• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 Saran

Dari semua proses yang telah dijalani oleh peneliti dalam terselesaikannya penelitian ini maka berikut adalah saran dari peneliti

1. Bagi tempat dilaksanakannya penelitian agar lebih meningkatkan kelengkapan data pasien pada rekam medik sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat.

2. Pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler perlu diberi edukasi agar lebih memahami pentingnya mematuhi dan melakukan anjuran medis yang diberikan tenaga medis. Demikian halnya dengan keluarga pasien perlu turut serta mendampingi pasien selama edukasi. Karena peran keluarga pun sangat memengaruhi tingkat kepatuhan pasien dalam membatasi asupan cairan sehingga IDWG tetap normal. Peran tenaga medis sangat

penting dalam menentukan kepatuhan pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler untuk menjaga IDWG normal. Tenaga medis hendaknya melatih cara berkomunikasi mereka kepada pasien dengan memfokuskan proses komunikasi pada kebutuhan dan kondisi pasien (patient-centered) dan berbicara dalam bahasa yang mudah dipahami oleh pasien (Sarafino&Smith, 2011 dalam Marantika, 2014). Kepuasan pasien terhadap proses komunikasi yang terjadi dengan tenaga medis juga memiliki pengaruh terhadap kepatuhan pasien (Kim, Evangelista, Phillips, et.al., 2010 dalam Marantika, 2014).

3. Penyedia layanan rumah sakit perlu memperhatikan ketersediaan sarana dan prasarana yang juga ikut memengaruhi tingkat kepatuhan pasien. 4. Pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisis hendaknya selalu patuh

menjalani dan mengikuti prosedur yang diberikan pelayan kesehatan agar tercapainya keberhasilan terapi dan memberikan efek yang baik.

5. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini lebih lanjut dengan metode dan uji yang lebih kompleks sehingga dapat menjadi sumber pengetahuan yang lebih akurat

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi operasional Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur

Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Tingkat kepatuhan pasien hemodialisis Tingkatan perilaku seseorang (pasien hemodialisis) yang mendapat pengobatan, mengikuti diet (menjaga IDWG normal) sesuai rekomendasi pemberi pelayanan kesehatan (WHO, 2003). Rekam Medis Pengumpulan data berdasarkan berat badan yang diambil dari data rekam medis dan dilakukan pengukuran IDWG 1. Patuh (IDWG < 3,9%) 2. Tidak Patuh (IDWG > 3,9%) (Pubmed, 2005) Nominal 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5. Status Perkawinan 6. Lama Hemodialisis Tingkat kepatuhan pasien

hemodialisis dalam menjaga IDWG normal

IDWG Selisih jumlah berat badan setelah dialisis yang lalu hingga sebelum dialisis berikutnya Rekam Medis Pengumpulan data berat badan berdasarkan data rekam medis

Berat badan (kg) Rasio

Usia Tahun kelahiran Rekam

medis Pengumpulan data berdasarkan data pada rekam medis

Angka (tahun) Rasio

Jenis Kelamin Identitas seksual sejak lahir Rekam medis Pengumpulan data berdasarkan data pada rekam medis 1. Perempuan 2. Laki-laki Nominal Tingkat Pendidikan Jenjang sekolah formal terakhir yang telah diselesaikan Rekam medis Pengumpulan data berdasarkan data pada rekam medis 1. Tidak tamat SD 2. SD 3. SLTP 4. SLTA 5. Perguruan Tinggi Ordinal

Pekerjaan Sumber pokok

pencarian Rekam medis Pengumpulan data berdasarkan data pada rekam medis 1. Tidak bekerja 2. Petani 3. Wiraswasta 4. Pegawai Swasta 5. PNS/ TNI/ POLRI Nominal

6. Pensiunan PNS/ TNI/ POLRI 7. Ibu rumah tangga 8. Pekerja lepas Status Pernikahan Ikatan pernikahan yang sah secara hukum dan agama

Rekam medis Pengumpulan data berdasarkan data pada rekam medis 1. Belum menikah 2. Menikah 3. Janda 4. Duda Nominal Lama hemodialisis Lama menjalani hemodialisis sejak pertama kali melakukan hemodialisis Rekam medis Pengumpulan data berdasarkan data pada rekam medis 1. < 1 tahun 2. > 1 tahun Interval

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross- sectional, dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis reguler dalam menjaga IDWG normal dengan cara pengumpulan data yang diambil dari rekam medis.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan September-Oktober 2014. Penelitian ini akan dilakukan pada RSUP Haji Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis pada RSUP Haji Adam Malik, Medan, Sumatera Utara selama 3 minggu pada bulan Juli tahun 2014.

4.3.2 Sampel

Kriteria Inklusi

Pasien yang terdiagnosis penyakit ginjal kronik yang sedang menjalani hemodialisis reguler di RSUP Haji Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.

Kriteria Eksklusi

1. Pasien menderita penyakit lain yang dapat mengganggu interpretasi ataupun tidak mampu diukur berat badannya

2. Pasien rawat inap 3. Pasien pindah 4. Pasien meninggal

4.3.3 Subjek yang Diteliti

Semua populasi terjangkau yang masuk kriteria inklusi.

4.3.4 Besar Sampel

Jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan metode total sampling, dimana seluruh penderita gagal ginjal kronik yang sedang menjalani hemodialisis reguler di RSUP H. Adam Malik

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan observasi langsung saat pasien hemodialisis dan wawancara dengan pasien GGK yang menjalani hemodialisis di RSUP Haji Adam Malik, Medan. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah catatan medik dan wawancara dengan pasien GGK yang menjalani hemodialisis.

4.5 Pengolahan dan Analisis Data

Data telah diolah secara manual dan dilanjutkan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 20,0 dan dianalisis secara statistik deskriptif.

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan dari buku catatan rekam medis di RSUP H. Adam Malik Medan periode September-Oktober 2014 diperoleh data seluruh pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dalam menjaga IDWG normal di instalasi rawat jalan RSUP H. Adam Malik Medan sebanyak 106 pasien. Data yang didapatkan dari rekam medis pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 62 orang sedangkan 44 orang tidak memenuhi syarat sebagai subjek (eksklusi), sehingga total subjek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 62 orang yang terdiri pasien laki-laki sebanyak 37 orang dan pasien perempuan sebanyak 25 orang. Didapati bahwa pasien laki-laki lebih banyak daripada pasien perempuan. Karakteristik pasien dalam penelitian ini didominasi oleh kelompok umur 41-60 tahun yaitu sebanyak 38 orang (n=62), dengan pendidikan terakhir SLTA yaitu sebanyak 40 orang (n=62), yang memiliki mata pencaharian sebagai wiraswasta sebanyak 24 orang (n=62), sudah menikah yaitu sebanyak 51 orang (n=62), dan yang baru menjalani hemodialisis selama < 1 tahun yaitu sebanyak 45 orang (n=62). Pasien yang patuh menjaga IDWG normal sebanyak 36 orang dan pasien yang tidak patuh menjaga IDWG normal sebanyak 26 orang.

Tabel 5.1 Tingkat kepatuhan pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dalam menjaga IDWG normal berdasarkan usia

Usia (Tahun) Patuh % Tidak Patuh %

< 20 0 0 1 3,8

20-40 11 30,6 4 15,4

41-60 20 55,6 19 73,1

> 60 5 13,9 2 7,7

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan patuh menjaga IDWG normal lebih banyak daripada yang tidak patuh. Dari tabel di atas pasien yang patuh menjaga IDWG normal terbanyak pada kelompok usia 41-60 tahun yaitu sebanyak 20 orang (55,6%). Sedangkan pasien yang tidak patuh menjaga IDWG normal terbanyak pada kelompok usia 41-60 yaitu sebanyak 19 orang (73,1%).

Tabel 5.2 Tingkat kepatuhan pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dalam menjaga IDWG normal berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Patuh % Tidak Patuh %

Perempuan 17 47,2 8 30,8

Laki-laki 19 52,8 18 69,2

Total 36 100 26 100

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan patuh menjaga IDWG normal terbanyak adalah yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 19 orang (52,8%). Pasien tidak patuh menjaga IDWG normal terbanyak juga adalah yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 18 orang (69,2%).

Tabel 5.3 Tingkat kepatuhan pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dalam menjaga IDWG normal berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan Patuh % Tidak Patuh %

Tidak tamat 0 0 1 3,8 SD 2 5,6 1 3,8 SLTP 3 8,3 3 11,5 SLTA 25 69,4 15 57,7 PT 6 16,7 6 23,1 Total 36 100 26 100

Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan patuh menjaga IDWG normal terbanyak pada kelompok orang dengan pendidikan terakhir SLTA yaitu sebanyak 25 orang (69,4%). Pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan tidak patuh menjaga IDWG normal pun terbanyak pada kelompok orang dengan pendidikan terakhir SLTA yaitu sebanyak 15 orang (57,7%).

Tabel 5.4 Tingkat kepatuhan pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dalam menjaga IDWG normal berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Patuh % Tidak Patuh %

Petani 2 5,6 1 3,8 IRT 8 22,2 4 15,4 Wiraswasta 15 41,7 9 34,6 PNS 4 11,1 4 15,4 Pegawai Swasta 1 2,8 3 11,5 Pelajar 1 2,8 3 11,5 Pensiunan 4 11,1 2 7,7 Tidak Bekerja 1 2,8 0 0 Total 36 100 26 100

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan patuh menjaga IDWG normal terbanyak pada kelompok orang dengan mata pencaharian sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 15 orang (41,7%). Pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan tidak patuh menjaga IDWG normal pun terbanyak pada kelompok orang dengan mata pencaharian sebagai wiraswasta dengan persentase sebesar 9 orang (34,6%).

Tabel 5.5 Tingkat kepatuhan pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dalam menjaga IDWG normal berdasarkan status perkawinan

Status Perkawinan Patuh % Tidak Patuh` %

Menikah 29 80,6 22 84,6

Belum menikah 4 11,1 3 11,5

Janda/ duda 3 8,3 1 3,8

Total 36 100 26 100

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan patuh menjaga IDWG normal terbanyak pada orang yang sudah menikah yaitu sebanyak 29 orang (80,6%). Demikian pula halnya dengan pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan tidak patuh menjaga IDWG normal terbanyak pada kelompok orang yang sudah menikah yaitu sebanyak 22 orang (84,6%).

Tabel 5.6 Tingkat kepatuhan pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dalam menjaga IDWG normal berdasarkan lama hemodialisis

Lama Hemodialisis Patuh % Tidak Patuh %

> 1 tahun 10 27,8 7 26,9

< 1 tahun 26 72,2 19 73,1

Total 36 100 26 100

Berdasarkan Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan patuh menjaga IDWG normal terbanyak pada kelompok orang yang baru menjalani hemodialisis < 1 tahun yaitu sebanyak 26 orang (72,2%). Pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan tidak patuh menjaga IDWG normal terbanyak pada orang yang menjalani hemodialisis reguler < 1 tahun yaitu sebanyak 18 orang (69,2%).

5.2 Pembahasan

Dari 62 penderita GGK yang menjalani HD reguler di RSUP H. Adam Malik Medan didapatkan 58,1% pasien yang patuh dan 41,9% pasien yang tidak patuh dalam menjaga IDWG normal, angka ini lebih rendah dari penelitian Kamaluddin dan Rahayu yang mengatakan 67,3% penderita tidak patuh menjaga IDWG normal dengan tidak patuh mengurangi asupan cairan. Didapati bahwa pasien patuh lebih banyak daripada pasien yang tidak patuh. Hal ini justru sejalan dengan penelitian Akhmad Sapri (2008), yang mendapati bahwa dari 52 responden yang menjalani hemodialisis sebagian besar responden patuh dalam membatasi asupan cairan yaitu sebesar (67,3%) dan sesuai pula dengan penelitian I Gusti Agung Tresna Wicaksana yang mendapati bahwa sebanyak 58% responden patuh.

Kepatuhan adalah tingkat perilaku penderita dalam mengambil suatu tindakan untuk pengobatan seperti diet, kebiasaan hidup sehat, dan kepatuhan berobat (Sackett, dkk, 1979 dalam Bittikaka, 2011). Dalam penelitian ini peneliti ingin meilihat tingkat kepatuhan berdasarkan cara pasien membatasi jumlah asupan cairannya (diet) sehingga tidak berlebihan yang dihitung berdasarkan IDWG (Interdyalitic Weight Gain). Asupan yang bebas dapat menyebabkan beban sirkulasi menjadi berlebihan, dan edema, sedangkan asupan yang terlalu rendah mengakibatkan dehidrasi, hipotensi, dan gangguan fungsi ginjal (Suharyanto, 2009 dalam Hidayati, 2012). Kepatuhan pada pasien-pasien gagal ginjal kronik sangat penting untuk diperhatikan karena ketidakpatuhan pasien justru dapat memperberat penyakit pasien dan beban ginjal yang sudah hilang kemampuannya untuk berfungsi secara normal serta dapat berujung dengan kematian.

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan patuh menjaga IDWG normal terbanyak pada kelompok usia 41-60 tahun yaitu sebanyak (55,6%). Sedangkan pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan tidak patuh menjaga IDWG normal terbanyak pada kelompok usia 41-60 yaitu sebanyak (73,1%). Hal ini sejalan dengan penelitian Baraz, Parvardeh, Mohammadi, & Braumand (2009) dalam Hidayati (2012) yang menunjukkan bahwa responden gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisis dilihat dari kepatuhan dalam asupan cairan adalah berkisar 40-50 tahun. Usia berkaitan erat dengan tingkat kedewasaan atau maturitas, semakin meningkat usia seseorang maka akan semakin meningkat pula tingkat kedewasaan atau kematangannya baik secara teknis, psikologis, maupun spiritual, serta akan semakin meningkatkan pula kemampuan dalam mengambil keputusan, berpikir rasional, mengendalikan emosi, toleran dan semakin terbuka terhadap pandangan orang lain termasuk keputusannya untuk mengikuti program-program terapi yang berdampak pada kesehatannya (Siagian, 2001 dalam Syamsiah, 2011). Pada penelitian ini ditemukan bahwa pasien yang tidak patuh cenderung pada kelompok dewasa madya (sekitar 41-60 tahun) dibanding kelompok usia lainnya. Hal ini sejalan dengan penelitian Marantika (2014) yang mendapati bahwa lebih banyak subjek dewasa madya yang tidak mematuhi anjuran medisnya dibanding subjek dewasa awal maupun lansia.

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan patuh menjaga IDWG normal terbanyak adalah yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak (52,8%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Syamsiah (2011) yang mana meneliti hubungan jenis kelamin dengan tingkat kepatuhan dan didapati pria yang patuh sebanyak (62,4%) dan wanita yang patuh sebanyak (54,2%). Pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan tidak patuh menjaga IDWG normal terbanyak adalah yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak (69,2%). Pasien ESRD pada penelitian ini memang didominasi oleh kaum laki-laki. Pada penelitian di Amerika pun menyatakan bahwa angka kejadian ESRD pada kaum laki-laki lebih tinggi dibandingkan pada wanita (Schoolwerth, et al., 2006 dalam Hidayati, 2012). Begitu pula di Jepang angka kejadian ESRD pada kelompok laki-laki lebih besar dibandingkan pada kelompok wanita (Wakai, et al., 2004 dalam Hidayati, 2012).

Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan patuh menjaga IDWG normal terbanyak pada kelompok orang dengan pendidikan terakhir SLTA yaitu sebanyak (69,4%). Pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan tidak patuh menjaga IDWG normal pun

terbanyak pada kelompok orang dengan pendidikan terakhir SLTA yaitu sebanyak (57,7%). Hal ini sejalan dengan penelitian Husna (2014) yang menilai tingkat kepatuhan pasien hemodialisis terhadap diet yang mana pendidikan SLTA terbanyak sebanyak (55,2%) dan sejalan pula dengan penelitian di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta yang mendapati bahwan pendidikan SLTA yang mendominasi yaitu sebanyak (77,1%).

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok, atau masyarakat (Notoadmodjo, 2003).

Pendidikan akan memengaruhi tingkat kepatuhan pasien dalam menjaga IDWG tetap normal. Pada pasien dengan pendidikan lebih tinggi pengetahuannya pun lebih luas sehingga memungkinkan pasien tersebut dapat mengontrol dirinya dalam mengatasi masalah yang dihadapi, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, berpengalaman, dan mempunyai perkiraan yang tepat bagaimana mengatasi kejadian serta mudah mengerti tentang apa yang dianjurkan petugas kesehatan, akan dapat mengurangi kecemasan sehingga dapat membantu individu tersebut dalam membuat keputusan (Kamaluddin dan Rahayu, 2009). Hal ini diperkuat oleh penelitian Sari (2009) dalam Husna (2014) tentang faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan asupan cairan pasien hemodialisis didapatkan bahwa pasien yang berpendidikan terakhir SLTA mempunyai peluang 3 kali lebih patuh daripada pasien dengan pendidikan terakhir SD. Sarafino & Smith (2011) dalam Marantika (2014) menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang semakin tinggi akan membuat pasien semakin mudah memahami dan mengingat anjuran medis sehingga berdampak pada kepatuhan pasien.

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan patuh menjaga IDWG normal terbanyak pada kelompok orang dengan mata pencaharian sebagai wiraswasta yaitu sebanyak (41,7%). Pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan tidak patuh menjaga IDWG normal pun terbanyak pada kelompok orang dengan mata pencaharian sebagai wiraswasta dengan persentase sebesar (34,6%). Hasil ini dapat disebabkan karena

pada penelitian ini dijumpai karakteristik pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler di RSUP H. Adam Malik Medan didominasi oleh orang- orang dengan mata pencaharian sebagai wiraswasta..

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan patuh menjaga IDWG normal terbanyak pada orang yang sudah menikah yaitu sebesar (80,6%). Demikian pula halnya dengan pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan tidak patuh menjaga IDWG normal terbanyak pada kelompok orang yang sudah menikah yaitu sebesar (84,6%). Hasil ini dapat disebabkan karena pada penelitian ini dijumpai karakteristik pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler di RSUP H. Adam Malik Medan didominasi oleh orang-orang yang sudah menikah.

Berdasarkan Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan patuh menjaga IDWG normal terbanyak pada kelompok orang yang baru menjalani hemodialisis < 1 tahun yaitu sebesar (72,2%). Hal ini sejalan dengan penelitian di RSUD Dr. M. M. Dunda Limboto pada tahun 2012 yang menyatakan bahwa sebanyak (71,4%) pasien hemodialisis yang patuh adalah pada golongan yang telah menjalani hemodialisis < 1 tahun. Pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan tidak patuh menjaga IDWG normal terbanyak pada orang yang menjalani hemodialisis reguler < 1 tahun yaitu sebesar (69,2%).

Menurut penelitian Haynes (1976) dalam Sari (2009) menyatakan bahwa pengobatan jangka panjang yang memaksa untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan seperti mengurangi kalori makanan atau komponen tertentu dalam diet sehari-hari yang memberikan kesan atau sikap negatif bagi penderita untuk dilakukan sehingga cenderung untuk tidak patuh. Hal ini bertentangan dengan apa yang didapatkan dalam penelitian ini yang justru pasien tidak patuh merupakan pasien- pasien yang menjalani hemodialisis < 1 tahun.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah pasien GGK yang patuh menjalani hemodialisis reguler dalam menjaga IDWG normal lebih banyak daripada jumlah pasien yang tidak patuh.

Pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler dan patuh menjaga IDWG normal didominasi pada kelompok usia 41-60 tahun (dewasa madya) yaitu sebanyak 20 orang (n=36 atau 55,6%), mayoritas berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 19 orang (n=36 atau 52,8%), memilliki pendidikan terakhir SLTA yaitu sebanyak 25 orang (n=36 atau 69,4%), pada umumnya memiliki mata pencaharian wiraswasta yaitu sebanyak 15 orang (n=36 atau 41,7%), mayoritas adalah mereka yang sudah menikah yaitu sebanyak 29 orang (n=36 atau 80,6%), serta yang baru menjalani hemodialisis selama < 1 tahun yaitu sebanyak 26 orang (n=36 atau 72,2%).

6.2 Saran

Dari semua proses yang telah dijalani oleh peneliti dalam terselesaikannya penelitian ini maka berikut adalah saran dari peneliti

1. Bagi tempat dilaksanakannya penelitian agar lebih meningkatkan kelengkapan data pasien pada rekam medik sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat.

2. Pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler perlu diberi edukasi agar lebih memahami pentingnya mematuhi dan melakukan anjuran medis yang diberikan tenaga medis. Demikian halnya dengan keluarga pasien perlu turut serta mendampingi pasien selama edukasi. Karena peran keluarga pun sangat memengaruhi tingkat kepatuhan pasien dalam membatasi asupan cairan sehingga IDWG tetap normal. Peran tenaga medis sangat

penting dalam menentukan kepatuhan pasien GGK yang menjalani hemodialisis reguler untuk menjaga IDWG normal. Tenaga medis hendaknya melatih cara berkomunikasi mereka kepada pasien dengan memfokuskan proses komunikasi pada kebutuhan dan kondisi pasien (patient-centered) dan berbicara dalam bahasa yang mudah dipahami oleh pasien (Sarafino&Smith, 2011 dalam Marantika, 2014). Kepuasan pasien terhadap proses komunikasi yang terjadi dengan tenaga medis juga memiliki pengaruh terhadap kepatuhan pasien (Kim, Evangelista, Phillips, et.al., 2010 dalam Marantika, 2014).

3. Penyedia layanan rumah sakit perlu memperhatikan ketersediaan sarana dan prasarana yang juga ikut memengaruhi tingkat kepatuhan pasien. 4. Pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisis hendaknya selalu patuh

menjalani dan mengikuti prosedur yang diberikan pelayan kesehatan agar tercapainya keberhasilan terapi dan memberikan efek yang baik.

5. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini lebih lanjut dengan metode dan uji yang lebih kompleks sehingga dapat menjadi sumber pengetahuan yang lebih akurat

DAFTAR PUSTAKA

Bittikaka, T. 2011. Hubungan Karakteristik Keluarga, Balita, dan Kepatuhan Dalam Berkunjung ke Posyandu dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Kota Baru Abepura Jayapura

Oktober 2014]

Bumb, S. 2013. Renal Disease and Dialysis.

Canadian Society of Nephrology, 2013.

[Diakses pada: 23 April 2014].

Dairot, G. 2003. Rasio Reduksi Ureum Dializer 0,90; 2,10 dan 2 Dializer Seri 0,90 dengan 1,20.

dairot%20gatot.pdf

Hardianti, 2014. Gambaran Psikologis Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan Tindakan Hemodialisa di RSUD. Dr. M. M. Dunda Limboto Kab. Gorontalo

[Diakses pada: 23 April 2014]

Fauci, A. S., Braundwald, E., Kasper D. L. 2002. Harrison’s Principles of Internal Medicine, 15th edn. United States: The McGraw-Hill Companies, Inc, 660-665.

Griffith, C. 2007. First Exposure to Internal Medicine: Hospital Medicine. United States: The McGraw-Hill Companies, Inc, 255-262.

Hermawan, G. 2006. Bed Side Teaching Ilmu Penyakit Dalam. Surakarta: Sebelas

Maret University Press, 75-78.

Hidayati, S. 2012. Efektifitas Konseling Analisis Transaksional Tentang Diet Cairan Terhadap Penurunan IDWG Pasien GGK yang Menjalani Hemodialisis di Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Tegal. [Diakses pada: 2 November 2014].

Husna, A. 2014. Perbedaan Tingkat Kepatuhan Pasien Hemodialisa

Kota Medan. Dapat diakses pada:

April 2014].

Indonesian Renal Registr

inasn.org/Laporan/5th%20Annual%20Report%20Of%20IRR%202012.pdf

Kammerer, J. 2007. Adherence in Patients On Dialysis: Strategies for Success. [Diakses pada: 20 April 2014].

Kamaluddin, R., & Rahayu, E. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Asupan Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisis di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarto Purwokerto.

Kandarini, 2013. Peranan Ultrafiltrasi terhadap Hipertensi Interdialitik dan Hubungannya dengan Perubaha

&ie=UTF-8&lr&cites=758903796290452958

n Kadar: Endothelin-1, Asymmetric Dimethylarginin, dan Nitric Oxide

Levey, A, 2011. Chronic Kidney Disease [Diakses pada: 23 April 2014].

Marantika, NPD. 2014. Gambaran Kepatuhan Terhadap Anjuran Medis Pada Pasien Gagal Ginjal Terminal yang Menjalani Hemodialisis di Kota Medan pada: 2 November 2014].

Mukerji, N. 2011. Dialysis Basics April 2014].

National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse (NKUDIC) kidney.niddk.nih.gov 2011

National Kidney Foundation, 2001. Guidelines For Hemodialysis Adequacy. Dapat diakses pada:

NHS Choices. 2011. Dialysis-How It Is Performed.

Niaudet P. Steroid-Sensitive Idiopathic Nephritic Syndrome. Dalam: Avner ED,

Dokumen terkait