Kumar memberikan hasil 69 dari 100 pasien PGK memiliki hipertrofi ventrikel kiri (HVK). Di grup PGK derajat berat terdapat 39 pasien (88,63%) memiliki HVK, PGK derajat sedang terdapat 18 pasien (51,42%) memiliki HVK dan pada PGK derajat ringan terdapat 12 pasien (57,14%) memiliki HVK. Berbagai hasil penelitian yang menunjukan hubungan antara PGK dan penyakit kardiovaskular terutama HVK dikarenakan terdapat tiga faktor utama yaitu hipertensi, anemia dan insufisiensi ginjal.

Penelitian mengenai hubungan penyakit ginjal kronik dengan hipertrofi ventrikel kiri masih kurang dan jarang dilakukan, khususnya di Palembang . oleh sebab itu, penelitian ini dirasakan penting untuk dilakukan agar dapat

diketahui hubungan penyakit jantung hipertensi sebagai faktor risiko penyakit ginjal kronik di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara penyakit jantung hipertensi dengan laju filtrasi glomerulus pada pasien penyakit ginjal kronik di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu penelitian analitik observasional dengan desain penelitian

case-control yang bertujuan untuk melakukan

analisis variabel, pengukuran variabel, serta mencari hubungan antarvariabel untuk menerangkan kejadian atau fenomena tanpa melakukan intervensi terhadap variabel. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan penyakit jantung hipertensi dan laju filtrasi glomerulus pada pasien penyakit ginjal kronik periode Januari 2013 - Desember 2015. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh data rekam medik RSMH. Data sekunder yaitu data rekam medik meliputi usia, jenis kelamin, diagnosis penyakit, dan kadar kreatinin serum. Sebagian sampel memiliki data yang tidak lengkap pada rekam medik, sehingga dieksklusikan dari sampel penelitian. Jumlah minimal dari sampel dihitung menggunakan rumus analisis sampel kategorik bivariat yang didapatkan berjumlah 63 sampel. Penelitian ini dilakukan di Departemen Rekam Medik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dimulai bulan Desember 2015. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, nilai laju filtrasi glomerulus dan diagnosis penyakit jantung hipertensi.

3. Hasil

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pengumpulan data sekunder yaitu status rekam medis. Pengambilan data dilakukan di Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang

dilaksanakan pada bulan Desember 2015. Pasien yang mengalami penyakit ginjal kronik periode Januari 2013 - Desember 2015 berjumlah 418 pasien. Jumlah sampel yang didapatkan berjumlah 63 pasien yang sesuai dengan kriteria eksklusi dan inklusi penelitian ini. Tabel 1 menunjukan pasien penyakit ginjal kronik terbanyak berada pada kelompok usia 46-60 tahun yaitu sebanyak 30 kasus (47,6%).

Di Tabel 2, jenis kelamin pasien terbanyak adalah laki-laki dengan 40 kasus (63,5%). Kategori laju filtrasi glomerulus terbanyak pada kategori kurang dari 15 ml/min/1,73m2 dengan kasus 52 (82,5%) yang ditunjukan pada tabel 3. Tabel 4 menunjukan diagnosis penyakit terbanyak adalah penyakit jantung hipertensi dengan 39 kasus (61,9%).

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia (n=63) Usia (tahun) n % 35-45 17 27,0 46-60 30 47,6 61-75 12 19,0 >75 4 6,3

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

(n=63)

Jenis Kelamin n %

Laki-laki 40 63,5

Perempuan 23 36,5

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Kategori Laju Filtrasi Glomerulus

(n=63)

LFG n %

<15 52 82,5

>15 11 17,5

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Diagnosis Penyakit Jantung Hipertensi

(n=63)

PJH n %

Tidak ada PJH 24 38,1

Ada PJH 39 61,9

Tabel 5. Hubungan Penyakit Jantung Hipertensi dan Laju Filtrasi Glomerulus

LFG <15 >15 p n % n % PJH Ya 19 79,2 5 20,8 0,735 Tidak 33 84,6 6 15,4

Selanjutnya dilakukan analisis bivariat untuk mengetahuhi hubungan penyakit jantung hipertensi dan laju filtrasi glomerulus. Data di dalam tabel 5 tidak memenuhi syarat Chi

square karena nilai expected yang kurant dari

5 lebih dari 20% total sel. Sehingga analisis bivariat menggunakan Fisher’s test sebagai uji alternative dari analisis komparatif tabel 2 x 2. Dari hasil analisis statistik menggunakan

program SPSS didapatkan nilai p=0,735 (p >0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan

yang bermakna antara penyakit jantung hipertensi dan laju filtrasi glomerulus.

4. Pembahasan

Jumlah kasus Penyakit Ginjal Kronik (PGK) pada penelitian ini banyak terdapat pada jenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Hal ini karena terdapat beberapa faktor risiko dan etiologi dari PGK yang lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Penyebab utama dari PGK adalah glomerulonefritis, diabetes melitus, obstruksi dan Infeksi, hipertensi dan sebab lainnya. Hipertensi dan penyakit pembuluh darah merupakan salah satu penyakit yang lebih sering diderita oleh pasien PGK yang berjenis kelamin laki-laki. Perempuan pada usia reproduktif relatif lebih terlindungi dari progresivitas penyakit ginjal sehingga terdapat perbedaan frekuensi terjadinya PGK berdasarkan jenis kelamin.

Pada penelitian ini didapatkan jumlah tertinggi pasien PGK di usia 46-60 tahun sebanyak 47,6% dari total subjek penelitian.

Terdapat hubungan patologi antara penuaan dan PGK yang ditandai dengan sklerosis glomerular, atrofi tubular dan sklerosis vascular. Hubungan ini tidak jelas tapi terdapat hipotesis kejadian ini memiliki hubungan dengan penyakit vascular atau usia lanjut4. Hal ini menjelaskan peningkatan dari jumlah pasien PGK di kategori usia 35-45 tahun dan 46-60 tahun. Penurunan yang terjadi pada kategori usia di atas 60 tahun dapat diakibatkan oleh peningkatan morbiditas dan mortalitas juga tingkat keparahan dari PGK serta komplikasi yang menyertai sejalan dengan peningkatan usia lanjut,

Pada penelitian ini laju filtrasi glomerulus (LFG) yang kurang dari 15 ml/min/1,73m2 lebih banyak dibandingkan dengan nilai LFG yang lebih dari ml/min/1,73m2. Hal ini dikarenakan pasien PGK di RSUP Mohammad Hoesin Palembang merupakan pasien PGK stadium akhir yang memiliki criteria LFG kurang dari 15 ml/min/1,73m2. Nilai LFG juga berhubungan dengan usia dan jenis kelamin pasien. Nilai normal dari LFG menurun sebanding dengan peningkatan usia pasien. Pasien perempuan memilikir rerata nilai LFG lebih rendah dibandingkan dengan rerata nilai LFG pasien laki-laki karena nilai normal LFG pada perempuan lebih rendah daripada nilai normal LFG pada laki-laki. Nilai LFG juga dipengaruhi ras selain usia dan jenis kelamin. Nilai LFG pada ras kulih hitam lebih tinggi daripada ras kulit putih5.

Penyakit jantung hipertensi (PJH) adalah abnormalitas pada jantung akibat hipertensi yang terdiri dari hipertrofi ventrikel kiri, disfungsi sistolik dan diastolik6. PJH memiliki hubungan dengan progresivitas PGK, sebaliknya PGK juga mempengaruhi derajat keparahan dari PJH. Fenomena ini disebut sebagai sindrom kardiorenal.

Pada penelitian ini didapatkan jumlah pasien PGK yang menderita PJH tidak berbeda jauh dengan jumlah pasien PGK yang tidak menderita PJH. Suwitra dalam buku Ilmu Penyakit Dalam (2009), penyebab PGK adalah glomerulonefritis (46%), diabetes mellitus

(18,65%), hipertensi (8,46%), obstruksi dan infeksi (12,85%), dan sebab lain (13,65%). Hal ini disebabkan penyakit yang paling sering menyebabkan PGK adalah glomerulonefritis dan diabetes mellitus tipe 2 sedangkan gangguan kardiovaskular tidak sering walaupun gangguan sistem kardiovaskular mempengaruhi fungsi ginjal.

Hasil analisis pada penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penyakit jantung hipertensi dan laju filtrasi glomerulus pada pasien penyakit ginjal kronik dengan nilai p=0,735. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kumar (2014). Penelitian yang dilakukan Kumar adalah studi cross-sectional yang melibatkan 100 pasien penderita penyakit ginjal kronik dengan hasil 39 (88,63%) dari 44 pasien PGK kategori berat, 18 (51,42%) dari 35 pasien PGK kategori sedang dan 12 (57,14%) dari 21 pasien PGK kategori ringan memiliki hipertrofi ventrikel kiri (HVK) yang dilihat dari bukti echocardiogram. Hasil analisis hubungan kreatinin dengan HVK pada penelitian Kumar terdapat hubungan yang signifikan (p<0,001). Pada pasien PGK terdapat beberapa faktor risiko terjadinya PJH yaitu anemia, hipertensi, ekspansi cairan ekstraselular, fistula arterio-venous dan gangguan homeostatis kalsium fosfat. Pasien yang mengalami pembesaran signifikan massa ventrikel kiri dan sedang menjalani dialisis memiliki risiko motralitas lebih dari 85% dalam waktu 3 tahun. Kumar (2014) juga menuliskan terdapat hubungan tingkat kejadian hipertrofi ventrikel kiri (HVK) dan derajat keparahan dari PGK.

5. Kesimpulan

Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penyakit jantung hipertensi dan laju filtrasi glomerulus pada pasien penyakit ginjal kronik di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

Daftar Acuan

1. Laouari, Denise, Martin Burtin, Aurelle Phelep, Frank Benaime, Laure-Helene Noel, David C. Lee, Christophe Lgendre, Gerard Friedlander, Marco Pontoglio dan Fabiola Terzi. 2012. A Transcriptional Network Underlies Susceptibility to Kidney Disease Progression.

2. Suwitra K. Penyakit ginjal kronik. In: Sudoyo AW, SetiyohadiB, Alwi I,K MS, Setiati, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam II ed. Jakarta: Pusat Penerbitan ilmu Penyakit Dalam Diponegoro; 2009. P. 1035-40

3. Departemen Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta. Hal 88-90

4. KDIGO. 2012. Clinical Practice Guideline for the Evaluation and Management of Chronic Kidney Disease. (Http://www.kidney– international.org diakses 22 September 2015) 5. KDOQI. 2002. Clinical Practice Guideline for

Dokumen terkait